• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan P K L Teknik Sipil

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Laporan P K L Teknik Sipil"

Copied!
95
0
0

Teks penuh

(1)

Allhamdullillah, penulis panjatkan Kepada Allah S.W.T karena Rahmat dan Hidayah-Nya Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang dilaksanakan mulai tanggal 11 September 2017 – 17 November 2017 pada proyek

Pembangunan Gedung Belajar Pekerjaan Revitalisasi Bangunan FPMP dan Ruang Kelas Menjadi Gedung Belajar ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

Laporan Praktek Kerja Lapangan ini (PKL) menjelaskan bagaimana proses dalam pelaksanaan pembangunan gedung belajar dari mulai pemancangan tiang pancang, pemasangan bekisting, pemasangan tulangan dan pengecoran pada setiap struktur bangun.

Keberhasilan dan kelancaran dalam melaksanakan dan pembuatan laporan ini juga mendapatkan bantuan dan dukungan dari pihak-pihak lain. Untuk itu tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada Yang Terhormat :

1. Ir. H. Muhammad Toasin Asha, M.Si. selaku Direktur Politeknik Negeri Pontianak.

2. Indah Rosanti, S.ST., M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil dan Perencanaan Politeknik Negeri Pontianak, sekaligus Dosen Pembimbing Praktek Kerja Lapangan Jurusan Teknik Sipil dan Perencanaan Politeknik Negeri Pontianak.

3. Ir. Nernawani, M.T. selaku Ketua Program Studi DIII Teknik Sipil dan Perencanaan Politeknik Negeri Pontianak.

4. Syaiful, S.ST. selaku Pembimbing Lapangan di PT. ANURESI di Pontianak. 5. Kedua orang tua kandung kami yang memberikan do’a dan dukungan

sehingga laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini diselesaikan dengan baik

6. Kepada rekan-rekan Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil dan Perencanaan Polikteknik Negeri Pontianak.

(2)

kekurangan didalam laporan ini penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna menyempurnakan Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini.

Akhir kata Penulis mengucapkan semoga laporan ini berguna bagi pembaca dan kita semua, khususnya bagi Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Dan Perencanaan.

Pontianak, 29 November 2017

Penulis

(3)

KATA PENGANTAR...i

1.3 Tujuan Praktek Lapangan...4

1.3.1 Tujuan umum...4

2.2.1 Struktur organisasi garis...8

2.2.2 Struktur organisasi garis dan staf...8

2.2.3 Struktur organisasi fungsional...8

2.3 Pelaksanaan Disiplin Kerja...12

BAB III...13

PENGENALAN PROYEK...13

3.1 Prosedur Mendapatkan Proyek...13

3.2 Gambaran Umum Proyek...13

3.3 Struktur Organisasi Proyek...14

BAB IV...20

KEGIATAN YANG DIAMATI...20

4.1 Pekerjaan Yang Diamati...20

4.2 Pekerjaan Pondasi...20

4.2.1 Alat dan bahan...20

4.2.2 Tenaga kerja...23

(4)

4.3 Pekerjaan Sloof...32

4.3.1 Alat dan bahan...32

4.3.2 Tenaga kerja...35

4.3.3 Metode pekerjaan...35

4.3.4 Denah dan detail sloof...38

4.4 Pekerjaan Lantai...39

4.4.1 Alat dan bahan...40

4.4.2 Tenaga kerja...42

4.4.3 Metode Pekerjaan...42

4.4.4 Denah dan potongan plat lantai...47

4.5 Pekerjaan Kolom...49

4.5.1 Alat dan bahan...49

4.5.2 Tenaga kerja...51

4.5.3 Metode pekerjaan...52

4.5.4 Denah dan detail pondasi...55

4.6 Pekerjaan Balok...56

4.6.1 Alat dan bahan...57

4.6.2 Tenaga kerja...59

4.6.3 Metode pekerjaan...59

4.6.4 Denah dan detail balok...61

4.7 Pekerjaan Tangga...63

4.7.1 Alat dan bahan...64

4.7.2 Tenaga kerja...66

4.7.3 Metode pekerjaan...66

4.7.4 Potongan dan detail tangga...69

4.8 Pekerjaan Ring Balok...72

4.8.1 Alat dan bahan...73

4.8.2 Tenaga kerja...75

4.8.3 Metode pekerjaan...75

4.8.4 Denah dan detail ring balok...79

4.9 Pekerjaan Dinding...80

4.9.1 Alat dan bahan...80

(5)

BAB V...84

PENUTUP...84

5.1 Kesimpulan...84

5.2 Saran...85

DAFTAR PUSTAKA...86

(6)

(LPMP Kalbar)...2

Gambar 1.2 : Layout Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Kalimanatan Barat (LPMP Kalbar)...3

Gambar 1.3 :Gerbang Masuk Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Kalimantan Barat (LPMP Kalbar...3

Y Gambar 2.1 : Struktur Organisasi Kantor...9

Gambar 3.1 : Struktur Organisasi Proyek...14

Gambar 4.1 : Drop Hammer...21

Gambar 4.2 : Mini Pile...21

Gambar 4.3 : Concrete Mixer Truck...22

Gambar 4 4 : Vibrator Beton...22

Gambar 4.5 : Pengelasan Sambungan Mini Pile...24

Gambar 4.6 : Penggalian Tanah...24

Gambar 4.7 : Pembobokan Mini Pile...25

Gambar 4.8 : Pemasangan Bekisting Poer Pondasi...25

Gambar 4.9 : Pengisian Pasir dan Adukan Beton...26

Gambar 4.10 : Tulangan Pondasi...26

Gambar 4.11 : Pemasangan Tulangan Kolom Pondasi...27

Gambar 4.12 : Tulangan Kolom Pondasi...27

Gambar 4.13 : Pemadatan Adukan Beton Menggunakan Vibrator...28

Gambar 4.14 : Denah Titik Pondasi...29

Gambar 4.15 : Detail Pondasi dan Potongan-A (P1)...30

Gambar 4.16 : Detail Pondasi dan Potongan-B (P2)...30

Gambar 4.17 : Potongan-C (P2)...31

Gambar 4.18 : Detail Pondasi dan Potongan-D (P4)...31

Gambar 4.19 : Detail Pondasi dan Potongan-E (P5)...32

Gambar 4.20 : Concrete Mixer Truck...33

Gambar 4.21 : Vibrator Beton...33

(7)

Gambar 4.24 : Pekerjaan Bekisting Balok Sloof...36

Gambar 4. 25 : Pekerjaan Bekisting Balok Sloof...36

Gambar 4.26 : Pemasangan Tulangan Balok Sloof...37

Gambar 4.27 : Pekerjaan Pengaku Bikisting Sloof...37

Gambar 4.28 : Pengecoran Menggunakan Concrete Pump Truck...38

Gambar 4.29 : Denah Balok Lantai 1 (Sloof)...38

Gambar 4.30 : Detail Balok Lantai 1 (Sloof)...39

Gambar 4.31 : Concrete Mixer Truck...40

Gambar 4.32 : Vibrator Beton...40

Gambar 4.33 : Concrete Pump Truck...41

Gambar 4.34 : Pemasangan Bekisting Lantai Dasar...42

Gambar 4.35 : Pemasangan Bekisting Lantai 2...42

Gambar 4.36 : Pemasangan Wiremesh M6 dan Plastik Lantai Dasar...43

Gambar 4.37 : Pemasangan Wiremesh M6 dan Pelastik Lantai Dasar...43

Gambar 4.38 : Pemasangan Wiremesh M6 dan Plastik Lantai 2...44

Gambar 4.39 : Pemasangan Wiremesh M6 dan Plastik Lantai 2...44

Gambar 4.40 : Pengecoran Balok Sloof Dan Lantai Dasar...45

Gambar 4.41 :Pengecoran Balok Sloof Dan Lantai Dasar...45

Gambar 4.42 : Pengecoran Lantai 2 dan Balok...46

Gambar 4.43 : Pengecoran Lantai 2 dan Balok...46

Gambar 4.44 : Hasil Pengecoran Setelah Beton Mengeras...47

Gambar 4.45 : Denah Penulangan Plat Lantai 1...47

Gambar 4.46 : Denah Penulangan Plat Lantai 2...48

Gambar 4.47 : Potongan Plat...48

Gambar 4.48 : Concrete Mixer Truck...50

Gambar 4.49 : Vibrator Beton...50

Gambar 4.50 : Concrete Pump Truck...51

Gambar 4.51 : Perakitan Tulangan Kolom...52

Gambar 4.52 : Pemasangan Bekisting Kolom...53

Gambar 4.53 : Penegakan Kolom Menggunakan Unting-Unting...53

(8)

