• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pedoman Penilaian Dan Kurikulum 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pedoman Penilaian Dan Kurikulum 2013"

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)

KURIKULUM 2013

Pedoman Penilaian

Pendidikan Dasar dan Menengah

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas selesainya penyusunan dokumen Pedoman Penilaian Pendidikan pada Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah sebagai salah satu perangkat kelengkapan Dokumen Kurikulum 2013.Penyusunan dokumen ini dalam rangka menindaklanjuti program-program prioritas yang tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2010-2014 dan dalam Rencana Strategis Kementerian Pendidikan Nasional 2010-2014.

Dokumen Pedoman Penilaian Pendidikan pada Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah berisikan empat bagian. Pertama, Pedoman Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Kedua, Pedoman Pengelolaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah.Ketiga, Pedoman Pembelajaran pada Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah.Bagian keempat berisikan Pedoman Evaluasi Kurikulum 2013.

Penghargaan dan ucapan terimakasih disampaikan kepada Bapak Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Tim Nara Sumber, Tim Pengarah, Tim Internal Kemdikbud, Tim Inti, Tim Teknis, dan Tim Pengembang yang telah meluangkan waktu untuk menulis dan memberikan kontribusi pemikiran yang komprehensif dalam mewujudkan Dokumen Kurikulum 2013 ini. Penghargaan yang sama juga kami sampaikan kepada semua pihak yang telah memberikan masukan baik secara tertulis, melalui media elektronik dan cetak, maupun secara lisan guna penyempurnaan Kurikulum 2013.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan

(3)

DAFTAR ISI

B. Penilaian Kelas Otentik (AuthenticAssessment)...8

C. Keterkaitan Penilaian dengan Proses Pembelajaran...18

BAB III PRINSIP, PENDEKATAN, DAN KARAKTERISTIK PENILAIAN...21

A. Prinsip Penilaian...21

B. Pendekatan Penilaian...22

C. Karakteristik Penilaian...24

BAB IV METODE DAN TEKNIK PENILAIAN...26

A. Metode Penilaian...26

B. Teknik dan Instrumen Penilaian...27

BAB V PEMANFAATAN DAN PELAPORAN HASIL PENILAIAN...54

A. Pemanfaatan Hasil Penilaian...54

B. Pelaporan Hasil Penilaian Kelas...56

C. Penentuan Kenaikan Kelas...59

(4)
(5)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, pembelajaran pada tingkat dasar dan menengah mengikuti Standar Penilaian. Standar penilaian adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan penilaian pada jenjang tingkat dasar dan menengah, mencakup perencanaan, pelaksanaan, dan tindak lanjut penilaian hasil pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai kompetensi lulusan.

(6)

Perubahan kurikulum kali ini hendaknya dipahami tidak hanya sekedar penyesuaian substansi materi dan format kurikulum dengan tuntutan perkembangan, tetapi pergeseran dan penguatan paradigma pendidikan yang berorientasi hasil atau standar (outcome-based education). Secara lebih sederhana, perubahan kurikulum imni mempertegas pergeserat dari apa yang harus diajarkan ke pertanyaan tentang apa yang harus dikuasai peserta didik pada tingkatan dan jenjang pendidikan tertentu. Paradigma ini membawa implikasi, bahwa penilaian tidak sekedar upaya memperoleh informasi untuk mengkategorikan peserta didik, namun lebih dari itu harus dipandang sebagai bagian dari pembelajaran untuk membantu peserta didik mencapai standar kompetensi lulusan (SKL).

(7)

B. Tujuan Panduan Penilaian

Tujuan Panduan Penilaian ini untuk menjadi acuan bagi guru dan satuan pendidikan SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK dalam merencanakan dan melaksanakan penilaian bagi peserta didiknya, membuat keputusan terhadap hasil penilaiannya, serta menindaklanjutinya pada tingkat satuan pendidikan yang bersangkutan.

C. Pengertian-pengertian

Kompetensi adalah kemampuan bersikap, berpikir, dan bertindak secara konsisten sebagai perwujudan dari pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dimiliki oleh peserta didik.

Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sebagaimana yang ditetapkan dengan Permendikbud No. .... Tahun 2013.

Standar Penilaian (SPen)untuk satuan pendidikan dasar dan menengah mencakup perencanaan, pelaksanaan, dan tindak lanjut penilaian hasil pembelajaran. SPen ditetapkan dengan Permendikbud No.... Tahun 2013.

(8)

didiksetelah menyelesaikan kelas tertentu.Kompetensi Inti (KI) merupakan gambaran secara kategorial mengenai kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan ketrampilan (kognitif dan psikomotor) yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah dan kelas tertentu.

Kompetensi Dasar adalah kemampuan bersikap, berpikir, dan bertindaksecara konsisten sebagai perwujudan dari pengetahuan, sikap, dan/atauketerampilan yang dimiliki oleh peserta didik setelah mempelajaribahasan (materi pokok) tertentu.

Silabus adalah rencana pembelajaran pada semester tertentu yang mencakup kompetensi inti, kompetensi dasar, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.

(9)

BAB II

HAKIKAT PENILAIAN

Dalam pedoman ini, pengertian penilaian sama dengan asesmen (assessment). Terdapat tiga kegiatan yang perlu didefinisikan, yakni pengukuran (measurement), penilaian dan evaluasi (evaluation). Ketiga istilah tersebut memiliki makna yang berbeda, walaupun memang saling berkaitan.Pengukuran adalah kegiatan membandingkan hasil pengamatan dengan suatu kriteria atau ukuran.Penilaian adalah proses mengumpulkan informasi/bukti melalui pengukuran, menafsirkan, mendeskripsikan, dan menginterpretasi bukti-bukti hasil pengukuran.Evaluasi adalah proses mengambil keputusan (judgment) berdasarkan hasil-hasil penilaian.

