• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tarikh Sejarah Islam Masa Nabi Muhammad

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Tarikh Sejarah Islam Masa Nabi Muhammad"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebagai seorang muslim hendaknya kita mengerti sejarah Nabi

Muhammad SAW baik ketika beliau dalam berdakwah di Mekah sampai hijrah ke Madinah.

Oleh karena itu kami mencoba untuk mengingatkan kembali akan sejarah dan perjalanan nabi untuk selalu kita contoh dan kita teladani dalam kehidupan sehari-hari. Telah kita ketahui bersama bahwa umat islam pada saar sekarang ini lebih banyak mengenal figur-figur yang sebenarnya tidak pantas untuk di contoh dan ironisnya mereka sama sekali buta akan sejarah dan pri kehidupan Rosulullah SAW

Oleh karena itu kami mencoba untuk membuka, memaparkan tentang kehidupan nabi Muhammad SAW, dan mudah-mudahan dengan adanya makalah ini menambah rasa kecintaan kita pada nabi Muhammad SAW.

Pemerintah politik masa khulafar rosyidin di masa abu Bakar, Umar, Usman, dan Ali sudah pasti berbeda setiap memegang ke pimpinannya, pada masa Khulafar Rasydin prinsip musyawarah, pemerintahan yang di

laksanakanya merupakan realisasi dan dari pada penerapan ajaran al- quran dan sunah rasul . pemahaman dan penafsiran terhadap pemerintahan Khulafar Rasyidin , dan system pendidikanya. Sistem pemerintahan yang di titikan oleh pendahuluannya yang dapat menambah wawasan pembaca tentang

pemerintahan yang pernah di praktikan dan di terapkan dalam dunia islam hingga saat ini.

Umat Islam seharusnya merasa bangga, karena dalam sejarah hanya umat Islamlah yang telah dapat menguasai sepertiga dari dunia. Semua ini tidak terlepas dari kesungguhan umat Islam dalam menaklukan serta menda`wahkan ajaran Islam keberbagai penjuru. Mulai dari zaman rasul hingga pada zaman khulafa ar-Rasyidun

B. Rumusan Masalah

a. Bagaimana sejarah dakwah Nabi Muhammad SAW pada periode Mekah dan Madinah?

(2)

BAB II

PEMBAHASAN

A. Masa Nabi Muhammad SAW 1. Periode Mekah

Nabi Muhammad SAW tidak seperti masyarakat lingkungannya. Beliau tidak pernah menyembah berhala maupun memakan hewan yang disembelih untuk berhala-berhala. Beliau SAW merasa prihatin atas kaumnya yang menyembah berhala. Padahal berhala-berhala itu tidak bisa membawa kebaikan kepada mereka. Nabi Muhammad SAW juga terkenal di kalangan Quraisy sebagai seorang yang jujur. Bahkan masyarakat Quraisy member sebutan Al-Amin kepada Nabi Muhammad SAW.

Nabi Muhammad SAW sering merenungkan Tuhan yang semestinya disembah. Untuk merenungkan ini, beliau melakukan tahanuts, yaitu mengasingkan diri dari masyarakatnya. Sering berliau mengasingkan diri ke Gua Hira’ yang terletak di sebuah bukit yang bernama Jabal Nur.

Suatu waktu pada bulan Ramadhan, Nabi Muhammad SAW ingin melakukan tahanuts lebih lama dari biasanya. Beliau membawa

perbekalan yang cukup lalu pergi ke Gua Hira’ untuk melakukan tahanuts. Tepatnya pada tanggal 17 Ramadhan atau 6 Agustus 610 Masehi, malaikat Jibril datang kepada Nabi Muhammad SAW di Gua Hira’ membawa wahyu pertama. Ayat yang pertama kali diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW adalah Surat Al-Alaq ayat satu sampai ayat lima. Dengan turunnya wahyu, maka Muhammad bin Abdullah1 resmi

dinobatkan menjadi Nabi dan Rasul tepat pada umur 40 tahun 6 bulan 8 hari menurut penanggalan Qomariyah.2

Setelah turunnya wahyu yang pertama, Nabi Muhammad SAW selalu menunggu kedatangan wahyu selanjutnya. Nabi Muhammad cemas jikalau wahyu berhenti. Akan tetapi setelah dua setengah tahun sejak turunnya wahyu yang pertama, wahyu keduapun dibawa oleh Jibril kepada Nabi Muhammad SAW. Ketika Nabi Muhammad SAW melihat Jibril, beliau gemetar ketakutan. Lalu Nabi Muhammad SAW segera pulang dan meminta Khadijah3 untuk menyelimutinya. Dalam keadaan berselimut

(3)

itulah Jibril menyampaiakn wahyu Allah yang kedua kepada beliau SAW. Yaitu Surat Al-Muddatstsir ayat satu sampai tujuh.

Wahyu kedua ini intinya memerintahkan Nabi Muhammad SAW untuk mangajak kaumnya menyembah Allah SWT semata dan tidak menyekutukan-Nya dengan yang lain. Mulai saat itulah Nabi Muhammad SAW memulai dakwahnya yang pertama di kalangan kaumnya sendiri, bangsa Quraisy.

Dakwah Nabi Muhammad SAW awalnya ditujukan kepada

keluarganya terlebih dahulu. Orang yang pertama kali masuk Islam adalah Khadijak RA, disusul oleh Ali bin Abi Thalib sepupu Nabi Muhammad SAW, selanjutnya adalah Zaid bin Haritsah anak angkat Nabi Muhammad SAW dan Khadijah. Setelah itu barulah Abu Bakar sahabat karib Nabi Muhammad SAW juga mengucapkan syahadat untuk masuk Islam.

Dari Abu Bakar inilah Islam berkembang. Abu Bakar berhasil membujuk beberapa orang untuk beriman kepada Allah dan mengakui bahwa Muhammad adalah utusan Allah. Diantara orang yang masuk Islam atas ajakan Abu Bakar adalah Usman bin Affan, Zubair bin Awwam, Sa’ad bin Abu Waqash, Abdurrahman bin Auf, Thalhah bin Ubaidillah, Abu Ubaidah bin Jarrah, Arqam bin Abil Arqam, Fathimah binti Khattab, dan Said bin Zaid Al-Adawi. Mereka inilah yang disebut Ash-shabiqunal awwalun yaitu orang-orang yang pertama-tama masuk Islam.

Nabi Muhammad SAW melakukan dakwah secara

sembunyi-sembunyi kurang lebih selama tiga tahun. Lalu turunlah wahyu selanjutnya memerintahkan Nabi Muhammad SAW untuk menyiarkan Islam secara ternag-terangan kepada kaumnya.

Dakwah Nabi Muhammad SAW mengalami banyak rintangan. Bahkan dari kalangan kerabatnya sendiri. Yang paling keras menentang beliau SAW adalah Abu Lahab. Padahal Abu Lahab adalah paman Nabi Muhammad SAW.

Walaupun mendapat banyak tentangan, akan tetapi orang yang memeluk agama Islam semakin lama semakin banyak. Dari kalangan orang-orang merdeka maupun kalangan hamba sahaya. Kalangan dari kabilah yang kuat dan dari kabilah yang lemah.

(4)

Mereka meminta Abu Thalib menyuruh keponakannya itu untuk menghentikan dakwahnya tetapi Abu Thalib menolaknya dengan tegas. Sementara itu, pengikut Nabi Muhammad SAW terus bertambah.

Gagal dengan cara begitu, pemuka-pemuka Quraisy kembali

mendatangi Abu Thalib dengan membawa pemuda tampan yang bernama Umarah bin Walid bin Mughirah. Mereka akan memberikan Umarah sebagai anak angkat Abu Thalib, dengan syarat Abu Thalib harus menyerahkan Muhammad kepada mereka. Tetapi sekali lagi Abu thalib menolak tawaran mereka. Walaupun belum beriman, tetapi Abu Thalib sangat menyayangi keponakannya itu. Bahkan ayahnya, Abdul Muthalib, mengamanakahkan Abu Thalib untuk menjaga Muhammad yang sudah yatim semenjak dalam kandungan.

Ditolak untuk ketiga kalinya tidak membuat mereka menyerah. Mereka datang untuk ketiga kalinya kepada Abu Thalib dengan ancaman yang lebih keras. Mereka berkata akan memeranginya hingga salah satu pihak akan binasa. Abu Thalib menjadi dilema. Di satu sisi harus melindungi keponakannya, akan tetapi di sisi lain dia tidak mau bermusuhan dengan kaumnya.

Maka Abu Thalib memanggil keponakannya itu dan mengutarakan apa yang menjadi maksud pemuka-pemuka Quraisy. Lalu dia berkata, “jagalah aku, begitu juga dirimu. Jangan aku dibebani hal-hal yang tidak bisa ku pikul.”