Gambar 4.56 : Pengecoran Kolom...55

Gambar 4.57 : Denah Titik Kolom Lantai 1...55

Gambar 4.58 : Denah Titik Kolom Lantai 2...56

Gambar 4.59 : Detail Kolom...56

Gambar 4.60 : Concrete Mixer Truck...57

Gambar 4.61 : Vibrator Beton...57

Gambar 4.62 : Concrete Pump Truck...58

Gambar 4.63 : Pengerjaan Perancah Balok...59

Gambar 4.64 : Pengerjaan Tulangan Balok...60

Gambar 4.65 : Tulangan Balok...60

Gambar 4.66 : Mengakukan Bekisting Balok...61

Gambar 4.67 : Denah Balok Lantai 2...61

Gambar 4.68 : Denah Balok Dak dan Balok Lipslank...62

Gambar 4.69 : Denah Balok Dak...62

Gambar 4.70 : Detail Balok...63

Gambar 4.71 : Concrete Mixer Truck...64

Gambar 4.72 : Vibrator Beton...64

Gambar 4.73 : Concrete Pump Truck...65

Gambar 4.74 : Pola Tangga Tampak Samping...66

Gambar 4.75 : Pembuatan Bekisting Tangga...67

Gambar 4.76 : Alas Bekisting Tangga...67

Gambar 4.77 : Pemasangan Papan OP Dan Wiremesh...68

Gambar 4.78 : Pengecoran Tangga...68

Gambar 4.79 :Pengecoran Tangga...69

Gambar 4.80 : Detail Tangga (LT.1 . LT.2)...69

Gambar 4.81 : Detail Balok Bordes...70

Gambar 4.82 : Detail Balok LT. 1 dan Titik Kolom Bordes...70

Gambar 4.83 : Potongan-A...71

Gambar 4.84 : Potongan-B...71

Gambar 4.85 Potongan-C...72

(9)

Gambar 4.88 : Vibrator Beton...73

Gambar 4.89 : Concrete Pump Truck...74

Gambar 4.90 : Pemasangan Perancah Ring Balok...75

Gambar 4.91 : Pemasangan Perancah Ring Balok...76

Gambar 4.92 : Bekisting Ring Balok Dan Tulangan Ring Balok...76

Gambar 4.93 : Pemasangan Skor Diagonal...77

Gambar 4.94 : Tulangan Ring Balok dan Pemasangan Wiremesh W6 Atap Dak.77 Gambar 4.95 : Tulangan Ring Balok dan Pemasangan Wiremesh W6 Atap Dak.78 Gambar 4.96 : Pengecoran Ring Balok Dan Atap Dak...78

Gambar 4.97 : Pengecoran Ring Balok...79

Gambar 4.98 : Denah Ring Balok...79

Gambar 4.99 : Detail Ring Balok...80

Gambar 4.100 : Pemasangan Susunan Batako...81

Gambar 4.101 : Pemasangan Kolom Praktis...82

Gambar 4.102 : Pemasangan Papan Mal Kolom Praktis...82

Gambar 4.103 : Proses Plesteran Dinding...83

(10)

1.1 Latar Belakang

Politeknik Negeri Pontianak (POLNEP) merupakan perguruan tinggi negeri yang menekankan penguasaan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mendukung era industrialisasi. Sebagai mahasiswa Politeknik Negeri Pontianak (POLNEP) Jurusan Teknik Sipil Dan Perencanaan semester V, kami diwajibkan untuk mengikuti program Praktik Kerja Lapangan (PKL) selama 12 minggu pada awal semester V yaitu dari 11 September 2017 sampai 17 November 2017 yang mana merupakan salah satu persyaratan bagi mahasiswa semester V untuk lanjut ke semester berikutnya. Banyak manfaat yang di dapat dalam praktek kerja lapangan ini yaitu, memberi gambaran pada mahasiswa tentang dunia kerja yang sesungguhnya, merubah pola pikir mahasiswa, menambah ilmu pengetahuan dan yang terpenting adalah menjadikan mahasiswa siap berkerja pada saat ia telah lulus kuliah karena bekal yang dimiliki mempuni untuk modal dasar ia bekerja.

Kebutuhan fasilitas penunjang pengajar (pendidik) di Kalimantan terus meningkat seiring dengan perkembangan teknologi dalam dunia pendidikan. Hal ini menyebabkan perlu adanya pembanguan fasilitas yang dapat menjadi sarana tenaga pengajar (pendidik) untuk menunjang proses pembekalan tenaga pengajar dalam memperoleh ilmu pengetahuan yang terus berkembang untuk meningkatkan kemumpuan guru dalam proses belajar mengajar di sekolah.

Dengan tujuan pemenuhan kebutuhan tenaga pengajar (pendidik) khususnya Kalimantan Barat akan fasilitas penunjang pembelajaran tenaga ajar (pendidik), maka dibuatlah proyek pembangunan gedung baru yang didukung oleh Kementrian Pendidikan dengan melibatkan kalangan ahli dalam bidangnya kerena pembangunan fasilitas ruang belajar guru ini juga harus mempertimbangkan kenyamanan dan keamanan para penggunanya. Salah satu fasilitas pendukung yang ada dalam gedung adalah struktur dan arsitekturnya.

(11)

Dengan adanya pembangunan gedung ini merupakan peluang bagi kami mahasiswa Politeknik Negeri Pontianak (polnep) untuk melakukan pengamatan dengan kata lain Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang di programkan oleh jurusan kami, program ini merupakan salah satu pembelajaran bagi mahasiswa Politeknik sendiri, khususnya Teknik sipil dan Perencanaan, penepatan mahasiswa pada suatu proyek kontruksi tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan wawasan berpikir dan pengetahuan praktis lapangan yang lebih luas.

Praktek kerja lapangan yang biasa disebut dengan PKL ini adalah salah satu bentuk emplementasi secara sistematis dan sinkronis antara program pendidikan di sekolah dengan program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui kegiatan kerja secara lansung di dunia kerja untuk mencapai tingkat keahlian tertentu. Pada praktek kerja lapangan (PKL) kami sebagai mahasiswa teknik sipil di tuntut memahami dan mengetahui proses pelaksanaan pengerjaan yang sesungguhnya sebagai pengaplikasian ilmu yang kami peroleh ketika berada kampus, sehingga ilmu yang kami dapatkan dapat berguna setelah lulusnya kami dari Politeknik Negeri Pontianak.

1.2 Lokasi Proyek

Proyek pembanguann gedung belajar revitaliasasi bangunan LPMP (lembaga peningkatan mutu pendidikan) berletak di Jalan Abdul Muis, Tanjung Hulu Pontianak Timur 78237.

Sumber : www.Googlemap.com

Gambar 1.1 :

(12)

Sumber : Sket Pribadi

Gambar 1.2 :

Layout Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Kalimanatan Barat (LPMP Kalbar)

Sumber : www.Googlemap.com

Gambar 1.3 :

(13)

1.3 Tujuan Praktek Lapangan 1.3.1 Tujuan umum

Praktek Kerja Lapangan (PKL) bagi mahasiswa Teknik Sipil DIII Politeknik Negeri Pontianak secara umum bertujuan untuk:

1. Dapat memahami dan menjelaskan proses pelaksanaan suatu kegiatan proyek/industri konstruksi.

2. Agar mahasiswa memiliki wawasan dan pengetahuan yang luas.

3. Dapat mempersiapkan diri dalam mengisi kebutuhan dunia industri konstrusi.

1.3.2 Tujuan khusus

Praktek Kerja Lapangan (PKL) bagi mahasiswa Teknik Sipil DIII Politeknik Negeri Pontianak secara khusus bertujuan untuk:

1. Menjelaskan proses pelaksanaan kegiatan proyek/industri konstruksi. 2. Menjelaskan struktur organisasi proyek/industri konstruksi.

3. Menjelaskan pembagian tugass (Job Description) semua orang yang terlibat dalam pelaksanaan proyek/industri konstruksi.

4. Menerapkan kemampuan yang dimiliki sesuai dengan yang diperoleh selama mengikuti perkuliahaan

5. Melaksanakan tugas yang diberikan oleh pihak proyek konstruksi sesuai dengan target mutu dan ketelitian yang diperlukan.

