• Tidak ada hasil yang ditemukan

downacademia.com materi 2 larutan

N/A
N/A
Prisca Pakan

Academic year: 2024

Membagikan "downacademia.com materi 2 larutan"

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)

LARUTAN

(2)

PENGERTIA N

- Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang terlarut.

Mis : terdispersi secara molekular dalam pelarut yang sesuai atau campuran pelarut yang saling bercampur.

- Karena molekul-molekul dalam larutan terdispersi secara merata, maka penggunaan larutan sebagai bentuk sediaan, umumnya memberikan jaminan

keseragaman dosis dan memiliki ketelitian yang baik

jika larutan diencerkan atau dicampur.

(3)

JENIS LARUTAN

1.Larutan encer : larutan yang mengandung sejumlah kecil zat A yang terlarut.

2.Larutan jenuh : larutan yang mengandung

jumlah maksimum zat A yang dapat larut dalam air pada tekanan dan temperatur tertentu.

3.Larutan lewat jenuh : larutan yang

mengandung jumlah zat A yang terlarut

melebihi batas kelarutannya di dalam air pada

temperatur tertentu.

(4)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELARUTAN

PEMBENTUKAN KOMPLEKS

SALTING IN KELARUTAN

CO-SOLVENCY POLARITAS

KELARUTAN

(5)

1. Polaritas

- Kelarutan suatu zat memenuhi aturan ”like dissolves like” artinya solute yang polar akan larut dalam solvent yang polar, solute yang non polar akan larut dalam solvent yang bersifat non polar.

- Garam-garam anorganik larut dalam air.

- Alkaloid basa larut dalam kloroform.

(6)

2. Co-solvency

- Co-solvency adalah peristiwa kenaikkan kelarutan suatu zat

karena adanya penambahan pelarut lain atau modifikasi pelarut.

- Luminal tidak larut dalam air,

tetapi larut dalam campuran air-

gliserin.

(7)

3. KELARUTAN

Kelarutan zat anorganik yang digunakan dalam farmasi umumnya adalah :

1. Larut dalam air

- Semua garam klorida larut, kecuali : AgCl, PbCl2, Hg2Cl2

- Semua garam nitrat larut, kecuali nitrat base seperti bismuth subnitras

- Semua garam sulfat larut, kecuali BaSO4, PbSO4, CaSO4. 2. Tidak larut dalam air

- Semua garam karbonat tidak larut, kecuali K2CO3, Na2CO3, (NH4)CO3

- Semua oksida dan hidroksida tidak larut, kecuali KOH, NaOH, NH4OH, BaO, Ba(OH)2

- Semua garam posphat tidak larut, kecuali K3PO4, Na3PO3, (NH4)PO4

(8)

KELARUTAN :

No Kelarutan Jumlah Pelarut

1 Sangat mudah larut Kurang dari 1

2 Mudah larut 1 - 10

3 Larut 10 - 30

4 Agak sukar larut 10 - 100

5 Sukar larut 100 - 1000

6 Sangat sukar larut 1000 - 10.000

(9)

KELARUTAN ZAT ANORGANIK, DALAM FARMASI :

1. Dapat larut dalam air :

a. Klorida, kecuali Hydrargyrosi Chloridum, AgCl,

PbCl

2

tidak larut.

b. Nitrat, kecuali Nitrat base, seperti Bismuthi

subnitas, tidak larut.

c. Sulfat, kecuali Barii sulfas, Plumbi sulfas tidak

larut, Calcii sulfas sedikit larut.

(10)

2. Tidak larut dalam air

a. Karbonat, kecuali Kalii carbonas, Natrii carbonas Amonii carbonas, dan Lithii carbonas larut.

b. Oksida dan Hidroksida, kecuali Kalii, Natrii, Amo nii, Calcii, Barii Oxydum & Hidroksidum larut.

c. Fosfat, kecuali Kalii Phosphas, Natrii Phosphas &

Ammonii Phosphas.

Dalam Farmakope disebutkan, suhu air hangat 60- 700,

dan air panas suhunya 85-95 C.

