• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAHASA INDO Deklarasi Konstanta (const)(8)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAHASA INDO Deklarasi Konstanta (const)(8)"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Bahasa Indonesia salah satu alat komunikasi, dimana pengembangan bahasa Indonesia semakin menjadi tuntutan bagi masyarakat Indonesia. Namun kenyataanya di era globalisasi yang sedang berkembang, kebayakan orang-orang sibuk mendalami bahasa internasional jika dibandingkan dengan bahasa Indonesia.

Mengingat kedudukanya, bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional dan bahasa negara yang wajib dipelajari bagi penduduk negara Republik Indonesia. Hal ini sesuai dengan UUD 1945 pasal 36 yang berbunyi bahasa negara adalah bahasa Indonesia.

Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi perlu adanya pembinaan dan pengembangan guna memperkuat kualitas manusia, serta memperkokoh persatuan dan kesatuan Negara. Maka klausa dalam bahasa Indonesia haruslah bersifat efektif agar dapat dipahami orang lain.

Dalam bahasa Indonesia, harusnya ada keselarasan terutama dalam hal penggunaan kalimat. Mengingat banyaknya kekeliruan yang terjadi dalam penggunaan kalimat, maka penulis tertarik untuk mengangkat masalah mengenai kalimat tunggal dan kalimat majemuk.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan maka dapat ditulis rumusan masalah sebagai berikut.

1. Apa pengertian kalimat?

2. Apa saja jenis-jenis kalimat dalam bahasa Indonesia? 3. Apa pengertian kalimat tunggal beserta contohnya? 4. Apa pengertian kalimat majemuk beserta jenisnya?

C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan maka dapat ditulis tujuannya sebagai berikut.

(2)

1. Mangetahui pengertian kalimat.

2. Mengetahui jenis-jenis kalimat dalam bahasa Indonesia. 3. Mengetahui pengertian kalimat tunggal beserta contohnya. 4. Mengetahui pengertian kaliamat majemuk beserta jenisnya.

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Kalimat

Dalam sebuah karangan, kita sering menjumpai bentuk kata, frasa, klausa, dan kalimat. Menurut Wikipedia (2013), kata adalah “suatu unit dari suatu bahasa

(3)

yang mengandung arti dan terdiri dari [sic!] satu atau lebih morfem.” Pengertian frasa menurut Faffachae (2012) ialah gabungan dari dua kata atau lebih yang tidak terikat oleh sujek dan predikat. Frasa tentu saja berbeda dengan klausa karena klausa menurut Faffachae (2012) adalah gabungan dua kata atau lebih yang terikat oleh subjek dan predikat. Sedangkan pengertian kalimat menurut Faffachae (2012) adalah gabungan dua kata atau lebih yang membentuk suatu kesatuan makna minimal terdiri dari subjek dan predikat dan diakhiri oleh tanda baca.

Contoh:

1. Kata : Cinta.

2. Frasa : Ruang tamu.

3. Klausa : Saya pergi.

4. Kalimat : Saya pergi ke ruang tamu.

Mempelajari kata, frasa, klausa dan kalimat dibutuhkan suatu kejelian. Kalimat merupakan salah satu yang sulit untuk dipahami. Dalam wujud lisan kalimat diucapkan dengan suara naik turun, dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Dalam wujud tulisan berhuruf latin kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. (.), tanda tanya (?) dan tanda seru (!).

Berdasarkan penelitian para ahli (dalam Nina Widyaningsih, 2011), pola kalimat dasar dalam bahsa Indonesia adalah sebagai berikut.

1. KB + KK : Mahasiswa berdiskusi.

2. KB + KS : Dosen itu ramah.

3. KB + Kbil : Harga buku itu sepuluh ribu rupiah. 4. KB + (KD + KB) : Tinggalnya di Palembang.

5. KB1 + KK + KB2 : Mereka menonton film.

6. KB1 + KK + KB2 + KB3 : Paman mencarikan saya pekerjaan.

(4)

Ketujuh pola dasar kalimat ini dapat diperluas dengan berbagai keterangan dan dapat pola-pola dasar digabung-gabung sehingga kalimat menjadi luas dan kompleks.

B. Jenis-jenis Kalimat dalam Bahasa Indonesia

Jenis-jenis kalimat dalam bahasa Indonesia dapat dibedakan menurut struktur gramatikalnya, bentuk gayanya (retorikanya), menurut fungsinya, dan juga kalimat efektif.

