• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE DAN PELAKSANAAN DAN PEKERJAAN.docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "METODE DAN PELAKSANAAN DAN PEKERJAAN.docx"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

PEKERJAAN Nama Pekerjaan : Rehabilitasi Daerah Irigasi Paniki Kolongan Lokasi : Kabupaten Minahasa Utara

Tahun Anggaran: 2017

I. PEKERJAAN PERSIAPAN

A. Mobilisasi dan Demobilisasi

Mendatangkan personil-personil dan alat-alat kerja beserta bahan yang akan digunakan dalam pekerjaan.

1. Mobilisasi personil

Tenaga kerja harus dipersiapkan lebih awal sebelum pekerjaan dimulai. Personil yang akan digunakan dalam proyek ini antara lain:

1. General Superitendent : 1 Orang 2. Quantity Engener : 1 Orang 3. Quality Enginer : 1 Orang 4. Pelaksana Lapangan : 1 Orang

5. Administrasi : 1 Orang

6. Pekerja : 82 Orang

7. Tukang Batu : 27 Orang

8. Kepala Tukang : 4 Orang

9. Mandor : 10 Orang

10. Operator Excavator : 2 Orang

11. Supir Dump Truck : 4 Orang

12. Mekanik : 1 Orang

2. Mobilisasi alat

Peralatan yang akan digunakan di lapangan harus dipersispkan paling lambat 3 hari sebelum pekerjaan dimulai. Peralatan yang akan digunakan dalam proyek ini antara lain:

1. Concrete Mixer : 1 unit

2. Excavator : 2 unit

3. Dump Truck : 4 unit

Semua peralatan utama merupakan milik sendiri. Mobilisasi peralatan dapat dilakukan pada awal pekerjaan dan demobilisasi dilakukan pada mingggu akhir pekerjan setelah pekerjaan selesai.

3. Mobilisasi bahan

Bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini seperti semen, pasir, krikil, batu kali, baja tulangan, kawat beton, paku dan yang lainnya diangkut ke tempat penyimpanan sesuai jadwal yang akan dipersiapkan.

B. Shop Drawing

(2)

penyimpangan dari gambar rencana, akan mengajukan 3 (tiga) lembar gambar penampang dari daerah yang dipatok. Direksi akan membubuhkan tanda tangan persetujuan atau pendapat / revisi pada satu lembar gambar tersebut dan mengembalikannya kepada kontraktor. Setelah diperbaiki, diajukan kembali gambar yang Direksi diminta untuk direvisi. Gambar tersebut akan digambar kembali diatas kertas A3 dan setelah disetujui oleh Direksi, mka diserahkan kepada Direksi gambar asli dan 3 (tiga) lembar hasil rekamannya.

C. Penyediaan Lokasi Hasil Galian

Lokasi Hasil Galian akan dipersiapkan, sebelum melaksanakan pekerjaan galian dengan persetujuan Direksi/Pengawas.

D.Penyediaan Air Bersih

Untuk pengadaan air bersih diperlukan satu buah mesin pompa untuk distribusi air bersih. Pemasangan pompa air dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan pemantekan untuk mendapatkan sumber air, kemudian dilakukan pemasangan pipa dan kran air. Air bersih ditampung dalam toren air . Air bersih dapat juga diperoleh dari sumber existing yang ada dengan penyambungan dan membayar sejumlah biaya yang telah ditentukan.

E.Pemasangan Bowplank

1. Pada setiap pembuatan bangunan dan bangunan, dipasang bouwplank/profil dan mencantumkan elevasi serta nama bangunannya. Pemasangan bouwplank/ profil berdasarkan peil elevasi ketinggian dari patok hasil pengukuran Uitzet dan pemasangannya dapat dilaksanakan apabila pengukuran dinyatakan selesai dan benar serta mendapat persetujuan dari Direksi.

2. Bouwplank dibuat dari papan kayu kelas III yang lurus dan rata, untuk membimbing pelaksanaan dilapangan digunakan tarikan benang dan kapur bangunan agar terlihat bentuk tanah yang akan digali ataupun bangunan yang akan dipasang, untuk pekerjaan tanah profil dipasang setiap jarak 25 m ataupun lebih rapat bila diperlukan sehingga terlihat penampang yang harus digali ataupun yang harus ditimbun.

F. Pembersihan Lahan dan Pembuangannya

Membersihkan lokasi / lapangan kerja bangunan dan bangunan yang akan dikerjakan dari kotoran-kotoran, rerumputan, semak belukar, pepohonan, tonggak-tonggak (sampai dengan kedalaman 1 m dari permukaan tanah), dan semua rintangan permukaan kecuali bangunan-bangunan sampai permukaan tanahnya kelihatan.

Hasil-hasil dari pembersihan (rerumputan, semak belukar, pepohonan, tonggak-tonggak dan sampah lainnya) akan dibakar sampai habis pada lokasi yang aman, dijaga dan tidak membahayakan/merugikan lingkungan sekitarnya. Sisa pembakaran yang dipastikan tidak ada lagi api yang menyala/membara ditanam dan diurug kembali secara rapi.

G. Pemasangan Papan Nama Proyek

1. Menyiapkan papan nama dari papan playwood 5 mm dicat warna dasar putih dengan redaksi dan ukuran 1,50 m x 1,00 m

2. Menulis pada papan dengan tulisan warna hitam, teks sesuai petunjuk Direksi.

3. Pemasangan papan-papan nama dilengkapi tiang-tiang penyangga dan pondasi yang cukup stabil dan dipasang di lokasi yang disetujui direksi.

H. Penyediaan Kantor Direksi

(3)

Menyediakan sebuah bangunan untuk direksikeet minimal 20 m2 dan dilengkapi panil-panil untuk menempel gambar-gambar.

Ruang Direksi dilengkapi minimal dengan: - set meja kerja dan kursi

- 1 set meja rapat dan kursi, kapasitas minimal untuk 12 orang - 1 set meja dan kursi tamu

- 1 white board

Menyediakan kantor lapangan, akomodasi kantor yang cocok dan fasilitas yang memenuhi kebutuhan proyek di tempat-tempat pekerjaan penting. Memelihara bangunan sementara yang telah ada di lapangan dan memperbaiki/mengganti kerusakan yang terjadi selama masa pelaksanaan. Bangunan-bangunan seperti ruang Direksi, los kerja dan bangunan sementara akan dibongkar setelah mendapat persetujuan Direksi.

