• Tidak ada hasil yang ditemukan

PT YY SUKABUMI STUDI KELAYAKAN PENINGKAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PT YY SUKABUMI STUDI KELAYAKAN PENINGKAT"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

PT “YY”,

SUKABUMI

STUDI KELAYAKAN

PENI NGKATAN PRODUKSI

AI R MI NUM DALAM KEMASAN

(2)

BAB I

DATA UMUM

PERUSAHAAN

Penyusunan STUDI KELAYAKAN peningkatan produksi air minum dalam kemasan

PT “YY”

didasarkan pada kondisi riel perusahaan saat ini dan informasi perkembangan produsen air minum dalam kemasan di I ndonesia pada umumnya serta prediksi masa yang akan datang, atas dasar asumsi-asumsi yang sejauh mungkin disesuaikan dengan praktek bisnis yang umum. Hasil kajian tersebut kami sajikan dalam 5 bab terpisah terdiri dari Bab I Pendahuluan, Bab I I Aspek Pemasaran, Bab I I I Aspek Teknis dan Bab I V Manajemen dan Bab V Aspek Keuangan.

1.1. I dentitas Perusahaan

Nama Perusahaan : PT “YY”

Alamat Kantor : Jl. Sriwijaya Raya no XX, Jakarta.

Proyek/ pabrik : Jl. Raya Cidahu, Kampung Pasir Rengis Rt 08/ 01,

Desa Jaya Bakti, Cidahu, Sukabumi

Telepon : (021) 72444XX Fax (021) 72449XX

Bidang Usaha : Pabrik Air minum dalam kemasan

Crystal Fresh Dringking Water

1.2. Akta Pendirian dan Perubahannya

PT “YY”, adalah perusahaan dalam bentuk badan hukum Perseroan Terbatas yang didirikan, di hadapan I mas Fatimah, SH notaris di Jakarta dengan akta nomor 36 tanggal 08 Nopember 1995. Anggaran Dasar tersebut telah telah disyahkan Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik I ndonesia nomor C2-39 HT.01.01.TH.96 tanggal 3-01-1996 dan diumumkan dalam Berita Negara Republik I ndonesia nomor 28 tambahan nomor 3359 tanggal 4-4-1996. Anggaran Dasar tersebut telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta Perubahan nomor 9 tanggal 3 April 2007 di hadapan notaris Hj Dewi Rini H Suwardi, SH di Jakarta. Akta tersebut telah disyahkan Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik I ndonesia nomor AHU-00599.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 04-01-2008. Dalam rangka peningkatan produksi, Anggaran Dasar tersebut dilakukan kembali perubahan pada bulan Agustus 2008.

1.3. Susunan Pengurus

(3)

No Nama

Jabatan

Berdasarkan Akta yang sama, susunan permodalan perseroan adalah sebagai berikut:

Modal Dasar Perseroan sebesar Rp 5.000.000.000,- (lima milyar Rupiah)

terbagi atas 10.000 lembar saham dengan nilai nominal @ Rp 1.000.000 per lembar saham.

Modal Dasar tersebut telah ditempatkan dan disetor sebesar Rp

3.000.000.000,- atau sebanyak 3.000 lembar saham.

Pemegang Saham

Dalam menjalankan kegiatan usahanya PT “YY” telah mendapat ijin-ijin dan pengesahan dari instansi pemerintah antara lain : dengan akta.

Akta Pendirian nomor 36 tanggal 08 Nopember 1995, dihadapan I mas

Fatimah, SH notaris di Jakarta. Anggaran Dasar tersebut telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta Perubahan nomor 9 tanggal 3 April 2007 di hadapan notaris Hj Dewi Rini H Suwardi, SH di Jakarta. Akta tersebut telah disyahkan Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik I ndonesia nomor AHU-00599.AH.01.02. tahun 2008 tanggal 04-01-2008.

Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Nomor : 1.522.932.1-405 yang

dikeluarkan oleh Kantor Pelayanan Pajak Sukabumi.

Sertifikat Produk Penggunaan Tanda SNI nomor 0372/ PUSTAN/ SNI

-BW/ I I I / 2002 tanggal 13 Maret 2002.

Sertifikat Merk ”Caspian” yang dikeluarkan oleh Departemen Kehakiman

(4)

Sertifikat Halal dari Majelis Ulama I ndonesia Propinsi Jawa Barat nomor MUI -JB 100365 tanggal 5 Mei 2003.

Persetujuan Badan POM RI nomor BPOM RI MD 249110054435 tanggal

13 Maret 2006.

Surat I jin Pengambilan Air (SI PA) nomor 546.2/ 238/ VI I / DU.SI PA

/ DI STAMBEN/ 2005

1.6. Sekilas Mengenai Proyek.

Secara Formal, PT “YY” didirikan pada tahun 1995 namun karena belum diperolehnya modal kerja yang memadai maka perusahaan secara riel baru beroperasi di akhir tahun 2005. Perusahaan melayani daerah Jabotabek karena pertimbangan secara geografis lebih ekonomis dari sisi biaya transportasi.

Sejak tahun 2005 Merk Dagang yang digunakan adalah ”Caspian”, yang telah dipatenkan ke Dirjen Hak Cipta, Paten dan merk. Namun perusahaan juga melayani permintaan makloon dari produsen air minum pemegang merk lain seperti MQ, Esquila, I nzone, Aira, Aquatic, DD Water, Pretty, Hawai, Total, Golden, Cirill, Pakuan dan lain-lain.

Manajemen baru sejak 2008, akan menggunakan tambahan merk ”Neo Water” sebagai pemegang licensi dari CV Mitra Jaya Perkasa, owner Merk tersebut di Sukabumi. Neo Water, memilki keunggulan sebagai air minum kesehatan yang dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit. Dengan pengalaman secara pribadi saat sembuh dari penyakit kencing manis/ gula setelah mengkonsumsi Neo Water dan mendapatkan banyak order dari berbagai pihak, serta dimilikinya sertifikat SNI dan Halal, maka SdrAntonius yakin bahwa rencana peningkatan produksi air minum dalam kemasannya tidak akan mengalami hambatan yang berarti dalam pemasarannya.

Berkaitan dengan rencana peningkatan produksi & memperbesar pangsa

pasarnya, PT “YY” mengharapkan fasilitas Kredit I nvestasi sebesar Rp 5

milyar dan Kredit Modal Kerja dari perbankan Rp 2 milyar sebesar.