Mendengar ini, Nabi Muhammad SAW merasa pamannya sudah tidak meu melindunginya lagi. Maka beliau SAW berkata, “paman, demi Allah, kalaupun mereka meletakkan matahari di tangan kananku dan bulan di tangan kiriku dengan maksud dupaya aku meninggalkan misiku ini, sungguh tak akan ku tinggalkan. Biar nanti Allah yang akan membuktikan kemenangan itu di tanganku atau aku sendiri binasa karenanya.”4

Mendengan penuturan keponakannya yang sangat mantab itu

membuat Abu Thalib luluh. Lantas dia berkata kepada Nabi Muhammad SAW bahwa dia tidak akan menyerahkan dirinya kepada pemuka-pemuka Quraisy. Dia juga berkata kepada Nabi Muhammad SAW untuk

(5)

Abu Thalib ini disambut sungguh-sungguh oleh Bani Hasyim, baik yang sudah beriman maupu yang masih kafir.

Orang-orang Islam yang berasal dari kabilah yang kuat juga dilindungi oleh kabilahnya. Akan tetapi orang-orang Islam yang lemah tidak mendapatkan perlindunga. Banyak diantara mereka, khususnya yang berstatus hamba sahaya, mendapatkan siksaan yang kejam dari tuannya yang masih kafir, diantaranya adalah Bilal bon Rabbah. Sebagian ada yang bisa diselamatkan oleh orang-orang Islam yang lebih kuat, sebagian lagi ada yang syahid dengan iman yang kuat di dada mereka.

Mendapatkan siksaan yang amat keji seperti itu membuat sebagian kaum muslim ingin berhijrah. Atas anjuran Nabi Muhammad SAW, sebagian kaum muslim ke Habasyah. Nabi Muhammad SAW

menganjurkan Habasyah karena Nabi Muhammad SAW mengetahui raja di negeri Kristen itu adalah raja yang adil.

Maka berangkat rombongan hijrah pertama yang terdiri dari sepuluh orang laki-laki dan empat wanita. Setelah rombongan pertama pergi, lalu disusul oleh rombongan-rombongan selanjutnya hingga berjumlah seratus orang. Diantara yang hijrah ke Habasyah adalah Usman bin Affan beserta isterinya, Ruqayyah binti Muhammad (puteri Nabi Muhammad SAW), Zubair bin Awwam, Abdurrahman bin Auf, Ja’far bin Abi Thalob, dll.

Mengetahui keberangkatan kaum muslim ke Habasyah, pemuka-pemuka Quraisy mengutus Amr bin Ash dan Abdullah bin Abi Rabi’ah untuk meminta Raja Habasyah menolak kaum muslim. Mereka membawa hadiah-hadiah mewah dengan maksud agar raja mengabulkan permintaan mereka. Setelah sampai di Habasyah, mereka mengutarakan maksud kedatangannya kepada sang raja, yaitu untuk mengembalikan kaum muslim yang lari ke Habsyah kepada mereka.

Raja Habasyah menyuruh kaum muslim untuk datang menghadap dan ditanyai alasan mereka meninggalkan agama nenek moyang mereka. Pertanyaan sang raja dijawab oleh Ja’far bin Abi Thalib dengan tegas dan sesuai dengan kebenaran risalah Nabi Muhammad SAW. Mendengar penjelasan itu, raja Habasyah mengabulkan permohonan kaum muslim untuk tinggal di sana dan menyuruh utusan Quraisy untuk pulang.

(6)

itu kaum muslim lebih berani terang-terangan. Bahkan Nabi dan

pengikutnya melaksanakan sholat di dekat Ka’bah, padahal hal ini belum pernah dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW sebelumnya.

Semakin berkembangnya agama Islam membuat pemuka-pemuka Quraisy tambah memutar otak untuk menghancurkan Nabi Muhamamd SAW dan agama baru yang dibawanya. Setelah berembug, mereka memutuskan akan melakukan boikot terhadap Nabi Muhamamd SAW beserta seluruh keluarganya, yaitu Bani Hasyim dan bani Abdul Muthalib, serta juga seluruh pengikutnya.

Pengumuman pemboikotan ini ditulis dan digantung di tembok Ka’bah. Bentuk pemboikotan yang dilakukan adalah :

 Tidak mengadakan kawin dengan Bani Hasyim dan Bani Abdul Muthalib

 Tidak berjual-beli dengan Bani Hasyim dan Bani Abdul Muthalib

 Tidak bicara dan tidak menjenguk keluarga yang sakit dari kalangan Bani Hasyim dan Bani Abdul Muthalib

 Tidak mengantarkan ke kubur kalau da keluarga Bani Hasyim dan Bani Abdul Muthalib yang meninggal dunia5

Akibar dari pemboikotan ini, Nabi Muhammad SAW beserta

pengikutnya dan Bani Hasyim serta Bani Abdul Muthalib menyingkir ke luar kota Mekah. Hal ini terjadi hingga Zubair bin Umayyah, Hisyam bin Amr, dan Muti’im bin Adi berpidato di dekat Ka’bah untuk mengecam pemboikotan itu dan merobek piagam itu.

Belum sembuh luka akibat berbagai tentangan dari orang-orang Quraiys, Nabi Muhammad SAW berduka karena ditinggal wafat oleh dua orang yang membelanya. Keduanya adalah Abu Thalib dan Khadijah yang hari wafatnya hari berselang tiga hari saja. Dalam sejarhm peristiwa ini tercatat sebagai Amul Huzni atau tahun duka cita.

(7)

punggung Nabi Muhammad SAW ketika beliau sedang sembahyang. Bahkan Nabi Muhamamd SAW pernah dicekik hingga hamper mati.

Menghadapi rintangan seperti itu, Nabi Muhammad SAW mulai mengalihkan pandangan beliau ke Thaif. Beliau lalu pergi ke Thaif untuk mengajak masyarakat di sana menyembah Allah dan mengikuti ajarannya. Beliau juga hendak meminta suaka untuk dirinya dan pengikutnya. Akan tetapi Nabi Muhammad SAW diusir dari Thaif. Bahkan beliau SAW diejek, disorak-soraki, dan dikejar sambil dilempari baru.

Di saat sangat sedih ini, Allah menghibur Nabi Muhammad SAW dengan memanggil beliau untuk menghadap Allah. Jibril menjemput Nabi Muhammad SAW. Lalu keduanya menuju Masjidil Aqsha di Jerusalem, dilanjutkan menuju Sidhratul Muntaha. Peristiwa ini dikenal dengan peristiwa Isra’ dan Mi’raj yang terjadi pada malam 27 Rajab tahun kesebelas kenabian Nabi Muhammad SAW.

Pagi harinya Nabi Muhammad SAW menceritakan kejadian itu kepada kaum Quraisy. Tetapi kaum Quraisy menganggap Nabi

Muhammad SAW gila. Karena tidak mungkin dari Mekkah ke Jerussalem bisa ditempuh dengan waktu sesingkat itu. Bahkan mereka mengatakan Nabi Muhammad SAW telah gila. Akan tetapi, Abu Bakar yang sudah sering pergi berdagang ke Syam membenarkan cirri-ciri Masjidil Aqsha di Jerussalem yang dituturkan Nabi Muhammad SAW. Sejak saat itu Abu Bakar disebut Ash-Shidiq.

2. Periode Madinah

Pada musim haji tahun kesepuluh kenabian, datanglah orang-orang dari suku Aus dan suku Khazraj dari Yastrib. Nabi Muhammad SAW menyambut mereka dan mengenalkan diri kepada mereka, serta mengajak mereka untuk beriman. Kemudia Nabi Muhamamd SAW mengadakan pertemuan dengan mereka di daerah bernama Aqabah.

Tahun kedua belas setelah kenabian, datanglah orang-orang dari Yastrib gelombang kedua. Mereka berjumlah dua belas laki-laki dan seorang wanita. Mereka membuat perjanjian dengan Rasulullah SAW yang disebut dengan “Perjanjian Aqabah Pertama”.

(8)

SAW untuk hijrah ke Yastrib. Perjanjian ini disebut “Perjanjian Aqabah Kedua”.

Ternyata kabar Nabi Muhammad SAW akan hijrah sudah didengar oleh pemuka-pemuka Quraisy. Maka dari itu, mereka mengutus seorang pemuda pemberani dari tiap-tiap kabilah untuk mengepung rumah Nabi Muhamamd SAW dan membunuh beliau saat beliau tidur.

Di saat genting itu, Nabi Muhamamd SAW menyuruh Ali bin Abi Thalib untuk tidur di ranjang Nabi Muhammad SAW. Sedangkan Nabi Muhammad SAW dapat keluar dari rumah beliau dengan selamat atas pertolongan Allah SWT. Ketika para pemuda Quraisy akan menyerbu pembaringan Nabi Muhammad SAW untuk membunuh beliau, betapa kagetnya mereka ternyata bukan Nabi Muhammad SAW yang tidur di sana. Melainkan Ali bin Abi Thalib yang tidur di sana. Karena tidak ada urusan dengan Ali, maka mereka membiarkan Ali.

Setelah Nabi Muhammad SAW dapat kabur keluar Mekah bersama Abu Bakar, kaum Quraisy membuat pengumuman barang siapa dapat menangkap Nabi Muhammad SAW hidup atau mati, akan diberi hadiah 100 ekor unta.

