• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efektivitas Sinar Gama Terhadap Pertumbu (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Efektivitas Sinar Gama Terhadap Pertumbu (1)"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Efektivitas Sinar Gama Terhadap Pertumbuhan Tanaman

Disusun oleh

:

Nama

: Diah Oktaviani

NIM

: 13614

Universitas Gadjah Mada

Faklutas Pertanian

(2)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Zaman kini merupakan zaman globalisasi dimana semua orang memilki potensi diri untuk menciptakan sesuatu inovasi demi memajukan bangsa atau negaranya. Apalagi di dunia pertanian sangat diperlukan manusia yang bisa membuat inovasi terbaru demi memajukan pertanian karena jika pertanian rusak dan hancur maka kehidupan akan menjadi sulit dan orang-orang banyak mati kelaparan. Oleh karena itu diciptakanlah produk pertanian yang unggul, dihasilkan dari bibit yang unggul pula demi kelangsungan hidup manusia. Salah satu cara yang penulis ambil yaitu dengan melakukan penyinaran sinar radiasi gamma pada bibit bunga sedap malam atau biasa disebut Polyanthes tuberose L.

Radiasi adalah pancaran energi melalui suatu materi atau ruang dalam bentuk panas, partikel, atau gelombang elektromagnetik (foton) dari suatu sumber energi (BATAN, 2008). Radiasi energi tinggi adalah bentuk-bentuk energi yang melepaskan tenaga dalam jumlah yang besar dan kadang-kadang disebut juga radiasi ionisasi (BATAN, 2008) karena ion-ion dihasilkan dalam bahan yang dapat ditembus oleh energi tersebut (Crowder, 1986). Radiasi dapat

menginduksi terjadinya mutasi karena sel yang teradiasi akan dibebani oleh tenaga kinetik yang tinggi, sehingga dapat mempengaruhi atau mengubah reaksi kimia sel tanaman yang pada akhirnya dapat menyebabkan terjadinya perubahan susunan kromosom tanaman (Poespodarsono, 1988).

Radiasi memiliki beberapa tipe, yaitu radiasi sinar X, radiasi sinar gamma, dan radiasi sinar ultra violet (Crowder, 1986). Radiasi sinar gamma dipancarkan dari isotop radio aktif, panjang gelombangnya lebih pendek dari sinar X, dan daya tembusnya adalah yang paling kuat. Hidayat, (2004) mengatakan bahwa sinar gamma merupakan bentuk sinar yang paling kuat dari bentuk radiasi yang diketahui, kekuatannya hampir 1 miliar kali lebih berenergi dibandingkan radiasi sinar X.

Sinar gamma adalah adalah sebuah bentuk berenergi dari radiasi elektromagnetik yang diproduksi oleh radioaktivitas atau proses nuklir atau subatomik lainnya seperti penghancuran elektron-positron. Sinar Gamma diproduksi oleh transisi energi karena percepatan electron, karena beberapa transisi elektron memungkinkan untuk memiliki energi lebih tinggi dari

beberapa transisi nuklir, ada tumpang-tindih antara apa yang kita sebut sinar gama energi rendah dan sinar-X energi tinggi.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Bagaimanakah peran radiasi sinar gamma dalam pertumbuhan bibit unggul bunga

(3)

BAB II ISI

Salah satu jenis tanaman hias bunga potong tropis adalah sedap malam (Polyanthes tuberose L.) dengan jumlah produksi mencapai 51,1 Juta tangkai per tahun pada tahun 2009 (BPS, 2009). Tanaman ini tersebar di pulau Jawa dan Sumatera. Peningkatan produksi bunga sedap malam yang tinggi tidak diimbangi oleh kualitas bunga yang dihasilkan seperti warna bunga yang tidak cerah atau berwarna putih pucat, kuntum bunga yang tidak mekar sempurna dan jarak antara kuntum bunga sangat rapat. Selain itu dan periode kesegaran bunga yang relatif sebentar dari bunga sedap malam yang diproduksi menjadi faktor kerugian utama di kalangan penjual tanaman hias khususnya di Pasar Bunga Rawa Belong.

