LAPORAN PRAKTIKUM
LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNOLOG
TEKNOLOGI SEDIAAN LI
I SEDIAAN LIQUIDA DAN SEMISOLIDA
QUIDA DAN SEMISOLIDA
“Sediaan Emu“Sediaan Emu
lsi
lsi
””Disusun oleh: Disusun oleh: Ai Kholisoh Ai Kholisoh
P17335113001
P17335113001
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN BANDUNG POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN BANDUNG
JURUSAN FARMASI JURUSAN FARMASI
2014 2014
SEDIAAN Oleum Cocos 30% SEDIAAN Oleum Cocos 30%
I.
I. TUJUAN PERCOBAANTUJUAN PERCOBAAN
-- Mengetahui formulasi dan prosedur pembuatan emulsi Oleum CocosMengetahui formulasi dan prosedur pembuatan emulsi Oleum Cocos
-- Mampu membuat sediaan emulsi yang baik dan menentukan hasil evaluasi padaMampu membuat sediaan emulsi yang baik dan menentukan hasil evaluasi pada sediaan emulsi Oleum Cocos
sediaan emulsi Oleum Cocos II.
II. PENDAHULUANPENDAHULUAN
Emulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair atau larutan obat, terdispersi Emulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair atau larutan obat, terdispersi dalam cairan pembawa, distabilkan dengan zat pengemulsi atau surfaktan
dalam cairan pembawa, distabilkan dengan zat pengemulsi atau surfaktan yang cocok. Emulsiyang cocok. Emulsi sebaiknya mengandung pengawet yang cocok. Penyimpanan kecuali dinyatakan lain, simpan sebaiknya mengandung pengawet yang cocok. Penyimpanan kecuali dinyatakan lain, simpan dalam wadah tertutup baik, ditempat sejuk. Pada etiket harus juga tertera “KOCOK
dalam wadah tertutup baik, ditempat sejuk. Pada etiket harus juga tertera “KOCOK DAHULU”.
DAHULU”.(Farmakope Indonesia Edisi III )(Farmakope Indonesia Edisi III )
Emulsi adalah sistem 2 fase, yang salah satu cairannya terdispersi dalam cairan lain Emulsi adalah sistem 2 fase, yang salah satu cairannya terdispersi dalam cairan lain dalam bentuk tetesan kecil. Tipe emulsi ada dua
dalam bentuk tetesan kecil. Tipe emulsi ada dua yaitu oil in water (o/w) atau minyak dalamyaitu oil in water (o/w) atau minyak dalam air (m/a), dan water in oil
air (m/a), dan water in oil (w/o) atau air dalam minyak (a/m). emulsi dapat d(w/o) atau air dalam minyak (a/m). emulsi dapat distabilkan denganistabilkan dengan penambahan bahan pengemulsi yang
penambahan bahan pengemulsi yang disebut emulgator (amulsifying agent) atau surfaktandisebut emulgator (amulsifying agent) atau surfaktan yang dapat mencegah koalesensi, yaitu penyatuan tetesan kecil menjadi tetesa
yang dapat mencegah koalesensi, yaitu penyatuan tetesan kecil menjadi tetesa n besar dann besar dan akhirnya menjadi satu fase tunggal yang memisah. Surfaktan menstabilkan emulsi dengan akhirnya menjadi satu fase tunggal yang memisah. Surfaktan menstabilkan emulsi dengan cara menempati antar-permukaan tetesan dan fas
cara menempati antar-permukaan tetesan dan fase eksternal, dan dengan membuat batas fisike eksternal, dan dengan membuat batas fisik disekeliling partikel yang akan berkoalesensi. Surfaktan juga mengurangi tegangan
disekeliling partikel yang akan berkoalesensi. Surfaktan juga mengurangi tegangan permukaan antar fase sehingga meningkatkan pro
permukaan antar fase sehingga meningkatkan prosesemulsifikasi selama pencampuran.sesemulsifikasi selama pencampuran. (Farmakope Indonesia Edisi IV)
(Farmakope Indonesia Edisi IV)
Emulsi dibuat untuk mendapatkan preparat atau sediaan yang stabil dan merata atau Emulsi dibuat untuk mendapatkan preparat atau sediaan yang stabil dan merata atau homogen dari campuran dua cairan yang saling bias tercampur. Tujuan pemakaian emulsi homogen dari campuran dua cairan yang saling bias tercampur. Tujuan pemakaian emulsi adalah:
adalah:
-- Untuk dipergunakan sebagai obat dalam atau peroral umumnya emulsi tipe o/wUntuk dipergunakan sebagai obat dalam atau peroral umumnya emulsi tipe o/w -- Untuk dipergunakan sebagai obat luar. Biasanya tiUntuk dipergunakan sebagai obat luar. Biasanya ti pa o/w maupun w/o, tergantungpa o/w maupun w/o, tergantung
pada banyak faktor, misalnya sifat zat nya atau efek terapi yang d
pada banyak faktor, misalnya sifat zat nya atau efek terapi yang dikehendaki.ikehendaki. (Ilmu Resep hal, 120)
Oleum cocos atau minyak kelapa adalah minyak lemak yang diperoleh dengan pemerasan endosperm keringCocos nicifera L. (Farmakope Indonesia Ed. III hal 456)
Oleum cocos ini berupa minyak, maka dibuat emulsi karena memiliki sistem dua fas e, dimana minyak dan air (sebagai solvent) tidak dapat tercampur. Tetapi salah satu cairannya terdispersi oleh cairan pembawa (emulsifying agent).