Nabi Muhammad SAW dan Abu Bakar bersembunyi di Gua Tsur selama beberapa hari. Sampai Abdullah bin Uraiqath datang membawakan dua ekor unta. Mereka lalu menyusuri pantai Laut Merah menuju Yastrib. Tetapi mereka singgah dahulu di daerah Quba dan sempat mendirikan masjid Quba. Di Quba inilah Ali bin Abi Thalib yang diperintahkan mengawal Fatimah binti Muhammad kembali bergabung bersama Nabi Muhammad SAW untuk selanjutnya bersama-sama menuju Yastrib.

Atas pertolongan Allah SWT, Nabi Muhammad SAW berhasil selamat sampai di Yastrib. Sesampainya di Yastrib, Nabi Muhammad SAW disambut dengan meriah oleh warga Yastrib. Nabi Muhamamd SAW sampai di Yastrib pada tanggal 12 Rabi’ul Awal6. Sejak saat itu Yastrib disebut dengan Madinah.

Sesampainya di Yastrib ( selanjutnya akan disebut Madinah), Nabi Muhammad SAW melakukan hal-hal berikut :

(9)

Masjid ini dinamai Masjid Nabawi yang artinya masjidnya Nabi Muhammad SAW. Di masjid inilah kegiatan Nabi dan kaum

Muslimin berpusat. Dari urusan ibadah hingga urusan Negara

dipusatkan di masjid ini. Di samping masjid ini didirikan rumah Nabi Muhammad SAW.

 Mempersaudarakan kaum Anshor dan kaum Muhajirin

Kaum Anshor adalah kaum asli Madinah yang menolong Nabi Muhammd SAW dan pengikutnya. Sednagkan kaum Muhajirin adalah orang-orang Mekah yang hijrah bersama Nabi Muhammad SAW ke Madinah. Beberapa orang yang dipersaudarakan oleh Rasulullah SAW adalah Abu Bakar dengan Kharijah bin Zubair, Ja’far bin Abi Thalib dengan Mu’az bin Jabal. Dengan ini Nabi Muhammad SAW

menghilangkan sifat kesukuan (sukuisme) zaman jahiliyah karena Agama Islam bukan agama ang berdasarkan suku.

 Perjanjian antara kaum Muslimin dan Non Muslimin

Untuk menjaga ketertiban di Madinah, Nabi Muhammad SAW membuat perjanjian dengan orang-orang Yahudi Bani Nadlir dan Bani Quraizhah dan orang-orang non-muslim lainnya. Isi perjanjian

tersebut mengatur :

 Hak masing-masing untuk meakukan peradilan

 Kebebasan agama bagi semua golongan

 Semua penduduk Madinah baik kaum Muslimin maupun Yahudi, berkewajiban bantu-membantu baik moril maupun materiil dalam menangkis serangan musuh terhadap Kota Madinah.

 Meletakkan dasar-dasar politik, ekonomi, dan sosial

Berbeda dengan wahyu-wahyu yang turun pada periode Mekah yang masih menekankan pada ketauhidan, wahyu-wahyu yang turun pada periode Madinah lebih menekankan pada hukum-hukum. Rasulullah SAW juga memberikan penjelasan dan contoj-contoh penerapannya. Dalam bidang politik, diajarkan unutk bermusyawarah. Dalam bidang ekonomi, Rasulullah SAW meletakkan system yang dapat menjamin keadilan sosial. Sedangkan dalam bidang

(10)

Setelah membangun dasar-dasar di Madinah, muncul rintangan baru bagi Nabi Muhamamd SAW. Rintangan ini berupa perang. Atas wahyu Allah, Nabi Muhammad SAW hanya boleh memerangi kaum yang memerangi agama Islam dan menghambat pergerakan dakwah Islam. Beberapa perang dan peristiwa penting yang dialami kaum Muslimin pada periode Madinah adalah :

 Perang Badar

Perang Badar merupakan perang pertama Kaum Muslimin. Terjadi pada tanggal 17 Ramadhan tahun 2 Hijriyah di dekat perigi

kepunyaan seorang bernama Badar7. Pasukan Muslim yang hanya sekitar 300 orang bisa mengalahkan pasukan Quraisy yang berjumlah 1000 orang. Pasukan Muslim berhasil menewaskan 70 orang panglima Quraisy, bahkan Abu Jahal berhasil dibunuh dalam perang ini. Perang Badar juga disebut sebagai Gazwatul Furqan

yang artinya perang penentuan. Karena memiliki arti yang penting dan strategis bagi kaum Muslimin.

 Perang Uhud

Terjadi pada pertengahan Sya’ban tahun 3 Hijriayah bertempat di kaki Bukit Uhud. Pasukan Quraisy berjumlah 3000 orang dan pasukan Muslimin berjumlah 1000 orang pada mulanya, akan tetapi Abdullah bin Ubai membawa sepetiga pasukan Muslimin kembali ke Madinah.

Pada perang ini pasukan Muslimin hamper menang. Tetapi karena sikap tidak disiplin dari pasukan pemanah di atas bukit, pasukan Muslimin mengalami kekalahan yang besar. Bahkan Nabi Muhammad SAW terluka parah sampai gigi beliau patah dan kening beliau juga luka parah. Bahkan seorang Quraisy

mengatakan bahwa Nabi Muhammad SAW telah tewas. Maka dari itu peperangan selesai karena orang-orang Quraisy mengira telah menewaskan Nabi Muhammad SAW. Dalam perang ini sangat banyak korban jiwa dari pihak kaum Muslimin, diantaranya adalah Hamzah, paman Nabi Muhammad SAW.

(11)

Sesuai isi perjanjian antara kaum Muslimin dan kaum non-muslim di Madinah seprti yang disebutkan sebelumnya, bahwa kaum muslim dan non-muslim harus saling bantu-membantu baik dalam hal moril maupun meteriil.

Suatu ketika seorang dari kaum Muslimin tidak sengaja membunuh dua orang laki-laki yang mengakibatkan kaum Muslimin

diharuskan membayar diyat. Akan tetapi kaum Muslimin tidak mempunyai uang untuk membayar diyat itu karena baru saja membiayai perang melawan Quraisy. Maka dari itu Nabi

Muhammad SAW ditemani Abu Bakar, Umar, dan Ali mendatangi Bani Hadlir untuk meminta bantuan mereka meringankan denda itu. Sementara orang-orang Banu Nadlir sedang mengumpulkan dana, Amr bin Jahasy naik ke atas tembok dan menjatuhkan batu besar dengan niatan membunuh Nabi Muhammad SAW. Tetapi Nabi Muhammad SAW berhasil menghindar.

Atas perbuatan itu, kaum Muslimin sepakat untuk mengepung perkampungan Bani Nadlir. Pengepungan dilakkukan selama enam hari enam malam. Sampai Bani Nadlir meminta izin untuk

meninggalkan Madinah. Hal ini disetujui oleh Nabi Muhammad SAW. Sehingga kondisi internal Madinah dapat diamankan guna menghadapi serangan dari kafir Quraisy.

 Perang Khandaq

Terjadi pada tanggal bulan Syawal tahun 5 Hijriyah di sekitar Kota Madinah sebelah Utara. Kekuatan Quraisy dan sekutunya

mencapai 10.000 tentara, sedangkan kaum Muslimin berkekuatan 3.000 pasukan.

Disebut perang Khandaq karena atas usul Salman Al-Farisi, pasukan Islam membuat parit di sekitar kota Madinah yang lebar dan dalam sehingga akan sulit ditembus oleh musuh. Walaupun tidak bisa mengusir pasukan Quraisy dan sekutunya, akan tetapi pasukan Quraisy dan sekutunya juga tidak bisa menyerang. Maka terjadilah pengepungan terhadap Madinah.

(12)

SAW dan menyatakan keislamannya dan bersedia berbuat apapun untuk membantu Rasulullah SAW.

Akhirnya Nu’aim bin Mas’ud atas perintah Rasulullah SAW membuat strategi yang memecah belah antara pihak Quraisy dan pihak Yahudi Bani Quraizhah. Sehingga mereka tidak jadi menggabungkan kekuatan untuk menghancurkan Islam.

Setelah beberapa lama mengepung Madinah, pasukan kafir Quraisy dan sekutunya mendapatkan adzab dari Allah SWT. datang angin badai yang mengharcurkan kemah-kemah mereka dan merusak perbekalan mereka. Karena sudah putus asa, akhirnya mereka melarikan diri. Sekali lagi kemenangan bagi pihak kaum Muslimin atas bantuan Allah SWT.

 Pengepungan Bani Quraizhah

Setelah selesai perang Khandaq, kaum Muslimin meminta pertanggung jawaban Bani Quraizhah yang berniat untuk berkhianat. Setelah utusan Nabi Muhammad SAW, Sa’ad bin Mu’az dan Sa’ad bin Ubadah tidak digubris oleh Bani Quraizhah, maka pasukan Muslimin melakukan pengepungan selama 25 hari.

Akhirnya mereka menyatakan menyesal dan mau menerima hukuman apapun. Disepakati antara Bani Quraizhah dan kaum Muslimin bahwa yang menentukan vonis adalah Sa’ad bin Mu’az.

