• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PELAKSANAAN PEKERJAAN SLOOF PADA PROYEK PEMBANGUNAN MASE KEJAKSAAN KOTA PAGAR ALAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TINJAUAN PELAKSANAAN PEKERJAAN SLOOF PADA PROYEK PEMBANGUNAN MASE KEJAKSAAN KOTA PAGAR ALAM"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN PELAKSANAAN PEKERJAAN SLOOF PADA PROYEK PEMBANGUNAN MASE KEJAKSAAN

KOTA PAGAR ALAM

LAPORAN KERJA PERAKTIK

Dibuat Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menyusun Skripsi Pada Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik

Universitas Bina Darma

Disusun Oleh :

ALAN KURNIAWAN 171710047

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BINA DARMA

PALEMBANG

2020/2021

(2)

ii

PADA PROYEK PEMBANGUNAN MASE KEJAKSAAN KOTA PAGAR ALAM

Disusun Oleh : ALAN KURNIAWAN

171710047

LAPORAN KERJA PERAKTIK

Dibuat Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menyusun Skripsi Pada Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik

Universitas Bina Darma

Pembimbing Lapangan Pembimbing Universitas

Haidil Fitriansyah, ST. IR. H. ACHMAD SYARIFUDDIN, M.SC.

NIP. 197908212011011004

Ketua Program Studi Teknik Sipil Universitas Bina Darma

DR. FIRDAUS, ST., MT.

(3)

iii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Alhamdulilah Puji Syukur Saya Panjatkan Kepada Allah SWT Yang Telah Memberikan Karunia-Nya Sehingga Saya Dapat Menyelesaiakan Kerja Perktik Dan Laporan Kerja Praktik Ini Dengan Baik Dan Lancar.

Penulisan Laporan Kerja Praktik Ini Merupakan Salah Satu Syarat Dalam Pengambilan Skripsi Pada Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil Di Universitas Bina Darma Dan Sebagai Pertanggung Jawaban Atas Apa Yang Telah Penulis Dapatkan Selama Kerja Praktik. Adapun Judul Laporan Kerja Praktik Ialah

“TINJAUAN PELAKSANAAN PEKERJAAN SLOOF PADA PROYEK PEMBANGUNAN MASE KEJAKSAAN KOTA PAGAR ALAM”

Pada Kesempatan Ini Pula Saya Tidak Lupa Mengucapkan Terimahkasih Kepada Semua Yang Telah Banyak Membantu Baik Berupa Saran, Petunjuk Serta Bimbingan Sehingga Laporan Kerja Perakrik Ini Selesai Pada Waktunya, Khususnya Kepada Yang Terhormat:

1. Dr. Sunda Ariana, M.PD., M.M Selaku Rector Universitas Bina Darma Palaembang.

2. Dr. Firdaus, S.T., M.T. Selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Bina Darma Palembang.

3. Dr. Firdaus, S.T., M.T. Selaku Ketua Program Studi Teknik Sipil

Universitas Bina Darma Palembang.

(4)

iv Kerja Praktik Dengan Baik.

5. Haidil Fitriansyah, S.T Selaku Pelaksana Dan Pembimbing Lapangan Yang Dengan Baik Telah Membimbing Saya Selama Melaksasnakan Kerja Praktik Ini.

Dalam Penulisan Laporan Kerja Peraktik Ini Dengan Segala Kerendahan Hati, Saya Mengharapkan Saran Dan Keritik Dari Semua Pihak Yang Sifatnya Membangun Dan Membimbing Dari Penyempurnaan Laporan Kerja Praktik Dimasa Yang Akan Dating.

Wassalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh

Palembang, November 2020

Alan Kurniawan

(5)

v DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

KATA PENAGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... vii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Maksud Dan Manfaat ... 2

1.3 Pembahasan Masalah ... 2

1.4 Metode Pengumpulan Data ... 2

1.5 Sistematika Penulisan ... 2

BAB II DATA UMUM PROYEK 2.1 Data Proyek ... 4

2.1.1 Data Umum Proyek ... 4

2.2 Lokasi Pekerjaan Pratikum ... 5

2.3 Struktur Organisasi Proyek ... 5

2.3.1 Lingkup Struktur Organisasi ... 6

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Pengertian Sloof ... 17

3.1.1 Fungsi Sloof Pada Bangunan ... 18

3.2 Fungsi Beton ... 18

3.3 Fungsi Pondasi ... 22

BAB IV LAPORAN KEGIATAN KERJA PRATIKUM 4.1 Pelaksanaan Pekerjaan Sloof Bawah ... 26

4.1.1 Pekerjaan Pembesian Sloof ... 26

4.1.2 Pekerjaan Pemasangan Mall Sloof ... 27

(6)

vi

4.3.1 Pemasangan Besi Tiang Sloof Atas ... 29

4.3.2 Pekerjaan Pemasangan Papan Mall Untuk Tiang ... 30

4.4 Penegcoran Tiang ... 31

4.5 Pembongkaran Papan Mall Tiang ... 32

4.6 Pemasangan Papan Mall Untuk Sloof Atas ... 33

4.7 Pemasangan Besi Sloof Atas ... 34

4.8 Papan Nama Proyek ... 34

4.9 Gambar Gedung Mase Kejaksaan Kota Pagar Alam ... 35

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 36

5.2 Saran ... 36

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(7)

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Peta Gps Lokasi Proyek ... 5

Gambar 2.2 Struktur Organisasi ... 6

Gambar 3.1 Sloof ... 18

Gambar 3.2 Pondasi Menerus ... 23

Gambar 4.1 Pembuatan Pembesian Sloof ... 26

Gambar 4.2 Pemasangan Mall Sloof ... 27

Gambar 4.3 Pembongkaran Mall Sloof ... 28

Gambar 4.4 Penimbunan ... 28

Gambar 4.5 Pemasangan Tiang ... 29

Gambar 4.6 Pemasangan Papan Mall Untuk Tiang ... 30

Gambar 4.7 Pengecoran Tiang ... 32

Gambar 4.8 Selesai Pengecoran ... 32

Gambar 4.9 Pemasangan Papan Mall Untuk Sloof Atas ... 33

Gambar 4.10 Pemasangan Pembesian Untuk Sloof Atas ... 34

Gambar 4.11 Papan Proyek ... 34

Gambar 4.12 Gedung Mase Kejaksaan Kota Pagar Alam ... 35

(8)

1 1.1 Latar Belakang

Kesesuaian ilmu pengetahuan dalam bentuk teori maupun praktik sangat diperlukan. Hingga saat ini masih terdapat kesenjangan antara dunia kerja dan dunia pendidikan. Hal ini dikarenakan adanya beberapa perbedaan antara ilmu yang diperoleh mahasiswa di bangku pendidikan dengan realita di dunia kerja. Untuk mengantisipasi hal ini, maka mahasiswa diwajibkan melaksanakan kerja praktik.

Kegiatan kerja praktik ini diharapkan mampu membimbing mahasiswa agar mendapat pelajaran dan ilmu dalam kerja praktik yang dilakukan di Dinas Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang Kota Pagar Alam yang berjudul Pembangunan Mase Kejaksaan Kota Pagar Alam.

