• Tidak ada hasil yang ditemukan

Burung garuda merupakan burung mitologis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Burung garuda merupakan burung mitologis"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1. Burung garuda merupakan burung mitologis dari agama Hindu dan Budha, yang memiliki makna yang sangat dalam bagi bangsa Indonesia,sehingga pada akhirnya di gunakan oleh bangsa Indonesia sebagai lambang negara Republik Indonesia. Coba saudara jelaskan : a. Proses terbentuknya burung garuda sebagai lambang negara?

b. Mengapa burung garuda di artikan sebagai burung yang besar, kuat, dan perkasa?

Jawaban

a. Tahun 1947 diadakan sayembara lambang negara, namun gagal. Tanggal 10 Januari 1950 dibentuk Panitia Lambang Negara. Sayembara lambang negara tahun 1950 memilih dua hasil terbaik yaitu rancangan Sultan Hamid II dan Muhammad Yamin. Hasil rancangan Sultan Hamid II berupa burung Elang Rajawali diterima pemerintah dengan nama Garuda Pancasila yang diresmikan pada sidang Kabinet RIS tanggal 11 Februari 1950. Tanggal 20 Maret 1950 menjadi final bentuk gambar lambang negara yang disetujui Presiden Soekarno.

Sumber : http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/avatara/article/view/7810

b. Garuda adalah salah satu dewa dalam agama Hindu dan Buddha. Ia merupakan wahana Dewa Wisnu, salah satu Trimurti atau manifestasi bentuk Tuhan dalam agama Hindu. Garuda digambarkan bertubuh emas, berwajah putih, bersayap merah. Paruh dan

sayapnya mirip elang, tetapi tubuhnya seperti manusia. Ukurannya besar sehingga dapat menghalangi matahari.Kisah Garuda terdapat dalam kitab Mahabharata dan Purana yang berasal dari India. Bangsa Jepang juga mengenal makhluk mirip Garuda, yang mereka sebut Karura. Di Thailand disebut sebagai Krut atau Pha Krut.Indonesia dan Thailand menggunakan Garuda sebagai lambang negaranya.

Burung Garuda memiliki makna filosofis dan merupakan serapan dari nilai-nilai

(2)

hidup bangsa Indonesia. Pita yang dicengkeram burung Garuda berwarna putih yang merupakan simbol kejujuran, kebijaksanaan dan kedamaian. Tulisan “Bhinneka Tunggal Ika” berarti keragaman budaya yang berbeda tidak menghalangi kesepakatan untuk menjadi negara dan bangsa Indonesia.

Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Garuda

2. Pancasila memiliki makna “lima dasar” yang terdapat didalam kitab sutasoma. Coba saudara jelaskan maksud makna pancasila tersebut?

Jawaban

Pancasila berasal dari bahasa Sansekerta India (kasta brahmana). sedangkan menurut Muh Yamin, dalam bahasa sansekerta , memiliki dua macam arti secara leksikal yaitu : panca : yang artinya lima, syila : vokal i pendek, yang artinya batu sendi, alas, atau dasar. Syiila vokal i panjang artinya peraturan tingkah laku yang baik atau penting. Kata-kata tersebut kemudian dalam bahasa indonesia terutama bahasa jawa diartikan “susila” yang memiliki hubungan dengan moralitas. oleh karena itu secara etimologi kata “pancasila” yang dimaksud adalah istilah “pancasyila” dengan vokal i yang memiliki makna leksikal “berbatu sendi lima” atau secara harfiah “dasar yang memiliki lima unsur”. adapun istilah “pancasyiila” dengan huruf Dewanagari i bermakna “lima aturan tingkah laku yang penting”.

Dalam buku Negarakertagama terdapat ketentuan bagi para raja yang berbunyi “Yatnaggegwani Pancasyiila kertasangkarbhisekaka krama” yang artinya “Raja menjalankan dengan setia kelima pantangan begitu pula upacara-upacara ibadat dan penobatan”.

(3)

 Panatipada veramani sikhapadam samadiyani, artinya “jangan mencabut nyawa makhlum hidup” atau dilarang membunuh.

 Dinna dana veramani shikapadam samadiyani, artinya “jangan mengambil barang yang tidak diberikan.” maksudnya dilarang mencuri.

 Kameshu micchacara veramani shikapadam samadiyani, artinya jangan berbuat zina.  Musawada veramani shikapadam samadiyani, artinya jangan berkata bohong atau

dilarang berdusta.

 Sura merayu masjja pamada tikana veramani, artinya janganlah minum-minuman yang memabukkan.