Belajar dari pengalaman vonis terhadap Bani Nadlir yang setelah diusir dari Madinah malah menghasut bangsa-bangsa Arab untuk memerangi Islam, maka Sa’ad memutuskan menjatuhkan hukuman mati bagi laki-laki Bani Quraizhah yang berkhianat itu, dan wanita serta anak-anak Banu Quraizhah ditawan.8

 Perjanjian Hudaibiyah

(13)

mereka. Namun kaum Muslimin mengelak ke daerah Hudaibiyah hingga datang bulan yang dihormati, maka perang tidak

diperbolehkan.

Nabi mengirim Usman bin Affan ke Mekah untuk berunding. Sangat lama Quraisy menahan Usman di Mekkah bahkan sampai ada desas desus bahwa Usman telah dibunuh. Maka kaum

Muslimin mengucapkan janjian setia pada Nabi Muhammad SAW untuk berperang sampai mati hingga menang. Ini membuat orang Quraisy takut dan mengembalikan Usman.

Usman dikembalikan beserta utusan Quraisy untuk berunding. Perundingan itu dikenal dengan “Perjanjian Hudaibiyah” yang isinya :

1. Genjatan senjata antara kedua belah pihak selama sepuluh tahun

2. Orang Quraisy Muslim yang datang kepada kaum Muslim tanpa seizing walinya hendak ditolak oleh kaum Muslim 3. Quraisy tidak menolak orang Muslim yang kembali kepada

mereka

4. Barang siapa hendak membuat perjanjian dengan Muhammad diperbolehkan, membuat perjanjian dengan Quraisy juga diperbolehkan

5. Kaum Muslim tidak boleh mengerjakan Umroh tahun ini tapi ditangguhkan tahun depan. Kaum Muslim tidak boleh

membawa senjata, kecuali pedang yang disarungkan, dan tidak boleh berada di dalam Kota Mekah lebih dari 3 hari 3 malam.

 Perang Khaibar

Pada tahun 7 Hijriyah Rasulullah SAW menyerang orang-orang Yahudi di Wadil Quro, Fadak, Taima, dan Khaibar. Berakhir dengan perjanjian damai

 Perang Mu’tah

(14)

menyelamatkan pasukan Islam kembali ke Madinah dan membawa pengetahuan baru tentang cara berperang pasukan Romawi.

 Penaklukan Kota Mekah

Perjanjian Hudaibiyah menjadi batal karena Quraisy berkhianat. Maka dari itu Rasulullah SAW mengirim pasukan 10.000 tentara dan berkemah di dekat Mekah. Di kemah ini datanglah Abbas bin Abdul Mutholib dan Abu Sufyan. Keduanya masuk Islam. Lalu Abu Sufyan disuruh kembali ke Mekah setelah diajak melihat kondisi pasukan Islam.

Sekembalinya ke Mekah, Abu Sufyan menceritakan pasukan Islam. Ini membuat orang-orang Quraisy takut. Abu Sufyan juga membawa berita dari Nabi Muhammad SAW bahwa siapa yang masuk rumah Abu Sufyan aman, yang masuk rumahnya sendiri dan menutup pintu dan jendela aman, yang masuk ke masjid aman.

Maka Kota Mekah jatuh tanpa kekerasan . ini terjadi pada tahun 8 Hijriyah sering disebut Fathul Makkah. Pasukan Islam

menghancurkan berhala-berhala, terutama yang ada di sekitar Ka’bah.

 Perang Hunain dan Thaif

Perang ini terjadi pada tahun 8 Hijriyah setelah Fathul Makkah. Berakhir dengan perjanjian damai yang memenangkan pasukan Islam.

 Perang Tabuk

Terjadi pada tahun 9 Hijriyah di Kota Tabuk. Pasukan dikirim untuk mengantisipasi serangan dari Romawi. Dalam perang tersebut tentara Romawi berhasil dikalahkan dan kabur ke negerinya. Tetapi Nabi Muhammad SAW memerintahkan untuk tidak mengejar pasukan Romawi. Lalu Nabi Muhammad SAW memerintahkan Khalid bin Walid memimpin pasukan untuk menguasai Daumatul Jandal yang dilakukan dengan baik.

(15)

tunduk pada pemerintahan Nabi Muhammad SAW di Madinah. Maka Jazirah Arab disatukan oleh satu agam baru, yaitu Agama Islam.

Lalu Nabi Muhammad SAW melakukan ibadah haji bersama 100.000 kaum Muslimin. Dalam pidatonya pada haji itu Nabi Muhammad SAW mengatakan kembali dasar-dasar ajaran Agama Islam yang harus dipegang teguh oleh umat Islam sampai kapanpun juga. Peristiwa haji itu dikenal dengan Haji Wada’.

Tiga bulan setelah Haji Wada’, Nabi Muhammad SAW sakit demam. Bahkan Nabi tidak bisa keluar dari rumah untuk mengimami sholat. Maka beliau SAW menyuruh Abu Bakar menjadi imam sholat. Pada hari Senin tanggal 12 Rabi’ul Awwal tahun 11 Hijriyah9 Nabi Muhammad SAW wafat di rumah Ummul Mukminin, Aisyah.

B. Masa Khulafaur Rasyidin

Nabi Muhammad SAW wafat tanpa menunjuk siapakah yang akan menjadi penggantinya sebagai pemimpin agama sekaligus pemimpin

pemerintahan. Paling tidak inilah yang menjadi consensus ahlus sunnah wal jama’ah. Berbeda dengan keyakinan Syi’ah. Syi’ah berpendapat bahwa Nabi Muhammad SAW telah menunjuk Ali bin Abi Thalib sebagai pengganti beliau SAW. Syi’ah berpedoman pada perkataan Nabi Muhammad SAW :

“kedudukan Ali di sisiku seperti kedudukan Harun di sisi Musa. Namun setelah aku tidak ada kenabian lagi.”

Namun pernyataan ini ditolak oleh ahlus sunnah. Karena Nabi Muhammad SAW mengatakan hal tersebut sewaktu Nabi Muhammad SAW meninggalkan Ali di Madinah sementara Nabi Muhammad SAW dan pasukan muslim bernagkat berperang melawan Romawi di Syam. Orang-orang mengatakan Nabi menyuruh Ali tinggal karena Nabi tidak menyukai Ali. Isu ini telah mengganggung Ali dan membuatnya menyusul Nabi Muhammad SAW dan pasukan muslim. Ketika menanyakan alasan Nabi Muhammad SAW

(16)

bisa diartikan bahwa Nabi Muhammad SAW menunjuk Ali bin Abi Thalib sebagai penggantinya setelah beliau meninggal.

Imam Bukhari meriwayatkan dari Ibnu Abbas :

Ali bin Abi Thalib keluar dari sisi Nabi Muhammad SAW dan para mukmin yang berkumpul di rumah Ummul Mukminin, Aisyah, lantan mengerumini Ali untuk menanyakan keadaan Nabi Muhammad SAW.

Lalu Abbas bin Abdul Muthalib menggandeng tangan keponakannya itu dan membebaskannya dari kerumunan orang banyak dan membawanya ke suatu tempat dan berlangsung percakapan sebagai berikut :

Abbas : “menurut tilikku bahwa Rasulullah akan wafat oleh penyakitnya yang sekarang ini. Aku ini di antara seluruh keturunan Abdul Muthalib lebih tahu tentang maut. Marilah kita balik menjumpainya bersama-sama dan menanyakan urusan (kepemimpinan) sepeninggalkannya. Jikalau memang hak kita, maka kita dapat mengetahuinya. Jikalau hak orang lain di luar kita, maka kita mohonkan supaya beliau berwasiat tentang kita.”

Ali : “di dalam hal itu, demi Allah, jikalau beliau menyatakan bukan hak kita maka niscaya orang banyak akan tidak memberikan kesempatan bagi kita pada masa selanjutnya. Aku sendiri, demi Allah, tidak ingin untuk

menanyakannya.”10

Bagaimanapun pendapat Syi’ah maupun Ahlus Sunnah tentang siapa pengganti Nabi Muhammad SAW, pada saat itu terjadi kekosongan

kekuasaan. Hal ini membuat gusar kaum muslimin. Selain itu, rasa duka pasca wafatnya Nabi Muhammad SAW juga masih sangat kental

1. Abu Bakar Ash-Shidiq (11-13 H / 632-634 M)

Dalam situasi kebingungan umat ini, kaum Anshar berkumpul di Saqifah. Saqifah adalah balai pertemuan Bami Saidah. Mereka berkumpul untuk mengangkat Saad bin Ubadah dari suku Khazraj sebagai pengganti Nabi Muhammad SAW.11

(17)

dari itu, Umar terburu-buru menuju kediaman Nabi Muhammad SAW untuk memanggil Abu Bakar.

Saat itu Abu Bakar bersama dengan kerabat Nabi Muhammad SAW sedang mengurusi jenazah suci Nabi Muhammad SAW. Ketika Umar bin Khattab sampai disana, Umar meminta seseorang memanggilkan Abu Bakar di dalam. Tetapi Abu Bakar tidak mau keluar karena sedang sibuk mengurus jenazah Nabi Muhammad SAW. Umar menyuruh orang masuk lagi dan memberitahu kabar yang didengarnya. Akhirnya Abu Bakar keluar menemui Umar. Selanjutnya keduanya langsung bergegas menuju Saqifah.