(11)

DAFTAR KELARUTAN ZAT ORGANIK

1 gram zat dalam x ml air :

- Benzena 1430 - Benzyl alcoholum 25 - Carbon Tetrachloridum 2000

- Chloroformum 200

(12)

Cara Penimbangan Zat Cair :

- Dengan botol timbang, menggunakan butir2

gotri;

- Jika menimbang campuran cairan, secara berurutan, yg mudah menguap

belakangan,

seperti : Aether, Aethyl acetas, Chloro-

form, Aethylis Nitris cum Spiritu, SASA,

Valerianae Tinctura.

(13)

DAFTAR KELARUTAN (1 G ZAT DLM X ML PELARUT)

No Nama Obat Air Alkohol Keterangan

1 Atropini Sulfat 0,5 5

2 Codeinum 120 2

3 Codeini Sulfas 30 1280

4 Codeini

Phosphas 2,5 325

5 Morphini Sulfas 16 565

6 Luminal 1000 8

7 Luminal natrium 1 10

8 Procaini HCl 1 15

9 10

Sulfadiazinum Natrii

Sulfadiazinum

13000 2

agak sukar larut Sedikit larut

01/18/24

(14)

Kelarutan suatu zat tergantung 2 faktor : 1. Luasnya permukaan, dan

2. Kecepatan difusi.

Umumnya zat dg molekul besar (As. Sitrat) kecepatan larut lebih kecil dibanding dg molekul yg kecil (Kalium Iodidum).

Dengan memperluas permukaan (digerus), meningkat-

kan kelarutan.

Pemanasan, meningkatkan kelarutan, juga menaikkan kecepatan difusi.

(15)

CARA MELARUTKAN ZAT :

1. Zat mudah larut, dilarutkan dalam botol;

2. Zat sukar larut dilarutkan dgn pemanasan;

3. Zat yg akan membentuk hidrat, air dimasukkan lebih dahulu dalam erlenmeyer agar tidak

terbentuk

senyawa hidrat yang lebih lambat larutnya;

4. Zat yang meleleh dalam air panas, saat melarutkan dalam erlenmeyer, digoyang-goyang atau dikocok;

5. Zat yang mudah terurai pada pemanasan, tidak

boleh dilarutkan dengan pemanasan, jadi dilarutkan secara dingin;

(16)

6. Zat-zat yang mudah menguap bila dipanasi, larut kan dalam botol tertutup & dipanaskan serendah- rendahnya sambil digoyang-goyangkan;

7. Obat-obat keras harus dilarutkan tersendiri, untuk meyakini apakah larut semua, dilakukan dalam

tabung

reaksi lalu kemudian dibilas;

8. Pemanasan hanya diperlukan untuk mempercepat larutnya suatu zat, bukan untuk menambah kelarutan sebab bila keadaan dingin, akan terjadi endapan.

Hal ini perlu dipperhatikan.

(17)

CARA PENYARINGAN

Alasan : Cairan yang diserahkan pada pasien harus jernih, kalau ada kotoran harus disaring.

1. Obat minum atau kulit : menggunakan kapas hidrofil;

2. Obat cuci mata atau tetes mata : kertas saring yang cocok;

3. Untuk Injeksi, pakai saringan gelas (G3 atau G4);

4. Larutan zat oksidator, dengan saringan gelas, asbes, atau glas wol untuk menghindari reduksi zatnya;

5. Larutan koloidal, tidak disaring, bila diperlukan diendap kan & dituang larutan yang jernih.

Caranya : Pada corong diletakkan kapas hidrofil / kertas saring, lalu dituangkan larutan yang akan disaring

01/18/24

(18)

MACAM-MACAM LARUTAN

1. Larutan pekat dan larutan encer :

- Larutan pekat, solute lebih banyak dari solven;

- Larutan encer, solute lebih sedikit dari solven.

2. Larutan berdasarkan daya hantarnya (Elektrolit):

a. Larutan Elektrolit Kuat, semua terurai menjadi kation dan anion (Contoh : HCl);

b. Larutan Elektrolit Lemah, tidak semua terurai menjadi kation dan anion;

c. Larutan Non Elektrolit, tidak terurai menjadi ion-ionnya.