1.7. Past Performance Perusahaan

Rencana peningkatan produksi air minum dalam kemasan PT “YY” merupakan jawaban atas tingginya permintaan dari daerah yang tidak dapat dipenuhi karena keterbatasan modal kerja. Diharapkan pada tahun 2008 dan tahun-tahun selanjutnya, pemenuhan order tersebut akan menjadi semakin lebih baik dan dapat akan memuaskan para distributor dan konsumen umumnya.

(5)

a. Neraca per 31 Desember 2007 dan 2006

PT “YY”

NERACA PER 31 DESEMBER 2007 DAN 2006

31-12-2007 31-12-2006 31-12-2005

Aktiva Lancar (Rp)

Akumulasi Penyusutan (1,243,415,000) (793,787,500) (388,010,000)

Nilai Buku 6,209,185,000 6,231,812,500 6,282,240,000

31-12-2007 31-12-2006 31-12-2005

Kewajiban Lancar: (Rp)

(6)

Sedangkan Laporan Laba (Rugi) PT “YY” untuk tahun 3 tahun terakhir

masing-masing nampak sebagai berikut:

PT “YY”

LAPORAN LABA- RUGI TAHUN 2007, 2006 & 2005

2007 2006 2005

-H.Pokok Penjualan/Penjualan 70.5% 71.0% 72.5%

-Laba operasi/Penjualan 15.1% 13.3% 10.2%

-Laba bersih/Penjualan 11.0% 9.7% 7.7%

-Biaya Operasi/Penjualan 14.4% 15.7% 17.4%

-Laba kotor/Penjualan 29.5% 29.0% 27.5%

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2007 dan 2006 perusahaan air minum dalam kemasan PT Cisalada Jaya Tirtatama mengalami hal-hal sebagai berikut:

Secara keseluruhan produk, terjadi kenaikan penjualan yang cukup

signifikan dari tahun 2005 ke 2006 sebesar 22% dan dari 2006 ke tahun 2007 sebesar 14% dalam Rupiah.

Likuiditas usaha dalam kategori bagus atau likuid, dengan current ratio

(7)

Solvabilitas perusahaan masih sangat solvable, dengan debt to equity ratio 113% (2007), 121% (2006) dan 130% (2005), berarti total hutangnya masih di bawah jumlah ekuitasnya. Dengan ratio masih jauh dari 300% sebagai parameter batas aman debt to equity ratio secara umum, menunjukkan bahwa masih terdapat space yang luas bagi PT “YY” untuk menambah hutang maupun kreditnya sampai + / - 2 kali total ekuitasnya (tahun 2007 Rp 4,0 milyar) yaitu + / - Rp 8,0 milyar dengan kondisi solvabilitas masih pada batas aman bagi pemenuhan kewajiban jangka panjangnya kepada pihak ketiga dan kreditur dengan baik.

Efektivitas pemanfaatan aktiva perusahaan terlihat dari ratio asset turn

over yang menunjukkan angka 0,47 (tahun 2007) yang berarti sedang dan perlu ditingkatkan lagi. Angka tersebut menunjukkan bahwa tingkat penjualan yang dicapai perusahaan hampir separo dari pada nilai aktiva yang dimilikinya. Dengan pengendapan di piutang yang cukup lama di antara para agen dan pembeli, membutuhkan modal kerja yang cukup besar untuk operasional perusahaan air minum dalam kemasan tersebut.

Rentabilitas perusahaan yang tercermin dari ratio laba kotor dan laba

(8)

BAB I I

ASPEK PEMASARAN

Berkaitan dengan rencana permohonan fasilitas Kredit Modal Kerja dari perbankan terkait studi kelayakan peningkatan produksi pabrik air minum dalam kemasan PT “YY”, di bawah ini disajikan kajian dari aspek pemasaran.

Aspek pemasaran merupakan ujung tombak yang menopang sukses kegiatan usaha yang dikerjakan PT “YY”, terutama dalam peningkatan produksi dan pemantapan penggunaan merk dagang ”Neo Water”.

2. 1. Gambaran Produk

Produk air minum dalam kemasan yang dikembangkan oleh PT “YY” terutama jenis air minum dalam kemasan dengan merk ”Neo Water”. Di samping itu, perusahaan juga menggunakan merk lain seperti Caspian dan merk-merk pesanan makloon juga. Air minum dalam kemasan produksi perusahaan ini siap untuk dikonsumsi segala kalangan masyarakat umum dengan keunggulan proses produksi yang menghasilkan air yang sehat dan menyehatkan.

Neo Water, merupakan air minum murni, bebas polutan dengan bio energi, mempunyai manfaat sebagai berikut:

1. Membantu menguras sampah mineral anorganik yang sudah lama

tertimbun dalam jaringan tubuh manusia tanpa menambah tumpukan baru.

2. Membantu sistem transportasi zat dan peredaran darah dalam tubuh.

3. Menjaga keseimbangan metabolisme dan suhu tubuh.

4. Meringankan kerja ginjal dengan melarutkan dan membuang racun dari

ginjal.

5. Membantu terapi kesehatan untuk penyembuhan berbagai penyakit

seperti asam urat, darah tinggi, diabetes, hipertensi, TBC, dll.

6. Membebaskan tubuh dari zat yang merugikan tubuh, seperti logam berat,

bahan mineral anorganik, kimia, kotoran, bakteri dan kuman.

7. Membuat makanan dan minuman terasa lebih nikmat.

Dibandingkan air minum mineral sejenis, ”Neo Water” mempunyai keunggulan sebagai berikut:

1. Bio Energi (Kandungan Oksigen Tinggi)

2. Rasa tetap netral

3. Bebas Elektrolit Penghantar Listrik

4. Bebas Pengoplosan karena sisterm distribusi yang terkontrol

(9)

6. TDS 0,00 s.d 0,05 mg/ lt tetap jernih jika dijemur dan diuraikan menggunakan elektrolyzer.

7. Berfungsi untuk terapi kesehatan.

8. Air minum dengan harga yang terjangkau.

Dari segi kemasannya, produk air minum mineral ini dikelompokkan ke dalam 3 jenis, yaitu:

1. Amigal (air mineral dalam galon)

2. Amibot (air mineral dalam botol)

3. Amilas (air mineral dalam gelas)

Amigal, disajikan dalam galon berisi 19 liter air mineral. Amibot, disajikan dalam botol plastik ukuran 600 cc, dan dikemas dalam kardus berisi 24 unit (dan 1.500 cc berisi 12 unit). Amilas disajikan dalam gelas plastik ukuran 240 cc dikemas dalam kardus berisi 48 unit gelas.

