• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Muslimin, Lc., M.H.I - Usul Fiqh 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "A. Muslimin, Lc., M.H.I - Usul Fiqh 1"

Copied!
89
0
0

Teks penuh

(1)

A. Muslimin, Lc., M.H.I

A. Muslimin, Lc., M.H.I

(2)

TA’RIF

TA’RIF

(لصأأ(لصأأ ) dari segi bahasa :) dari segi bahasa :

- ليلدلاليلدلا (dalil) (dalil) : landasan hukum: landasan hukum - ةدعاقلاةدعاقلا (kaidah) (kaidah) : dasar atau fondasi: dasar atau fondasi - حجارلاحجارلا (rajih) (rajih) : yang terkuat: yang terkuat

- عرفلاعرفلا (far’un) (far’un) : cabang: cabang

- بحصتسملابحصتسملا (mustashab) (mustashab) : memberlakukan : memberlakukan

hukum asal selama tidak ada dalil yang

hukum asal selama tidak ada dalil yang

merubah

(3)

Defnisi Fiqh

Defnisi Fiqh

مهفلامهفلا : : هقفلاهقفلا

ةيليصفتلا اهتلدأ نم ةبستكملا ةيلمعلا ةيعرشلا ماكحلاب ملعلاةيليصفتلا اهتلدأ نم ةبستكملا ةيلمعلا ةيعرشلا ماكحلاب ملعلا

“Mengetahui hukum-hukum syara’ yang Mengetahui hukum-hukum syara’ yang bersifat ‘amaliyah yang diperoleh melalui

bersifat ‘amaliyah yang diperoleh melalui

dalil-dalilnya yang terperinci”.

(4)

Ta’rif Ilmu

Ta’rif Ilmu

Usul al-Fiqh

Usul al-Fiqh

اهب لصوتي يتلا دعاوقلاب ملعلا

“Ilmu tentang kaedah-kaedah yang Ilmu tentang kaedah-kaedah yang

digunakan untuk

digunakan untuk mengistinbatkanmengistinbatkan hukum- hukum-hukum syara’ yang

hukum syara’ yang amaliamali (praktikal) dari (praktikal) dari dalil-dalil yang

(5)

Ilmu

Ilmu

Usul al-Fiqh…

Usul al-Fiqh…

 Ilmu yg dikajiIlmu yg dikaji

– Kaedah-kaedah umum (Kaedah-kaedah umum (kulliykulliy) utk mengeluarkan hukum-) utk mengeluarkan hukum-hukum dari dalil-dalil yg khusus (

hukum dari dalil-dalil yg khusus (tafsili)tafsili) (Qur’an & Hadits) (Qur’an & Hadits)

 Maksud hukum-hukumMaksud hukum-hukum

– Hukum Hukum amaliamali termasuk perbuatan hati termasuk perbuatan hati – Hukum-hukum akidah – tidak termasukHukum-hukum akidah – tidak termasuk

 Cth. kaidah usul fiqhCth. kaidah usul fiqh بوجولأأل رمأأ لأكبوجولأأل رمأأ لأك

– Dari kaidah ini banyak Dari kaidah ini banyak afrad afrad yg datang dari yg datang dari shari’shari’

(6)

objek Ilmu

objek Ilmu

Ushul Fiqh

Ushul Fiqh

Dalil-dalil syara’ yang umumDalil-dalil syara’ yang umum

Dalil yg Disepakati – Qur’an, Hadits, Ijma’, QiyasDalil yg Disepakati – Qur’an, Hadits, Ijma’, Qiyas

Dalil yg Tidak disepakati – Istihsan, istislah, istishab dllDalil yg Tidak disepakati – Istihsan, istislah, istishab dll

 Hukum-hukum syara’ yang umumHukum-hukum syara’ yang umum Hukum Hukum TaklifiyTaklifiy

Hukum Hukum Wad’iyWad’iy

 IjtihadIjtihad, syarat dan kriteria mujtahid, syarat dan kriteria mujtahid

al-Taal-Ta’’arudarud dan dan al-Tarjihal-Tarjih

al-Dilalatal-Dilalat atau atau al-Dalalatal-Dalalat

(7)

Faedah dan Fungsi Ushul

Faedah dan Fungsi Ushul

Fiqh

Fiqh

Aplikasi kaidah umum utk suatu hukumAplikasi kaidah umum utk suatu hukum  Alat, sarana dan metodeAlat, sarana dan metode

 Mengetahui dasar pembinaan hukum syara’ serta Mengetahui dasar pembinaan hukum syara’ serta

maqasid

maqasid (tujuan) syara’ (tujuan) syara’

 Mampu mengistinbatkan hukum dengan tepatMampu mengistinbatkan hukum dengan tepat

 Mengetahui hukum yg telah diistimbat, membuat Mengetahui hukum yg telah diistimbat, membuat

perbandingan, dan mentarjih

perbandingan, dan mentarjih  Memelihara agamaMemelihara agama

(8)

Sejarah Perkembangan

Sejarah Perkembangan

Ushul al-Fiqh

Ushul al-Fiqh

Zaman Rasulullah SawZaman Rasulullah Saw

– Baginda Rasul adalah rujukan utamaBaginda Rasul adalah rujukan utama – Dalil Al-Qur’an dan Al-HaditsDalil Al-Qur’an dan Al-Hadits

– Belum ada Ushul Fiqh dalam disiplin ilmuBelum ada Ushul Fiqh dalam disiplin ilmu – Kasus Shalat Ashar di Bani QuraidhahKasus Shalat Ashar di Bani Quraidhah

– Kasus Tawanan PerangKasus Tawanan Perang

– Kasus Tayamum Ibnu Mas’ud dan Umar Ibn Kasus Tayamum Ibnu Mas’ud dan Umar Ibn

Khatab

(9)

Lanjutan…

Lanjutan…

Zaman Sahabat

Zaman Sahabat

– Mereka musyawarah dgn RasulMereka musyawarah dgn Rasul

– Setiap isu dibicarakan sesama merekaSetiap isu dibicarakan sesama mereka

Umar Ibn Khatab

Umar Ibn Khatab

– Kasus tanah Sawad di Iraq (Ghanimah)Kasus tanah Sawad di Iraq (Ghanimah) – Kasus tidak memberi zakat muallafKasus tidak memberi zakat muallaf

– Kasus tidak memotong tangan pencuriKasus tidak memotong tangan pencuri

Ali KW

Ali KW

- Mengqiyaskan peminum Khamr dengan Mengqiyaskan peminum Khamr dengan

Qadzaf

(10)

Lanjutan…

Lanjutan…

 Zaman Tabi’inZaman Tabi’in

– Walaupun sudah meluas, upaya ulama tinggiWalaupun sudah meluas, upaya ulama tinggi – Mulai berlaku perubahanMulai berlaku perubahan

– Lahir dua kelompok ahli fiqhLahir dua kelompok ahli fiqh – MadinahMadinah : Sa’id bin Musayyab : Sa’id bin Musayyab

– IraqIraq : An-Nakhai dan Al-Laits : An-Nakhai dan Al-Laits

(11)

