• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN - Pengaruh Pasar Modern terhadap Pedagang Pasar Tradisional dan Masyarakat dalam Pengembangan Wilayah di Kecamatan Medan Area

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN - Pengaruh Pasar Modern terhadap Pedagang Pasar Tradisional dan Masyarakat dalam Pengembangan Wilayah di Kecamatan Medan Area"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi Penelitian

(2)

pedagang pasar tradisional dan masyarakat sekitar yang membuka usaha setelah beroperasionalnya pasar modern Thamrin Plaza.

3.2. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian survai. Penelitian survai adalah sebagai penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual, baik tentang institusi sosial, ekonomi, atau politik dari suatu kelompok ataupun suatu daerah. Jenis penelitian ini berdasarkan jenis datanya tergolong penelitian kuantitatif dan kualitatif. Penelitian kuantitatif menurut Sangadji dan Sopiah (2010), adalah penelitian yang datanya dinyatakan dalam angka dan dianalisis dengan teknik statistik Penelitian kualitatif adalah penelitian yang datanya dalam bentuk verbal dan dianalisis tanpa menggunakan teknik statistik.

3.3. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pedagang Pasar Ramai dan masyarakat yang membuka usaha di sekitar Thamrin Plaza. Berdasarkan hasil survey dan mengadakan wawancara dengan aparatur pengelola Pasar Ramai diperoleh bahwa jumlah pedagang Pasar Ramai sebanyak 314 orang dan masyarakat yang membuka usaha sebanyak 73 orang, sehingga diperoleh populasi sebanyak 387 orang.

(3)

dilakukan secara turun temurun oleh keluarga yang telah berjualan sebelum dibangunnya Thamrin Plaza.

Selanjutnya dengan menggunakan rumus Slovin maka diperoleh jumlah sampel sebanyak 79 orang sampel responden. Perinciannya adalah sebagai berikut :

Sampel responden diambil secara proporsional berdasarkan jumlah populasi pedagang Pasar Ramai dan masyarakat.

Tabel 3.1. Populasi dan Sampel Responden

No Kriteria Populasi

(Jumlah)

Data yang dikumpulkan adalah data primer dan sekunder. Data primer bersumber dari masyarakat responden, yakni melalui penyebaran kuisioner dan wawancara dengan pihak yang berkompeten. Sedangkan data sekunder diperoleh dari dokumentasi lembaga/instansi seperti Dinas Pasar dan BPS Kota Medan.

(4)

Tehnik pengumpulan data yang digunakan adalah :

a. Studi Kepustakaan, yaitu membaca dan mengumpulkan bahan-bahan, dokumen serta buku-buku yang memberikan informasi berkaitan dengan penelitian ini.

b. Observasi, yaitu mengumpulkan informasi dengan cara melakukan pengamatan langsung di lapangan terhadap aktivitas objek penelitian.

c. Wawancara, yaitu pengumpulan data dan informasi yang dilakukan dengan melakukan wawancara langsung kepada responden yang terkait dengan objek penelitian.

Alat pengumpulan data yang dipakai pada peneltian ini adalah :

1. Pedoman wawancara, dilakukan untuk menggali informasi secara mendalam melalui pokok-pokok pertanyaan yang dijadikan pegangan peneliti.

2. Kuesioner, yaitu dengan cara menyebarkan kuesioner yang bersifat tertutup, yaitu kuesioner yang berisikan daftar pertanyaan yang sudah disediakan alternatif jawabannya.

3.6. Model Analisis Data

1. Untuk menjawab perumusan masalah pertama menggunakan analisis deskriptif secara kuantitatif dalam bentuk tabel tabulasi frekuensi dan hal-hal yang tidak bisa dianalisis secara kuantitatif akan dianalisis secara kualitatif, dengan cara menganalisis data dari jawaban responden yang telah tersusun dalam bentuk pertanyaan, sehingga dapat diketahui keadaan yang sebenarnya.

