• Tidak ada hasil yang ditemukan

makalah potionesss

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "makalah potionesss"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH FARMASETIKA

MAKALAH FARMASETIKA

POTIONES

POTIONES

Kelompok 5: Kelompok 5: Aisyah

Aisyah Nur Nur Saadah Saadah (1306480585)(1306480585) Agatha

Agatha Cornelia Cornelia (1306480433)(1306480433) Jeanetha

Jeanetha Iness Iness M. M. (1306480553)(1306480553) Mia

Mia Narulita Narulita Putri Putri (1306480572)(1306480572) M.

M. Fridho Fridho Damora Damora Harahap Harahap (1306480591)(1306480591) Rezwendy (1306480566) Rezwendy (1306480566) Ruth

Ruth Juliany Juliany (1306480616)(1306480616)

FAKULTAS FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK DEPOK DESEMBER 2013 DESEMBER 2013

(2)

Kata Pengantar

Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat dan Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat dan anugerahNya kami dapat menyelesaikan makalah mengenai sediaan liquid berupa anugerahNya kami dapat menyelesaikan makalah mengenai sediaan liquid berupa  potio

 potio ini ini sebatas sebatas pengetahuan pengetahuan dan dan kemampuan kemampuan yang yang kami kami miliki. miliki. Kami Kami jugajuga  berterima

 berterima kasih kasih kepada kepada Bapak Bapak Dr.Mahdi Dr.Mahdi Jufri, Jufri, M.Si M.Si sebagai sebagai dosen dosen pembimbingpembimbing mata kuliah Farmasetika yang telah memberikan tugas ini kepada kami.

mata kuliah Farmasetika yang telah memberikan tugas ini kepada kami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dan bermanfaat dalam rangka Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dan bermanfaat dalam rangka menambah wawasan mengenai sediaan liquid berupa potio yang meliputi menambah wawasan mengenai sediaan liquid berupa potio yang meliputi  pengertian

 pengertian potio, potio, jenis-jenis jenis-jenis potio, potio, definisi definisi potio potio effervescent effervescent beserta beserta kegunaankegunaan dan komposisinya. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini dan komposisinya. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun.

membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang Sekiranya laporan ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya.

membacanya. Sebelumnya Sebelumnya kami mohon kami mohon maaf apabila maaf apabila terdapat kesalahan terdapat kesalahan kata- kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

demi perbaikan di masa depan.

Depok, Desember 2013 Depok, Desember 2013

Penyusun Penyusun

(3)

Kata Pengantar

Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat dan Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat dan anugerahNya kami dapat menyelesaikan makalah mengenai sediaan liquid berupa anugerahNya kami dapat menyelesaikan makalah mengenai sediaan liquid berupa  potio

 potio ini ini sebatas sebatas pengetahuan pengetahuan dan dan kemampuan kemampuan yang yang kami kami miliki. miliki. Kami Kami jugajuga  berterima

 berterima kasih kasih kepada kepada Bapak Bapak Dr.Mahdi Dr.Mahdi Jufri, Jufri, M.Si M.Si sebagai sebagai dosen dosen pembimbingpembimbing mata kuliah Farmasetika yang telah memberikan tugas ini kepada kami.

mata kuliah Farmasetika yang telah memberikan tugas ini kepada kami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dan bermanfaat dalam rangka Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dan bermanfaat dalam rangka menambah wawasan mengenai sediaan liquid berupa potio yang meliputi menambah wawasan mengenai sediaan liquid berupa potio yang meliputi  pengertian

 pengertian potio, potio, jenis-jenis jenis-jenis potio, potio, definisi definisi potio potio effervescent effervescent beserta beserta kegunaankegunaan dan komposisinya. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini dan komposisinya. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun.

membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang Sekiranya laporan ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya.

membacanya. Sebelumnya Sebelumnya kami mohon kami mohon maaf apabila maaf apabila terdapat kesalahan terdapat kesalahan kata- kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

demi perbaikan di masa depan.

Depok, Desember 2013 Depok, Desember 2013

Penyusun Penyusun

(4)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

Cover

Cover ... i... i Kata

Kata Pengantar Pengantar ... 2... 2 Pendahuluan

Pendahuluan ... ... 44 Latar

Latar Belakang Belakang ... 4... 4 Rumusan

Rumusan Masalah ...Masalah ... 5... 5 Tujuan

Tujuan ... ... 55 Manfaat

Manfaat ... ... 55 Pengertian

Pengertian Potio Potio ... 5... 5 Komponen Pembentuk

Komponen Pembentuk Potio Potio ... 6... 6 Syarat

Syarat Potio Potio ... 12... 12 Perbedaan Potio dengan

Perbedaan Potio dengan Larutan, Emulsi, Larutan, Emulsi, dan Suspensi ...dan Suspensi ... 12.... 12 Contoh Formulasi dan Pengerjaan Resep Pot

Contoh Formulasi dan Pengerjaan Resep Pot io………io………1313 Contoh Potio di Pasaran

Contoh Potio di Pasaran………3333 Penutup

Penutup……….……….3434 Daftar

(5)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam pengertiannya secara umum obat adalah semua bahan tunggal dan campuran yang digunakan oleh semua makhluk untuk bagian dalam maupun luar guna mencegah, meringankan ataupun menyembuhkan penyakit.

Menurut SK Menkes RI No 90/Kab/B.VII/1971, obat adalah bahan atau  panduan bahan-bahan yang dimaksudkan untuk digunakan dalam menetapkan diagnosa, mencegah, mengurangi, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau untuk memperelok badan atau bagian badan manusia.

Sediaan obat dibagi menjadi sediaan solid, semisolid, dan liquid. Bentuk- bentuk sediaan obat dapat berupa tablet, pil, kapsul, sirup, emulsi, serbuk, krim, suspensi, salep, pasta, obat tetes, larutan, dan lain-lain. Berbagai macam  bentuk sediaan obat ini dimaksudkan untuk :

a. Melindungi obat dari kerusakan akibat udara

 b. Melindungi obat dari kerusakan akibat asam lambung (jika oral) c. Memudahkan penggunaan obat untuk tujuan terapi

d. Membuat pelepasan obat yang teliti, tepat, dan aman e. Menghilangkan rasa pahit atau rasa tidak enak pada obat

f. Membuat serbuk yang tidak larut atau tidak stabil dalam larutan menjadi  bentuk suspensi.