I. Pembersihan Sisa Material dan Fasilitas Sementara

Selama periode pelaksanaan pekerjaan, memelihara pekerjaan bebas dari akumulasi sisa bahan bangunan, kotoran dan sampah, yang diakibatkan oleh operasi pelaksanaan. Pada saat selesainya pekerjaan, semua sisa bahan bangunan dan bahan-bahan tak terpakai, sampah, perlengkapan, peralatan dan mesin-mesin disingkirkan, seluruh permukaan terekspos yang nampak dibersihkan, termasuk juga semua fasilitas sementara seperti gudang, kantor lapangan dan jembatan sementara, sehingga proyek ditinggal dalam kondisi siap pakai dan diterima oleh direksi pekerjaan.

Sebelum pekerjaan pengukuran dimulai, tapak proyek dibersihkan dari rumput, semak-semak, lumpur, akan pohon, tanah humus, puing-puing dan segala sesuatu yang tidak diperlukan atau dapat menggangu jalannya pekerjaan. Penebangan pohon-pohon sesuai dengan petunjuk Direksi.

Semua barang bekas bongkaran harus dikeluarkan dari lokasi, selambat-lambatnya sebelum pekerjaan galian tanah dimulai.

Pembersihan Selama Pelaksanaan

1. Melakukan pembersihan secara teratur untuk menjamin bahwa tempat kerja, struktur, kantor sementara, tempat hunian dipelihara bebas dari akumulasi sisa bahan bangunan, sampah dan kotoran lainnya yang diakibatkan oleh operasi-operasi di tempat kerja dan memelihara tempat kerja dalam kondisi rapi dan bersih setiap saat.

2. Bilamana dianggap perlu, menyemprot bahan dan sampah yang kering dengan air untuk mencegah debu atau pasir yang beterbangan.

2. Menyediakan drum di lapangan untuk menampung sisa bahan bangunan, kotoran dan sampah sebelum dibuang.

3. Membuang sisa bahan bangunan, kotoran dan sampah ditempat yang telah ditentukan sesuai dengan Peraturan Pusat dan Daerah dan Undang-undang Pencemaran Lingkungan yang berlaku.

Pembersihan Akhir

Pada saat penyelesaian pekerjaan, tempat kerja ditinggal dalam keadaan bersih dan siap untuk dipakai dan mengembalikan bagian-bagian dari tempat kerja yang tidak diperuntukkan dalam dokumen kontrak ke kondisi semula, membongkar bangunan-bangunan atau fasilitas penunjang sementara yang dibangun.

J. Penerangan dan Keselamatan Kerja

1. Mengutamakan keselamatan kerja dengan menyediakan sarana pengamanan kerja baik itu berupa helm, sepatu, pakaian pelindung dan pengaman lain yang diperlukan.

(4)

yang cukup, perintang tersebut diberi penerangan atau lampu dan dinyalakan mulai sejak matahari terbenam hingga matahari terbit.

3. Berkoordinasi dengan pihak keamanan setempat untuk menghindari hal – hal yang tidak diinginkan.

4. Menjaga kebersihan agar menjamin kesehatan lingkungan.

5. Menyediakan kotak obat lengkap dengan obat-obatan untuk memberi pertolongan darurat bila ada petugas/pekerja yang sakit.

6. Mengasuransikan tenaga kerja.

7. Penginapan untuk petugas/pekerja layak dan memenuhi syarat kesehatan. 8. Menyediakan fasilitas sebagai berikut;

- Listrik dan penerangan untuk kebutuhan pelaksanaan pekerjaan dan keamanan.

- Air minum atau air bersih yang dapat diminum untuk semua keperluan selama pelaksanaan pekerjaan dan semua petugas yang ada diproyek.

- Alat-alat pemadam kebakaran. - Alat-alat P3K.

- Kamar mandi dan WC untuk pekerjaan lapangan termasuk septictank sementara. - Alat Komunikasi.

- Alat Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). - Alat pengendalian dan pengamanan lalu lintas.

II. UTILIZAT/PENGUKURAN

A. Pengecekan Patok BM dan pemasangan patok CP

1. Memastikan bahwa patok batas lahan, pada tiap sudut perimeter lahan sesuai dengan data Badan Pertanahan Nasional

2. Jika patok yang ada belum permanen (tidak dicor) atau tidak terlindungi dengan baik, dibuat patok beton dengan cor dan memasang titik batas dengan tanda paku tertanam di tiap patok dan melindungi patok-patok tersebut dengan perimeter yang baik dan mudah dipantau (dari bambu atau kaso dan diberi tanda warna atau bendera atau tanda lain yang mudah dilihat)

3. Setelah dipastikan seluruh patok perimeter sesuai, Berita Acara Joint Survey yang sudah disahkan bersama instansi terkait dan Konsultan Pengawas disimpan dan menjadi dasar acuan seluruh pengukuran berikutnya

4. Titik batas lahan dan garis perimeternya diplot ke gambar dan dilakukan cross check apakah sesuai dengan batas yang diberikan dalam gambar desain atau gambar konstruksi — jika terjadi perbedaan maka akan dilaporkan kepada Konsultan untuk dilakukan penyesuaian gambar desain.

5. memastikan patok-patok benchmark utama (BM) yang terhubung dengan seluruh titik sudut perimeter lahan di lokasi yang tidak terganggu selama pelaksanaan proyek dan diplotkan pada gambar pelaksanaan, serta menjadi acuan awal pelaksanaan pematokan (stacking out) pada bangunan-bangunan yang akan dilaksanakan

6. Membuat patok-patok Control Point (CP) untuk mempermudah pelaksanaan pengukuran dan pematokan berikutnya

B.Pengukuran Poligon Langkah Kerja

1. Menyiapkan catatan, daftar pengukuran dan membuat sket lokasi areal yang akan diukur. 2. Menententukan dan tancapkan patok pada titik-titik yang akan dibidik.

3. Mendirikan pesawat di atas titik P1 dan melakukan penyetelan alat sampai didapat kedataran. 4. Mengarahkan pesawat ke arah utara dan menolkan piringan sudut horizontal dan kunci kembali

dengan memutar sekrup piringan bawah.

