• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pra makalah dan anti korupsi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pra makalah dan anti korupsi"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PRA MAKALAH

BERANTAS TIKUS BERDASI

“Korupsi impor daging oleh Luthfi Hassan Ishaq” Di susun oleh :

Risnaeni Nurjanajah (E14150087) Ridho Rinumpoko (E14150105) Ria Noviana (E24150024) Nicken Oktavia Putri (E24150042) Succi Ferbriastari F (E24150059)

Kelas Q01.2

Hari/Tanggal/Jam : Selasa/8 September 2015/08.00-08.50 PROGRAM KOMPETISI UMUM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan kekuatan dan kemampuan sehingga penulis dapat menyelesaikan pra makalah tentang “ANTI KORUPSI”. Korupsi sudah menjadi fenomena yang biasa di dalam masyarakat di Indonesia dapat dikatakan bahwa sepertinya korupsi sudah menjadi budaya. Korupsi mengakibatkan sebagian besar rakyat Indonesia menderita dan hidup dalam kemiskinan, penanggulangan korupsi menjadi PR bersama mengingat korupsi berkembang begitu pesat.

Untuk itu dalam pembahasan disini, penulis mencoba untuk mengetahui aspek-aspek apa saja yang menyebabkan terjadinya korupsi dan bagaimana pencegahannya. Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam penyusunan makalah ini.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari pengetahuan dan pengalaman penulis masih sangat terbatas sehingga pra makalah ini belum sempurna dan memerlukan berbagai perbaikan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat dibutuhkan.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak.

Bogor, September 2015

(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

KATA PENGANTAR... ..ii

DAFTAR ISI...iii

BAB I PENDAHULUAN...1

1.1.Latar Belakang Masalah...1

1.2.Rumusan Masalah...2

1.3.Tujuan Penulisan...3

BAB II PEMBAHASAN...3

2.1.Pengertian Korupsi...3

2.2.Fenomena korupsi di Indonesia...3

BAB III PENUTUP...11

A.Kesimpulan...11

DAFTAR PUSTAKA...13

(4)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Korupsi atau rasuah berasal dari bahasa latin, corruption yang artinya busuk,rusak, menggoyahkan. Jadi secara harfiah, korupsi adalah tindak penyelewengan atau

penyalahgunaan uang negara untuk keuntungan pribadi dalam waktu tertentu.

Korupsi menurut beberapa pakar seperti, Robert Klitgaard adalah suatu masalah dalam pemerintahan karena kebiasaaan melakukan penyuapan dan ketidakjujuran membuka jalan membongkar korupsi dan tindakan-tindakan penghukuman terhadap pelanggar. Menurut The Lexicon Webster Dictionary, korupsi adalah kebusukan, keburukan, kebijatan, ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral, penyimpangan dari kesucian dan menurut pemikiran kelompok kami bahwa korupsi adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh seseorang atau lebih yang menyalahi aturan hukum yang berlaku dengan cara

menyalahgunakan kewenangan yang diberikan untuk mendapatkan keuntungan sepihak yang merugikan orang banyak. Kebanyakan korupsi dilakukan oleh sekelompok pihak yang saling berkaitan.

Korupsi merupakan masalah besar yang di hadapi Indonesia sejak dahulu hingga sekarang. Korupsi menyebabkan kemiskinan pada rakyat Indonesia. Hal ini dapat dibuktikan bahwa sebagian besar pihak melakukan korupsi , bahkan sampai saat ini mungkin banyak pihak yang belum terungkap dengan tindakannya sebagai seorang koruptor. Hal ini menjadi ancaman besar bagi bangsa Indonesia , bagaimana nasib bangsa Indonesia kedepannya jika para pemimpin bangsa pada akhirnya bertindak sebagai seorang koruptor.