Efek farmakologi dari oleum cocos adalah emolien. Emolien (pelembab) berfungsi untuk melembabkan kulit. Adapun dosis yaitu pemakaian diketahui. Sedia an ini digunakan untuk topikal ( penggunaan luar) dan dioleskan pada bagian kulit.
III. FORMULASI 1. Oleum Cocos
Zat Aktif Oleum Cocos
Struktur
-Rumus molekul
-Titik lebur 23oC – 26oC
(British Pharmacopoea 2009, hal 1505) Pemerian Cairan jernih tidak berwarna atau kuning pucat; bau khas,
tidak tengik
(Farmakope Indonesia Edisi III, hal 456) Kelarutan Larut 1 : 2 bagian etanol 95% (60oC)
Sangat mudah larut dalam kloroform dan eter Praktis tidak larut dalam air
(British Pharmacopoea 2009, hal 1505) (Farmakope Indonesia Edisi III hal, 456) Stabilita Minyak kelapa tetap dapat dimakan, dan ringan dalam rasa dan
bau, untuk beberapa
paparan
udara, minyak mudah mengoksidasi dan menjadi tengik, memperoleh
bau yang tidak menyenangkan dan rasa asam yang kuat. Simpan dalam ketat, baik diisi kontainer, dilindungi dari cahaya pada
suhu tidak melebihi 25oC. Minyak kelapa dapat terbakar pada suhu tinggi, dan mungkin secara spontan panas dan
terbakar jika
disimpan dalam kondisi panas dan basah.
(6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 184) Inkompabilitas Minyak kelapa bereaksi dengan zat pengoksidasi, asam dan basa. Polyethylene adalah mudah permeabel terhadap minyak kelapa. Telah terbukti bahwa kekuatan meningkat diperlukan untuk mengusir minyak kelapa dari jarum suntik plastik adalah karena penyerapan minyak menjadi plunger karet; ini mengakibatkan pembengkakan pada plunger karet dan peningkatan resistensi terhadap gerakan bawah jarum suntik barre
(6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 184-185) Keterangan
lain
Digunakan sebagai emollient
Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya, ditempat sejuk
(Farmakope Indonesi Edisi III, hal 456) Kadar
penggunaan
-2. Tween 80 [C64H124O26]
Zat Tween 80
Sinonim Atlas E; Armotan PMO 20; Capmul POE-O; Cremophor PS 80; Crillet 4; Crillet 50; Drewmulse POE-SMO; Drewpone
80K; Durfax 80;
Durfax 80K; E433; Emrite 6120; Eumulgin SMO; Glycosperse O-20; Hodag PSMO-20; Liposorb O-20; Liposorb O-20K; Montanox
80; polyoxyethylene 20 oleate; polysorbatum 80; Protasorb O-20; Ritabate 80;(Z)-sorbitan mono-9-octadecenoate
poly(oxy1,2ethanediyl)
derivatives; Tego SMO 80; Tego SMO 80V; Tween 80.
(6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 550) Struktur
(6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 549) Rumus
molekul
C64H124O26 , 1310
(6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 549) Titik lebur
Pemerian Cairan berminyak, warna kuning, bau yang khas dan hangat, rasa agak pahit.
(6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 550-551) Kelarutan Larut dalam air dan etanol
(6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 551) Stabilita Polisorbat stabil untuk elektrolit dan asam lemah dan basa;
saponifikasi bertahap terjadi dengan asam kuat dan basa. Ester asam oleat sensitif terhadap oksidasi. Polisorbat yang
higroskopis harus diperiksa untuk kadar air sebelum digunakan dan dikeringkan jika diperlukan. Juga, sama dengan surfaktan polioksietilena lainnya, penyimpanan lama dapat
menyebabkan pembentukan peroksida.