Next…

Next…

 Zaman Itba’ al-Tabi’in (Imam Mujtahid)Zaman Itba’ al-Tabi’in (Imam Mujtahid)

– Banyak masalah baru dgn adat & budayaBanyak masalah baru dgn adat & budaya – Wilayah Islam makin luasWilayah Islam makin luas

– Murid-murid Imam Madzhab mengklaim guru Murid-murid Imam Madzhab mengklaim guru

mereka penyusun pertama ushul fiqh

mereka penyusun pertama ushul fiqh – Lahir usul fiqhLahir usul fiqh – dipelopori Imam Syafi’I – dipelopori Imam Syafi’I

(12)

Next…

Next…

Pasca Imam Syafi’iPasca Imam Syafi’i

- Tahap Awal (3 H)Tahap Awal (3 H)

- Al-Risalah sebagai rujukan

- Al-Risalah sebagai rujukan

- Aktifitas pensyarahan Ushul Fiqh

- Aktifitas pensyarahan Ushul Fiqh

Itsbat al-Qiyas : Isa Ibnu Hibban

Itsbat al-Qiyas : Isa Ibnu Hibban

An-Nakht : Ibrahim An-Nazzam

An-Nakht : Ibrahim An-Nazzam

Kitab Ushul : Daud al-Dzahiry

Kitab Ushul : Daud al-Dzahiry

- Muncul dua aliran; Kalam dan Fuqoha

(13)

Lanjut…

Lanjut…

- Tahap Pertengahan (4 H)Tahap Pertengahan (4 H)

- Pintu Ijtihad di tutup

- Pintu Ijtihad di tutup

- Mensyarah; memperjelas illat hukum

- Mensyarah; memperjelas illat hukum

- Mentarjih

- Mentarjih

- Corak Filsafat

- Corak Filsafat

Kitab Fushul fil Ushul : Al-Jishash

Kitab Fushul fil Ushul : Al-Jishash

Kitab Ushul al-Kharkhy : Abu Hasan

Kitab Ushul al-Kharkhy : Abu Hasan

Ubaidillah

(14)

Next…

Next…

Tahap Penyempurnaan (5-6 H)Tahap Penyempurnaan (5-6 H) - Penulisan Ushul Fiqh Terpesat

- Penulisan Ushul Fiqh Terpesat

Al-Mu’tamad fi Ushul Fiqh : Abu Al-Husain Al-Bashri

Al-Mu’tamad fi Ushul Fiqh : Abu Al-Husain Al-Bashri

Al-Burhan fi Ushul Fiqh : Al-Juwaini Imam Haramain

Al-Burhan fi Ushul Fiqh : Al-Juwaini Imam Haramain

Al-Mustasfa fi Ilm Al-Ushul : Abu Hamid Al-Ghazali

Al-Mustasfa fi Ilm Al-Ushul : Abu Hamid Al-Ghazali

- Kristalisasi aliran Ushul

- Kristalisasi aliran Ushul

Ulama Mutaakhirin memperdalam ilmu

Ulama Mutaakhirin memperdalam ilmu

Ushul Fiqh dengan lintas madzhab

(15)

Lanjut…

Lanjut…

Masa Modern dan KontemporerMasa Modern dan Kontemporer

- Al-Muwafaqat : Al-Syatibi (Abad 8 H)

- Al-Muwafaqat : Al-Syatibi (Abad 8 H)

- Ushulul Fiqh : Khudary Bek (1927 M)

- Ushulul Fiqh : Khudary Bek (1927 M)

- Tahshilul Wushul ila Ilmi Ushul :

- Tahshilul Wushul ila Ilmi Al-Ushul : Al-

Mahlawy (1920 M)Mahlawy (1920 M)

- Irsyadul Fuhul ila Tahqiq al-Haqqi min

- Irsyadul Fuhul ila Tahqiq al-Haqqi min

(16)

Aliran-aliran Ushul Fiqh

Aliran-aliran Ushul Fiqh

Aliran KalamAliran Kalam

( Aliran Syaf’iyah dan Jumhur Mutakallimin)

( Aliran Syaf’iyah dan Jumhur Mutakallimin)

membangun teori tanpa terpengaruh masalah furu’membangun teori tanpa terpengaruh masalah furu’Ijtihad menggunakan ra’yu / akal dan LOGIKAIjtihad menggunakan ra’yu / akal dan LOGIKA

Falsafah dan mantiqFalsafah dan mantiq

MENGEDEPANKAN KAJIAN BAHASAMENGEDEPANKAN KAJIAN BAHASAkitab-kitab yang dijadikan rujukan :kitab-kitab yang dijadikan rujukan :

Ar-Risalah

Ar-Risalah = Imam Syaf’I = Imam Syaf’I Al-Mu’tamad

Al-Mu’tamad = Abu Husain M. ibn Ali al-Bashri = Abu Husain M. ibn Ali al-Bashri Al-Burhan f ushul fqh

Al-Burhan f ushul fqh = Imam Haramain al-Juwaini = Imam Haramain al-Juwaini Al-Mustashfa f ilmI ushUl

(17)

Aliran Ke 2

Aliran Ke 2

Aliran FuqahaAliran Fuqaha

(ulama mazhab Hanaf)

(ulama mazhab Hanaf)

membangun teori TIDAK Berdasarkan masalah furu’membangun teori TIDAK Berdasarkan masalah furu’Ijtihad dengan menggunakan hadisTIjtihad dengan menggunakan hadisT

PRAKTISPRAKTIS

Memperkuat madzhab merekaMemperkuat madzhab merekakitab-kitab :kitab-kitab :

Al-Ushul

Al-Ushul = Abu Bakar Al-Jashasu = Abu Bakar Al-Jashasu Kasyaf al-Asrar

(18)

Aliran Ke 3

Aliran Ke 3

Aliran MutaakhirinAliran Mutaakhirin

(penggabungan dua aliran)

(penggabungan dua aliran)

Kitab Ushul Fiqh yang menggabungkan antara teori Kitab Ushul Fiqh yang menggabungkan antara teori Mutakallimin dengan teori Fuqoha

Mutakallimin dengan teori Fuqoha

– tanqih al-Ushultanqih al-Ushul = Shadr al-Syari’ah = Shadr al-Syari’ah

– at-Tahrirat-Tahrir = Kamal al-din al-Humam al Hanaf = Kamal al-din al-Humam al Hanaf

– Jam’u al-jawamiJam’u al-jawami = Subkhi al Syaf’I = Subkhi al Syaf’I

(19)

Dalil-dalil Syara’

Maksudnya : “Sesuatu yang diperoleh dengan

Maksudnya : “Sesuatu yang diperoleh dengan

benar dari hukum syara’ amali dengan dilakukan

benar dari hukum syara’ amali dengan dilakukan

kajian yang sah terhadapnya baik secara

kajian yang sah terhadapnya baik secara qathqath’’yy

maupun dz

(20)