Jenis kalimat menurut gramatikalnya dapat dibedakan menjadi dua yaitu kalimat tunggal dan kalimat majemuk. Jenis kalimat menurut bentuknya dibagi menjadi tiga yaitu kalimat yang melepas, kalimat yang klimaks, dan kalimat yang berimbang. Sedangkan kalimat menurut fungsinya dibedakan menjadi kalimat pernyataan, kalimat pertanyaan, kalimat perintah, dan kalimat seruan. Serta jenis kalimat yang terakhir adalah kalimat efektif.

C. Pengertian Kalimat Tunggal beserta Contohnya

Menurut Marji (2009), kalimat tunggal adalah “kalimat yang hanya terdiri atas satu inti kalimat atau satu klausa.” Kalimat Tunggal mengandung satu pola kalimat yang mempunyai satu subjek dan satu predikat yang diperluas dengan berbagai keterangan. Kalimat tunggal terdiri atas satu objek dan satu predikat. Pada hakikatnya, kalu dilihat dari unsur-unsurnya, kalimat-kalimat yang panjang-panjang dalam bahasa Indonesia dapat dikembalikan kepada kalimat-kalimat yang sederhana. Kalimat-kalimat tunggal yang sederhana itu terdiri atas satu subjek dan satu predikat. Sehubungan dengan it, kalimat-kalimat yang panjang itu dapat pula ditelusuri pola-pola pembentukannya. Pola-pola itulah yang dimaksud dengan pola kalimat dasar. Mari kita lihat sekali lagi pola-pola kalimat dasar tersebut. S: KB + P:KK : Mahasiswa berdiskusi.

S: KB + P:KS : Dosen itu ramah.

S: KB + P: Kbil. : Harga buku itu sepuluh ribu rupiah.

Pola-pola kalimat dasar ini masing-masing hendaklah dibaca sebagai berikut. 1. Pola 1 adalah pola yang mengandung subjek (S) kata benda dan (P) kata kerja.

(5)

2. Pola 2 adalah pola kalimat yang bersubjek kata benda dan berpredikat kata sifat. Contoh kalimat dosen itu rama h.

S P

3. Pola 3 adalah pola kalmat yang berseubjek kata benda (harga buku itu) dan berpredikat kata bilangan (sepuluh ribu rupiah). Kalimat selengkapnya ialah Harga Buku itu sepuluh ribu rupiah.

S P

Ketiga pola di atas masing-masing terdiri atas satu kalimat tunggal. Setiap kalimat tunggal di atas dapat diperluas dengan menambahakan kata-kata pada unsur-unsurnya. Dengan menambahkan kata-kata pada unsurnya itu, kalimat akan menjadi lebih panjang daripada kalimat asalnya, tetapi masih dapat dikenali unsur utamanya.

Contoh: Kalimat Mahasiswa berdiskusi dapat diperluas menjadi kalimat

Mahasiswa semester III sedang berdiskusi di aula

S P K

Keterangan: Perluasan kalimat itu adalah hasil perluasan subjek mahasiswa dengan semester III. Perluasan predikat berdiskusi dengan sedang, dengan menambahkan keterangan tempat di akhir kalimat.

Memperluas kalimat tunggal tidak hanya terbatas pada contoh-contoh di atas. Tidak tertutup kemungkinan kalimat tunggal seperti itu diperluas menjadi dua puluh kata atau lebih.

Perluasan kalimat itu, antara lain, terdiri atas:

1. Keterangan tempat, seperti di sini, dalam ruangan tertutup, lewat Jakarta, di sekeliling kota, dan lain-lain.

(6)

3. Keterangan alat seperti dengan linggis, dengan undang-undang itu, dengan sendok dan garpu, dan dengan cek.

4. Keterangan modalitas, seperti harus, barangkali, seyogyanya, sesungguhnya, dan sepatutnya.

5. Keterangan cara, seperti dengan hati-hati, seenaknya, selakas mungkin, dan tergesa-gesa.

6. Keterangan aspek, seperti akan, sedang, sudah, dan telah.

7. Keterangan tujuan, seperti agar bahagia, supaya tertib, untuk anaknya, dan bagi kita.

8. Keterangan sebab, seperti karena tekun, sebab berkuasa, dan lantaran panik. 9. Frasa yang, seperti mahasiswa yang IP-nya 3 ke atas, para atlet yang sudah

menyelesaikan latihan, dan pemimpin yang memperhatikan takyatnya.