(6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 551) Inkompabilitas Perubahan warna dan / atau pengendapan terjadi dengan
berbagai zat, khususnya fenol, tanin, ter, dan bahan tarlike. itu aktivitas antimikroba pengawet paraben berkurang dalam kehadiran polisorbat.
(6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 551) Keterangan
lain
Digunakan sebagai emulsifying agent
Penyimpanan Harus disimpan dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya, ditempat yang sejuk dan kering
(6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 551) Kadar
penggunaan
1 sampai 10 % untuk emulsifying agent digunakan bersama emulsi hidrofilik dalam emulsi minyak dalam air
(6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 550)
3. Span 80 [C24H44O6]
Zat Span 80
Sinonim Ablunol S-80; Arlacel 80; Armotan MO; Capmul O; Crill 4; Crill 50; Dehymuls SMO; Drewmulse SMO; Drewsorb 80K; E494;Glycomul O; Hodag SMO; Lamesorb SMO; Liposorb O; Montane 80; Nikkol SO-10; Nissan Nonion OP-80R; Norfox Sorbo S-80; Polycon S80 K; Proto-sorb SMO; Protachem SMO; S-Maz 80K; Sorbester P17; Sorbirol O; sorbitan oleate; sorbitani
oleas; Sorgen 40; Sorgon S-40-H; Span 80; Tego SMO
(6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 676) Struktur
(6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 675) Rumus
molekul
C24H44O6 , 429
(6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 675) Titik lebur
-Pemerian Krim-cairan kental atau padatan berwarna kuning dengan bau dan rasa yang khas
(6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 676) Kelarutan umumnya larut atau terdispersi dalam minyak; mereka juga larut dalam sebagian besar pelarut organik. Dalam air, meskipun tidak larut, mereka umumnya terdispersi.
(6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 676) Stabilita Pembentukan sabun bertahap terjadi dengan asam kuat atau
basa; sorbitan ester stabil dalam asam lemah atau basa.
(6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 677) Inkompabilitas
-Keterangan lain
Digunakan sebagai emulsifying agent
Penyimpanan Disimpan dalam wadah tertutup baik dalam sejuk dan kering. (6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 677) Kadar 1 sampai 10 % untuk emulsifying agent digunakan bersama
penggunaan emulsi hidrofilik dalam emulsi minyak dalam air
(6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 676)
4. Butylated Hydroxytoluene [C15H24O]
Zat Butylated Hydroxytoluene
Sinonim Agidol; BHT; 2,6-bis(1,1-dimethylethyl)-4-methylphenol; butyl-hydroxytoluene; butylhydroxytoluenum; Dalpac;
dibutylated hydroxytoluene; 2,6-di-tert-butyl-p-cresol; 3,5-di-tert-butyl-4hydroxytoluene;
E321; Embanox BHT; Impruvol; Ionol CP;
Nipanox BHT; OHS28890; Sustane; Tenox BHT; Topanol; Vianol
(6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 75)
Struktur
(6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 75)
Rumus molekul
C15H24O , 220.35
(6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 75)
Titik lebur 70oC
Pemerian Kristal padat atau bubuk, warna kuning keputihan pucat, dan bau fenolik karakteristik samar.
(6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 75)
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air, glycerine, propylenglikol
Sangat mudah larut dalam acetone, benzene, etanol 95%, methanol, toluene, minyak mineral
Stabilita Paparan cahaya, kelembaban, dan panas menyebabkan perubahan warna dan kerugian aktivitas. Butylated
hydroxytoluene harus disimpan dalam wadah tertutup, terlindung dari cahaya, di tempat yang sejuk dan kering.
(6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 76) Inkompabilitas Butylated hydroxytoluene adalah fenolik dan mengalami
reaksi
karakteristik fenol. Hal ini tidak sesuai dengan pengoksidasi kuat agen seperti peroksida dan permanganates. Kontak dengan
oksidator dapat menyebabkan pembakaran spontan. garam besi
menyebabkan perubahan warna dengan hilangnya aktivitas. Pemanasan dengan catalytic jumlah asam menyebabkan dekomposisi yang cepat dengan rilis isobutene gas yang mudah terbakar.
(6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 76) Keterangan
lain
Digunakan sebagai antioksidan
(6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 75) Penyimpanan Disimpan dalam wadah tertutup, terlindung dari cahaya, di
tempat yang sejuk dan kering.