Sesampainya di Saqifah, Abu Bakar memperingatkan kaum Anshar bahwa merekalah orang-orang yang pertama membantu Nabi maka jangan sampai menjadi orang-orang pertama yang merusak Islam. Kaum Anshar berpendapat agar kaum Anshar memilih pemimpin untuk mereka sendiri, dan kaum Muhajirin juga memilih pemimpin untuk dirinya sendiri. Akan tetapi Abu Bakar menolak usulan tersebut dan menawarkan mereka untuk membaiat salah satu di antara dua pemuka Quraisy. Mereka berdua adalah Umar bin Khattab dan Abu Ubaidah bin Jarrah.

Namun Umar bin Khattab menolak usulan Abu Bakaar. Bahkan Umar berpendapat bahwa Abu Bakar adalah orang yang paling pantas

menggantikan Nabi Muhammad SAW. Pernyataan Umar bin Khattab ini bukannya tanpa dalil. Bila dilihat kembali pada masa Rasulullah SAW sakit, beliau menyuruh Abu Bakar untuk menjadi imam sholat di Masjid Nabawi. Padahal posisi imam sholat adalah posisi yang belum pernah diserahkan Nabi Muhammad SAW kepada siapapun juga. Mungkin ini merupakan wasiat Nabi Muhammad SAW secara implicit bahwa Abu Bakar adalah pengganti beliau SAW.

Dengan alasan tersebut, Umar bin Khattab membaiat Abu Bakar sebagai Khalifah. Bahkan beberapa kaum Muhajirin dan kaum Anshar yang berada di sana juga ikut membaiat Abu Bakar sebagai Khalifah. Pembaiatan ini disebut dengan Bai’at Saqifah. Pada hari berikutnya barulah diadakan pembaiatan umum oleh seluruh kaum muslim di Madinah terhadap Abu Bakar. Semenjak itu, Abu Bakar dijuluki sebagai Khalifatu Rasulillah.

Setelah pemakaman Rasulullah SAW, barulah Abu Bakar

(18)

Allah dan Rasul-Nya. Sebaliknya, bila dia mendurhakai Allah, dia mengatakan bahwa tidak ada kewajiban bagi mereka untuk menaatinya.12

Sebagai khalifah pertama, Abu Bakar menghadapi masalah ummat yang cukup serius, yang harus diselesaikan dengan cara yang tegas dan pasti. Kesulitan-kesulitan yang dihadapi Abu Bakar itu sebagai berikut :

Kaum murtad

Orang yang mengaku dirinya sebagai Nabi beserta para pendukungnya

Kaum yang tidak mau membayar zakat.

Adapun sebab-sebab mereka berbuat demikian adalah :

Ajaran Islam belum dipahami benar

Motivasi Islamnya bukan karena kesadaran dan keinsyafan iman yang sungguh-sungguh tapi karena pertimbangan politik dan ekonomi.

Rasa kesukuan yang mendalam, mereka menganggap Islam menempatkan mereka dibawah kekuasaan bangsa Quraisy.

Kesalahan memahami ayat-ayat al-Qur'an yang menimbulkan anggapan bahwa dengan wafatnya Rasulullah SAW mereka tidak mempunyai kewajiban melaksanakan ajaran agama Islam.

Dalam menghadapi kaam pemberontak ini, terlebih dahulu mereka dikirimi surat dengan maksud untuk menyadarkan kembali kepada jalan yang benar. Akan tetapi para pemberontak itu tetap membangkang, makanya Abu Bakar memeranginya.

Masa pemerintahan Abu Bakar tidak lama, tapi beliau telah berhasil memberikan dasar-dasar kekuatan bagi perjuangan perluasan da’wah dan pendidikan Islam.

Kebijakan umum Khalifah Abu Bakar RA di bidang ekonomi

Salama masa khalifahnya Abu Bakar sidiq RA menerapkan beberapa kebijakan umum, antara lain sebagai berikut:

(19)

Menegakan hukum dengan memerangi mereka yang tidak mau membayar zakat

Tidak menjadikan akhli badar ( orang –orang yang berzihad pada perang badar) sebagai pejabat negara

Tidak mengistimewakan ahli badar dalam pembagian kekayaan negara

Mengelolah barang tambang ( rikaz ) yang terdiri dari emas, perak, perunggu, besi, dan baja sehingga menjadi sumber pendapatan negara

Menetapkan gaji pegawai berdasarkan karakteristuk daerah kekuasaan masing – masing

Tidak merubah kebijakan rasullah SAW dalam masalah jizyah. Sebagaimana Rasullah Saw Abu Bakar RA tidak membuat ketentuan khusus tentang jenis dan kadar jizyah, maka pada masanya, jizyah dapat berupa emas, perhiasan, pakaian, kambing, onta, atau benda benda lainya.

Penerapan prinsif persamaan dalam distribusi kekayaan negara.

Dalam usahanya meningkatkan kesejatrahan masyarakat, khalifah abu Bakar RA melaksanakan kebijakan ekonomi sebagaimana yang dilakukan Rasullah SAW. Ia memperhatikan skurasi penghitungan Zakat.hasil penghitungan zakat dijadiakn sebagai pendapatan negara yang disimpan dalam Baitul Mal dan langsung di distribusikan seluruhnya pada kaum muslimin.

Wafatnya kholifah Abu Bakar RA

Al–Waqidi dan Al-Hakim meriwayatkan dari Aisyah, ia berkata ”awal sakit ayahku ialah pada saat beliau mandi pada hari senin tanggal 7

jumadil akhir. Kemudian ia merasa kedinginan seharian. Beliau terkena demam selama 15 hari yang membuatnya tidak bisa menghadiri shalat jamaah. Ayahku meninggal pada malam selasa tanggal 22 jumadil akhir, akhir tahun ke 13 H dalam usia 63 tahun.

Sebelum wafatnya, Abu Bakar mengumpulkan sahabat-sahabat Rasulullah SAW atas anjuran Thulhah bin Ubaidillah dan beliau berkata :

(20)

menunjuk lingkungan keluargaku. Aku menunjuk penggantiku itu Umar bin Khattab. Sudilah menerimanya dan mematuhinya.”13

2. Umar bin Khattab (13-23 H / 634-644 M)

Setelah Abu Bakar wafat, kemudian digantikan oleh Umar bin

Khattab. Usaha memperluas wilayah Islam yang telah dilakukan oleh Abu Bakar dilanjutkan oleh Umar dengan hasil yang gemilang. Wilayah pada masa Umar meliputi Iraq, Persia, Syam, Mesir dan Barqah. Bangsa-bangsa tersebut sebelum Islam masuk ke negaranya telah memiliki kebudayaan dan peradaban lama.

Meluasnya wilayah Islam mengakibatkan meluas pula kebutuhan kehidupan dalam segala bidang. Keteraturan dalam bidang pemerintahan dan segala perlengkapannya memerlukan pemikiran yang sangat serius. Untuk memenuhi kebutuhan ini diperlukan tenaga manusia yang memiliki ketrampilan dan keahlian yang memadai bagi kelancaran roda

pemerintahan itu sendiri. Ini berarti peranan pendidikan harus menampilkan dirinya.

Semangat berda’wah dan pendidikan dari kaum muslimin yang berada di daerah-daerah baru menunjukkan kekuatan yang sangat tinggi. Thomas W. Arnold mengatakan ketentuan-ketentuan khusus mengenai metode dan materi pendidikan dan pengajaran agama bagi para penduduk yang baru masuk Islam segera disusun, demi mencegah kesimpang siuran

pemahaman agama, baik yang menyangkut dasar-dasar pokok iman maupun mengenai ibadah dan muamalah. Langkah-langkah pencegahan ini perlu, mengingat derasnya arus penduduk yang berbondong-bondong masuk Islam. Oleh karena itu, Khalifah Umar bin Khattab mengangkat dan menunjuk guru-guru untuk setiap negeri, yang bertugas mengajarkan kepada penduduk setempat tentang isi al-Qur'an dan soal-soal lain yang berhubungan dengan masalah agama.

Pada masa ini bahasa arab mulai menampakkan dirinya sebagai bahasa resmi dalam wilayah Islam, selain digunakan sebagai alat

komunikasi juga sebagai alat pemahaman al-Qur'an dan agama Islam pada umumnya serta pemersatu kesatu paduan ummat. Dengan demikian kebudayaan Islam mulai terbina.

(21)

Pada masa pemerintahannya yang berlangsung selama sepuluh tahun, Umar ibn Al-Khattab banyak melakukan ekspansi hingga wilayah Islam meliputi Jazirah Arab, sebagian wilayah kekuasaan Romawi (Syria, Palestina, dan Mesir), serta seluruh wilayah kerajaan Persia, termasuk Irak. Atas keberhasilannya tersebut, orang-orang Barat menjuluki Umar sebagai the Saint Paul of Islam

Karena perluasan daerah terjadi dengan cepat, Umar ibn Al-Khattab segera mengatur administrasi negara dengan mencontoh Persia.