Dari sisi kemampuan yang dinilai, cakupan penilaian meliputi aspek pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan sikap.Dalam Kurikulum 2013, tiga aspek cakupan penilaian dirumuskan dan dipilah secara eksplisit, baik pada SKL, KI, maupun KD.

a. SKL telah dirumuskan menurut aspek sikap (attitude), keterampilan (skills), dan pengetahuan (knowledge).

b. KI dirumuskan menurut aspek kompetensi sebagai berikut: 1) KI I: aspek sikap terhadap Tuhan

2) KI II: aspek sikap terhadap diri sendiri dan terhadap lingkungannya

(10)

4) KI IV:aspek keterampilan.

c. Untuk setiap materi pokok tertentu terdapat rumusan KD untuk setiap aspek KI. Jadi, untuk suatu materi pokok tertentu, muncul 4 KD sebagai berikut:

1) KD pada KI I: aspek sikap terhadap Tuhan(untuk matapelajaran tertentu bersifat generik, artinya berlaku untuk seluruh materi pokok).

2) KD pada KI II: aspek sikap terhadap diri sendiri dan lingkungannya (untuk matapelajaran tertentu bersifat relatif generik, namun beberapa materi pokok tertentu ada KD pada KI II yang berbeda dengan KD lain pada KI II).

3) KD pada KI III: aspek pengetahuan 4) KD pada KI IV: aspek keterampilan

Berbagai metode dan instrumen -baik formal maupun nonformal-digunakan dalam penilaian untuk mengumpulkan informasi.Informasi yang dikumpulkan menyangkut semua perubahan yang terjadi baik secara kualitatif maupun kuantitatif.Penilaian dapat dilakukan selama pembelajaran berlangsung (penilaian proses) dan setelah pembelajaran usai dilaksanakan (penilaian hasil/produk).

(11)

temannya, atau saat seorang peserta didik memberikan komentar terhadap jawaban guru atau peserta didik lain, guru telah melakukan penilaian informal terhadap performansi peserta didik-peserta didik tersebut.

Penilaian proses formal, sebaliknya, merupakan suatu teknik pengumpulan informasi yang dirancang untuk mengidentifikasi dan merekam pengetahuan dan keterampilan peserta didik. Berbeda dengan penilaian proses informal, penilaian proses formal merupakan kegiatan yang disusun dan dilakukan secara sistematis dengan tujuan untuk membuat suatu simpulan tentang kemajuan peserta didik.

A. Penilaian Berdasarkan Standar

(12)

upayanya pada pencapaian standar dimaksud. Diharapkan dengan pendekatan ini guru memiliki orientasi yang jelas tentang apa yang harus dikuasai anak disetiap tingkatan dan jenjang, serta pada saat yang sama memiliki kebebasan yang luas untuk mendesain dan melakukan proses pembelajaran yang ia pandang paling efektif dan efisien untuk mencapai standar tersebut. Dengan demikian, guru didorong untuk menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran tuntas (masterylearning) serta tidak berorientasi pada pencapaian target kurikulumsemata.

B. Penilaian Kelas Otentik (Authentic Assessment)

Seperti dijelaskan di atas, implikasi diterapkannya standar kompetensi adalah proses penilaian yang dilakukan oleh guru, baik yang bersifat formatif maupun sumatif harus menggunakan acuan kriteria. Untuk itu, dalam menerapkan standar kompetensi guru harus mengembangkan penilaian otentik berkelanjutan (continuous authentic assessment) yang menjamin pencapaian dan penguasaan kompetensi.

(13)

benar-benar dikuasai dan dicapai. Berikut adalah prinsip-prinsip penilaian otentik.

 Proses penilaian harus merupakan bagian yang takterpisah kandari proses pembelajaran,bukan bagian terpisah dari proses pembelajaran(apartof,not apart from,instruction),  Penilaian harus mencerminkan masalah dunianyata

(realworldproblems), bukan masalah dunia sekolah (schoolwork-kindofproblems),

 Penilaian harus menggunakan berbagai ukuran, metoda dan criteria yang sesuai dengan karakteristik dan esensi pengalaman belajar,

 Penilaian harus bersifat holistic yang mencakup semua aspek dari tujuan pembelajaran (sikap, keterampilan, dan pengetahuan).

Karakteristik penilaian kelas:

Pusatbelajar. Penilaian kelasberfokus perhatian guru dan siswa pada pengamatan dan perbaikan belajar, dari pada pengamatan dan perbaikan mengajar. Penilaian kelas member informasi dan petunjuk bagi guru dan siswa dalam membuat pertimbangan untuk memperbaiki hasil belajar.

(14)

dalam penilaian, siswa memperkuat penilaian materi mata pelajaran dan skill dirinya. Guru memotivasi siswa agar meningkatdengantiga pertanyaan bagi guru: (1) apakah kemampuan dasar dan pengetahuan saya sudah tepat untuk mengajar?;(2) bagaimana saya dapat menemukan bahwa siswa sedang belajar?;(3) bagaimana saya dapat membantu siswa belajar lebih baik? Karena guru bekerja lebih dekat dengan siswa untuk menjawab pertanyaan ini, maka guru dapat memperbaiki skill mengajarnya.

Formatif. Tujuan penilaian kelas adalah untuk memperbaiki mutu belajar siswa. Penilaian bukan hanya untuk member nilai atau skor (grading) siswa, tetapi juga untuk mendapatkan informasi bagi perbaikan mutubelajar siswa.

Kontekstualspesifik. Pelaksanaan penilaian kelas adalah jawaban terhadap kebutuhan khusus bagi guru dan siswa. Kebutuhan khusus berada dalam kontekstual guru dan siswa yang harus bekerja dengan baik dalam kelas.

(15)

umpanbalik. Karena pendekatan umpan balikinidalam kegiatan di kelassetiap hari,maka komunikasi alur hubungan antara pimpinan sekolah, guru dan siswa dalam KBM akan menjadi lebih efisien dan lebih efektif.

Berakar dalam praktek mengajar yang baik. Penilaian kelasa dalah suatu usaha untuk membangun praktek mengajar yang lebih baik dengan melakukan umpan balik pada pembelajaran siswa lebih sistimatik, lebih fleksibel, dan lebih efektif.Guru siap menanyakan dan mereaksi pertanyaan siswa, memonitor bahasa badan dan ekspresi wajah siswa, mengerjakan pekerjaan rumah dan tes siswa, dan seterusnya. Penilaian kelas memberi suatu cara untuk melakukan penilaian secara menyeluruh dan sistimatik dalam proses KBM dikelas.

Penilaian di kelas oleh guru hendaknya diarahkan pada empat (4) tujuan berikut.