(5)

6. Dengan posisi pesawat tetap di titik P1, putar pesawat 180º searah jarum jam, kemudian putar teropong 180º arah vertikal dan arahkan teropong ke titik P2.

7. Melakukan pembacaan sudut horizontal. Bacaan ini merupakan bacaan luar biasa untuk bacaan muka.

8. Putar teropong pesawat dan arahkan di titik P akhir dan lakukan pembacaan sudut horizontal pada bacaan biasa dan luar biasa. Bacaan ini merupakan bacaan belakang.

9. Dengan cara yang sama, dilakukan pada titik-titik poligon berikutnya hingga kembali lagi ke titik P1.

10. Melakukan pengukuran jarak antar titik dengan meteran.

11. Melakukan perhitungan sudut pengambilan, sudut azimuth dan koordinat masing-masing titik. 12. Menggambar hasil pengukuran dan perhitungan.

C. Pengukuran Water Pass Langkah Kerja;

1. Menyiapkan alat ukur waterpass di atas kaki tiga, dan siapkan pula alat tulis untuk mencatat hasil pengukuran

2. Buka kaki tiga dari pengunci

3. Berdirikan dan dalam keadaan tidak terkunci tinggikan sampai kira-kira sebatas dada, kemudian kuncikan kembali

4. Renggangkan ketiga kakinya membentuk segitiga sama sisi dengan jarak antar kaki sekitar 60 cm dan kepala kaki tiga dalam keadaan mendatar

5. Keluarkan alat ukur dari tempatnya, kemudian pasang di atas kepala kaki tiga yang sudah disiapkan tadi, pasang skrup yang ada di kepada kaki tifa pada lubang yang ada di bagian bawah alat ukur cukup kuat agar antara kaki tiga dan alat betul-betul menjadi satu kesatuan. Lalu injak alat injakan yang ada di kaki tiga

6. Mengatur teropong sejajar dengan dua buah skrup pendatar

7. Putar kedua skup pendatar ke atas atau kebawah secara bersamaan dan skrup ketiga sebagai pengatur sampingan, sampai gelembung nivo tepat ditengah kotak

8. Untuk memenuhi syarat garis bidik sejajar garis nivo, atur gelembung nivo tabungnya agar tepat ada ditengah dengan menggunakan skrup pengatur nivo tabung

9. Arahkan tropong ke sasaran, berupa rambu ukur yang didirikan tegak diatas titik pengukuran 10. Cek benang diafragma terlihat atau tidak. Bila tidak terlihat putar-putar skrup pemokus

difragma sampai benang diafragma tersebut terlihat jelas 11. Menentukan dua titik A dan B

12. Membagi panjang PQ dalam beberapa slag

13. Membaca benang tengah di tiap slag, dengan menganggap bacaan bt yang berlawanan dengan arah pengukuran menjadi arah belakang (b), yang searah menjadi arah muka (m) dan catat pada lembar kerja. Hitung beda tinggi tiap-tiap slag.

D.Pengukuran Situasi, Potongan Memanjang dan Melintang - Pengukuran situasi

Pengukuran situasi dilakukan dengan menggunakan electronic total station (ets) atau dengan alat ukur teodolit dengan ketelitian bacaan ≤ 20”. Data yang diukur mencakup semua obyek bentukan alam dan buatan manusia yang ada disekitar bangunan rencana .

Pada pengukuran situasi tersebut, pengambilan titik ukur detail / rapat. Hal ini karena pada lokasi disekitar rencana jembatan akan dilapangkan.

- Profil Memanjang

Pengukuran penampang memanjang dalam pelaksanaanya di lakukan bersamaan dengan pengukuran sifat datar atau pengukuran penampang melintang .

(6)

- Penampang Melintang

Pengukuran penampang melintang saluran di lakukan alat sipat datar pada daerah datar dan terbuka, tetapi pada daerah dengan topografi bergelombang dilakukan dengan menggunakan teodolit kompas dengan ketelitian bacaan 20”.

Pengukuran penampang melintang saluran dilakukan tegak lurus dengan ruas jalan. Pengambilan data dilakukan pada tiap perubahan muka tanah dan sesuai dengan kerapatan detail yang ada dengan mempertimbangkan factor skala peta yang dihasilkan dan tingkat kepentingan data yang akan ditonjolkan,

Sketsa penampang melintang tidak boleh terbalik antara sisi kanan dengan sisi kiri. Untuk mempermudah pengecekan, pada masing masing sisi koridor di beri notasi yang berbeda, misalnya koridor sebelah kiri dari center line jalan diberi notasi alphabetic dan untuk koridor sebelah kanan di beri notasi numbers.

Pengukuran penampang melintang dilakukan dengan persyaratan : Kondisi datar, landai dan lurus dilakukan pada interval tiap 50 m dengan lebar koridor 75 m ke kiri dan 75 m ke kanan AS trase jalan.

III. SOSIALISASI

- Persiapan. 1. Koordinasi,

Melakukan koordinasi dengan Camat, Lurah/Kepala Desa, 2. Penyiapan Tempat.

Lokasi tempat rapat disiapkan sesuai kesepakatan dengan pihak-pihak terkait pada saat koordinasi.

-Materi Sosialisasi.

Materi sosialisasi mencakup: Tata cara memulai pekerjaan, Tatacara Pelaksanaan Pekerjaan, dan Tatacara mengakhiri pelaksanaan pekerjaan di lapangan. Materi sosialisasi dibuat sehingga masyarakat setempat dapat memahami pentingnya kegiatan ini bagi dirinya dan orang lain. Masyarakat harus diberi pemahaman tentang tata cara pelaksanaan pekerjaan, gangguan yang akan timbul dan cara mengatasi permasalahan darurat. Untuk itu materi sosialisasi adalah berupa makalah, leaflet, animasi, atau hal-hal lain sesuai dengan permintaan tokoh masyarakat setempat.

Materi sosialisasi sekuraung-kurangnya memuat: 1. Rencana dan Kegiatan Secara umum.

