SKRIPSI
OLEH :
HERLINA
101016020918
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
i
memperoleh kemenangan akan menghilangkan letihnya perjuangan menuntaskan pekerjaan dengan baik akan melenyapkan lelahnya jerih payah.
Istighfar dapat membukakan semua masalah yang terkunci, melapangkan hati dan melenyapkan segala kesulitan. Ia merupakan porsekot rizki dan pembawa kesuksesan. Setiap keranjang dapat penuh karena isi, hanya karena ilmu kian diisi kian minta tambah, dengan ilmu, iman, akhlak dan cinta hidup lebih indah dan bermakna.
Kesungguhan dan kesabaran telah dapat mengalahkan segalanya, rasa lelah, putus asa, bosan dan lain sebagainya, kini yang ada hanyalah rasa suka cita, kebahagiaan dan kekuatan untuk menapaki langkah selanjutnya demi mencapai cita-cita.
i
Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Judul: Pengaruh Pengelolaan Kelas Terhadap Hasil Belajar Biologi Eksperimen di Kelas VII MTs Al Mafatih Palmerah Jakarta Barat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengelolaan kelas terhadap hasil belajar biologi. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen dengan Pretest, Posttest Equivalent Group Design. Penelitian dilaksanakan di MTs Almafatih Palmerah Jakarta Barat dengan teknik pengambilan sampel secara simple random sampling dan pemilihan kelas dilakukan secara random, dan didapatkan siswa kelas VII-I sebagai kelas eksperimen dan kelas VII-II sebagai kelas kontrol. Instrumen hasil belajar berupa tes berbentuk pilihan ganda yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Hipotesis yang diajukan adalah hasil belajar biologi yang diajarkan dengan pengelolaan kelas lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar biologi yang diajarkan dengan tidak pengelolaan kelas. Analisis data menggunakan uji-t pada taraf signifikasi 0,05 hal ini dapat dilihat dari t hitung > t tabel.
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa hasil belajar biologi siswa yang diajarkan dengan pengelolaan kelas lebih tinggi daripada siswa yang diajar dengan tidak menggunakan pengelolaan kelas.
ii
(IPA), Science of Tarbiyah and Teachership Faculty, University of Islamic Nationality (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Title: The Influence Management Class For The Result of Learning Biology, Subject: This Experiment in The Seven of class (VII) Almafatih Palmerah West Jakarta Junior High School.
This research aims to know the influence management of class For the result of learning subject biology Experiment Method are used in this thesys with
Pretest-Posttest Equivalent Group Design. This research has been executed Almafatih Palmerah West Jakarta Junior High School with sample technic. The ways of sample technic are simple Random Sampling and choosing of the class with Random Way. They get students in seven-I of the class (VII-I) as the experiment class and seven of II (VII-II) the class as control class the multiple choice is the instrument of this thesys to get the result. The multiple choice have been tested with validation and reliabilitation ways. Hypothesys in this thesys are used the result learning of biology subject with management of class more higher than. The result learning of biology subject with no management of class. Analyst of data using t-test. In the significant level 0,05. It can be seen from the value t count > t table. The conclusion of this research are the result learning of biology subject for Almafatih student with management class more higher than no management class.
iii
Puji syukur kehadirat Illahi rabb atas rahmat dan nikmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam terlimpahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW serta pengikutnya sampai akhir zaman.
Alhamdulillah berkat ridho-Nya dan bantuan, bimbingan serta dorongan dari berbagai pihak, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, sebagai ungkapan rasa hormat yang tulus, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A selaku dekan, Bapak Prof. Dr. Aziz Fakhrurrozi, M.Ag selaku pembantu dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sekaligus penguji I sidang munaqasah dan Drs. Sujiyo Miranto, M.Pd selaku dosen pembimbing akademik sekaligus penguji II sidang munaqasah.
2. Bapak Ir. H. Mahmud M. Siregar, M.Si selaku ketua jurusan pendidikan IPA dan Bapak Drs. Ahmad Sofyan, M.Pd selaku kaprodi IPA Biologi sekaligus dosen pembimbing yang telah membimbing dan meluangkan waktu tenaga dan fikiran di sela-sela kesibukannya untuk memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
3. Ibu Baiq Hana Susanti, MSc, Sekretaris Jurusan Pendidikan IPA, serta para Dosen di Jurusan Pendidikan IPA yang telah memberikan ilmu pengetahuan nya kepada penulis.
4. Kepala sekolah, dewan guru MTs Almafatih Palmerah yang telah menyediakan waktu dan tempat untuk penelitian ini.
5. Sembah sujud dan bakti ananda kepada ibunda tercinta dan segenap keluarga tercinta yang dengan penuh keikhlasan memberikan do’a, motivasi, dan memberikan bantuan moril maupun materil yang tak terhingga demi terselesaikannya skripsi ini.
iv
7. Suamiku tercinta tersayang, yang telah memberikan motivasi dan bantuan dalam penyelesaian skripsi ini.
Hanya asa dan do’a yang penulis panjatkan semoga pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini mendapatkan balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT, amiin.
Akhir kata, besar harapan penulis semoga skripsi ini memberikan manfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi siapa saja yang membaca.
Jakarta, Mei 2008
v
LEMBAR PERSETUJUAN LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK i
ABSTRACT ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI v
DAFTAR TABEL viii
DAFTAR LAMPIRAN x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Identifikasi Masalah... 4
C. Pembatasan Masalah ... 5
D. Perumusan Masalah ... 5
E. Manfaat Penelitian ... 5
BAB II DESKRIPSI TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Deskripsi Teoretis ... 6
1. Pengelolaan Kelas ... 6
a. Pengertian Pengelolaan Kelas... 6
b. Tujuan Pengelolaan Kelas ... 9
c. Ketrampilan Pengelolaan Kelas ... 10
d. Pendekatan dalam Pengelolaan Kelas ... 12
e. Prinsip-prinsip Pengelolaan Kelas ... 20
f. Beberapa Masalah Pengelolaan Kelas... 21
g. Pengelolaan Kelas yang Efektif ... 21
2. Hasil Belajar Biologi ... 22
a. Pengertian Belajar ... 22
vi
Belajar Biologi ... 36
B. Kerangka Berpikir... 37
C. Hipotesis Penelitian ... 38
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitian ... 39
B. Waktu dan Tempat Penelitian ... 39
C. Populasi dan Sampel ... 39
D. Metode Penelitian ... 39
E. Tahapan Penelitian... 40
F. Variabel Penelitian... 41
G. Sumber Data ... 43
H. Kaliberasi Instrumen ... 43
I. Desain Penelitian ... 45
J. Teknik Pengumpulan Data ... 46
K. Teknik Analisis Data... 47
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Penelitian ... 49
1. Deskripsi Data Hasil Belajar Pretest Biologi ... 49
2. Deskripsi Data Hasil Belajar Posttest Biologi... 51
3. Perbedaan Mean Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 53
B. Pengujian Prasyarat Analisis ... 54
1. Uji Normalitas... 54
2. Uji Homogenitas ... 55
C. Pengujian Hipotesis... 56
vii
DAFTAR PUSTAKA... 62
1
A. Latar Belakang Masalah
Manusia dan pendidikan tidak dapat dipisahkan, sebab pendidikan merupakan kunci dari masa depan manusia yang dibekali dengan akal dan pikiran. Pendidikan mempunyai peranan penting untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan hidup suatu bangsa, karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia.
Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas manusia sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan.1 Aktivitas dalam mendidik yang merupakan suatu pekerjaan memiliki tujuan dan ada sesuatu yang hendak dicapai dalam pekerjaan tersebut, maka dalam pelaksanaannya berada dalam suatu proses yang berkesinambungan di setiap jenis dan jenjang pendidikan, semuanya berkaitan dalam suatu sistem pendidikan yang integral.
Menurut Undang–undang RI nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bab I pasal (1) :2
“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara”.