(16)

b. Pengecekan(Checking-up),yaituuntukmengecekadakah

kelemahan- kelemahan yang dialami anakdidik dalam proses pembelajaran.Melalui penilaian kelas, baik yang bersifat formal maupun informal guru melakukan pengecekan kemampuan (kompetensi) apayang siswa telah kuasai dana pa yang belum dikuasai.

c. Pencarian (Finding-out), yaitu untuk mencari dan menemukan hal-hal yang menyebabkan terjadinya kelemahan dan kesalahan dalam proses pembelajaran. Guru harus selalu menganalisis dan merefleksikan hasil penilaian kelas dan mencari hal-hal yang menyebabkan proses pembelajaran tidak berjalan secaraefektif.

(17)

Penilaian kelas yang disusun secara terencana dan sistematis oleh guru memiliki fungsi motivasi, belajar tuntas, efektivitas pengajaran,dan umpan balik.

Fungsi Motivasi, penilaian yang dilakukan oleh guru di kelas

harus mendorong motivasi siswa untuk belajar. Latihan, tugas, dan ulangan yang diberikan guru harus memungkinkan siswa melakukan proses pembelajaran baik secara individu maupun kelompok. Bentuk latihan, tugas dan ulangan harus dirancang sedemikian rupa sehingga siswa terdorong untuk terus belajar dan merasa kegiatan tersebut menyenangkan dan menjadi kebutuhannya. Dengan mengerjakan latihan, tugas, dan ulangan yang diberikan siswa sendiri memperoleh gambaran tentang hal-hal apa yang diasudah kuasai dan belum dikuasai. Jika siswa merasa ada hal-hal yang belum dia kuasai, ia terdorong untuk mempelajarinya lagi.

Fungsi Belajar Tuntas, penilaian di kelas harus diarahkan

(18)

siswa, penilaian harus terus dilakukan untuk mengetahui apakah semua atau sebagian besar siswa telah menguasai kemampuan tersebut. Rencana penilaian harus disusun sesuai dengan target kemampuan yang harus dikuasai siswa pada setiap semester dan kelas sesuai dengan daftar kemampuan yang telah ditetapkan.

Fungsi sebagai Indikator Efektivitas Pengajaran, di

samping untuk memantau kemajuan belajar siswa, penilaian kelasjuga dapat digunakan untuk melihat seberapa jauh proses belajar mengajar telah berhasil. Apabila sebagian besar atau semua siswa telah menguasai sebagian besar atau semua kemampuan yang diajarkan, maka dapat disimpulkan bahwa proses belajar mengajar telah berhasil sesuai dengan rencana. Apabila guru menemukan bahwa hanya sebagian siswa saja yang menguasai kemampuan yang ditargetkan, guru perlu melakukan analisis dan refleksi mengapa hal ini terjadi dan apa tindakan yang harus guru lakukan untuk meningkatkan efektivitas pengajaran.

Fungsi Umpan balik,hasil penilaian harus dianalisis oleh

(19)

perlubaik sebagai tugas individu maupun kelompok. Analisis hasil penilaian juga berguna bagi guru untuk melihat hal-hal apa yang perlu diperhatikan secara serius dalam proses belajar mengajar. Misalnya, analisis terhadap kesalahan yang umum dilakukan siswa dalam memahami konsep tertentu menjadi umpan balik bagi guru dan melakukan perbaikan pada proses belajar mengajar berikutnya. Dalam hal-hal tertentu hasil penilaian juga dapat menjadi umpan balik bagi sekolah dan orang tuaa gar secara bersama-sama mendorong dan membantu ketercapaian target penguasaan kemampuan yang telah ditetapkan.

Agar penilaian kelas memenuhi tujuan dan fungsi sebagaimana dijelaskan di atas, perlu diperhatikan hal-hal berikut.

Mengacuke Kemampuan (competencyreferenced), Penilaian

(20)

langsung dengan kemampuan yang perlu dicakup dalam penilaian di kelas. Materi yang tidak langsung terkait dengan kemampuan tidak perludi cakup dalam penilaian dikelas. Namun demikian, guru tetap dapat mencatat hal-hal tersebut sebagai bahan dalam melakukan analisis dan umpan balik hasil penlaian.

Berkelanjutan (Continuous), Penilaian yang dilakukan di

kelas oleh guru harus merupakan proses yang berkelanjutan dalam rangkaian rencana mengajar guru selama satu semester dan tahun ajaran. Rangkaian aktivitas penilaian kelas yang dilakukan guru melalui pemberian tugas, pekerjaan rumah (PR), ulangan harian, ulangan tengah dan akhir semester, serta akhir tahun ajaran merupakan proses yang berkesinambungan dan berkelanjutan selama satutahun ajaran.

Didaktis, Alat yang akan digunaka nuntuk penilaian kelas

(21)

Menggali Informasi, Penilaian kelas yang baik harus dapat memberikan informasi yang cukup bagi guru untuk mengambil keputusan dan umpan balik. Pemilihan metoda, teknik, dan alat penilaian yang tepat sangat menetukan jenis informasi yang ingin digali dari proses penilaian kelas. Acuan sederhana yang dapat digunakan guruad alah prinsip"sedikit-tapi-banyak" (less-is-more). Prinsi pini dimaksud kan agar guru melakukan penilaian dengan cakupan materi dan kemampuan yang tidak terlalu banyak tetapi informasi yang diperoleh dari hasil penilaian tersebut sangat dalam dan luas. Oleh karenanya, bentuk soal dan penugasan yang terbuka, seperti soal uraian dan pemecahan masalah sangat dianjurkan untuk ulangan harian yang disiapkan guru. Sebaliknya, bentuk soal lebih tertutup, seperti pilihanganda dan uraian terstruktur, lebih dianjurkan untuk penilaian yang materinya bersifat luas dan komprehensif seperti pada ulangan akhir semester dan akhir tahun ajaran.

Melihat yang benar dan yang salah, Dalam melaksanakan

(22)

guru. Siswa yang memiliki kelebihan kecerdasan, pengetahuan, dan pengalaman sangat mungkin memberikan jawaban dan penyelesain masalah yang tidak tersedia pada bahan yang diajarkan di kelas. Demikian juga,melihat pola kesalahan yang umum dilakukan siswa dalam menjawab dan menyelesaikan masalah untuk materi serta kompetensi tertentu sangat membantu guru dalam melakukan perbaikan dan penyesuaian program belajar mengajar. Analisis terhadap kesalahan jawaban dan penyelesaian masalah yang diberikan siswa sangat berguna untuk menghindari terjadinya miskonsepsi dan ketidak jelasan dalam proses pembelajaran. Guru hendaknya memberikan penekanan terhadap kesalahan-kesalahan yang bersifat umum tersebut.