2. Waktu Pelaksanaan.

3. Metode Pelaksanaan Pekerjaan.

4. Gangguan dan hambatan yang akan timbul.

IV. PEKERJAAN TANAH

A. Pekerjaan Galian Tanah Biasa 1. Tahapan Pekerjaan:

a. Melakukan penandaan pada lokasi yang diperlukan, panjang, arah aliran dan kelandaian , sesuai gambar atau sesuai perintah Direksi Pekerjaan.

b. Penggalian secara manual dengan ukuran dan kelandaian galian sesuai gambar, hasil galian dipindahkandengan dump truck ke lokasi yang tepat dan diratakan sehingga dapat mencegah dampak lingkungan yang mungkin terjadi.

c. Sekelompok pekerja akan merapikan hasil galian.

d. Selama proses pengerjaan, petugas lalu lintas memasang rambu peringatan adanya pekerjaan jalan sekaligus mengatur arus lalu lintas.

(7)

f. Mendokumentasi hasil pekerjaan sebagai bahan laporan.

Pekerjaan Ini akan dilaksanakan selama 15 hari kalender dan dimulai dari hari ke 1 sampai dengan hari ke 15 dengan volume galian sebesar 232,33 m³

Dengan kebutuhan Tenaga Kerja : Pekerja 9 Orang

Mandor 1 Orang

B. Pekerjan Timbunan atau Urugan Tanah Kembali 1 Tahapan Pekerjaan:

a. Bersama direksi melakukan pemeriksaan terhadap titk-titik timbunan.

b. Sebelum mulai menimbun permukaan tanah digaruk sampai kedalaman yang lebih besar dari retak-retak tanah yang ada dan paling tidak sampai kedalaman 0,15 m, dan kadar air dari tanah yang digaruk selalu dijaga secara baik.

c. Penimbunan lapis demi lapis dengan ketebalan maksimum hamparan material sebelum dipadatkan 30 cm. Penghamparan dan pemadatan material pada sisi kemiringan luar atau dalam dilebihkan minimal 30 cm dari garis rencana agar pada saat setelah perapian didapat kepadatan yang sama diseluruh bidang rencana dan pemadatan menggunankan alat pemadat/stamper.

d. Sekelompok pekerja akan merapikan hasil timbunan.

e. Selama proses pengerjaan, petugas lalu lintas memasang rambu peringatan adanya pekerjaan jalan sekaligus mengatur arus lalu lintas.

f. Bersama direksi melakukan pemeriksaan akhir terhadap pelaksanaan pekerjaan. g. Mendokumentasi hasil pekerjaan sebagai bahan laporan.

Pekerjaan ini akan kami laksanakan selama 14 hari kalender dan dimulai dari hari ke 6 sampai dengan hari ke 19 dengan volume 58.8 m³

Dengan kebutuhan tenaga : Pekerja 2 Orang

Mandor 1 Orang

PEKERJAAN PASANGAN

A. Pasangan Batu 1:4 (mortar Tipe N) Manual

Pekerjaan ini akan dilaksanakan setelah kami selesai melaksanakan pekerjan galian tanah biasa.

Tahapan Pekerjaan:

a. Semen, pasir dan air dicampur dengan perbandingan 1 PC : 4 Ps (5,2 Mpa) dan diaduk menjadi mortar dengan menggunakan Concrete Mixer.

b. Batu dibersihkan dan dibasahi seluruh permukaannya sebelum dipasang.

c. Pembuatan profil tiap jarak 10 m kecuali pada tempat-tempat tertentu sesuai petunjuk Direksi.

d. Pemasangan lubang-lubang pembuang (drain/ Weep Hole) untuk mengurangi tekanan air setiap luas 2 M2 yang terbuat dari pipa PVC Ø 2" (dua inchi) dan pada ujung pipa PVC yang tertanam di tanah dibungkus dengan ijuk dan di luar sisi ijuk dipasang kerikil yang berfungsi sebagai saringan air sehingga tidak terjadi penggerusan tanah pada bagian dalam tanggul atau pasangan batu.

e. Penyelesaian dan perapihan setelah pemasangan.

f. Selama proses pengerjaan, bahan di tempatkan pada tempat yang tidak mengganggu lalulintas kendaraan. Petugas lalu lintas memasang rambu peringatan adanya pekerjaan jalan sekaligus mengatur arus lalu lintas.

g. Mendokumentasi hasil pekerjaan sebagai bahan laporan

Pekerjaan ini akan kami laksanakan selama 24 hari kalender dan dimulai pada hari ke 11 sampai dengan hari ke 34 dengan Volume pekerjaan 464,66 m³

(8)

Pekerja 52 Orang Tukang Batu 17 orang Mandor 5 Orang

Dan setelah Pekerjaan pasangan batu selesai dilaksanakan maka kami akan masuk pada tahap selanjutnya yaitu pekerjaan plesteran.

B. Pekerjaan Plesteran 1:3 (mortar tipe S Manual) Tahapan Pekerjaan:

a. Semen, pasir dan air dicampur dengan perbandingan 1 PC : 3 PP (12,5 Mpa) dan diaduk menjadi mortar dengan menggunakan Concrete Mixer.

b. Sebelum plesteran dimulai, permukaan pasangan dibersihkan dan dibasahi dulu dengan air. c. Pemelesteran dengan ketebalan rata-rata 1 cm - 1,5 cm

d. Penyelesaian dan perapihan setelah pelesteran.

e. Selama proses pengerjaan, bahan di tempatkan pada tempat yang tidak mengganggu lalulintas kendaraan. Petugas lalu lintas memasang rambu peringatan adanya pekerjaan jalan sekaligus mengatur arus lalu lintas.

f. Mendokumentasi hasil pekerjaan sebagai bahan laporan

Pekerjaan ini akan kami laksanakan selama 27 hari kalender dan dimulai sejak hari ke 19 sampai dengan hari ke 45 dengan

g. Semen, pasir dan air dicampur dengan perbandingan 1 PC : 2 PP (17,2 Mpa) dan diaduk menjadi mortar dengan menggunakan Concrete Mixer.

h. Sebelum disiar bidang muka pasangan dibasahi dulu dan dibersihkan dari kotoran yang melekat pada pasangan.

i. Pekerjaan siaran dengan ketentuan siar tenggelam (masuk ke dalam 1 cm), siar rata (rata dengan muka batu), dan siar timbul (timbul dengan tebal 1 cm, lebar 2 cm)

j. Penyelesaian dan perapihan setelah siaran selesai.

k. Selama proses pengerjaan, bahan di tempatkan pada tempat yang tidak mengganggu lalulintas kendaraan. Petugas lalu lintas memasang rambu peringatan adanya pekerjaan jalan sekaligus mengatur arus lalu lintas.