Profesionalisme seorang guru mutlak diperlukan sebagai bekal dalam mengakses perubahan baik itu metode pembelajaran ataupun kemajuan teknologi yang kesemuanya ditujukan untuk kepentingan proses belajar
mengajar. Sebab jika ditinjau dari undang-undang sebagaimana tersebut di atas tugas guru tidak sekedar menyampaikan materi pelajaran kepada siswa, tetapi lebih kepada bagaimana menyiapkan mereka menjadi sumber daya manusia yang terampil dan siap mengakses kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta liberalisasi yang terjadi di masa nanti.3
Dalam kaitan dengan proses belajar mengajar hendaknya guru dapat mengarahkan dan membimbing siswa untuk aktif dalam kegiatan belajar mengajar sehingga tercipta suatu interaksi yang baik antara guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa. Hal ini senada seperti yang ditulis Madri M. dan Rosmawati, bahwa terjadinya proses pembelajaran itu ditandai dengan dua hal yaitu : (1) siswa menunjukkan keaktifan, seperti tampak dalam jumlah curahan waktunya untuk melaksanakan tugas ajar, (2) terjadi perubahan perilaku yang selaras dengan tujuan pengajaran yang diharapkan.4
Dan untuk mewujudkan hal tersebut perlu diciptakan suasana kelas yang mendukung proses belajar mengajar yang dapat membantu efektivitas proses belajar mengajar yaitu :
“Memanggil setiap murid dengan namanya, selalu bersikap sopan kepada murid, memastikan bahwa anda tidak menunjukkan sikap pilih kasih terhadap murid tertentu, merencanakan dengan jelas apa yang anda lakukan dalam setiap pelajaran, mengungkapkan kepada murid-murid tentang apa yang ingin anda capai dalam pelajaran ini, dengan cara tertentu melibatkan setiap murid selama pelajaran,berikan kesempatan bagi murid untuk saling berbicara, mengutarakan maksud anda melaksanakan hal yang telah anda katakan kepada murid, bersikaplah konsisten dalam menghadapi murid-murid. 5
Sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai sesuai dengan yang diamanatkan oleh Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa : “Tujuan pendidikan nasional
3
Atiek W dan Yudha I, Optimalisasi Peran Laboratorium Sebagai Upaya Menyiapkan Pembelajaran Kimia di SMU dalam Menghadapi Abad 21, ( Jurnal P&K, Juli 2001), No. 30, Thn ke 7, h.353.
4
Madri M. dan Rosmawati, Pemahaman Guru Tentang Strategi Pembelajaran Pendidikan Jasmani Di Sekolah Dasar, ( Jurnal Pembelajaran, Desember 2004 ), Vol. 27, No. 03, h. 274.
5
adalah untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.6
Untuk menarik minat siswa dalam memahami konsep-konsep yang tercakup dalam kurikulum khususnya mata pelajaran biologi untuk SMP secara keseluruhan tidaklah mudah. Menurut Nasrun dalam forum pendidikan mengemukakan bahwa guru dituntut mampu memiliki dan menggunakan media pengajaran sesuai dengan materi yang akan di sajikan, dituntut mampu menggunakan metode mengajar secara stimulan untuk menghidupkan suasana pengajaran dengan baik7.
Tugas guru adalah mendiagnosis kebutuhan belajar, merencanakan pelajaran, memberikan presentasi, mengajukan pertanyaan, dan mengevaluasi pengajaran. Pengelolaan kelas yang efektif merupakan prasyarat yang kritis bagi kegiatan instruksional yang efektif agar seorang guru berhasil mengelola kelas hendaklah ia mampua mangantisipasi tingkah laku siswa yang salah dan mencegah tingkah laku demikian agar tidak terjadi8.
Langkah yang dapat dilakukan agar dapat tercapai tujuan pembelajaran adalah melaksanakan pengembangan dalam pengajaran dan pembelajaran. Salah satunya dengan menggunakan alat peraga atau prototype subyek/obyek materi sebagai alat bantu siswa dalam memahami konsep-konsep biologi, serta pembenahan sistem ventilasi kelas agar tercipta lingkungan kelas yang nyaman, praktik lapangan, pembentukan kelompok belajar, dan diharapkan pengembangan pembelajaran serta pengajaran tersebut siswa dapat lebih memahami dengan baik materi pelajaran biologi yang disampaikan oleh guru.
Dengan melihat konteks tersebut pengelolaan kelas dapat dipandang sebagai suatu usaha yang sangat penting dan harus mendapat prioritas oleh
6
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003, Op.Cit, h. 5-6. 7
Nasrun, Media, Metode, dan Pengelolaan Kelas Terhadap Keberhasilan Praktek Lapangan Kependidikan, (Forum pendidikan :Universitas Negeri Padang, XXVI (04), Desember 2001), h.428.
8
seorang guru dalam berbagai macam aktivitas yang berkaitan dengan kurikulum dan perkembangan siswa. Upaya yang dilakukan adalah dengan pemberian kepada siswa untuk melaksanakan kegiatan yang kreatif dan terarah.
Mata pelajaran biologi merupakan wahana untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai serta tanggung jawab sebagai seorang warga negara yang bertanggung jawab kepada lingkungan, masyarakat, bangsa dan negara. Biologi berkaitan dengan cara mencari tahu dan memahami tentang alam secara sistematis, sehingga biologi bukan hanya sekedar penguasaan kumpulan yang berupa fakta, konsep, atau prinsip saja tetapi juga merupakan proses penemuan.
Untuk meningkatkan hasil belajar biologi siswa, dapat diwujudkan dengan pengelolaan kelas yang berorientasi pada siswa artinya guru harus memberi penekanan dan pengalaman secara langsung serta merancang proses belajar mengajar di kelas yang memberi banyak kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan pengetahuan dan menerapkan hal-hal yang telah dipelajarinya.
Oleh karena itu, penulis ingin menuangkan dalam bentuk karya ilmiah berupa skripsi dengan judul “ PENGARUH PENGELOLAAN KELAS TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA MT.S ALMAFATIH PALMERAH JAKARTA BARAT”.
B. Identifikasi Masalah
Dari uraian yang telah dipaparkan di atas, ada beberapa masalah yang dapat diidentifikasi di antaranya yaitu:
1. Pengelolaan kelas lebih baik dibandingkan tanpa penggunaan pengelolaan kelas.
2. Faktor yang mempengaruhi hasil belajar biologi siswa.
4. Cara mengelola kelas pada siswa dan dapat menciptakan iklim belajar yang baik.
5. Pengelolaan kelas dapat membantu siswa dalam meningkatkan hasil belajar biologi.
C. Pembatasan Masalah
Penulis membatasi penelitian ini pada :
1. Pengelolaan kelas pada siswa yang mampu menempatkannya sebagai pusat dari proses belajar mengajar.
2. Hasil belajar biologi siswa.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: pengaruh pengelolaan kelas terhadap hasil belajar biologi siswa.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat :
1. Guru biologi, yaitu sebagai umpan balik terhadap kemampuan mengelola kelas yang dimilikinya agar lebih ditingkatkan lagi kemampuan tersebut untuk proses pembelajaran yang berorientasi pada siswa.
2. Kepala sekolah, yaitu sebagai masukan terhadap kemampuan mengelola kelas yang dimiliki oleh seorang guru biologi sehingga akan lebih ditingkatkan lagi pembinaan serta pengawasan terhadap kinerja guru tersebut.
7
DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
A.
Deskripsi Teoretis
1.
Pengelolaan Kelas
a.