(14)

BAB II

PENGENALAN PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Perusahaan

PT. ANURESi secara hukum didirikan di Pontianak, sedangkan data-data administrasi yang akan kami presentasikan adalah bertujuan untuk memudahkan pengguna jasa yang akan memepercayakan kepada kami untuk melaksakan pekerjaan :

Data administrasi PT. ANURESI adalah sebagai berikut :

Nama : PT. ANURESI.

Bentuk Badan Usaha : Perseroan Komanditer.

Alamat Kontor Pusat : Jln. Let Suprapto No. 34 Pontianak Kalimantan Barat.

Akte Pendirian Prusahaan : No. 90 Tanggal 22 Februari 1982, Notaris Tommy Tjoa Keng Liet, S.H.

Akter Perubahan Terakhir : No. 103 tanggal 25 Februari 2006, Notaris Edi Dwi

Pribadi, S.H.

NPWP Prusahaan : 01.220.877.3-701.000

Ijin Usaha : No. 503/799/BP2T/R-XII/2013 tanggal 07 Mei 2013.

Ijin Jasa Usaha Kontruksi : No. 1-002928-1407-1-3-165, tanggal 07 Maret 2014.

Keanggotaan Profesi : INKINDO. Nomor keanggotaan : 00724/P/0012.KB

Sertifikat Badan Usaha : Arsitektur, Sipil, Jasa Inspeksi Teknis Dan Tata Lingkungan.

(15)

kemapuan dan pengalaman yang luas di dunia jasa Konsultan Perencanaan, Pengawasan dan Rekayasa.

PT. ANURESI adalah perusahaan yang bergerak dibidang jasa konsultan teknik dan manajeman. Didirikan oleh para tenaga ahli yang berpengalaman dari berbagai jenis disiplin Ilmu Pengetahuan. PT. ANURESI telah membina suatu staff tetap yang terdiri dari Insinyur, Ahli Arsitektur, Ahli Sipil, Ahli Kontruksi/Elektrikal, Planologi, Surveryor, dan lain sebagainya untuk mendukung semua kegiatan yang akan dilaksanakan.

Selain pengetahuan dibidangnya masing-masing personil utama telah mendapatkan pengalaman penting dalam pengawasan Kontruksi dan pemahaman yang baik atas faktor-faktor yang mempengaruhi biaya kontruksi serta aspek-aspek pengawasan yang ada dalam suatu proyek.

Untuk pelaksanaan pekerjaan ini PT. ANURESI didukung oleh tenaga ahli dari berbagai disiplin ilmu. Hal ini dimungkinkan bukan saja kerena dukungan dan kemitmen yang solid dari personil kami terhadap mis perusahaan untuk memberikan layanan terbaik bagi klien kami dalam melaksanakan pekerjaan yang dipercaya kepada kami. PT. ANURESI senantiasa berupaya memupuk budaya kerja yang memelihara profesionalisme tenaga ahli dalam memberikan pelayanan yang inivatif, efisien dan solusi yang tepat guna.

2.1.1 Lingkup layanan

Jenis layanan konsultan yang diberikan oleh PT. ANURESI adalah sebagai berikut :

1. Bidang Usaha Arsitektur

PT. ANURESI menyediakan jasa konsultan untuk sub bidang. Bagian sub bidang seperti antara lain :

a. Jasa Nasihat/Pra-Disain, Desain dan Adminitrasi Arsitektural. b. Jasa Arsitektural Lansekap.

c. Jasa Desain.

d. Jasa Arsitektur Lainya. 2. Bidang Usaha Sipil

(16)

a. Jasa Nasehat/Pra-Desain dan Desain engineering Bangunan .

b. Jasa Nasehat/Pra-Desain dan Desain engineering Pekerjaan Teknik Sipil Keairan.

c. Jasa Nasehat/ Pra-Desain dan Desain engineering Teknik Sipil Transportasi.

d. Jasa Nasehat/Pra-Desain dan Desain engineering Teknik Sipil Lainya. 3. Bidang Usaha Tata Lingkungan

PT. ANURESI menyediakan jasa konsultan untuk sub bidang / bagian sub bidang seperti antara lain :

a. Jasa Konsultan Lingkungan. b. Jasa Peremcana Urban.

4. Bidang Usaha Layanan Jasa Inspeksi Teknik

PT. ANURESI menyedikan jasa kontruksi untuk sub bidang / bagian sub bidang seperti antara lain :

a. Jasa Engineering Fase Kontruksi dan Instalasi Bangunan.

b. Jasa Engineering Fase Kontruksi dan Instalasi Pekerjaan Teknik Sipil Transportasi.

c. Jasa Engineering Fase Kontruksi dan Instalasi Pekerjaan Sipil Keairan. d. Jasa Engineering Fase Kontruksi dan Instalasi Pekerjaan Teknik Sipil

Lainya.

2.2 Struktur Organisasi

Struktur organisasi merupakan wadah bagi kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan perusahaan. Supaya tujuan dapat tercapai dengan baik, maka diperlukan pembagian tugas serta tanggung jawab antar masing-masing anggota organisasi. Hal ini sangat penting karena semua kegiatan yang terjadi didalam perusahaan tidak mungking dapat ditangani oleh pemimpin perusahaan sekaligus, apalagi didalam perusahaan yang berskala besar.

(17)

berbeda-beda antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lain, tergantung pada besar kecilnya perusahaan dan bergerak dibidang apa perusahaan tersebut.

Pada dasarnya terdapat beberapa bentuk struktur organisasi yang dapat digunakan oleh perusahaan, yaitu struktur organisasi garis, fungsional ataupun struktur organisai garis dan staf. Sunarto (2003:146) mengurangi bentuk struktur organisasi sebagai berikut.

2.2.1 Struktur organisasi garis

Pada struktur organisasi garis, kekuasaan dan tanggung jawab bercabang pada suatu tingkatan pimpinan dari yang teratas sampai yang terbawah dan masing-masing bawahan memberikan pertanggung jawaban tugasnya kepada atasannya. Dalam hal ini, seorang karyawan hanya bertanggung jawab pada satu atasan. Karena itu atasan harus memiliki pengetahuan yang luas, sebab ia tidak memiliki staf.

2.2.2 Struktur organisasi garis dan staf

Struktur ini banyak digunakan oleh perusahaan besar yang daerah usahanya luas serta memiliki bidang usaha yang kompleks. Di sini kesatuan perintah juga dipertahankan, atasan memiliki sejumlah bawahaan tertentu dan bawahan hanya menerima satu perintah dari seorang atasan. Kepada atasan tersebut bawahan harus bertanggung jawab atas pelaksanaan pekerjaan. Dalam hal ini terdapat satu atau beberapa staf. Yang dimaksud staf disini adalah ahli dalam bidang tertentu yang bertugas memberi nasehat dan saran-saran dalam bidangnya tertentu dalam organisasi tersebut.

2.2.3 Struktur organisasi fungsional

(18)

Struktur organisasi PT. ANURESI adalah menggunakan struktur organisasi fungsional yang dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Sumber : PT. ANURESI

Gambar 2.1 : Struktur Organisasi Kantor

Pembagian tugas wewenang dan tanggung jawab masing-masing bagian/anggota dalam struktur organisasi perusahaan ini adalah sebagai berikut: 1. Komisaris.

a. Tugas

- Melakukan pengawasan dan memberikan nasihat kepada direksi.

(19)

- Melakukan pengawasan atas kebijakan perusahaan pada umumnya baik mengenai peresroan maupun usaha perseroan.

b. Wewenang.

- Komisaris dapat diamanatkan dalam anggaran dasar untuk melaksanakan tugas-tugas tertentu, apabila direktur berhalangan atau dalam keadaan tertentu.

c. Tanggung jawab.

- Memberikan laporan tentang tugas pengawas yang telah dilakukan dan mengawasi direktur. dilaksanakan agar efektivitas kerja dapat tercapai.

b. Wewenang

- Menetapkan pola kerja yang selaras dengan strategi pencapain tujuan. - Menilai dan meminta pertanggung jawaban laporan serta merumuskan

alternatif perbaikan.

- Mengadakan pengawasan dan evalusasi terhadap seluruh kegiatan perusahaan.

c. Tanggung jawab

- Bertanggung jawab atas perkambangan dan kelangsungan hidup perusahaan secara keseluruhan.

- Bertanggung jawab atas segala kegiatan perusahaan. 3. Bendahara

a. Tugas

- Menandatangani segala masukan dan pengeluaran kas serta semua surat yang masuk dan laporan dihasilkan.