Sumber : http://www.pusakaindonesia.org/asal-muasal-istilah-pancasila

3. Implementasi pancasila merupakan harapan negara Indonesia bagi rakyatnya agar mampu melaksanakan nilai-nilai yang terkandung didalam pancasila. Dengan demikian coba jelaskan bagaimana Implementasi sila-sila Pancasila dalam kehidupan sehari-hari? Berikan contoh raelisasinya.!

Implementasi sila pertama ketuhanan yang maha esa - Saling menghargai agama lain

- Tidak memaksakan agama lain

- Taat dalam menjalan kan aturan agama dan menjauhi larangan nya

Implementasi sila kedua kemanusiaan yang adil dan beradap - Memberikan bantuan pada orang yang tidak mampu - Cinta tanah air

- Menghargai antar sesama manusia

Implementasi sila ketiga persatuan Indonesia - Ikut dalam upacara bendera

- Ikut kerja bakti

- Cinta tanah air dengan cara peduli lingkungan dan peduli dengan tetangga

Implementasi sila ke empat kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaran perwakilan

- Menghargai pendapat orang lain

(4)

- Ikut dalam pemilu

Implementasi sila ke 5 keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia - Bayar pajak

- Gaya hidup hemat - Berlaku adil

Sumber : dari catatan

4. Pancasila sebagai Sistem filsafat merupakan suatu kesatuan sila-sila pancasila yang tidak dapat terpisahkan dan saling berkaitan satu sama lainnya, sehingga peranan, dan manfaat pancasila tersebut memiliki fungsi yang sangat signifikan bagi rakyat Indonesia. dengan demikian jelaskan :

a. hubungan sila-sila pancasila yang merupakan suatu kesatuan yang bersifat organis? b. Bagaimana maksud dasar ontologis, epistemologis, dan aksiologis dalam pancasila? Jawaban

a. Sila-sila pancasila yang merupakan system filsafat pada hakikatnya merupakan suatu kesatuan.Sila-sila dalam pancasila saling berkaitan , saling berhubungan.Dengan demikaian dapat diartikan bahwa bagian-bagian sila-silanya sling berhubungan secara erat sehingga membentuk suatu struktur yang menyeluruh.

Pancasila sebagi suatu system juga dapt dipahami dari pemikiran dasar yang terkandung dalam pancasila,yaitu pemikiran dasar tentang manusia dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa, dengan dirinya sendiri, dengan sesama manusia , dengan masyarakat bangsa dan Negara.

Pancasila yang terdiri atas lima sila pada hakikatnya merupakan sistem filsafat. Sistem adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan, saling bekerjasama untuk satu tujuan tertentu dan secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang utuh, ciri-ciri sistem yaitu sebagai berikut.

1. Suatu kestuan bagian-bagian

2. Bagian-bagian tersebut mempunyai fungsi sendiri-sendiri 3. Saling berhubungan, saling ketergantungan

(5)

5. Terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks (Shore dan Voich, 1974:22)

b. Dasar Antropoligis (hakikat manusia)

- Pancasila sebagai suatu kesatuan system filsafat tidak hanya kesatuan yang menyangkut silanya saja melainkan juga meliputi hakikat dasar dari sila-sila pancasila-sila secara filosofis meliputi dasar ontologis (hakikat) sila-sila-sila-sila pancasila.

- Dasar ontologis pancasila pada hakekatnya adalah manusia yang memiliki hakekat mutlak, dimana manusia sebagai pendulung pokok sila pancasila secara ontologies yang memiliki hal-hal yang mutlak,yaitu terdiri atas susunan kodrat,raga, dan jiwa,jasmani dan rohani.

- Sifat kodrat manusia adalah sebagai makhluk individu dan makhluk

sosial,dan sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.oleh karena itu kedudukan kodrat manusia sebagai makhluk pribadi berdiri sendiri dan sebagai makhluk Tuhan inilah secara hirarkis sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa

mendasari dan menjiwai keempat sila-sila pancasila lainnya.

- Hubungan kesesuaian antara Negara dengan landasan sila-sila pancasila adalah berupa hubungan sebab akibat yaitu Negara sebagai pendukung hubungan dengan Tuhan,manusia,satu,rakyat dan adil sebagai pokok pangkal hubungan,landasan sila-sila pancasila yaitu Tuhan,Manusia,satu,rakyat,dan adil,adalah sebagai sebab adapin Negara adalah sebagai akibat

b.Dasar Epistimologis (pengetahuan)

Dasar epistimologis pancasila sebagai system filsafat pada hakikatnya juga -merupakan sustu system pengetahuan.Dalam kehidupan sehari-hari pancasila merupakan pedoman atau dasar bagi bangsa Indonesia dalam memandang relitas alam

semesta,manusia,masyarakat,bangsa dan Negara tentang makna hidup serta sebagai dasar bagi manusia dalam menyelesaikan hidup.