l. Mendokumentasi hasil pekerjaan sebagai bahan laporan

Pekerjaan ini akan kami laksanakan selama 28 hari kalender dan dimulai sejak hari ke 19 sampai dengan hari ke 46 dengan volume 716 m²

Dengan kebutuhan tenaga kerja : Pekerja 8 Orang

Tukang Batu 4 Orang Kepala Tukang 1 Orang Mandor 1 Orang

4. Pekerjaan Pengecoran Beton fc =14,5 mpa (K175) ( Campuran 1:2:3)

(9)

terpenting dalam pembuatan beton karena mempersatukan butir-butir pasir dan kerikil/split menjadi satu kesatuan berarti semen merupakan bahan pengikat dan apabila diberi air akan mengeras. Agregat adalah butiran-butiran batuan yang dibagi menjadi bagian pokok ditinjau dari ukurannya yaitu agregat halus yang disebut pasir dan agregat kasar yang disebut kerikil/split dan batu pecah.

Tahap-tahap pekerjan pengecoran pondasi setempat yaitu:

- Membuat kotak takaran untuk perbandingan material yaitu dari kayu dan juga dapat mempergunakan ember sebagai ukuran perbandingan.

- Mempersiapkan bahan-bahan yang digunakan untuk pengecoran seperti: semen, pasir, split, serta air dan juga peralatan yang akan digunakan untuk pengecoran.

- Membuat adukan/pasta dengan bantuan mollen (mixer) dengan perbandingan volume 1:2:3 yaitu 1 volume semen berbanding 2 volume pasir berbanding 3 volune split serta air secukupnya.

- Bahan-bahan adukan dimasukan kedalam tabung dengan urutan: pertama masukan pasir, kedua semen portand, ke tiga split dan biarkan tercampur kering dahulu dan baru kemudian ditambahkan air secukupnya Setelah adukan benar-benar tercampur sempurna kurang lebih selama 4-10 menit tabung mollen (mixer) dibalikan dan tungkan kedalam kotak spesi.

- Hasil dari pengecoran dimasukkan/dituangkan kedalam lubang galian tanah yang sudah diletakan tulangan dengan bantuan alat sendok spesi centong/ dan dilakukan/dikerjakan bertahap sedikit demi sedikit agar tidak ada ruangan yang kosong dan kerikil/split yang berukuran kecil sampai yang besar dapat masuk kecelahcelah tulangan.

- Setelah melakukan pengecoran, maka pondasi setempat tersebut dibiarkan mengering dan setelah mengering pondasi diurug dengan tanah urugan serta disisakan beberapa cm untuk sambungan kolom.

Pekerjaan ini akan dilaksanakan selama 1 hari kalender yaitu pada hari ke 46 dengan volume 0,42m³

Dengan kebutuhan tenaga :

Pekerja 1 Orang

Tukang Batu 1 Orang

Kepala Tukang 1 Orang

Mandor 1 Orang

5. Pasangan Pintu Sadap

Pekerjaan pemasangan pintu untuk sadap yaitu pintu yang terbuat dari Besi dengan mutu yang berkualitas yang sesuai dengan di isyaratkan dalam spesifikasi teknis. Pintu air direncanakan, diproduksi dan dilaksanakan pemasangannya, hanya oleh suatu pabrik yang sudah disetujui dan namanya tercantum dalam daftar Prakualifikasi Pemborong DPU untuk pembuatan pintu-pintu. Pembuatan dan pengadaan pintu harus dilaksanakan atas dasar Sub-Kontrak oleh Pemborong Utama, yang harus bertanggung jawab atas pemesanan dan administrasinya. Kontraktor dalam penawarannya agar menyertakan Sub-Kontrak yang akan membuat pintu berikut spesifikasi teknis dan material sesuai dengan penawarannya. Dalam lampiran analisa harga pintu agar dibedakan antara :

a. harga pengadaan dan pembuatan pintu,

b. harga pengepakan dan pengangkutan dari pabrik sampai ke lokasi dan

c. harga pemasangan.

(10)

maka Kontraktor harus menyiapkan Gambar Pabrikan (Shop drawing) dan diperiksakan kepada Direksi guna mendapatkan persetujuan.

Persyaratan material untuk pintu adalah :

- Plat Baja.

Plat baja untuk daun-daun pintu harus dari baja Standart Industri Indonesia (SII) St. 42 (DIN – 17100) atau ASTM A.36 atau SS. 41 (JIS. G.3101).

- Profil Baja.

Profil-profil baja harus dibuat dari dari baja Standart Industri Indonesia (SII) St. 37 (DIN – 17100) atau ASTM A.36 atau SS. 41 (JIS. G.3101).

- Paku Keling.

Paku keling harus dibuat dari baja Standart Industri Indonesia (SII) U. St. 38-1, U St. 38-2 (DIN – 17111) atau ASTM 502 grade 1 atau 2 atau Sv. 41 A (JIS. G.3104).

- Baut Mur.

Baut mur harus dibuat dari baja Standart Industri Indonesia (SII) U St. 38-1, U St. 38-2, Uq St. 38-2 (DIN – 17111) atau ASTM A.425 atau S.10 C-D (JIS. G.3123).

- Stem (Drat Stang).

Stem harus dibuat dari baja Standart Industri Indonesia (SII) St. 60 (DIN – 17100) atau SAE . 1137 atau S. 35 C-D (JIS. G.3123).

- Kawat Las (Electrode).

Pengelasan yang dipakai adalah arc-welding dengan menggunakan Mild Steel Electrode jenis eutecting rod “UNIMATIC 6000 (AC-DC)” dengan tensile strength 68,000 Psi = 47.6 kg/mm2, atau kawat las alin dengan kwalitas yang sama. Kawat las ini dipakai untuk mengelas plat-plat baja, profil-profil baja serta pipa- pipa baja.

- Zat Asam (Oxygen).

Pada pemotongan baja maka kemurnian zat asam menentukan kecepatan serta kwalitas pemotongan karenanya zat asam yang dipakai harus berkadar lebih dari 90%.

- Pasir untuk sand blasting

Bahan baja dibersihkan dengan Sand Blasting. Untuk mendapatkan hasil sand blasting yang baik maka pasir yang dipakai haruslah mengandung garnet. Kwarts silica dan tidak mengandung tanah liat, garam atau air (lembab).