Dunia kerja pada masa sekarang ini memerlukan tenaga kerja yang terampil dibidangnya. Kerja praktik adalah salah satu usaha untuk membandingkan ilmu yang didapat di bangku kuliah dengan yang ada dilapangan. Kerja praktik ini merupakan langkah awal untuk memasuki dunia kerja yang sebenarnya. Dengan bimbingan dari staf pengajar dan bimbingan dari pekerja-pekerja dilapangan yang berpengalaman mahasiswa dapat menambah pengetahuan langsung berkerja dilapangan dengan mengadakan studi pengamatan dan pengumpulan data.

Kerja praktik ini meliputi survey langsung kelapangan, wawancara

langsung dengan pelaksana proyek atau pengawas dilapangan serta pihak-pihak

yang terkait dalam proyek pembangunan serta mengumpulkan data-data teknis dan

non-teknis yang akhirnya direalisasikan dalam bentuk laporan, sehingga dapat

memperluas wawasan berfikir mahasiswa untuk dapat mampu menganalisa dan

memecahkan masalah yang timbul dilapangan serta berguna dalam mewujudkan

pola kerja yang akan dihadapi nantinya.

(9)

2

1.2 Maksud Dan Manfaat

Pelaksanaan kerja praktik bermaksud agar mahasisawa bisa melihat dan membandingkan antara teori yang diperoleh pada kegiatan perkulihan dengan kebutuhan praktis dilapangan sehingga dapat mengembangkan kreativitas dan pola fikir dilapangan untuk mengaplikasikan pengetahuan teoritisnya dan dapat memberikan solusi cerdas atas permasalahan yang ada tujuan dari kegiatan praktik ini adalah bentuk:

1. Mengetahui ruang lingkup pekerjaan yang sedang dilaksanakan.

2. Mengetahui secara teknik plaksanaan di lapangan.

3. Mengetahui pihak-pihak yang terlibat pada peroyek tersebut.

1.3 Pembahasan Masalah

Sehubungan dengan keterbatasan waktu, pengetahuan dan kemapuan maka penulis membatasi masalah yang akan dibahas yaiatu hanya pada pelaksanaan perkerjaan sloof saja. Dalam pelaksanaan pekerjaan sloof harus mengamati dengan teliti kondisi yang ada di lapangan. Maka dari itu dibutuhkan teknis-teknis dalam pelaksanaannya. Sedangkan permasalahan lainnya hanya dibahas secara garis besarnya saja.

1.4 Metode Pengumpulan Data

Data-data yang diperlukan untuk menyusun laporan ini melakukan tujuan langsung kelapangan dan data yang di perlukan dari gambar rencana serta peroyek.

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika laporan pelaksanaan peraktek kerja lapangan ini terdiri dari bab-bab terbagi menjadi beberapa bab yang penguraiannya sebagai berikut:

 Bab I Pendahuluan

Bab ini terdiri dari latar belakang, maksud dan tujuan, batasan-batasan,

masalah, metode pengumpulan data, dan sistematika penulisan .

(10)

 Bab II Umum Proyek

Bab ini terdiri dari data umum proyek, data teknis proyek, lingkup pekerjaan, dan struktur organisasi dan uraian tugas.

 Bab III Tinjauan Pustaka

Bab ini menjelaskan uraian singkat tentang sloof, pengertian dan fungsi sloof, matrial dan jenis-jenis sloof

 Bab IV Pelaksanaan Kerja Praktik Lapangan

Bab ini membahas mengenai bahan dan peralatan yang digunakan untuk serta metode pelaksanaan pembuatan sloof pada banguanan mase kejaksaan kota pagaralam.

 Bab V Penutup

Bab ini merupakan penutup dari semua pembahasan yang berisi kesimpulan

dan saran dari laporan yang sudah di buat penulis.

(11)

4 BAB II

DATA UMUM PROYEK

2.1 Data Proyek

Data umum proyek merupakan seluruh informasi tentang proyek yang berisi mengenai gambaran perencanaan dari sebuah proyek konstruksi. Pada bagian ini terdapat data-data proyek yang sangat penting dalam suatu bangunan konstruksi, berikut data-data umum proyek pada pembangunan mase kejaksaan kota pagaralam.

2.1.1 Data Umum Proyek

Data umum proyek yang kami dapatkan adalah sebagai berikut:

NAMA KEGIATAN : PEMBANGUNAN I UNIT RUMAH

DINAS DAN ASRAMA KEJAKSAAN NEGERI KOTA PAGARALAM

LOKASI KEGIATAN : KOTA PAGAR ALAM

SATUAN KONTRAK : DINAS PEKERJAAN UMUM DAN

PENATAAN RUANG KOTA PAGAR ALAM

NO KONTRAK : 630/01/SP/CK/DPUPR/2020

SUMBER DANA : APBD KOTA PAGAR ALAM TA.2020

NILAI KONTRAK : RP. 2.989.189.000

MASA PELAKSANAAN : 170 ( SERATUS TUJUH ) HARI

KALENDER)

TANGGAL KONTRAK : 29 JUNI 2020

PELAKSANA : CV. ZIKHA ANUGRAH

SUMBER DANA : APBD KOTA PAGAR ALAM TAHUN

2020

JENIS KONTRAK : HARGA SATUAN-HARGA TUNGGAL

(12)

2.2 lokasi pekerjaan pratikum

Praktik kerja lapangan ini dilaksanakan di kota pagaralam, beralamat di pagar alam selatan (terminal) depan kantor KUA, kota pagaralam.

AKSES KE LOKASI SITE OFFICE

Gambar 2.1 peta GPS lokasi peroyek (sumber CV. ZIKHA ANUGRAH)

2.3 struktur organisasi proyek

Di dalam palaksanaan proyek, struktur organisasi proyek perlu dibentuk

dengan tujuan agar plaksanaan pekerjaan menjadi terarah dan membentuk

hubungan atau ikatan berbagai pihak yang terlibat dalam proyek untuk mencapai

tujuan yang sama ( berkaitan dengan biaya yang tersedia, mutu ruang harus dicapai,

waktu yang telah ditetpkan) secara umum, plaksanaan proyek dibagi dalam bagian

besar, yaitu owner, konsultan dan kontraktor. Pihak-pihak yang terlibat dapat dilihat

pada struktur organisasi.

(13)

6

STRUKTUR ORGANISASI

Gambar 2.2 struktur organisasi (sumber CV. ZIKHA ANUGRAH)

2.3.1 Lingkup struktur organisasi

Adapun tugas kewajiban dari unsur-unsur plaksana proyek dilapangan yaitu, berupa pemilik proyek, perencana, dan pelaksana proyek adalah sebagai berikut:

1. Pemilik proyek

Pemilik proyek (bouwheer/owner) adalah pihak yang memiliki gagasan untuk bangunan, baik secara perorangan (individu) atau badan hukum seperti wakil dari suatu perusahaan atau organisasi swasta maupun wakil suatu dinas. Tugas dan tanggung jawab proyek adalah sebagai berikut:

Menunjuk penyedia jasa (konsultan dan kontraktor)

a. Meminta laporan secara periodic mengenai pelaksanaan pekerjaan yang telah dilakukan penyedia jasa;

DIREKTUR MARWA, ST

TEAM LEADER MUHTAHZILI ,ST

AHLI ARSITEK LEONARDI GUNAWAN ,ST

PENGAWAS LAPANGAN

AMRILLAH,ST TOUFIK,ST HENDRIATO,ST

AHLI STRUKTUR BUDI SANTOSO,ST

OPRATOR KOMPUTER PUTRI PRATIWI, A.Md

ADMINISTRASI LASMIATI, SE

OFFICE BOY SIPTO HERMANTO

(14)

b. Memberikan fasilitas baik berupa sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh pihak penyedia jasa untuk kelancaran pekerjaan;

c. Menyediakan lahan untuk tempat pelaksanaan pekerjaan;

d. Menyediakan dana dan kemudian membayar kepada pihak penyedia jasa sejumlah biaya yang diperlukan untuk mewujudkan sebuah bangunan;

e. Ikut mengawasi jalannya pelaksanaan pekerjaan yang direncanakan dengan cara menempatkan atau menunjuk suatu badan atau orang untuk bertindak atas nama pemilik;

f. Mengesahkan perubahan dalam pekerjaan (bila terjadi) dan;

g. Menerima dan mengeshkan pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan oleh penyedia jasa jika produknya telah sesuai dengan apa yang dikehendaki.