Kemajuan suatu negara sangat ditentukan oleh kemampuan dan keberhasilannya dalam melaksanakan pembangunan. Pembangunan sebagai suatu proses perubahan yang

(5)

Di antara dua faktor tersebut yang paling dominan adalah faktor manusianya. Indonesia merupakan salah satu negara terkaya di Asia dilihat dari keanekaragaman kekayaan sumber daya alamnya. Tetapi ironisnya, negara tercinta ini dibandingkan dengan negara lain di kawasan Asia bukanlah merupakan sebuah negara yang kaya malahan termasuk negara yang miskin.

Hal itu terjadi salah satu penyebabnya adalah rendahnya kualitas sumber daya

manusianya. Kualitas tersebut bukan hanya dari segi pengetahuan atau intelektualnya tetapi juga menyangkut kualitas moral dan kepribadiannya. Rapuhnya moral dan rendahnya tingkat kejujuran dari aparat penyelenggara negara menyebabkan terjadinya korupsi. Korupsi di Indonesia dewasa ini sudah merupakan patologi social (penyakit social) yang sangat berbahaya yang mengancam semua aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Korupsi telah mengakibatkan kerugian materil keuangan negara yang sangat besar.

Namun yang lebih memprihatinkan lagi adalah terjadinya perampasan dan pengurasan keuangan negara yang dilakukan secara kolektif oleh kalangan anggota legislatif dengan dalih studi banding, THR, uang pesangon dan lain sebagainya di luar batas kewajaran. Bentuk perampasan dan pengurasan keuangan negara demikian terjadi hampir di seluruh wilayah tanah air. Hal itu merupakan cerminan rendahnya moralitas dan rasa malu, sehingga yang menonjol adalah sikap kerakusan dan aji mumpung. Karena korupsi membawa

dampak negatif yang cukup luas dan dapat membawa negara ke jurang kehancuran. Dalam pra makalah ini akan di bahas mengenai aspek-aspek tindakan korupsi dan bagaimana sebab-akibat korupsi yang di lakukan oleh para pejabat Indonesia hingga kasusnya menjadi hot news sampai saat ini.

1.2. Rumusan Masalah

Sehubungan dengan latar belakang masalah di atas, permasalahan yang dibahas dalam penulisan ini adalah sebagai berikut:

(6)

3. Bagaimana peran KPK dalam menangani masalah korupsi? 4. Apa hukuman yang diberikan kepada Luthfi Hasan Ishaq?

1.3. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan laporan observasi ini adalah:

1. Untuk mengetahui kasus korupsi yang menyangkut nama Luthfi Hasan Ishaq 2. Untuk mendiskripsikan sebab-akibat korupsi yang dilakukan Luthfi Hasan Ishaq 3. Untuk mendiskripsikan peranan KPK dalam menangani masalah korupsi di Indonesia 4. Untuk mendiskripsikan hukuman yang diberikan kepada Luthfi Hasan Ishaq

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Fenomena Korupsi yang terjadi di Indonesia

Mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Luthfi Hasan Ishaaq divonis 16 tahun penjara dan denda Rp 1 miliar subsider kurungan 1 tahun penjara. Majelis Hakim

Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta menyatakan, Luthfi terbukti melakukan tindak pidana korupsi dan pencucian uang. "Menyatakan Luthfi Hasan Ishaaq terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana korupsi dan tindak pidana pencucian uang (TPPU) secara bersama-sama. Menjatuhkan pidana 16 tahun penjara dan denda Rp 1 miliar subsider 1 tahun kurungan penjara," kata Ketua Majelis Hakim Gusrizal Lubis saat

membacakan putusan Luthfi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Senin (9/12/2013).

(7)

Untuk tindak pidana korupsi, Luthfi dianggap melanggar Pasal 12 huruf a Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 juncto Pasal 55 Ayat 1 ke-1 KUHP. Luthfi juga dinilai terbukti melakukan tindak pidana pencucian uang saat menjabat anggota DPR RI 2004-2009 dan setelah tahun tersebut. Luthfi dianggap terbukti menyembunyikan harta kekayaannya, menempatkan, mentransfer, mengalihkan, atau membayarkan.