(6)

Sebagaimana dipahami bersama bahwa sumber pengetahuan pancasila adalah niali-nilai yang ada pada bangsa Indonesia sendiri bukan berasal dari bangsa lain,dan bukan hanya perenungan serta pemikiran seseorang atau beberapa orang,melainkan dirumuskan oleh wakill-wakil bangsa Indonesia dalam mendirikan Negara.

Oleh karena iti sumber pengetahuan pancasila adalah bangsa Indonesia sendiri yang memiliki adat-istiadat serta kebudayaan dan nilai religious.

2.Teori kebenaran pengetahuan manusia.

Dimana hakikat manusia adalah monopluralis yaituhakikat manusia yang memiliki unsur-unsur pokok yaitu susunan kodrat yang terdiri atas raga (jasmani) dan jiwa (rohani).

3.Tentang watak pengetahuan manusia c. dasar aksiologis

Aksiologi adalah teori nilai, yaitu sesuatu yang diinginkan, disukai atau yang baik. Sila-sila Pancasila sebagai suatu sistem filsafat memiliki satu kesatuan dasar aksiologis, yaitu nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila pada hakikatnya juga merupakan suatu kesatuan. Aksiologi Pancasila mengandung arti bahwa kita membahas tentang filsafat nilai Pancasila. Dalam filsafat Pancasila, terdapat tiga tingkatan nilai, yaitu nilai dasar, nilai instrumental, dan nilai praktis.

- Tuhan yang Maha Esa sebagai mahasumber nilai, pencipta alam semesta dan segala isi beserta antarhubungannya, termasuk hukum alam. Nilai dan hukum moral mengikat manusia secara psikologis-spiritual: akal dan budi nurani, obyektif mutlak menurut ruang dan waktu secara universal. Hukum alam dan hukum moral merupakan pengendalian semesta dan kemanusiaan yang menjamin multieksistensi demi keharmonisan dan kelestarian hidup.

- Subyek manusia dapat membedakan hakikat mahasumber dan sumber nilai dalam perwujudan Tuhan yang mahaesa, pencipta alam semesta, asal dan tujuan hidup manusia (sangkan paraning dumadi, secara individual maupun sosial).

(7)

diwahyukan-Nya, alam semesta dengan berbagai unsur yang menjamin kehidupan setiap makhluk dalam antarhubungan yang harmonis, subyek manusia yang bernilai bagi dirinya sendiri (kesehatan, kebahagiaan, etc.) beserta aneka kewajibannya. Cinta kepada keluarga dan sesama adalah kebahagiaan sosial dan psikologis yang tak ternilai. Demikian pula dengan ilmu, pengetahuan, sosio-budaya umat manusia yang membentuk sistem nilai dalam peradaban manusia menurut tempat dan zamannya.

- Manusia dengan potensi martabatnya menduduki fungsi ganda dalam hubungan dengan berbagai nilai: manusia sebagai pengamal nilai atau ‘konsumen’ nilai yang bertanggung jawab atas norma-norma penggunaannya dalam kehidupan bersama sesamanya, manusia sebagai pencipta nilai dengan karya dan prestasi individual maupun sosial (ia adalah subyek budaya). “Man created everything from

something to be something else, God created everything from nothing to be everything.” Dalam keterbatasannya, manusia adalah prokreator bersama Allah. - Martabat kepribadian manusia secara potensial-integritas bertumbuhkembang dari

hakikat manusia sebagai makhluk individu-sosial-moral: berhikmat kebijaksanaan, tulus dan rendah hati, cinta keadilan dan kebenaran, karya dan darma bakti, amal kebajikan bagi sesama.

- Manusia dengan potensi martabatnya yang luhur dianugerahi akal budi dan nurani sehingga memiliki kemampuan untuk beriman kepada Tuhan yang mahaesa menurut agama dan kepercayaan masing-masing. Tuhan dan nilai agama secara filosofis bersifat metafisik, supernatural dan supranatural. Maka potensi martabat manusia yang luhur itu bersifat apriori: diciptakan Tuhan dengan identitas

martabat yang unik: secara sadar mencintai keadilan dan kebenaran, kebaikan dan kebajikan. Cinta kasih adalah produk manusia – identitas utama akal budi dan nuraninya – melalui sikap dan karyanya.

- Manusia sebagai subyek nilai memikul kewajiban dan tanggung jawab terhadap pendayagunaan nilai, mewariskan dan melestarikan nilai dalam kehidupan.