Pengertian Pengelolaan Kelas
Dalam proses pembelajaran di kelas yang sangat urgen untuk
dilakukan oleh seorang guru adalah mengupayakan atau menciptakan kondisi
belajar mengajar yang baik. Dengan kondisi belajar yang baik diharapkan
proses belajar mengajar akan berlangsung dengan baik pula. Proses
pembelajaran yang baik akan meminimalkan kemungkinan terjadinya
kegagalan serta kesalahan dalam pembelajaran. Maka dari itu penting sekali
bagi seorang guru memiliki kemampuan menciptakan kondisi belajar
mengajar yang baik dan untuk mencapai tingkat efektivitas yang optimal
dalam kegiatan instruksional kemampuan pengelolaan kelas merupakan salah
satu faktor yang juga harus dikuasai oleh seorang guru, di samping
faktor-faktor lainnya.
1Kemampuan tersebut yang kemudian disebut dengan
kemampuan mengelola kelas.
1
Sebelum memberikan pengertian tentang pengelolaan kelas berikut ini
adalah pengertian tentang kelas yang dikemukakan oleh Purnomo, bahwa
"Kelas adalah ruangan belajar (lingkungan fisik) dan rombongan belajar
(lingkungan emosional)".
2Lingkungan fisik meliputi : (1) ruangan, (2) keindahan kelas, (3)
pengaturan tempat duduk, (4) pengaturan sarana dan alat pengajaran, (5)
ventilasi dan pengaturan cahaya. Sedangkan lingkungan sosio-emosional
meliputi: (1) tipe kepemimpinan guru, (2) sikap guru, (3) suara guru, (4)
pembinaan hubungan yang baik.
3Kelas bukanlah sekedar ruangan dengan segala isinya yang bersifat
statis dan pasif, namun kelas juga merupakan sarana berinteraksi antara siswa
dengan siswa dan siswa dengan guru. Ciri utama kelas adalah pada
aktivitasnya untuk dapat menjalankan aktivitas atau kegiatan pembelajaran
yang dinamis perlu adanya suatu aktivitas pengelolaan kelas baik dan
terencana.
Keberhasilan mengajar seorang guru tidak hanya berkaitan langsung
dengan proses belajar mengajar, misalnya tujuan yang jelas, menguasai
materi, pemilihan metode yang tepat, penggunaan sarana, dan evaluasi yang
tepat. Hal lain yang tidak kalah pentingnya adalah keberhasilan guru dalam
2
Purnomo, Strategi Pengajaran, (Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, Email:[email protected], 2005 ),h.3.
3
mencegah timbulnya perilaku subyek didik yang mengganggu jalannya proses
belajar mengajar, kondisi fisik belajar dan kemampuan mengelolanya.
4Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, istilah pengelolaan diartikan
dengan "penyelenggaraan, pengurusan".
5Sedangkan yang dimaksud dengan
kelas adalah "tingkat, ruang tempat belajar di sekolah".
6dengan kata lain
pengelolaan kelas diterjemahkan secara singkat sebagai suatu proses
penyelenggaraan atau pengurusan ruang dimana dilakukan kegiatan belajar
mengajar, dan untuk lebih jelasnya berikut pengertian pengelolaan kelas yang
dikemukakan oleh Usman, bahwa "pengelolaan kelas adalah keterampilan
guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan
mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar".
7Sedangkan menurut Wina Sanjaya bahwa pengelolaan kelas adalah :
“
Pengelolaan kelas merupakan keterampilan guru menciptakan dan
memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya manakala
terjadi hal-hal yang dapat mengganggu suasana pembelajaran
”
.
84
Hendyat Soetopo, Pendidikan dan Pembelajaran, Teori, Permasalahan, dan Praktek. (Malang : UMM Press, 2005), h.200.
5
W.J.S., Poerwadarmita, Tim Penyusun Kamus Pusat Kamus Besar Bahasa Indonesia, ( Jakarta : Balai Pustaka, 2002 ), h.470.
6
Ibid., h.446. 7
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, ( Bandung : PT.Remaja Rosda Karya, 2002), h.97.
8
Pendapat lain yang cukup menarik dalam buku
Quantum Teaching
tentang kelas, yaitu berfokus pada hubungan dinamis dalam lingkungan kelas
yang mendirikan landasan dan kerangka untuk belajar.
9Beberapa pengertian pengelolaan kelas yang telah dikemukakan oleh
para ahli di atas, dapatlah memberi suatu gambaran serta pemahaman yang
jelas bahwa pengelolaan kelas merupakan suatu usaha menyiapkan kondisi
yang optimal agar proses atau kegiatan belajar mengajar dapat berlangsung
secara lancar. Pengelolaan kelas merupakan masalah yang amat kompleks dan
seorang guru menggunakannya untuk menciptakan dan mempertahankan
kondisi kelas sedemikian rupa sehingga anak didik dapat mencapai tujuan
pembelajaran yang ditetapkan secara efektif dan efisien.
Pandangan
mengenai
pengelolaan
kelas
sebagaimana
telah
dikemukakan di atas intinya memiliki karakteristik yang sama, yaitu bahwa
pengelolaan kelas merupakan sebuah upaya yang real untuk mewujudkan
suatu kondisi proses atau kegiatan belajar mengajar yang efektif. Dengan
pengelolaan kelas yang baik diharapkan dapat mendukung tercapainya tujuan
pembelajaran di mana proses tersebut memberikan pengaruh positif yang
secara langsung menunjang terselenggaranya proses belajar mengajar di kelas.
b.
Tujuan Pengelolaan Kelas
Menurut Usman pengelolaan kelas mempunyai dua tujuan yaitu tujuan
umum dan tujuan khusus.
109
1.
Tujuan umum pengelolaan kelas adalah menyediakan dan menggunakan
fasilitas belajar untuk bermacam-macam kegiatan belajar mengajar agar
mencapai hasil yang baik.
2.
Tujuan khususnya adalah mengembangkan kemampuan siswa dalam
menggunakan alat-alat belajar, menyediakan kondisi-kondisi yang
memungkinkan siswa bekerja dan belajar, serta membantu siswa untuk
memperoleh hasil yang diharapkan.
Tujuan pengelolaan kelas pada hakikatnya telah terkandung pada
tujuan pendidikan dan secara umum tujuan pengelolaan kelas adalah
penyediaan fasilitas bagi bermacam
–
macam kegiatan belajar siswa sehingga
subjek didik terhindar dari permasalah mengganggu seperti siswa mengantuk,
enggan mengerjakan tugas, terlambat masuk kelas, mengajukan pertanyaan
aneh dan lain sebagainya.
11Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tujuan pengelolaan kelas
adalah menyediakan, menciptakan dan memelihara kondisi yang optimal di
dalam kelas sehingga siswa dapat belajar dan bekerja dengan baik. Selain itu
juga guru dapat mengembangkan dan menggunakan alat bantu belajar yang
digunakan dalam proses belajar mengajar sehingga dapat membantu siswa
dalam mencapai hasil belajar yang diinginkan.
c.
Ketrampilan Mengelola Kelas
Keberhasilan mengajar seorang guru tidak hanya berkaitan langsung
dengan proses belajar mengajar, misalnya tujuan yang jelas, menguasai
materi, pemilihan metode yang tepat, penggunaan sarana, dan evaluasi yang
10
Moh. Uzer Usman, Op.Cit, h. 10. 11
tepat. Hal lain yang tidak kalah pentingnya adalah keberhasilan guru dalam
mencegah timbulnya perilaku subyek didik yang mengganggu jalannya proses
belajar mengajar, kondisi fisik belajar dan kemampuan mengelolanya.
Oleh sebab itu kegiatan guru dapat dibagi menjadi dua, yaitu kegiatan
pengelolaan pengajaran dan kegiatan pengelolaan kelas
12. Tujuan pengajaran
yang tidak jelas, materi yang terlalu mudah atau terlalu sulit, urutan materi
tidak sistematis, alat pembelajaran tidak tersedia, merupakan contoh masalah
pembelajaran. Sedangkan subyek didik mengantuk, enggan mengerjakan
tugas, terlambat masuk kelas, mengganggu teman lain, mengajukan
pertanyaan aneh, tempat duduk banyak kutu busuk, ruang kelas kotor,
merupakan contoh masalah pengelolaan kelas. Dan untuk penanggulangannya
seorang guru harus dapat memberikan bimbingan sebab ini secara psikologis
akan menarik keterlibatan siswa. Guru bisa memulainya dengan apa yang
siswa sukai, bagaimana cara berpikir mereka dan bagaimana mereka
menyikapi hal
–
hal yang terjadi dalam kehidupan mereka.
