• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS I ASURANSI JIWA DALAM KONVENSIONAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "TUGAS I ASURANSI JIWA DALAM KONVENSIONAL"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Pada era globalisasi seperti sekarang ini, negara­negara di dunia   saling   berlomba   untuk   meningkatkan   perekonomiannya. Perdagangan bebas menjadi isu yang dominan dalam persaingan untuk   memperebutkan   pasar.   Hampir   semua   negara   di   dunia tidak   bisa   menghindari   upaya   liberalisasi   di   bidang   ekonomi. Dampak nyata dari liberalisasi ekonomi adalah imbasnya terhadap masyarakat.   Masyarakat   ikut   memikul   segala   risiko   beserta konsekuensi   dari   pesatnya   arus   persaingan   ekonomi.   Tata pergaulan   masyarakat   khususnya   masyarakat   modern   seperti sekarang   ini,   membutuhkan   suatu   institusi   atau   lembaga   yang bersedia   mengambil   alih   risiko­risiko   masyarakat   baik   risiko individu maupun risiko kelompok.

(2)

Perjanjian   asuransi   sebagai   lembaga   pengalihan   dan pembagian   risiko   mempunyai   kegunaan   yang   positif   baik   bagi masyarakat,   perusahaan   maupun   bagi   pembangunan   negara. Dalam Pidato Pengukuhan Guru Besar Hukum Dagang Fakultas Hukum Universitas Gajah Mada Tahun 1979, Emmy Pangaribuan Simanjuntak menyatakan bahwa mereka yang menutup perjanjian asuransi akan merasa tentram sebab mendapat perlindungan dari kemungkinan   tertimpa   suatu   kerugian.   Suatu   perusahaan   yang mengalihkan   risikonya   melalui   perjanjian   asuransi   akan   dapat meningkatkan usahanya dan berani menggalang tujuan yang lebih besar. Demikian pula premi­premi yang terkumpul dalam suatu perusahaan   asuransi   dapat   diusahakan   dan   digunakan   sebagai dana untuk usaha pembangunan. Hasilnya akan dapat dinikmati masyarakat.

Asuransi   adalah   istilah   yang   digunakan   untuk   merujuk pada tindakan, sistem, atau bisnis di mana perlindungan finansial (atau ganti rugi secara finansial) untuk jiwa, properti, kesehatan dan   lain   sebagainya   mendapatkan   penggantian   dari   kejadian­ kejadian   yang   tidak   dapat   diduga   yang   dapat   terjadi   seperti kematian, kehilangan, kerusakan atau sakit, di mana melibatkan pembayaran   premi   secara   teratur   dalam   jangka   waktu   tertentu sebagai ganti polis yang menjamin perlindungan tersebut.

(3)

atau   memberikan   suatu   pembayaran   yang   didasarkan   atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.

Asuransi   Jiwa  merupakan   program   asuransi   yang memberikan   perlindungan   terhadap   resiko   pada   jiwa   seseorang yang   menjadi   tertanggung   selama   masa   asuransi. Manfaat perlindungan jiwa ini adalah sebagai jaminan kepastian terhadap tertanggung   dan   keluarga   dalam   menghadapi   berbagai   resiko kehidupan   seperti   sakit   kristis,   cacat,   meninggal. Ketika   dalam resiko tersebut, maka manfaat dari  produk asuransi  pasti akan tetap   menjamin   memberikan   seluruh  manfaat   dana   pendidikan, dana   pensiun   maupun   santunan   meninggal   yang   direncanakan tanpa harus melanjutkan pembayaran preminya.

B. Asuransi dalam Sudut Pandang Hukum Islam

(4)

rezeki kepadanya."(Q. S. Al­Hijr: 20) Dari ketiga ayat tersebut dapat dipahami   bahwa   Allah   sebenarnya   telah   menyiapkan   segala­ galanya untuk keperluan semua makhluk­Nya, termasuk manusia sebagai   khalifah   di   muka   bumi.Allah   telah   menyiapkan   bahan mentah, bukan bahan matang.Manusia masih perlu mengolahnya, mencarinya   dan   mengikhtiarkannya.   Melibatkan   diri   ke   dalam asuransi   ini,   adalah   merupakan   salah   satu   ikhtiar   untuk mengahadapi masa depan dan masa tua. Namun karena masalah asuransi   ini   tidak   dijelaskan   secara   tegas   dalam   nash,   maka masalahnya   dipandang   sebagai   masalah   ijtihadi,   yaitu   masalah yang   mungkin   masih   diperdebatkan   dan   tentunya   perbedaan pendapat   sukar   dihindari.   Ada   beberapa   pandangan   atau pendapat mengenai asuransi ditinjau dari fiqh Islam. 