(20)

- Mengawasi semua masalah yang menyangkut kelancaran penyedia keuangan dan semua dana perusahaan.

b. Wewanang

- Menetapkan rencana pendapatan dan pengeluaran jangka panjang juga jangka pendek berdasarkan anggaran yang telah disetujui dalam rapat direktur.

- Memeriksa kelengkapan dan kebenaran bukti-bukti penerimaan maupun pengeluaran perusahaan.

c. Tanggung jawab

Bendahara bertanggung jawab kepada direktur utama dalam bidang adminitrasi dan keuangan.

4. Site manager a. Tugas

- Membuat perencanaan oprasional yang meliputi quality plan, site installation metode pelaksanaan, shop drawing, perhitungan kontruksi yang diperlukan, RAPK, cash flow, safety plan dan scheduling.

- Membuat laporan-laporan proyek (mingguan, bulanan).

- Mengadakan komunikasi dengan klim/perencana/pengawas dalam bidang-bidang teknis operasional.

b. Wewenag

- Melakukan seleksi dan negoisasi dengan sub kontraktor dan supplier sesuai dengan prosudur yang berlaku.

- Melaksanakan pengawasan terhadap muti produk dan biaya. c. Tanggung Jawab

Site manager adalah penanggung jawab bidang pelaksana teknik dan pengendalian oprasional.

5. Adminitrasi

Adminitrasi bertugas melakukan kegiatan yang meliputi catat-mencatat, surat-menyurat, pembukaan ringan, dan sebagiannya yang bersifat teknis ketatausahaan.

(21)

Setiap tenaga ahli bertanggung jawab pada bidangnya masing-masing dan harus mampu menunjang tugas dan fungsi tenaga-tenaga ahli lain dalam pelaksanaan suatu pekerjaan.

2.3 Pelaksanaan Disiplin Kerja

Pada dasarnya suatu organisasi diciptakan adalah untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Dalam rangka mengoptimalkan tujuan tersebut, organisasi membentuk orang-orang yang ahli dibidangnya untuk melakukan aktivitas organisasi. Sebaliknya orang-orang membutuhkan organisasi untuk menghasilkan sesuatu yang lebih banyak dari yang dapat dilakukannya sendiri. Selain itu, orang-orang tersebut masuk ke dalam suatu organisasi adalah untuk mendapatkan timbal balik baik secara finansial maupun nonfinansial. Oleh karenanya, antara organisasi dengan manusia memiliki hubungan yang saling menguntungkan. Dalam usaha memperoleh dan memenuhi kebutuhan akan tenaga kerja PT. ANURESI agak selektif dalam merekrut karyawan baru, khususnya untuk jabatan yang sangat membutuhkan keahlian khusus.

Ketentuan-ketentuan yang ditetepkan oleh PT. ANURESI untuk menjaga dan menciptakan disiplin kerja dalam proyek ini adalah sebagai berikut :

1. Pelaksanaan pekerjaan dilakukan setiap hari kerja, libur pada hari-hari besar. 2. Pekerjaan dimulai pada pukul 08.00-16 WIB, dengan waktu istirahat pada

pukul 11.00-13.00.

3. Para pengawas lapangan berhak menegur para pekerja atau kepala tukang jika ada pekerjaan yang tidak sesuai.

(22)

BAB III

PENGENALAN PROYEK

3.1 Prosedur Mendapatkan Proyek

Proses untuk mendapatkan proyek dapat dilakukan dengan penunjukan secara lansung ataupun pelelangan. Dikatakan penunjukan secara lansung adalah suatu proses pelelangan yang dilakukan oleh pemilik proyek dengan menunjuk lansung kontraktor yang sudah dianggap mampu untuk melaksanakan pembangunan di lapangan tanpa melalui proses pelelangan terlebih dahulu, sedangkan yang dimaksudkan dengan pelelangan adalah serangkaian kegiatan untuk menyediakan barang atau jasa dengan cara menciptakan persaingan yang sehat antara penyedia barang atau jasa yang setara dan memenuhi syarat.

Pada proyek Pembangunan Gedung Belajar Pekerjaan Revitalisasi Bangunan FPMP dan Ruang Kelas Menjadi Gedung Belajar didapatkan melalui proses pelelangan. Dana yang digunakan berupa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun anggaran 2017, dengan total biaya Rp. 7.128.608.000,00 (Tujuh Milyar Seratus Dua Puluh Depalapan Juta Enam ratus Delapan Ribu Rupiah).

3.2 Gambaran Umum Proyek

Berikut data dan spesifikasi dari proyek Gedung Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Pontianak di Jalan Abdul Muis, Tanjung Hulu Pontianak Timur :

Nama Proyek : Pembangunan Gedung Belajar Pekerjaan Revitalisasi Bangunan FPMP dan Ruang Kelas Menjadi Gedung Belajar.

Nomor Kontrak : 1090/D7.19/LK-PAN/2017

Tanggal Kontrak : 25 Agustus 2017 s/d 22 Desember 2017 (120 Hari Kalender)

Sumber Dana : APBN Tahun Anggaran 2017

(23)

Konsultan Pengawas : PT. ANURESI

Konsultan Perencana : CV. BAHTRA JASA KONSUL

Kontraktor Pelaksana : PT. MENARABAJA SARANASAKTI

3.3 Struktur Organisasi Proyek

Sumber : PT. ANURESI

Gambar 3.1 : Struktur Organisasi Proyek

1. Kuasa pengguna anggaran

KEPALA

Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan Kalimantan Barat Kuasa Pengguna Anggaran

FELISIA TRIFINA, CK, ST

(24)

Kuasa pengguna anggaran adalah pejabat dalam bidang pengadaan yang ditetapkan oleh Pengguna Anggaran untuk menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) atau ditetapkan oleh kepala daerah untuk menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). 2. Pejabat pembuat komitmen (PPK)

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) adalah pejabat yang bertanggung jawab atas pelaksanaan pengadaan barang atau jasa.

3. Pengelola teknis

Pengelola Teknis adalah tenaga teknis Kementerian Pekerjaan Umum yang bertugas membantu Pimpinan Instansi/Kepala Satuan Kerja Kementerian/Lembaga yang menyelenggarakaan pembangunan bangunan gedung negara dalam mengelola kegiatan dibidang teknis administratif selama penyelenggaraan pembangunan bangunan gedung negara pada setiap tahapan, baik di tingkat program maupun di tingkat pelaksanaan.

4. Direktur

Direktur (dalam jumlah jamak disebut Dewan Direktur) adalah seseorang yang ditunjuk untuk memimpin Perseroan Terbatas (PT). Direktur berupa seseorang yang memiliki perusahaan tersebut atau orang profesional yang ditunjuk oleh pemilik usaha untuk menjalankan dan memimpin perseroan terbatas. Penyebutan direktur dapat bermacam-macam, yaitu dewan manajer, dewan gubernur, atau dewan eksekutif.

5. Chief inspector

Tugas dari seorang chief inspector adalah sebagai berikut :

a. Pengendalian terhadap kuantitas bahan dan pekerjaan yang dilaksanakan oleh kontraktor berdasarkan ketentuan dan persyaratan yang telah ditentukan dalam dokumen kontrak.

b. Mempersiapkan rekomendasi teknis sehubungan dengan variasi volume kontrak

(25)

d. Berpedoman terhadap petunjuk teknis dan instruksi dari Site Engineer, serta berupa agar Site Engineer dan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan selalu mendapat informasi yang diperlukan sehubungan dengan pengawasan sesuai dengan desain yang ditentukan.

e. Melakukan pelaporan kepada Site Engineer atau Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan apabila ternyata pelaksanaan pekerjaan akan mengakibatkan terlampauinya volume pekerjaan yang tercantum dalam dokumen kontrak. f. Membuat catatan yang lengkap tentang pembayaran kepada kontraktor,

sehingga tidak terjadi pembayaran berganda atau pembayaran lebih.

g. Mempelajarai pasal-pasal dalam Kontrak sehingga tata cara pengukuran dan pembayaran pekerjaan kepada kontraktor benar-benar didasarkan kepada ketentuan yang tercantum dalam dokumen kontrak.

h. Membuat dan menghimpun semua data yang berhubungan dengan pengendalian pekerjaan serta memantau kemajuan pekerjaan di lapangan. i. Melaksanakan pengarsipan surat-surat, laporan harian, laporan bulanan,

jadwal kemajuan pekerjaan dan lain-lain.

j. Membantu Site Engineer dalam menyiapkan data untuk Final Payment. k. Mengecek semua As Built Drawing yang dibuat oleh kontraktor. 6. Ahli K3 konstruksi

Peranan K3 Konstruksi adalah dapat menyusun program K3 serta penerapannya dalam konstruksi. Berikut adalah beberapa tugas dan tanggung jawab Tenaga Ahli K3 Konstruksi yang terbagi menjadi 3 diantaranya adalah : a. Ahli K3 Konstruksi Muda

Uraian tugas dan tanggung jawab tenaga ahli K3 konstruksi muda adalah sebagai berikut :

- Menerapkan ketentuan peraturan perundang-undangan tentang dan terkait K3 Konstruksi.