Obat mempunyai khasiat yang bermacam-macam, yaitu : obat analgesic-antipiretik, obat antidiare, obat antihipertensi, obat anti cacing, obat antimalaria, obat anti TBC (OAT), obat anti amoeba, obat antianemia, dan masih banyak khasiat lainnya.

(6)

1.2 Rumusan masalah

1. Apa yang dimaksud dengan sediaan potio? 2. Apa saja macam-macam potio?

3. Bagaimana sifat dan kandungan potio? 4. Bagaimana cara pembuatan potio? 1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui sediaan obat liquid dalam bentuk potio 2. Untuk mengetahui macam-macam potio

3. Untuk mengetahui sifat dan kandungan potio 4. Untuk mengetahui cara pembuatan potio 1.4 Manfaat

1. Mengetahui sediaan obat dalam bentuk potio 2. Memahami macam-macam potio

3. Memahami sifat dan kandungan potio 4. Memahami cara pembuatan potio

(7)

BAB II

ISI

2.1 Pengertian Potio

Potiones (Potio) adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang terlarut dimaksudkan untuk pemakaian dalam (peroral). Selain  berbentuk larutan, potio dapat juga berbentuk emulsi atau suspense ( Ilmu Resep,

2006 ).

Sedangkan menurut Fornas edisi 2, potio adalah sediaan berupa cairan yang dimaksudkan untuk diminum, diramu, dan diracik sedemikian rupa hingga dimungkinkan untuk diberikan dalam volume dosis tungal dalam jumlah yang  banyak, umumnya 50 ml.

2.2 Komponen Pembentuk Potio

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, sediaan potio bisa dibuat dari  beberapa bentuk. Potio bisa berbentuk larutan, emulsi maupun suspensi. Perbedaan bentuk potio ini tentunya membuat komponen pembentuk potio  berbeda pula. Disini, kami akan menjelaskan komponen pembentuk potio sesuai

dengan bentuknya;

2.2.1. Potio Berbentuk Larutan

Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang terlarut misal terdispersi secara molekuler dalam pelarut yang sesuai atau campuran pelarut yang saling bercampur. Karena molekul-molekul larutan terdispersi secara merata, maka penggunaan larutan sebagai bentuk sediaan, umumnya memberikan jaminan keseragaman dosis dan memiliki ketelitian yang  baik jika larutan diencerkan atau dicampur. (Farmakope Indonesia Edisi IV: 16,

(8)

Komponen utama pembentuk larutan adalah zat aktif dan pelarutnya. Sedangkan komponen yang biasa ditambahkan ialah pemanis, penambah rasa,  pengaroma, pewarna, dan pembantu kestabilan.

Beberapa pelarut dalam pembuatan larutan :Alcohol, USP : ethyl alcohol, ethanol, C2H5OH

1. Alcohol adalah pelarut yang sangat berguna dalam farmasi setelah air. Alcohol digunakan sebagai pelarut utama bagi banyak senyawa organic. Bersama dengan air, membentuk campuran hydroalcoholic yang melarutkan substansi yg dapat larut dalam air maupun substansi yg dapat larut dalam alcohol. Alkohol telah dikenal sebagai pelarut dan zat tambahan dalam produk farmasi oral. Dengan demikian, US Food

and Drug

Administration (FDA) telah membatasi penggunaan alkohol dan memperingatkan dalam pelabelan. Untuk produk oral dimaksudkan untuk anak di bawah usia 6 tahun, yang direkomendasikan batas kandungan alkohol adalah 0,5%; untuk produk yang ditujukan untuk anak-anak 6 sampai 12 tahun, batas yang dianjurkan adalah 5%, dan untuk produk yang direkomendasikan untuk anak di atas usia 12 tahun dan untuk orang dewasa, batas yang dianjurkan adalah 10%.(  Ansel’s Pharmaceutical :  Dosage Forms and Drug Delivery Systems, 2005)

2. Diluted alcohol, NF dibuat dengan mencampur volume yang sama antara air murni dan alcohol. volume final campuran tersebut bukanlah jumlah volume kedua campuran tersebut karena kontrak cairan pada  pencampuran. volume final umumnya sekitar 3% atau kurang dari apa yang diharapkan. Dengan demikian, ketika 50 mL dari setiap komponen digabungkan, produk yang dihasilkan sekitar 97 mL. (Ansel’s  Pharmaceutical : Dosage Forms and Drug Delivery Systems, 2005)

3. Rubbing ALKOHOL, mengandung alkohol sekitar 70% volume etil alcohol, sisanya terdiri dari air, denaturants dengan atau tanpa warna aditif dan minyak parfum, dan stabilisator. Setiap mL 100 harus mengandung

(9)

tidak kurang dari 355 mg sukrosa oktaasetat atau 1,4 mg benzoat denatonium. (  Ansel’s Pharmaceutical : Dosage Forms and Drug Delivery Systems, 2005)

4. Glycerin, USP (Glycerol), CH2OH, CHOH

Glycerin adalah cairan yang berasa manis. Glycerin adalah campuran air dan alcohol. Sebagai pelarut dapat dibandingkan dengan alcohol, tetapi karena viskositasnya zat terlarut membutuhkan waktu yang lama untuk larut kecuali jika di panaskan. Gliserin memiliki kualitas pengawet dan sering digunakan sebagai stabilisator dan sebagai pelarut pembantu dalam hubungannya dengan air atau alkohol. biasanya ini digunakan dalam internal preparasi. (  Ansel’s  Pharmaceutical : Dosage Forms and Drug  Delivery Systems, 2005)