2. Konsultan a. Pengawas

Konsultan pengawas (dereksi/supervisar) adalah perorangan, beberapa orang, badan hukum atau intansi yang ditunjuk dan diberi kuasa penuh oleh pemilik proyek untuk mengawasi dan mengontrol plaksanaan pekerjaan di lapangan, pengawan dan pengontrolan dilakukan agar tercapai hasil kerja sesuai dengan persyaratan yang ada atau berdasarkan petunjuk-petunjuk dalam data. Adanya pengawasan dari direksi diharapkan pelaksanaan pekerjaan dapat berjalan dengan lancer dan memperoleh hasil sesuai perecanaan yang diharapkan. Dalam mengawasi pelaksanaan pekerjaan pengawas mempunyai tugas dan tanggung jawab adalah sebagi berikut:

a. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan dalam waktu yang telah ditentukan;

b. Membimbing dan mengadakan pengawasan secara periodic dalam pelaksanaan pekerjaan;

c. Melakukan perhitungan prestasi pekerjaan;

(15)

8

d. Mengkordinasikan dan mengendalikan kegiatan konstruksi serta aliran informasi antar berbagai bidang agar pelasanaan pekerjaan berjalan dengan lancar;

e. Menghindari kesalahn yang mungkin terjadi sedini mungkin serta menghindari pembengkakan biaya;

f. Mengatasi dan memecahkan persoalan yang timbul dilapangan agar dicapai hasil akhir sesuai dengan yang diharapkan dengan kualitas, kuantitas serta waktu pelaksanaan pekerjaan yang telah ditetepkan;

g. Menerima atau menolak material/peralatan yang didangkan kontraktor;

h. Menghentikan semetara apabila terjadi penyimpangan dari peraturan yang berlaku;

i. Menyusun laporan kemajuan pekerjaan (harian, mingguan, bulanan);

j. Menyiapkan dan menghitung adanya kemungkinan bertambah atau berkurangnya pekerjaaan.

Dalam melaksanakan tugasnya, pengawas bertanggung jawab kepada pemimpin proyek, pengawas berhak memberikan saran dan petunjuk kepada pelaksana (pemborong/kontraktor) jika dirasakan perlu, agar pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan peraturan yang telah disepakati bersama di dalam rencana kerja dan syarat-syarat.

b. Konsultan perencana

Konsultan perencana menjual jasa dalam bentuk design secara teknik, pekerjaan yang akan di laksanakan dalam peroyek pembangunan, pembangunan I unit rumah dinas dan asrama kejaksaan negeri kota pagaralam. Adapun tugas dan kewajibannya adalah:

a. Membuat perencanaan pekerjaan gedung masse kejaksaan kota pagaralam;

b. Mendesain perencanaan gedung masse kejaksaan kota pagaralam;

c. Memberi gambaran atau pemikiran pertama mengenai hal pekerjaan yang dilaksanakan;

d. Membuat gambaran rencana kerja beserta detailnya;

(16)

e. Menyusun anggaran biaya;

f. Membuat rencana kerja dan syarat-syarat;

g. Memberikan laporan hasil perhitungan perencanaan kepada pemimpin teknik;

h. Memberikan lapran-laporan yang berkaitan dengan perencanaan pekerjaan;

3. Kontraktor/ plaksana

Pelaksana (contractor) adalah perorangan atau badan hukum yang terpercaya untuk melaksanakan pembangunan dan memiliki usaha yang bergerak dibidang jasa kontruksi sesuai dengan keahlian dan kemampuannya serta mempunyai tenaga ahli teknik dan sarana peralatan yang cukup. Pelaksana tersebut juga sebagai rekanan yang bertugas melaksanakan pekerjaan sesuai surat petunjuk dan surat perintah kerja dari pimpinan proyek setelah dinyatakan sebagai pemenang tender.

Pertunjukan pelaksana proyek dilaksanakan melalui proses pelelangan, yang selanjutnya melaksanakan pembangunan proyek tersebut sesuai dengan kontrak yang telah disepakati. Adapun tugas dan tanggung jawab pelaksana. Adalah sebagai berikut:

a. Mempersiapkan sarana penunjang untuk kelancaran kerja;

b. Menyediahkan dan mempersiapkan perlengkapan bahan yang akan digunakan pada proyek sesuai dengan persyaratan bestek;

c. Menyediahkan tenaga kerja yang berpengalaman serta peralatan yang diperlukan pada saat pelaksanaan pekerjaan;

d. Melaksanakan seluruh pekerjaan sesuai dengan gambar bestek dan memenuhi peraturan yang tercantum dalam rencana kerja dan syarat- syarat (RKS);

e. Menyelesaikan dan menyerahkan pekerjaan tepat pada waktunya seperti yang telah ditetapkan dalam kontrak;

f. Mengadakn pemeliharaan selama proyek tersebut masih dalam

tanggung jawab pelaksana;

(17)

10

g. Dan bertanggung jawab terhadap fisik bangunan selama masa pemeliharaan.

4. Struktur organisasi kontraktor

Perancangan dan penyusunan organisasi proyek pada umumnya menggunakan pendekatan kontingensi (contingensi approach), yaitu dengan melihat situasi, kondisi yang tidak satupun struktur organisasi yang efektif dan efisien untuk segala macam situasi dan keperluan. Menurut james A.F stoner (1982) menjelaskan bahwa variable–variabelkunci yang mempengaruhi penentuan struktur organisasi adalah srategi, lingkungan tempat proyek beroprasi, teknologi yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan dan karakteristik anggota manajemen. Sedangkan untuk pihak kontaktor sebagaimana layaknya penyusunan tim proyek dari suatu perusahaan jasa kontruksinya yang bertindak sebagai kontaktor utama (main contactor), makan tim proyek akan terdiri dari:

1. Direktur

Direktur merupakan jabataan tertinngi dalam sebuah perusahaan yang bertanggung jawab mengatur perusahaan secra keseluruhan adapun tugas dan tanggung jawabanya direktus sebagai berikut:

a. Menentukan kebijakan tertinggi;

b. Memimpin perusahaan dengan menerbitkan kebijakan-kebijakan perusahaan;

c. Memilih, menetapkan, mengawasi, tugas dari karyawan dan kepala bagian (manajer)

d. Menyetujui anggaran tahunan perusahaan;

e. Bertanggung jawab dalam memimpin dan membina perusahaan secara efektif dan efisien;

f. Mewakili perusahaan, mengadakan perjanjian-perjanjian, merencanakan dan mengawasi pelaksanaan tugas personalia yang bekerja pada perusahaan;

g. Menyusun dan melaksakan kebijakan umum pabrik sesuai dengan

kebijakan RUPS (Rapat umum pemegang saham);