13Untuk menunjang kegiatan belajar mengajar yang mengaktifkan siswa
perlu diperhatikan hal
–
hal sebagai berikut :
1.
Aksesbilitas : siswa mudah menjangkau alat dan sumber belajar.
2.
Mobilitas : siswa dan guru mudah bergerak dari satu bagian ke bagian
yang lain.
3.
Interaksi : memudahkan terjadi interaksi antara diri siswa maupun antar
siswa
12Ibid
, h. 200. 13
4.
Variasi kerja siswa : memungkinkan siswa bekerja secara perorangan,
berpasangan atau berkelompok.
14Pada intinya, kemampuan guru memilih strategi pengelolaan kelas
yang tepat sangat tergantung pada kemampuannya menganalisis masalah
kelas yang dihadapinya jika ia tepat meletakkan strategi tersebut maka proses
belajar mengajar akan efektif.
d.
Pendekatan dalam Pengelolaan Kelas
Menurut James Cooper yang dikutip oleh Hendyat Soetopo
mengemukakan tiga pendekatan dalam pengelolaan kelas, yaitu pendekatan
modifikasi perilaku, pendekatan sosio-emosional, dan pendekatan proses
kelompok.
15Berikut penjelasan ketiga pendekatan di atas adalah sebagai
berikut :
1.
Pendekatan modifikasi perilaku (Behavior-Modification Approach)
Pendekatan ini didasari oleh psikologi behavioral yang menganggap
perilaku manusia yang baik maupun yang tidak baik merupakan hasil
belajar. Oleh sebab itu perlu membentuk, mempertahankan perilaku yang
dikehendaki dan mengurangi atau menghilangkan perilaku yang tidak
dikehendaki.
Berdasarkan pendekatan ini maka penulis dapat menyimpulkan bahwa
dalam pendekatan modifikasi perilaku aktivitas di utamakan pada
14
Boediono, Kegiatan Belajar Mengajar Makalah Kurikulum Berbasis Kompetensi http : // www. Puskur. Or. Id / Data / Buku KBM. Pdf, (Jakarta : Puskur, Balitbang Depdiknas, 2002), h. 8.
15
penguatan tingkah laku siswa yang baik maupun tingkah laku siswa yang
kurang baik, dengan pendekatan ini diharapkan guru dapat merubah
tingkah laku siswa sesuai dengan yang diharapkan oleh guru.
Teknik-teknik yang dapat diterapkan adalah
16:
a).
Penguatan negatif
Penguatan negatif adalah pengurangan hingga penghilangan stimulus
yang tidak menyenangkan untuk mendorong terulangnya perilaku
yang diharapkan.
b).
Penghapusan
Penghapusan adalah usaha mengubah tingkah laku subyek didik
dengan cara menghentikan respon terhadap tingkah laku mereka yang
semula dikuatkan oleh respon itu.
c).
Hukuman
Yaitu penghentian secara langsung perilaku anak yang menyimpang.
Sebenarnya penguatan negatif dan penghapusan merupakan hukuman
yang tidak langsung. Dengan kata lain hukuman adalah pengajuan
stimulus tidak menyenangkan untuk menghilangkan dengan segera
tingkah laku subyek didik yang tidak diharapkan.
2.
Pendekatan Iklim Sosio-Emosional (Socio-Emotional Climate Approach)
Pendekatan sosio-emosional bertolak dari psikologi klinis dan konseling.
Pandangannya adalah bahwa proses belajar-mengajar yang berhasil
16
mempersyaratkan hubungan sosio-emosional yang baik antara
guru-subyek didik.
Dapat disimpulkan bahwa pendekatan ini mengutamakan pada hubungan
yang baik antar personal di dalam kelas, baik itu guru dengan siswa
maupun siswa dengan siswa, sehingga siswa merasa aman dan senang
berada dalam kelas serta berpartisipasi dalam proses belajar mengajar
dalam kelas. Dengan kata lain peran guru sangat penting dalam
menciptakan iklim belajar yang kondusif dan guru diharapkan dapat
merasakan apa yang dirasakan oleh siswa serta mampu menyikapinya
secara demokratis
3.
Pendekatan Proses Kelompok (Group-Process Approach)
Pendekatan proses kelompok berangkat dari psikologi sosial dan dinamika
kelompok, dengan anggapan bahwa proses belajar-mengajar yang efektif
dan efisien berlangsung dalam konteks kelompok. Untuk itu guru harus
mengusahakan agar kelas menjadi suatu ikatan kelompok yang kuat.
Dapat penulis simpulkan pendekatan proses kelompok ini bahwa
pengalaman belajar siswa didapat dari kegiatan kelompok di mana dalam
kelompok terdapat norma-norma yang harus diikuti oleh anggotanya,
terdapat tujuan yang ingin dicapai, adanya hubungan timbal balik antar
Lain halnya dengan guru yang memperhatikan siswa, selalu
terbuka, terhadap keluhan siswa, mau mendengarkan kesulitan belajar siswa,
maupun selalu bersedia mendengarkan saran dan kritik dari siswa adalah guru
yang disenangi oleh siswa. Siswa akan rindu dengan kehadirannya, siswa
merasa nyaman disisinya, dan siswa merasa bahwa dirinya adalah keluarga
bagi guru tersebut. Figur yang demikian ini biasanya akan sedikit sekali
menemui kesulitan dalam mengelola kelas.
Pengelolaan kelas yang dilakukan oleh guru seperti inilah yang
diyakini berkorelasi positif dengan perubahan tingkah laku dan prestasi hasil
belajar siswa. Dengan kata lain, menciptakan iklim kelas yang baik
merupakan salah satu cara untuk meningkatkan efektivitas dan kualitas
pembelajaran di kelas.
Jadi pengelolaan kelas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
kemampuan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang
Dari Sini
2.
Hasil Belajar Biologi
a.
Pengertian Belajar
Menurut Hilgard dan Bower, dalam bukunya
Theories of Learning
yang dikutip oleh Purwanto mengemukakan:
"Belajar berhubungan dengan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu
situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang
berulang-ulang dalam situasi ini, dimana perubahan tingkah laku tidak dapat
dijelaskan atau dasar kecenderungan, respon pembawaan, kematangan
atau keadaan-keadaan sesaat seseorang."
17Hal lain dikemukakan oleh Ahmad Mudzakir dan Joko Sutrisno
bahwa: "belajar merupakan suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan
mengadakan perubahan di dalam diri seseorang, mencakup perubahan tingkah
laku, sikap kebiasaan, ilmu pengetahuan, keterampilan, dan lain
sebagainya."
18Definisi lain seperti yang dikutip oleh E.L. Torndike tentang
pengertian belajar, yaitu: "belajar merupakan suatu bentuk perubahan perilaku
yang dapat diamati yang terjadi melalui hubungan rangsangan, jawaban
menurut prinsip-prinsip yang mekanistik".
19Ditambah oleh Mulyono
Abdurrahman bahwa belajar dapat diartikan sebagai: "suatu proses dari
17
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT.Remaja Rosda Karya, 2002), h. 82. 18
Ahmad Mudzakir, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT.Pustaka Setia, 2001), h. 34. 19
seorang individu yang berupaya mencapai tujuan belajar yaitu suatu bentuk
perubahan perilaku yang relatif menetap."
20Belajar juga merupakan proses pengumpulan atau penghafalan suatu
fakta dalam bentuk informasi atau materi pelajaran, demikianlah sebagian
orang menafsirkan arti belajar.