Faktor penyebab penurunan kualitas bunga sedap malam diantaranya masih rendahnya penelitian yang mengacu pada penyediaan bibit sedap malam atau varietas baru sedap malam yang berkualitas tinggi dan penanganan pasca panen bunga sedap malam. Maka perlu dilakukan berbagai usaha diantaranya dengan penerapan teknologi dengan mutasi iradiasi sinar gamma dalam mencari varietas unggul baru yang mempunyai karakter bunga yang diiginkan serta mempunyai periode kesegaran bunga yang realtif lama. Induksi mutasi merupakan suatu proses perubahan pada materi genetik suatu sel, yang mencakup perubahan pada tingkat gen, molekuler atau kromosom (Poehlman dan Sleper, 1995).

Mutagen dapat digunakan dalam induksi mutasi. Mutagen tersebut dapat berupa mutagen kimia dan fisika. Mutagen fisik dapat berupa sinar gamma, sinar X dan ultraviolet (UV) (Debener, 2009).

Sinar gamma digunakan upaya untuk mempercepat perolehan varietas-varietas unggul baru contohnya pada tanaman krisan (Datta dan Banerji, 1993). Keefek- tivan teknik iradiasi sinar gamma untuk meningkatkan keragaman genetik krisan telah dibuktikan oleh beberapa orang peneliti. Induksi sinar gamma dengan dosis 15, 20 dan 25 Gy menginduksi mutan somatik krisan cv. Jaya. Mutan tersebut memiliki perbedaan sitogenetik dan morfologi dibandingkan dengan cv. Jaya asli (Banerji dan Datta, 1992). Selain untuk tanaman krisan, induksi sinar gamma dalam memperbaiki karakter tanaman yang digunakan pada jenis tanaman hias lainnya seperti Anggrek, Bougenvillea, Hibiscus, Acaly- pha dan Dahlia. Induksi mutasi dengan radiasi juga terbukti meningkatkan ke- ragaman genetik alpukat (Arriaga and Torrese, 1995).

(4)

Berdasarkan penelitian yang dilakukan 1Laboratorium Hortikultura, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran dan 2Laboratorium Teknologi Benih, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran, dapat dihasilkan suatu rumus :

pertumbuhan-tanaman (%) = jumlah tanaman yang tumbuh x 100% total umbi yang ditanam

Dan hasil penelitiannya adalah peningkatan dosis sinar gamma menyebabkan menurunnya persentase daya tumbuh umbi sedap malam. Semakin tinggi dosis radiasi sinar gamma maka semakin rendah pesentase pertumbuhannya.

Berdasarkan analisis statistik menggunakan uji Duncan menunjukkan bahwa umbi sedap malam yang tidak diberi perlakukan iradiasi sinar gamma mempunyai persentase pertumbuhan yang sangat tinggi sebesar 81,25% dan berbeda nyata denngan umbi sedap malam yang diberi iradiasi sinar gamma. Penggunaan iradiasi sinar gamma dengan dosis yang terlalu tinggi dapat memberikan efek negatif langsung pada tanaman, karena semakin banyak mutasi yang diberikan maka tanaman akan mati. Penelitian yang sama diperlihatkakan oleh Abdullah et al. (2009) yang memperlihatkan bahwa semakin tinggi dosis iradiasi sinar gamma maka ketahanan hidup atau pertumbuhan dari tanaman curcuma semakin rendah, bahkan pada dosis lebih dari 50 Gy menyebabkan semua tanam- an curcuma mati.