5. Purified water, usp, H2Oy

Secara alami, air memberikan efek pelarut pada substansi dengan  berhubungan satu sama lain dan makanya membuat air tersebut tidak murni, karena mengandung berbagai jumlah garam anorganik terlarut,  biasanya natrium, kalium, kalsium, magnesium dan iron; klorida; sulfat; dan bikarbonat, bersama dengan substansi anorganik terlarut dan mikroorganisme. Metode utama yang digunakan dalam persiapan dimurnikan air destilasi, pertukaran ion, dan reverse osmosis. (  Ansel’s  Pharmaceutical : Dosage Forms and Drug Delivery Systems, 2005)

6. Isopropyl rubbing alcohol

Alcohol gosok isopropyl adalah sekitar 70% volume isopropyl alcohol, sisanya terdiri dari air dengan atau tanpa bahan tambahan warna, stabilisator dan minyak parfum. Digunakan secara eksternal sebagai menggosok rubefacient dan menenangkan dan sebagai kendaraan untuk  produk topical. Ini persiapan dan solusi 91% alcohol isopropyl tersedia secara komersial yang biasa digunakan oleh pasien diabetes dalam mempersiapkan jarum suntik untuk suntikan suntik insulin dan untuk

(10)

desinfektan kulit. (  Ansel’s Pharmaceutical : Dosage Forms and Drug  Delivery Systems, 2005)

7. Propylene glycol

Propilen glikol, adalah cairan kental yang bercampur dengan air dan alcohol. Itu adalah pelarut yang berguna dengan berbagai aplikasi dan sering diganti gliserin forum dalam formulasi farmasi modern. (  Ansel’s  Pharmaceutical : Dosage Forms and Drug Delivery Systems, 2005)

Potio yang berbentuk larutan juga banyak beredar dalam bentuk satuarsi yang biasa disebut potio effervecent. Potio ini khas dengan adanya kandungan CO2 di dalamnya.

2.2.2. Potio Berbentuk Suspensi

Suspensi adalah sediaan yang mengandung bahan obat padat dalam bentuk halus dan tidak larut, terdispersi dalam cairan pembawa. (IMO, 1997)

Suspensi merupakan sistem heterogen yang terdiri dari dua fase. Fase kontinue atau fase luar umumnya merupakan cairan atau semi padat, dan fase terdispersi atau fase dalam terbuat dari partikel-partikel kecil yang pada dasarnya tidak larut, tetapi seluruhnya dalam fase kontinue. Zat yang tidak larut bisa dimasukkan untuk absorpsi fisiologi atau untuk fungsi pelapisan dalam dan luar. (Teori dan Praktek Farmasi Industri I, 1989).

Secara umum, pembentuk suspense ada 7, yaitu zat berkhasiat (Zat aktif),  bahan tambahan, bahan pembasah, pemanis, pengawet, pewarna dan pewangi, dan  bahan pembawa.

1. Zat Berkhasiat

Bahan berkhasiat merupakan bahan yang mampu memberikan efek terapi, pada suspense disebut fase terdispersi, bahan ini mempunyai kelarutan yang tidak larut di dalam pendispersi.

(11)

2. Bahan Tambahan

 Bahan Pensuspensi atau Suspending Agent

Bahan pensuspensi yaitu bahan tambahan yang berfungsi mendispersikan partikel tidak larut dalam pembawa dan meningkatkan viskositas sehingga kecepatan sedimentasi diperlambat.

 Macam suspending agent antara lain:

a. Golongan polisakarida, contohnya acasia gom, tragacantha, al ginate.  b. Golongan selulosa larut air, contohnya metal selulosa, hidroksi etil

selulosa, Na-CMC, avicel.

c. Golongan tanah liat, contohnya bentoit, veegum, aluminium,magnesiu silica, hectocrite.

d. Golongan sintetik, contohnya carbomer, carboxypolymethylene, colloidal, silicon dioksida.

Suspending agent berfungsi mendispersikan partikel tidak larut kedalam pembawa dan meningkatkan viskositas sehingga kecepatan  pengendapan bisa diperkecil. Mekanisme kerja suspending agent adalah untuk memperbesar kekentalan (viskositas), tatapi kekentalan yang  berlebihan akan mempersulit rekonstitusi dengan pengocokan.

Suspensi yang baik memepunyai kekentalan yang sedang. Disamping itu  penggunaan suspending agent dapat menurukan tegangan antar permukaan antar dua partikel yang tidak bisa saling tercampur yaitu zat aktif dan cairan pembawa.

3. Bahan Pembasah

Humektan digunakan tergantung dari sifat permukaan padat cair  bahan aktif. Serbuk sulit dibasahi air disebut hidrofob, seperti sulfur, carbo adsorben, magnesis stearat, dan serbuk mudah dibasahi oleh air disebut hidrofil, seperti Toluene, Zinci Oxydi, Magnesi carbonas. Dalam  pembuatan suspense penggunaan himektan sangat berguna dalam  penurunan tegangan antar muka dan pembasah akan dipermudah. Mekanisme kerja himektan adalah menghilangkan lapisan udara pada  permukaan zat padat, sehingga zat padat dan humektan lebih mudah

(12)

kontak dengan pembawa. Beberapa contoh humektan antara lain gliserin,  propilen glikol, polietilen glikol, dan laritan gom, pada sediaan suspense

ibuprofen ini bahan pembasah menggunakan sorbitol. 4. Pemanis

Pemanis berfungsi untuk memperbaiki rasa di sediaan. Dilihat dari hasil kalori yang dihasilkan dibagi menjadi dua yaitu berklori tinggi dan  berkalori rendah. Adapun pemanis tinggi misalnya sakarin, sukrosa.

Sedangkan pemanis kalori rendah misalnya laktosa. Zat pemanis yang dapat meningkatkan gula darah atau memiliki nilai kalor yang tinggi dan dapat digunakan dalam formulasi untuk pengobatan diabetes pada sediaan suspense Ibuprofen sebagai pemanis menggunakan syrup simplex.