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan   Latar   Belakang   diatas   bagaimanakah   sistem operasional asuransi jiwa dalam asuransi konvensional ?

D. Tujuan Penulisan Makalah

(5)

BAB II

PEMBAHASAN MATERI

Sistem   Operasional   Asuransi   Jiwa   dalam   Asuransi Konvensional

a. Dana yang terkumpul dari peserta menjadi milik perusahaan.

b. Investasi   dana   memakai   bunga   (   riba   )   sebagai   landasan perhitungan investasinya.

c. Dalam mekanismenya, asuransi konvensional mengenal dana hangus,   jika   pada   masa   kontrak   peserta   tidak   dapat melanjutkan pembayaran premi dan ingin mengundurkan diri sebelum reversing period maka dana yang telah dimasukkan tidak diambil kembali.

d. Pembayaran klaim diambil dari rekening dana perusahaan.

(6)

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

Asuransi   jiwa   dalam   asuransi   konvensional   mempunyai tujuan yaitu pengelolaan atau penanggulangan resiko. Kejelasan kontrak   atau   akad   dalam   praktik   muamalah   menjadi   prinsip karena   akan   menentukan   sah   atau   tidaknya   secara   syariah. Asuransi   konvensioanl   menerapkan   kontrak   yang   disebut   jual­ beli.

Penjelasan pada sistem operasional asuransi konvensional sebagai berikut :

(7)

perusahaan dan perusahaan bebas menginvestasikan dana tersebut kemana saja.

b. Invenstasi   dana   memakai   bunga   (riba)   dalam   asuransi konvensional   bebas   tetapi   masih   dalam   batas­batas perundang­undangan   dan   tidak   dibatasi   oleh   halal­ haramnya objek atau sistem yang digunakan.

c. Pada asuransi konvensional dikenal dana hangus, dimana peserta   tidak   dapat   melanjutkan   pembayaran   premi   dan ingin mengundurkan diri sebelum masa jatuh tempo. Begitu pula  dengan  asuransi   jiwa  konvensional  non­saving   (tidak mengandung unsur tabungan) atau asuransi kerugian, jika habis   masa   kontrak   dan   tidak   terjadi   klaim,   maka   premi asuransi   yang   sudah   dibayarkan   hangus   atau   menjadi keuntungan perusahaan asuransi. 

d. Dalam   asuransi   konvensional   dana   pembayaran   klaim diambil dari rekening milik perusahaan yang artinya semua premi­premi   yang   dibayarkan   tertanggung   akan   menjadi milik   perusahaan   dan   jika   salah   satu   tertanggung mengklaim maka perusahaan akan mengambil dari rekening perusahaan tersebut.

e. keuntungan   sepenuhnya   manjadi   milik   perusahaan   jika tidak ada klaim maka tertanggung tidak mendapatkan apa­ apa.

perusahaan   asuransi   konvensional   dinilai   memiliki   sejumlah  kelemahan, diantaranya adalah:

(8)

2. Asuransi   konvensional   bersifat   tadabuli   (jual   beli)   pada kenyataannya   lebih   cenderung   sebagai   usaha   bisnis berskala   besar   sementara   sisi   bantuan   sosial   hanya menjadi  lips service  (penghias) sementara hakikatnya tidak lain merupakan pemerasan dan kerja rentenir;

3. Akad   asuransi   konvensional   adalah   akad   gharar (ketidakjelasan)   karena   masing­masing   dari   kedua   belah pihak   (penanggung   dan   tertanggung)   pada   waktu melangsungkan   akad   tidak   mengetahui   jumlah   yang   ia berikan dan jumlah yang ia ambil. Akad asuransi ini juga disebut akad   idz’an (penundukan) pihak yang kuat adalah perusahaan   asuransi   karena   dialah   yang   menentukan syarat­syarat yang tidak dimiliki oleh tertanggung;

4. Mengandung   unsur   pemerasan,   karena   pemegang   polis apabila tidak bisa melanjutkan pembayaran preminya, akan hilang   premi   yang   sudah   dibayar   atau   dikurangi.   Pada perusahaan asuransi konvensional, uang masuk dari premi para peserta yang sudah dibayar akan diputar dalam usaha dan bisnis dengan praktek riba.