Administrasi pemerintah diatur menjadi delapan wilayah provinsi:

Makkah, Madinah, Syria, Jazirah, Basrah, Kufah, Palestina, dan Mesir. la juga membentuk jawatan kepolisian dan jawatan tenaga kerja

Pendirian Lembaga Baitul Mal

Dalam catatan sejarah, pembangunan institusi Baitul Mal

dilatarbelakangi oleh kedatangan Abu Hurairah yang ketika itu menjabat sebagai Gubernur Bahrain dengan membawa harta hasil pengumpulan pajak al-kharaj sebesat 500.000 dirham. Hal ini terjadi pada tahun 16 H. oleh karena jumlah tersebut sangat besar, Khalifah Umar mengambil inisiatif memanggil dan mengajak bermusyawarah para sahabat terkemuka tentang penggunaan dana Baitul Mal tersebut. Setelah melalui diskusi yang cukup panjang, Khalifah Umar memutuskan untuk tidak mendistribusikan harta Baitul Mal, tetapi disimpan sebagai cadangan, baik untuk keperluan darurat, pembayaran gaji para tentara maupun berbagai kebutuhan umat lainnya.

Untuk mendistribusikan harta Baitul Mal, Khalifah Umar ibn Al-Khattab mendirikan beberapa departemen yang dianggap perlu, seperti :

a. Departemen Pelayanan Militer. Departemen ini berfungsi untuk mendistribusikan dana bantuan kepada orang-orang yang terlibat dalam peperangan.

b. Departemen Kehakiman dan Eksekutif. Bertanggung jawab atas pembayaran gaji para hakim dan pejabat eksekutif.

(22)

d. Departemen Jaminan Sosial. Berfungsi untuk mendistribusikan dana bantuan kepada seluruh fakir miskin dan orang-orang yang menderita.

Kepemilikan Tanah

Selama pemerintahan Khalifah Umar, wilayah kekuasaan Islam semakin luas seiring dengan banyaknya daerah-daerah yang berhasil ditaklukkan, baik melalui peperangan maupun secara damai. Hal ini menimbulkan berbagai permasalahan baru. Pertanyaan yang paling mendasar dan utama adalah kebijakan apa yang akan diterapkan negara terhadap kepemilikan tanah-tanah yang berhasil ditaklukkan tersebut.

Zakat

Pada masa Rasulullah Saw., jumlah kuda di Arab masih sangat sedikit, terutama kuda yang dimiliki oleh kaum Muslimin karena digunakan untuk kebutuhan pribadi dan jihad. di Hudaybiyah mereka mempunyai sekitar dua ratus kuda. Karena zakat dibebankan terhadap barang-barang yang memiliki produktivitas, seorang budak atau seekor kuda yang dimiliki kaum Muslimin ketika itu tidak dikenakan zakat.

Ushr

Sebelum Islam datang, setiap suku atau kelompok yang tinggal di pedesaan biasa membayar pajak (ushr) jual-beli (maqs).

Sedekah dari non-Muslim

Tidak ada ahli kitab yang membayar sedekah atas ternaknya kecuali orang Kristen; Bani Taghlib yang keseluruhan kekayaannya terdiri dari hewan ternak. Mereka membayar dua kali lipat dari yang dibayar kaum Muslimin. Bani Taghlib merupakan suku Arab Kristen yang gigih dalam peperangan. Umar mengenakan jizyah kepada mereka, tetapi mereka terlalu gengsi sehingga menolak membayar jizyah dan malah membayar sedekah.

(23)

 Jerussalem

 Mesir

 Persia

Wafatnya Umar bin Khattab

Umar bin Khattab wafat pada hari Ahad awal Muharram tahun 24 Hijriyah. Penyebab wafatny adalah luka yang diderita akibat percobaan pembunuhan yang dilakukan oleh bekas tawanan Persia bernama Firuz pada tanggal 26 Dzulhijjah tahun 23 Hijriyah. Umar bin Khattab wafat pada usia 63 tahun. Dia memerintah sebagai Khalifah selama sepuluh tahun lima bulan dua puluh sati hari.14

3. Usman bin Affan (23-35 H / 644-656 M)

Sebelum wafat karena luka yang dideritanya itu, Umar bin Khattab menyuruh maksimal hari keempat setelah wafatnya harus sudah terpilih penggantinya sebagai Khalifah. Calon-calon pengganti Khalifah ada enam orang, yaitu : Ali bin Abi Thalib, Usman bin affan, Zubair bin Awwam, Saad bin Abi Waqash, Abdurrahman bin Auf, dan Thalhah bib Ubaidillah. Ada riwayat lain yang mengatakan bahwa Abdullah bin Umar juga

dilibatkan tetapi tidak memiliki hak suara.

Umar berpesan jika di antara enam orang itu lima atau empat memilih seorang darinya, maka seorang atau dua orang yang tidak setuju dan tidak bisa disadarkan, maka harus dibunuh. Jika suara terbelah sama, tiga orang memilih seorang, dan tiga lainnya memilih orang lain, maka ditanyakan kepada Abdullah bin Umar. Siapa yang didukung Abdullah bin Umar maka dialah yang diangkat sebagai Khalifah. Namun jika campur tangan Abdullah bin Umar tidak diterima, maka calon dipilih oleh kelompok yang di dalamnya ada Abdurrahman bin Auf yang diangkat sebagai Khalifah. Jika masih ada yang menentang harus dibunuh.15

Dalam kelompok yang bermusyawarah itu ternyata tercipta dua kubu. Yaitu kubu Ali dan kubu Usman. Lalu untuk memilih sapa yang akan menjadi Khalifah, Abdurrahman bin Auf minta izin untuk berdialog dengan masyarakat Madinah. Ternyata menurut Abdurrahman bin Auf, masyarakat lebih condong ke Usman bin Affan. Maka dari itu Usman bin Affan diangkat sebagai Khalifah.

Dalam menjalankan tugas kepiminpinannya Usman bin Affan banyak menghadapi masalah politik yang sangat gawat. Masa enam tahun pertama kebijaksanaannya nampak baik, tapi masa enam tahun terakhir

(24)

kelemahan pribadinya mulai nampak, sehingga berdampak negatif bagi pemerintahannya.

Kegiatan pendidikan masih berjalan seperti yang dilakukan oleh para sahabat Rasul menghasilkan ulama tabiin.

Kegiatan pendidikan yang paling besar yang dilakukan Usman bin Affan adalah menyalin sebuah mushaf sebagai rujukan umat Islam yang disebut dengan mushaf usmani karena sebelumnya sudah terjadi

perselisihan dalam hal bacaan al-Qur'an.

Pada masa pemerintahan Usman bin AffanTugas mendidik dan mengajar umat diserahkan kepada umat itu sendiri, artinya pemerintah tidak mengangkat dan menggaji guru-guru / pendidik. Sedang para pendidik sendiri melaksanakan tugasnya itu hanya dengan mengharapkan keridhoan Allah semata.

Mata pelajaran yang diberikan disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik. Ada fase pembinaan, pendidikan dan pelajaran. Dalam fase

pembinaan dimaksudkan untuk memberikan kesempatan agar peserta didik memperoleh kemantapan iman, sebagaimana yang telah dilakukan

Rasulullah SAW. Dalam fase pendidikan lebih ditekankan pada ilmu-ilmu praktis, dengan maksud agar mereka dapat segera mengamalkan ajaran-ajaran Islam itu sendiri. Pelajaran-ajaran-pelajaran-ajaran lain yang sangat penting untuk menunjang pemahaman al-Qur'an dan Hadis juga diberikan seperti

pelajaran bahasa arab, menulis, membaca, tata bahasa, syair dan pribahasa.

Tempat belajar masih seperti sebelumnya, mereka belajar di kuttab, di mesjid atau di rumah-rumah yang mereka sediakan sendiri atau ke rumah gurunya.

Demikian sarana dan wahana pendidikan pada masa Usman bin Affan, ia melanjutkan apa yang telah ada. Dia sendiri lebih sibuk menghadapi masalah pemerintahannya.

Perluasan Islam dimasa Utsman bin Affan

(25)

atau kelautan, karena pada saat itu kaum muslimin telah memiliki armada laut.

Pada pemerintahan Utsman negri Tabaristan berhasil ditaklukan oleh Sa`id bin Ash. Dikatakan , bahwa tentara Islam dalam penaklukan ini telah meyertakan Al-Hasan dan Al-Husain, kedua putra Ali, begitu pula

Abdullah bin Al-Abbas, `Amr bin Ash, dan zubair bin Awwam. Pada masa pemerintahan usman pun kaum muslimin berhasil memaksa raja Jurjun untuk memohon berdamai dari Sa`ad bin Ash dan untk ini ia bersedia menyerahkan upeti senilai 200.000 dirham setiap tahun kepadanya.

Termasuk juga menumpas pendurhakaan dan pemberontakan yang terjadi dibeberapa negri yang telah masuk kebawah kekuasaan Islam dizaman Umar. Pendurhakaaan itu ditimbulkan oleh pendukung- pendukung pemerintah yang lama atau dengan kata lain pemerintahan sebelum daerah itu berada dalam kekuasaan Islam, mereka hendak mengembalikan kekuasaannya. Daerah tersebut antara lain adalah Khurasan dan Iskandariah.