5. Pengawet

Pengawet berfungsi untuk mencegah terjadinya pertumbuhan mikroba dalam sediaan sehingga dapat menstabilkan sediaan dalam masa  penyimpanan yang lama. Beberapa contoh pengawet antara lain, Metil  paraben, asam benzoate, Chlor butanol, dan Chlorida Kwartener.

6. Pewarna dan Pewangi

Bahan pewarna dan pewangi harus sesuai dengan rasa sediaan. Contoh pewarna adalah carmin dan caramel, dan contoh pewangi adalah Oleum Menthae, Oleum Citrii.

7. Bahan Pembawa

Sebagai bahan pembawa untuk suspensi adalah air dan minyak.

2.2.3. Potio Berbentuk emulsi

Emulsi adalah system dua fase yang salah satu cairannya terdispersi dalam cairan yang lain, dalam bentuk tetesan kecil. (FI IV, 1995)

Emulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair atau larutan obat terdispersi dalam pembawa, distabilkan dengan zat pengemudi atau surfaktan yang cocok. (FI III, 1979).

(13)

Sediaan emulsi pada dasarnya terdiri dari bahan aktif dan komposisi dasar. Contoh dari zat aktif pada emulsi adalah; Paraffin Liquid, Oleum Jec Aselli, dan Curcuboitae Sem. Sedangkan komposisi dasat, yaitu bahan pembentuk emulsi yang harus terdapat di dalam emulsi, terdiri dari :

1. Fase dispersi/ fase internal/ fase continue/ fase disperse/ fase dalam, yaitu

zat cair yang terbagi-bagi menjadi butiran kecil di dalam zat lain.

2. Fase continue/ fase eksternal/ fase pendispersi/ fase luar, yaitu zat cair

dalam emulsi yang berfungsi sebagai bahan dasar (bahan pendukung) emulsi tersebut.

3. Emulgator. Bagian dari emulsi yang berfungsi untuk menstabilkan emulsi. Emulgator bisa didapatkan dari tumbuh-tubuhan (Gom Arab, tragakan, agar-agar, dan condrus), mineral (Magnesium Alumunium Silikat dan  bentonit), dan sintesis (sabun, tween dan span)

2.3 Syarat Potio

Ada dua syarat terpenting dari sediaan potio, yaitu; 1. Sediaan potio harus berupa cairan (liquid). 2. Sediaan potio harus merupakan sediaan oral.

2.4 Perbedaan potio dengan larutan, emulsi dan suspensi.

Perlu diperhatikan, meskipun potio bisa berbentuk larutan, emulsi maupun suspensi, tapi tidak semua dari ketiganya bisa menjadi potio. Larutan, emulsi dan suspensi masih memiliki bentuk-bentuk pemakaian topikal, yang tentunya sudah tidak bisa dikategorikan kedalam potio karena sudah bukanlah merupakan sediaan oral. Jadi perbedaannya adalah potio adalah sediaan oral sementara larutan, emulsi dan suspensi bukan hanya sediaan oral, tapi juga bisa sediaan topikal, optik dan optalmik.

(14)

2.5 Contoh Formulasi dan Pengerjaan Resep Potio 2.5.1 Potio dalam bentuk larutan

I. Resep asli

Dr. Ahmad Santoso SIP. NO. 981/SIP/DKK/2002

Jl. Imam bonjol 70 Depok

Depok, 01.12.2013 R/ Hexamin 2 Vitamin C 0,5 Flavour qs Sirupus Simplex 10 Aqua ad 50 m.f. potio da S. t.dd C I Pro : Tn. Damora A. Resep standar

Sirupus Simplex ( FORMIN 191) R/ Gula 66

Aqua ad 100 B. Kelengkapan resep

Tidak ada paraf dokter Tidak ada alamat pasien C. Penggolongan obat

O : - W : Hexamin G : - B : Vitamin C

(15)

D. Komposisi bahan Hexamin 2

Oleum Citri 2 tetes Sirupus Simplex 10

Aqua add 50

II. Uraian bahan

1. Hexaminum (FI III, 283)

a. Sinonim : heksamina, metanomina, urotropin  b. Khasiat : antiseptikum saluran kemih

c. Pemerian : hablur mengkilap, tidak berwarna atau serbuk hablur putih, tidak berbau, rasa membakar dan manis, kemudian agak pahit, jika dipanaskan pada suhi lebih lebih kurang 260˚ C akan menyublim

d. Kelarutan : larut dalam 1,5 bagian air, dalam 12,5 ml etanol (75%) p, dan dalam lebih kurang 10 bagian kloroform p

e. Dosis : DM 1 x = 1 g DL 1x = 250-500 mg 1 h = 4 g 1 h = 1-2 g

f. Inkompatibilitas : jika bertemu asam akan pecah, keluar formaldehid dan ammonia

2. Acidum ascorbicum (FI III,47)

a. Sinonim : asam askorbat, vitamin C  b. Khasiat : antiskorbut

c. Pemerian : serbuk hablur, putih atau agak kuning, tidak  berbau, asam oleh pengaruh cahaya, lambat laun menjadi gelap,

dalam keadaan kering menetap di udara, dalam larutan cepat teroksidasi

(16)

3. Oleum citri (FI III,455)

a. Sinonim : minyak jeruk

 b. Khasiat : zat tambahan (pengaroma)

c. Pemerian : cairan kuning pucat, atau kuning kehijauan, bau khas, rasa pedas dan agak pahit

d. Kelarutan : larut dalam 12 bagian volume etanol (90%) larutan agak berpolisensi, dapat bercampur dengan etanol mutlak

e. Konsentrasi : 0,2 %

4. Sirupus simplex (FI III, 507) a. Sinonim : sirup gula

 b. Khasiat : zat tambahan (pemanis)

c. Pemerian : cairan jernih, agak kecoklatan atau tidak berwarna, tidak berbau, rasa manis

d. Kelarutan : sangat mudah larut dalam air

5. Aqua destilata (FI III,96)

a. Sinonim : air suling, aquades  b. Khasiat : pelarut

c. Pemerian : cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau dan tidak mempunyai rasa