Dalil-dalil Yang Disepakati

Dalil-dalil Yang Disepakati

Al-Qur’an al-Karim

Al-Qur’an al-Karim

دمحم ىلع لزنملا يبرعلا ظفللا

 Lafaz yang berbahasa Arab, diturunkan Lafaz yang berbahasa Arab, diturunkan kepada Muhammad Saw melalui Jibril, kepada Muhammad Saw melalui Jibril,

sebagai mukjizat, diriwayatkan secara sebagai mukjizat, diriwayatkan secara

mutawatir, membacanya ibadah, diawali dg mutawatir, membacanya ibadah, diawali dg

(21)

Nama-nama Al-Qur’an

Nama-nama Al-Qur’an

Al-KitabAl-Kitab : Tulisan atau Buku: Tulisan atau BukuAl-FurqonAl-Furqon : Pembeda: Pembeda

(22)

Ciri-ciri al-Qur’an

Ciri-ciri al-Qur’an

Lafaz dan makna dari AllahLafaz dan makna dari Allah

Menggunakan lafadz dan gaya bahasa ArabMenggunakan lafadz dan gaya bahasa ArabDDiriwayatkaniriwayatkan secara mutawatirsecara mutawatir

Kandungannya tidak ada pengurangan atau Kandungannya tidak ada pengurangan atau penambahan

penambahan

Mengandung mukjizatMengandung mukjizat

(23)

KEMU’JIZATAN AL-QUR’AN

KEMU’JIZATAN AL-QUR’AN

Al-Qur’an memilki mu’jizat pada 5

Al-Qur’an memilki mu’jizat pada 5

bidang :

bidang :

1. Pada lafadz dan susunan kalimat

1. Pada lafadz dan susunan kalimat

2. Pada keterangannya

2. Pada keterangannya

3. Pemberitaan tentang Ghaib

3. Pemberitaan tentang Ghaib

4. Pada ilmu pengetahuan

4. Pada ilmu pengetahuan

(24)

Fungsi dan Tujuan Al-Qur’an

Fungsi dan Tujuan Al-Qur’an

1. Sumber pokok dan utama

1. Sumber pokok dan utama

2. Penuntun dalam merumuskan hukum

2. Penuntun dalam merumuskan hukum

3. Petunjuk

3. Petunjuk

4. Mu’jizat

(25)

Pokok Ajaran Al-Qur’an

Pokok Ajaran Al-Qur’an

1. Akidah

1. Akidah

2. Ibadah dan Muamalah

2. Ibadah dan Muamalah

3. Hukum

3. Hukum

4. Akhlak

4. Akhlak

5. Kisah-kisah umat terdahulu

5. Kisah-kisah umat terdahulu

6. Isyarat pengembangan Iptek

(26)

Keistimewaan Dan

Keistimewaan Dan

Keutamaan Al-Qur’an

Keutamaan Al-Qur’an

1. Pedoman dan petunjuk hidup

1. Pedoman dan petunjuk hidup

2. Memiliki ayat-ayat yang mengagumkan

2. Memiliki ayat-ayat yang mengagumkan

3. Memberi gambaran umum ilmu alam untuk

3. Memberi gambaran umum ilmu alam untuk

merangsang perkembangan berbagai ilmu

merangsang perkembangan berbagai ilmu

4. Memiliki ayat-ayat yang menghormati akal

4. Memiliki ayat-ayat yang menghormati akal

5. Manusia sama di hadapan Tuhan

5. Manusia sama di hadapan Tuhan

6. Melepas kehinaan dan menanamkan tauhid

6. Melepas kehinaan dan menanamkan tauhid

dalam jiwa.

(27)

Perintah dan larangan

Perintah dan larangan

Al Quran

Al Quran

1.

1. Suruhan, yang berarti keharusan untuk Suruhan, yang berarti keharusan untuk mengerjakan atau meninggalkan.

mengerjakan atau meninggalkan.

2.

2. Janji baik dan buruk, pahala dan dosa Janji baik dan buruk, pahala dan dosa

serta pujian dan celaan.

serta pujian dan celaan.

3.

3. Ibarat, contohnya Anisa istri yang ditalak Ibarat, contohnya Anisa istri yang ditalak harus menjalankan masa iddah.

(28)

Hal-hal tentang al-Qur’an

Hal-hal tentang al-Qur’an

30 juz, 114 surat, 6666 ayat30 juz, 114 surat, 6666 ayat

 Makiyah 86 suratMakiyah 86 surat

 Madaniyah 28 suratMadaniyah 28 surat

Pertama turun al-’Alaq 1-5Pertama turun al-’Alaq 1-5Terakhir turun al-Maidah 3Terakhir turun al-Maidah 3

 Turunnya al-Qur’an 22 Th 2 Bln 22 Hr (23 Thn)Turunnya al-Qur’an 22 Th 2 Bln 22 Hr (23 Thn)

MakiyahMakiyah : diawali dg yaa ayyuha al nass : diawali dg yaa ayyuha al nass

ayatnya pendek-pendekayatnya pendek-pendek

MadaniyahMadaniyah : diawali dg ya ayyuha alladzina amanu : diawali dg ya ayyuha alladzina amanu dan ayatnya panjang-panjang

(29)

Al-Sunnah

Al-Sunnah

Bahasa :Bahasa :

 QoribQorib (dekat) (dekat)

 JadidJadid (baru) (baru)

 KhabarKhabar (Berita) (Berita)

(30)

al-Sunnah

“Sesuatu yang muncul dari Rasulullah s.a.w. Sesuatu yang muncul dari Rasulullah s.a.w.

bukan

bukan al-Qur’anal-Qur’an baik dalam bentuk baik dalam bentuk perkataan, perbuatan atau

perkataan, perbuatan atau taqrir taqrir (ketetapan)

(31)

Ciri-ciri al-Sunnah

Ciri-ciri al-Sunnah

Datang dari Rasulullah Saw tetapi bukan Datang dari Rasulullah Saw tetapi bukan

al-Qur’an

al-Qur’an

Tidak bermukjizatTidak bermukjizat

Berlaku dalam bentuk perkataan, Berlaku dalam bentuk perkataan, perbuatan, atau

perbuatan, atau taqrirtaqrir dari Rasulullah Saw dari Rasulullah Saw

 Berlaku setelah Rasulullah diutus sebagai Berlaku setelah Rasulullah diutus sebagai

Rasul

(32)

Pembagian al-Sunnah

Pembagian al-Sunnah

al-Sunnah al-qawliyyahal-Sunnah al-qawliyyahal-Sunnah al-fial-Sunnah al-fi’’liyyahliyyah

(33)

Pembagian Hadits dari

Pembagian Hadits dari

Segi Periwayatan

Segi Periwayatan

 Mutawatir :Mutawatir : “Diriwayatkan dari Nabi Saw pada “Diriwayatkan dari Nabi Saw pada masa sahabat, tabi’in dan itba’ tabi’in oleh

masa sahabat, tabi’in dan itba’ tabi’in oleh

orang banyak dan tidak dusta”.

orang banyak dan tidak dusta”.