21Menurut Gagne yang dikutip Nurdin Ibrahim, memaparkan bahwa :
Belajar sebagai suatu perubahan dalam disposisi atau kapabilitas
manusia. Perubahan dalam menunjukkan kinerja (perilaku) berarti
belajar itu menentukan semua keterampilan, pengetahuan, sikap, dan
nilai yang diperoleh siswa. Dalam belajar dihasilkan berbagai macam
tingkah laku yang berlainan, seperti pengetahuan sikap, keterampilan,
kemampuan, informasi, dan nilai.
22Sementara Wittig seperti dikutip oleh Muhibin Syah mengemukakan
bahwa belajar : merupakan perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam
segala macam atau keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai
pengalaman.
23Perubahan yang menyangkut seluruh aspek psikofisik
organisme yang didasarkan pada kepercayaan bahwa tingkah laku lahiriyah
organisme itu sendiri bukan indikator adanya peristiwa belajar, karena proses
belajar itu tidak dapat diobservasi langsung
”
.
24Sedangkan menurut Witrock, belajar adalah : suatu terminologi yang
menggambarkan proses perubahan melalui pengalaman. Proses tersebut
20Ibid ., h. 30. 21
Mulyadi Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2004), h. 64. 22
Nurdin Ibrahim, Hasil Belajar Fisika SLTP Terbuka Tanjung Sari Sumedang Jawa Barat, (Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, No. 031, Tahun ke-7, September 2001), h. 487.
23
Muhibin Syah, M.Ed Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT.Remaja Rosda Karya, 2006), h. 90.
24
mempersyaratkan perubahan
yang relatif permanen berupa sikap,
pengetahuan, informasi, kemampuan, dan keterampilan melalui pengalaman.
25b.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar
Menurut Kartini Kartono kegiatan proses belajar mengajar dipengaruhi
oleh dua faktor yaitu faktor internal dan faktor ekternal yang dapat dijabarkan
lebih lanjut sebagai berikut :
261.
Faktor yang berasal dari dalam diri siswa (internal), diantaranya meliputi:
a)
Intelegensi
Intelegensi merupakan suatu kemampuan dasar yang bersifat umum
untuk memperoleh suatu kecakapan yang mengandung berbagai
komponen.
b)
Bakat
Merupakan potensi atau kemampuan yang jika dikembangkan melalui
belajar akan menjadi kecakapan yang nyata.
c)
Minat dan perhatian
Minat dan perhatian dalam belajar sangat berhubungan erat. Seseorang
yang menaruh minat pada mata pelajaran tertentu, biasanya cenderung
untuk selalu memperhatikan mata pelajaran yang diminatinya. Begitu
juga jika seseorang menaruh perhatian secara kontinue baik secara
25
Nurdin Ibrahim, Pemanfaatan Tutorial Audio Interaktif untuk Perataan Kualitas Hasil Belajar,(Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan No.044, Tahun ke-9,Jakarta:September, 2003), h.734-735.
26
sadar maupun secara tidak sadar pada objek tertentu biasanya akan
membangkitkan minat pada objek tersebut.
d)
Kesehatan jasmani
Kondisi fisik yang baik akan sangat berpengaruh terhadap
berlangsungnya kegiatan belajar mengajar seseorang apabila memiliki
badan atau kondisi fisik yang sehat maka ia akan mempunyai
semangat dalam belajar. Namun sebaliknya seseorang yang sedang
dalam kondisi sakit maka akan sulit untuk bisa berkonsentrasi dalam
belajar.
e)
Cara belajar
Cara belajar yang efektif dan efisien akan sangat berpengaruh terhadap
keberhasilan dalam belajar. Ada beberapa cara belajar yang efisien.
Diantaranya yaitu: berkonsentrasi baik sebelum belajar ataupun pada
saat proses belajar mengajar berlangsung, mempelajari kembali materi
pelajaran yang telah diterima, membaca dengan teliti dan betul
materinya, mencoba menyelesaikan latihan-latihan soal dari materi
yang telah diajarkan.
272.
Faktor (Eksternal) yang berasal dari luar diri siswa, yaitu lingkungan,
lingkungan keluarga, sekolah ataupun masyarakat.
Hal serupa juga dikemukakan oleh Abu Ahmadi yang menyatakan
bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi belajar siswa baik secara
27
langsung maupun tidak langsung. Faktor-faktor tersebut digolongkan menjadi
tiga macam yaitu:
281.
Faktor-faktor stimulasi belajar, mencakup panjangnya bahan pelajaran
kesulitan bahan pelajaran, berartinya bahan pengajaran, berat ringannya
tugas, dan suasana lingkungan eksternal.
2.
Faktor-faktor metode belajar, mencakup kegiatan berlatih, resistensi dalam
belajar, pengenalan tentang hasil-hasil belajar, bimbingan dalam belajar,
dan kondisi-kondisi intensif.
3.
Faktor-faktor individual, mencakup usia kronologis, perbedaan jenis
kelamin, pengalamannya sebelumnya, kapasitas mental, kondisi kesehatan
jasmani, kondisi kesehatan rohani, dan motivasi.
Sedangkan menurut Jhon M. Keller sebagaimana yang dikutip oleh
Mulyono Abdurrahman berpandangan bahwa : "belajar sangat dipengaruhi
oleh dua macam masukan, yaitu kelompok masukan pribadi (personal inputs)
dan kelompok masukan yang berasal dari lingkungan (environmental
inputs)."
29Pendapat lain yang diungkapkan Muslim dalam Jurnal Penelitian
bidang pendidikan menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar,
yaitu:
301.
Strategi pembelajaran, salah satu strategi yang dapat meningkatkan
keterlibatan siswa dalam proses belajar adalah: pra pembelajaran,
penyajian informasi, peran serta siswa, evaluasi, dan tindak lanjut.
2.
Gaya kognitif siswa, yaitu kebiasaan bertindak yang relatif tetap dalam
menerima, memikirkan, memecahkan masalah, ataupun dalam informasi.
Dari berbagai penjabaran tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
belajar dapat dikelompokan menjadi dua yaitu faktor internal dan faktor
28
Abu Ahmadi, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2001), h. 130 – 138. 29
Mulyono Abdurrahman, Op.Cit, h. 106. 30
eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang timbul dari dalam diri anak
didik tersebut sedangkan faktor eksternal faktor yang disebabkan oleh stimuli
eksternal terhadap anak didik sehingga anak didik tersebut terpengaruh atau
terkondisikan oleh faktor eksternal tersebut.
c.
Pengertian Biologi
Ditinjau dari segi etimologi biologi berasal dari kata
bios dan
logos.
Bios berarti hidup, sedangkan
logos berarti pembicaraan atau ilmu. Jadi
biologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang keadaan dan sifat makhluk
hidup.
31Biologi merupakan wahana untuk menyadari keteraturan alam untuk
mengagungkan kebesaran dan kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa.
32Selain itu,
untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai serta
tanggung jawab kepada lingkungan, masyarakat, bangsa dan negara.
33Konsep dasar biologi merupakan abstrak dari fenomena visual,
sehingga biologi sebagai ilmu dapat dilihat sebagai gambar yang merupakan
hakikat utama.
34Pembelajaran biologi akan menyusun rangkaian gambar dan
31
Tim Kashiko, Kamus Lengkap Biologi, (Surabaya: Kashiko, 2002), cet.ke-1, h. 50. 32
Dr. E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi Konsep, Karakteristik, implementasi, (Bandung: PT.Remaja Rosda Karya, 2003), h. 213.
33
Ahmad Ridwan, dkk, KBK Mata Pelajaran Biologi untuk SMU, (Jakarta: Depdiknas, 2001), h. 3.
34
membuat interkoneksi, kemudian menyusun abstraksi sehingga lahirlah
konsep.
35Dalam proses pembelajaran, khususnya biologi, seorang siswa dituntut
untuk menguasai tiga dominan atau ranah yang meliputi:
361.