III. Perhitungan dosis 1. Hexamin DM : 1x = 1 g DL: 1x = 250-500 mg 1h = 8 g 1h = 1-2 g DDR : 1x =            1h = 3 x 600 mg = 1800 mg

(17)

Kesimpulan : Terapi

Rekomendasi : dosis ditepatkan pada DL menjadi 1x =  

       

1h = 400 mg x 3 = 1200 mg IV. Penimbangan bahan

1. Hexamine : 2 g

Air untuk melarutkan 2 x 1,5 = 3 ml

2. Vitamin C tidak digunakan karena bereaksi dengan hexamine. 3. Ol. Citri : 0,2 % x 50 ml = 0,1 ml x 20 tts = 2 tts

4. Aqua ad 50 ml

V. Cara kerja

1. Disiapkan alat dan ditimbang bahan yang diperlukan 2. Ditara botol sebanyak 50 ml

3. Dilarutkan hexamine dengan air di Erlenmeyer ad larut, dimasukkan ke beaker glass

4. Ditambahkan sirupus simplex dalam beaker glass, aduk ad homogen

5. Dimasukkan campuran ke dalam botol, tambahkan aquadest sampai tanda kalibrasi

6. Diteteskan oleum citri, di kocok, dan diberi etiket putih

VI. Penandaan

- Wadah : botol

(18)

LABORATORIUM FORMULASI RESEP FAKULTAS FARMASI UI

Apt : Mia Nur Inees

 No. 1 Tgl : 01.12.2013 Tn. Damora

3 x sehari 2 sendok teh KOCOK DAHULU

VII. Edukasi

1. Obat ini berkhasiat sebagai antiseptic saluran kemih 2. Obat diminum 3 x sehari 2 sendok teh

3. Dikocok dahulu sebelum diminum

4. Simpan di tempat yang sejuk dan kering

VIII. Pembahasan

Potio adalah sediaan yang berupa cairan untuk diminum, dibuat sedemikian rupa hingga dapat digunakan sebagai dosis tunggal dalam volume  besar, umumnya 50 ml. Kandungan pada resep tersebut terdapat hexamin 2 g,

vitamin C , sirurpus simplex 10 g, flavour 2 tetes serta aquadest hingga 50 ml. Hexamin atau Heksametilenatetramina (Hexamine) adalah bubuk kristal putih dengan bau amina sedikit. Berat jenisnya adalah 1,27 pada 25C. Hexamine larut dalam air, alkohol, dan kloroform, serta larut pula dalam eter. Formaldehida dan ammonia hasil methenamine, atau heksametilenatetramina, yang digunakan sebagai antiseptic kemih. Vitamin C atau sering disebut juga asam askorbat yang  berkhasiat sebagai anti skorbut dan vitamin. Vitamin C adalah obat bebas yang sering di konsumsi dari anak anak-anak hingga dewasa untuk menjaga kesehatan dalam kesehariannya. Flavor yang digunakan dalam resep ini adalah oleum citri. Flavor adalah zat tambahan yang tidak mempengaruhi zat aktif atau bereaksi pada tubuh, zat tambahan hanya memperbaiki aroma yang tidak enak. Dalam resep ini terdapat pula sirupus simplex yang menjadi zat tambahan untuk memperbaiki rasa

(19)

obat yang kurang enak karena sirupus simplex berasa manis. Sirupus simplex dibuat dengan dilarutkannya gula sebanyak 66 g dan air hingga 100 ml dengan  pemanasan.

Pada pembuatannya dilihat dulu sifat-sifat obat dalam resep tersebut. Dalam resep terdapat hexamine yang akan bercampur dengan vitamin C, sedangkan dalam inkompatibilitas hexamine tidak dapat bercampur dengan asam,  jika tercampur hexamine akan pecah dan formaldehidum yg berfungsi bsebagai antiseptic saluran kemin pada hexamine akan keluar beserta ammonia. Karena ada inkompatibilitas tersebut pemakaian vitamin C ditiadakan sehingga hanya terdapat hexamine sebagai zat aktif tersebut. Cara kerjanya adalah disiapkan alat dan  bahan-bahan yang diperlukan serta ditara botol sebanyak 50 ml. hexamine dilarutkan di dalam Erlenmeyer dan ditambahkan sirupus simplex, diaduk dan  pindahkan ke dalam botol. Ditambahkan air hingga tanda kalibrasi lalu diteteskan

oleum citri sebagai pengaroma, dikocok dan diberi etiket putih.

Obat tersebut berkhasiat sebagai antiseptic saluran kemih yang diminum 3 kali sehari 2 sendok teh. Dikocok dahulu sebelum diminum dan disimpan pada tempat yang sejuk dan kering.

(20)

I. Resep asli

Dr. Aisyah Saodah APOTEK AKFARSAM Jl. Pelangi no. 51, Depok

Depok, 01.12.2013 R/ Na.Bicarbonat 1,25 As. Sitrat qs Vitamin C 0,5 Flavour qs Colour qs Sir. Simplex 10 Aqua ad 50 m.f.pot.eff.da s haust

Pro : Ny. Jen Tarigan

A. Resep standar

Siruf Simplex ( FORMIN 191 ) R/ Gula 66

Aqua ad 100 B. Kelengkapan resep

- Tidak ada paraf dokter - Tidak ada alamat pasien C. Penggolongan obat

O ; G ; W ;

(21)

D. Komposisi bahan  Na. Bicarbonat 1,25 Asam sitrat 1,040 Vitamin C 0,5 Oleum citri II gtt FD yellow 5 ml Siruf simplex 10 Aquq ad 50