(18)

h. Mengurus dan mengelola PT untuk kepentingan PT yang sesuai dengan maksud dan tujuan PT;

i. Bertanggung jawab atas kerugian PT yang disebabkan direktur tidak menjalankan kepengurusan PT sesuai dengan maksud dan tujuan PT anggaran dasar;

2. Kepala peroyek

Adapun tugas dan tanggung jawab proyek menejer dalam pembangunan gedung mase kejaksaan kota pagar alam adalah:

a. Bertanggung jawab terhadap tercapainya tujuan proyek pembangunan gedung tersebut;

b. Mengkordinasi pekerjaan pelaksaan dilapangan agar tetap sesuai mutu pekerjaan seperti yang direncanakan;

c. Mengevaluasi metode kerja yang digunakan produksi harian, mingguan, dan bulanan secara terperinci dan konsisten;

d. Bertanggung jawab terhadap system jaminan mutu yang diterapkan;

e. Bertanggung jawab terhadap masalah dilapangan atas tugas dan wewenang yang diberikan;

f. Mengkoordinir pelaksanaan pekerjaan berdasarkan rencana mutu kontrak dan melalui revisi bila ada perubahan mutu kontrakk;

g. Mengkoordinir, memutuskan sesuai tingkat pelaksanaan penyelesaian produk yang sesuai;

h. Membina hubungan kerja yang baik dengan pihak pemberi kerja, konsultan pihak supplier dan subkontaktor sesuai dengan instansi terkait;

i. Memimpin rapat tinjauan manjemen pekerjaan;

j. Melaksanakan rapar mingguan serta rapat bulanan internal maupun

eksternal;

(19)

12

3. Kepala teknik

Tugas dan tanggung jawab kepala teknik adalah sebagai berikut:

a. Mengkodinir kegiatan team dalam melakukan survey topografi dan bathimetri serta mengumpulkan data primer.

b. Mengarahkan dan memberi petunjuk kepada surveyor topografi dan bathimetri dalam pelaksanaan kegiatan lapangan

c. Koordinasi dalam penentuan referensi yang digunakan dengan direksi pekerjaan.

d. Memeriksa data lapangan dan membantu melakukan analisis data pengukuran

e. Bertanggung jawab terhadap hasil pekerjaan topografi

4. Pelaksana sipil

Adapun tugas dan tanggung jawabnya adalah sebgai berikut:

a. Menjelaskan spesifikasi pekerjaan /soft drawing/ gamabar kepada pelaksana dan mandor serta membagi pekerjaan sesuai dengan keahlian pelaksanaan dan mandor

b. Membuat rencana dan target kerja harian, mingguan serta bulanan berdasarkan proyeksi penjualannya atau berdasarkan master schedule, termasuk langkah pelaksanaan pekerjaan lapangan untuk pelaksanaan pekerjaan lapangan untuk pelaksanaan dan mandor c. Mengontrol pekerjaan yang dilakukan oleh para pelaksana dan

mandor agar hasil pekerjaan dapat tercapai sesuai setandar yang telah ditentukan oleh perusahaan baik dalam hal kualitas dan target waktu

d. Bersama dengan pelaksana menghitung volume/ opname pekerjaan yang telah dilakukan oleh mandor yang selanjutnya akan dilaporkan kepada bagian engineering

e. Mengontrol pemakaian material agar tidak melebihi rencana awal

yang telah ditentukan dan mengevaluasi jumlah pekerja apakah

sesuai dengan produksi yang direncanakan

(20)

f. Mengawasi metode pelaksanaan pekerjaan sipil dilapangan untuk menghindarkan kesalahan pelaksanaan

5. Pelaksana ME

Adapun tugas dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut:

a. Mempelajari dokumen teknis kontrak pelaksanaan proyek sesuai bidangnya

b. Mempelajari gambar kerja (shop drawing)

c. Memeberi masukan untuk membuat rencana pelaksanaan pekerjaan d. Melakukan persiapan pelaksanaan pekerjaan

e. Mengatur pelaksanaan pekerjaan

f. Mengawasi memantau dan mengevaluasi pelaksanaan pekerjaaan sub kontraktor

g. Membuat laporan pelaksanaan pekerjaan secara berkala

6. Personalia dan keuangan

Adapun tugas dan tanggung jawabnya adalah sebgai berikut:

a. Bertanggung jawab dengan melaksanakan dan menghina urusan- urusan perencana dan analisa dibidang umum.

b. Bertanggung jawab terhadap tugas-tugas yang berhubungan dengan kepersonaliaan/kepegawaian.

c. Memelihara semua fasilitas yang dimiliki perusahaan. Menangani seluruh perjanjian-perjanjian dengan pihak lain yang berhubungan dengan office management.

7. Logistik dan peralatan

Adapun tugas dan kewajibannya adalah:

a. Menempatkan barang-barang di dalam gudang dan memastikan dalam keadaan aman

b. Mengontrol jumlah baarang yang dilapangan baik yang sudah

terpakai maupun belum terpakai

(21)

14

c. Mencatat semua barang yang keluar masuk d. Memelihara bukti-bukti kerja

e. Membuat laporan atas semua barang yang menjadi tanggung jawabnya

f. Menerima dan mengecek semua material yang masuk

8. Teknik / Juru Gambar

Adapun tugas dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut:

a. Menguasai aplikasi gambar

b. Sinkronisasi gambar dengan kondisi nyata c. Menjelaskan kepada pelaksana di lapangan

9. Quality control

Quality control merupakan suatu proses pemeriksaan dan pengujian terukur, mulai dari material (spesifikasi), pemasangan gambar (sesuai gambar) dan hasil kerja (sesuai toleransi spesifikasi teknis hasil pekerjaan) dan penilaian berdasaarkan standar RKS/spesifikasi teknis dan peraturan yang ditetapkan harus dipatuhi oleh proyek.

10. Juru Ukur

Adapun tugas dan tanggung jawab surveyor dalam proyek ini adalah:

a. Bertanggung jawab terhadap seluruh pengukuran lapangan

b. Memberikan serta bertanggung jawab atas semua data-data pengukuran dilapangan.

c. Bekerja sama dengan drafman dalam membuat gambar rencana kerja d. Mengukur lokasi sebelum dan sesudah dilaksanakan.

11. Staf Keuangan

Bagian keuangan memiliki tugas dan tanggung jawab mengenai:

a. Melakukan pencatatan transaksi kedalam media pembukuan secara

benar dan tepat waktu.

(22)

b. Menyelasaikan masalah keuangan, akuntansi dan masakah yang terkait dengan unsur-unsur umum dan sumber daya manusia proyek.

c. Secara priodik mebuat laporan-laporan yang telah ditetapkan sesuai prosedur berlaku.

d. Mencocokan buku bank dan rekening koran yang telah diterima dari bank.

e. Melakukan verifikasi seluruh dokumen bayaran.

f. Mengurus perpajakan dan asuransi.

g. Menyiapkan, mengevaluasi daan mengapdatekan rencana penerimaan dan pengeluaran proyek.

h. Menerima berkas berkas-berkas tagihan dari pihaak luar dan memeriksa dokumen dan tanda terima.