(5)



x ,1 = Rata-rata omzet penjualan, keuntungan usaha, dan jumlah pegawai

sebelum ada pasar modern Thamrin Plaza

2

x ,1 = Rata-rata omzet penjualan, keuntungan usaha, dan jumlah pegawai

Sesudah ada pasar modern Thamrin Plaza

n1 = Jumlah responden sebelum ada pasar modern Thamrin Plaza

n2 = Jumlah responden sesudah ada pasar modern Thamrin Plaza

s2p = Simpangan Baku berpasangan Hipotesis :

Ho : Omzet penjualan, keuntungan usaha dan jumlah pegawai pedagang Pasar Tradisional Pasar Ramai dan masyarakat sekitar sebelum dan sesudah ada Pasar Modern Thamrin Plaza tidak berpengaruh signifikan.

Ha : Omzet penjualan, keuntungan usaha dan jumlah pegawai pedagang Pasar Tradisional Pasar Ramai dan masyarakat sekitar sebelum dan sesudah ada Pasar Modern Thamrin Plaza tidak berpengaruh signifikan.

Kriteria pengambilan keputusan dalam uji beda rata-rata untuk sampel berpasangan (paired samples test t test), adalah sebagai berikut :

Jika probabilitas < 0,05, Ha diterima, Ho ditolak Jika probabilitas > 0,05, Ha ditolak, Ho diterima

(6)

Ho diterima jika thitung < ttabel pada α = 5%

Ho ditolak (Ha diterima) jika thitung > ttabel pada α = 5%

Sedangkan mengenai penjualan fisik sebelum dan sesudah adanya pasar Modern Thamrin Plaza menggunakan metode Wilcoxon Match Pair Test. Rumus uji Wilcoxon yang digunakan apabila sampel lebih besar dari 25 menurut Riwidikdo (2007) adalah :

Keterangan :

z = hasil uji Wilcoxon

T = total jenjang (selisih) terkecil antara nilai pre dengan post test

n = jumlah sampel

3. Untuk menjawab perumusan masalah ketiga dan hipotesis penelitian mengenai perubahan omzet penjualan, perubahan penjualan fisik dan diversifikasi produk berpengaruh signifikan terhadap perubahan keuntungan usaha pedagang tradisional Pasar Ramai dan masyarakat sekitar akibat munculnya pasar modern Thamrin Plaza digunakan alat analisis regresi linier berganda, dengan persamaan :

Y = a + bX1 + bX2 + bX3 + µ

dimana :

Y = Perubahan keuntungan usaha (%) X1 = Perubahan omzet penjualan (%)

(7)

X3 = Diversifikasi produk (dummy)

a = konstanta b = koefisien regresi µ = Error term

3.6.1. Uji Asumsi Klasik

Sebelum dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis regresi maka diperlukan pengujian asumsi klasik meliputi :

3.6.1.1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui distribusi data dalam variabel yang digunakan dalam penelitian. Data yang baik dan layak digunakan dalam penelitian adalah data yang memiliki distribusi normal. Untuk menguji apakah distribusi normal atau tidak dapat dilihat melalui normal probability plot dengan membandingkan distribusi kumulatif dan distribusi normal. Data normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data adalah normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya. Uji statistik dilakukan uji one sample Kolmogorov Smirnov Test, jika nilai

Kolmogorov Smirnov signifikannya di atas α = 0,05, maka Ho diterima yang

berarti data residual berdistribusi normal (Ghozali, 2006).

3.6.1.2. Uji Multikolinieritas

(8)

pada uji parsial masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Deteksi multikolinieritas pada suatu model dapat dilihat jika nilai Variance Inflation Factor (VIF) tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance tidak kurang dari 0,1, maka model tersebut dapat dikatakan terbebas dari multikolinieritas. VIF = 1/Tolerance, maka jika VIF = 10 maka Tolerance = 1/10 = 0,1 (Ghozali, 2005).