 Masyhur :Masyhur : “Diriwayatkan dari Nabi Saw pada “Diriwayatkan dari Nabi Saw pada masa sahabat tidak mutawatir dan masa

masa sahabat tidak mutawatir dan masa

tabi’in dan itba’ tabi’in secara mutawatir”.

tabi’in dan itba’ tabi’in secara mutawatir”.

Ahad :Ahad : “Diriwayatkan dari Nabi Saw tidak “Diriwayatkan dari Nabi Saw tidak

secara mutawatir dalam tiga masa.

(34)

Kehujahan

Kehujahan

al-Sunnah

al-Sunnah

Al-Qur’anAl-Qur’anAl-SunnahAl-Sunnah

Ijma’Ijma’

(35)

Kedudukan al-Sunnah

Kedudukan al-Sunnah

Sebagai Dalil Hukum

Sebagai Dalil Hukum

(36)

Fungsi al-Sunnah Terhadap

Fungsi al-Sunnah Terhadap

al-Qur’an

al-Qur’an

 Penjelas al-Qur’anPenjelas al-Qur’an

 Membuat syari’at yang belum ada di al-Qur’anMembuat syari’at yang belum ada di al-Qur’an  Menguatkan hukum-hukum Menguatkan hukum-hukum al-Qur’an,al-Qur’an,

mendetailkan hukum yang

mendetailkan hukum yang ijmalijmal (ringkas) (ringkas)

 Menghadkan (Menghadkan (taqyidtaqyid) hukum-hukum yang ) hukum-hukum yang mutlaqmutlaq

 Mengkhususkan (khas) hukum umum (‘Mengkhususkan (khas) hukum umum (‘amam))

 Menjawab segala permasalahan dalam Menjawab segala permasalahan dalam al-Qur’anal-Qur’an

Menasakh beberapa hukum dalam al-Qur’anMenasakh beberapa hukum dalam al-Qur’an

Menentukan hukum yang tidak disebut al-Qur’anMenentukan hukum yang tidak disebut al-Qur’an

(37)

Ijma’

Ijma’

Ta’rifTa’rif

BahasaBahasa : Kesepakatan, Sependapat tentang : Kesepakatan, Sependapat tentang

sesuatu, Berkumpul.

 Maksudnya: Kesepakatan para mujtahid dari Maksudnya: Kesepakatan para mujtahid dari kalangan umat Muhammad s.a.w. terhadap kalangan umat Muhammad s.a.w. terhadap hukum syara’ pada zaman selain zaman Rasul hukum syara’ pada zaman selain zaman Rasul

(38)

Ciri-ciri Ijma’

Ciri-ciri Ijma’

 Kesepakatan semua ulama yang layak Kesepakatan semua ulama yang layak

untuk berijtihad (Mujtahid)

untuk berijtihad (Mujtahid)

 Kesepakatan berlaku di kalangan umat Kesepakatan berlaku di kalangan umat

Muhammad S.a.w.

Muhammad S.a.w.

Kesepakatan berlaku terhadap hukum Kesepakatan berlaku terhadap hukum syara’ (Hukum Islam)

syara’ (Hukum Islam)

Kesepakatan berlaku setelah wafatnya Kesepakatan berlaku setelah wafatnya Rasulullah S.a.w.

(39)

Syarat-syarat Ijma’

Syarat-syarat Ijma’

Syarat disepakati

Syarat disepakati

a)

a) AdilAdil b)

b) MujtahidMujtahid c)

c) Semua sepakatSemua sepakat d)

d) Ada lebih dari seorang mujtahidAda lebih dari seorang mujtahid e)

e) Secara Secara sharihsharih atau atau i’tibariyyi’tibariyy

f)

(40)

Pembagian Ijma’

Pembagian Ijma’

(41)

Dalil Kehujjahan Ijma’

 Dan siapa yang menentang (ajaran) Rasulullah Dan siapa yang menentang (ajaran) Rasulullah

sesudah terang nyata kepadanya kebenaran

sesudah terang nyata kepadanya kebenaran

pertunjuk (yang dibawanya), dan ia pula mengikut

pertunjuk (yang dibawanya), dan ia pula mengikut

jalan yang lain dari jalan orang-orang yang

jalan yang lain dari jalan orang-orang yang

beriman, Kami akan memberikannya kuasa untuk

beriman, Kami akan memberikannya kuasa untuk

melakukan (kesesatan) yang dipilihnya, dan (pada

melakukan (kesesatan) yang dipilihnya, dan (pada

hari akhirat kelak) Kami akan memasukkannya ke

hari akhirat kelak) Kami akan memasukkannya ke

dalam neraka jahanam; dan neraka jahanam itu

dalam neraka jahanam; dan neraka jahanam itu

adalah seburuk-buruk tempat kembali

(42)

Dalil Kehujjahan Ijma’

Dalil Kehujjahan Ijma’

ىَلَع يِتططططططّمُأ ُعِمَتططْجططَت َل

ىَلَع يِتططططططّمُأ ُعِمَتططْجططَت َل

ةَل َلطططططططَض

ةَل َلطططططططَض

Umatku tidak akan bersepakat terhadap

Umatku tidak akan bersepakat terhadap

perkara-perkara yang sesat

Apa yang dilihat umat Islam sebagai kebaikan, maka

Apa yang dilihat umat Islam sebagai kebaikan, maka

menurut Allah dianggap baik

(43)

QIYAS

QIYAS

Bahasa

Bahasa : : MembandingkanMembandingkan Menganalogikan

Menganalogikan

Menyamakan

Menyamakan

Mengukur

(44)

Qiyas

Qiyas

طمولعم يف مولعم مكطح

طمولعم يف مولعم مكطح

تابثإ

تابثإ

مكحلا ةلع يف امهكارتشل رطخآ

مكحلا ةلع يف امهكارتشل رطخآ

تبثملا طدنع

تبثملا طدنع

 Menetapkan sesuatu hukum pada sesuatu Menetapkan sesuatu hukum pada sesuatu perkara ke dalam suatu perkara lain karena perkara ke dalam suatu perkara lain karena

persamaan keduanya dari segi

persamaan keduanya dari segi illahillah hukum hukum menurut pandangan orang yang

menurut pandangan orang yang menetapkannya

(45)

Kehujjahan Qiyas

Kehujjahan Qiyas

راَصْبَلا يِلوُأاَي او ُرِبَتْعاَف

راَصْبَلا يِلوُأاَي او ُرِبَتْعاَف

Maka ambilah pelajaran (

Maka ambilah pelajaran (

iktibar

iktibar

)

)

(dari peristiwa itu) wahai

(dari peristiwa itu) wahai

orang-orang yang berakal fikiran serta jeli

orang yang berakal fikiran serta jeli

(46)

Kehujjahan Qiyas

Kehujjahan Qiyas

Nabi Muhammad S.a.w. sendiri pernah Nabi Muhammad S.a.w. sendiri pernah melakukan

melakukan qiyasqiyas

Ijma’Ijma’

(47)

Rukun Qiyas

Rukun Qiyas

Al-asluAl-aslu (Asal) (Asal)

Hukmu al AslyHukmu al Asly (Hukum asal) (Hukum asal)Furu’ Furu’ (cabang)(cabang)