12. Staf logistic

Adapun tugas dan kewajibannya adalah sebgai berikut:

a. Menempatkan barang-barang didalam gudang dan memastikan dalam keadaan aman

b. Mengontrol jumlah barang yang ada dilapangan baik sudah terpakai maupun blum terpakai.

c. Mencatat semua barang yang keluar masuk.

d. Membuat laporan atas semua barang yang menjadi tanggung jawabnya.

e. Menerima dan mengecek semua matrial yang masuk

13. Makanik

Adpun tugas dan tanggung jawab dalam peroyek ini sebagai berikut:

a. Menerapkan system manajeman keselamatan dan kesehatan kerja dan lingkumgan (K3L).

b. Menyiapkan data perencanaan yang dibutuhkan

c. Melakukan kegiatan pembuatan system mekanikal berdasarkan hasil

rancangan

(23)

16

d. Melakukan pengawasan pelaksanaan pembuatan system mekanikal sesuai dengan jadwal waktu dan spesifikasi yang telah ditentukan e. Melakukan pengawasan pada kegiatan instalasi system mekanikal

mengacu pada manual pemasangan yang telah ditentukan f. Melakukan pengujian hasil instalasi system mekanikal

g. Melakukan pemeliharaan system mekanikal yang telah dipasang h. Membuat laporan hasil pekerjaan

14. Supir

Merupakan orang yang bertugas mengantar dan menjemput keperluan yang diperlukan dalam pelaksanaan proyek tersebut.

15. Security

Adapun tugas dan tanggung jawab security dalam pelaksanaan

pekerjaan peroyek yaitu, bertanggung jawab atas semua hal yang

bersangkutan dengan keamanan proyek serta melarang orang yang tidak

memiliki kepentingan masuk ke area proyek.

(24)

17 BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Pengertian sloof

Sloof merupakan struktur bangunan rumah tinggal yang ada di atas pondasi bangunan. Jenis dari konstruksi beton bertulang ini umumnya dibuat pada bangunan rumah tinggal atau pun gedung serta posisinya ada pada lantai 1 atau pun orang- orang yang bisa menyebutnya sebagai lantai dasar. Ini sebabnya kenapa kita sangat jarang sekali melihat bentuk sloof pada saat bangunan sudah berdiri tegak, meskipun bentuk sloof tersebut tak terlihat, akan tetapi fungsi dari sloof akan sangat dibutuhkan sekali didalam satu bangunan. Berdasarkan konstruksinya, ada beberapa macam sloof yang harus anda tahu, di antaranya sebagai berikut.

a. Konstruksi sloof beton bertulang. Untuk konstruksi sloof yang satu ini dapat dipergunakan di atas pondasi batu kali jika pondasi tersebut dimaksudkan untuk rumah tinggal ataupun gedung maupun bangunan tak bertingkat dengan perlengkapan kolom yang praktis pada jarak dinding kurang dari 3meter. Untuk ukuran lebar serta tinggi sloof beton bertulang adalah lebih dari 15/20 cm.

b. Konstruksi sloof batu bata. Rolag nantinya akan dibuat dari susunan batu bata yang telah dipasangkan dengan cara melintang serta diikatkan dengan adukan pasangan. Konstruksi rolag yang seperti ini tak memenuhi syarat untuk bagi beban.

c. Konstruksi sloof kayu. Lain halnya dengan konstruksi sloof dari kayu satu ini, yang mana berguna sekali untuk rumah bertingkat atau rumah panggung, sloof nantinya bisa dibentuk sebagai balok pengapit, yang mana bila sloof dari kayu tersebut ada di atas pondasi lajur dari batu maupun beton, maka di pilih balok tunggal.

Sloof merupakan jenis konstruksi beton bertulang yang memang sengaja di

desain khusus luas penampang dan jumlah pembesiannya yang disesuaikan dengan

kebutuhan beban yang akan dipikul oleh sloof nantinya. Untuk bisa menentukan

luas dari penampanng ini akan dibutuhkan perhitungan teknik yang tepat.

(25)

18

Sebaiknya anda menggunakan jasa konsultan untuk menghitung dan juga mendesain dimensi sloof tersebut.

3.1.1Fungsi Sloof Pada Bangunan

Sloof berfungsi untuk bisa memikul beban dinding, sehingga dinding tersebut dapat berdiri pada beton yang cukup kuat, tak terjadi penurunan dan juga pergerakan yang dapat mengakibatkan dinding rumah tinggal anda jadi retak ataupun pecah. Adapun fungsi dari penggunaan sloof pada bangunan rumah tinggal ini sebgai berikut:

1. sebagai pengikat kolom

2. meratakan gaya beban dinding pada pondasi 3. menahan gaya beban dinding

4. sebagai balok penahan gaya reaksi tanah yang telah disalurkan dari pondasi.

Gambar 3.1 sloof (sumber CV. IKHA ANUGRAH)

3.2 fungsi beton

beton merupakan suatu bahan komposit (campuran) dari beberapa material, yang bahan utamanya terdiri dari campuran antara semen, agregat halus, agregat kasar, air dana tau tanpa bahan tambah lain dengan perbandingan tertentu.

Karna beton merupakan komposit, maka kualitas beton sangat tergantung dari

kualitas masing-masing matrial pembentuk. Agar dihasilkan kuat desak beton yang

(26)

sesuai dengan rencana diperlukan mix design untuk menentukan jumlah masing- masing bahan susun yang dibutuhkan. Disamping itu, adukan beton harus diusahakan dalam kondisi yang benar-benar homogeny dengan kelecakan tertentu agar tidak terjadi segregasi. Selain perbandingan bahan susunnya, kekuatan beton ditentukan oleh padat tidaknnya campuran bahan penyusun beton tersebut. Semakin kecil rongga yang dihasilkan dalam campuran beton, maka semakin tinggi kuat desak beton yang dihasilkan.

Syarat yang terpenting dari pembuatan beton adalah:

1. beton segar harus dapat dikerjakan atau dituang

2. beton yang dikerjakan harus cukup kuat untuk menahan beban dari yang telah direncanakan.

3. Beton tersebut harus dibuat secara ekonomis.

Beton di bentuk dari caampuran bahan batuan yang diikat dengan bahan perekat semen. Bahan batuan yang digunakan untuk menyusun beton umumnya dibedakan menjadi agregat kasar (krikil/batuh pecah) dan agregat halus (pasir).

Agregat halus dan agregat kasar disebut sebagai bahan susun kasar campuran dan merupakan komponen utama beton. Umumnya penggunaaan bahan agregat dalam adukan beton mencapai jumlah lebih kurang 70%-75% dari seluruh beton. Nilai kekuatan dan daya tahan (durability) beton merupak fungsi factor, antaranya adalah nilai banding campuran dan mutu bahan susun, metode pelaksanaannya. Nilai tekan beton relative tinggi disbanding kuat tariknya, dan merupakan bahan getas, nilai kuat tariknya berkaisar antara 9%-15% dari kuat tekannya, pada penggunaan sebagai komponen sttruktural bangunan, umumnya beton diperkuat dengan 10 batang tulanagan baja sebagai bahan yang dapat bekerjasama dan mampu membantu kelemahannya, terutama pada bagian yang bekerja menahan tarik.