D. Keterkaitan Penilaian dengan Proses Pembelajaran

Penilaian kelas yangbaik mempersyaratkan adanya keterkaitan langsung dengan aktivitas proses belajar mengajar (PBM). Demikian pula, PBM akan berjalan efektif apabila didukung oleh penilaian kelas yang efektif oleh guru. Penilaian merupakan bagian integral dari proses belajar mengajar. Kegiatan penilaian harus dipahami sebagai kegiatan untuk mengefektifkan prosesbelajar mengajar agarsesuai dengan yang diharapkan.

(23)

Rencana Pembelajaran

Penilaian

Pelaksanaan Pembelajaran Umpan Balik

Gambar 1. Siklus keterkaitan penilaian dan proses pembelajaran

Pada gambar di atas tampak jelas bahwa langkah yang guru lakukan dalam rangkaian aktivitas pengajaran meliputi penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), proses pembelajaran, penilaian, analisis dan umpan balik. Dalam menyusun RPP ini hal-hal yang harus dipertimbangkan meliputi rincian kompetensi yang harus dicapai siswa, cakupan dan kedalaman materi, indicator pencapaian kompetensi, pengalaman belajar yang harus dialami siswa, persyaratan sarana belajar yang diperlukan, dan metoda serta prosedur untuk menilai ketercapaian kompetensi.

(24)
(25)

BAB III

PRINSIP, PENDEKATAN, DAN KARAKTERISTIK

PENILAIAN

A. Prinsip Penilaian

Penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut:

a. sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan yang diukur.

b. objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak dipengaruhi subjektivitas penilai.

c. adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender.

d. terpadu, berarti penilaian oleh pendidik merupakan salah satu komponen yang tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran.

e. terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan.

(26)

menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai, untuk memantau perkembangan kemampuan peserta didik.

g. sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti langkah-langkah baku.

h. beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan.

i. akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur, maupun hasilnya.

j. edukatif, berarti penilaian dilakukan untuk kepentingan dan kemajuan pendidikan peserta didik

B. Pendekatan Penilaian

Penilaian menggunakan pendekatan sebagai berikut:

1. Acuan Patokan

Semua kompetensi perlu dinilai dengan menggunakan acuan patokan berdasarkan pada indikator hasil belajar.Sekolah menetapkan acuan patokan sesuai dengan kondisi dan kebutuhannya.

2. Ketuntasan Belajar

(27)

a) Untuk KD pada KI II dan KI III, seorang peserta didik dinyatakan belum tuntas belajar untuk menguasai kompetensi dasar yang dipelajarinya apabila menunjukkan indikator nilai < 75 dari hasil tes formatif; dan

b) Untuk KD pada KI II dan KI III, seorang peserta didik dinyatakan sudah tuntas belajar untuk menguasai kompetensi dasar yang dipelajarinya apabila menunjukkan indikator nilai > 75 dari hasil tes formatif.

c) Untuk KD pada KI I dan KI II, ketuntasan seorang peserta didik dilakukan dengan memperhatikan aspek sikap pada KI I dan KI II untuk seluruh matapelajaran, yakni jika profil sikap siswa secara umum berada pada kategori baik menurut standar yang ditetapkan satuan pendidikan yang bersangkutan.

Implikasi dari kriteria ketuntasan belajar tersebut adalah sebagai berikut:

a) Untuk KD pada KI II dan KI IV: diberikan remedial individual sesuai dengan kebutuhan kepada peserta didik yang memperoleh nilai kurang dari 75;

(28)

c) Untuk KD pada KI III dan KI IV: diadakan remedial klasikal sesuai dengan kebutuhan apabila lebih dari 75% peserta didik memperoleh nilai kurang dari 75.

d) Untuk KD pada KI I dan KI II, pembinaan terhadap siswa yang secara umum profil sikapnya belum berkategori baik dilakukan secara holistik (paling tidak oleh guru matapelajaran, guru BK, dan orang tua).

C. Karakteristik Penilaian

1. Belajar Tuntas (mastery learning)

Untuk kompetensi pada kategori pengetahuan dan keterampilan (KI III dan KI IV), peserta didik tidak diperkenankan mengerjakan pekerjaan berikutnya, sebelum mampu menyelesaikan pekerjaan dengan prosedur yang benar dan hasil yang baik.Asumsi yang digunakan dalam mastery learning adalah peserta didik dapat belajar apapun, hanya waktu yang dibutuhkan yang berbeda. Peserta didik yang belajar lambat perlu waktu lebih lama untuk materi yang sama, dibandingkan peserta didik pada umumnya.

2. Otentik

(29)

bukan dunia sekolah. Menggunakan berbagai cara dan kriteria holistik (kompetensi utuh merefleksikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap). Penilaian otentik tidak hanya mengukur apa yang diketahui oleh peserta didik, tetapi lebih menekankan mengukur apa yang dapat dilakukan oleh peserta didik.

3. Berkesinambungan

Tujuannya adalah untuk mendapatkan gambaran yang utuh mengenai perkembangan hasil belajar peserta didik, memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil terus menerus dalam bentuk penilaian proses, dan berbagai jenis ulangan secara berkelanjutan (Ulangan Harian, Ulangan Tengah Semester, Ulangan Akhir Semester, atau Ulangan Kenaikan Kelas).

4. Berdasarkan acuan kriteria

Kemampuan peserta didik tidak dibandingkan terhadap kelompoknya, tetapi dibandingkan terhadap kriteria yang ditetapkan, misalnya KKM (kriteria ketuntasan minimal), yang ditetapkan oleh satuan pendidikan masing-masing.

5. Menggunakan teknik penilaian yang bervariasi

(30)

BAB IV

METODE DAN TEKNIK PENILAIAN

A. Metode Penilaian

Penilaian dapat dilakukan melalui metode tes maupun nontes.Metode tes dipilih bila respons yang dikumpulkan dapat dikategorikan benar atau salah (KD-KD pada KI III dan KI IV). Bila respons yang dikumpulkan tidak dapat dikategorikan benar atau salah digunakan metode nontes (KD-KD pada KI I dan II).