(48)

Syarat-syarat Qiyas

Syarat-syarat Qiyas

Hukm al-aslHukm al-asl tidak khusus untuk sebab-sebab yang tidak khusus untuk sebab-sebab yang menjadi faktor adanya sesuatu

menjadi faktor adanya sesuatu nashnash

 Perkara yang akan diPerkara yang akan diqiyasqiyaskan harus perkara-kan harus perkara-perkara yang

perkara yang mama’’qulqul (masuk akal) (masuk akal)

Hukum al-aslHukum al-asl hendaklah hendaklah tsabit tsabit (tetap) melalui (tetap) melalui al- al-Qur’an

Qur’an, , haditshadits atau atau ijma’ijma’

NatijahNatijah (hasil) dari (hasil) dari qiyasqiyas yang dilakukan haruslah yang dilakukan haruslah tidak bertentangan dengan nash (

(49)

MACAM-MACAM QIYAS

MACAM-MACAM QIYAS

Qiyas Qiyas Jally/AwlaJally/Awla (Lebih tinggi)(Lebih tinggi)Qiyas Qiyas MusawwyMusawwy (Sama)(Sama)

(50)

Dalil-dalil Yang

Dalil-dalil Yang

Diperselisihkan

Diperselisihkan

Al-Masalih al-MursalahAl-Masalih al-Mursalah ( (ةلسرملأأا حلأأاصملأأاةلسرملأأا حلأأاصملأأا))Al-IstihsanAl-Istihsan ( (ناسحتسلأأاناسحتسلأأا ))

Al-IstishabAl-Istishab ( (باحصتسلأأاباحصتسلأأا ))

Syari’ah sebelum kita (Syari’ah sebelum kita (انلبأأق نم عرأأشانلبأأق نم عرأأش ))Al-’UrfAl-’Urf ( (فرأعلأأافرأعلأأا))

Illat (Illat (ةلعلأأاةلعلأأا))

Sadd al-Dhara’iSadd al-Dhara’i’’ ( (أعئأارذلأأا دأأسأعئأارذلأأا دأأس))

(51)

Al-Masalih al-Mursalah

Al-Masalih al-Mursalah

 DefinisiDefinisi

حلصي – حلص

حلصي – حلص

Sesuatu yang mendatangkan kebaikan

Sesuatu yang mendatangkan kebaikan لسري – لسرأ

لسري – لسرأ

Diutus, dikirim atau dipakai

Diutus, dikirim atau dipakai

Maslahah Mursalah berarti prinsip

Maslahah Mursalah berarti prinsip

kemaslahatan yang dipergunakan

kemaslahatan yang dipergunakan

menetapkan suatu hukum Islam atau

menetapkan suatu hukum Islam atau

perbuatan yang bernilai baik

perbuatan yang bernilai baik

(52)

Next…

Next…

 Imam Al-GhazalyImam Al-Ghazaly

بلج نع لصلا ىق ةرابع يهف ةحلصملا امأ

بلج نع لصلا ىق ةرابع يهف ةحلصملا امأ

ة ّرضم عفد وا ةعفنم

ة ّرضم عفد وا ةعفنم

Maslahah pada dasarnya ialah meraih

Maslahah pada dasarnya ialah meraih

manfaat dan menolak mudharat

manfaat dan menolak mudharat

نود عراشلطا دصاقم يف ةلخاد ةعفنم لك

نود عراشلطا دصاقم يف ةلخاد ةعفنم لك

ءاغللا وأ رابتعلاب دهاش اهل نوكي نأ

ءاغللا وأ رابتعلاب دهاش اهل نوكي نأ

Setiap manfaat yang termasuk di dalam sasaran

Setiap manfaat yang termasuk di dalam sasaran

al-Shari

al-Shari’’ (Allah) tanpa ada bukti (dari (Allah) tanpa ada bukti (dari nashnash) ) yang mengakuinya atau membatalkannya.

(53)

Al-Masalih al-Mursalah

Al-Masalih al-Mursalah

Ciri-ciriCiri-ciri

– Berdasarkan prinsip, mengambil Berdasarkan prinsip, mengambil maslahahmaslahah dan dan menolak

menolak mudharatmudharat

– Kemaslahatan yang menjadi asasnya tidak Kemaslahatan yang menjadi asasnya tidak terdapat ketentuan

terdapat ketentuan

Jenis-jenis Jenis-jenis maslahahmaslahah

– Yang diakui oleh Yang diakui oleh nash (mu’tabarah)nash (mu’tabarah) – Yang dibatalkan oleh Yang dibatalkan oleh nash (mulgha)nash (mulgha)

(54)

Al-Masalih al-Mursalah

Al-Masalih al-Mursalah

Syarat-syaratSyarat-syarat

- Maslahat harus hakikat bukan dugaan

- Maslahat harus hakikat bukan dugaan

- Maslahat harus menyeluruh dan umum

- Maslahat harus menyeluruh dan umum

- Maslahat harus sesuai dengan tujuan

- Maslahat harus sesuai dengan tujuan

syara’

syara’

- Maslahat itu harus benar tidak

- Maslahat itu harus benar tidak

bertentangan dengan nash

(55)

Al-Masalih al-Mursalah

Al-Masalih al-Mursalah

Macam MaslahahMacam Maslahah Al-Dharuriyah

Al-Dharuriyah : Perkara tegaknya : Perkara tegaknya kehidupan, bila ditinggalkan rusak

kehidupan, bila ditinggalkan rusak

kehidupan, timbul ftnah.

kehidupan, timbul ftnah.

Al-Hajiyah

Al-Hajiyah : Perbuatan selain dharury : Perbuatan selain dharury yang dibutuhkan untuk menghindari

yang dibutuhkan untuk menghindari

kesulitan

kesulitan

Al-Tahsiniyah

Al-Tahsiniyah : Mempergunakan semua : Mempergunakan semua yang layak yang dibenarkan adat yang

yang layak yang dibenarkan adat yang

baik dan mencakup mahasinul akhlaq

(56)

Next…

Next…

Maslahah DharuriyahMaslahah Dharuriyah

-

- AgamaAgama : Kewajiban Jihad : Kewajiban Jihad -

- JiwaJiwa : Usaha Mencari makan, minum dan pakaian : Usaha Mencari makan, minum dan pakaian -

- AkalAkal : Meninggalkan minum khamr : Meninggalkan minum khamr -

- KeturunanKeturunan : Kewajiban Nikah, larangan zina : Kewajiban Nikah, larangan zina -

- HartaHarta : Menjauhi Pencurian : Menjauhi Pencurian

 Maslahah HajiyahMaslahah Hajiyah

- Qashar, berburu, buka bagi musafir

- Qashar, berburu, buka bagi musafir

Maslahah TahsiniyahMaslahah Tahsiniyah

- Bersuci, menutup aurat, akhlaq dan adab

(57)