- Mengkaji dokumen kontrak dan metode kerja pelaksanaan konstruksi. - Merencanakan dan menyusun program K3.

- Membuat prosedur kerja dan instruksi kerja penerapan ketentuan K3. - Melakukan sosialisasi, penerapan dan pengawasan pelaksanaan

(26)

- Melakukan evaluasi dan membuat laporan penerapan SMK3 dan pedoman teknis K3 konstruksi.

- Mengusulkan perbaikan metode kerja pelaksanaan konstruksi berbasis K3, jika diperlukan.

- Melakukan penanganan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja serta keadaan darurat.

b. Ahli K3 Konstruksi Madya

Uraian tugas dan tanggung jawab tenaga ahli K3 konstruksi madya adalah sebagai berikut :

- Menerapkan ketentuan peraturan perundang-undangan tentang dan terkait K3 konstruksi.

- Mengelola dokumen kontrak dan metode kerja pelaksanaan konstruksi. - Mengelola program K3.

- Mengevaluasi prosedur dan instruksi kerja penerapan ketentuan K3. - Melakukan sosialisasi, penerapan dan pengawasan pelaksanaan

program, prosedur kerja dan instruksi kerja K3.

- Mengelola laporan penerapan SMK3 dan pedoman teknis K3

c. Ahli K3 Konstruksi Utama

Uraian tugas dan tanggung jawab tenaga ahli K3 konstruksi utama adalah sebagai berikut :

- Menerapkan ketentuan peraturan perundang-undangan tentang dan terkait K3 Konstruksi.

- Mengevaluasi dokumen kontrak dan metode kerja pelaksanaan konstruksi.

- Mengevaluasi program K3.

(27)

- Melakukan sosialisasi, penerapan dan pengawasan pelaksanaan program, prosedur kerja dan instruksi kerja K3.

- Melakukan evaluasi dan membuat laporan penerapan SMK3 dan pedoman teknis K3 konstruksi.

- Mengevaluasi perbaikan metode kerja pelaksanaan konstruksi berbasis K3, jika diperlukan.

- Mengevaluasi penanganan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja serta keadaan darurat.

7. Operator computer

Seorang operator komputer bertanggung jawab untuk menjaga sistem komputer dan memastikan bahwa semua peralatan beroperasi dengan baik dan lancar.

8. Operator autocad

Operator Autocad adalah seseorang yang mampu mengoperasikan atau menjalankan sebuah atau beberapa buah macam versi autocad, baik itu dari versi lama atau yang terbaru dan dari beberapa macam jenis autocad. Seperti Autocad khusus untuk teknik sipil, arsitek, mekanikal dan piping dan autocad jenis modeling.

9. Inspector

Inspector adalah salah satu bagian tugas dalam tim pengawasan yang di bentuk oleh konsultan sesuai dengan persyaratan yang tercantum di dalam Kerangka Acuan Tugas. Inspector ini merupakan perangkat konsultan di lokasi proyek yang bertanggung jawab kepada supervisor engineer dimana ditugaskan untuk melaksanakan tugas-tugas pembantuan pengawas.

Tugas dan kewajiban inspector adalah sebagai berikut :

a. Memeriksa dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan dari aspek prosedur dan kuantitas pekerjaan berdasarkan dokumen kontrak serta melakukan pengujian terhadap kuantitas material, dan peralatan yang ditempatkan dilapangan.

(28)

c. Melakukan pemeriksaan dan survey yang diperlukan atas pekerjaan dan volume pekerjaan yang dilaksanakan oleh kontraktor.

d. Melakukan Pemeriksaan gambar kerja kontraktor berdasarkan gambar rencana serta memeriksa dan memberi ijin pelaksanaan pekerjaan kontraktor.

e. Mengawasi dan memberi pengarahan dalam pelaksanaan pekerjaan agar sesuai dengan prosedur berdasarkan spesifikasi teknis.

f. Memberikan Instruksi kepada kontraktor apabila pelaksanaan dilapangan dinilai tidak sesuai atau tidak benar serta membahayakan.

g. Berhak menerima dan menolak hasil pekerjaan kontraktor berdasarkan spesifikasi teknis.

h. Membuat laporan harian mengenai aktivitas kontraktor untuk kemajuan pekerjaan, terdiri dari cuaca, material yang dating (masuk), perubahan dan bentuk dan ukuran pekerjaan, peralatan di lapangan.

(29)

BAB IV

KEGIATAN YANG DIAMATI

4.1 Pekerjaan Yang Diamati

Adapun kegiatan yang diamati dalam Praktek Kerja Lapangan (PKL) di proyek Pembangunan Gedung Belajar Pekerjaan Revitalisasi Bangunan LPMP dan Ruang Kelas Menjadi Gedung Belajar adalah sebagai berikut:

1. Pelaksanaan pekerjaan pondasi a. Pemancangan minipile b. Pekerjaan poer pondasi 2. Pelaksanaan pekerjaan sloof 3. Pelaksanaan pekerjaan lantai 4. Pelaksaan pekerjaaan kolom 5. Pelaksanaan pekerjaan balok 6. Pelaksanaan pekerjaan tangga 7. Pelaksanaan pekerjaan ring balok 8. Pelaksanaan pekerjaan dinding

4.2 Pekerjaan Pondasi

Pondasi memiliki banyak jenis salah satunya ialah pondasi yang digunakan dalam pembangunan gedung belajar ini yaitu pondasi tiang pancang. Pondasi tiang pancang dipergunakan pada tanah-tanah yang lembek, tanah berawa, dengan kondisi daya dukung tanah (sigma tanah) kecil, kondisi air tanah tinggi dan tanah keras pada posisi sangat dalam seperti tanah yang ada di daerah Pontianak. Bahan untuk pondasi tiang pancang adalah: bamboo, kayu besi/ kayu ulin, baja, dan beton bertulang.

4.2.1 Alat dan bahan

1. Mini pile

(30)

Sumber : www.Google.com

Gambar 4.1 : Drop Hammer - Las listrik

2) Bahan yang diperlukan:

- Mini pile beton 20 × 20 cm 600 cm

Sumber : www.Google.com

(31)

2. Poer pondasi

1) Alat yang digunakan:

- Godam

- Selang

- Mesin pompa air - Gunting besi - Kakak tua

- Concrete mixer truck

Sumber : www.Google.com

Gambar 4.3 : Concrete Mixer Truck

- Bending - Vibrator

Sumber : www.Google.com

Gambar 4 4 : Vibrator Beton - Gerinda

(32)

- Cangkul

- Gerobak dorong/artco - Gergaji

- Palu

2) Bahan yang diperlukan: - Papan mal

- Kawan/bendrat - Tulangan D16 - Tulangan 8

- Beton ready mix K-300 - Cerucuk

- Benang - Paku - Beton tahu

4.2.2 Tenaga kerja

(33)

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Gambar 4.5 :

Pengelasan Sambungan Mini Pile

2. Poer pondasi

1) Menggali tanah dengan menggunakan cangkul di area minipile yang tertancap.

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Gambar 4.6 : Penggalian Tanah

(34)

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Gambar 4.7 : Pembobokan Mini Pile

3) Memasang bekisting poer pondasi ke dalam galian.

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Gambar 4.8 :

Pemasangan Bekisting Poer Pondasi

4) Mengakukan bekisting poer pondasi dengan cerucuk.

(35)

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Gambar 4.9 :

Pengisian Pasir dan Adukan Beton

6) Memasukkan tulangan poer pondasi yang telah dipasangkan tahu beton ke dalam bekisting yang terdapat di dalam galian.