Kognitif, memiliki enam taraf, yaitu: pengetahuan, pemahaman, aplikasi,
analisis, sintesis, dan evaluasi.
2.
Afektif,
meliputi:
memperhatikan,
merespon,
menghayati
nilai,
mengorganisasikan, dan memperhatikan nilai atau seperangkat nilai.
3.
Psikomotor, meliputi: persepsi, respon terbimbing, respon mekanisis, dan
respon kompleks.
Mengingat akan hal tersebut, maka biologi bukanlah ilmu pengetahuan
yang statis, tetapi sebagai ilmu pengetahuan yang dinamis. Biologi merupakan
pengetahuan fisik yang tidak dapat secara utuh dipindahkan dari pikiran guru
ke pikiran siswa dengan kata lain tidak dapat diteruskan dalam bentuk jadi.
Setiap siswa harus membangun sendiri pengetahuan-pengetahuan itu dan
mengalaminya secara langsung.
Pada proses belajar biologi harus dikembangkan keterampilan proses
IPA, hal ini dikarenakan biologi merupakan bagian dari IPA. Sehingga proses
belajar lebih berfokus pada keterampilan intelektual, keterampilan proses
merupakan sejumlah keterampilan yang memungkinkan siswa memproses
lebih lanjut dalam mempelajari biologi, seperti observasi, klasifikasi,
interpretasi, merancang percobaan dan aplikasi.
35Ibid
, h. 9. 36
d.
Hakikat Hasil Belajar Biologi
Hakikat hasil belajar biologi adalah untuk menghantarkan siswa
menguasai konsep-konsep IPA dan keterkaitannya untuk dapat memecahkan
masalah dalam kehidupan sehari-hari. Kata menguasai di sini mengisyaratkan
bahwa harus menjadikan siswa tidak sekedar tahu (knowing) dan hafal
(memorizing) tentang konsep-konsep IPA, melainkan harus menjadikan siswa
untuk mengerti dan memahami (to understand) konsep-konsep tersebut dan
menghubungkan keterkaitan suatu konsep dengan konsep lain.
37Hasil belajar didefinisikan sebagai suatu hasil yang diharapkan dari
pembelajaran yang telah ditetapkan dalam rumusan perilaku tertentu sebagai
akibat dari proses belajarnya.
38Menurut A. Tabrani Rusyan dalam bukunya pendekatan dalam proses
belajar mengajar berpendapat : "Hasil belajar merupakan hasil yang dicapai
oleh seorang siswa setelah ia melakukan kegiatan belajar mengajar tertentu
atau setelah ia menerima pengajaran dari seorang guru pada suatu saat."
39Menurut Nana Sudjana hasil belajar pada dasarnya merupakan akibat
dari suatu proses belajar.
4037
Wahyudi, Tingkatan Pemahaman Siswa Terhadap Materi Pembelajaran IPA, (Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, no.036, tahun ke-8,Mei, 2002), h.389
38
Veithzal Rifa’i, Upaya-upaya Meningkatkan Hasil Belajar Kepemimpinan Peserta Diklat Spama Survei di DiklatDepkes.(Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan No.40, tahun ke-9, Jakarta : Depdiknas, Januari 2003), h.130
39
Tabrani Rusyan, Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT.Remaja Rosda Karya, 2000), h. 65.
40
Menurut aliran psikologi kognitif memandang hasil belajar adalah :
41Mengembangkan berbagai strategi untuk mencatat dan memperoleh
informasi, siswa harus aktif menemukan informasi-informasi tersebut
dan guru menjadi partner siswa dalam proses penemuan berbagai
informasi dan makna-makna dari informasi yang diperolehnya dalam
pelajaran yang dibahas dan dikaji bersama.
Dari pengertian hasil belajar yang telah dikemukakan oleh para ahli
maka intinya adalah "perubahan". Oleh karena itu seseorang yang melakukan
aktivitas belajar dan memperoleh perubahan dalam dirinya dengan
memperoleh pengalaman baru, maka individu itu dikatakan telah belajar.
Perubahan-perubahan tingkah laku yang terjadi dalam hasil belajar
memiliki ciri-ciri:
421.
Perubahan terjadi secara sadar
2.
Perubahan dalam belajar bersifat fungsional
3.
Perubahan bersifat positif dan aktif
4.
Perubahan bukan bersifat sementara
5.
Perubahan bertujuan dan terarah
6.
Mencakup seluruh aspek tingkah laku.
Hasil belajar menempatkan seseorang dari tingkat abilitas yang satu ke
tingkat abilitas yang lain. Mengenai perubahan tingkat abilitas menurut
Bloom meliputi tiga ranah, yaitu:
431.
Kognitif:
Knowledge
(pengetahuan,
ingatan),
comperhension
(pemahaman,
menjelaskan,
meringkas),
analysis
(menguraikan,
menentukan hubungan),
synthesis (mengorganisasikan, merencanakan,
membentuk
bangunan
baru),
evaluation
(menilai),
application
(menerapkan)
41
Dede Rosyada, Paradigma Pendidikan Demokrasi, (Jakarta: Prenada Media, 2004), h. 92. 42
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT.Rineka Cipta, 2003), h. 3-4.
43
2.
Affective:
receiving
(sikap menerima),
responding
(memberi respon),
valuing
(menilai),
organization
(organisasi),
characterization
(karakterisasi).
3.
Psychomotor: initiatory level, pre-routine level, routinized level.
Sedangkan menurut Yuni Tri Hewindati dan Adi Suryanto hasil
belajar merupakan suatu proses di mana suatu organisme mengalami
perubahan perilaku karena adanya pengalaman dan proses belajar telah terjadi
jika di dalam diri anak telah terjadi perubahan, perubahan tersebut diperoleh
dari pengalaman sebagai interaksi dengan lingkungan.
44Sebenarnya hasil belajar merupakan realisasi pemekaran dari kecakapan
atau kapasitas yang dimiliki seseorang. Penguasaan hasil belajar dari
seseorang dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk
penguasaan pengetahuan, keterampilan berpikir, maupun keterampilan
motorik.
45Hasil belajar akan menumbuhkan pengetahuan dan pengertian dalam diri
seseorang sehingga ia dapat mempunyai kemampuan berupa keterampilan
dalam bentuk kebiasaan, sikap dan cita-cita hidupnya. Orang yang telah
berhasil dalam belajar akan menjadi orang yang mandiri dan dapat
meningkatkan kesejahteraan hidupnya, serta dapat menentukan arah
44
Adi Suryanto dan Yuni Tri Hewindati, Pemahaman Murid Sekolah Dasar terhadap Konsep IPA Berbasis Biologi:Suatu Diagnosis Adanya Miskonsepsi, (Jurnal Pendidikan, Vol.5, No.1, Jakarta:Lembaga Penelitian Universitas Terbuka, Maret 2004), h.63.
45
hidupnya.
46Bahar mengemukakan bahwa ada dua hal yang sangat penting
untuk dijadikan sasaran evaluasi dalam pelaksanaan kurikulum, yaitu hasil
belajar siswa tiap catur wulan dan daya capai kurikulum pada tiap sekolah.
47Dengan menilai hasil belajar murid-muridnya sebenarnya guru tidak
hanya menilai hasil usaha muridnya saja tetapi sekaligus juga menilai hasil
usahanya sendiri. Menilai hasil belajar siswa berfungsi untuk dapat membantu
guru dalam menilai kesiapan anak pada suatu mata pelajaran, mengetahui
status anak dalam kelas, membantu guru dalam usaha memperbaiki metode
belajar mengajar. Selain bagi guru kegunaan hasil belajar bagi administrator
adalah untuk memberi laporan kemajuan murid kepada orang tua, memberi
ikhtisar mengenai hasil usaha yang dilakukan oleh suatu lembaga
pendidikan.