2. 2. Strategi Pemasaran

Dalam usaha untuk dapat meningkatkan peluang pasar dan menghadapi persaingan di dalam bisnis air minum dalam kemasan, PT “YY” berencana melakukan strategi pemasaran yang meliputi hal-hal sebagai berikut:

a. Membangun Pasar

Memperluas jaringan pemasaran produk air minum dalam kemasan yang dihasilkan perusahaan dengan melakukan penetrasi pasar-pasar baru dan memperkuat hubungan baik dengan pasar captive. Perusahaan juga akan menetapkan insentif bagi tim marketing yang dapat menjalankan tugasnya dengan baik terutama yang berhasil melakukan terobosan-terobosan pemasaran yang langsung berupa reward maupun kenaikan tunjangan, demikian juga bagi karyawan non marketing atau pihak lain yang dapat membuka pasar baru kepada perusahaan.

b. Peta Persaingan

PT “YY” tidak hendak bersaing secara langsung dengan produsen air minum dalam kemasan sekelas Aqua atau Ades yang berada pada posisi persaingan level atas. Saat ini perusahaan masih sedang melakukan penetrasi pada persaingan pasar level kedua, sekelas Frutang, atau Aquades.

Pada pasar persaingan level kedua ini, perusahaan tidak begitu berat mengingat masing-masing pesaing juga masih dalam tahap pengembangan dan tidak ada unsur gesekan yang keras, sehingga aktivitas penetrasi dapat lebih mudah dilakukan.

(10)

c. Pricing Policy

Menetapkan tarif sesuai dengan segmen pasar kelas kedua. Amigal dijual pada kisaran harga sekitar Rp 6.500 s/ d 7.000 dibandingkan harga pesaing kelas atas Aqua yang mencapai Rp 12.000,-. Amibot dijual dengan harga Rp 27.500 per kardus (24 unit ukuran 600 cc atau 12 unit ukuran 1.500 cc). Sedangkan Amilas dijual dengan harga Rp 13.500 per kardus (isi 48 gelas 240 cc).

d. Kegiatan Promosi

Menciptakan promosi dan memberikan pelayanan yang dapat membuat pelanggan senang dan setia terhadap produk air minum dalam kemasan yang diminati.

Sarana promosi yang dikembangkan masih terbatas pada media cetak, antara iklan majalah , surat kabar, event-event, pemberian sample, gift & merchandising dan poster di daerah penetrasi pasar.

e. Captive dan Potential Market

Captive market saat ini yang telah menjadi langganan PT “YY” saat ini dengan tingkat permintaan mencapai 310.000 galon per tahun atau 25.830 galon per bulan adalah:

Sedangkan potential market yang sedang dalam negosiasi dan pendekatan untuk menjadi pelanggan PT “YY” antara lain:

-PT Jasa Marga (Persero) dengan permintaan 15.000 galon/ bulan -PT I ndo Rama, sekitar 6.000 galon/ bulan

-Jakarta I nternational Convention Centre (JI CC), sekitar 20.000 galon/ bulan -Bapedal Kabupaten Bogor, sekitar 5.000 galon/ bulan

(11)

2. 3. Rencana Penjualan

Sesuai dengan rancangan kapasitas produksi mesin-mesin yang telah ada dengan maksimal produksi sebesar 1.080.000 galon, 192.000 karton air minum mineral dalam botol dan 168.000 karton air minum dalam gelas per tahun, maka rencana produksi/ penjualan yang ditetapkan perusahaan adalah meningkatkan jumlah produksi yang semula (tahun 2007) pada level + / - 29% meningkat pada tahun 2008 menjadi 70% , dan selanjutnya menjadi 75% (2009), 80% (2010), 90% (2011) dan 100% (2012 dst).

Rencana peningkatan produksi tersebut, dapat disampaikan lebih jelas Rencana Produksi dan Penjualan (dalam unit) dengan gambaran sebagai berikut:

PT “YY”, Sukabumi

Rencana Produksi & Penjualan (dalam unit)

Kapasitas tahun 1 tahun 2 tahun 3 tahun 4 tahun 5,dst

Jenis produk maximum Rencana Kapasitas produksi

100% 70.0% 75.0% 80.0% 90.0% 100.0%

unit produksi

1. Air mineral dalam galon (per galon) 1,080,000 756,000 810,000 864,000 972,000 1,080,000

2. Air mineral kemasan Botol (per kardus) 192,000 134,400 144,000 153,600 172,800 192,000

3. Air mineral kemasan Gelas (per kardus) 168,000 117,600 126,000 134,400 151,200 168,000

Pricing untuk ketiga varian produknya, direncanakan sebagai berikut:

HARGA JUAL PER UNIT

1. Air mineral dalam galon Rp 6,500.0 per galon

2. Air mineral kemasan Botol Rp 27,500.0 per karton

3. Air mineral kemasan Gelas Rp 13,500.0 per karton

Dengan demikian, Rencana penjualan PT “YY”, Sukabumi (dalam jutaan Rupiah) kurun waktu 5 tahun ke depan dapat diproyeksikan sebagai berikut:

PT “YY”, Sukabumi

Rencana Penjualan (dalam Rp juta)

Jenis Produk tahun 1 tahun 2 tahun 3 tahun 4 tahun 5

Rencana Penjualan (Rp juta)

1. Air mineral dalam galon 4,914.0 5,265.0 5,616.0 6,318.0 7,020.0

2. Air mineral kemasan Botol 3,696.0 3,960.0 4,224.0 4,752.0 5,280.0 3. Air mineral kemasan Gelas 1,587.6 1,701.0 1,814.4 2,041.2 2,268.0

(12)

BAB I I I

ASPEK TEKNI K

PT “YY” merencanakan akan meningkatkan jumlah produksi air minum dalam kemasannya (yang terdiri dari 3 jenis produk), yang saat ini pada level 35% menjadi 70% pada tahun 1 (tahun 2008) dan terus meningkat secara bertahap hingga mencapai 100% pada tahun 5 (2012). Upaya optimalisasi ini memerlukan kajian dan analisa teknis yang akurat, sehingga apa yang diharapkan dapat dicapai dengan tidak membawa dampak yang kontraproduktif

Pembahasan aspek teknis meliputi analisis mengenai Lokasi pabrik, Mesin dan Peralatan produksi, Proses Produksi, Kapasitas terpasang, dan kendaraan.