Pada tahu 25 H. Penguasa di Iskandariyah mengingkari perjanjiaan dengan Islam, karena mereka dihasut oleh bangsa Romawi yang

menjanjikan mereka bermacam-macam janji yang muluk-muluk. Maka Utsman memerintahkan gubernur Amru bin Ash yang ketika itu menjabat sebagi penguasa di Mesir untuk memerangi Iskandariyah, sehingga Akhirnya penguasanya mengutus dutanya untuk membuat perjanjain dan kembali tunduk kepada kerajaan Islam di Madinah.

Pada tahun 31H penduduk Khurasan mendurhaka sehingga Utsman mengirim Abdullah bin Amir, gubernur Basrah, bersama sejumlah besar tentara untuk menaklukkan kembali mereka. Terjadilah perang antara tentara Islam dengan penduduk Merw, Naisabur, Nama, Hirang, Fusang, Bigdis, Merw As-Syahijan, dan lain-lain dari penduduk wilayah Khurasan. Dalam perang ini kaum muslimin berhasil menaklukan kembali wilayah Khurasan. Secara singkat daerah-daerah selain dari dua ini yang telah dikuasai pada masa Utsman adalah: Azerbaijan, Arminiyah, Sabur, Afrika Selatan, Undulus ( Spain), Cyprus, Persia, dan Tabristan. Menurut para ahli sejarah mereka berpendapat bahwa zaman pemerintahan khalifah Utsman bin Affan sebagai Zaman keemasan dimana tentara Islam mendapat kemenagan yang luar biasa, satu demi satu, dan mereka dapat mengusai banyak dari negri-negri yang dahulunya berada dibawah

(26)

saat itu telah sampai pada puncak kekuasaan dan kekuatan dibidang kemiliteran, yang tidak diraih oleh zaman-zaman sesudahnya.

Awal Terjadinya Fitnah Dan Pembunuhan Ustman

a. Penyebab timbulnya fitnah

Pembahasan mengenai sebab-sebab timbulnya fitnah sebagaimana di kemukakan dalam buku-buku sejarah dari berbagai sumber-tanpa melihat benar atau setidaknya- tak dapat mejelaskan dinamika peristiwa-peristiwa yang terjadi, atau menjelaskan sebab-sebab esensial di balik fitnah. Berikut ini di kemukakan secara garis besar sebab-sebab munculnya fitnah.

Pada masa Utsman ada orang-orang yang murka kepadanya. Karena Utsman suka memperhatikan dan mengontrol mereka, baik sahabat atau bukan sahabat. Utsman meminta pertanggung jawaban atas pekerjaan mereka dan menanyai mereka mengenai masalah tersebut. Orang-orang yang tidak suka kepada Utsman ada juga dari kalangan borjuis. Sebab, pada masa Utsman aneka bentuk hura-hura telah menjalar. Lalu Utsman mengasingankan mereka ke luar Madinah dan terputus sama sekali dengan kehidupan Madinah, sehingga membuat mereka murka kepadanya.

perbeda dengan mereka, ada juga orang-orang yang tidak senang kepda Utsman dari orang-orang juhud dan wara` yang melihat harta dan kekayaan sudah memperdaya kaum muslimin, akibat penaklukan-penaklukan perang, sehingga melupakan mereka dari akhirat, selain itu melimpahnya harta rampasan perang juga telah melahirkan

kecenderungan hidup bersenang-senang bukan hanya di kalangan prajurit yang baru memeluk islam, tetapi juga di kalangan sebagian sahabat-sahabat nabi yang pada umumnya diberi jabatan terhormat dalam dinas kemiliteran.

(27)

Sesungguhnya pertama kali munculnya pembicaraan orang tentang Ustman secara terang-terangan bahwa selama masa kepemimpinannya ia melakukan shalat secara lengkap (tidak qasar) di Mina, (saat ibadah haji), (perkataan Ibn Abbas ini merujuk kepada cara shalat di waktu safar seperti haji.Rasulullah menetapkan bahwa orang yang bepergian melakukan shalat dengan cara di qasar, yaitu meringkas jumlah rakaat shalat dari empat menjadi dua-dua). mendahulukan khutbah sebelum shalat ied, ,

mengizinkan orang membayar zakat sendiri-sendiri, memberikan sebagian tanah sitaan (negara) kepada shahabat dekatnya, mempersatuka umat Islam dengan satu mushaf al-Qur’an, menentukan kawasan lahan terlindung, menghadiahkan pemberian dari bait al-mal kepada keluarga dekatnya.

Inilah ringkasan mengenai sebab-sebab timbulnya fitnah (kekisruhan) seperti di kemukakan literatur-liratur sejarah. Namun pertanyaan yang muncul ialah, apakah hal-hal di atas dirasa cukup menjadi pemicu timbulnya fitnah yang sangat ironis itu? Tentu saja tidak. Karena

sesungguhnya apa yang terjadi pada Utsman, juga bisa terjadi pada orang lain, seperti Umar bin Khatab misalnya, padahal tidak semua orang setuju dengan Umar karena ia bersikap lebih keras kepada mereka dengan apa yang dilakukan Utsman.

b.Terbunuhnya khalifah Usman

Semua faktor antagonisme yang berakumulasi dalam rentan waktu yang cukup lama.kemudian mengkristal menjadi pembangkangan terhadap kahlifah dan para pejabatnya. Dimulai dengan membangun jaringan oposisi yang bersifat kritis terhadap kebijakan-kebijakan kahlifah yang di pandang nepotis dan boros dalam penggunaan uang nergara, sampai akhirnya jadi gerakan pressure group yang menuntut paksa aga khalifah Utsman bersedia meletaka jabatannya. Beberapa kali delegasi kaum penentang datang menemui khalifah untuk menyampaikan aspirasi politilk mereka.tettapi tampaknya tidak ada perubahan kebijakan yang dapat memuaskan hati mereka, sehingga bertambah tahun kecaman mereka semakin meningkat.

(28)

mengenai pemberian kepada mereka (pejabat pemerintahan dalam hal ini lebih banyak dari keluarganya), Utsman memberi dari hartanya sendiri, bukan menggunakan harta kaum muslimin untuk kepentingan saya atau kepentingan siapapun. Utsman telah memberikan tunjangan yang menyenangkan dalam jumlah besar dari pangkal hartanya sendiri sejak masa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam,masa Abu Bakar dan masa Umar_semoga Allah meridhoinya.

Setelah terjadi beberapa insiden yang benar-benar mengancam keselamatn jiwa khalifah karena keberingasan para pendemonstran, maka dengan bantuan Ali, Kalifah Utsman berhasil meyakinkan mereka bahwa beliau bersedia mengabulkan tuntunan mereka selain mengundurkan diri. Yaitu merubah kebijakan serta mengadakan penggantian para pejabat yang tidak di sukai rakyat, termasuk mengganti gubernur Mesir, Abdullah bin Sa’an bin Abi Sarah,oleh Muhammad bin Abu Bakar. Keputusan itu untuk sementara memberikan rasa lega kepada rombongan penentang dia memberi optimisme pulihnya kedamaian. Karena itu pula mereka bersedia membubarkan diri untuk kemudian pulang ke negri asal mereka. Tetapi sejarah berbicara lain,selang beberapa hari rombongan demonstran dari Mesir meninggalkan Madinah, mereka kembali lagi dengan membawa kemarahan yang meluap-luap. Kini di tangan mereka ada sebuah surat rahasia yang di rampas dari seorang budak Utsman yang sedang berlari kencang menuju Mesir.. isi surat yang bersetempelkan Khalifah Utsman memerintahkan kepada Gubernur Mesir agar menangkap dan membunuh para pemberontak yang dipimpim Muhammad bin Abi Bakar. Ali bin Abi Thalib mencoba mengklarifikasi surat itu kepada Utsman. Dengan

bersumpah atas nama Allah Utsman menolak telah menulis maupun mengirim surat tersebut. Beliau bahkan menantang agar di bawakan bukti dan dua orang saksi atas tuduhan penulisan surat itu. Kini Utsman di hadapkan kepada dua tuntutan dari para demonstran : segera

mengundurkan diri atau menyerahkan Marwan bin al Hakam, sekretaris Khalifah yang juga keponakan kepada mereka untuk diminta pertanggung jawabannya tentang surat itu. Namun Ustman bersikukuh pasa

(29)

Terutama mengenai surat rahasia itu, siapa sebenarnya yang paling mungkin menulisnya? Demikian juga mengenai orang yang paling bertanggung jawab sebagai eksekutor dalam pembunuhan Utsman,

sehingga lebih pantas untuk di Qishas kepadanya? Kemudian, mungkinkah ada aktor intelektual yang bekerja secara sistematis di belakang layar dari jaringan gerakan pembangkangan terhadap Khalifah Utsman itu,

sebagaimana di sebut-sebut adanya tokoh misterius Abdullah bin Saba, seorang Yahudi yang kemudian berpura-pura mauk Islam dan kemudia membawa paham-paham aneh ke tubuh Umat?

Ketidak pastian jawaban terhadap persoalan-persoalan di atas tidak lah kecil artinya dalam menambah keruhnya situasi politik di sepanjang masa pemerintahan Ali bin Abi Thalib yang di baiat menggantikan Utsman.