(19)

3. Larutan menurut kejenuhannya :

a. Larutan jenuh, mengandung solute yang larut dan

berada dalam keseimbangan;

b. Larutan sangat jenuh,larutan yang mengandung

solute yang lebih banyak daripada untuk larutan jenuhnya;

c. Larutan tidak jenuh, larutan yang mengandung

solute yang lebih sedikit daripada untuk larutan

jenuhnya.

(20)

JENIS-JENIS LARUTAN

1. Larutan Zat Padat dalam Cairan :

Dalam suatu zat padat, molekul-molekul atau ion-ionnya tersusun dengan baik dan gaya

tariknya maksimum. Agar terbentuk suatu

larutan, gaya tarik antar partikel solut dan solven harus baik. Seperti proses larutnya gula dalam

air.

Hal ini menunjukkan solute dari molekul polar akan lebih mudah larut dalam solven polar juga.

Tapi molekul-molekul polar tidak dapat larut

dalam pelarut non polar. Hal ini karena gaya tarik

(21)

2. Larutan Cairan dalam Cairan

Pada pembentukkan larutan cairan, dua macam zat dapat saling bercampur/melarutkan jika

keduanya mempunyai gaya tarik antara molekulnya sama.

Proses terbentuknya suatu cairan larut dalam

cairan lainnya yaitu diperlukan tambahan energi untuk memisahkan masing-masing molekul dari solute dan solvennya. Setelah solute dan solven yang molekul-molekulnya dalam keadaan terpisah disatukan, energi akan kembali dilepaskan karena adanya gaya tarik antara molekul solute dan

solven.setelah energyidilepaskan maka solute dan solven akan bersatu memebentuk larutan.

(22)

KONSENTRASI LARUTAN

Konsentrasi larutan menyatakan secara kuantitatif komposisi zat terlarut dan pelarut di dalam larutan.

Konsentrasi umumnya dinyatakan dalam

perbandingan jumlah zat terlarut dengan jumlah total zat dalam larutan, atau dalam perbandingan jumlah zat terlarut dengan jumlah pelarut.

Contoh :beberapa satuan konsentrasi adalah molar, molal, dan bagian per juta (part per million, ppm).

Sementara itu, secara kualitatif, komposisi larutan dapat dinyatakan sebagai encer (berkonsentrasi rendah) atau pekat (berkonsentrasi tinggi).

(23)

4. TEMPERATUR

a. Zat padat pada umumnya bertambah larut bila suhunya dinaikkan, zat tersebut bersifat

endoterm, panas.

b. Zat terlarut + pelarut + panas  larutan

dinaikkan (bersifat eksoterm), karena pada kelarutannya menghasilkan panas.

c. Zat terlarut + pelarut  larutan + panas Contoh :

K

2

SO

4

, KOH, CaHPO

4

, minyak atsiri, gas-gas yang

larut.

(24)

5. SALTING OUT

a. Peristiwa adanya zat terlarut tertentu yang

mempunyai kelarutan besar dibanding zat utama, akan menyebabkan penurunan kelarutan zat

utama

atau terbentuknya endapan karena ada reaksi kimia.

Contoh :

Kelarutan minyak atsiri dalam air akan turun

bila ke dalam air tersebut ditambahkan larutan NaCl jenuh. Disini kelarutan NaCl dalam air

(25)

6. SALTING IN

- Peristiwa bertambahnya kelarutan dari suatu

senyawa organik dengan penambahan suatu garam

dalam larutannya.

- Contoh :

riboflavin tidak larut dalam air, tetapi larut dalam larutan yang mengandung

nicotinamidum karena terjadi

penggaraman riboflavin + basa NH

4

.

(26)

7. PEMBENTUKAN KOMPLEKS

- Peristiwa terjadinya interaksi antara

senyawa tak larut dengan zat yang larut dengan membentuk garam kompleks.

Contoh :

Iodium larut dalam KI atau NaI jenuh.

KI + I

2

 KI

3

HgI

2

+ 2 KI  K

2

HgI

4
(27)

KECEPATAN KELARUTAN SUATU ZAT DIPENGARUHI OLEH :

- Ukuran partikel : makin halus solute, makin kecil ukuran partikel; makin luas solute yang

kontak dengan solvent, solute makin cepat larut.

