JURNAL PRAKTIKUM
TEKNOLOGI SEMISOLID DAN LIQUID
FORMULASI SEDIAAN SUSPENSI
“KLORAMFENIKOL”
Dosen Pengampu :
Apt. Ayu Rana Esadini, M. Farm
Disusun Oleh :
1. Elva Nurhafifa (221030790529) 2. Fannysa Salsabila (221030700551) 3. Fredita Ayu. A (221030790518) 4. Mutiara Permata. S (221030790387) 5. Riski Aprilia. R (221030700572) 6. Risman Zai (221030700561)
7. Sabrina (221030700549)
8. Wiwik Ayu. A (221030700464)
PRODI S1 FARMASI KLINIK DAN KOMUNITAS STIKES WIDYA DHARMA HUSADA
2023
I. TEORI DASAR A. DEFINISI LARUTAN
Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat yang tidak larut yang terdispersi dalam fase cair. Sedangkan, yang dimaksud dengan Suspensi oral adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat dalam bentuk halus yang terdispersi dalam fase cair dengan bahan pengaroma yang sesuai dan ditujukan untuk penggunaan oral (Syamsuni, 2006).
Suspense dapat dibagi menjadi 2 jenis, yaitu suspense yang siap digunakan atau yang dikonstitusikan dengan jumlah air untuk injeksi atau pelarut lain yang sesuai sebelum digunakan. Syarat-syarat suspense (Depkes, 2014) :
1. Suspense tidak boleh diinjeksikan secara intravena dan intratekal 2. Suspense yang dinyatakan untuk digunakan dengan cara tertentu
harus mengadung zat antimikroba
3. Dapat ditambahkan zat yang sesuai untuk meningkatkan kekentalan sehingga pengendapan partikel tidak membentuk pengerasan dan pemadatan sehingga sulit terdispersi kembali
4. Suspense harus dikocok sebelum digunakan untuk menjamin distribusi bahan padat yang merata dalam pembawa sehingga menjamin keseragaman dan dosis yang tepat
5. Suspense harus disimpan dalam wadah tertutup rapat
Keuntungan dan kekurangan sediaan : 1. Keuntungan :
a. Baik digunakan untuk pasien yang sukar menerima tablet dan kapsul, terutama anak-anak
b. Homogenitas tinggi
c. Lebih mudah diabsorbsi daripada tablet dan kapsul karena luas permukaan kontak antara zat aktif dan saluran cerna meningkat
d. Dapat menutupi rasa tidak enak pahit obat dari larut tidaknya e. Mengurangi penguraian zat aktif yang tidak stabil dalam air
2. Kekurangan :
a. Kestabilan rendah (pertumbuhan kristal jika jenuh, degradasi, dll)
b. Jika membentuk “caking” akan sulit terdispersi Kembali sehingga homogenitasnya turun
c. Alirannya menyebabkan sukar dituang
d. Ketepatan dosis lebih rendah daripada bentuk sediaan larutan e. Pada saat penyimpanan, kemungkinan terjadi perubahan system
disperse (caking, flokulasi-deflokulasi terutama jika terjadi fluktuasi perubahan temperature)
f. Sediaan suspense harus dikocok terlebih dahulu untuk memperoleh dosis yang diinginkan
Kloramfenikol memiliki efek farmakologi untuk mengobati demam tifoid dan memiliki efek samping seperti hipersensitivitas, mual, muntah, glossitis, diare dan enterekolitis. Dan dapat menimbulkan syndrome grey pada bayi premature yang mendapat dosis tinggi (Departemen Farmakologi dan Terapeutik Kedokteran UI, 2007). Sediaan diajukan untuk orang dewasa dengan dosis 4 x sehari 5mL sesudah makan.
B. EVALUASI SEDIAAN LARUTAN 1. Uji Organoleptis
Uji organoleptis suspensi dilakukan dengan menilai perubahan warna, bau dan rasa (Sanna et al, 2012).
2. Uji pH
Uji pH dilakukan dengan cara mencelupkan kertas indikator yang bagian berwarna ke dalam sediaan, lalu dilihat perubahan warnanya dengan membandingkan pada kotak pH stik.
3. Uji Berat Jenis
Pengujian berat jenis dilakukan dengan Piknometer kosong yang bersih dan kering ditimbang (a). Kemudian aquadest dimasukkan ke dalam piknometer dan ditimbang beratnya (b). Piknometer dibersihkan dan dikeringkan. Suspensi kombinasi ekstrak dimasukkan ke dalam piknometer, kemudian ditimbang beratnya (c). Massa jenis suspensi kombinasi ekstrak ditentukan menggunakan rumus sebagai berikut (Wahyuni, 2017).