3.6.1.3. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi perbedaan variance residual suatu periode pengamatan ke periode pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah model regresi yang memiliki kesamaan variance residual suatu periode pengamatan dengan pengamatan yang lain, atau homokesdastisitas, dengan kata lain tidak terjadi heteroskedastisitas. Cara memprediksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas pada suatu model dapat dilihat dari pola gambar scatter plot model tersebut. Bila titik-titik menyebar secara acak, tidak membentuk suatu pola tertentu yang jelas, serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji statistik dilakukan dengan uji Glejser, jika variabel independen tidak signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen nilai Absolut Ut (AbsUt), maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2005).

3.6.2. Pengujian Hipotesis

(9)

simultan menggunakan Uji F (F-test) dengan tingkat signifikansi (α = 5%). Jika F hitung > F tabel maka terdapat pengaruh, sebaliknya jika F hitung < F tabel maka tidak ada pengaruh yang terjadi. Jika nilai probabilitas < tingkat signifikansi berarti signifikan, sebaliknya jika nilai probabilitas > tingkat signifikan maka tidak signifikan.

Pengujian Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Koefisien determinasi berkisar antara nol sampai dengan satu. Nilai R2yang semakin kecil mendekati nol menunjukkan bahwa kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen amat terbatas, bila R2 semakin besar mendekati 1 menunjukkan bahwa variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2006).

3.7. Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel Penelitian

1. Sarana dan prasarana adalah segala sesuatu yang dapat di pakai sebagai alat dan bahan untuk mencapai maksud dan tujuan dari suatu kegiatan pasar tradisional dan pasar modern, seperti listrik, air PDAM dan lantai.

2. Fasilitas adalah sarana dan prasarana penunjang pasar tradisional dan pasar modern seperti kamar mandi/wc, kebersihan, kenyamanan dan keamanan pasar tradisional dan pasar modern.

3. Keuntungan adalah rata-rata pendapatan bersih pedagang Pasar Ramai dan masyarakat sekitar yang membuka usaha sebelum dan sesudah adanya pasar modern Thamrin Plaza, yang diukur berdasar Rp/bulan dan skala

(10)

masyarakat sekitar akibat munculnya Thamrin Plaza. Variabel keuntungan usaha ini diukur dengan satuan persentase pada perubahan keuntungan yang terjadi.

5. Omzet penjualan adalah rata-rata penghasilan pedagang Pasar Ramai dan masyarakat sekitar yang membuka usaha sebelum dan sesudah adanya pasar modern Thamrin Plaza, yang diukur berdasarkan Rp/bulan dan skala.

6. Perubahan omzet penjualan adalah penurunan omzet penjualan yang dilihat dari jumlah total hasil penjualan barang dari pedagang pasar tradisional Pasar Ramai dan masyarakat sekitar akibat munculnya Thamrin Plaza. Variabel ini diukur dengan satuan persentase pada perubahan omzet penjualan yang terjadi.

7. Jumlah pegawai adalah jumlah pegawai yang dipekerjakan pedagang Pasar Ramai dan masyarakat sekitar yang membuka usaha sebelum dan sesudah adanya pasar modern Thamrin Plaza, yang diukur berdasarkan jumlah orang dan skala.

8. Penjualan fisik adalah rata-rata penjualan barang-barang dari pedagang Pasar Ramai dan masyarakat sekitar yang membuka usaha seperti ikan, daging, beras, gula, buah-buahan, sayur-sayuran, makanan dan minuman, perhiasan, aksesoris dan pakaian sebelum dan sesudah adanya pasar modern Thmarin Plaza, yang diukur berdasarkan skala dan persentase perubahan.

(11)

hal itulah yang menjadi diversifikasi produk. Variabel diversifikasi produk ini diukur dengan menggunakan skala dummy yaitu 1 = memiliki diversifikasi produk dan 0 = tidak memiliki diversifikasi produk.