Metode tes dapat berupa tes tulis (paper and pencil) atau tes kinerja (performance test).

a) Tes tulis dapat dilakukan dengan cara memilih jawaban yang tersedia (selected-response), misalnya soal bentuk pilihan ganda, benar-salah, dan menjodohkan; ada pula yang meminta peserta menuliskan sendiri responsnya (supply-response), misalnya soal berbentuk esai, baik esai isian singkat maupun esai bebas.

(31)

untuk menunjukkan kinerja lebih komprehensif dan tidak dibatasi, misalnya peserta diminta merumuskan suatu hipotesis, kemudian diminta membuat rancangan dan melaksanakan eksperimen untuk menguji hipotesis tersebut. Metode nontes digunakan untuk menilai sikap, minat, atau motivasi. Metode nontes umumnya digunakan untuk mengukur ranah afektif (KD-KD pada KI I dan KI II).Metode nontes lazimnya menggunakan instrumen angket, kuisioner, penilaian diri, penilaian rekan sejawat, dan lain-lain.Hasil penilaian ini tidak dapat diinterpretasi ke dalam kategori benar atau salah, namun untuk mendapatkan deskripsi tentang profil sikap siswa.

B. Teknik dan Instrumen Penilaian

(32)

1. Penilaian Unjuk Kerja

Penilaian unjuk kerja merupakan penilaian yang dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu. Penilaian digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta didik melakukan tugas tertentu seperti: praktek di laboratorium, praktek sholat, praktek olahraga, bermain peran, memainkan alat musik, bernyanyi, membaca puisi/deklamasi dll. Penilaian unjuk kerja perlu mempertimbangkan hal-hal berikut:

1) Langkah-langkah kinerja yang diharapkan dilakukan peserta didik untuk menunjukkan kinerja dari suatu kompetensi.

2) Kelengkapan dan ketepatan aspek yang akan dinilai dalam kinerja tersebut.

3) Kemampuan-kemampuan khusus yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas.

4) Upayakan kemampuan yang akan dinilai tidak terlalu banyak, sehingga semua dapat diamati.

(33)

Penilaian unjuk kerja dapat menggunakan daftar cek (check-list) dan skala penilaian (rating scale).

(a) Daftar Cek (Check-list)

Daftar cek dipilih jika unjuk kerja yang dinilai relatif sederhana, sehingga kinerja peserta didik representatif untuk diklasifikasikan menjadi dua kategorikan saja, ya atau tidak. Berikut contoh penilaian unjuk kerja dengan check-list.

Penilaian Keterampilan Menggunakan Telpon Tetap

Nama peserta didik : Kelas :

No .

Aspek yang dinilai Ya Tidak

1. Mengangkat gagang telpon 2. Menekan nomor tujuan 3. Menunggu sambungan 4. Menyapa

5. Mengenalkan diri 6. Menyampaikan maksud 7. Menanggapi respon 8. Menutup pembicaraan 9. Menutup telpon

(34)

(b) SkalaPenilaian (Rating Scale)

(35)
(36)

sesuai tujuan

2. Penilaian Sikap

a. Pengertian

Sikap bermula dari perasaan (suka atau tidak suka) yang terkait dengan kecenderungan seseorang dalam merespons sesuatu/objek. Sikap juga sebagai ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang. Sikap terdiri dari tiga komponen, yakni: afektif, kognitif, dan konatif/perilaku. Komponen afektif adalah perasaan yang dimiliki oleh seseorang atau penilaiannya terhadap sesuatu objek. Komponen kognitif adalah kepercayaan atau keyakinan seseorang mengenai objek. Adapun komponen konatif adalah kecenderungan untuk berperilaku atau berbuat dengan cara-cara tertentu berkenaan dengan kehadiran objek sikap.

Secara umum, objek sikap yang perlu dinilai dalam proses pembelajaran adalah:

(37)

2) Sikap terhadap guru/pengajar. Peserta didik perlu memiliki sikap positif terhadap guru. Peserta didik yang tidak memiliki sikap positif terhadap guru akan cenderung mengabaikan hal-hal yang diajarkan. Dengan demikian, peserta didik yang memiliki sikap negatif terhadap guru/pengajar akan sukar menyerap materi pelajaran yang diajarkan oleh guru tersebut. 3) Sikap terhadap proses pembelajaran. Peserta didik juga

perlu memiliki sikap positif terhadap proses pembelajaran yang berlangsung. Proses pembelajaran mencakup suasana pembelajaran, strategi, metodologi, dan teknik pembelajaran yang digunakan. Proses pembelajaran yang menarik, nyaman dan menyenangkan dapat menumbuhkan motivasi belajar peserta didik, sehingga dapat mencapai hasil belajar yang maksimal.

(38)

b. Teknik Penilaian Sikap

Penilaian sikap dapat dilakukan dengan beberapa cara atau teknik. Teknik-teknik tersebut antara lain: observasi perilaku, pertanyaan langsung, dan laporan pribadi. Teknik-teknik tersebut secara ringkas dapat diuraikan sebagai berikut.

1) Observasi perilaku

Perilaku seseorang pada umumnya menunjukkan kecenderungan seseorang dalam sesuatu hal. Guru dapat melakukan observasi terhadap peserta didiknya. Hasil observasi dapat dijadikan sebagai umpan balik dalam pembinaan.Observasi perilaku di sekolah dapat dilakukan dengan menggunakan buku catatan khusus tentang kejadian-kejadian berkaitan dengan peserta didik selama di sekolah.

2) Pertanyaan langsung

(39)

dipahami sikap peserta didik itu terhadap objek sikap. Dalam penilaian sikap peserta didik di sekolah, guru juga dapat menggunakan teknik ini dalam menilai sikap dan membina peserta didik.

3) Laporan pribadi

(40)

Contoh Format Lembar Pengamatan Sikap Peserta Didik

(41)

3. Tes Tertulis

a. Pengertian

Tes Tertulis merupakan tes dimana soal dan jawaban yang diberikan kepada peserta didik dalam bentuk tulisan. Dalam menjawab soal peserta didik tidak selalu merespon dalam bentuk menulis jawaban tetapi dapat juga dalam bentuk yang lain seperti memberi tanda, mewarnai, menggambar, dan lain sebagainya.

b. Teknik Tes Tertulis

Ada dua bentuk soal tes tertulis, yaitu:

1) Soal dengan memilih jawaban (selected response), mencakup: pilihan ganda, benar-salah, dan

menjodohkan.