Berikut ini akan disampaikan sistematika aspek teknis, sehingga memudahkan pemahaman terhadap pokok bahasan yang akan disampaikan

3.1. Lokasi Pabrik Air minum dalam kemasan

Pabrik Air minum dalam kemasan yang ditempati oieh PT “YY” terletak di Kampung Pasir Rengis Rt 08/ 01, desa Jaya Bakti, kecamatan Cidahu, Sukabumi. Untuk industri air minum, lokasi ini cukup strategis karena berada di daerah mata air dengan mendapat otorisasi mengelola salah satu sumber mata air tersendiri.

Lokasi ini juga tidak terlalu jauh dengan pusat kota Sukabumi dengan akses pinggir jalan raya Cidahu. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa lokasi pabrik air minum tersebut cukup baik dan strategis.

3.2. Proses Produksi

Proses produksi air minum dalam kemasan pada dasarnya terdiri dari 2 tahap, yaitu produksi utama dan proses packing. Produksi utama meliputi proses filterisasi, ionisasi dan pendinginan. Sedangkan produksi tahap 2, merupakan serangkaian proses packing sampai air siap dikirim ke pelanggan.

1. Proses produksi utama

(13)

Sebelum proses produksi utama berupa filterasasi, ionisasi dan pendinginan dilaksanakan, mesin-mesin tersebut harus secara rutin dibersihkan dari partikel yang mengendap yang disebut proses ”back washing”.

Proses ini tiap hari dilaksanakan pada awal aktivitas produksi dengan menggunakan larutan NHCL (natrium chlorida) sebanyak 20 liter untuk pembersihan bekas proses produksi air sebanyak + / - 40.000 liter.

Filterisasi merupakan proses penyaringan air dengan menggunakan Tabung Penyaring selama + / - 12 jam. Filterisasi ini tujuannya adalah menyaring partikel-partikel yang ada di dalam air dari tds semula antara 80-120 mmg/ liter menjadi tinggal 4 mmg/ liter saja.

Proses ionisasi merupakan proses untuk menstabilkan ph air agar ada dikisaran ”7”. Proses ini penting dilakukan agar tidak terlalu asam (bila ph di bawah 6,5) atau terlalu basa (bila ph di atas 8,5).

Proses selanjutnya adalah proses ”pendinginan” yang diperlukan untuk stabilisasi tds. Dengan proses ini kadar partikel bisa turun lagi menjadi + / - 2 mmg/ liter.

Setelah selesainya proses pendinginan tersebut, maka pemrosesan air minum tersebut sudah selesai dan siap untuk dikemas.

FILTERISASI

IONISASI

PENDINGINAN Back

Wash

Air

Sumber

(14)

2. Proses Pengemasan

Proses Pengemasan dapat digambarkan sebagai berikut:

Penyiapan air ke wadah

Penyiapan wadah dilakukan sebelum proses pengisian sesuai jenisnya masing-masing. Galon-galon yang telah dibersihkan terlebih dahulu disiapkan/ ditempatkan pada input mesin-mesin pengisian air. Demikian juga botol plastik dan cup plastik untuk air dalam gelas.

Proses pengisian ini dilakukan secara otomatis sampai takaran yang telah ditentukan. Setelah terisi air, wadah dan isinya akan bergerak dengan menggunakan conveyor (ban berjalan) ke arah mesin pemasangan tutup.

Pemasangan tutup

Tutup dipasang sesuai merk yang sedang dikerjakan. Selanjutnya dipasang juga seal yang sesuai nama merk tersebut. Kemudian air minum dalam wadah bergerak ke arah bagian packing.

Pengepakan ke kardus

-Pengepakan ke kardus dilakukan sesuai porsinya masing-masing, dan dengan kardus yang disesuaikan dengan merk yang sedang dikerjakan. Selanjutnya masing-masing air kemasan dalam kardus siap untuk disimpan dalam gudang menunggu pengiriman.

(15)

3.3. Kapasitas Mesin

Sebagai gambaran kapasitas produksi air minum dalam kemasan ini, dapat ditampilkan mesin-mesin utama, sebagai penentu kapasitas produksi, sebagai berikut:

Description Kapasitas mesin

Kapasitas Kapasitas Kebutuhan Ratio

per hari Per tahun Kapasitas Normal %

Perusahaan merencanakan akan menaikkan (investasi baru) mesin filterisasi dari direncanakan akan dirubah Mesin filterisasi berkapasitas produksi 25.000 liter/ jam, selama 10 jam sehari akan menghasilkan 250 liter air siap kemas. Kapasitas per tahun (300 hari kerja) mencapai 75 juta liter, berarti 2,85x lipat dari kebutuhan kapasitas normal (normal produksi 100% ).

Untuk mesin-mesin kemasan, kapasitasnya juga di atas kebutuhan saat kapasitas normal. Mesin (boiler) untuk pengemasan air dalam galon mempunyai kapasitas 150 liter/ menit atau 90.000 liter/ hari. Angka ini setara dengan 4.500x 20 liter (4.500 galon). Selama satu tahun akan dihasilkan 1.350.000 galon atau 108% dari kebutuhan pada saat kapasitas normal yaitu 1.080.000 galon. Mesin Bottle filler mampu bekerja menghasilkan 2.500 botol air per jam sehingga akan menghasilkan 25.000 botol per hari atau 7.500.000 botol per tahun. Jumlah ini adalah 135% dari kapasitas normal (4.608.000 botol). Sedangkan mesin cup filler mempunyai kapasitas 18.000 cup/ jam setara 180.000 cup per hari atau 54.000.000 cup per tahun. Jumlah ini 6,7x lebih banyak dari kebutuhan saat produksi normal yaitu 8.064.000 cup per tahun.

3.4. Sumber Mata Air

(16)

Sumber mata air tersebut terhubung ke lokasi pabrik dengan pipa air paralon sepanjang + / - 1 Km, di atas tanah yang berdiameter 4 meter memanjang. Tanah penghubung tersebut juga telah dibebaskan oleh dan telah menjadi milik perusahaan.