10.Pengembangan wilayah dalam penelitian ini adalah peningkatan nilai manfaat wilayah dilihat dari aspek ekonomi dengan adanya pasar modern Thamrin Plaza terhadap pedagang pasar tradisional dan masyarakat sekitar yang membuka usaha.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

4.1.1. Gambara Umum Kota Medan

(12)

Kota Medan sebagai salah satu daerah otonom, maka kedudukan, fungsi dan peranan Kota Medan cukup penting dan strategis baik secara regional maupun nasional. Kota Medan sebagai ibukota Provinsi Sumatera Utara sering digunakan sebagai barometer dan tolok ukur dalam pembangunan dan penyelenggaraan pemerintahan daerah. Secara geografis Kota Medan memiliki kedudukan strategis sebab berbatasan langsung dengan Selat Malaka di bagian Utara sehingga relatif dekat dengan kota-kota/negara yang lebih maju seperti Pulau Penang, Kuala Lumpur Malaysia dan Singapura.

Berdasarkan pertimbangan dinamika pembangunan kota, luas wilayah administrasi Kota Medan telah melalui beberapa kali perubahan. Pada tahun 1951, Walikota Medan mengeluarkan Maklumat Nomor 21 Tanggal 29 September 1951 yang menetapkan luas Kota Medan menjadi 5.130 Ha yang meliputi 4 kecamatan dengan 59 kelurahan. Maklumat Walikota Medan dikeluarkan menyusul keluarnya Keputusan Gubernur Sumatera Utara Nomor 66/III/PSU tanggal 21 September 1951 agar daerah Kota Medan diperluas menjadi 3 (tiga) kali lipat.

(13)

Medan dimekarkan kembali menjadi 21 kecamatan dengan 151 kelurahan dan 2.001 lingkungan.

Secara astronomis Kota Medan terletak pada posisi 3°30’ - 3°43’ Lintang Utara dan 98°35’ - 98°44’ Bujur Timur dengan luas wilayah 265,10 km2. Sebagian besar wilayah Kota Medan merupakan dataran rendah dengan topografi yang cenderung miring ke Utara dan menjadi tempat pertemuan 2 sungai penting, yaitu sungai Babura dan sungai Deli. Kota Medan berada pada ketinggian 2,5 – 37,5 meter di atas permukaan laut dan secara administratif mempunyai batas wilayah sebagai berikut :

Sebelah Utara : Kabupaten Deli Serdang dan Selat Malaka Sebelah Selatan : Kabupaten Deli Serdang

(14)
(15)

Masyarakat Kota Medan merupakan masyarakat yang memiliki kemajemukan meliputi unsur agama, suku, etnis budaya dan adat istiadat. Kehidupan yang penuh kemajemukan tersebut dapat berjalan cukup baik dan harmonis yang dilandasi rasa kebersamaan dan saling toleransi serta memiliki rasa kekeluargaan yang cukup tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa karakter masyarakat Kota Medan memiliki sifat keterbukaan dan siap menerima perubahan konstruktif dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat.

4.1.2. Pasar Tradisional

Pasar-pasar tradisional tersebar di wilayah sub-sub pusat kegiatan perkotaan dalam wilayah Kota Medan. Berdasarkan data yang diperoleh dari PD Pasar Kota Medan Tahun 2010 jumlah pasar yang terdapat di wilayah Kota Medan adalah berjumlah 55 unit pasar dengan pasar sentralnya adalah Pasar Pusat Medan yang terdapat di Jalan MT. Haryono Kecamatan Medan Kota. Adapun pasar-pasar lainnya yang menonjol karena memiliki kelas pasar I dan I-A adalah Pasar Petisah yang beralamat di Jalan Razak Baru Kecamatan Medan Petisah, Pasar Peringgan yang beralamat di Jalan Iskandar Muda Kecamatan Medan Baru, Pasar Hongkong yang beralamat di Jalan Cirebon Kecamatan Medan Kota, Pasar Sukaramai yang beralamat di Jalan AR. Hakim Kecamatan Medan Area, Pasar Aksara yang beralamat di Jalan Aksara/M.Yamin Kecamatan Medan Perjuangan, Pasar Sambas yang beralamat di Jalan Sambas Kecamatan Medan Kota/Kecamatan Medan Area, dan Pasar Ramai Utama yang beralamt di Jalan Ramai Utama/Jalan Thamrin Kecamatan Medan Kota/Kecamatan Medan Area.