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Gambar 4.10 : Tulangan Pondasi

(36)

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Gambar 4.11 :

Pemasangan Tulangan Kolom Pondasi

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Gambar 4.12 : Tulangan Kolom Pondasi

(37)

9) Memadatkan adukan beton mengggukan vibrator.

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Gambar 4.13 :

(38)

4.2.4 Denah dan detail pondasi

Sumber : CV. BAHTRA JASA KONSUL

(39)

Sumber : CV. BAHTRA JASA KONSUL

Gambar 4.15 :

Detail Pondasi dan Potongan-A (P1)

Sumber : CV. BAHTRA JASA KONSUL

Gambar 4.16 :

(40)

Sumber : CV. BAHTRA JASA KONSUL

Gambar 4.17 : Potongan-C (P2)

Sumber : CV. BAHTRA JASA KONSUL

Gambar 4.18 :

(41)

Sumber : CV. BAHTRA JASA KONSUL

Gambar 4.19 :

Detail Pondasi dan Potongan-E (P5)

4.3 Pekerjaan Sloof

Sloof adalah balok beton bertulang yang dipasang secara horizontal tepat di atas pondasi. Jenis konstruksi beton bertulang pada sloof sengaja didesain khusus luas penampang dan jumlah pembesiannya, disesuaikan dengan kebutuhan beban yang akan dipikul oleh sloof tersebut nantinya. Jenis konstruksi beton bertulang ini biasanya dibuat pada bangunan rumah atau gedung, dan posisinya biasanya pada lantai 1 atau biasa menyebutnya lantai dasar. Inilah sebab nya mengapa kita jarang melihat bentuk sloof saat bangunan sudah berdiri tegak. Walau bentuk sloof tidak terlihat tapi fungsi sloof sangat dibutuhkan dalam suatu bangunan yaitu untuk memikul beban dinding, sehingga dinding tersebut berdiri pada beton yang kuat dan tidak terjadi penurunan serta pergerakan yang bisa mengakibatkan dinding bangunan menjadi retak atau pecah.

4.3.1 Alat dan bahan

1) Alat yang digunakan: - Selang

(42)

- Kakak tua - Circular saw

- Concrete mixer truck

Sumber : www.Google.com

Gambar 4.20 : Concrete Mixer Truck - Bending

- Vibrator

Sumber : www.Google.com

Gambar 4.21 : Vibrator Beton

(43)

Sumber : www.Google.com

2) Bahan yang diperlukan: - Papan mal

(44)

4.3.2 Tenaga kerja

1) Tukang kayu = 12 orang 2) Tukang besi = 7 orang

4.3.3 Metode pekerjaan

1) Membuat acuan perletakan sloof serta membuat perancah.

2) Kedudukan papan mal/bekisting terletak di atas permukaan poer pondasi yang sudah dicor.

3) Membuat perancah balok sloof dengan cara menancapkan cerucuk dan kemudian memasang gelegar menggunakan papan dan dipakukan pada cerucuk tersebut, kemudian mendatarkannya menggunakan selang yang berisi air. Penyelangan dimulai dari ujung ke ujung dan setelah level hubungkan kedua ujung tersebut dengan benang. Pemasangan gelegar selanjutnya tinggal mengikuti benang tersebut.

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Gambar 4.23:

Pembuatan Perancah Bekisting Balok Sloof

(45)

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Gambar 4.24 :

Pekerjaan Bekisting Balok Sloof

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Gambar 4.25 :

Pekerjaan Bekisting Balok Sloof

5) Arah pemasangan papan mal/bekisting sloof di lapangan di mulai dari sisi terujung ke ujung lainnya (kiri ke kanan atau kanan ke kiri).

(46)

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Gambar 4.26 :

Pemasangan Tulangan Balok Sloof

7) Memasang skor diagonal dan horizontal pada papan mall yang berfungsi untuk lebih mengakukan papan mal.

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Gambar 4.27 :

Pekerjaan Pengaku Bikisting Sloof

(47)

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Gambar 4.28 :

Pengecoran Menggunakan Concrete Pump Truck

4.3.4 Denah dan detail sloof

Sumber : CV. BAHTRA JASA KONSUL

(48)

Sumber : CV. BAHTRA JASA KONSUL

Gambar 4.30 : Detail Balok Lantai 1 (Sloof)

4.4 Pekerjaan Lantai

(49)

bangunan. Pada gedung bertingkat, lantai memisahkan ruangan-ruangan secara vertikal. Lantai dapat dikategorikan sebagai elemen struktural maupun elemen non-struktural dari suatu bangunan.

Ada dua jenis plat lantai beton bertulang; cetak di tempat (cast in site) dan pracetak (precast). Lantai beton bertulang cast in site/in situ dicetak secara lengkap pada kerangka struktur yaitu balok dan kolom sehingga membentuk konstruksi gedung. Lantai pracetak tidak memberikan tambahan kekuatan pada strukturnya. Lantai beton bertulang memerlukan perancah/acuan untuk mendukung berat beton basah dan perancah baru dapat dibongkar setelah beton mempunyai kekuatan yang cukup.

4.4.1 Alat dan bahan

1) Alat yang digunakan: - Selang

- Gunting besi - Kakak tua - Circular saw

- Concrete mixer truck

Sumber : www.Google.com

Gambar 4.31 : Concrete Mixer Truck

(50)

Sumber : www.Google.com

Gambar 4.32 : Vibrator Beton

- Concrete pump truck

Sumber : www.Google.com

Gambar 4.33 : Concrete Pump Truck - Gunting

- Sekop

- Sendok semen - Roskam - Meteran

- Scaffolding (untuk lantai 2) - Gergaji

- Palu - Staples

(51)

- Plastik meteran - Cerucuk - Paku

- Wiremesh M6 - Benang - Beton tahu

- Beton ready mix K-225

4.4.2 Tenaga kerja

1) Tukang kayu = 12 orang 2) Tukang besi = 7 orang

4.4.3 Metode Pekerjaan

1) Dilapangan pekerjaan lantai dikerjakan bermasamaan dengan pekerjaan balok sloof pada lantai dasar dan balok pada lantai 2.

2) Membuat perancah lantai yang terdiri dari gelegar dan cerucuk pada lantai dasar dan dibantu menggunakan scaffolding pada lantai 2, tinggi gelegar sejajar dengan acuan dari balok sloof.

3) Menyusun papan di atas gelegar sebagai bekisting dari lantai.

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Gambar 4.34 :

(52)

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Gambar 4.35 : Pemasangan Bekisting Lantai 2

4) Memasang plastik meteran menggunakan staples di atas bekisting lantai dan meletakkan wiremesh yang telah dipasangkan beton tahu di atas plastik yang terletak pada bekisting lantai.

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Gambar 4.36 :

(53)

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Gambar 4.37 :

Pemasangan Wiremesh M6 dan Pelastik Lantai Dasar

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Gambar 4.38 :

(54)

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Gambar 4.39 :

Pemasangan Wiremesh M6 dan Plastik Lantai 2

5) Mengecor lantai, pengecoran lantai dilakukan bersamaan dengan dengan pengecoran pada balok sloof maupun balok lantai 2.

6) Pada pengisian adukan beton pada lantai, adukan terlebih dahulu diisikan pada balok sloof maupun balok lantai 2 kemudian baru disusul dengan pengisian pasta semen pada lantai.

Sumber : Dokumentasi Pribadi

(55)

Pengecoran Balok Sloof Dan Lantai Dasar

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Gambar 4.41 :

Pengecoran Balok Sloof Dan Lantai Dasar

Sumber : Dokumentasi Pribadi

(56)

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Gambar 4.43 : Pengecoran Lantai 2 dan Balok

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Gambar 4.44 :

(57)

4.4.4 Denah dan potongan plat lantai

Sumber : CV. BAHTRA JASA KONSUL

Gambar 4.45 :

(58)

Sumber : CV. BAHTRA JASA KONSUL

Gambar 4.46 :

Denah Penulangan Plat Lantai 2

Sumber : CV. BAHTRA JASA KONSUL

(59)

4.5 Pekerjaan Kolom

Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul beban dari balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang peranan penting dari suatu bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan runtuhnya (collapse) lantai yang bersangkutan dan juga runtuh total (total collapse) seluruh struktur.

SK SNI T-15-1991-03 mendefinisikan kolom adalah komponen struktur bangunan yang tugas utamanya menyangga beban aksial tekan vertikal dengan bagian tinggi yang tidak ditopang paling tidak tiga kali dimensi lateral terkecil.