- Suhu : pada umumnya kenaikan suhu akan menambah kelarutan solute.

- Pengadukan

(28)

KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN BENTUK SEDIAAN SOLUTIO

-

-Merupakan campuran homogen

- Dosis dapat mudah diubah-ubah

dalam pembuatan.

- Dapat diberikan dalam larutan

encer kapsul

- Kerja awal obat lebih cepat karena

obat cepat diabsorpsi.

- Mudah diberi pemanis, bau- bauan

dan warna.

- Untuk pemakaian luar, bentuk larutan mudah digunakan.

- Volume bentuk larutan

lebih besar.

- Ada obat yang tidak

stabil dalam larutan.

- Ada obat yang sukar

ditutupi rasa dan baunya

(29)

SEDIAAN LARUTAN

GUTTAE

POTIO EFFERVESCENT

SATURATIO NETRALISASI

ELIXIR POTIONES SIRUP

LAR.ORAL

(30)

POTIONES (OBAT MINUM)

- Sediaan cair yang dibuat untuk pemberian

oral, mengandung satu atau lebih zat dengan atau tanpa bahan

pengaroma,

pemanis, atau pewarna yang larut

dalam air

(31)

ELIXIR

Sediaan yang mengandung bahan obat dan bahan tambahan (pemanis, pengawet,

pewangi) sehingga memiliki bau dan rasa yang sedap dan sebagai pelarut digunakan campuran air-etanol.

Etanol berfungsi untuk mempertinggi

kelarutan obat. Elixir dapat pula ditambah

kan glycerol, sorbitol, atau propilenglikol.

(32)

ELIKSIR

1. Eliksir, berupa sediaan cair yang mempunyai bau

&

rasa yang sedap, selain mengandung obat, juga zat

tambahan lain seperti gula dan atau pemanis lainya,

zat warna, zat pewangi dan zat pengawet, diguna- kan sebagai obat dalam.

Sebagai pelarut utama biasanya etanol,untuk me- ningkatkan kelarutan obat, dapat ditambah

(33)

2. Eliksir biasanya kurang manis & kurang kental bila dibandingkan dengan Sirup, karena mengandung gula lebih sedikit.

Eliksir bersifat hidroalkohol, maka dapat menjaga stabilitas obat, baik yang larut dalam air maupun alkohol dalam larutan eliksir.

Eliksir lebih mudah dibuat, maka lebih disukai

dibanding sirup, banyaknya jumlah etanol terendah 3% dan tertinggi 44%, biasanya antara 5-10%.

Pemanis biasanya gula/sirup gula, tapi kadang- kadang

Sorbitol, Glycerinum dan Saccharinum (terbatas).

(34)

SIRUP

Adalah Sediaan cair berupa larutan yangmengandung gula (sakarosa) kecuali dinyatakanlain, kadar gula

(C12H22O11) tidak boleh kurang dari 64 % dan tidak boleh lebih dari 66 %.

Larutan oral yang mengandung sukrosa atau gula cair kadar tinggi.

Bentuk sediaan sirup, telah dikenal sebagai bentuk sediaan obat sejak masa Arab kuno yang dikenalkan oleh Avicenna, ahli farmasi berkebangsaan Arab.

(35)

KOMPONEN SIRUP

1. Gula, biasanya Sukrosa (C

12

H

22

O

11

);

2. Pengawet, antimikroba :

a. Asam Benzoat 0,1 - 0,2%;

b. Nipagin-Nipasol 0,1 - 0,2%;

c. dsb.

3. Zat pemberi rasa (Corigens Saporis / Flavoring Agent) :

a. Minyak Jeruk (Volatile);

b. Vanili, dsb.

4. Zat pemberi warna (Corigens Coloris).

(36)

MACAM-2 SIRUP :

1. Sirupus Simpleks (Sirup Gula) :

- Larutan Sukrosa 64-66%, hampir jenuh dalam air;

2. Sirup Obat :

- Larutan gula yang mengandung satu atau lebih jenis obat dalam larutan yang sama.