2) Soal dengan mensuplai jawaban (supply response), mencakup: isian atau melengkapi, uraian objektif, dan uraian non-objektif.

Penyusunan instrumen penilaian tertulis perlu dipertimbangkan hal-hal berikut.

(42)

2) konstruksi, misalnya rumusan soal atau pertanyaan harus jelas dan tegas.

3) bahasa, misalnya rumusan soal tidak menggunakan kata/kalimat yang menimbulkan penafsiran ganda. 4) kaidah penulisan, harus berpedoman pada kaidah

penulisan soal yang baku dari berbagai bentuk soal penilaian.

4. Penilaian Proyek

a. Pengertian

Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data. Penilaian proyek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan penyelidikan dan kemampuan menginformasikan peserta didik pada mata pelajaran tertentu secara jelas.

Pada penilaian proyek setidaknya ada 3 hal yang perlu dipertimbangkan yaitu:

(43)

Kemampuan peserta didik dalam memilih topik, mencari informasi dan mengelola waktu pengumpulan data serta penulisan laporan.

2) Relevansi

Kesesuaian dengan mata pelajaran, dengan mempertimbangkan tahap pengetahuan, pemahaman dan keterampilan dalam pembelajaran.

3) Keaslian

Proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya, dengan mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk dan dukungan terhadap proyek peserta didik.

b. Teknik Penilaian Proyek

(44)

Contoh Teknik Penilaian Proyek

b. Keakuratan Sumber Data / Informasi c. Kuantitas Sumber Data

(45)

Pelaksanaan penilaian dapat juga menggunakan rating scale dan checklist

5. Penilaian Produk

a. Pengertian

Penilaian produk adalah penilaian terhadap proses pembuatan dan kualitas suatu produk. Penilaian produk meliputi penilaian kemampuan peserta didik membuat produk-produk teknologi dan seni, seperti: makanan, pakaian, hasil karya seni (patung, lukisan, gambar), barang-barang terbuat dari kayu, keramik, plastik, dan logam. Pengembangan produk meliputi 3 (tiga) tahap dan setiap tahap perlu diadakan penilaian yaitu:

1) Tahap persiapan, meliputi: penilaian kemampuan peserta didik dan merencanakan, menggali, dan mengembangkan gagasan, dan mendesain produk. 2) Tahap pembuatan produk (proses), meliputi: penilaian

kemampuan peserta didik dalam menyeleksi dan menggunakan bahan, alat, dan teknik.

(46)

b. TeknikPenilaian Produk

Penilaian produk biasanya menggunakan cara holistik atau analitik.

1) Cara holistik, yaitu berdasarkan kesan keseluruhan dari produk, biasanya dilakukan pada tahap appraisal. 2) Cara analitik, yaitu berdasarkan aspek-aspek produk,

(47)

Contoh Penilaian Produk

Mata Ajar : ________________ Nama Proyek :________________ Alokasi Waktu :________________ Nama Peserta didik :________________ Kelas/SMT :________________

No. Tahapan Skor ( 1 – 5 )*

1 Tahap Perencanaan Bahan 2 Tahap Proses Pembuatan :

a. Persiapan alat dan bahan b. Teknik Pengolahan

c. K3 (Keselamatan kerja, keamanan dan kebersihan)

3 Tahap Akhir (Hasil Produk) a. Bentuk fisik b. Inovasi

TOTAL SKOR

Catatan :

(48)

6. Penilaian Portofolio

a. Pengertian

Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu periode tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya peserta didik dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik oleh peserta didik.

Penilaian portofolio pada dasarnya menilai karya-karya peserta didik secara individu pada satu periode untuk suatu mata pelajaran. Akhir suatu periode hasil karya tersebut dikumpulkan dan dinilai oleh guru dan peserta didik.Berdasarkan informasi perkembangan tersebut, guru dan peserta didik sendiri dapat menilai perkembangan kemampuan peserta didik dan terus melakukan perbaikan. Dengan demikian, portofolio dapat memperlihatkan perkembangan kemajuan belajar peserta didik melalui karyanya, antara lain: karangan, puisi, surat, komposisi, musik.

(49)

(1) Karya peserta didik adalah benar-benar karya peserta didik itu sendiri

Guru melakukan penelitian atas hasil karya peserta didik yang dijadikan bahan penilaian portofolio agar karya tersebut merupakan hasil karya yang dibuat oleh peserta didik itu sendiri.

(2) Saling percayaantara guru dan peserta didik

Dalam proses penilaian guru dan peserta didik harus memiliki rasa saling percaya, saling memerlukan dan saling membantu sehingga terjadi proses pendidikan berlangsung dengan baik.

(3) Kerahasiaan bersama antara guru dan peserta didik Kerahasiaan hasil pengumpulan informasi perkembangan peserta didik perlu dijaga dengan baik dan tidak disampaikan kepada pihak-pihak yang tidak berkepentingan sehingga memberi dampak negatif proses pendidikan

(4) Milik bersama (joint ownership) antara peserta didik dan guru

(50)

(5) Kepuasan

Hasil kerja portofolio sebaiknya berisi keterangan dan atau bukti yang memberikan dorongan peserta didik untuk lebih meningkatkan diri.

(6) Kesesuaian

Hasil kerja yang dikumpulkan adalah hasil kerja yang sesuai dengan kompetensi yang tercantum dalam kurikulum.

(7) Penilaian proses dan hasil

Penilaian portofolio menerapkan prinsip proses dan hasil. Proses belajar yang dinilai misalnya diperoleh dari catatan guru tentang kinerja dan karya peserta didik.

(8) Penilaian dan pembelajaran

(51)

b. Teknik Penilaian Portofolio

Teknik penilaian portofolio di dalam kelas memerlukan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Jelaskan kepada peserta didik bahwa penggunaan portofolio, tidak hanya merupakan kumpulan hasil kerja peserta didik yang digunakan guru untuk penilaian, tetapi digunakan juga oleh peserta didik sendiri. Dengan melihat portofolio peserta didik dapat mengetahui kemampuan, keterampilan, dan minatnya. 2) Tentukan bersama peserta didik sampel-sampel

portofolio apa saja yang akan dibuat. Portofolio antara peserta didik yang satu dan yang lain bisa sama bisa berbeda.