3.5. Kendaraan

Untuk menunjang sarana transportasi pengadaan bahan baku & pembantu produksi serta untuk pengiriman produk-produk pesanan ke tempat pelanggan dan ke tempat distributor utama terdekat, digunakan sarana transportasi yang terdiri dari:

Jenis Kendaraan Operasional Managemen Jumlah

Mobil Toyota Camry 1 1

Kijang I nova 2 1 3 Mobil Daihatsu Zebra Jumbo Pick Up 5 5

7 2 9

(17)

BAB I V

ASPEK MANAJEMEN

Sebagai bagian dari studi kelayakan

peningkatan produksi air minum

dalam kemasan

PT “YY”, Pembahasan aspek manajemen meliputi pembahasan struktur organisasi, tugas dan tanggung jawab serta posisi kunci dalam perusahaan. Dalam membentuk perusahaan yang mapan dan untuk mempermudah pencapaian tujuan secara efektif dan efisien maka diperlukan adanya suatu struktur organisasi manajemen yang baik.

Struktur organisasi dan manajemen yang baik sangat erat hubungannya dengan koordinasi kerja yang terpadu dan terarah. Salah satu penunjang keberhasilan perusahaan sangat ditentukan oleh sumber daya manusia (SDM) yang memenuhi kualitas dan menempatkannya sesuai bidang keahliannya (the right man on the right place

).

PT “YY” berupaya secara terus menerus dan terencana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui program pendidikan, pelatihan, pengembangan, pengelolaan dan pelayanan kesejahteraan bagi keseluruhan karyawan baik secara tehnis fungsional maupun manajerial.

Untuk meningkatkan kualitas produktivitas serta motivasi setiap karyawan, perusahaan telah menerapkan sistem pengupahan/ penggajian dan kesejahteraan sosial karyawan yang memadai sesuai dengan peraturan Pemerintah. Perusahaan juga telah memenuhi standar upah minimum regional (UMR) sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan oleh Departemen Tenaga Kerja Republik I ndonesia.

4.1. Struktur Organisasi

(18)

Struktur Organisasi PT “YY”

Mengingat sederhananya aktivitas operasional perusahaan, maka kegiatan usaha utama yang dikendalikan Direksi dibagi 5 bagian saja yaitu Bagian Umum dan Sumber Daya Manusia, Bagian Produksi, Bagian Keuangan, Bagian Pemasaran dan Bagian Distribusi.

Pada struktur organisasi ini direksi juga berperan untuk mengkoordinasikan kegiatan keempat bagian tersebut melalui masing-masing manager agar sinkron dan terjadi saling mendukung dan melengkapi sehingga tujuan utama meraih keuntungan dari penjualan dapat dicapai. Bentuk struktur ini cocok diterapkan untuk organisasi dengan aktivitas tidak terlalu beragam namun intensitas cukup tinggi sehingga pengendalian oleh Direksi perusahaan dapat dilakukan dengan baik.

4.2.

Manajemen Perusahaan

a. Dew an Komisaris & Direksi

Komisaris bertugas mengawasi segala kebijaksanaan dan pelaksanaan tugas Direksi di lapangan agar tetap sesuai dengan koridor dan tujuan utama didirikannya perusahaan sesuai anggaran dasarnya.

Direksi perusahaan dipimpin oleh orang yang mempunyai kemampuan manajerial yang cukup untuk melakukan pengarahan, membuat perencanaan, mengorganisir sumber daya dan dana, melakukan pembinaan terhadap staf dan melakukan pengawasan terhadap

(19)

pelaksanaan pekerjaan pelaksana di lapangan. Direksi PT “YY” setelah menjalankan usaha pabrik air minum dalam kemasan tersebut selama + / - 3 tahun, dan mempunyai jaringan pemasaran yang luas ke berbagai wilayah di tanah air sehingga tidak akan mengalami kesulitan dalam menangani rencana peningkatan produksi dengan tambahan modal kerja tersebut.

b. Staf Pelaksana:

Guna memperlancar operasional usaha, maka manajemen PT “YY” sudah melakukan penambahan tenaga kerja baru yang dibutuhkan sesuai struktur organisasi. Tenaga kerja yang diperlukan adalah yang

berpengalaman cukup dan berpendidikan menengah.

Untuk memperoleh tenaga kerja dengan kualifikasi tersebut tidaklah terlalu sulit, mengingat lokasi usaha berada di wilayah Jakarta sebagai pusat perekonomian nasional. Jumlah tenaga kerja yang diperlukan dalam peningkatan produksi adalah 30 orang (bertambah 14 orang dari posisi saat ini 16 orang karyawan).

c. Uraian Tugas dan Tanggung Jaw ab

Berdasarkan struktur organisasi tersebut di atas, maka tugas yang menjadi tanggung jawab level Kepala Bagian adalah sebagai berikut:

Kepala Bagian Umum & Sumber Daya Manusia, bertanggung jawab

atas masalah yang berkaitan dengan pemanfaatan, pemeliharaan & keamanan aktiva perusahaan. Di samping itu, juga bertanggung jawab atas perencanaan, pendidikan dan penggajian seluruh personalia yang ada di perusahaan.

Kepala Bagian Produksi, merupakan penanggung jawab di lapangan

atas seluruh masalah teknik dan operasional pabrik air minum dalam kemasan PT “YY” yang bertanggung jawab langsung kepada Direksi. Kepala Bagian Produksi berkoordinasi dengan Kepala Bagian Pemasaran atas tingkat produksi yang direncanakan, schedule produksi dan jenis produk yang dipesan pelanggan. Dengan kepala bagian keuangan berkoordinasi terhadap seluruh pengiriman pesanan yang telah dilaksanakan, yang sudah harus ditagih, dan pembelian bahan baku, bahan pembantu, supplies, bahan bakar dan hal-hal yang dibutuhkan untuk pengoperasian pabrik air minum dalam kemasan ini.

(20)

menegosiasikan harga dan sistem pembayaran yang menguntungkan bagi perusahaan.

Kepala Bagian Keuangan bertanggung jawab untuk mengelola

aktivitas keuangan dan sumber daya manusia serta melaksanakan data komputerisasi atas seluruh aktivitas perusahaan. Kepala Bagian Keuangan juga berkewajiban menjaga cash flow perusahaan agar dapat selalu pada posisi paling optimal untuk dapat membiayai operasional perusahaan, menunaikan kewajiban keuangan kepada pihak ketiga dan melaksanakan koordinasi dengan bagian produksi dan pemasaran serta memberikan masukan yang up to date kepada Direksi tentang posisi keuangan perusahaan secara berkala.