(6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 76) Kadar
penggunaan
0,0075 sampai 0,1 % untuk penggunaan topical
(6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 75)
5. Metylparaben [C8H803]
Zat Metylparaben
Sinonim Aseptoform M; CoSept M; E218; 4-hydroxybenzoic acid methyl
parahydroxybenzoas;
methyl p-hydroxybenzoate; Methyl Parasept; Nipagin M; Solbrol
M; Tegosept M; Uniphen P-23
(6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 441) Struktur
(6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 441) Rumus
molekul
C8H803 , 152.15
(6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 441) Titik lebur
Pemerian Kristal tak berwarna atu kristal putih bubuk dan tidak berbau (6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 442) Kelarutan Ethanol 1 : 2 Ethanol (95%) 1 : 3 Ethanol (50%) 1 : 6 Ether 1 in 10 Glycerin 1 : 60 Peanut oil 1 : 200 Propylene glycol 1 : 5 Air 1 : 400 1: 50 (50oC) 1: 30 (80oC)
(6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 443) Stabilita Larutan mengandung air dari methylparaben pada pH Mei
03-06 disterilkan oleh
autoklaf pada 1208C selama 20 menit, tanpa dekomposisi. Larutan air pada pH 3-6 stabil (kurang dari 10%
dekomposisi) sampai sekitar 4 tahun pada suhu kamar, sementara
(10% atau lebih setelah penyimpanan sekitar 60 hari pada suhu kamar)
(6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 443) Inkompabilitas Aktivitas antimikroba Methylparaben dan paraben lainnya adalah sangat berkurang dengan adanya surfaktan nonionik, seperti sebagai polisorbat 80, sebagai akibat dari micellization. Namun, propilen glikol (10%) telah ditunjukkan untuk mempotensiasi aktivitas antimikroba dari paraben di hadapan nonionik surfaktan dan mencegah interaksi antara methylparaben dan polisorbat 80. Tidak kompatibel dengan bahan lain, seperti bentonit, magnesium trisilikat, minyak
esensial, sorbitol, bedak, tragacanth, dan atropin, natrium alginat, telah dilaporkan. Itu juga bereaksi dengan berbagai gula dan gula alkohol terkait. Penyerapan methylparaben dengan plastik juga telah dilaporkan; jumlah yang diserap tergantung pada jenis plastik dan kendaraan. Telah menyatakan bahwa low-density dan high-density botol polyethylene tidak menyerap methylparaben. Methylparaben berubah warna dengan adanya besi dan tunduk pada hidrolisis
oleh basa lemah dan asam kuat.
(6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 443) Keterangan
lain
Digunakan sebagai preservative
(6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 441) Penyimpanan Dalam wadah tertutup, terlindung dari cahaya, ditempat sejuk
dan kering
(6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 443) Kadar
penggunaan
0,02 sampai 0,3 % untuk topical
(6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 442)
Zat Propylparaben
Sinonim Aseptoform P; CoSept P; E216; 4-hydroxybenzoic acid propyl ester; Nipagin P; Nipasol M; propagin; Propyl Aseptoform; propyl butex; Propyl Chemosept; propylis
parahydroxybenzoas; propyl phydroxybenzoate; Propyl Parasept; Solbrol P; Tegosept P; Uniphen P-23.
(6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 596) Struktur
(6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 596) Rumus
molekul
C10H12O3 , 180.20
Titik lebur
-Pemerian Bubuk Kristal putih, tidak berbau dan rasa hambar
(6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 596) Kelarutan Sangat mudah larut dalam Acetone dan eter
Ethanol (95%) 1 : 1.1 Ethanol (50%) 1 : 5.6 Glycerin 1 : 250 Mineral oil 1 : 3330 Peanut oil 1 : 70 Propylene glycol 1 : 3.9 Propylene glycol (50%) 1 : 110 Air 1 : 4350 (15oC) 1 : 2500 1 : 225 (80oC)
(6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 597) Stabilita Solusi propil paraben berair pada pH 3-6 dapat disterilkan
dengan autoklaf, tanpa dekomposisi. Pada pH 3-6, berair solusi stabil (kurang dari 10% dekomposisi) sampai sekitar 4 tahun pada suhu kamar, sementara solusi pada pH 8 atau di atas tunduk pada hidrolisis yang cepat (10% atau lebih setel ah
sekitar 60 hari di suhu kamar).
(6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 597)
Inkompabilitas Aktivitas antimikroba propil paraben berkurang jauh di hadapan surfaktan nonionik sebagai akibat dari micellization. Penyerapan propylparaben oleh plastik telah dilaporkan, dengan jumlah yang diserap tergantung pada jenis
plastik dan
kendaraan. Magnesium silikat aluminium, magnesium trisilikat, oksida besi kuning, dan biru laut biru juga telah dilaporkan kepada menyerap propil paraben, sehingga mengurangi efektivitas pengawet. Propylparaben berubah warna dengan adanya besi dan tunduk hidrolisis oleh basa lemah dan asam kuat.