(16)

(Perkim) yang tidak jelas apakah dana dari APBD tersebut merupakan penyertaan modal atau hibah kepada PD. Pasar. Jika ditilik dari visi, misi serta tugas pokok dan fungsi PD Pasar sebagaimana tertuang dalam Surat Keputusan Badan Pengawas PD Pasar Kota Medan No. 36/04/BP/PD/2003 tanggal 13 Maret 2003 ditegaskan bahwa misi PD Pasar Kota Medan adalah : a) menyelenggarakan revitalisasi, perawatan, rehabilitasi, penataan, perluasan dan pembangunan pasar; b) meningkatkan kesadaran pedagang atas peraturan perpasaran; c) menyelenggarakan kebersihan, ketertiban, keamanan dan kenyamanan pasar; d) menegakkan pelaksanaan peraturan perpasaran dan penerapan sanksi; e) menjalin kerjasama dengan pihak ketiga dalam pengelolaan kegiatan pasar; dan f) menjalin koordinasi dengan instansi terkait.

4.1.3. Karakteristik Responden

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat dilihat karakteristik responden pedagang pasar tradisional adalah sebagai berikut:

4.1.3.1. Umur

Umur responden pedagang pasar tradisional sekitar 35 tahun sampai dengan lebih dari 50 tahun seperti tertera pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1. Distribusi Responden Berdasarkan Umur Umur Responden

(17)

Tabel 4.1. terlihat bahwa mayoritas responden pedagang pasar tradisional berumur lebih dari 50 tahun sebanyak 27 responden (34,18%), kemudian diikuti umur 41-45 tahun sebanyak 26 responden (32,91%), umur 46-50 tahun sebanyak 22 responden (27,85 %), dan umur responden 35-40 sebanyak 4 responden (5,06%). Berdasarkan umur responden pedagang pasar tradisional menunjukkan bahwa umur pedagang pasar tradisional masih termasuk dalam usia produktif.

4.1.3.2. Jenis Kelamin

Jenis kelamin responden penelitian umunya adalah laki-laki dan ada juga perempuan seperti tertera pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah Responden

(Orang)

Persentase (%)

Laki-laki 46 58,23

Perempuan 33 41,77

Jumlah 79 100

Sumber : Data Primer diolah, 2013

Tabel 4.2. mayoritas responden pedagang pasar tradisional memiliki jenis kelamin laki-laki sebanyak 46 responden (58,23 %), sedangkan perempuan sebanyak 33 responden (41,77%). Dominannya responden laki-laki menunjukkan bahwa gender laki-laki masih mencari nafkah.

4.1.3.3. Pendidikan Terakhir

(18)

Tabel 4.3. Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Pendidikan Terakhir Jumlah Responden

(Orang)

Sumber : Data Primer diolah, 2013

Tabel 4.3. terlihat bahwa mayoritas responden pedagang pasar tradisional berpendidikan SMA sebanyak 52 responden (65,823 %), berpendidikan D1/D3 sebanyak 16 responden (20,25%), berpendidikan SMP sebanyak 11 responden (13,93%), sedangkan tamatan SD tidak ada. Hasil ini menunjukkan bahwa pedagang pasar tradisional memiliki pendidikan yang cukup mumpuni untuk dapat berusaha dalam meningkatkan hasil penjualannya.

4.1.3.4. Jumlah Tanggungan Keluarga

Jumlah tanggungan keluarga responden pedagang pasar tradisional sebanyak 2 sampai dengan 6 orang seperti tertera pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4. Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan Keluarga Jenis Tanggungan Keluarga

Sumber : Data Primer diolah, 2013

(19)

21 responden (26,58%), dan jumlah tanggungan keluarga lebih dari 5 orang yaitu sebanyak 15 responden (18,99%).