(8)

- Eksistensi fungsional manusia ialah subyek dan kesadarannya. Kesadaran berwujud dalam dunia indra, ilmu, filsafat (kebudayaan/ peradaban, etika dan nilai-nilai ideologis) maupun nilai-nilai supranatural.

Sumber : http://thesourthborneo22.blogspot.co.id/2013/01/filsafat-pancasila.html

5. Dalam pergaulan hidup bermasyarakat, dan bernegara di perlukan suatu sistem yang menagatur bagaimana seharusnya manusia bergaul, sistem pengaturan pergaulan tersebut menjadi saling menghormati dan kenal dengan sebutan sopan santun, tata krama, protekoler dan lain-lain. Maksud dari pedoman pergaulan tersebut menjaga kepentingan masing-masing yang terlibat agar mereka senang, tenang, tentram, terlindung tanpa merugikan kepentingannya serta terjamin agar perbuatannya yang tengah dijalankan sesuai dengan adat istiadat kebiasaannya. Dengan demikian coba jelaskan :

a. Mengapa didalam kehidupan manusia itu di perlukan beretika? b. Bagaimana hubungan antara nilai, moral dan norma?

c. Mengapa pancasila disebut sebagai sistem etika, serta jelaskan konsep nilai-nilai yang terkandung didalam pancasila dan bagaimana mengimplementasikan kedalam kehidupan sehari-hari? Jawaban

(9)

b. Nilai, moral dan norma adalah konsep yang saling berkaitan. Keterkaitan nilai, norma dan moral merupakan suatu kenyataan yang seharusnya tetap terpelihara di setiap waktu pada hidup dan kehidupan manusia. Keterkaitan itu mutlak digarisbawahi bila seorang individu, masyarakat, bangsa dan negara menghendaki fondasi yang kuat tumbuh dan berkembang. Agar nilai menjadi lebih berguna dalam menuntun sikap dan tingkah laku manusia, maka perlu dikongkritkan lagi serta diformulasikan menjadi lebih objektif sehingga memudahkan manusia untuk menjabarkannya dalam tingkah laku secara kongkrit, wujud yang lebih kongkrit dari nilai tersebut adalah merupakan suatu norma

c. Pancasila memegang peranan dalam perwujudan sebuah sistem etika yang baik di negara ini. Di setiap saat dan dimana saja kita berada kita diwajibkan untuk beretika disetiap tingkah laku kita. Kita menyadari bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila merupakan satu kesatuan antara untaian sila dengan sila lainnya. Setiap sila mengandung makna dan nilai tersendiri. Dengan menjiwai butir-butir Pancasila masyarakat dapat bersikap sesuai etika baik yang berlaku dalam masyarakat, bangsa dan negara.

Implementasi sila pertama ketuhanan yang maha esa - Saling menghargai agama lain

- Tidak memaksakan agama lain

- Taat dalam menjalan kan aturan agama dan menjauhi larangan nya

Implementasi sila kedua kemanusiaan yang adil dan beradap - Memberikan bantuan pada orang yang tidak mampu - Cinta tanah air

- Menghargai antar sesama manusia

Implementasi sila ketiga persatuan Indonesia - Ikut dalam upacara bendera

- Ikut kerja bakti

(10)

Implementasi sila ke empat kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaran perwakilan

- Menghargai pendapat orang lain

- Mementingkan musyawarah dalam kepentingan bersama - Ikut dalam pemilu

Implementasi sila ke 5 keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia - Bayar pajak

- Gaya hidup hemat - Berlaku adil

Sumber :

 dari catatan

 http://www.academia.edu/9689846/PENTINGNYA_ETIKA_DALAM_KEHI DUPAN_BERMASYARAKAT

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan ketertarikan dan jumlah wirausaha muda khususnya di Desa Tlogoguwo Kecamatan Kaligesing Kabupaten Purworejo Provinsi Jawa

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan untuk memenuhi permasalahan yang ada pada rumusan masalah, hasil dari perancangan dan implementasi sistem, serta

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAME TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN KERJASAMA DAN KETERAMPILAN BERMAIN SEPAKBOLA.. Universitas Pendidikan Indonesia |

al, paradigm pendidikan Islam upaya mengefektifkan pendidikan agama Islam di sekolah , (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), hlm.75-80.. Pembelajaran merupakan suatu kombinasi

“Dalam perencanaan mema ng semuanya harus jelas, karena di RPP itukan menyangkut apa-apa yang akan kami lakukan dalam pembelajaran, walaupun nantinya dalam proses tidak

Based on the results and discussion that has been obtained, it can be concluded that: The process of application of learning models of children learning in

[r]

While the first and second baroclinic modes have comparable contribution to the intraseasonal oceanic variations in the eastern equatorial Indian Ocean and in the Ombai Strait,