Kehujahan

Kehujahan

Tidak Jadi Hujjah : Syafi’iyah, Hanafiyah Tidak Jadi Hujjah : Syafi’iyah, Hanafiyah dan sebagian Malikiyah

dan sebagian Malikiyah

Mejadi Hujjah : Sebagian Malikiyah, Mejadi Hujjah : Sebagian Malikiyah,

sebagian Syafi’iyah dengan ketentuan dan

sebagian Syafi’iyah dengan ketentuan dan

syarat

syarat

Imam Al-Qarafy : Sesungguhnya seluruh Imam Al-Qarafy : Sesungguhnya seluruh madzhab berhujjah dengan maslahah,

madzhab berhujjah dengan maslahah,

karena mereka melakukan qiyas dengan

karena mereka melakukan qiyas dengan

ketentuan berbeda-beda

(58)

Al-Istihsan

Al-Istihsan

DefinisiDefinisi

اناسحتسا – نسحتسي – نسحتسا

اناسحتسا – نسحتسي – نسحتسا

Mencari Kebaikan

Mencari Kebaikan

يلك ليلدب ةلباقم ىف ةيئزج ةحلصمب ذخلا

يلك ليلدب ةلباقم ىف ةيئزج ةحلصمب ذخلا

Memberlakukan kemaslahatan juz’i ketika

Memberlakukan kemaslahatan juz’i ketika

berhadapan dengan kaidah umum

(59)

Al-Istihsan

 Maksudnya: Berpaling daripada Maksudnya: Berpaling daripada qiyasqiyas jaliyyjaliyy kepada

kepada qiyas khafiyyqiyas khafiyy atau mengecualikan atau mengecualikan masalah

masalah juz’iyah juz’iyah daripada asal yang daripada asal yang kulliykulliy atau atau kaedah yang umum berdasarkan kepada dalil

kaedah yang umum berdasarkan kepada dalil

yang menuntut peralihan ini.

(60)

Al-Istihsan

Al-Istihsan

 Ciri-ciri al-IstihsanCiri-ciri al-Istihsan

– Menggunakan qiyas Menggunakan qiyas jaliyyjaliyy kepada qiyas kepada qiyas khafiyykhafiyy – Mengecualikan suatu masalah daripada asal atau Mengecualikan suatu masalah daripada asal atau

kaidah umum kaidah umum  Jenis al-IstihsanJenis al-Istihsan

Mentarjihkan qiyas Mentarjihkan qiyas khafiyykhafiyy terhadap qiyas terhadap qiyas jaliyyjaliyy

– Mengecualikan perkara Mengecualikan perkara juz’iyyat juz’iyyat daripada asal atau daripada asal atau kaedah umum

(61)

Al-Istihsan

Al-Istihsan

Menjadi Hujjah : Hanafiyah, Malikiyah dan Menjadi Hujjah : Hanafiyah, Malikiyah dan sebagian Hanabilah

sebagian Hanabilah

رسعلا مكب ديري لو رسيلا مكب هللاديري

رسعلا مكب ديري لو رسيلا مكب هللاديري

نسح هللا دنع وهف انسح نوملسملا هأر ام

نسح هللا دنع وهف انسح نوملسملا هأر ام

Tidak Jadi Hujjah : Syafi’iyahTidak Jadi Hujjah : Syafi’iyah

عرش دقف نسحتسا نم

(62)

Al-Istishab

Al-Istishab

 BahasaBahasa

-

- Menemani, menyertai, kebersamaanMenemani, menyertai, kebersamaan -

- Mengikuti secara terus menerusMengikuti secara terus menerus

-

- Mencari sesuatu yang ada hubungannya.Mencari sesuatu yang ada hubungannya.

 Ulama Fiqh Ulama Fiqh : Tetapnya hukum pada masa : Tetapnya hukum pada masa

lalu, sampai ada dalil yang mengubah

lalu, sampai ada dalil yang mengubah

ketetapan hukum tersebut.

(63)

Al-Istishab

Al-Istishab

 DefinisiDefinisi

ايفنم وأ هل اتباث ناك امب ءيش ىلع مكحلا

ايفنم وأ هل اتباث ناك امب ءيش ىلع مكحلا

هفلخ ىلع ليلدلا مايق مدعل هنع

هفلخ ىلع ليلدلا مايق مدعل هنع

 Maksudnya: Maksudnya: Hukum sesuatu berdasarkan hukum Hukum sesuatu berdasarkan hukum yang sudah ada pada hukum tersebut dalam

yang sudah ada pada hukum tersebut dalam

bentuk sabit atau nafi karena tiada dalil yang

bentuk sabit atau nafi karena tiada dalil yang

menunjukkan sebaliknya

(64)

macam

macam

 Pembagian al-IstishabPembagian al-Istishab

– Hukum Ibahah al-AsliyahHukum Ibahah al-Asliyah

– Menurut akal dan syara’ hukumnya tetap dan Menurut akal dan syara’ hukumnya tetap dan berlangsung terus (

berlangsung terus (Wasf al-tsabit li al-hukm hatta Wasf al-tsabit li al-hukm hatta

yutsbita khilafuhu

yutsbita khilafuhu))

– Dalil umum sebelum datang dalil yang mengkhususkanDalil umum sebelum datang dalil yang mengkhususkan

– Hukum akal sebelum datang hukum syara’Hukum akal sebelum datang hukum syara’

– Ditetapkan berdasar ijma’ dan diperselisihkanDitetapkan berdasar ijma’ dan diperselisihkan

– Istishab hukum harus atau Istishab hukum harus atau al-bara’ah al-asliyyahal-bara’ah al-asliyyah ketika tiada dalil yang menunjukkan sebaliknya

ketika tiada dalil yang menunjukkan sebaliknya

– Istishab hukum syara’ yang terbukti satu dalil atau Istishab hukum syara’ yang terbukti satu dalil atau tiada dalil lain yang mengubahnya

(65)

Kehujahan

Kehujahan

 Kebanyakan Kebanyakan ahl al-kalam ahl al-kalam : Tidak dianggap : Tidak dianggap

sebagai hujjah

sebagai hujjah

 Kebanyakan ulama Hanafi mutakhir Kebanyakan ulama Hanafi mutakhir : :

Hanya hujjah untuk menolak dan

Hanya hujjah untuk menolak dan

menafikan, bukan untuk menetapkan dan

menafikan, bukan untuk menetapkan dan

memberikan hak

memberikan hak

 Kebanyakan ulama Maliki, Shafi’i dan Kebanyakan ulama Maliki, Shafi’i dan

Hambali

Hambali : Hujjah untuk : Hujjah untuk menafimenafi (hilang) (hilang) dan

(66)

Kaidah-kaidah

Kaidah-kaidah

ناك ام ىلع ناك ام ءاقب لصلا

ناك ام ىلع ناك ام ءاقب لصلا

ةحابلا ءايشلا ىف لصلا

ةحابلا ءايشلا ىف لصلا

ةءاربلا ناسنلا ىف لصلا

ةءاربلا ناسنلا ىف لصلا

لو ششلاب لوزي ل نيقيلاب تبث ام

لو ششلاب لوزي ل نيقيلاب تبث ام

هلثم نيقيب لا لوزي

(67)

Syar’u man qablana

Syar’u man qablana

 Syar’u : Syar’u : Syari’at, hukum, peraturanSyari’at, hukum, peraturan

 Man Qoblana : Man Qoblana : Sebelum Nabi Muhammad SawSebelum Nabi Muhammad Saw

 DefinisiDefinisi : Hukum-hukum yang disyari’atkan : Hukum-hukum yang disyari’atkan

oleh Allah bagi umat sebelum kita (ajaran

oleh Allah bagi umat sebelum kita (ajaran

Nabi Muhammad Saw).