(6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 597)
Keterangan lain
Digunakan untuk preservative
(6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 596)
Penyimpanan Dalam wadah tertutup, terhindar dari cahaya, ditempat sejuk dan kering
(6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 597)
Kadar
penggunaan
0,5 %
(6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 597)
7. Cetyl Alkohol [C16H34O] Zat Cetyl Alkohol
Sinonim Alcohol cetylicus; Avol; Cachalot; Crodacol C70; Crodacol C90; Crodacol C95; ethal; ethol; HallStar CO-1695;
1-hexadecanol; nhexadecyl alcohol; Hyfatol 95; Hyfatol 16-98; Kessco CA; Lanette 16; Lipocol C; Nacol 16-95; palmityl alcohol; Rita CA; Speziol C16 Pharma; Tego Alkanol 16; Vegarol 1695.
(6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 155) Struktur
(6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 155) Rumus
molekul
C16H34O , 242.44
(6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 155) Titik lebur 45o – 52oC
(6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 156) Pemerian Seperti lilin, serpihan putih, butiran, kubus, atau coran. Ini
memiliki bau yang khas samar dan rasa hambar.
(6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 155) Kelarutan Sangat mudah larut dalam etanol 95% dan eter.
Kelarutan meningkat dengan meningkatnya suhu; praktis tidak larut dalam air. Larut bila dilelehkan dengan lemak, cair dan parafin padat, dan isopropil miristat.
(6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 156) Stabilita setil alkohol stabil dengan adanya asam, alkali, cahaya, dan
udara; tidak menjadi tengik. Ini harus disimpan dalam sebuah sumur-ditutup wadah di tempat yang sejuk dan kering.
(6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 156) Inkompabilitas Tidak kompatibel dengan oksidator kuat. Setil alkohol bertanggung jawab untuk menurunkan titik leleh ibuprofen, yang hasil dalam kecenderungan menempel selama proses lapisan film kristal ibuprofen.
(6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 156) Keterangan
lain
stiffening agent.
(6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 155) Penyimpanan Disimpan dalam sebuah sumur-ditutup wadah di tempat yang
sejuk dan kering.
(6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 156) Kadar
penggunaan
-8. Aquadestilata [H2O]
Zat Aquadestilata
Sinonim Aqua; aqua purificata; hydrogen oxide.
( 6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipience, hal 766 ) Struktur
( 6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipience, hal 764 ) Rumus
molekul
H2O
(FI III halaman 96) Titik lebur 0 derajat celcius
Pemerian Cairan jernih, tidak berwarna, tidah berbau, tidak mempunyai rasa
(FI III halaman 96) Kelarutan Larut dengan kebanyakan larutan polar
Stabilitas Air secara kimiawi stabil dalam semua keadaan fisik. Air yang meninggalkan sisitem pemurnian farmasi dan memasuki tengki penyimpanan harus memenuhi persyaratan tertentu. Tujuan
ketika merancang dan mengoperasikan penyimpanan dan distribusi sistem adalah untuk menjaga air agar tidak melebihi batas yang di izinkan selama penyimpanan.
( 6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipience, hal 766 ) Inkompabilitas Dalam formulasi farmasi, air dapat bereaksi dengan obat dan eksipien lain yang rentan tehadap hidrolisis pada suhu kamar. Air dapat bereaksi dengan logam alkali. Air juga bereaksi dengan garam anhidrat untuk membentuk hidrat berbagai komposisidan dengan bahan-bahan organic tertentu dan kalium karbida.
(6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 768) Keterangan
lain
Digunakan sebagai solvent.