Agregat merupakan komponen beton yang paling berperan dalam menentukan besarnya, agregat untuk beton adalah butiran mineral keras yang bentuknya mendekati bulat dengan ukuran butiran antara 0,063mm-150mm.

agregat menurun asalnya dapat dibagi dua yaitu agregat alami yang di peroleh dari

sungai dan agregat buatan yang diperoleh dari batu pecah. Dalam hal ini, agregat

(27)

20

yang digunakan adalah agregat alami yang berupa coarse agregat (krikil). Coarse sand (pasir kasar), dan fine sand (pasir halus). Dalam campuran beton, agregat merupakan bahan penguat (strengter) dan pengisi (filler), dan menenmpati 60%- 75% dari volume total beton.

Kekuatan agregat dalam perannya di dalam beton:

a. Menghemat penggunaan semen Portland b. Menghasilkan kekuatan besar pada beton c. Mengurangi penyusutan pada pengerasan beton

d. Dengan gradasi agregat yang baik dapat tercapai beton yang padat.

Agregat Kasar

Agregat kasar (coarse aggregate) bisa juga disebut kerikil sebagai hasil desintegrasi alami dari bantuan atau berupa batuh pecah yang diperoleh dari industry pemecah batu, dengan butirannya berukuran antara 4,76 mm-150mm.

ketentuan agregat kasar antara lain:

a. Agregat kasar harus terdiri dari butiran yang keras dan tidak berpori. Agregat kasar yang butirannya pipih dapat dipakai jika jumlah butir-butir pipihnya tidak melampaui 20% berat agregat seluruhnya.

b. Agregat kasar tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% dalam berat keringnya. Bila melampaui harus di cuci.

c. Agregat kasar tidak oleh mengandung zat yang dapat merusak beton, seperti zat yang relative alkali.

d. Agregat kasar untuk beton dapat berupa kerikil alam dari batu pecah.

e. Agregat kasar harus lewat tes kekerasan dengan bejana penguji rudeloff dengan beban uji 20 ton.

f. Kadar bagian yang lemah jika diuji dengan goresan batang tembaga maksimum 5%

g. Angka kehalusan (fineness modulus) untuk coarse aggregate antara 6-7,5.

(28)

Jenis agregat kasar pada umumnya adalah:

1. Batuh pecah alami: bahan ini didapat dari cadas atau batu pecah alami yang digali

2. Kerikil alami: kerikil alami didapat dari peroses alami, yaitu dari pengikisan tepi maupun dasar sungai oleh air sungai yang mengalir.

3. Agregat kasar buatan: terutama berupa slag atau shale yang biasa digunakan untuk beton berbobot ringan.

4. Agregat untuk perlindung nuklir dan berbobot berat: agregat kasar yang diklasifikasikan disini misalnya baja pecah, barit, magnatit, dan limonit.

Agregat Halus

Agregat halus untuk beton dapat untuk beton dapat berupa pasir alam sebagai hasil disentragsi alami dari batu-batuan atau berupa pasir buatan yang dihasilkan pleh alat pemecah batu. Agregat ini berukuran 0,063 mm – 4,76 mm yang meliputi pasir kasar (Coarse sand). Dan pasir halus (fine sand). Untuk beton penahan radiasi serbuk baja halus dan serbuk besi pecah digunakan sebagai agregat halus. Menurut PBI agregat halus. Menurut PBI, agregat halus memenuhi syarat:

a. Agregat halus harus terdiri dari butiran-butiran tajam, keras dan bersifat kekal artinya tidak hancur oleh pengaruh cuaca dan temperatur, seperti terik matahari hujan, dan lain-lain.

b. Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% berat kering, apabila kadar lumpur lebih besar dari 5%, maka agregat halus harus dicuci bila ingin dipakai untuk campuran beton atau bisa juga digunakan langsung tetapi ketakutan beton berkurang 5%

c. Ageregat halus tidak booleh mengandung bahan organic (zat hidup) terlalu banyak dan harus dibuktikan dengan percobaan warna dari ABRAMS- HARDER dengn laarutan NaOH 3%

d. Angka kehalusan (fineness modulus) untuk fine sand antara 2,2-3,2.

e. Angka kehalusan (fineness modulus) untuk coarse sand antara 3,2-4,5

f. Agregat halus harus terdiri dari butiran yang beranekaragaman besarnya.

(29)

22

Agregat halus yang tidak memenuhi percobaan tersebut juga dapat dipakai asal saja kekuatan tekan adukan agregat pada umur 7 dan 28 hari tidak kurang dari 95% dari kekuatan adukan agregat yang sama, tetapi dicuci terlebih dahulu.

Agregat halus harus terdiri dari butiran yang beranekaragaman dan apabila diayak dengan ayakan susunan harus memnuhi syarat-syarat sebagai berikut:

a. Sisa diatas ayakan 4 mm minimum beratnya 2%

b. Sisa diatas ayakan 1 mm minimum beratnya 10%

c. Sisa diatas ayakan 0,025 beratnya berkisar antara 80% sampai 95%

3.3 Fungsi Pondasi

Pondasi adalah satu bagian dari konsruksi bangunan yang berfungsi untuk menempatkan bangunan dan meneruskan bangunan dan meneruskan beban yang dissalurkan dari struktur atas ke tanah dasar pondasi yang cukup kuat menahannya tanpa terjadi differential untuk memilih tipe pondasi yang memandai, perlu diperhatikan apakah pondasi itu cocok untuk berbagai keadaan dilapangan dan apakah memungkinkan untuk diselesaikan secara ekonomis sesuai dengan jadwal kerja settlement pada system strukturnya.

Hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan tipe pondasi yaitu pada umumnya kondisi tanah dasar pondasi mempunyai karakteristik yang bervariasi, berbagai parameter yang mempengaruhi karakteristik tanah antara lain pengaruh muka air tanah mengakibatkan berat volume tanah terendam air berbeda. Jenis tanah dengan karakteristik fisik dann mekanis masing-masing memberikan nilai kuat dukung tanah yang berbeda-beda. Dengan demikian pemilihan tipe pondasi yang akan digunakan harus disesuaikan dengan berbagai aspek suatu pondasi harus direncanakan dengan baik, karena jika pondasi tidak direncanakan dengan benar aka nada bagian yang akan mengalami penurunan. Ada tiga kriteria yang harus dipenuhi dalam perencanaan suatu pondasi, yakni:

1. Pondasi harus ditempatkan dengan tepat, sehingga tidak longsor.

2. Pondasi harus aman dari kelongsoran daya dukung.

3. Pondasi harus aman dari penurunan yang berlebihan.

(30)

1. Pondasi menerus (continuous footing)

Pondasi menerus biasa digunakan untuk pondasi dinding, terutama digunakan pada bangunan rumah tinggal tidak bertingkat, seluruh beban atap/beban bangunan umumnya dipikul oleh didnding dan diteruskan ke tanah melalui pondasi menerus sepanjang dinding banguanan.

Gambar 3.2 pondasi menerus (sumber: CV IKHA ANUGRAH)

2. Pondasi Telapak (Individual Footing)

Pondasi tapak adalah pondasi yang terbuat dari beton bertulang yang dibentuk papan/telapak. Pondasi ini biasanya digunakan sebagai tumpuan struktur kolom, khusus nya untuk bangunan bertingkat. Agar bisa meneruskan beban kelapisan tanah keras bawahnya dengan baik, dimensi pondasi tapak sengaja dibuat lebih besar dari pada ukuran kolom atasnya.