(68)

pembagian

pembagian

 Telah dihapus oleh syari’at kitaTelah dihapus oleh syari’at kita

Contoh

Contoh : Musa, Pakaian najis, dipotong : Musa, Pakaian najis, dipotong

 Ajaran yang ditetapkan oleh syari’at kitaAjaran yang ditetapkan oleh syari’at kita

Contoh

Contoh : Perintah puasa : Perintah puasa

 Ajaran yang tidak ditetapkan syari’at kitaAjaran yang tidak ditetapkan syari’at kita

- Ada di al-Qur’an dan al-Hadits tetapi

- Ada di al-Qur’an dan al-Hadits tetapi

tidak tegas sebagaimana sebelum kita

tidak tegas sebagaimana sebelum kita

- Tidak ada dalam syari’at kita

(69)

Al-’Urf

Al-’Urf

 BahasaBahasa : Mengaku, mengetahui, kebaikan : Mengaku, mengetahui, kebaikan

 DefinisiDefinisi

نم هيلع اوراسو سانلا هفراعت ام

نم هيلع اوراسو سانلا هفراعت ام

كرت وأ لعف وأ لوق

كرت وأ لعف وأ لوق

 Maksudnya: Apa yang menjadi kebiasaan Maksudnya: Apa yang menjadi kebiasaan

manusia dan dilakukan mereka

manusia dan dilakukan mereka

berdasarkannya sama ada dalam bentuk

berdasarkannya sama ada dalam bentuk

perkataan, perbuatan atau tinggalan

(70)

Al-`Urf

Al-`Urf

 Ciri-ciriCiri-ciri

– Tidak bertentangan dengan nashTidak bertentangan dengan nash

– Kebiasaan dan amalan manusiaKebiasaan dan amalan manusia

– Merujuk kepada persepakatan manusia Merujuk kepada persepakatan manusia umumnya

umumnya

 Pembahagian al-`UrfPembahagian al-`Urf

– Dari segi bentuk: Dari segi bentuk: Qawly/Lafdzi & fi’lyQawly/Lafdzi & fi’ly – Dari segi kelompok: Dari segi kelompok: Am & khasAm & khas

(71)

Illat

Illat

 BahasaBahasa : Sakit, yang menyusahkan, sebab, : Sakit, yang menyusahkan, sebab,

udzur, alasan

udzur, alasan

 IstilahIstilah : :

- Sesuatu yang keberadaannya maka

- Sesuatu yang keberadaannya maka

hukum menjadi ada

hukum menjadi ada

- Perkara yang memunculkan hukum

(72)

macam ‘Illat

macam ‘Illat

 SyurahatanSyurahatan (jelas) (jelas)

 Nash secara Nash secara DilalahDilalah (penunjukan) (penunjukan)  Nash secara Nash secara IstimbathIstimbath

(penetapan/kesimpulan)

(penetapan/kesimpulan)

(73)

Fungsi ‘Illat

Fungsi ‘Illat

 Penyebab atau penetap adanya hukumPenyebab atau penetap adanya hukum  Penolak (dafi’ah) keberadaan hukumPenolak (dafi’ah) keberadaan hukum

(74)

Illat

Illat

 Illat adalah sebab hukumIllat adalah sebab hukum

 امدع و ادوجو ةلعلا عم رودي مكحلا

امدع و ادوجو ةلعلا عم رودي مكحلا

 Dasar ada atau tidak adanya sebuah Dasar ada atau tidak adanya sebuah

hukum

hukum

 Contoh :Contoh :

- Membunuh perempuan dalam perang

- Membunuh perempuan dalam perang

- Shalat Jum’at bagi Perempuan

- Shalat Jum’at bagi Perempuan

- Minuman memabukkan

(75)

Sadd al-Dhara’i

Sadd al-Dhara’i

’’

BahasaBahasa

SadSad : Menutup, mencegah: Menutup, mencegahDzari’ahDzari’ah : Jalan ke suatu tujuan: Jalan ke suatu tujuan

Sad-Dzari’ahSad-Dzari’ah: Menutup jalan ke suatu : Menutup jalan ke suatu

(76)

Sadd al-Dhara’i

Sadd al-Dhara’i

’’

 IstilahIstilah

ةدسفملا ىلإ لوصولا نود ةلوليحلا

ةدسفملا ىلإ لوصولا نود ةلوليحلا

 Maksudnya: Menghalang sesuatu sampai kepada Maksudnya: Menghalang sesuatu sampai kepada perkara yang

perkara yang rusak rusak

 Ciri-ciriCiri-ciri

– Menghalang keburukanMenghalang keburukan

– Membuka ruang untuk kebaikanMembuka ruang untuk kebaikan

– Penetapannya berdasarkan Penetapannya berdasarkan natijahnatijah (hasil) sesuatu (hasil) sesuatu perkara, sekalipun tidak menjadi pengetahuan

perkara, sekalipun tidak menjadi pengetahuan

pelakunya

(77)
(78)

Sadd al-Dhara’i

Sadd al-Dhara’i

’’

 ContohContoh

– Boleh membayar uang tebusan kepada Boleh membayar uang tebusan kepada

kafir

kafir harbiyyharbiyy

– DiharamkanDiharamkan qadhi qadhi menjatuhkan hukuman menjatuhkan hukuman berdasarkan pengetahuannya

berdasarkan pengetahuannya

– Haram menjual senjata kepada orang kafirHaram menjual senjata kepada orang kafir – Melihat auratMelihat aurat

(79)

kehujjahan

kehujjahan

 Malikiyah dan HanabilahMalikiyah dan Hanabilah menjadikan menjadikan

hujjah dan dalil

hujjah dan dalil

 Hanafiyah, Syafi’iyah dan Syi’ah Hanafiyah, Syafi’iyah dan Syi’ah

menjadikan hujjah dalam masalah

menjadikan hujjah dalam masalah

tertentu dan menolak dalam masalah lain.

tertentu dan menolak dalam masalah lain.