II. Uraian bahan

1.  Na. Bicarbonat ( FI III, hal 424 )

a. Sinonim : Natrium subcarbonat, Natrium bicarbonas  b. Khasiat : Antasida

c. Pemerian : Serbuk putih atau hablur, buram, tidak berbau, rasa asin

d. Kelarutan : Larut dalam 11 bagian air, praktis tidak larut dalam etanol

e. Farmakologi : Basa-basa lemah untuk mengikat, dan meneetralkan asam lambung

f. Inkompatibilitas : Dengan asam membebaskan CO2

g. Dosis : 1 x = 1 – 4 g ( oop, 230 ) 1 h = 1 –  4 g

2. Asam sitrat ( FI III, hal 50 ) a. Sinonim : Acidum citrikum  b. Khasiat : Zat tambahan

c. Farmakologi : Dalam siklus asam sitrat, glukosa di rubah melalui  piltrat, menjadi asam sitrat yang merupakan bahan pangkal untuk

sintesa asam lemak dan kolestrol

d. Pemerian : Hablur tidak berwarna atau serbuk hablur putih, tidak berbau rasa sangat asam, agak higrokopis

(22)

e. Kelarutan : larut dalam 1 bagian air dan dalam 1,5 bagian etanol ( 95 % )

3. Vitamin C ( FI III, hal 47 )

a. Sinonim : Asam askorbat, acidum askorbikum  b. Khasiat : Antiskorbut, anti oksidan

c. Farmakologi : Pengubah tripton menjadi serotomin, yang di hasilkan dari reduksi vitamin c

d. Pemerian : Serbuk atau hablur putih agak kuning, tidak berbau asam oleh pengaruh cahaya

e. Kelarutan : Mudah larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol

4. Oleum citri ( FI III, hal 455 ) a. Sinonim : Minyak jeruk  b. Kegunaan : Zat tambahan

c. Pemerian : Cairan kuning agak pucat, atau kuning kehijauan d. Kelarutan : Larut dalam 12 bagian etanol, larut agak berpotensi

dapat bercampur dengan etanol, mutlak e. Konsentrasi : 0,2 –  0,3 %

5. FD & yellow ( MD 32th. 1001 ) a. Sinonim : Tatrazin

 b. Khasiat : Zat tambahan sebagai pewarna

c. Kelarutan : Larut dalam air dan membentuk larutan kuning, mudah larut dalam alkohol

d. Konsentrasi : 0.01 %

6. Siruf simplex ( FI III, hal 567 ) a. Sinonim : Siruf gula

 b. Pemerian : Cairan jernih tidak berwarna, rasa manis c. Kegunaan : Zat tambahan

(23)

7. Aquades ( FI III, hal 96 )

a. Sinonim : Air suling, aqua destilata

 b. Pemerian : Cairan jernih, tidak berbau, tidak berwarna, tidak  berasa

c. Kegunaan : Zat tambahan

III. Perhitungan dosis

-IV. Perhitungan bahan

1. Asam sitrat : Na.bicarbonat 10 : 2 1.40 : X = 10.2 X =     = 1,249 mg = 1.3 mg Air = 1,040 X 10 ml = 10,4 ml 2. Vitamin C = 0,5 g Air 0,5 X 1 = 0,5 ml –  1 ml 3. FD & C yellow = 0,01 % X 50 g = 5 mg Pengenceran FD & C yellow = 50 mg

Ari = 10 ml

      

4. Siruf simplex = 10 g

5. Oleum citri = 0,2 % X 50 = 0,1 ml X 20 tetes = 2 tetes 6. Aqua ad = 50 ml

(24)

V. Cara kerja

1. Dikalibrasi botol 50 ml, di saiapkan alat dan bahan

2. Ditimbang Na.bicarbonat 1,25 gram, ditimbang Asam sitrat 1,040 gram, ditimbang vitamin c 500 mg, ditimbang FD & C yellow 50 mg, diukur siruf simplex 10 ml

3. Buat pengenceran FD & C yellow, di ambil 5 ml, hasil  pengenceran di masukan dalam beker glass

4. Dilarutkan Na.bicarbonat dalam mortir dengan cara gerus tuang ( di gerus dan masukan cairan jernih ke dalam botol, endapan ditambah air dan digerus semua endapan larut dan habis ), basa 5. Dilarutkan asam sitrat dalam beker gelas, ditambah siruf simplex

sampai larut sishkan, ( campuran 1 )

6. Larutkan vitamin c, dalam beker gelas masukan kedalam campuran 1

7. Masukan 2/3 bagian asam ke dalam botol, biarkan netral

8. Ditetesi oleum citri, lalu masukan 1/3 bagian air asam melalui dinding botol

9. Dikemas dan ditutup, beri etiket putih

VI. Penandaan - Wadah : botol

- Etiket putih dan label “Jangan Dikocok” LABORATORIUM FORMULASI RESEP FAKULTAS FARMASI UI

Apt : Mia Nur Inees

 No. 02 Tgl : 01.12.2013

Tn. Jen

Di minum sekaligus Jangan di kocok

(25)

VII. Edukasi

1. Obat ini berkhasiat penyegar sebagai antasida ( Mengurangi rasa nyeri lambung )

2. Obat di minum sekaligus dan sebelum di minim tidak boleh di kocok

3. Efek samping mual, muntah, sakit kepala 4. Simpan di tempat sejuk dan kering

VIII. Pembahasan

Resep ini dibuat sediaan potio efferfescent yang merupakan contoh dari sediaan saturasi. Saturasi adalah Adalah solutio yang dibuat dengan cara mereaksikan bagian asam dan suatu bikarbonat, yang didalamnya jenuh dengan CO2, biasanya digunakan sebagai penyegar. Komposisi resep tersebut adalah natrium bikarbonat sebagai basa, asam sitrat sebagai asam, vitamin C sebagai zat aktif, oleum citri pengaroma, FD & C yellow sebagai pewarna, sirupus simplek sebagai pemanis dan air sebagai pelarut. Natrium bikarbonat adalah senyawa kimia dengan rumus  NaHCO3. Dalam penyebutannya kerap disingkat menjadi

 bicnat. Senyawa ini termasuk kelompok   garam dan telah digunakan sejak lama. Senyawa ini disebut juga baking soda  (soda kue), Sodium bikarbonat, natrium hidrogen karbonat, dan lain-lain. Senyawa ini merupakan kristal yang sering terdapat dalam bentuk serbuk. Natrium bikarbonat larut dalam  air.  Senyawa ini digunakan dalam roti atau kue karena bereaksi dengan bahan lain membentuk  gas karbon dioksida,  yang menyebabkan roti "mengembang". Senyawa ini juga digunakan sebagai obat antasid (penyakit maag atau tukak lambung). Karena  bersifat alkaloid (basa). Asam sitrat merupakan asam organik lemah yang

ditemukan pada daun dan buah tumbuhan genus Citrus (jeruk-jerukan). Senyawa ini merupakan bahan  pengawet yang baik dan alami, selain digunakan sebagai  penambah rasa masam pada makanan dan minuman ringan.  Dalam  biokimia, asam sitrat dikenal sebagai senyawa antara dalam siklus asam sitrat yang terjadi di