3. Sirup Pewangi :

- Sirup yang tidak mengandung obat, tetapi berisi

(37)

STABILITAS SEDIAAN SIRUP

1. Stablitas Kimia : dilakukan untuk mempertahankan keutuhan kimiawi & potensiasi yg tertera pd etiket.

a. Identifikasi;

b. Penetapan Kadar.

2. Stabilitas Fisika : dilakukan untuk keutuhan sifat2 fisik larutan, meliputi perubahan warna, perubahan

rasa, perubahan bau, perubahan tekstur atau pun penampilan.

a. Organoleptik, seperti: bentuk, bau, warna & rasa;

b. pH; c. Berat jenis; d. Viskositas; e. Kejernihan;

g. Kemasan.

(38)

STABILITAS MIKROBIOLOGI

Stabilitas mikrobiologi pada sediaan sirup untuk menjaga atau mempertahankan jumlah dan menekan pertumbuhan mikroorganisme yang terdapat dalam sediaan sirup hingga jangka waktu tertentu yang diinginkan.

Uji stabilitas mikrobiologi sediaan sirup :

1.Jumlah cemaran mikroba ( uji batas mikroba ), untuk

sediaan oral (sirup, tablet, granul, sirup kering, granul) dan rektal :

Total bakteri aerob : Tidak lebih dari 10.000 CFU / gram atau ml.

Total jamur/fungi : Tidak lebih dari 100 CFU / gram atau ml

Escherichia coli, staphyloccocus : negative.

2.Uji efektivitas pengawet;

(39)

STABILITAS FARMAKOLOGI

Stabilitas farmakologi pada sediaan sirup dilakukan untuk menjamin identitas, kekuatan,

kemurnian,dan

parameter kualitas lainnya dalam kurun waktu ter- tentu sehingga efek terapi tidak berubah selarna

usia

guna sediaan sirup.

Uji stabilitas farmakologi sediaan sirup : 1. Pemerian : warna, bau, rasa

2. Identifikasi

3. Penetapan Kadar

(40)

STABILITAS TOKSIKOLOGI

Stabilitas toksikologi sediaan sirup dilakukan untuk

menguji kemampuan suatu produk untuk bertahan

dalam batas yang ditetapkan sepanjang periode penyimpanan dan penggunaan, sifat dan

karakter

istiknya sarna dengan yang dimilikinya pada

saat dibuat

(41)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STABILITAS SEDIAAN SIRUP

1. Faktor Internal : a. Formulasi;

b. Kemasan atau wadah primer.

2. Faktor Eksternal : a. Suhu;

b. pH;

c. Pelarut;

d. Kelembaban; dan

e. Intensitas Cahaya.

(42)

CARA MENSTABILKAN SEDIAAN SIRUP

1.Sediaan sirup mengandung air dan gula sehingga merupakan media yang sangat baik bagi

pertumbuhan mikroorganisme sehingga harus ditambahkan pengawet.

Pengawet yang dapat digunakan antara lain

nipagin dan nipasol dengan perbandingan 0,18 : 0,02 (nipagin bersifat fungistatik dan nipasol

bersifat bakterio-statik) kombinasi ini efektif untuk pencegahan terjadinya pertumbuhan bakteri dan jamur.

2. Zat aktif stabil pada pH tertentu oleh karena itu

diperlukan dapar untuk mempertahankan pH

(43)

3. Dalam sediaan sirup ada senyawa yang peka

terhadap cahaya, maka digunakan botol berwarna coklat.

4. Rasa sirup yang kurang menyenangkan dapat diberi pemanis dan perasa agar penggunaannya lebih

nyaman.

5. Untuk zat aktif yang mudah teroksidasi dalam

sediaan sirup ditambahkan antioksidan. Contohnya : asam askorbat, asam sitrat.

6. Untuk mencegah caplocking karena sirupus simplek maka ditambahkan sorbitol/gliserin/propilenglikol

10% (sebagai pengental).

7. Sediaan cair biasanya bersifat voluminous pada saat disimpan sehingga perlu dikemas pada wadah yang sesuai.

(44)

NETRALISASI

Obat minum yang dibuat dengan men-campurkan bagian asam dan bagian basa sampai reaksi selesai dan larutan bersifat netral.