- Cat

Untuk pengecatan konstruksi baja haruslah cat yang tahan karat, mudah aplikasinya, tahan lama dan cepat kering.

Pekerjaan ini akan kami laksanakan selama 7 hari kalender dan dilaksanakan mulai hari 46 sampai dengan hari ke 52 dengan volume 2 buah

Dengan kebutuhan tenaga

Pekerja 1 Orang

Tukang Las 1 Orang

Kepala Tukang 1 Orang

(11)

MANAJEMEN PROYEK

1. Struktur Organisasi

Proyek ini akan dikerjakan oleh Tim Kerja yang dikendalikan oleh seorang Site Manager yang memiliki Sertifikat Ahli Sumber Daya Air dengan dibantu oleh Quantity Enginer, Quality Enginer, Administrator, Logistic dan Pelaksanan Lapangan Ahli Saluran Irigasi. Pelaksana di bantu oleh

Mandor dan Juru Ukur. Personil

inti lebih diprioritaskan yang mempunyai sertifikat irigasi dan pengalaman pekerjaan sejenis. Berikut bentuk struktur organisasi dalam Komunikasi Pengelolaan komunikasi di lapangan antara lain terdiri dari; Komunikasi antar personil inti. Komunikasi antara anggota tim proyek dengan berbagai agen perusahaan pemasok, penyewaan, dan sebagainya. antara kantor pusat dan lapangan Antara proyek dengan pemerintah atau masyarakat umum setempat Penyelenggaraan komunikasi yang lancar tentu akan menghasilkan kinerja yang baik bagi konstruksi.

METODE PELAKSANAAN MANAJEMEN

1. Tenaga Kerja

Dalam manajemen tenaga kerja terdapat proses pengambilan keputusan yang berhubungan dengan:

1. Penentuan ukuran dan jumlah tenaga kerja.

2. Recruitment dan pembagian tenaga kerja kedalam kelompok kerja. 3. Komposisi tenaga kerja untuk setiap jenis pekerjaan.

4. Pengendalian jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan selama proyek berlangsung.

5. Perencanaan, penjadualan, pengarahan dan pengawasan kegiatan tenaga kerja.

2. Pemilihan Alat

1. Memastikan alat dirawat sesuai prosedur

2. Mengganti alat yang tidak sesuai atau tidak cocok.

3. Memastikan tersedianya suku cadang di proyek terutama pada elemen alat yang bersifat aus 4. Bila perlu menambah jumlah alat sehingga mencukupi kebutuhan pelaksanaan

5. Mengganti alat yang memiliki kapasitas yang lebih besar

6. Membuat sumber tenaga listrik cadangan. Kerusakan genset akan menghentikan hampir seluruh pekerjaan.

3. Bahan/Material

a) Pemilihan Material

Untuk pemilihan material permanen pada suatu proyek konstruksi, harus sesuaidengan ketentuan yang tertera dalam gambar kerja dan spesifikasi yang terdapatdalam kontrak

b) Pemilihan Pemasok Material

Pemilihan pemasok material pada dasarnya ditentukan pada penawaran harga terendah, namun ada beberapa faktor lain yang dipertimbangkan sebelum memutuskan, yaitu :

- Kehandalan pemasok - Ukuran pemasok

- Layanan purna jual yang ditawarkan pemasok - Syarat pembayaran yang diminta oleh pemasok - Kualitas material yang dipasok

(12)

c) Pembelian Material

Pengendalian pembelian dilakukan oleh petugas pembelian dengan menggunakan buku pesanan pembelian yang dibuat dalam beberapa rangkap. Masing-masing rangkap diserahkan kepada pihak-pihak yang terkait untuk kelengkapan administrasi proyek. Rincian yang harus dimasukkan dalam buku pesanan pembelian adalah :

- Nama dan alamat pemasok

- Nama orang yang memesan material - Rincian material yang dibutuhkan - Perintah penyerahan material - Harga material yang dipesan

- Nama petugas yang bertanggung jawab terhadap pembelian material. - Rincian untuk administrasi akutansi biaya pembelian material

d) Pengiriman Material

Pengiriman material berdasarkan surat permintaan pembelian material yang telah disetujui dengan jaminan bahwa material yang akan dikirim pemasok sesuai dengan spesifikasi dan dikirim ke lokasi yang tepat dan waktu yang diminta. Bagian pengiriman material juga harus mengatur persetujuan bea Cukai, pembayaran tarif impor, mendapatkan izin impor dan lain-lain. Bila pemasok tidak bisa menyanggupi pengadaan material yang dibutuhkan pada waktu dantempat yang telah ditetapkan, maka bagian pengirirman material mengambil langkah-langkah untuk menyelesaikan masalah tersebut, langkah-langkah yang mungkin dilakukan adalah :

- Mengubah material yang diminta "misalnya merk atau ukuran# yang telahmendapat persetujuan lebih dahulu dari pihak yang berwenang.

- Mengatur dan melakukan uji coba pada material yang tidak standar untuk memgetahui kinerja dari material tersebut.

- Membatalkan pesanan dan memesan pada pemasok lain.

e) Penerimaan Material

Material-material yang dipasok merupakan suatu hasil dari surat permintaan pembelian yang wajib diperiksa pada saat penyerahan oleh bagian logistik. Sebelum material dibongkar, petugas logistik memeriksa terlebih dahulu bahwa material-material yang diserahkan benar-benar material pesanan yang merupakan bagian dari pelaksanaan proyek. Hal-hal yang perludi periksa oleh petugas logistik adalah :

- Material yang diserahkan telah diuji coba dan disetujui sesuai dengan spesifikasi. - Kuantitas material pada saat diserahkan harus sama dengan permintaan.

- Kualitas material merk harus sama dengan catatan penyerahan. - Material-material yang diserahkan harus dalam susunan yang baik.