(26)

dalam mitokondria, yang penting dalam metabolisme makhluk hidup. Zat ini juga dapat digunakan sebagai zat pembersih yang ramah lingkungan dan sebagai antioksidan.  Vitamin C adalah salah satu jenis vitamin yang larut dalam  air dan memiliki peranan penting dalam menangkal berbagai penyakit.

Vitamin C juga dikenal dengan nama kimia dari bentuk utamanya yaitu asam askorbat.  Vitamin C termasuk golongan  vitamin antioksidan yang mampu menangkal berbagai radikal bebas ekstraselular. Beberapa karakteristiknya antara lain sangat mudah teroksidasi oleh  panas, cahaya,  dan logam.  Buah-buahan, seperti  jeruk,  merupakan sumber utama vitamin ini. Tartrazin (dikenal juga sebagai E102 atau FD&C Yellow 5) adalah pewarna kuning lemon sintetis yang umum digunakan sebagai  pewarna makanan.  Tartrazin merupakan turunan dari coal tar , yang merupakan campuran dari senyawa fenol, hidrokarbon polisiklik, dan heterosklik. Karenakelarutannyadalam air, tartrazin umum digunakan sebagai  bahan pewarna minuman. Oleum citri berupa cairan berwarna kuning pucat atau kuning kehijauan, mempunyai bau khas dan agak pahit, dalam resep ini oleum  berkhasiat sebagai pengaroma jeruk.

Adapun cara kerja resep ini. Disiapkan alat-alat dan bahan-bahan yang diperlukan serta ditimbang bahan-bahan. Resep ke 3 ini tidak dilakukkan kalibrasi karena sisa air digunakan untuk melarutkan Natrium bromide, lagipula jika sisa air dimasukkan delam  botol dengan tutup yang terbuka akan membebaskan CO2 yang dibutuhkan dalam

 pengobatan. Dibuat pengenceran pewarna yaitu FD & Cyellow yang dilarutkan dengan 10 ml air dan diambil hanya 1 ml disishkan. Potio effervescent ini adalah  pencampuran asam dan basa yang bereaksi mengeluarkan gas CO2. Dalam resep

ini basa dibuat dengan dilarutkannya natrium bikarbonat di mortir dengan cara gerus tuang. Gerus tuang adalah cara melarutkan sediaan tertentu dengan digerus  bersama air dalam mortir, larutan yang jernih dimasukkan ke botol dan endapan dilarutkan lagi dengan air, dilakukkan berulang-ulang hingga endapan habis terlarut. Larutan natrium bikarbonat langsung dimasukkan ke dalam botol. Kemudian dibuat asam dengan dialarutkannya asam sitrat didalam beaker hingga larut dan ditambahkan dengan sirupus simplek serta I ml pengenceran FD & C

(27)

yellow yang telah dibuat. Diaduk campuran asam hingga homogeny. Kemudian 2/3 asam dimasukkan ked lam basa dan dibiarkan netral (hingga habis semua gelembung CO2 ) lalu ditambahkan oleum citri. Lalu sisa asam dimasukkan

 perlahan – lahan melewati dinding botol ke dalam basa dan segera ditutup dengan gabus atau karet dan diikat dengan tali secara simpul sampangne. Jangan dikocok karena akan memeberikan tekanan lebih besar untuk CO2 dalam botol, diberi

etiket putih.

Obat ini berkhasiat sebagai antasida karena mengandung CaCO3 dan

sebagai penyegar dengan CO2. Obat diminum sekaligus dihabiskan, sebelum

diminum jangan dikocok. Efek samping dari obat adalah mual, sakit kepala, dan muntah-muntah.

2.5.2 Potio dalam bentuk suspensi I. resep asli

(28)

A. Resep standar 

 Sirupus Simplex ( FORMIN 191)  R/ Gula 66

 Aqua ad 100

B. Kelengkapan resep

 Paraf dokter tidak tertera  Alamat pasien tidak tertera

C. Penggolongan obat

O : - G :

-W : Hexamin B : Vitamin C D. Komposisi bahan

Hexamin 2

Oleum Citri 2 tetes Sirupus Simplex 10

Aqua ad 50

II. Uraian bahan

1. Hexaminum (FI III, 283)

a. Sinonim : heksamina, metanomina, urotropin  b. Khasiat : antiseptikum saluran kemih

c. Pemerian : hablur putih, tidak berbau, rasa membakar dan manis, kemudian agak pahit, jika dipanaskan pada suhi lebih lebih kurang 260  C akan menyuclim

(29)

d. Kelarutan : larut dalam 1,5 bagian air, dalam 12,5 ml etanol (75%) p, dan dalam lebih kurang 10 bagian kloroform p

e. Dosis : DM 1 x = 1 g DL 1x = 250-500 mg 1 h = 4 g 1 h = 1 -2 g

f. Inkompatibilitas : jika bertemu asam akan pecah, keluar formaldehid dan ammonia