(6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 766) Penyimpanan Harus disimpan dalam wadah tertutup
(6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 766) Kadar
penggunaan
-IV. PERMASALAHAN FARMASETIK DAN PENYELESAIAN
No. Permasalahan Penyelesaian
1. Oleum cocos praktis tidak larut dalam air
Maka dibuat emulsi dengan menambahkan emulgator yaitu tween 80 dan span 80
yaitu Butylated Hydroxytoluene (BHT)
3. Mencegah supaya pertumbuhan
mikroba pada sediaan selama penyimpanan
Maka ditambahkan kombinasi
antara Methylparaben dan
Propylparaben sebagai preservatif
4. Sediaan oleum cocos dibuat untuk
penggunaan topikal
Untuk memperbaiki bau dari sediaan ditambahkan oleum rosae sebagai parfume
5. Untuk melarutkan sediaan Ditambahkan aquadestilata
sebagai solvent
V. PENDEKATAN FORMULA
No. Nama Bahan Jumlah Kegunaan
1. Oleum Cocos 30% Zat aktif
2. Tween 80
5% Emulsifying agent
3. Span 80 Emulsifying agent
4. Sodium Lauryl Sulfate 1,5% Emulsifying agent
5. Metylparaben 0,2% Preservative
6. Propylparaben 0,1% Preservative
7. Oleum Rosae q.s
(optimasi) Parfume
8. Pewarna pink q.s
(optimasi) Coloring agent
9. Cetyl Alkohol 3% Coating agent
10. Butylated Hydroxytoluene 0,05% Antioksidan
11. Propilenglycol 15% Preservative
12. Aquadestilata q.s Solvent
VI. PENIMBANGAN
Dibuat sediaan 8 botol (@ 60 ml) = 500 ml
No. Nama Bahan Jumlah yang Ditimbang 1. Oleum Cocos 150 gram
2. Tween 80 13,3175 gram 3. Span 80 11,6825 gram 4. Sodium Lauryl Sulfate 7,5 gram 5. Metylparaben 1 gram 6. Propylparaben 0,5 gram 7. Oleum Rosae q.s (optimasi) 8. Pewarna pink q.s (optimasi) 9. Cetyl Alkohol 15 gram 10. Butylated Hydroxytoluene 0,25 gram 11. Aquadestilata q.s
VII. PROSEDUR PEMBUATAN 1. Dicuci semua botol, lalu keringkan 2. Dikalibrasi botol 62 ml :
- Diukur 62 ml air kedalam gelas ukur - Dimasukkan kedalam botol
- Diberi tanda batas kalibrasi
- Dibuang air, kemudian keringkan botol hingga siap digunakan - Dilakukan langkah diatas untuk 8 botol
3. Dikalibrasi beaker glass I (500 ml) - Diukur 500 ml air dalam gelas ukur - Dimasukkan kedalam beaker glass I - Diberi tanda batas kalibrasi
- Dibuang air, kemudian keringkan beaker glass I hingga siap digunakan 4. Ditimbang semua bahan
5. Campurkan span 80 dan cetyl alcohol ke fase minyak didalam beaker glass 250 ml, lalu panaskan
7. Setelah dipanaskan didapat suhu masing-masing fase air dan minyak yaitu antara 60-70oC
8. Dimasukkan BHT, propilparaben, dan methylparaben ke fase minyak lalu panaskan 9. Lalu dimasukkan fase air kedalam beaker glass 500 ml, ditambahkan fase minyak 10. Diaduk dengan menggunakan mixer + 5 menit
11. Lalu diaduk dengan batang pengaduk sampai benar-benar dingin
12. Ditambahkan aquadest kedalam beaker glass 500ml sampai tanda kalibrasi
13. Ditambahkan oleum rosae sebanyak 20 tetes, sedikit demi sedikit sambil diaduk sampai homogen
14. Ditambahkan pewarna pink yang telah dilarutkan sebanyak 10 tetes, sedikit demi sedikit sambil diaduk sampai homogen
15. Setelah selesai, dimasukkan sediaan kemasing-masing botol masing-masi ng 62 ml 16. Kemas dan beri etiket
VIII. DATA PENGAMATAN EVALUASI SEDIAAN
No Jenis
evaluasi
Prinsip evaluasi Jumlah
sampel Hasil pengamatan Syarat 1. Uji Organoleptic Mengetahui warna, penampilan dan bau
yang terdapat pada masing-masing sediaan 3 Warna merah Penampilan baik Bau oleum rosae (mawar) Warna, rasa, dan penampilan harus sesuai saat waktu pembuatan 2. Uji pH Mengetahui pH yang terdapat pada masing-masing sediaan 3 (1) 6 (2) 6 (3) 6 pH pada masing-masing botol harus sama dan merata 3. Uji Volume Terpindahkan Mengetahui kesetaraan
volume pada masing- 3
(1) 61,33 (2) 60,9
Tinggi volume
masing sediaan (3) 60,25 pada masing-masing sediaan harus sama dan tidak boleh kurang dari 60 ml 4. Uji Viskositas Mengetahui viskositas (kekentalan) pada sediaan 3 (1) 3,45 s (2) 3,82 s (3) 2,95 s Rata-rata = 3,07 s (4) Terha dap propi lengl ykol = 29,30 3 cP (5) Terha dap sorbit ol = 18,37 9 Viskositas pada masing-masing botol sediaan harus bisa dituang tetapi tidak encer dan kental 5.