(menerima apabila kemafsadatan akan

(menerima apabila kemafsadatan akan

muncul dengan kemungkinan besar

muncul dengan kemungkinan besar

(80)

Mazhab al-Sahabiy

Mazhab al-Sahabiy

 Definisi sahabat (Definisi sahabat (Qoulu ShahabatQoulu Shahabat))

نمآو ملسو هيلع هللا ىلص يبنلا دهش نم

 Maksudnya: Maksudnya: Siapa yang melihat Rasulullah s.a.w. Siapa yang melihat Rasulullah s.a.w. dalam keadaan beriman kepadanya dan

dalam keadaan beriman kepadanya dan

mendampinginya untuk tempo masa yang

mendampinginya untuk tempo masa yang

memadai untuk dikatakan sebagai sahabat dari

memadai untuk dikatakan sebagai sahabat dari

segi adat

(81)

Mazhab al-Sahabiyy

Mazhab al-Sahabiyy

 Ciri-ciri sahabatCiri-ciri sahabat

– Melihat Rasulullah dalam keadaan imanMelihat Rasulullah dalam keadaan iman – Pernah berdampingan dengannyaPernah berdampingan dengannya

 KehujjahanKehujjahan

– Ulama sepakat mengatakan pendapat sahabat yang Ulama sepakat mengatakan pendapat sahabat yang

bukan berdasarkan pendapat adalah hujjah begitu juga

bukan berdasarkan pendapat adalah hujjah begitu juga

ijma’ mereka. Para ulama juga mengatakan bahwa

ijma’ mereka. Para ulama juga mengatakan bahwa

seorang sahabat tidak wajib mengikuti sahabat lain

seorang sahabat tidak wajib mengikuti sahabat lain – Sementara pendapat sahabat yang berdasarkan Sementara pendapat sahabat yang berdasarkan

pendapat mereka, terdapat perselisihan

(82)

Contoh

Contoh

AisyahAisyah : Batas wanita hamil adalah 2 tahun : Batas wanita hamil adalah 2 tahunAbu BakarAbu Bakar : Warisan nenek 1/6 : Warisan nenek 1/6

Memerangi penolak zakatMemerangi penolak zakat

UmarUmar : Haram menikahi wanita dlm ‘iddah : Haram menikahi wanita dlm ‘iddah

Tidak Jum’at pada hari rayaTidak Jum’at pada hari raya  Anas bin MalikAnas bin Malik : Minimal haidl 3 hari : Minimal haidl 3 hari

(83)

Hukum Taklif dan Wad’i

Hukum Taklif dan Wad’i

Hukum TaklifiHukum Taklifi : Khitab/Firman Allah yang : Khitab/Firman Allah yang berhubungan dengan segala perbuatan

berhubungan dengan segala perbuatan

mukallaf atas dasar iqtidha atau takhyir.

mukallaf atas dasar iqtidha atau takhyir.

Hukum Wad’iHukum Wad’i : Hukum yang menjadikan : Hukum yang menjadikan sesuatu sebagai syarat, sebab atau mani’.

(84)

Macam-macam Taklif

Macam-macam Taklif

(85)

Pembagian Wajib

Pembagian Wajib

 Wajib : Waktu mengerjakanWajib : Waktu mengerjakan

(Muwassa’, Mudhayya’ dan Syibhain)

(Muwassa’, Mudhayya’ dan Syibhain)

 Wajib : Orang yang mengerjakanWajib : Orang yang mengerjakan (Wajib ‘Ain dan Wajib Kifayah)

(Wajib ‘Ain dan Wajib Kifayah)

 Wajib : Kadar TuntutanWajib : Kadar Tuntutan

(Muhaddad dan Ghairu Muhaddad)

(Muhaddad dan Ghairu Muhaddad)

 Wajib : Tertentu dan PilihanWajib : Tertentu dan Pilihan (Mu’ayyan dan Mukhayyar)

(Mu’ayyan dan Mukhayyar)

 Wajib : Waktu SegeraWajib : Waktu Segera (Faur dan Tarakhi)

(86)

Haram

Haram

- Haram Li Dzatihi

- Haram Li Dzatihi

- Haram Lighairi Dzatihi

- Haram Lighairi Dzatihi

Sunnah

Sunnah

 MuakkadMuakkad

 Ghairu MuakkadGhairu Muakkad  ZaidahZaidah

Makruh

Makruh

(87)

Hukum Wad’i

Hukum Wad’i

Pokok

Pokok

 SebabSebab  SyaratSyarat  Mani’Mani’

Cabang

Cabang

 ShahihShahih  BatilBatil  FasadFasad

(88)

MACAM POKOK

MACAM POKOK

SebabSebab : Jalan yang menyampaikan sesuatu : Jalan yang menyampaikan sesuatu kepada tujuan

kepada tujuan

Cth

Cth : Pembunuhan dalam qishas : Pembunuhan dalam qishas

SyaratSyarat : Sesuatu yang harus dikerjakan : Sesuatu yang harus dikerjakan sebelum melakukan pekerjaan

sebelum melakukan pekerjaan

Cth

Cth : Wudlu sebelum shalat : Wudlu sebelum shalat

Mani’ Mani’ : Penghalang dari sesuatu: Penghalang dari sesuatu Cth

(89)

MACAM CABANG

MACAM CABANG

SahSah : Hukum yang sesuai dengan syara’ : Hukum yang sesuai dengan syara’ Cth

Cth : Terpenuhinya syarat, sebab dan mani’ : Terpenuhinya syarat, sebab dan mani’

BatalBatal : Perbuatan yang tidak sesuai syara’ : Perbuatan yang tidak sesuai syara’ Cth

Cth : Tidak terpenuhinya syarat rukun : Tidak terpenuhinya syarat rukun

AzimahAzimah : Hukum yang berlaku dalam segala : Hukum yang berlaku dalam segala kondisi dan situasi

kondisi dan situasi

Cth

Cth : Shalat, zakat, puasa : Shalat, zakat, puasa

RukhsohRukhsoh : Hukum peringanan bebandalam : Hukum peringanan bebandalam kondisi tertentu

kondisi tertentu

Cth

Referensi

Dokumen terkait

produk atau jasa per setiap masukan (input) sumber daya yang digunakan dalam suatu proses produksi. • Produktivitas dapat dinyatakan

pendampingan IKM dan ( recovery) ekonomi Masyarakat Terdampak Covid – 19 mampu menyelesaikan permasalahan yang berkenaan dengan desain produk dan dapat memasarkan

Penelitian sebelumnya menjelaskan bahwa peningkatan konsentrasi logam berat Pb sebesar 3,63 mg/l yang dipaparkan pada Daphnia sp.dewasa kelamin berbanding lurus dengan

Jones (2009, h.52) menyatakan bahwa kebiasaan menunda atau mengerjakan tugas dengan prioritas rendah terjadi karena manajemen waktu yang buruk, dan hal tersebut

Hal ini dikarenakan kandungan PAH dalam makanan umumnya berada dalam jumlah rendah dan adanya kemungkinan kontaminasi dari pelarut maupun molekul organik lain yang

Dari dampak yang dirasakan anak tersebut, adapun usaha yang dilakukan orangtua agar anaknya tidak terpengaruh terhadap permainan playstation yang berdampak bagi

 Langkah 4: Pada Gambar 6, menampilkan output hasil program dengan memasukkan path direktori output yang ditentukan pada saat menjalankan program pada langkah ke-3

Pendekatan simulasi neraca massa dibantu perangkat lunak HYSYS® yang dikombinasikan dengan standar API BRD 581 untuk menghitung laju korosi memiliki potensi yang besar