48Untuk lebih jelasnya mengenai hasil belajar biologi dapat dilihat
pada bagan dibawah ini :
Bagan 1 : Hasil Belajar Siswa
46
Dr.Ir.Wayan Koster.MM., Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Hasil Belajar Siswa SLTPN di Jakarta, (Mimbar Pendidikan, No.2/XIX, 2000), h. 26.
47
Yusmaidah, Peningkatan Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Media Peta, (Pelangi Pendidikan, Volume 5, No.1, 2002), h. 2.
48
Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2002), h. 299-302.
Pengetahuan
Perilaku
Belajar
Tes
Hasil Belajar
Dari bagan di atas mencerminkan, bahwa hasil belajar diakibatkan
oleh adanya kegiatan evaluasi belajar (tes) dan evaluasi belajar dilakukan
karena adanya kegiatan belajar. Baik buruknya hasil belajar sangat tergantung
dari pengetahuan dan perubahan perilaku dari individu yang bersangkutan
terhadap apa yang dipelajarinya.
Jadi hasil belajar biologi siswa yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah pengetahuan yang dicapai siswa pada mata pelajaran biologi setelah
mengalami proses pengajaran di sekolah dari hasil tes atau ujian yang
diberikan setelah melewati proses belajar pada akhir rumusan tertentu.
B.
Kerangka Berpikir
Pengelolaan kelas yang dilakukan oleh guru dengan baik, sedikit
banyaknya akan mempengaruhi hasil belajar siswa tinggi rendahnya hasil
belajar siswa tidak hanya dipengaruhi oleh faktor pengelolaan kelas yang
dilakukan oleh guru tetapi juga dipengaruhi oleh berbagai faktor lain diluar
dari pengelolaan kelas.
Faktor-faktor yang mungkin dapat mempengaruhi pengelolaan kelas
terhadap tingkat hasil belajar siswa tersebut dilihat dari diri siswa sendiri
(individu siswa) antara lain :
1.
Kesadaran dari dalam diri siswa untuk belajar atau dengan kata lain
2.
Inteligensi yang dimiliki oleh tiap siswa yang berbeda-beda.
3.
Perhatian siswa terhadap pelajaran yang diberikan guru atau kesenangan
siswa terhadap bahan pelajaran yang diajarkan berbeda-beda.
4.
Masalah yang dihadapi siswa di dalam keluarga.
5.
Faktor-faktor lain diluar dan di dalam diri siswa.
Pembelajaran biologi yang menitikberatkan pada pengajaran dengan
pengalaman langsung melalui obyek nyata di lingkungan sekitarnya, melalui
benda atau alat peraga, maka siswa dapat langsung melihat, mendengar, meraba
dan melakukan percobaan sendiri. Dengan cara demikian diharapkan siswa dapat
mengembangkan keterampilan berpikirnya dan menemukan sendiri
konsep-konsep dari materi yang dipelajarinya, dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
biologi akan lebih baik.
Pengelolaan kelas dengan segala kelebihannya yaitu dapat menumbuhkan
motivasi intrinsik yang dapat memberikan dorongan terhadap minat siswa untuk
mempelajari konsep yang diberikan melalui berbagai pengalaman, kejadian, fakta
dan fenomena yang dialaminya sendiri, sehingga dapat memberikan suatu hasil
yang diharapkan dan yang lebih penting adalah siswa memperoleh hasil belajar
yang lebih baik.
Agar pengelolaan kelas dapat berjalan sesuai dengan tujuannya maka
didik adalah hal penting. Dengan adanya pengelolaan kelas dalam hal ini
penataan lingkungan belajar diharapkan dapat memberikan stimulus terhadap
peserta didik sehingga peserta didik tersebut terpengaruh atau terkondisikan oleh
lingkungan agar hasil belajar yang dicapai oleh siswa menjadi lebih baik.
C.
Hipotesis Penelitian
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mengajukan hipotesis dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
“
Apakah terdapat pengaruh pengelolaan kelas yang digunakan guru terhadap hasil
36
A. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengelolaan kelas terhadap hasil belajar biologi.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2007 sampai Juni 2007 yang berlokasi di MTS Almafatih Palmerah. Kegiatan dimulai dengan uji coba instrumen di sekolah yang sama dengan kelas berbeda, kemudian dilanjutkan dengan pemberian perlakuan kepada kelas eksperimen yang diawali dengan pretest, dan diakhiri dengan pemberian posttest untuk mendapatkan skor hasil belajar terhadap materi yang diberikan.
C. Populasi dan Sampel
Sample dalam penelitian ini berjumlah 40 orang yang diajar oleh peneliti untuk kelas 1I dan guru yang bersangkutan untuk kelas 1.
D. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, dengan analisis uji-t yang menganalisis pengaruh yang terjadi antara variabel x dan variabel y berdasarkan perbedaan hasil belajar antara kelompok yang diberikan perlakuan metode pengelolaan kelas. Dalam penelitian ini penulis melalui 5 tahapan, dimana tahap pertama dilakukan pre test soal mata pelajaran biologi, tahap kedua merupakan tahap pemberian perlakuan kepada sampel terpilih. Tahap ketiga penulis melakukan post test soal mata pelajaran biologi yang telah diajarkan kepada kedua kelompok kelas, tahap keempat dilakukan analisis terhadap hasil belajar kedua kelompok siswa untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan diantara kedua kelompok tersebut terhadap hasil test awal dan test akhir soal mata pelajaran biologi, dan terakhir yaitu tahap kelima merupakan kesimpulan yang penulis berikan terkait dengan hasil penelitian yang penulis lakukan.
Dalam penelitian ekperimen ini tahapan yang direncanakan adalah sebagai berikut :
Tabel 1 Tahapan penelitian
Tahap Keterangan Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
1 Pre-test Latihan soal mata pelajaran Biologi
Latihan soal mata pelajaran Biologi
2 Pengelolaan kelas
- Pengaturan perabot kelas - Penggunaan sarana belajar - Penggunaan alat peraga - Pengaturan pajangan kelas - Pengaturan tempat duduk
Latihan soal mata pelajaran Biologi
4 Analisis Jawaban soal mata pelajaran biologi pretest dan pottest
Jawaban soal mata pelajaran biologi pretest dan pottest
5 Kesimpulan - -
F. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini, terdapat dua variabel penelitian yaitu pengelolaan kelas sebagai variabel bebas (variabel X) dan hasil belajar biologi siswa sebagai variabel terikat (variabel Y).
1. Variabel X (Pengelolaan Kelas)
Pengelolaan kelas diartikan sebagai usaha guru untuk mengatur siswa dan ruang kelas agar kegiatan belajar mengajar berlangsung menarik dan menyenangkan, meliputi : pengaturan perabot kelas, sarana belajar, alat peraga, pajangan kelas, tempat duduk siswa, dan pengelompokkan siswa. Pengelolaan kelas dilakukan oleh guru untuk menciptakan dan mengendalikan situasi kelas yang kondusif agar siswa dapat belajar dengan sebaik mungkin demi kelancaran proses belajar mengajar (PBM). b. Definisi Operasional
Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar.
Adapun indikator pengelolaan kelas yang baik adalah
1) Kondisi belajar yang optimal. Kondisi belajar yang nyaman, tenang, bersih, sejuk sangat membantu perhatian siswa, sehingga perhatian siswa dapat terpusat pada materi pelajaran.
2) Menunjukkan sikap tanggap. Prilaku positif atau negatif yang muncul di dalam kelas harus dapat disikapi dengan baik sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.
4) Memberikan petunjuk dan tujuan yang jelas. Sering terjadi kurangnya konsentrasi siswa disebabkan oleh ketidakpahaman siswa terhadap arah dan sasaran yang akan dicapai.
5) Memberikan teguran dan penguat. Teguran diberikan untuk mengarahkan tingkah laku siswa, dan penguat perlu dilakukan untuk memberikan respon positif dengan cara memberikan pujian dan penghargaan.