Ustman menjabat sebagai khalifah selama dua belas tahun. Tidak ada sesuatu yang dapat dijadikan celah untuk mendendamnya. Beliau bahkan lebih di cintai oleh orang-orang Qurais ketimbang Umar. Karena Umar bersikap keras terhadap mereka, sedangka Ustman bersikap lemah lembut dan sellu menjali hubungan dengan mereka. Akan tetapi, masyarakat mulai berubah sikap tatkala Ustman lebih mengutamakan kerabatnya dalam pemerintahanya. Kebijakan ini dilakukan Ustman atas pertimbangan silaturrahim yang merupakan salah satu perintah Allah SWT. Namun atas kebijakan itulah yang menyebabkan pembunuhanya.

4. Ali bin Abi Thalib (36-41 H/ 656-661 M)

Setelah khalifah Usman wafat, masyarakat secara beramai- ramai membaiat Ali ibn Abi Thalib untuk menjadi Khalifah pada waktu itu. Dengan begitu, Ali menjadi khalifah keempat dari kekhalifahan islam. Ali adalah orang yang memiliki banyak kelebihan. Selain itu ia adalah

pemegang kekuasaan . beberapa hari pembunuhan Usman, stabilitas keamanan kota Madinah menjadi rawan. Galiqi bin Harb memegang kekuasaan ibu kota islam itu selama kurang lebih lima hari sampai terpilihnya khalifah yang baru kemudian Ali bin Abi Thalib tampil menggantikan Usman. Dan mendapat baiat dari sejumlah kaum muslimin.

(30)

Tugas pertama yang dilakukan oleh khalifah Ali adalah

menghidupkan cita- cita Abu Bakar, Umar untuk menarik kembali semua tanah dan hibah yang telah dibagikan Usman kepada kaum kerabatnya kedalaam kepemilikan Negara. Ali juga menurunkah gubernur yang tidak disenangi oleh rakyat.

Oposisi terhadap khalifah secara terang- terangan dimulai oleh Aisyah, , Thalhah, dan zubair. Mereka memiliki alasan tersendiri. Mereka menuntut Ali untuk menghukum para pembunuh Usman. Akan tetapi tuntutan mereka tidak mungkin dikabulkan oleh Ali.

Pertama, karena tugas utama yang mendesak dilakukan dalam situasi kritis yang penuh intimidasi seperti saat itu ialah memulihkan ketertiban dan mengonsolidasikan kedudukan kekhalifahan.

Kedua, menghukum para pembunuh bukanlah perkara yang mudah. Khalifah Usman tidak dibunuh oleh hanya satu orang, melainkan banyah orang dari mesir, irak, dan arab secara langsung terlibat pembunuhan itu.

Sebenarnya khalifah Ali ingin menghindari pertikaian atau

peperangan. Ali mengirim surat kepada Thalhah dan Zubair agar keduanya mau berunding untuk menyelesaikan perkara itu secara damai. Namun, ajakan tersebut ditolak. Dan akhirnya pertempuran dahsyat pun terjadi. Perang ini dikenal dengan perang “ jamal (unta)” karena ‘Aisyah dalam pertempuran itu menunggangi unta. Ali berhasil mengalahkan mereka. Zubair dan Thalhah terbunuh ketika mereka hendak melarikan diri, sedangkan ‘Aisyah ditawan dan dikirim kembli ke Madinah.

Bersamaan dengan itu, kebijakan- kebijakan Ali juga menimbulkan perlawanan dari para gubernur di Damaskus, Mu’awiyah yang didukung bekas pejabat tinggi yang merasa kehilangan kedudukan dan kejayaan. Setelah Ali berhasil mengalahkan Zubair dan kawan- Kawan, Ali kemudian bergerak ke Kuffah menuju Damaskus dengan sejumlah

(31)

Dalam suatu kisah diceritakan bahwa kematian khalifah di akibatkan oleh pukulan pedang beracun Abdurrahman Ibn Muljam, sebagaimana yang dijelaskan oleh Philip K. Hitty, bahwa: “ pada tanggal 24 januari 661 M, ketika Ali sedang dalam perjalanan menuju masjid kuffah ia terkena hantaman pedang beracun di dahinya. Pedang yang mengenai otaknya tersebut di ayunkan oleh seorang pengikut khawarij, Abd Ar-Rahman Ibn Muljam, yang ingin membalas dendam atas kematian keluarga seorang wanita temanya yang terbunuh di Nahrawan. Tempat terpencil di kuffah yang menjadi makam Ali, kini masyhad Ali di Najaf, berkembang menjadi salah satu pusat ziarah terbesar dalam agama islam.

Masa pemerintahan Ali bin Abi Thalib diisi dengan kekacauan dikalangan umat Islam sendiri. Sampai-sampai Prof Dr Ahmad Shalabi mengatakan “sebetulnya tidak pernah ada barang satu hari pun, keadaan stabil selama pemerintahan Ali bin Abi Thalib. Karena itu dapat diduga bahwa kegiatan pendidikan pun saat itu mendapat gangguan dan

hambatan, terhambat karena adanya perang saudara. Stabilitas dan keamanan sosial merupakan syarat mutlak bagi terwujudnya perkembangan dan pembangunan dalam segala bidang kehidupan masyarakat itu sendiri baik ekonomi, politik, sosial budaya maupun pengembangan intelektual dan agama.

Ali sendiri pada saat itu, tidak sempat memikirkan masalah

(32)

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Dakwah Nabi Muhammad SAW di Mekah mengalami kendala dari pemuka Quraisy karena beberapa sebab begaia berikut :

1. Persaingan berebut kekuasaan. Mereka tidak mau tunduk pada Muhammad yang mengakibatkan mereka kehilangan kekuasaan mereka.

2. Persamaan hak dan derajat yang dibawa Islam dipandang tidak pantas. Karena kaum Quraisy membanggakan diri mereka daripada suku-suku Arab lainnya. Terlebih mereka tidak mau disamakan derajatnya dengan budak-budak mereka.

3. Taklid kepada nenek moyang yang dianggap sudah paling baik, sehingga ajaran Islam tidak mau didengarnya karena ingin mengikuti nenek moyangnya.

4. Kekhawatiran untuk dibangkitkan dlam keadaan penuh siksa. Sehingga orang Quraisy menentang ajaran Islam.

5. Kerugian materi. Bagi orang-orang Arab, memahat patung untuk dijadikan sesembahan merupakan mata pencaharian. Jika tidak boleh menyembah berhala, mereka takut mata pencaharian mereka akan hancur.

Dakwah Nabi periode Madinah :

1. Bermula dari rombongan dari Yastrib ke Mekah yang tertarik dengan Nabi Muhammad SAW dan melakukan baiat kepada Nabi

Muhammad SAW.

(33)

Masa Khulafaur Rasyidin :

1. Nabi Muhammad SAW wafat tanpa menunjuk pengganti beliau. 2. Tidak ada pakem untuk menentukan pemimpin (khalifah) sehingga

pemilihan Abu Bakar, Umar, Usman, hingga Ali, dilakukan dengan cara yang berbeda-beda

3. Masa Abu Bakar menitik beratkan pada penumpasan kaum-kaum yang murtad, kecuali mereka mau bertaubat.

4. Masa Umar bin Khattab, berhasil menguasai Jerussalem, Mesir dan Persia.

5. Masa Usman bin Affan berhasil merebut kembali wilayah Mesir, memperluas wilayah sampai ke Tripoli dan Afrika Utara. Bahkan armada laut Islam dibangun pada masa Usman dan bisa mengalahkan arada laut Romawi Timur. Tapi Usman mengangkat sanak

saudaranya sendiri menjadi pejabat sehingga menuai protes masyarkat yang klimaksnya adalah pembunuhan terhadap Usman. 6. Masa Ali bin Abi Thalib tidak ada hari dengan kondisi politik yang

Referensi

Dokumen terkait

Selanjutnya 2 kanal DATA HT12D yang identik dengan 2 kanal DATA HT12E dihubungkan ke unit pengendali proses sehingga dapat digunakan untuk mengendalikan operasi on/off

Untuk sumber tegangan, jika arah loop meninggalkan positif, nilainya positif dan sebaliknya untuk arah yang berlawanan... Sebuah partikel bermassa 10 -10 kg dan bermuatan 0,5 

The lesson planned was for pupils to investigate key words in the text related to the theme of friendship as content and schema knowledge and to words that relate to aspects

Sebagai bentuk afirmatif Musrenbang dari pemerintah dalam rangka peningkatan partisipasi aksi perempuan dalam pemban- gunan, dibentuknya Forum Musrena yang

Pengaruh pemberian yoghurt koro pedang ( Canavalia ensiformis ) terhadap kadar kolesterol LDL dan HDL serum tikus Sprague dawley dislipidemia. Pengaruh Pemberian Serbuk

Dengan nilai VSWR tersebut, antena mikrostrip akan dapat menangkap frekuensi access point yang bekerja pada frekuensi 2.4 GHz dengan baik.

Dari analisa yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi suhu ekstraksi maka nilai pH pewarna merah cair dari ekstrak bunga rosella akan semakin meningkat

Garcia merupakan ekstrak kulit manggis yang dikemas dalam bentuk serbuk ekstrak kapsul sehingga lebih praktis di konsumsi dan memiliki kandungan xanthone yang dapat mencegah