Misal : solutio citratis magnesii.

(45)

SATURATIO

Obat minum yang dibuat dengan

mereaksi kan asam dan basa tetapi gas yang terjadi

Pembuatan:

- Komponen basa dilarutkan dalam 2/3 bagian air yang tersedia. Mis NaHCO3 digerus tuang

kemudian masuk botol.

- Komponen asam dilarutkan dalam 1/3 bagian air yang tersedia.

- 2/3 bagian asam masuk basa, gas dibuang

seluruhnya. Sisa asam dituang hati-hati lewat tepi botol, segera tutup dengan sampagne knop sehingga gas yang terjadi tertahan.

(46)

POTIO EFFERVESCENT

Saturatio yang CO2 nya lewat jenuh.

Pembuatan :

- Langkah 1 dan 2 sama dengan pada saturatio

- Langkah 3 : seluruh bagian asam dimasukkan ke dalam basa dengan hati-hati, segera tutup dengan sampagne knop.

Gas CO2 umumnya digunakan untuk pengobatan, menjaga stabilitas obat, dan kadang-kadang dimasudkan untuk menyegarkan rasa minuman.

Hal yang harus diperhatikan untuk sediaan saturatio dan potio effervescent adalah :

- Diberikan dalam botol yang kuat, berisi kira-kira 9/10 bagian dan tertutup kedap dengan gabus atau karet yang rapat.

Kemudian diikat dengan sampagne knop.

- Tidak boleh mengandung bahan obat yang sukar larut, karena

(47)

Penambahan Bahan-bahan

Zat-zat yang dilarutkan dalam bagian asam

Zat netral dalam jumlah kecil. (jumlah besar dilarutkan dalam asam sebagian dilarutkan dalam basa,

berdasarkan perbandingan jumlah airnya).

Zat-zat mudah menguap.

Ekstrak dalam jumlah kecil dan alkaloid

Sirup

Zat-zat yang dilarutkan dalam bagian basa

Garam dari asam yang sukar larut. Misal : Natrii benzoas, Natrii salisilas.

Bila saturasi mengandung asam tartrat maka garam- garam kalium dan amonium harus ditambahkan ke dalm bagian basanya, bila tidak akan terbentulk endapan kalium atau amonium dari asam tartrat.

(48)

GUTTAE (DROP)

Obat tetes : sediaan cair berupa larutan, emulsi atau suspensi, apabila tidak dinyatakan lain dimaksudkan untuk obat dalam.

Digunakan dengan cara meneteskan

menggunakan penetes yang menghasilkan tetesan yang setara dengan tetesan yang dihasilkan penetes baku yang disebutkan dalam Farmakope Indonesia.

(49)

01/18/24

GUTTAE OPTH

COLLYRIUM

EPITHEMA

OBAT KOMPRES INHALATIONES

GUTTAE NASALES LITUS ORIS

GARGARISMA

LAR. TOPIKAL

(50)

COLLYRIUM

Sediaan berupa larutan steril, jernih, bebas zarah asing, isotonis digunakan untuk

membersihkan mata, dapat ditambahkan zat dapar dan zat pengawet.

Catatan :

Pada etiket harus tertera : Masa penggunaan setelah tutup dibuka dan ”obat cuci mata”.

Collyrium yang tidak mengandung zat

pengawet hanya boleh digunakan selama 2

jam setelah botol dibuka tutupnya. Yang

(51)

GUTTAE OPHTHALMICAE

Obat tetes mata : larutan steril bebas partikel asing merupakan sediaan yang dibuat dan dikemas sedemikian rupa

hingga sesuai digunakan pada mata.

Tetes mata juga tersedia dalam bentuk

suspensi, partikel halus dalam bentuk

termikronisasi agar tidak menimbulkan

iritasi atau goresan pada kornea.

(52)

HAL-HAL YANG DIPERHATIKAN PADA PEMBUATAN OBAT TETES MATA :

- Nilai isotonisitas

Idealnya sama dengan nilai isotonis larutan NaCl 0,9 %b/v.

Tetapi mata masih dapat tahan terhadap nilai isotonis rendah yang setara dengan larutan NaCl 0,6 % b/v dan tertinggi 2,0 % b/v NaCl.