3.Pondasi kaki gabung (Combine Footing)

Pondasi kaki gabung yang dinilai ekonomis dan cocok untuk mendukung

kolom bangunan berbentuk persegi atau bujur sangkar. Namun jika jarak antara 2

kolom tersebut berdekatan lebih baik dengan menggabungkan kedua pondasi kaki

pada masing-masing kolom bangunan. Fonasi kaki gabung yang sering digunakan

berbentruk persegi panjang, trapesium atau bentuk strap-footing.

(31)

24

4. pondasi plat (mat footing/raff footing)

Fondasi plat digunakan untuk lapisan tanah lunak dengan daya dukung yang kecil atau dirasa beban bangunan pada kolom bangunan cukup besar, maka bila digunakan fondasi telapak terpisah untuk masing-masing kolom bangunan. Jumlah luas dari fondasi-fondasi itu lebih besar dari setengah luas bangunan, sehingga akan lebih praktis untuk menggunakan fondasi plat menyeluruh seluas bangunan.

Pondasi dalam (deep foundations) adalah pondasi yang kedalamanya lebih dari 2m dan biasa digunakan pada bangunan-bangunan bertingkat. Jenis pondasi dalam yaitu:

1. Boere pile

Pondasi bore pile adalah jenis pondasi dalam mempunyai bentuk seperti tabung memanjang yang terdiri dari caampuran beton dengan besi bertulang dengan dimensi diameter tertentu yang dipasang didalam tanah dengan menggunakan metode pengeboran dengan instalasi pemasangan besi setempat serta pengecoran beton setempat, panjang tiang bore pile harus sampai pada kedalaman dengan tingkat kekerasan daya dukung tanah yang disyaratkan.

Pemasang bore pile dimulai dengan proses dalam yang mempunyai bentuk seperti dengan dimensi vertikal menggunakan teknik pengeboran dengan mesin bore pile, bisa memakai teknik metode bor kering (dry boring) atau bisa juga menggunakan teknik pengeboran bor basah (wash boring). pelubang dilakukan sampai dengan kedalaman yang telah ditentukan sebelumnya atau sampai tanah keras yang memenuhi perhitungan daya dukung yang telah diperhitungkan sebelum yang mengikuti data sondir penyelidikan daya dukung tanah sebelum proses pelaksanaan pekerjaan bore pile dilakukan.

2. Tiang pancang / paku bumi

Pondasi tiang pancang (pile foundation) adalah bagian dari struktur yang

digunakan untuk menerima dan mentrasfer (menyalurkan) beban dari struktur atas

tanah penunjang yang terletak pada kedalaman tertentu. Tiang pancang bentuknya

panjang dan lngsing yang menyalurkan beban tanah yang lebih dalam. Bahan utama

dari tiang adalah kayu, baja (steel), dan beton. Tiang pancang yang terbuat dari ini

adalah dipukul, dibor atau di dongkrak ke dalam tanah dan dihubungkan dengan

(32)

file cap (poer). tergantung juga tipe tanah material dan karakteristik penyebaran beban tiang pancang diklasifikasikan berbeda-beda.

3. Pondasi piers (dinding diafragma)

Pondasi piers (dinding disfragma) adalah pondasi untuk meneruskan beban berat struktual yang dibuat dengan cara melakukan penggalian dalam, kemudian struktur pondasi piers dipasangkan kedalam galian tersebut. Pondasi piers standar dapat dibuat dari beton bertulang pre-cast karena itu, aturan perencanaan pondasi piers terhadap balok beton diafragma adalah mengikuti setiap ukuran ketinggian pondasi yang direncanakan. Pondasi piers dapat divisualisassikan sebagai bentuk tabel, struktur adalah sistem kolom vertikal yang terbuat dari beton bertulangan ditempatkan dibawah bangunan yang ditanamkan dibawah tanah yang sudah digali.

Lempengan beton diafragma vertikal (pondasi piers) yang menahan dinding rumah atau struktur. Banyak rumah didukung sepenuhnya dengan pondasi ini, dimana beton yang dipasang juga berguna sebagai dinding pada ruang bawah tanah, dimana ruang tersebut digunakan sebagai guadang atau penyimpanan atau taman. Beton pondasi piers biasanya dibuat dalam bentuk pre-cast dalam berbagai persegi memanjang dengan ketinggian sesuai dengan ukuran kedalam yang diperlukan.

Tapi beton dapat juga dibuat dalam bentuk bulatan. Setelah beton bertulang cukup kering kemudian dimasukan kedalam tanah yang sudah digali dan disusun secara bersambungan. Setelah tersusun dengan baik kemudian baru dilanjutkan dengan konstruksi diatasnya.

Pada jenis kondisi tanah yang kekerasannya berbeda-beda makan beban yang diterima fondasi tersebut tentunya juga berbeda-beda. Dalam konsisi tersebut dapat terjadi penurunan pada bangunan yang tidak merata atau hanya sebagian saja.

Maka untuk mengatasi hal tersebut sangat penting untuk dipasang sloof. Sloof

merupakan struktur dari suatu bangunan yang terletak diatas pondasi.

(33)

26 BAB IV

LAPORAN KEGIATAN KERJA PRATIKUM 4.1 Pelaksanaan Pekerjaan Sloof Bawah

Pada bab ini saya hanya membahas tentang pekerjaan sloof, saya akan menjelaskan tahapan-tahapan pekerjaan sloof pada pembangunan gedung mase kejaksaan kota pagar alam. Adapun tahapan-tahapan dalam pekerjaan sloof sebagai berikut:

4.1.1 pekerjaan pembesian sloof

Pekerjaan persiapan meliputi beberapa persiapan umum, diantaranya :

(Gambar 4.1: Pembuatan Pembesian Sloof)

Besi solof ini menggunakan untuk cincin besi ukuran Ф 10 dan untuk besi

memanjang ukuran Ф12, pembesian sloof tersebut dianyam susuai dengan gamabar

rencana (spesifikasi) lalu pembesian tersebut di ikat menggunkan kawat ikat.

(34)

4.1.2 Pekerjaan Pemasangan Mall Sloof

(Gambar 4.2: pemasangan mall sloof)

Sebelum pemasangan mall, besi sloof harus dipasang terlebih dahulu dengan sesuai ukuran sloof, lebar 35cm dan tebal/tingginya 25cm. Dan setelah ini akan dilakukan pengecorang sloof dengan adukan 123.

1 sak semen

2 kotak pasri

3 kotak batu sflit

(35)

28

4.1.3 pembongkaran papan mall sloof

(Gambar 4.3: Pembongkaran mall sloof)

Pembongkaran papan mall sloof dilakukan jika cor beton untuk sloof sudah dalam keadaan keras.

4.2 Penimbunan

(Gambar 4.4: Penimbunan)

(36)

Setelah selesai pekerjaan sloof maka dilakukan penimbunan tanah pada tiap-tiap ruangan sloof, guna untuk meratakan tanah agar dapat memudahkan pelaksanaan pekerjaan berikutnya.