Perbedaan   Asuransi   Jiwa   Konvensional   dan   Asuransi   Jiwa Syariah.

Dibandingkan   asuransi   konvensional,   asuransi   syariah memiliki perbedaan mendasar dalam beberapa hal.

(9)

dalam   asuransi   konvensional,   maka   hal   itu   tidak mendapat  perhatian.

2. prinsip akad asuransi syariah adalah takafuli (tolong­ menolong)   .   Yaitu   nasabah   yang   satu   menolong nasabah yang lain yang tengah mengalami kesulitan. Sedangkan   akad   asuransi   konvensional   bersifat tadabuli   (jual­beli   antara   nasabah   dengan perusahaan).

3. dana   yang   terkumpul   dari   nasabah   perusahaan asuransi   syariah   (premi)   diinvestasikan   berdasarkan syariah   dengan   sistem   bagi   hasil   (mudharobah) .Sedangkan   pada   asuransi   konvensional,   investasi dana dilakukan pada investasi dengan sistem bunga yang bersifat riba.

4. premi   yang   terkumpul   diperlakukan   tetap   sebagai dana   milik   nasabah.   Perusahaan   hanya   sebagai pemegang   amanah   untuk   mengelolanya.   Sedangkan pada   asuransi   konvensional,   premi   menjadi   milik perusahaan   dan   perusahaan­lah   yang   memiliki otoritas   penuh   untuk   menetapkan   kebijakan pengelolaan dana tersebut.

5. untuk kepentingan pembayaran klaim nasabah, dana diambil   dari   rekening   tabarru   (dana   sosial)   seluruh peserta   yang   sudah   diikhlaskan   untuk   keperluan tolong­menolong   bila   ada   peserta   yang   terkena musibah.   Sedangkan   dalam   asuransi   konvensional, dana   pembayaran   klaim   diambil   dari   rekening   milik perusahaan.

(10)

pengelola,   dengan   prinsip   bagi   hasil.   Sedangkan dalam   asuransi   konvensional,   keuntungan sepenuhnya menjadi milik perusahaan. Jika tak ada klaim, nasabah tak memperoleh apa­apa.

BAB IV KESIMPULAN

(11)

Adapun   Prinsip­prinsip   asuransi   jiwa   dalam   asuransi konvensional, yaitu:

1. Akad yang akan dilaksanakan pada asuransi konvensional berdasarkan akad jual beli (tadabbuli).

2. Asuransi   konvensional   dasar   perhitungan   investasi   dana berdasarkan riba.

3. Kepemilikan   dana.   Pada   asuransi   konvensional   dana investasi yang terkumpuldari peserta (premi) menjadi milik perusahaan,   sehingga   perusahaan   bebas   menentukan alokasi investasi penggunaan dana.

4. Pembayaran   Klaim.   pada   asuransi   konvensional pembayaran klaim diambil dari dana milik perusahaan. 5. Keuntungan   yang   diperoleh   perusahaan   asuransi

konvensiona   yang   diperoleh   perusahaan   menjadi   milik perusahaan seutuhnya.  

Referensi

Dokumen terkait

Ketua atau anggota pengusul yang sedang dan atau akan mendapatkan pendanaan pengabdian dari Direktorat Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRPM)

Hasil penelitian terhadap 1.188 sampel perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta selama tahun 2000-2004 menunjukkan bahwa tipe industri mempunyai pengaruh

Berdasarkan data tersebut dapat digunakan untuk mengetahui hubungan antara pengaruh motivasi intrinsik dan motivasi ektrinsik yang dimediasi oleh variabel kinerja

dilapisi dengan mold release agent ; (2) lapisan tipis gel coat (resin, kemungkinan berpigmen untuk memberi warna) diaplikasikan, yang akan menjadi permukaan luar produk;

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan berat badan balita gizi kurang sebelum dan sesudah pemberian konseling pada ibu balita di Posyandu Nagrog Desa

Terdapat 4 faktor yang mempengaruhi bangkitan perjalanan pada perumahan UKA yaitu dengan variabel bebas X1 adalah Jumlah anggota keluarga, X2 adalah Jumlah

Within the prefrontal cortex (PFC) of schizophrenic subjects, recent studies suggest that alterations in markers of GABA neurotransmission, including decreased immunoreactivity for

Banyaknya Rumah Tangga Yang Berusaha di Sektor Industri Menurut Desa dan Jenis Industri ... Banyaknya Rumah Tangga Menurut Desa