-

Pendaparan

Pendaparan larutan obat tetes mata adalah untuk mencegah kenaikan pH yang disebabkan oleh

pelepasan lambat ion hidroksil oleh wadah kaca. Hal

tersebut dapat menggangu kelarutan dan stabilitas obat.

Selain itu penambahan dapar juga dimaksudkan untuk menjaga stabilitas obat tertentu misalnya garam-garam alkaloid.

(53)

CARA PEMBUATAN OBAT TETES MATA

1). Obat dilarutkan ke dalam salah satu zat pembawa yang

mengandung salah satu zat pengawet, dijernihkan dengan cara penyaringan, masukkan ke dalam wadah, tutup wadah dan

sterilkan menggunakan autoklaf pada suhu 115-116oC selama 30 menit.

2). Obat dilarutkan dalam cairan pembawa beriar yang mengandung salah satu zat pengawet dan sterilkan

menggunakan bakteri filter, masukkan kedalam wadah secara tehnik aseptis dan tutup rapat.

3). Obat dilarutkan kedalam cairan pembawa berair yang

mengandung salah satu zat pengawet, dijernihkan dengan cara penyaringan, masukkan ke dalam wadah, tutu rapat dan sterilkan dengan penambahan bakterisid, dipanaskan pada suhu 98 –

100oC selama 30 menit.

(54)

GARGARISMA (GARGLE)

Gargarisma atau obat kumur mulut adalah sediaan berupa larutan umumnya dalam

keadaan pekat yang harus diencerkan dahulu sebelum digunakan.

Dimaksudkan untuk digunakan sebagai pencegah an atau pengobatan infeksi tenggorokan.

Penandaan : Petunjuk pengenceran sebelum

(55)

LITUS ORIS

Oles bibir adalah sediaan cair agak kental dan pemakaiannya secara disapukan dalam mulut.

Contoh: Lar 10 % borax dalam

gliserin

(56)

GUTTAE NASALES

Tetes hidung adalah obat yang digunakan untuk hidung dengan cara meneteskan obat ke dalam rongga hidung,

Dapat mengandung zat pensuspensi, pendapar dan pengawet.

Minyak lemak atau minyak mineral tidak

boleh digunakan sebagai cairan

(57)

INHALATIONES

Sediaan yang dimaksudkan untuk disedot hidung atau mulut atau disemprotkan dalam bentuk

kabut ke dalam saluran pernafasan.

Tetesan butiran kabut harus seragam dan sangat halus sehingga dapat mencapai bronkhioli.

Inhalasi merupakan larutan dalam air atau gas.

Penandaan : Pada etiket ditulis ”Kocok dahulu”

(58)

EPITHEMA/OBAT KOMPRES

Cairan yang dipakai untuk

mendatangkan rasa dingin pada tempat yang sakit dan panas karena radang

atau berdasarkan sifat perbedaan tekanan osmose, digunakan untuk mengeringkan luka bernanah.

Contoh : Sol Rivanol, campuran

Borwater-

(59)

Referensi

Dokumen terkait

Emulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair atau cairan obat terdispersi dalam cairan pembawa distabilkan dengan zat pengemulsi atau surfaktan yang cocok..

Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia terlarut, Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia

Tablet hisap merupakan bentuk sediaan padat yang mengandung zat obat dan umumnya zat penyedap dalam permen keras atau gula. Tablet jenis ini dimaksudkan untuk

Emulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair atau larutan obat, terdispersi Emulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair atau larutan obat, terdispersi dalam

Emulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair atau larutan obat, terdispersi dalam cairan pembawa, distabilkan dengan zat pengemulsi atau surfaktan yang

Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu jenis obat atau lebih zat terlarut (solute atau solvendum) berupa zat padat, cair atau gas dalam pelarut (solven) yang

Emulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair atau larutan obat terdispersi dalam pembawa, distabilkan dengan zat pengemudi atau surfaktan yang cocok... Sediaan

Emulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair atau larutan obat, terdispersi dalam cairan pembawa, distabilkan dengan zat pengemulsi atau surfaktan yang cocok.. Emulsi