Pemberian mutasi yang terlalu tinggi akan menghambat pembelahan sel yang menyebabkan kematian sel yang berpengaruh terhadap proses pertumbuhan tanaman dan morfologi tanaman. Tetapi dosis radiasi yang terlalu rendah tidak cukup untuk memutasi tanaman karena frequensi mutasi yang terlalu rendah menghasilkan hanya sedikit sektor yang termutasi (Nazir et al.,1998). Penurunan persentase pertum- buhan pada tanaman yang diberi iradiasi sinar gamma diakibatkan oleh menurunnya daya tumbuh dari tanaman tersebut. Pemberian iradiasi sinar gamma terhadap biji buncis menyebabkan waktu benih untuk berkecambah lebih lama dibandingkan dengan biji yang tidak diradiasi (Hammed et al., 2008).

(5)

Penurunan tinggi tanaman atau tanaman menjadi kerdil karena penga- ruh radiasi sinar gamma diakibatkan karena adanya gangguan fisiologis atau kerusakan kromosom yang diakibatkan oleh mutagen yang diberikan. Sinar gamma termasuk ke dalam radiasi pegion dan berinteraksi pada atom – atom atau molekul – molekul untuk memproduksi radikal bebas dalam sel. Radikal tersebut dapat merusak atau memodifikasi komponen yang sangat penting dalam sel tanaman dan menye- babkan perubahan sebagian dari morfo- logi, anatomi, biokimia dan fisiologi tanaman tergantung dari level iradiasi- nya. Hal ini menunjukkan bahwa pemu- liaan mutasi dapat menciptakan ke- ragaman genetik pada karakter kuantita- tif (Siddiqul et al., 2009).

(6)

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Penggunaan dosis radiasi sinar gamma lebih dari 25 Gy menyebabkan kerusakan morfologi pada tanaman sedap malam serta menurunya persentase pertumbuhan umbi kurang dari 30% Menurunnya tinggi tanaman hampir 400% dari tanaman yang tidak diiradiasi sinar gamma.

3.2 REFERENSI

Aisyah, S.I. 2006. Mutasi Induksi, hal 159– 178 dalam S Sastrosumarjo (ed.) Sitogenetika Tanaman. IPB Press, Bogor.

BATAN. 2008. Radiasi. http://www.batan.go.id/organisasi/kerjasama.php. 19 Desember 2008.

Siddiqul M.A, I.A. Khan, and A. Khatri.2009. Induced quantitative variability by gamma rays and ethylmethane sulphonate alone and in combination in rapeseed (Brassica napus L.). Pak. J. Bot. 41:1189-1995.

Referensi

Dokumen terkait

Benda yang bergerak melingkar beraturan memiliki tiga percepatan yatiu percepatan sudut (  ), percepatan sentripetal ( a s ) dan percepatan tangensial ( a t

Penonjolan aspek pada gambar yang peneliti lakukan dalam berita mengenai sidang perdana kasus hoax Ratna Sarumpaet pada kasus penyebaran berita hoax, detik.com

Dari hasil deteksi tepi dapat diketahui 4 titik acuan pada objek kaki, yang menjadi dasar untuk proses deteksi marker dan menghitung jarak antar marker sehingga panjang dan

Lead ore yang dihaluskan Peralatan utama Reverbatory furnace Rotary kiln/rotary furnace Cupelling furnace Furnace yang dilengkapi atomizer Proses Leburan lead

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayahnya, sehingga dapat menyelesaikan

Banyak bukti yang memperlihatkan bahwa Yusuf sebagai anak yang masih muda yang walaupun mengenal Tuhan terbatas pada masa kecil saja, namun dasar pengenalannya sangat kuat dan

Biaya Administrasi adalah 5% dari total tagihan RS untuk pasien asuransi (tanpa batas maksimal), dan 5% dengan maksimal nilai Rp 600rb - Rp 900rb untuk pasien umum (tergantung

Menurut Feigenbaum (dalam Kolarik, 2005:5) Kualitas adalah gabungan total dari suatu produk dan jasa, dengan karakteristik dari pemasaran, teknik, produksi, dan perawatan yang mana