10.Keterangan aposisi, yaitu keterangan yang sifatnya saling menggantikan, seperti penerima Kalpataru, Abdul Rozak, atau Gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso.

Perhatikan perbedaan keterangan alat dan keterangan cara berikut ini. Dengan + kata benda = keterangan alat

Dengan + kata kerja/kata sifat = keterangan cara

Contoh kemungkinan perluasan kalimat tercantum di bawah ini.

1. Gubernur/memberikan/kelonggaran/kepada pedagang/. 2. Gubernur DKI/memberikan/kelonggaran/kepada pedagang/.

D. Pengertian Kalimat Majemuk beserta Jenisnya

Kalimat Majemuk adalah kalimat yang memiliki klausa lebih dari satu. Jenis-jenis kalimat majemuk dalam bahasa Indonesia ada 3 yaitu kalimat majemuk setara, kalimat majemuk tak setara, dan kalimat majemuk campuran.

1.

Kalimat majemuk setara

Kalimat majemuk setara terjadi dari dau kalimat tunggal atau lebih. Kalimat majemuk setara dikelompokkan menjadi empat jenis, sebagai berikut.

a. Dua kalimat tunggal atau lebih dapat dihubungkan oleh kata dan atau serta jika kedua kalimat atau lebih itu sejalan, dan hasilnya disebut kalimat majemuk setara penjumlahan.

Contoh : Kami membaca Mereka menulis

(7)

Tanda koma dapat digunakan jika kalimat yang digabungkan itu lebih dari dua kalimat tunggal.

Contoh Direktur tenang.

Karyawan duduk teratur. Para nasabah antre.

Direktur tenang, karyawan duduk teratur, dan para nasabah antre.

b. Kedua kalimat tunggal yang berbentuk kalimat setara itu dapat dihubungkan oleh kata tetapi jika kalimat itu menunjukkan pertentangan, dan hasilnya disebut kalimat majemuk pertentangan.

Contoh :

Amerika dan Jepang tergolong negara maj.

Indonesia dan Brunei Darussalam tergolong negara berkembang.

Amerika dan Jepang tergolong negara maju, tetapi Indonesia dan Brunei Darussalam tergolong negara berkembang.

Kata-kata penghubung lain yang dapat digunakan dalam menghubungkan dua kalimat tunggal dalam kalimat majemuk setara pertentangn ialah kata sedangkan dan melainkan seperti kalimat berikut.

Puspitek terletak di Serpong, sedangkan Industri Pesawat Terbang Nusantara terletak di Bandung.

Ia bukan peneliti, melainkan pedagang.

c. Dua kalimat tunggal atau lebih dapat dihubungkan oleh kata lalu dan kemudian jika kejadian yang dikemukakannya berurutan.

Contoh:

Upacara serah terima pengurus koperasi sudah selesai, lalu Pak Ustadz membacakan doa selamat.

d. Dapat pula dua kalimat tunggal atahu lebih dihubungkan oleh kata atau jika kalimat itu menunjukkan pemilihan, dan hasilnya disebut kalimat majemuk seetara pemilihan.

Contoh :

Para pemilik televisi membayar iuran televisinya di kantor pos yang terdekat, atau para petugas penagihnya ke rumah pemilik televisi langsung.

2. Kalimat Majemuk tidak Setara

(8)

pertaliannya dari sudut pandangan waktu, sebab, akibat tujuan, syarat, dan sebagainya dengan aspek gagasan yang lain diungkapkan dalam anak kalimat. Contoh :

a. 1) Komputer itu dilengkapi alat-alat modern. (tunggal)

2) mereka masih dapat mengacaukan data-data komputer. (tunggal)

3) walaupun komputer itu sudah dilengkapi dengan alat-alat modern, mereka masih dapat mengacaukan data-data komputer.

b. 1) Para pemain sudah lelah 2) Para pemain boleh istirahat.

3) Karena para pemain sudah lelah, para pemain bolih istirahat. 4) Karena sudah lelah, para pemain boleh beristirahat.

Sudah dikatakan bahwa kalimat majemuk tak setara terbagi dalam bentuk anak kalimat dan induk kalimat. Induk kalimat ialah inti gagasan, sedangkan kalimat ialah pertalian gagasan dengan hal-hal lain.

Contoh kalimat:

Apabila engkau ingin melihat bak mandi panas, saya akan membawamu ke hotel-hotel besar.

 Anak kalimat:

Apabila engkau ingin melihat bak mandi panas.  Induk kalimat:

Saya akan membawamu ke hotel-hotel besar.