Setelah petugas gudang selesai memeriksa penyerahan material dan hasilnya baik, maka catatan penyerahan yang terdiri dari 2 rangkap sebagai bukti tanda terima harus ditandatangani. (rangkap pertama dikembalikan kepada petugas yang menyerahkan sedangkan rangkap kedua disimpan sebagai arsip yang digabungkan dalam satu gandaan surat permintaan pembelian sebagai laporan untuk kelengkapan administrasi. Laporan-laporan ini akan dijadikan dokumen yang akan diserahkan pada pemegang pembukuan sebagai informasi perihal penerimaan material yang dipesan, sehingga dapat mempersiapkan pembayaran kepada pemasok ketika mengajukan penagihannya.

f) Penyimpanan Material

(13)

material adalah aspek keamanan fisik dan selalu siap (availibility). Pemeriksaan secara periodik terhadap material-material yang disimpan harus diadakan untuk memperkuat catatan petugas logistik agar tidak terjadi perbedaan jumlah material yang disimpan dengan catatan yang ada.

g) Pengeluaran Material

Semua material yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pembangunan proyek konstruksi tercatat dan tersimpan di dalam gudang. Sehingga untuk penggunaan material tersebut harus dikeluarkan dari gudang penyimpanan dengan melengkapi berita acara pengeluaran material yang dikeluarkan dari gudang penyimpanan dengan melengkapi berita acara pengeluaran material yang dikeluarkan oleh petugas gudang. Berita acara ini berisi informasi tentang jumlah dan jenis material yang diambil, maksud penggunaan material dan informasi-informasi lainnya yang terkait dengan material yang dibutuhkan. Petugas gudang harus dapat menjamin bahwa material yang keluar dari gudang benar-benar untuk kepentingan pelaksanaan pembangunan proyek dan sesuai dengan daftar rincian dalam berita acara. Berita acara pengeluaran dari gudang harus diperiksa oleh yang bertanggung jawab untuk menjamin :

- Material yang dikeluarkan dari gudang dibutuhkan dan benar-benar digunakandalam pelaksanaan pembangunan proyek.

- Informasi yang terdapat dalam berita acara pengeluaran adalah benar yangdiperlukan untuk proyek.

Bahan permanen dan bahan sementara yang dikeluarkan dari gudang akan digunakan dalam pelaksanaan pembangunan proyek konstruksi, selanjutnya petugas gudang tidak mempunyai kepentingan lagi terhadap material-material tersebut. Untuk bahan sementara bila sudah tidak digunakan, akan dikembalikanlagi ke gudang penyimpanan yang akan digunakan pada pelaksanaan pembangunan proyek lainnya (sebagai contoh : cetakan, pompa, molen, dan lain-lain).

Tanggung jawab atas keamanan bahan konstruksi yang harus dikembalikan harus tetap atas nama orang yang bertanggung jawab atas dikeluarkannya barang tersebut. Petugas gudang juga harus dapat menjamin bahwa semua barang yang dipulangkan telah dibersihkan dan dapat beroperasi penuh. Bila dibutuhkan perbaikan, petugas gudang harus memperbaiki secepatnya, sehingga barang tersebut siap pakai bila tiba-tiba dibutuhkan.

4. Pengamanan ( Security )

Untuk pengawasan dan pengamanan proyek, kontraktor akan menyediakan tenaga keamanan sesuai dengan kebutuhan, yang bertugas dalam hal :

- Pengamanan terhadap proyek pada umumnya

- Pengamanan terhadap bahan-bahan dan peralatan untuk pencegahan dari pencurian - Pengamanan dan Pengaturan lalu lintas/lingkungan sekitar pada saat pelaksanaan proyek

- Menjaga dan membina hubungan baik dengan masyarakat sekitar lokasi proyek, agar pelaksanaan proyek mendapat dukungan dari lingkungan setempat sehingga tidak mendapat kendala dari lingkungan/masyarakat sekitar.

5. Program K3

Pelaksanaan K3 dilakukan sesuai dengan Rencana Usulan Keslamatan dan Kesehatan Kerja. Pelaksanaan K3 meliputi:

a. Menyusun instruksi kerja.

b. Menyediakan peralatan keselamatan kerja seperti helm, sarung tangan, sepatu keselamatan. c. Membuat rambu-rambu keselamatan.

d. Menyediakan perlengkapan P3K.

e. Melakukan pelatihan kepada pekerja tentang keselamatan dan kesehatan kerja.

(14)

Pengendalian proyek bertujuan sebagai instrumen pengontrol progress pelaksanaan pekerjaan dilapangan. Apabila terjadi permasalahan teknis maupun non teknis pada saat pelaksanaan proyek atau indikasi-indikasi permasalahan yang muncul, maka sesegera mungkin dicari jalan penyelesaiannya. Hal tersebut dimaksudkan agar keterlambatan yang terjadi diproyek dapat diantisipasi atau dikejar di masa yang akan datang dan tidak terlalu berdampak buruk pada pekerjaan-pekerjaan berikutnya. Hal-hal yang menjadi fokus pengendalian proyek, adalah:

- Waktu yang telah digunakan terhadap rencana - Besar progress kemajuan proyek

- Mutu konstruksi yang telah dilaksanakan - Biaya yang telah digunakan terhadap rencana - Jumlah tenaga kerja yang digunakan

- Jumlah dan mutu material yang akan digunakan/dipasang

7. Jadwal Pekerjaan

Jadwal Pekerjaan akan dijabarkan lebih detail (bulanan dan mingguan) dan akan dimonitor secara cermat menggunakan laporan harian dan mingguan. Pengontrolan secara keseluruhan akan dituangkan dalam bentuk Bar Chart. Aktivitas yang ditunjukkan pada Bar Chart terdiri dari waktu untuk persiapan dan persetujuan gambar-gambar dan contoh-contoh, pengadaan bahan, dan peralatan. Kemajuan pekerjaan selanjutnya akan diplot dalam kurva-S yang menunjukkan perbandingan antara kemajuan pekerjaan dengan jadwal yang direncanakan. pada proyek REHAB DAERAH IRIGASI PANIKI KOLONGAN,

8. Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan terhadap lingkungan di sekitar pekerjaan antara lain; a. Pengumpulan hasil galian dan perlindungan saat hujan.