Kepala Bagian Distribusi memegang tanggung jawab yang besar

(21)

BAB V

ASPEK KEUANGAN

Pembahasan aspek keuangan meliputi penentuan asumsi dasar untuk setiap kegiatan yang menimbulkan akibat finansial seperti pendapatan dan biaya-biaya, untuk kemudian dijabarkan ke dalam perhitungan kebutuhan investasi & modal kerja serta proyeksi keuangan dan melakukan analisis tingkat kelayakan proyek.

Hal utama yang dibahas meliputi kebutuhan investasi, kebutuhan Modal Kerja, sumber pendanaan, profitabilitas, likuiditas dan solvabilitas. Sedangkan hasil operasi usaha untuk masa yang akan datang terlihat dalam proyeksi neraca, proyeksi laba/ rugi, proyeksi arus kas dan perhitungan lainnya.

5.1. Kebutuhan I nvestasi

Dalam rangka meningkatkan produksi lebih kurang 2,4 kali lipat dari tingkat produksi riel saat ini, (yaitu: air minum galon dari 310.000 galon/ tahun setara 28,7% dari kapasitas normal menjadi 756.000 galon/ tahun setara 70% dari kapasitas normal, air minum botol dari 55.600 kardus/ tahun setara 29,0% menjadi 134.400 kardus/ tahun setara 70% , dan air minum gelas dari 49.000 kardus setara 29,2% menjadi 117.600 kardus setara 70% ), diperlukan tambahan investasi berupa bangunan, mesin, kendaraan dan inventaris, dengan rincian sebagai berikut:

a. Kebutuhan I nvestasi Baru

I nvestasi baru untuk aktiva tetap yang akan digunakan untuk mendukung peningkatan produksi tersebut PT “YY” adalah sebesar Rp 7,55 milyar dengan rencana penggunaan sebagai berikut:

Rencana Sumber dan

Penggunaan dana Investasi

Sumber Dana

Keterangan Jumlah Kredit Investasi Dana Sendiri

(22)

Biaya investasi yang akan dilaksanakan PT “YY” secara lebih detail dapat dijelaskan sebagai berikut:

1). Biaya renovasi bangunan

Biaya renovasi bangunan yang akan lakukan untuk mendukung peningkatan produksi ini diperuntukkan bagi bangunan pabrik, gudang, Kantor dan mess total seluas 5.191 m2. Biaya renovasi dianggarkan sebesar Rp 500.000.000,-. Rencananya biaya renovasi akan dipenuhi dari dana sendiri perusahaan (setoran pemegang saham).

2). Biaya investasi Mesin-mesin & Peralatan

Biaya investasi untuk pengadaan tambahan dan perbaikan mesin-mesin dan peralatan dianggarkan sebesar Rp 6.400.000.000,- dengan rencana pendanaan sebagai berikut:

Anggaran investasi mesin & peralatan

Jenis Investasi Jumlah Kredit Dana

Biaya Investasi Sendiri

a. Mesin Produksi 800,000,000 300,000,000 500,000,000 b. Mesin Pengemasan 3,500,000,000 3,000,000,000 500,000,000 c. Galon @ Rp 30.000/unit 2,100,000,000 1,700,000,000 400,000,000

Jumlah 6,400,000,000 5,000,000,000 1,400,000,000

4). Biaya investasi Alat Transportasi

Biaya investasi alat transportasi dianggarkan sebesar Rp 625.000.000,- yang rencananya akan digunakan untuk pengadaan tambahan 5 unit alat transportasi/ pengangkut untuk mendukung operasional pabrik. Seluruh biaya investasi alat transportasi direncanakan akan didanai dari internal perusahaan.

5). I nventaris Kantor

(23)

5.2. Kebutuhan Modal Kerja dan Rencana Skema Pembiayaan

Dalam rangka meningkatkan produksi lebih kurang 2,4 kali lipat dari tingkat produksi riel saat ini, (yaitu: 1. dari 310.000 galon air minum/ tahun yang setara 28,7% dari kapasitas normal per tahun menjadi 756.000 galon per tahun setara 70% dari kapasitas normal, 2. dari 55.600 kardus air minum botol plastik setara 29,0% menjadi 134.400 kardus setara 70% , dan 3. dari 49.000 kardus air minum gelas setara 29,2% menjadi 117.600 setara 70% ).

Untuk memenuhi kebutuhan modal kerja yang diperlukan untuk peningkatan

produksi tersebut PT “YY” membutuhkan pendanaan sebesar Rp 3 milyar.

Mengingat terbatasnya sumber dana dari intern perusahaan saat ini, maka sumber pendanaan dimohonkan dapat dipenuhi dari fasilitas Kredit modal kerja dari perbankan.

Sumber pendanaan dipenuhi dari modal sendiri sebesar Rp 1.000.000.000,0 (33,3% ) dan dimohonkan dari Kredit bank sebesar Rp 3.000.000.000,0 (66,7% ) yang secara ringkas dapat disajikan sebagai berikut:

Modal Kerja yang diperlukan 3,000,000,000 100.0%

Permohonan KMK 2,000,000,000 66.7%

Modal Sendiri 1,000,000,000 33.3%

Kebutuhan modal kerja tersebut dihitung berdasarkan tied up periode yang ditetapkan sejauh mungkin mendekati kelaziman yang berlaku dalam usaha industri air minum dalam kemasan, sebagaimana diperhitungkan sebagai berikut:

Pos Modal Kerja

Tied up

Dihitung dari

Bulan

Kas

1

Biaya administrasi & Biaya penjualan

Piutang Dagang

3

Penjualan

Persediaan

1,5

Bahan baku & Pembantu

Biaya dibayar di muka

1

Biaya asuransi

Hutang Dagang

1

Biaya langsung.

(24)

Keterangan

Tied up

thn 2008

5.3. Jenis dan Ketentuan Pendanaan

Sehubungan dengan permohonan pendanaan yang akan digunakan untuk mendukung peningkatkan produksi pabrik air minum dalam kemasan, dan dengan berpedoman pada analisis keuangan pada butir 5.2. dan 5.3. di bawah ini, maka dapat disimpulkan jenis dan ketentuan pendanaan yang diharapkan dapat diperoleh PT “YY” dari perbankan adalah sebagai berikut:

1). Jumlah dana yang diperlukan :

-Kredit I nvestasi : Rp 5.000.000.000,-

-Kredit Modal kerja : Rp 2.000.000.000,-

3). Tujuan penggunaan dana : untuk menambah modal kerja usaha.

-Kredit I nvestasi : untuk mendanai penambahan/ perbaikan

mesin-mesin & peralatan produksi

-Kredit Modal Kerja : Untuk menambah modal kerja usaha

4). Jangka waktu pengembalian : 5 tahun dengan grace periode 1 tahun.