Dalam kasus tindak pidana korupsi, jaksa menjelaskan bahwa pemberian uang Rp 1,3 miliar tersebut dilakukan agar Luthfi memengaruhi pejabat Kementan sehingga memberikan rekomendasi atas permintaan tambahan kuota impor daging sapi sebanyak 8.000 ton yang diajukan PT Indoguna Utama dan anak perusahaannya.

Pemberian uang dilakukan oleh Direktur PT Indoguna Utama Juard Effendi dan Arya Abdi Effendi melalui Fathanah pada 29 Januari 2013. Uang itu disebut bagian dari commitment fee (komisi) Rp 40 miliar yang dijanjikan kepada Luthfi melalui Fathanah. Pemberian uang Rp 1,3 miliar itu berawal saat Fathanah mengadakan pertemuan dengan Maria dan

pengusaha Elda Devianne Adiningrat.

Dalam pertemuan tersebut, Maria menyampaikan permintaan agar dibantu mengurus tambahan kuota impor daging sapi. Fathanah pun mempertemukan Maria dengan Luthfi. Pada 28 Desember 2012, kedua belah pihak bertemu di Restoran Agus Steak House Senayan. Terbukti, kemudian Luthfi mempertemukan Menteri Pertanian Suswono dengan Maria di Medan, Sumatera Utara. Hal itu supaya Luthfi memiliki alasan memengaruhi Suswono soal kebijakan kuota impor daging sapi.

Berdasarkan keterangan Elizabeth, uang Rp 1 miliar diberikan kepada Luthfi setelah ia dipertemukan dengan Suswono.

(8)

"Tanpa mengurangi rasa hormat pada Majelis Hakim yang menerima tuntutan jaksa dan mengenyampingkan apa yang disampaikan penasehat hukum saya. Saya tidak bisa menerima dan akan naik banding," kata Luthfi.

2.2. Kondisi yang mendukung munculnya tindak korupsi

a. Kondisi birokrasi kita berbelit-belit, rumit, dan tidak efektif

b. Lingkungan yang mementingkan diri sendiri dan jaringan “teman lama” c. Lemahnya keadilan hukum di Indonesia dan masih banyak lagi

d. Budaya Korupsi di Indonesia sudah mendarah daging

e. Kampanye-kampanye politik yang mahal, dengan pengeluaran lebih besar dari pendanaan politik yang normal.

Referensi

Dokumen terkait

bin KHALIL SARINOTO didakwa melakukan tindak pidana korupsi dan tindak pidana pencucian uang oleh jaksa penuntut umum, dan jaksa penuntut umum menggunakan

pelapor dalam tindak pidana korupsi. Hasil penelitian : bentuk perlindungan yang diberikan jaksa kepada saksi. pelapor dalam perkara tindak pidana korupsi masih

Sedangkan efisien dapat diartikan bahwa pengembalian uang yang telah diselewengkan oleh pelaku tindak pidana korupsi oleh KPK haruslah lebih besar dari biaya yang telah

Bahwa kewenangan Jaksa agung sebagai penyidik tindak pidana khusus lebih khusus lagi dalam rangka pemberantasan tindak pidana korupsi, oleh Mahkamah Agung telah

Jaksa selaku eksekutor dalam melaksanakan eksekusi terhadap uang pengganti tindak pidana korupsi yang termuat dalam kedua putusan yang telah berkekuatan hukum

Faktor kedua, bentuk uang tersebut harus berubah dana yang berasal dari tindak pidana korupsi hampir dipastikan berupa uang tunai. Uang tunai

pasal 2 ayat (1) UU Tindak Pidana Korupsi “TPK” yang menyatakan bahwa Tindak Pidana Korupsi adalah “setiap orang yang melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya

Penelitian ini berjudul “Fungsi Komisi Pemberantasan Korupsi Dalam Penyitaan Aset Tindak Pidana Korupsi Terkait Dengan Pencucian Uang”. Tindak pidana korupsi yang terjadi