3) Kumpulkan dan simpanlah karya-karya peserta didik dalam satu map atau folder di rumah masing atau loker masing-masing di sekolah.

4) Berilah tanggal pembuatan pada setiap bahan informasi perkembangan peserta didik sehingga dapat terlihat perbedaan kualitas dari waktu ke waktu.

5) Tentukan kriteria penilaian sampel portofolio dan bobotnya dengan para peserta didik. Diskusikan cara penilaian kualitas karya para peserta didik.

(52)

didik, bagaimana cara menilai dengan memberi keterangan tentang kelebihan dan kekurangan karya tersebut, serta bagaimana cara memperbaikinya. Hal ini dapat dilakukan pada saat membahas portofolio.

7) Setelah suatu karya dinilai dan nilainya belum memuaskan, maka peserta didik diberi kesempatan untuk memperbaiki. Namun, antara peserta didik dan guru perlu dibuat “kontrak” atau perjanjian mengenai jangka waktu perbaikan, misalnya 2 minggu karya yang telah diperbaiki harus diserahkan kepada guru. 8) Bila perlu, jadwalkan pertemuan untuk membahas

(53)

Contoh Penilaian Portofolio sebagai bukti pekerjaan yang masuk dalam portofolio. Skor yang digunakan dalam penilaian portofolio menggunakan rentang antara 0 -10 atau 10 – 100. Kolom keterangan diisi oleh guru untuk menggambarkan karakteristik yang menonjol dari hasil kerja tersebut.

7. Penilaian Diri

(54)

Penilaian diri adalah suatu teknik penilaian di mana peserta didik diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status, proses dan tingkat pencapaian kompetensi yang dipelajarinya. Teknik penilaian diri dapat digunakan untuk mengukur kompetensi kognitif, afektif dan psikomotor. Penilaian konpetensi kognitif di kelas, misalnya: peserta didik diminta untuk menilai penguasaan pengetahuan dan keterampilan berpikirnya sebagai hasil belajar dari suatu mata pelajaran tertentu. Penilaian dirinya didasarkan atas kriteria atau acuan yang telah disiapkan. Penilaian kompetensi afektif, misalnya, peserta didik dapat diminta untuk membuat tulisan yang memuat curahan perasaannya terhadap suatu objek tertentu. Selanjutnya, peserta didik diminta untuk melakukan penilaian berdasarkan kriteria atau acuan yang telah disiapkan. Berkaitan dengan penilaian kompetensi psikomotorik, peserta didik dapat diminta untuk menilai kecakapan atau keterampilan yang telah dikuasainya berdasarkan kriteria atau acuan yang telah disiapkan. Untuk menentukan pencapaian kompetensi tertentu, peniaian diri perlu digabung dengan teknik lain.

(55)

1) dapat menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik, karena mereka diberi kepercayaan untuk menilai dirinya sendiri;

2) peserta didik menyadari kekuatan dan kelemahan dirinya, karena ketika mereka melakukan penilaian, harus melakukan introspeksi terhadap kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya;

3) dapat mendorong, membiasakan, dan melatih peserta didik untuk berbuat jujur, karena mereka dituntut untuk jujur dan objektif dalam melakukan penilaian.

b) Teknik Penilaian Diri

Penilaian diri dilakukan berdasarkan kriteria yang jelas dan objektif. Oleh karena itu, penilaian diri oleh peserta didik di kelas perlu dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut.

1) Menentukan kompetensi atau aspek kemampuan yang akan dinilai.

(56)

3) Merumuskan format penilaian, dapat berupa pedoman penskoran, daftar tanda cek, atau skala penilaian.

4) Meminta peserta didik untuk melakukan penilaian diri.

5) Guru mengkaji sampel hasil penilaian secara acak, untuk mendorong peserta didik supaya senantiasa melakukan penilaian diri secara cermat dan objektif.

(57)

Contoh Format Penilaian Konsep Diri Peserta Didik

1. Saya berusaha meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan YME agar mendapat ridho-Nya dalam belajar 2. Saya berusaha belajar dengan

sungguh-sungguh

3. Saya optimis bisa meraih prestasi

4. Saya bekerja keras untuk meraih cita-cita

5. Saya berperan aktif dalam kegiatan sosial di sekolah dan masyarakat

6. Saya suka membahas masalah politik, hukum dan pemerintahan

7. Saya berusaha mematuhi segala peraturan yang berlaku

8. Saya berusaha membela kebenaran dan keadilan

9. Saya rela berkorban demi kepentingan masyarakat, bangsa dan negara

10. Saya berusaha menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab

JUMLAH SKOR

(58)
(59)

BAB V

PEMANFAATAN DAN PELAPORAN

HASIL PENILAIAN

Penilaian menghasilkan informasi pencapaian kompetensi peserta didik yang dapat digunakan antara lain: (1) perbaikan (remedial) bagi peserta didik yang belum mencapai kriteria ketuntasan, (2) pengayaan bagi peserta didik yang mencapai kriteria ketuntasan lebih cepat dari waktu yang disediakan, (3) perbaikan program dan proses pembelajaran, (4) pelaporan, dan (5) penentuan kenaikan kelas.

A. Pemanfaatan Hasil Penilaian

1. Bagi peserta didik yang memerlukan remedial

(60)

2. Bagi peserta didik yang memerlukan pengayaan

Pengayaan dilakukan bagi peserta didik yang memiliki penguasaan lebih cepat dibandingkan peserta didik lainnya, atau peserta didik yang mencapai ketuntasan belajar ketika sebagian besar peserta didik yang lain belum. Peserta didik yang berprestasi baik perlu mendapat pengayaan, agar dapat mengembangkan potensi secara optimal.

3. Bagi Guru

Guru dapat memanfaatkan hasil penilaian untuk perbaikan program dan kegiatan pembelajaran. Misalnya, guru dapat mengambil keputusan terbaik dan cepat untuk memberikan bantuan optimal kepada kelas dalam mencapai kompetensi yang telah ditargetkan dalam kurikulum, atau guru harus mengulang pelajaran dengan mengubah strategi pembelajaran, dan memperbaiki program pembelajarannya.