Fungsi kolom adalah sebagai penerus beban seluruh bangunan ke pondasi. Kolom termasuk struktur utama untuk meneruskan berat bangunan dan beban lain seperti beban hidup (manusia dan barang-barang), serta beban hembusan angina.

Untuk kolom pada bangunan sederhana bentuk kolom ada dua jenis yaitu kolom utama dan kolom praktis.

1) Kolom Utama. Yang dimaksud dengan kolom utama adalah kolom yang fungsi utamanya menyanggah beban utama yang berada diatasnya. Untuk rumah tinggal disarankan jarak kolom utama adalah 3.5 m, agar dimensi balok untuk menompang lantai tidak tidak begitu besar, dan apabila jarak antara kolom dibuat lebih dari 3.5 meter, maka struktur bangunan harus dihitung. Sedangkan dimensi kolom utama untuk bangunan rumah tinggal lantai 2 biasanya dipakai ukuran 20/20, dengan tulangan pokok d 8-12mm, dan begel d 8-10cm ( 8 d 12 maksudnya jumlah besi beton diameter 12mm 8 buah, 8 – 10 cm maksudnya begel diameter 8 dengan jarak 10 cm).

2) Kolom Praktis. Adalah kolom yang berfungsi membantu kolom utama dan juga sebagai pengikat dinding agar dinding stabil, jarak kolom maksimum 3,5 meter, atau pada pertemuan pasangan bata, (sudut-sudut). Dimensi kolom praktis 15/15 dengan tulangan beton 4 d 10 begel d 8-20.

4.5.1 Alat dan bahan

1) Alat yang digunakan: - Selang

(60)

- Circular saw

- Concrete mixer truck

Sumber : www.Google.com

Gambar 4.48 : Concrete Mixer Truck

- Bending - Vibrator

Sumber : www.Google.com

Gambar 4.49 : Vibrator Beton

(61)

Sumber : www.Google.com

2) Bahan yang diperlukan: - Papan

- Beton ready mix K-225

4.5.2 Tenaga kerja

(62)

2) Tukang besi = 7 orang

4.5.3 Metode pekerjaan

1) Merakit tulangan yaitu tulangan pokok dan begel pada ujung tulangan kolom pondasi.

2) Dirikan dan satukan tulangan kolom yang telah dirakit dengan ujung tulangan kolom pondasi (yang muncul dipermukaan lantai) menggunakan kawat/bendrat dan kemudian memasang beton tahu pada tulangan kolom.

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Gambar 4.51 : Perakitan Tulangan Kolom

(63)

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Gambar 4.52 : Pemasangan Bekisting Kolom

4) Meluruskan papan mall yang telah terpasang dengan unting-unting lalu mengakukannya dengan cerucuk.

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Gambar 4.53 :

(64)

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Gambar 4.54 :

Gambar 4.54 : Pengakuan Kolom Menggunakan Cerucuk

5) Mengecor kolom.

Sumber : Dokumentasi Pribadi

(65)

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Gambar 4.56 : Pengecoran Kolom

4.5.4 Denah dan detail pondasi

Sumber : CV. BAHTRA JASA KONSUL

(66)

Sumber : CV. BAHTRA JASA KONSUL

Gambar 4.58 : Denah Titik Kolom Lantai 2

Sumber : CV. BAHTRA JASA KONSUL

Gambar 4.59 : Detail Kolom

4.6 Pekerjaan Balok

(67)

Fungsinya adalah sebagai rangka penguat horizontal bangunan akan beban-beban.

4.6.1 Alat dan bahan

1) Alat yang digunakan: - Selang

- Gunting besi - Kakak tua - Circular saw

- Concrete mixer truck

Sumber : www.Google.com

Gambar 4.60 : Concrete Mixer Truck - Bending

- Vibrator

Sumber : www.Google.com

Gambar 4.61 : Gambar 4.61 : Vibrator Beton

(68)

Sumber : www.Google.com

2) Bahan yang diperlukan: - Papan mal

(69)

4.6.2 Tenaga kerja

1) Tukang kayu = 12 orang 2) Tukang besi = 7 orang

4.6.3 Metode pekerjaan

1) Membuat acuan perletakan balok serta membuat perancah diatas lantai 1 yang telah dicor.

2) Kedudukan papan mal/bekisting terletak di atas permukaan kolom yang sudah dicor.

3) Memasang gelegar menggunakan papan dan dipakukan pada cerucuk tersebut, kemudian mendatarkannya menggunakan selang yang berisi air. Penyelangan dimulai dari ujung ke ujung dan setelah level hubungkan kedua ujung tersebut dengan benang. Untuk pemasangan gelegar selanjutnya tinggal mengikuti benang tersebut.

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Gambar 4.63 : Pengerjaan Perancah Balok

4) Papan mal yang berfungsi sebagai alas diletakkan di atas gelegar kemudian disusul dengan pemasangan papan mal di sisi kiri dan kanan alas sehingga berbentuk balok, sisi papan mall yang terlapis oleh pelastik diletakkan di bagian dalam balok.

(70)

6) Kemudian meletakkan tulangan balok yang telah dirakit dan telah dipasangkan beton tahu ke dalam bekisting/acuan.

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Gambar 4.64 : Pengerjaan Tulangan Balok

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Gambar 4.65 : Tulangan Balok

(71)

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Gambar 4.66 : Mengakukan Bekisting Balok

8) Mengecor balok.

9) Dilapangan proses pengecoran balok dilakukan bersamaan dengan pengecoran lantai 2.

4.6.4 Denah dan detail balok

Sumber : CV. BAHTRA JASA KONSUL

(72)

Denah Balok Lantai 2

Sumber : CV. BAHTRA JASA KONSUL

Gambar 4.68 :

Denah Balok Dak dan Balok Lipslank

Sumber : CV. BAHTRA JASA KONSUL

(73)

Denah Balok Dak

Sumber : CV. BAHTRA JASA KONSUL

(74)

4.7 Pekerjaan Tangga

Tangga adalah sebuah konstruksi yang dirancang untuk menghubungi dua tingkat vertikal yang memiliki jarak satu sama lain. Fungsi tangga sebagai jalan untuk naik dan turun antara lantai tingkat.

Bagian- bagian dari struktur tangga : 1. Pondasi tangga

2. Ibu tangga 3. Anak tangga 4. Pagar tangga 5. Penggunaan tangga 6. Bordes

4.7.1 Alat dan bahan

1) Alat yang digunakan: - Selang

- Gunting besi - Kakak tua - Circular saw

- Concrete mixer truck

Sumber : www.Google.com

(75)

Sumber : www.Google.com

Gambar 4.72 : Vibrator Beton - Bending

- Concrete pump truck

Sumber : www.Google.com

Gambar 4.73 : Concrete Pump Truck

- Gunting - Cangkul - Gunting - Sekop

- Sendok semen - Roskam - Meteran - Gergaji - Palu - Staples

(76)

- Papan mal

- Beton ready mix K-225

4.7.2 Tenaga kerja

1) Tukang kayu = 12 orang 2) Tukang besi = 7 orang

4.7.3 Metode pekerjaan

1) Menggambar pola pada papan mal (dua buah) yang berguna untuk perletakan papan OP (OPTRIDE)

Sumber : Sket Pribadi

Pola gambar

(77)

Gambar 4.74 : Pola Tangga Tampak Samping

2) Memasang perancah tangga yang berupa gelegar dan patok untuk tempat perletakkan papan mal.

3) Memasang papan mal yang berguna sebagai alas di atas gelegar

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Gambar 4.75 : Pembuatan Bekisting Tangga

Sumber : Dokumentasi Pribadi

(78)

4) Meletakkan papan mal yang terdapat pola di setiap sisi kiri dan kanan alas bekisting kemudian kakukan dengan papan pengaku.

5) Bekisting tangga sudah terpasang kemudian memasang tulangan di atas papan mal yang berfungsi sebagai alas.

6) Memasang papan OP mengikuti pola gambar yang ada pada papan mal lalu kakukan kemudian memasang wiremesh.