4. Uji Viskositas
Uji viskositas dilakukan menggunakan alat viskometer Brookfield dengan rotasi perputaran 30 rpm. Uji Sedimentasi Suspensi kombinasi ekstrak dimasukkan ke dalam gelas ukur 10 mL dan disimpan pada suhu kamar serta terlindung dari cahaya secara langsung. Volume suspensi kombinasi ekstrak kombinasi ekstrak yang diisikan merupakan volume awal (Vo). Perubahan volume diukur dan dicatat setiap hari tanpa pengadukan hingga tinggi sedimentasi konstan. Volume tersebut merupakan volume akhir (Vu). Volume sedimentasi dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan F=Vu/ Vo (Ansel, 1989).
5. Uji Redispersi
Tabung reaksi diputar 180° dan dibalikkan ke posisi semula.
Formulasi yang dievaluasi ditentukan berdasarkan jumlah putaran yang diperlukan untuk mendispersikan kembali endapan partikel zat aktif agar kembali tersuspensi. Kemampuan redispersi baik bila suspensi telah terdispersi sempurna dan diberi nilai 100 %. Setiap pengulangan uji redispersi pada sampel yang sama, maka akan menurunkan nilai redispersi sebesar 5% (Gebresamuel & Gebre Mariam, 2013).
II. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mahasiswa mampu memehami dan menentukan formulasi pembentuk sediaan larutan oral
2. Mahasiswa mampu menjelaskan fungsi dari eksipien yangdigunakan
3. Mahasiswa mampu menerapkan teknologi formulasi sediaan larutan 4. Mahasiswa mampu menerapkan evaluasi sediaan larutan
III. PREFORMULASI ZAT AKTIF DAN EKSIPIEN
IV. ATURAN PAKAI No Nama Zat Cara
Pemakaia n
Umur Dosis Lazim Dosis Maksimum Sekali Sehari Sekali Sehari
1. Kloramfenikol Oral Neonatus
genap bulan dan prematur.
- 25
mg/kg - -
Bayi umur 2
minggu keatas - 50
mg/kg - -
Dewasa 250-
500 mg
1-2
gram - -
V. PERHITUNGAN FORMULASI (ZAT AKTIF DAN EKSIPIEN) N
o Nama Bahan Konsentrasi Perhitungan 1. Kloramfenikol 125 mg/5ml 125 / 5 x 120 =2,5 + 10% = 3,3 gram 2. Na CMC 1% 1 / 100 x 120 = 1 + 10% = 1,3 gram 3. Polysorbat 80 0,5 % 0,5 / 100 x 120 = 0,5 + 10% = 0,66 gram 4. Propilen glikol 20 % 20 / 100 x 120 = 20 + 10% = 26,4 gram 5. Sirup simplex 10 % 10 / 100 x 120 = 10 + 10% = 13,2 gram 6. Aquadest Ad 300 ml =132-(3,3 + 1,3 + 0,66 + 26,4 + 13,2)
=132-44,86
=87,14 ml VI. TABEL PENIMBANGAN BAHAN
N o
Nama Bahan Jumlah yang ditimbang Fungsi Bahan
1. Kloramfenicol 3,3 gram Antibiotik (antipiretik)
2. Na CMC 1,3 gram Bahan pensuspensi, pengikat
viskositas
3. Polysorbat 80 0,66 gram Zat tambahan
4. Propilen glikol 26,4 gram Pengawet antimikroba
5. Sirup simplex 13,2 gram Pemanis
6. Aquadest 87,14 ml Pelarut
VII. ALAT DAN BAHAN VIII. PROSEDUR KERJA (IPC)
No Prosedur kerja In process control (ipc) Tidak lanjut
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
IX. TABEL EVALUASI SEDIAAN
N Evaluasi Prinsip Kerja Evaluasi Jumlah Hasil yang
o Sediaan sampe diharapkan
Tabel. Hasil Evaluasi
No Evaluasi Hasil Evaluasi Dokumentasi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
DAFTAR PUSTAKA
Sanna, S., Rajani, A., Sumedha, N., & Mahesh, B. (2012). Formulation and evaluation of taste masked oral suspension of Dextromethorphan hydrobromide.
International Journal of Drug Development and Research. Vol. 4 No .2 :159- 172.
Ansel, H. (2008). PengantarBentuk Sediaan Farmasi. UI Press: Jakarta.
Gebresamuel, N., & Gebre-Mariam, T. (2013). Evaluation of suspending agent properties of two local Opuntia spp. muchilago on Paracetamol suspension.
Journal of Pharmacy and Sciences. Vol. 26 No.1: 23- 29.
Syamsuni, 2006, Farmasetika Dasar Dan Hitungan Farmasi, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta. 29 – 31.
Departemen Kesehatan RI. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 5. Jakarta: Depkes RI, p441-448.
Departemen Farmakologi dan Terapeutik FK UI. 2007. Farmakologi dan Terapi Edisi 5. Jakarta: Bagian Farmakologi FK UI