2. Variabel Y (Hasil Belajar Biologi)
a. Definisi Konseptual
Hasil belajar biologi adalah terjadinya perubahan perilaku kemampuan atau kepandaian seseorang pada mata pelajaran biologi
b. Definisi Operasional
Hasil belajar biologi adalah hasil belajar yang dicapai oleh siswa setelah mengalami proses belajar mengajar dan ditandai dengan adanya perubahan kepandaian dan tingkah laku dari siswa itu sendiri. Adapun indikator hasil belajar adalah sebagai berikut :
1) Mengenal konsep biologi yang diajarkan oleh guru.
2) Dapat menentukan komponen-komponen ekosistem dan saling hubungan antar komponen.
Tabel 2
Kisi–Kisi Soal Tes Ekosistem
q
Data yang digunakan dalam penganalisaan diperoleh melalui instrumen yang diberikan kepada subyek penelitian dalam bentuk test mata pelajaran biologi.
H. Kaliberasi Instrumen
1. Validitas Instrumen
Validitas adalah suatu ukuran untuk menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen.1 Validitas adalah suatu alat ukur untuk mengukur sasaran ukurnya.2 Instrumen dikatakan valid jika memiliki validitas yang tinggi, yaitu bila instrumen tersebut telah dapat mengukur apa yang diukur.3
Untuk pengujian validitas test biologi dengan menggunakan rumus sebagai berikut :4
1
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Pratek, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), h. 144.
2
Jafar Ahiri, Validitas dan Reliabilitas Tes : Deskripsi Konsep Dan Aplikasinya Dalam Evaluasi Pendidikan, ( Jakarta : Jurnal Teknodik Edisi No. 13/VII/Desember 2003 ), h.117
3 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, ( Jakarta : PT.Bumi Aksara, September 2003 ), Cet. Ke-4, h.46.
4
Keterangan :
rpbi = Koefisien korelasi point biserial
Mp = Mean skor dari testee yang menjawab benar item yang dicari
korelasinya dengan test. Mt = Mean skor total
St = Standar deviasi dari skor total
P = Proporsi testee yang menjawab benar terhadap butir item yang sedang diuji validitas itemnya.
q = Proporsi testee yang menjawab salah terhadap butir item yang sedang diuji validitas itemnya.
Berdasarkan hasil perhitungan validitas instrumen dengan menggunakan rumus di atas pada tes hasil belajar biologi yang diujicobakan yang terdiri dari 30 item soal, didapat 27 item soal dengan validitas baik dan 3 item soal dengan validitas buruk, adapun item soal yang memiliki validitas buruk adalah item soal no 9, no 22 dan no 235. 2. Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas adalah sejauhmana hasil pengukuran dari suatu instrumen mewakili karakteristik yang diukur. Reliabilitas adalah proporsi keragaman skor test yang disebabkan oleh keragaman sistematis dalam populasi peserta test.6
5
Lampiran, h. 67-69 6
Sedangkan untuk menguji reliabilitas soal tes dengan menggunakan metode Kuder – Richardson yaitu dengan menggunakan rumus KR-20:7
r11 =
r11 = Koefisien realibilitas
N = Banyaknya butir item Ó = Bilangan konstanta St2 = Variasi total
pi = Proporsi testee yang menjawab benar
qi = Proporsi testee yang menjawab salah (qi = 1 – pi)
Berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas tes didapat nilai reliabilitas sebesar
r
11= 0.7838 sehingga terdapat 27 butir soal dari 30 butirsoal yang diujicobakan yang dapat dinyatakan memiliki reliabilitas cukup tinggi dan selanjutnya dapat dipergunakan dalam penelitian
I. Desain Penelitian
Pada penelitian ini rancangan yang digunakan adalah pretest-posttest Eqiuvalent Group Design, yaitu kelompok eksperimen dan kontrol sebelum dilakukan perlakuan diobservasi untuk menjamin bahwa kedua kelompok
7 Sukardi Ph.D, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya, ( Jakarta : Bumi Aksara, 2003 ), h. 132.
8
tersebut sebelum mendapat perlakuan sama dan jika berbeda itu dapat dikendalikan.9
Dalam penelitian ini yang dieksperimenkan adalah pengelolaan kelas yaitu pengaturan ruang belajar (lingkungan fisik), seperti ruang kelas rapih dan bersih, pengaturan tempat duduk, penggunaan sarana dan alat bantu pengajaran, ventilasi dan pengaturan cahaya. Sebelum dilakukan eksperimen terhadap pengelolaan kelas akan dilakukan pretest mata pelajaran biologi baik itu terhadap kelompok kelas eksperimen maupun terhadap kelompok kelas kontrol. Setelah dilakukan pretes kemudian kelas eksperimen diberikan perlakuan (treatment) yaitu dengan melakukan pengelolaan kelas sebagaimana tersebut di atas, sementara itu kelompok kontrol tidak diperlakukan sama seperti kelompok eksperimen atau mengikuti standar yang berlaku di dalam sekolah tersebut. Dan setelah diberikan perlakukan (treatment) terhadap kelompok eksperimen kemudian dilakukan test ulang terhadap mata pelajaran biologi yang telah disampaikan pada periode pelaksanaan eksperimen.
Desain penelitian yang digunakan adalah10 :
Kelompok Pretest Perlakuan Pottest
X 1 = Perlakuan pada kelas eksperimen dengan pengelolaan kelas yang
telah direkayasa oleh peneliti
X2 = Perlakuan pada kelas kontrol tanpa pengelolaan kelas yang
direkayasa
Y1 = Tes awal yang sama pada kedua kelompok
Y2 = Tes akhir yang sama sesudah diberikan materi mata pelajaran
biologi pada kelas eksperimen yang telah diberi perlakuan dan kelas kontrol yang tanpa perlakuan atas obyek yang diteliti.
J. Teknik Pengumpulan Data
Dalam melaksanakan kegiatan penelitian eksperimen ini pengumpulan data dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu :
1. Tahap Persiapan
Persiapan yang dilakukan berupa penyesuaian waktu belajar di sekolah dengan satuan pelajaran dan alokasi waktu yang telah ditetapkan. Pembuatan dan pengujian instrumen penelitian berupa tes objektif.
2. Tahap Pelaksanaan
sebanyak 27 butir dengan kriteria penilaian setiap soal dari 1 – 27 bernilai 1 untuk jawaban benar dan 0 untuk jawaban salah.
3. Tahap Pelaporan
Tahap pelaporan merupakan tahap akhir dari penelitian. Pada tahap ini dikemukakan proses berlangsungnya penelitian dan hasil penelitian.
K. Teknik Analisis Data
Analisis data diawali dengan pengujian persyaratan analisis, yaitu uji normalitas dan homogenitas. Kemudian dilanjutkan dengan pengujian hipotesis.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Uji kenormalan yang digunakan yaitu uji
Lilliefors.
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti berdistribusi homogen atau tidak.Uji homogenitas yang digunakan adalah
Uji Fisher.
Uji hipotesis digunakan untuk menghitung korelasi antara variabel X dan variabel Y dengan menggunakan rumus uji – t ( t – test ) pada taraf signifikasi 5 % ( 0,05 ), yaitu :
to =
B A n
n S
Y X
1 1
Keterangan :
to = t score
x = Mean kelas eksperimen Y = Mean kelas kontrol S = Standar Deviasi gabungan nA = Jumlah sampel kelas eksperimen
nB = Jumlah sampel kelas kontrol
Hasil perhitungan statistik tersebut digunakan untuk menguji kebenaran hipotesis statistik, sedangkan pengujian t–tes dalam tabel dilakukan pada taraf signifikasi 0,05. Apabila thitung ttabel , berarti dapat dikatakan
bahwa tidak terdapat pengaruh pengelolaan kelas terhadap hasil belajar biologi siswa, sedangkan apabila thitung ttabel, berarti dapat dikatakan bahwa terdapat