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Gambar 4.77 :

Pemasangan Papan OP Dan Wiremesh

(79)

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Gambar 4.78 : Pengecoran Tangga

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Gambar 4.79 : Pengecoran Tangga

(80)

4.7.4 Potongan dan detail tangga

Sumber : CV. BAHTRA JASA KONSUL

Gambar 4.80 : Detail Tangga (LT.1 . LT.2)

Sumber : CV. BAHTRA JASA KONSUL

(81)

Sumber : CV. BAHTRA JASA KONSUL

Gambar 4.82 :

Detail Balok LT. 1 dan Titik Kolom Bordes

Sumber : CV. BAHTRA JASA KONSUL

(82)

Sumber : CV. BAHTRA JASA KONSUL

Gambar 4.84 : Potongan-B

Sumber : CV. BAHTRA JASA KONSUL

(83)

Sumber : CV. BAHTRA JASA KONSUL

Gambar 4.86 : Detail Y dan Detail Z

4.8 Pekerjaan Ring Balok

Ring balok atau balok ring ini adalah struktur yang letak nya ada di bagian atas dinding dan menjadi tumpuan dari rangka atap. Letak dari ring balok itu adalah 3 m - 3.5 m untuk orang indonesia dan 3,5 m - 4,5 meter untuk orang luar negeri . Ring balok ini adalah penopang tekanan utama dari rangka atap dan menyalurkan tekanan nya ke struktur lain yang ada di bawah nya.

Fungsi dari ring balok adalah sebagai pengikat kolom-kolom agar apabila terjadi pergerakan kolom-kolom tersebut tetap bersatu padu mempertahankan bentuk dan posisinya semula. Ring balok dibuat dari bahan yang sama dengan kolomnya.

4.8.1 Alat dan bahan

1) Alat yang digunakan: - Selang

- Gunting besi - Kakak tua - Circular saw

(84)

Sumber : www.Google.com

Gambar 4.87 : Concrete Mixer Truck - Bending

- Vibrator

Sumber : www.Google.com

Gambar 4.88 : Vibrator Beton

- Concrete pump truck

Sumber : www.Google.com

Gambar 4.89 : Concrete Pump Truck

(85)

- Cangkul

2) Bahan yang diperlukan: - Papan mal

- Beton ready mix K-225

4.8.2 Tenaga kerja

1) Tukang kayu = 12 orang 2) Tukang besi = 7 orang

4.8.3 Metode pekerjaan

1) Membuat acuan perletakan balok serta membuat perancah diatas lantai 2 yang telah dicor.

2) Kedudukan papan mal/bekisting terletak di atas permukaan kolom yang sudah dicor.

(86)

kedua ujung tersebut dengan benang. Untuk pemasangan gelegar selanjutnya tinggal mengikuti benang tersebut.

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Gambar 4.90 :

Pemasangan Perancah Ring Balok

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Gambar 4.91 :

(87)

4) Papan mal yang berfungsi sebagai alas diletakkan di atas gelegar kemudian disusul dengan pemasangan papan mal di sisi kiri dan kanan alas sehingga berbentuk balok kakukan menggunakan papan pengaku, sisi papan mall

yang terlapis oleh pelastik diletakkan di bagian dalam balok, kemudian meletakkan tulangan balok yang telah dirakit dan telah dipasangkan beton tahu ke dalam bekisting/acuan.

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Gambar 4.92 :

Bekisting Ring Balok Dan Tulangan Ring Balok

5) Arah pemasangan papan mal/bekisting sloof di lapangan di mulai dari sisi terujung ke ujung lainnya (kiri ke kanan atau kanan ke kiri).

(88)

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Gambar 4.93 : Pemasangan Skor Diagonal

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Gambar 4.94 :

(89)

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Gambar 4.95 :

Tulangan Ring Balok dan Pemasangan Wiremesh W6 Atap Dak

7) Mengecor ring balok.

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Gambar 4.96 :

(90)

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Gambar 4.97 : Pengecoran Ring Balok

4.8.4 Denah dan detail ring balok

Sumber : CV. BAHTRA JASA KONSUL

(91)

Sumber : CV. BAHTRA JASA KONSUL

Gambar 4.99 : Detail Ring Balok

4.9 Pekerjaan Dinding

Dinding merupakan salah satu elemen bangunan yang membatasi satu ruangan dengan ruangan lainya.

Adapula pengertian dari banyak orang dinding adalah suatu struktur padat yang membatasi dan kadang melindungi suatu area. Umumnya, dinding membatasi suatu bangunan dan menyokong struktur lainya, membatasi suatu ruang dalam bangunan menjadi ruangan-ruangan, melindungi atau membatasi suatu ruang terbuka.

4.9.1 Alat dan bahan

1) Alat yang digunakan: - Selang

(92)

- Batako - Kawat - Tulangan 8

- Benang

- Adukan semen K-100 (tanpa batu)

4.9.2 Tenaga kerja

1) Tukang batako = 18 orang 2) Tukang besi = 2 orang

4.9.3 Metode pekerjaan

1) Merangkai tulangan kolom praktis.

2) Memasang batako pada area yang akan diberi dinding dengan adukan semen sebagai perekat.

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Gambar 4.100 : Pemasangan Susunan Batako

3) Pemasangan batako dalam 1 hari hanya boleh setinggi 1 meter.

(93)

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Gambar 4.101 : Pemasangan Kolom Praktis

5) Memasang papan mal kolom praktis kemudian mengisinya dengan adukan beton setinggi pemasangan batako.

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Gambar 4.102 :

Pemasangan Papan Mal Kolom Praktis

(94)

Sumber : Dokumentasi Pribadi

(95)

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian dan hasil pengamatan penulis dalam melaksanakan kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) pada Proyek pembanguann gedung belajar revitaliasasi banguan LPMP ( lembaga peningkatan mutu pendidikan ). Penulis mencoba menyimpulkan beberapa hal yang dianggap perlu sekaligus mencoba memberikan masukan berupa saran-saran untuk perbaikan, yaitu.:

1. Adanya koordinasi yang baik antar tukang, kepala tukang, mandor dan

pengawas lapangan yang sangat mambantu kelancaran dan menangani suatu pekerjaan dilapangan.

2. Dalam pelaksanaan proyek ini, tidak melaksanakan K3 yang sesuai di dalam kontrak.

3. Pengecekan material yang datang harus selalu diperhatikan karena pengadaan alat dan bahan yang sesuai dengan kebutuhan, perhitungan dan rencana sangat mendukung di dalam kelancaran pelaksanaan pekerjaan pada proyek yang sedang berjalan.

4. Tidak efesien dalam pengaturan tenaga kerja. Karena tidak adanya absensi tenaga kerja setiap paginya.

5. Penerapan suatu proses pelaksanaan pekerjaan dilapangan sedikit berbeda dengan ilmu yang kita pelajarai di perkuliahan dimana pada saat dilapangan bayank hal yang menyimpang tanpa merugikan bangunan itu sendiri.

6. Gambar proyek tersedia dengan lengkap sesuai kontrak.

7. Dalam pelaksanaan proyek ini terjadi kesalahan pemasangan bekesting, sehingga terjadi kebocoran pada bekesting.

Gambar

Gambar 1.1 :
Gambar 1.2 :
Gambar 4.31 :
Gambar 4.35 :
+7

Referensi

Dokumen terkait

-­‐ Mengetahui perbandingan berat volume balok persegi beton bertulang dengan lubang hollow core pada tengah penampang balok terhadap balok normal.. -­‐ Mengetahui

Sistem struktur lantai bangunan untuk menggunakan plat lantai balok satu/dua arah dengan konstruksi beton bertulang, dimana ruang antara plat lantai dan plat pondasi digunakan

Adakalanya  kita  temukan  keretakan  pada  konstruksi  beton bertulang  yang  sebenarnya  sudah  diantisipasi  dari  awal, sudah  bekerja  sebaik  mungkin  dari 

PERENCANAAN ULANG STRUKTUR KOMBINASI PORTAL KAKU BETON BERTULANG DENGAN KONSTRUKSI ATAP DARI PORTAL BAJA KOMPOSIT.. (STUDI KASUS PADA PROYEK

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh beban fatik terhadap kapasitas lentur balok beton bertulang dan mengetahui efek perkuatan menggunakan GFRP

Struktur gedung beton bertulang yang elemen strukturnya terdiri atas kolom, balok dan pelat (Gambar 1) dapat dianalisis strukturnya dengan menggunakan gabungan

040S PENGARUH PENGGUNAAN WIRE ROPE SEBAGAI PERKUATAN LENTUR TERHADAP KEKUATAN DAN DAKTILITAS BALOK BETON BERTULANG. TAMPANG T

DiskripsiSingkat MK Materiyangdibahasdalamperkuliahaninimeliputi:analisis dan desain dari elemen-elemen struktur beton bertulang berupa plat 2 arah, kolom, join, fondasi dan