Penanda anak kalimat adalah kata walaupun, meskipun, sesungguhnya, karena, apabila, jika, kalau, sebab, agar, supaya, ketika, sehingga, setelah, sesudah, sebelum, kendatipun, bahwa, dan sebagainya.

3. Kalimat Majemuk Campuran

Kalimat jenis ini terdiri atas kalimat majemuk tak setara (bertingkat) dan kalimat majemuk setara, atau terdiri atas kalimat majemuk setara dan tak setara.

Misalnya :

a.) Karena hari sudah malam, kami berhenti dan langsung pulang.

b.) Kami pulang, tetapi mereka masih bekerja karena tugasnya belum selesai. Penjelasan:

(9)

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah dipaparkan oleh penulis maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut.

1. Pengertian kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan yang mengungkapkan pikiran yang utuh.

2. Jenis-jenis kalimat dalam bahasa Indonesia dapat dibedakan menurut struktur gramatikalnya, bentuk gayanya (retorikanya), menurut fungsinya, dan juga kalimat efektif.

3. Pengertian kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya mengandung satu pola kalimat yang mempunyai satu subjek dan satu predikat yang diperluas dengan berbagai keterangan. Kalimat tunggal terdiri atas satu objek dan satu predikat. 4. Kalimat Majemuk adalah kalimat yang memiliki klausa lebih dari satu.

5. Jenis-jenis kalimat majemuk ada tiga yaitu kalimat majemuk setara, kalimat majemuk bertingkat/tak setara, dan kalimat majemuk campuran.

B. Saran

Setelah menguraikan kesimpulan maka, penulis dapat memberikan saran yaitu:

1. Sebagai Mahasiswa kita harus mengetahui betul bagaimana itu kalimat dan macam-macamnya sehingga kita tidak keliru dalam menentukan apa itu kalimat tunggal , majemuk, dan lainnya.

2. Sebagai calon guru SD sebaiknya kita membuka dan membaca lagi tentang jenis kalimat dalam bahasa Indonesia karena kelak nanti akan mengajarkan pada siswa-siswa kita.

3. Semoga penulis dapat menyempurnkan penulisan makalahnya dengan baik dalam makalah-makalah selanjutnya.

(10)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2013. Kata. Diunduh dari http://id.wikipedia.org/wiki/Kata tanggal 8 September 2013.

Fafachae. 2012. Perbedaan Frase Klausa dan Kalimat. Diunduh dari http://fatkhulhidayah.wordpress.com/2012/10/08/perbedaan-frase-klausa-dan-kalimat/ tanggal 8 September 2013.

Marji. 2009. Kalimat Tunggal dan Kalimat Majemuk. Diunduh dari http://pintarberbahasa.wordpress.com/kalimat-tunggal-dan-kalimat-majemuk/ tanggal 8 September 2013.

Referensi

Dokumen terkait

Masalah Keputusan Manajerial Teori Ekonomi Ekonomi Mikro Ekonomi Makro Ilmu Keputusan Matematika Ekonomi Ekonometri Ekonomi Manajerial.. Aplikasi teori

1) Membantu pasien mengetahui tentang tindakan-tindakan yang dialami pasien sebelum operasi, memberikan informasi pada pasien tentang waktu operasi, hal-hal yang akan

Wilayah Cirebon memiliki satu desa yang bisa menjadi rujukan dalam kaitannya dengan upaya pengembangan potensi masyarakat, desa itu bernama Desa Sitiwinangun yang memiliki

Bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan yang terus menerus dan sistematis kepada individu dalam memecahkan masalah yang dihadapinya agar tercapai kemampuan untuk

 bijih adalah endapan bahan galian yang dapat diekstrak ( galian yang dapat diekstrak (diambil) mineral berharganya diambil) mineral berharganya secara secara ekonomis, dan bijih

Jawab: Evaluasi yang dilaksanakan dalam proses pendidikan karakter antara lain seperti dalam bentuk pengevaluasian kinerja guru dalam memantau perkembangan perilaku

Bahwa untuk kelanjutan Program Pendidikan Tinggi yang diselenggarakan oleh STIBA Makassar, perlu ditetapkan para Calon Mahasiswa Baru yang dinyatakan lulus

Akan tetapi bila penyebabnya adalah emfisema maka gejala utamanya adalah kerusakan pada alveoli dengan keluhan klinis berupa sesak napas (dispnea) yang terjadi sehubungan