5). Agunan : Akan dipenuhi minimal 125% dari

fasilitas KMK.

Ketentuan lainnya akan dipenuhi sesuai ketentuan perbankan.

5.4. Asumsi Dasar Perhitungan Keuangan

(25)

1) Biaya Bahan baku dan pembantu

Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi air mineral sampai siap digunakan oleh konsumen terdiri dari bahan baku utama air, bahan wadah plastik, bahan pembantu rupa-rupa dan bahan pembungkus.

a. Biaya bahan baku utama

Bahan baku utama dari industri air minum dalam kemasan adalah air. Mengingat air diperoleh dengan cuma-Cuma, maka biaya bahan baku air diperhitungkan Rp 0.

b. Biaya bahan w adah plastik

Ketiga jenis produk membutuhkan wadah plastik. Biaya bahan wadah plastik untuk Amigal diperhitungkan dari penyusutan galon selama periode pemakaian yaitu 1 tahun. Dengan rata-rata turn over 1 bulan 2 kali pakai, maka biaya wadah plastik galon diperhitungkan sebesar Rp 35.000/ (2 x 12) = Rp 729,- per penggunaan galon. Mengingat harga plastik botol diperhitungkan rata-rata sebesar Rp 10.000,- per kardus, yaitu untuk ukuran 600 cc Rp 417 per botoll dan untuk ukuran 1.500 cc Rp 833/ botol. Sedangkan Biaya bahan wadah plastik tiap karton amilas diperhitungkan sebesar Rp 160 x 48 = Rp 7.680 per kardus.

c. Biaya bahan penolong

Untuk amigal, diperhitungkan biaya bahan penolong sebesar Rp 200 tutup & seal kepala galon, Rp 100 tissue galon, total Rp 300 per galon. Untuk Amibot diperhitungkan biaya wrapping tutup botol Rp 150/ kardus. Sedangkan untuk amilas dibebankan biaya sedotan kecil Rp 250/ kardus.

d. Biaya Bahan Pembungkus & Pengemas

Biaya bahan pembungkus dan pengemas, diperhitungkan berdasarkan pemakaian masing-masing unsur bahan adalah sebagai berikut:

Biaya bahan pembungkus & pengemas

Kertas Karton Stiker Lem atau Jumlah

pembungkus Isolasi

(26)

2) Biaya tenaga kerja langsung

Biaya tenaga kerja langsung terdiri dari dua unsur, yaitu unsur tetap dan unsur variable. Unsur biaya tenaga kerja langsung tetap dihitung dari 30 orang buruh langsung yang digaji tetap rata-rata Rp 1.200.000,- per bulan yang berjumlah Rp 36 juta per bulan atau Rp 468 juta per tahun.

Sedangkan unsur variabel dihitung berdasarkan unit pekerjaan di atas 50% dari kapasitas normal. Misalnya tahun pertama, diperhitungkan 70% -50% = 20% x Rp 468 juta = Rp 93,6 juta biaya variable tenaga kerja langsung. Dengan demikian total biaya tenaga kerja langsung tahun 2008 diproyeksikan sebesar Rp 561.600.000,-.

3) Biaya Listrik & solar untuk genset

Biaya Listrik yang dipergunakan dengan daya sebesar 250 KVA atau 200 KWH dengan tingkat pemakaian maksimum 15 jam kerja pabrik tiap hari, daya serap penggunaan listrik 60% , dan diperhitungkan sesuai rencana pemakaian jam kerja produksi riel. Biaya listrik diperhitungkan untuk tahun 2008 adalah sebesar Rp 18.329.680,- per bulan atau Rp 219.956.160,- per tahun. Tahun 2009 dst akan meningkat sesuai penggunaan jam kerja produksi

Biaya bahan bakar solar untuk menghidupkan genset dengan daya 250 KVA dengan tingkat pemakaian rata-rata 24 jam (2 x 8 jam) per bulan sebagai cadangan apabila listrik PLN mengalami pemadaman. Tahun 2008 biaya tersebut diperhitungkan sebesar Rp 1.920.000,- per bulan atau Rp

23,040,000,- pertahun, sedangkan untuk tahun selanjutnya dapat dilihat

pada lampiran 11.

4) Bahan Bakar

Biaya bahan bakar berupa bensin untuk kendaraan operasional sebanyak 7 unit kendaraan, diperhitungkan berdasarkan pemakaian bahan bakar per hari sebanyak 240 liter sebagai berikut:

Keterangan Jumlah Pemakaian BBM

Unit liter/hari/unit liter/per hari

a. Kendaraan niaga, kijang 2 20 40

b. Kendaraan Zebra Jumbo Pick up 5 40 200

(27)

Dengan harga bensin/ sebesar Rp 6.500/ liter, maka pada tahun 2008 biaya bahan bakar tersebut diperhitungkan sebesar Rp 39.000.000,- / bulan atau Rp 468 juta per tahun. Sedangkan untuk tahun 2009 dan seterusnya dapat dilihat pada lampiran 11. Biaya bahan bakar diasumsikan mengalami kenaikan 2,5% per tahunnya.

5) Biaya asuransi & pemeliharaan

Biaya asuransi dan pemeliharaan diperhitungkan dari nilai obyek pertanggungan dengan perhitungan sebagai berikut:

Perhitungan biaya asuransi & pemeliharaan

Jenis Asset Nilai Asset Prosentase (%)

(Rp) Asuransi Pemeliharaan

-Bangunan 7,125,000,000 0.50% 1.50%

-Mesin-mesin 10,843,806,368 0.75% 1.00%

-Kendaraan 3,749,500,000 0.60% 1.00%

-Inventaris Kantor 589,303,468 0.25% 2.00%

Biaya asuransi & pemeliharaan pada tahun 2008 diperhitungkan sebesar Rp 235.854.375,- sedangkan untuk tahun 2009 dan seterusnya dapat dilihat pada lampiran 11.

6) Biaya Penyusutan & amortisasi

Perhitungan biaya penyusutan setiap tahun berdasarkan metode garis lurus (straight line methode) dengan ketentuan sebagai berikut:

Dasar Perhitungan Penyusutan

Penyusutan

-Bangunan

5.0

%

-Mesin-mesin

10.0

%

-Kendaraan

20.0

%

-Inventaris Kantor

20.0

%

-Aktiva Lain-lain

10.0

%

7) Biaya Administrasi & umum

(28)

Gaji Direksi & Komisaris serta karyawan dianggarkan Rp 50 juta/ bulan sedangkan biaya administrasi dan umum lainnya diperhitungkan sebesar Rp 27,5 juta/ bulan, dengan kenaikan sebesar 2,5% setiap tahun.