Uji BJ Mengetahui berat jenis
pada sediaan 3
Rata-rata bobot
BJ pada
masing-sediaan = 1,0131 Rata-rata bobot air = 0,995 masing botol sediaan harus setara dan merata 6. Uji Tinggi Sedimentasi Mengetahui sedimentasi pada sediaan dengan waktu yang telah ditentukan
1 10” = 10 cm 20” = 10 cm 30” = 9,8 cm 60” = 9,8 cm 120”= 9,8cm 1hari= 3hari= 6hari= Masing-masing sediaan suspensi yang di uji tidak terdapat caking 7. Uji Tipe Emulsi
Mengetahui tipe emulsi
pada sediaan 1 Tipe oil in water Tipe emulsi pada saat pengujian harus sama seperti saat pembuatan IX. PEMBAHASAN
emulsi adalah sediaan berupa campuran terdiri dari dua fase cairan dalah sistem disperse; fase cair yang satu terdispersi sangat halus dan merata dalam fase cairan lainnya, umumnya dimantapkan oleh zat pengemulsi. Fase cairan terdispersi disebut fase dalam; sedangkan fase cairan pembawanya disebut fase luar. Jika fase dalam berupa minya atau larutan dalam minyak dan fase luarnya air atau larutan, emulsi disebut emulsi minyak dalam air(m/a); sedangkan jika sebaliknya emulsi disebut emulsi air dalam minyak (a/m). (Formularium Nasional Ed. II hal 314)
emulsi menggunakan zat pengemulsi sintetik, umumnya dibuat sebagai berikut:
zat pengemulsi yang mudah larut dalam air, terlebih dahulu dilarutkan dalam air atau fase air sedangkan zat pengemulsi yang mudah larut dalam minyak, terlebih dahulu dilarutkan dalam minyak. (Formularium Nasional Ed. II hal 314)
emulsi dikatakan tidak stabil jika mengalami hal-hal berikut:
- Creaming yaitu terpisahnya emulsi menjadi 2 lapisan, yaitu satu bagian mengandung
fase disper lebih banyak daripada lapisan yang lainnya. Ceaming bersifat reversible, artinya jika dikocok perlahan-lahan akan terdispersi kembali.
- Koalesensi atau cracking (breaking) adalah pecahnya emulsi karena film yang
meliputi partiker rusak dan butir minyak berkoalesensi atau menyatu menjadi fase tunggal yang memisah. Emulsi ini bersifat irreversible (tidak dapat diperbaiki kembali). Hal ini terjadi karena:
a. Peristiwa kimia; seperti penambahan alcohol, perubahan pH, penambahan elektrolit CaO/CaCl2 eksikatus
b. Peristiwa fisika; seperti pemanasan, penyaringan, pendinginan, pengadukan. c. Peristiwa biologis; seperti fermentasi bakteri, jamur, atau ragi.
- Inversi fase adalah peristiwa berubahnya tipe emulsi o/w menjadi w/o secara tiba-tiba
atau sebaliknya. Sifatnya irreversible.
Sediaan oleum cocos dibuat dengan komponen dua fasa, yaitu fasa minyak dan air.
Masing-masing fasa dipanaskan pada suhu 60-70o C, kemudian masukkan fasa minyak
kedalam beaker glass yang sudah terisi oleh fasa air, lalu aduk sampai homogen dan
pengadukan dibantu oleh mixer + 5 menit, setelah itu aduk dengan batang pengaduk sampai
sediaan emulsi benar-benar dingin. Setelah dingin tambahkan parfume sedikit demi sedikit sambil diaduk sampai menghasilkan bau yang cukup. Kemudian tambahkan coloring agent sedikit demi sedikit sambil diaduk sampai memberikan warna yang sesuai dan diharapkan.
Setiap emulgator memiliki harga keseimbangan yang besarnya tidak sama. Harga keseimbangan ini dikenal dengan istilah “HLB” (Hydrophyl Lipophyl Balance), yaitu angka yang menunjukan perbandingan antara kelompok hidrofil dengan kelompok lipofil. Semakin besar harga HLB, berarti semakin banyak kelompok yang suka air, artinya emulgator tersebut lebih mudah larut dalam air dan demikian sebaliknya. Adapun perhitungan HLB untuk sedian emulsi Oleum Cocos sebagai berikut:
% Tween 80 = (10 – 4,3) / (15 – 4,3) x 100% = 53, 27 % = 53,27/100 x 25 gram = 13,3175 gram % Span 80 = 100% - 53,27% = 46,73 %
= 46,73/100 x 25 gram = 11,6825 gram
Setelah hampir seminggu sampai dua mingguan maka dilakukan evaluasi pada sediaan, seperti berikut:
1. Uji organoleptik
Dalam evaluasi dilakukan uji organoleptic yaitu uji bau, penampilan, dan warna pada masing-masing botol sediaan emulsi. Bau yang tercium harus sama seperti bau pada saat pembuatan awal sediaan emulsi. Warna yang diuji dan terlihat oleh kasat mata harus sama seperti yang diharapkan atau pada saat awal pembuataan emulsi. Penampilan dari masing-masing sediaan emulsi harus terlihat baik tepatnya sama seperti pada saat awal pembuatan.