2. Acidum ascorbicum (FI III,47)

a. Sinonim : asam askorbat, vitamin C  b. Khasiat : antiskorbut

c. Pemerian : serbuk hablur, putih atau agak kuning, tidak berbau, asam oleh pengaruh cahaya, lambat laun menjadi gelap, dalam keadaan kering menetap di udara, dalam larutan cepat teroksidasi

d. Dosis : DL 1h = 75 –  100 mg 3. Oleum citri (FI III,455)

a. Sinonim : minyak jeruk  :

 b. Khasiat zat tambahan (pengaroma)

c. Pemerian : cairan kuning pucat, atau kuning kehijauan, bau khas, rasa  pedas dan agak pahit.

d. Kelarutan : larut dalam 12 bagian volume etanol (90%) larutan agak  berpolisensi, dapat bercampur dengan etanol mutlak

e. Konsentrasi : 0,2 % 4. Sirupus simplex (FI III, 507)

a. Sinonim : sirup gula

(30)

c. Pemerian : cairan jernih, agak kecoklatan atau tidak berwarna, tidak  berbau, rasa manis

d. Kelarutan : sangat mudah larut dalam air 5. Aqua destilata (FI III,96)

a. Sinonim : air suling, aquades  b. Khasiat : pelarut

c. Pemerian : cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau dan tidak mempunyai rasa

III. Perhitungan dosis 1. Hexamin

DM : 1x = 1 g DL: 1x = 250-500 mg : 1h = 8 g 1h = 1-2 g DDR : 1x =       1h = 3 x 600 mg = 1800 mg Kesimpulan : Terapi

Rekomendasi : dosis ditepatkan pada DL menjadi 1x =

    

1h = 400 mg x 3 = 1200 mg IV. Penimbangan bahan

1. Hexamine : 2 g Air untuk melarutkan 2 x 1,5 = 3 ml

2. Vitamin C tidak digunakan karena bereaksi dengan hexamine. 3. Ol. Citri : 0,2 % x 50 ml = 0,1 ml x 20 tts = 2 tts

(31)

V. Cara kerja

1. Disiapkan alat dan ditimbang bahan yang diperlukan 2. Ditara botol sebanyak 50 ml

3. Dilarutkan hexamine dengan air di Erlenmeyer ad larut, dimasukkan ke beaker glass

4. Ditambahkan sirupus simplex dalam beaker glass, aduk ad homogen

5. Dimasukkan campuran ke dalam botol, tambahkan aquadest sampai tanda kalibrasi

6. Diteteskan oleum citri, di kocok, dan diberi etiket putih VI. Penandaan

VI. Edukasi

1. Obat ini berkhasiat sebagai antiseptic saluran kemih 2. Obat diminum 3 x sehari 2 sendok teh

3. Dikocok dahulu sebelum diminum

(32)

Dr. Fathan Aziz

SIP. NO. 981/SIP/DKK/2002 Jl. Cinangka 21, Depok

Depok, 01.12.2013 R/ Amoxsan F dry syrup I

m.f potio

s.t.d.d I cth AC

Pro : Muhan, 8 thn BB = 20 kg

I. Kelengkapan Resep - Tidak ada paraf dokter II. Keterangan

- Amoxsan FORTE dry syrup (Sanbe Farma) kemasan 60 ml Amoksisilina 125 mg / 5 ml sirop kering

Dosis : Anak > 8 kg 125-250 mg tiap 8 jam - Khasiat : antibiotika

III. Perhitungan Dosis - DL Amoxsan pemakaian

1x = 125 mg –  250 mg = 250 mg sesuai DL

1 hari = 24/8 x 125 –  250 mg = 375 –  750 mg = 3 x 250 mg = 750 mg sesuai DL

*Pemakaian Amoxsan F sesuai DL maka resep dapat dikerjakan

IV. Jumlah bahan

- Amoxsan F dry syrup I sesuai ED V. Cara Kerjs

(33)

1. Disiapkan alat dan bahan

2. Diambil Amoxsan F dry syrup I 3. Ditambahkan aqua

4. Dikocok rata 5. Diberi etiket putih

VII. Penandaan - Wadah : botol

- Etiket putih, label NI, dan label “Kocok Dahulu”

LABORATORIUM FORMULASI RESEP FAKULTAS FARMASI UI

Apt : Mia Nur Inees

 No. 3 Tgl : 01.12.2013 Muhan

Tiga kali sehari satu sendok teh Sebelum makan

KOCOK DAHULU

TIDAK BOLEH DIULANG TANPA RESEP BARU DARI DOKTER

(34)
(35)

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Potio adalah sediaan cair berupa cairan yang dimaksudkan untuk diminum, diramu, dan diracik sedemikian rupa sehingga dimungkinkan untuk diberikan dalam volume dosis tunggal dalam jumlah tertentu. Sediaan potio ini hanya untuk  pemakaian dalam (peroral). Selain berbentuk larutan, potio dapat juga berbentuk

Referensi

Dokumen terkait

• Suspensi oral adalah sediaan cair mengandung partikel padat yang terdispersi dalam pembawa cair dengan bahan pengaroma yang sesuai, dan ditujukan untuk penggunaan oral.. •

$arutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia $arutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang terlarut, misal% terdispersi

Mata kuliah teknologi dan formulasi sediaan cair-semipadat berisi materi tentang: pendahuluan, diagram terner, emulsi, emulgator golongan surfaktan, golongan hidrokoloid dan zat

Suspensi Oral adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat yang terdispersi dalam pembawa cair dengan bahan pengaroma yang sesuai dan ditujukkan untuk

partikel yang terdispersi dalam cairan pembawa yang ditujukkan untuk penggunaan pada mata. 4) Suspensi tetes telinga adalah sediaan cair yang mengandung

Menurut formularium nasional, suspensi adalah sediaan cair yang mengandung obat padat, tidak melarut dan terdispersi sempurna dalam cairan pembawa atau sediaan padat terdiri dari

Suspensi Oral Sediaan cair mengandung partikel padat yang terdispersi dalam pembawa cair dengan bahan pengaroma yang sesuai, dan ditujukan untuk penggunaan oral.. Beberapa suspensi

Pembahasan Krim adalah bentuk sediaan setengah padat berupa emulsi yang mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai mengandung air