8) Biaya penjualan

Biaya penjualan meliputi biaya advertensi, biaya jaringan pemasaran, biaya perjalanan dinas untuk pemasaran dan marketing fee. Biaya tetap penjualan diperhitungkan sebesar Rp 10 juta per bulan dan unsur variablenya sebesar 1,5% dari penjualan kotor.

5.5. Proyeksi Keuangan

Berdasarkan asumsi laporan keuangana tersebut di atas, disajikan hasil Proyeksi Keuangan (Neraca, Perhitungan Laba Rugi, Cash flow dan lain-lainnya) sebagaimana disampaikan dalam lampiran 4 s/ d 10 dengan indikator-indikator keuangan sebagai berikut:

a.

Proyeksi I ncome Statement ( Laba Rugi)

PT “YY”, Sukabumi dalam beroperasi pada tahun 1 (2008) sampai tahun ke 7 (2014), diproyeksikan mampu menghasilkan penjualan dengan komposisi harga pokok penjualan, laba usaha dan laba bersih sebagai berikut:

Proyeksi Laba rugi

Proyeksi Laba Rugi atas usaha ini dengan kondisi yang telah ditetapkan dapat secara lebih detail dipelajari pada lampiran 5.

b.

Proyeksi Cash flow

(29)

di atas dapat direalisasikan, maka seluruh kewajiban hutang kepada perbankan baik bunga maupun pokoknya dapat diselesaikan dalam jangka 5 tahun.

Proyeksi Cash Flow perusahaan selama 6 tahun ke depan secara ringkas dapat digambarkan sebagai berikut:

Proyeksi Cash Flow atas usaha ini dengan kondisi yang telah ditetapkan dapat secara lebih detail dipelajari pada lampiran 4.

c.

Ratio Keuangan

Sejak awal beroperasi dengan peningkatan produksi pada tahun 1 (2008), Proyek mempunyai likuidas kemampuan untuk memenuhi kewajiban jangka panjang. Struktur pembelanjaan yang tercermin dalam Debt Equity Ratio, menunjukkan struktur pembelanjaan yang sehat (DER< 300% ).

5.6. Kriteria Kelayakan Proyek

(30)

Net Present Value

Net Present Value menunjukkan nilai saat ini proyek tersebut apabila ditunaikan dengan nilai sekarang. Termasuk dalam perhitungan ini adalah seluruh pendapatan maupun biaya yang akan terjadi dan sudah terjadi dihitung dengan cost of fund saat ini (asumsi untuk Rupiah 11% ) untuk memperoleh nilai sekarang.

Berdasarkan perhitungan tersebut pada lampiran 7, maka dapat diperoleh nilai NPV proyek ini sebesar Rp 10,0 milyar, berarti perusahaan akan mendapatkan keuntungan dengan nilai tunai saat ini sebesar Rp 10,0 milyar.

I nternal Rate of Return

I nternal rate of return (I RR) merupakan tingkat pengembalian dari hasil beroperasinya proyek tersebut dalam skala prosentage sebagaimana apabila bank menginvestasikan dananya pada seorang nasabah.

Berdasarkan perhitungan tersebut pada lampiran 8, maka dapat diperoleh nilai I RR dari proyek ini sebesar 20,8% . Mengingat tingkat suku bunga umum saat ini rata-rata di bawah 9 - 12% per tahun, maka dapat disimpulkan bahwa proyek ini cukup bagus karena di atas suku bunga bank.

Pay Back Periode

(31)

BAB VI

KESI MPULAN

Berdasarkan pembahasan dari berbagai aspek yang relevan terhadap proyek PT “YY” dapat disimpulan hal-hal sebagai berikut:

Kemampuan pemasaran PT “YY” tidak akan mengalami hambatan,

mengingat jaringan pemasaran di berbagai daerah pinggiran di I ndonesia sudah terbentuk apalagi diperkuat dengan rencana penetrasi ke pasar-pasar baru.

Dari segi aspek keuangan, PT “YY” memberikan balas jasa keuangan I RR

sebesar 20,8% dan NPV positif sebesar Rp 10,0 milyar dan menghasilkan Net profit Margin pada tahun pertama, kedua dan ketiga masing-masing sebesar 11,5% , 13,1% dan 16,1% , kemudian ditahun selanjutnya mengalami peningkatan.

Dari aspek keamanan kredit, PT “YY” memberikan jaminan kebendaan di

dalam proyek sebesar 125% dari fasilitas kredit yang diberikan. Namun tidak menutup kemungkinan adanya agunan tambahan sehingga dapat memenuhi ketentuan yang berlaku dan untuk itu PT “YY” tidak berkeberatan.

Key Person dari proyek ini yaitu Tuan AA, SE adalah pengusaha yang cukup

lama bergerak dalam produksi air minum dalam kemasan.

Dengan demikian proyek PT “YY” layak untuk dibiayai menggunakan kredit perbankan dengan skema pembiayaan sebagaimana dijelaskan pada butir 5.3.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Dalam kajiannya mengenai pengaruh latar belakang keluarga terhadap sikap menabung oleh pelajar menyatakan bahawa pelajar dari keluarga yang mempunyai latar belakang pendidikan

The International Archives of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences, Volume XL-8, 2014 ISPRS Technical Commission VIII Symposium, 09 – 12 December

Hasil dar i evaluasi administr asi, teknis dan har ga Penyedia Bar ang dinyatakan lulus, kar ena dapat memenuhi semua per syar atan yang ditetapkan dalam Dokumen

Our results showed that dengue outbreak was associated with rainfall, humidity, temperature, built-up area considered to represent urbanization, urbanization and

Hasil dar i evaluasi administr asi, teknis dan har ga Penyedia Bar ang dinyatakan lulus, kar ena dapat memenuhi semua per syar atan yang ditetapkan dalam Dokumen

The study was conducted in Kersa District of Jimma zone, Oromia National Regional state, Ethiopia with the objective developing map of malaria risk, which identify and

Hasil dar i evaluasi administr asi, teknis dan har ga Penyedia Bar ang dinyatakan lulus, kar ena dapat memenuhi semua per syar atan yang ditetapkan dalam Dokumen