Tanah galian langsung diangkut deng Dump Trruck ketempat pembuangan sementara untuk yang akan digunakan kembali. Temapat pembuangan sementara dipastikan aman saat terjadi hujan.

b. Pembuangan tanah secara periodic Pembuangan tanah dilakukan secara periodik untuk menghidari longsor dan dampak lingkungan lainnya

c. Pemberian MCK yang layak atas petunjuk Direksi

Tempat MCK yang layak perlu disedikan untuk menjaga kebersihan dan mencegah terjadinya pencemaran lingkungan

KOORDINASI ANTAR DISIPLIN

(15)

Gambar Diagram Koordinasi

QUALITY CONTROL

Untuk menjamin agar diperoleh hasil kerja yang baik sesuai dengan mutu yang disyaratkan, perlu dilakukan pengendalian proses dan pengawasan mutu (Quality Control ) terhadap pelaksanaan pekerjaan yang antara lain, adalah:

- Seluruh material yang digunakan - Pemilihan tenaga kerja

- Perawatan alat

- Test material di laboratorium dan lapangan

Melakukan pemeriksaan secara teratur, baik terhadap bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan, maupun terhadap cara pelaksanaan pekerjaan sendiri. Meskipun untuk hal-hal tersebut di atas sudah ada penanggungjawabnya langsung, kiranya perlu ditunjuk petugas khusus quality control yang dikoordinasikan oleh bagian teknik dan melakukan proses Quality Control dan prosedurnya yang telah berlaku diproyek yang dilaksanakan oleh CV AMIN ANUGERAH

Manajemen mutu di proyek akan melaksanakan semua kegiatan sistematik dan terencana yang diterapkan sebagai bagian dari sistem mutu perusahaan untuk menjamin bahwa proses pelaksanaan di proyek secara terkendali dan konsisten dapat mencapai semua sasaran dan persyaratan mutu yang diminta dalam gambar-gambar pelaksanaan dan spesifikasi pekerjaan pengendalian mutu di pelaksanaan akan dapat dijalankan dengan baik dengan adanya:

- Sasaran mutu yang jelas

- Sumber daya manusia yang profesional dan tanggung jawab yang jelas - Organisasi proyek yang handal

- Sistem dan prosedur mutu yang baku - Penerapan manajemen mutu yang konsisten

PEKERJAAN AKHIR

Mutual Check Akhir

1) Kontraktor wajib melaksanakan pengukuran situasi dan penampang sebagai dasar mutual check akhir.

2) Dokumen Mutual Check Akhir diadakan pada pemberi tugas Dokumen yang dimaksud antara lain :

 Volume Pekerjaan.  Amandemen Akhir  Buck Up Data

(16)

1) Pihak Proyek bersama-sama dengan Kontraktor mengadakan pemeriksaan pekerjaan dan dituangkan dalam Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan serta Berita Acara Penyerahan Pertama (PHO).

2) Pihak Kontraktor memasukan seluruh dokumentasi yang ada dan seluruh laporan.

3) Kontraktor berkewajiban melaksanakan penggambaran terhadap bangunan yang terpasang dilapangan yang disetujui oleh direksi dan pemilik / pemberi tugas atas biaya kontraktor. 4) As Built Drawing ini, diserahkan kepemilik/pemberi tugas paling lambat pada waktu

penyerahan kedua pekerjaan yang merupakan salah satu syarat penyerahan kedua pekerjaan dan diserahkan 3 rangkap ( 1 asli dan 2 fotocopy).

Final Hand Over

a. Pihak Proyek bersama-sama dengan Kontraktor mengadakan pemeriksaan pekerjaan dan dituangkan dalam Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan serta Berita Acara Penyerahan Kedua (FHO).

(17)

Dokumentasi

 Kontraktor harus membuat dan menyerahkan kepada pihak proyek foto-foto dokumentasi terhadap pekerjaan yang meliputi : foto sebelum pelaksanaan, sementara pelaksanaan dan selesai pelaksanaan dalam arah satu titik tetap. Titik tetap ini harus disetujui Direksi.

 Kontraktor harus membuat dan menyerahkan kepada pihak proyek foto-foto dokumentasi meliputi sebelum pelaksanaan, sementara pelaksanaan dan selesai pelaksanaan untuk setiap item pekerjaan yang dipandang perlu (sesuai petunjuk direksi)

 Foto-foto tersebut dimasukan dalam album yang bentuknya ditetapkan kemudian dengan jumlah 2 (dua) album, dilengkapi dengan foto negatifnya (soft copy).

 Pekerjaan-pekerjaan lain yang perlu sebagai informasi lapangan, juga dibuatkan foto-foto dokumentasi dan dilampirkan dalam album tersebut diatas.

 Kontraktor harus membuat foto-foto ukuran besar 10 R pada posisi-posisi tertentu dari pekerjaan Konstruksi. Ukuran foto dan konstruksi yang akan diambil gambarnya akan ditentukan oleh Direksi Pekerjaan.

PENUTUP

Demikian secara singkat metode pelaksaan yang akan kami laksanakan di lapangan apabila kami ditunjuk untuk melaksanakan pekerjaan dan uraian langkah-langkah kerja secara detail akan kami konsultasikan dengan direksi lapangan maupun dengan pihak proyek.

Manado, 14 September 2017

Mengetahui Yang Membuat

CV AMIN ANUGERAH

Injilly Rolly Barentian Denny Johan Mondong, ST

Gambar

Gambar Diagram Koordinasi

Referensi

Dokumen terkait

Setelah sensor valve mendeteksi keberadaan wadah minuman di tempat valve, maka konveyor akan berhenti dan proses penuangan minuman rasa strawberry akan berlangsung

 Dari dalam negeri, Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (Core) Indonesia memproyeksikan ekonomi Indonesia akan tumbuh 3%-4% tahun ini dikarenakan

Simanjuntak (2013:31) mengatakan pengembangan mutu karyawan memberikan pengaruh terhadap pencegahan kecurangan akuntansi di perusahaan.Mutu karyawan dalam perusahaan

2007 Penggunaan Metode Hematologi dan Pengamatan Endoparasit Darah untuk Penetapan Kesehatan Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) di Kolam Budidaya Desa

$asil monitoring harus dicatat dalam buku harian 8 log book 9 Pengoperasian unit produksi meliputi pengoperasian seluruh komponen bangunan, dan sarana penunjang yang masuk

Untuk mendapatkan pakaian yang bermutu dan harga terjangkau, banyak yang bisa Anda lakukan.. Bisa dengan mendatangi langsung ke toko ataupun bisa

Pemanfaatan dengan bahan dasar limbukyu yang dipakai sebagai bahan perbandingan untuk memahami persoalan yang dianalisis dengan pemecahan masalah melalui

Planting the value can be tested by language learning techniques in shaping communication skills which are based on the values of politeness, especially in education.. This is in