2. Uji pH
Masing-masing botol sediaan emulsi diuji dengan kertas pH. Dilakukan agar mengetahui nilai pH pada masing-masing sediaan emulsi dengan syarat pH pada masing-masing sediaan
emulsi harus sama dan merata sehingga dapat mempertahankan keseragamannya. 3. Uji volume terpindahkan
Evaluasi dilakukan dengan memasukan emulsi kedalam gelas ukur 100 ml. lalu ukur tinggi volume pada masing-masing sediaan dengan syarat semua sediaan mempunyai volume 100% sama pada saat pembuatan.
4. Uji viskositas
Dilakukan pada masing-masing botol sediaan yang telah ditentukan, bertujuan agar mengetahui kekentalan (viskositas) sediaan emulsi. Pertama masukkan larutan emulsi kedalam gelas ukur 100ml, lalu masukkan kelereng kedalamnya. kemudian hitung lama waktu kelereng jatuh dari awal menyentuh emulsi sampai bawah ujung emulsi.
Rata-rata nilai viskositas masing-masing kelompok dan dikonversikan dengan propolenglikol dan sorbitol sebagai berikut:
Kelompok Viskositas terhadap Propylenglikol Viskositas terhadap Sorbitol Rata-rata viskositas I 29,303 cP 18,379 cP 3,07 s II 11,74 cP 7,36 cP 1,23 s III 10,69 cP 6,705 cP 1,12 s IV 8,37 cP 0,32 cP 42,23 s V 17,56 cP 0,68 cP 20,136 s VI 36,41 cP 1,42 cP 9,713 s VII 18,42 cP 11,55 cP 1,033 s
5. Uji Bobot Jenis
Dalam evaluasi ini pengujian dilakukan menggunakan alat yaitu piknometer 1 ml. Larutan emulsi dimasukkan kedalam piknometer lalu timbang, dan catat hasilnya (w1). Lalu larutan
emulsi dibuang dan piknometer dibersihkan, tunggu sampai benar-benar kering jika bisa dimasukkan ke dalam oven dengan suhu 100oC. setelah kering timbang kembali piknometer, catat hasilnya (wo). Hasil dari w1 – w0 dinamakan BJ
6. Uji sedimentasi
Pengujian dilakukan dengan cara larutan emulsi dimasukkan kedalam gelas ukur 100 ml. Kemudian ukur tinggi sedimentasi dengan penggaris dimulai dari menit ke nol sampai selang waktu yang telah ditentukan, lalu catat.
7. Uji tipe emulsi
Pertama-tama emulsi dicampurkan dengan metilen biru didalam cawan petri, jika memberikan warna biru maka emulsi tipe o/w, karena metilen biru larut dalam air. Jika sebaliknya, tidak tercampur maka emulsi tipe w/o yang tidak larut dalam air.
8. KESIMPULAN
Formulasi yang tepat untuk sediaan yang dibuat adalah sebagai berikut.
1. Oleum Cocos 30% Zat aktif 2. Tween 80
5% Emulsifying agent
3. Span 80 Emulsifying agent
4. Metylparaben 0,2% Preservative
5. Propylparaben 0,1% Preservative
6. Oleum Rosae q.s
(optimasi) Parfume
7. Pewarna pink q.s
(optimasi) Coloring agent
8. Cetyl Alkohol 3% Coating agent
9. Butylated Hydroxytoluene 0,05% Antioksidan
10. Propilenglycol 15 % Preservative
11. Aquadestila q.s Solvent
X. DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1979. F armakope Indonesia edisi I I I . Jakarta : Departemen Kesehatan Indonesia
Departemen Kesehatan, 2009. Br iti sh Pharmacope ed 1 & I I . London: Departemen Kesehatan
Rowe, Raymond,. 2009. H and Book Of Phar maceuti cal Excipi ents 6 th . London: Pharmaceutical Press
Syamsuni, A,. 2006. I lm u Resep . Jakarta : Buku Kedokteran EGC
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1978. F ormular ium Nasional Edisi I I . Jakarta: Departemen Kesehatan Indonesia