4. Bagi Kepala Sekolah

(61)

B. Pelaporan Hasil Penilaian Kelas

1. Laporan Sebagai Akuntabilitas Publik

Laporan kemajuan hasil belajar peserta didik dibuat sebagai pertanggungjawaban lembaga sekolah kepada orangtua/wali peserta didik, komite sekolah, masyarakat, dan instansi terkait lainnya. Laporan tersebut merupakan sarana komunikasi dan kerja sama antara sekolah, orang tua, dan masyarakat yang bermanfaat baik bagi kemajuan belajar peserta didik maupun pengembangan sekolah.

Pelaporan hasil belajar hendaknya:

1) Merinci hasil belajar peserta didik berdasarkan kriteria yang telah ditentukan dan dikaitkan dengan penilaian yang bermanfaat bagi pengembangan peserta didik

2) Memberikan informasi yang jelas, komprehensif, dan akurat.

3) Menjamin orangtua mendapatkan informasi secepatnya bilamana anaknya bermasalah dalam belajar

2. Bentuk Laporan

(62)

karena terlalu umum. Hal ini membuat orangtua sulit menindaklanjuti apakah anaknya perlu dibantu dalam bidang aritmatika, aljabar, geometri, statistika, atau hal lain.

Oleh karena itu, laporan harus disajikan dalam bentuk yang lebih komunikatif dan komprehensif agar “profil” atau tingkat kemajuan belajar peserta didik mudah terbaca dan dipahami). Dengan demikian orangtua/wali lebih mudah mengidentifikasi kompetensi yang belum dimiliki peserta didik, sehingga dapat menentukan jenis bantuan yang diperlukan bagi anaknya. Dipihak anak, ia dapat mengetahui kekuatan dan kelemahan dirinya serta aspek mana yang perlu ditingkatkan.

Isi Laporan

Pada umumnya orang tua menginginkan jawaban dari pertanyaan sebagai berikut;

 Bagaimana keadaan anak waktu belajar di sekolah secara

akademik, fisik, sosial dan emosional?

 Sejauh mana anak berpartisipasi dalam kegiatan di sekolah?  Kemampuan/kompetensi apa yang sudah dan belum

dikuasai dengan baik?

 Apa yang harus orangtua lakukan untuk membantu dan

mengembangkan prestasi anak lebih lanjut?

(63)

 Menggunakan bahasa yang mudah dipahami.

 Menitikberatkan kekuatan dan apa yang telah dicapai anak.  Memberikan perhatian pada pengembangan dan

pembelajaran anak.

 Berkaitan erat dengan hasil belajar yang harus dicapai

dalam kurikulum.

 Berisi informasi tentang tingkat pencapaian hasil belajar.

3. Rekap Nilai

Rekap nilai merupakan rekap kemajuan belajar peserta didik, yang berisi informasi tentang pencapaian kompetensi peserta didik untuk setiap KD, dalam kurun waktu 1 semester. Rekap nilai diperlukan sebagai alat kontrol bagi guru tentang perkembangan hasil belajar peserta didik, sehingga diketahui kapan peserta didik memerlukan remedial.

(64)

4. Rapor

Rapor adalah laporan kemajuan belajar peserta didik dalam kurun waktu satu semester. Laporan prestasi mata pelajaran, berisi informasi tentang pencapaian kompetensi yang telah ditetapkan dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan. Untuk model rapor, masing-masing sekolah boleh menetapkan sendiri model rapor yang dikehendaki asalkan menggambarkan pencapaian kompetensi peserta didik pada setiap matapelajaran yang diperoleh dari ketuntasan kompetensi dasarnya.

Nilai pada rapor merupakan gambaran kemampuan peserta didik, karena itu kedudukan atau bobot nilai harian tidak lebih kecil dari bobot nilai sumatif. Kompetensi yang diuji pada penilaian sumatif berasal dari SK, KD dan indikator semester bersangkutan. Menurut Permendiknas No 20 Tahun 2007, hasil penilaian oleh pendidik dan satuan pendidikan disampaikan dalam bentuk satu nilai pencapaian kompetensi mata pelajaran, disertai dengan deskripsi kemajuan belajar.

C. Penentuan Kenaikan Kelas

(65)

alasan yang kuat, misal karena gangguan kesehatan fisik, emosi atau mental sehingga tidak mungkin berhasil dibantu mencapai kompetensi yang ditargetkan.

Untuk memudahkan administrasi, peserta didik yang tidak naik kelas diharapkan mengulang semua mata pelajaran dan sekolah mempertimbangkan mata pelajaran, KI, KD, dan indikator yang telah tuntas pada tahun ajaran sebelumnya.

(66)

BAB VI

PENUTUP

Gambar

Gambar 1. Siklus keterkaitan penilaian dan proses pembelajaran

Referensi

Dokumen terkait

Pengamatan aktivitas siswa dilakukan oleh guru kelas selama proses pembelajaran berlangsung. Observer duduk di belakang siswa dan mengamati aktivitas siswa sampai

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diperoleh oleh peneliti maka adapun batasan dalam penelitian ini adalah peneliti lebih menitikberatkan pada karakteristik

Penelitian terdahulu yang menggunakan metode RULA berjudul evaluasi ergonomi menggunakan metode RULA (rapid upper limb assessment) untuk mengidentifikasi alat bantu

Dari berbagai pendapat baik dari para pakar ilmu kearsipan, lembaga profesi kearsipan, dan menurut peraturan perundang-undanagan dapat ditarik kesimpulan

Ketuhanan yang Mahaesa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan ,

Auditor penyelia memiliki kemampuan untuk memahami standar operasional prosedur, peraturan, kebijakan dan kewenangan serta koordinasi yang dilakukan dalam pemberian kepastian

(1) Inspektur Wilayah III merupakan unit kerja Inspektorat membawahi jabatan fungsional yang melaksanakan fungsi pengawasan sebagai unsur lini dalam pelaksanaan

Sejak tahun 1974 penelitian bahasa dan sastra, baik Indonesia, daerah maupun asing ditangani oleh Proyek Penelitian Bahasa clan Sastra Indonesia dan Daerah, Departemen Pendidikan