4.3 Pekerjaan Pembesiaan Tiang Untuk Pemasangan Sloof Atas

Pada bab ini saya hanya membahas tentang pekerjaan pembesian tiang untuk pemasangan sloof atas, saya akan menjelaskan tahapan-tahapan pekerjaan pembesian tiang untuk pemasangan sloof atas pada pembangunan gedung mase kejaksaan kota pagar alam. Adpun tahapan-tahapan dalam pekerjaanpembesian tiang untuk pemasangan sloof atas sebagai berikut:

4.3.1 Pemasangan Besi Tiang Sloof Atas

(gambar 4.5: pemasangan tiang)

Pembesian tiang tersebut menggunakan ukuran cicin besi Ф 10 dan untuk

memanjang menggunakan besi ulir ukuran Ф 16. pembesian sloof tersebut dianyam

(37)

30

susuai dengan gamabar rencana (spesifikasi) lalu pembesian tersebut di ikat menggunkan kawat ikat.

4.3.2 Pekerjaan Pemasangan Papan Mall untuk Tiang

(gamabar 4.6: pemasangan papan mall untuk tiang)

Sebelum pemasangan papan mall, besi tiang harus dipasang terlebih dahulu dengan

sesuai ukuran tiang, lebar 30cm dan tebal 30cm. Untuk penegakan tiang

menggunakan talut agar tiang tersebut sama rata.

(38)

4.4 Pengecoran Tiang

Pengecoran tiang menggunakan alat molen dan bahan-bahannya.

1 sak semen

2 kotak pasir

3 kotak split

(39)

32

(gamabar 4.7: pengecoran tiang)

4.5 Pembongkaran Papan Mall Tiang Setelah selesai pengcoran.

(gamabar 4.8: selesai penegcoran)

(40)

4.6 Pemasangan Papan Mall untuk Sloof Atas

(gamabar 4.9: pemasangan papan mall untuk sloof atas)

Pemasangan papan mall untuk sloof atas menggunak bahan-bahan sebagai berikut:

1. Papan 2cm x 25cm x 4m

2. Kayu reng 5cm x 7cm x 4m

3. Kayu gelam

(41)

34

.7 Pemasangan Besi Sloof Atas

(gambar 4.10: pemasangan pembesian untuk sloof atas)

Untuk pembesian sloof atas dilakukan sesuai gambar rencana, lebar 35cm dan tingginya 25cm, setelah ini akan dilakukan pengecoran sloof.

4.8 Papan Nama Proyek

(gambar 4.11: papan proyek)

(42)

4.9 Gambar Gedung Mase Kejaksaan Kota Pagar Alam

(gambar 4.12: gudung mase kejaksaan kota pagar alam)

(43)

36 BAB V PENUTUP

Setelah melaksanakan kerja praktik, penulis merasakan manfaat yang sangat besar sekali, karna dapat membandingkan antara teori yang dioeroleh bangku kuliah dengan praktek sebenarnya di lapangan.

Dari hasil pengamatan dalam pelaksanaan kami dilapangan selama kurang lebih 1 bulan, penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan dan saran sebagai berikut:

5.1 kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat penulis ambil adalah sebagai berikut:

1. Dalam melaksanakan suatu peroyek melibatkan beberapa unsur organisasi antara lain pemilik proyek, konsultan perencana konsultan pengawas dan pelaksana proyek.

2. Pekerjaan pemotongan, pembengkokan besi dan pengaitan besi tulangan cukup baik dan teliti.

3. Besi yang digunakan sesuai dengan gambar rencana.

4. Komunikasi antara pengawas dan pekerja di lapangan dipandang perlu agar terciptanya hubungan yang baik dan pekerjaan dapat berjalan lancar.

5. Material yang digunakan untuk pekerjaan beton haruslah material yang bermutu baik, bebas dari unsur-unsur yang dapat merusak beton seperti lumpur dan lain-laian. Karena matrial yang mutunya tidak baik akan mengakibatkan turunya kekuatan mutu beton.

6. Dalam pekerjaan pembuatan sloof ini digunakan beton dengan mutu k-350.

5.2 Saran

Pada pelaksanaan pembangunan gedung ini yang terpenting adalah tingkat

keselamatn kerja, yang mana harus diperhatikan. Adapun beberapa saran yang

dapat penulis utarakan sebagai berikut:

(44)

1. Keamanan pekerja proyek ini dengan memakai peralatan seperti helm dan pelindung kepala dan sepatu khusus untuk proyek.

2. Penumpukan dan penempatan material seperti pasir dan krikil hendaknya tidak langsung di atas tanah, sebaiknya diberikan alas dibawahnya. Hal ini untuk menghindari tercampurnya tanah dan material-material lainnya saat pengambilan material tersebut sehingga tidak mempengaruhi akan mutu beton.

3. Penyediaan tenaga kerja pada suatu pekerjaan hendaknya disesuaikan

dengan volume pekerjaan, agar dapat diselesaikan pada waktu yang telah

ditetapkan

(45)

DAFTAR PUSTAKA Arafuru. (2016). Dipetik Agustus 20, 2020 dari

http://arafuru.com/m/sipil/pengertian-sloof-kelebihan-dan-kekurangannya.html.

Dipetik Agustus 20, 2020, dari Data Dalam Proyek. Pembangunan Gedung Masse Kejaksaan Kota Pagar Alam.

Gunawa, Rudi. (2000) Pengantar Teknik Fondasi. Yogyakarta: VC. Pioner Jaya.

Dipetik Agustus 20, 2020, dari

http://fahrulrozi10fr.blogs.uny.ac.id/category/fondasi-kaki-gabungan/

Sedayu Agung. Dipetik Agustus 20, 2020, dari

https://core.ac.uk/download/pdf/84785042.pdf.

Tambah sembiring Gurki, j.2010. Beton Bertulang. Penerbit Buku Rekayasa Sains:

Bandung.

Gambar

Gambar 2.1 peta GPS lokasi peroyek  (sumber CV. ZIKHA ANUGRAH)
Gambar 2.2 struktur organisasi  (sumber CV. ZIKHA ANUGRAH)
Gambar 3.1 sloof  (sumber CV. IKHA ANUGRAH)
Gambar 3.2 pondasi menerus  (sumber: CV IKHA ANUGRAH)

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Kemampuan Dinas Pendidikan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab untuk melaksanakan segala kegiataanya sesuai dengan peraturan pemerintah no 47 tahun 2008

Pegagan mengandung beberapa senyawa bioaktif seperti asiatikosida berupa glikosida, yang banyak digunakan dalam ramuan obat tradisional atau jamu, baik dalam bentuk ramuan

Ho : ρ = 0 (Tidak ada pengaruh yang signifikan antara pengembangan sumber daya manusia terhadap prestasi kerja pegawai di Kantor Kecamatan Pagaden Barat

Kuat tekan beton ringan selain berhubungan dengan perencanaan campuran adukan beton ringan, juga mempunyai hubungan yang unik dengan karakteristik beton ringan yang lainnya

Dari analisis leverage dimensi sosial budaya, atribut yang paling sensitive terhadap keberlanjutan baik sebelum maupun sesudah penerapan sinkolema adalah tingkat

(3) Keberatan harus diajukan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan sejak tanggal diterimanya Surat Ketetapan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan Kurang Bayar atau

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa rasio-rasio keuangan disebutkan bahwa rasio financial leverage yaitu variabel total hutang dibagi dengan total modal (DER) dapat

Perpustakaan Lembaga Pemasyarakatan Pe- rempuan Klas IIA Tangerang hanya memfasili-tasi untuk para narapidananya melalui penye-diaan seperti halnya informasi tentang agama,