4.1.3.5. Jam Berjualan

Jam berjualan responden pedagang pasar tradisional yang paling lama umumnya antara jam 7-8 jam dan 9-10 jam, seperti dilihat pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5. Distribusi Responden Berdasarkan Jam Berjualan

Jam Berjualan (jam) Jumlah Responden Persentase

3-4 6 7,59

5-6 12 15,19

7-8 41 51,90

9-10 20 25,32

Total 79 100

Sumber : Data Primer Diolah, 2013

Tabel 4.5. terlihat bahwa mayoritas responden yang paling lama dalam berjualan adalah 7-8 jam dan 9-10 jam yang masing-masing sebanyak 41 responden (51,90 %) dan 20 responden (25,32 %), sedangkan jam berjualan 3-4 jam sebanyak 6 responden (7,59 %) dan 5-6 jam sebanyak 12 responden (15,19%).

4.1.3.6. Lama Usaha

Lama usaha responden pedagang pasar tradisional sekitar 24 tahun sampai dengan lebih dari 27 tahun seperti tertera pada Tabel 4.15.

Tabel 4.6. Distribusi Responden Berdasarkan Lama Usaha Lama Usaha

Sumber : Data Primer diolah, 2013

(20)

kemudian diikuti lama usaha 26-27 tahun sebanyak 34 responden (43,04%), dan lama usaha lebih dari 27 tahun sebanyak 19 responden (24,05%).

4.1.4. Sarana, Prasarana dan Fasilitas Pasar Modern dan Pasar Tradisional Pasar Ramai di Kecamatan Medan Area

Hasil penelitian sarana/prasarana/fasilitas Pasar Tradisional Pasar Ramai dan Pasar Modern Thamrin Plaza. adalah sebagai berikut:

4.1.4.1. Sarana/Prasarana/Fasilitas Listrik

Pasar tradisional Pasar Ramai dan Pasar Modern Thamrin Plaza memiliki sarana/prasarana/fasilitas listrik. Berdasarkan hasil jawaban responden menunjukkan bahwa kondisi sarana/prasarana/fasilitas listrik Pasar Modern Thamrin Plaza memiliki kondisi yang baik. Jawaban responden mengenai kondisi sarana/prasarana/fasilitas listrik Pasar Tradisional Pasar Ramai memiliki kondisi yang beragam, seperti dapat dilihat pada Tabel 4.7.

Tabel 4.7. Kondisi Sarana/Prasarana/Fasilitas Listrik Pasar Tradisional Pasar Ramai dan Pasar Modern Thamrin Plaza

Kondisi Listrik Pasar Ramai Pasar Modern Thamrin

F % F %

Baik 56 70,89 79 100,00

Cukup Baik 23 29,11 0 0

Kurang Baik 0 0 0 0

Jumlah 79 100,00 79 100,00

Sumber : Data Primer diolah, 2013

(21)

responden menjawab kondisi listrik baik. Berdasarkan uraian di atas menunjukkan Pasar Modern Thamrin Plaza memiliki sarana/prasarana/fasilitas listrik yang lebih baik dibanding Pasar Tradisional Pasar Ramai.

4.1.4.2. Sarana/Prasarana/Fasilitas Air

Pasar tradisional Pasar Ramai dan Pasar Modern Thamrin Plaza memiliki sarana/prasarana/fasilitas air. Berdasarkan hasil jawaban responden menunjukkan bahwa kondisi sarana/prasarana/fasilitas air Pasar Modern Thamrin Plaza memiliki kondisi yang baik. Jawaban responden mengenai kondisi sarana/prasarana/fasilitas air Pasar Tradisional Pasar Ramai memiliki kondisi yang beragam, seperti dapat dilihat pada Tabel 4.8.

Tabel 4.8. Kondisi Sarana/Prasarana/Fasilitas Air Pasar Tradisional Pasar Ramai dan Pasar Modern Thamrin Plaza

Kondisi Air Pasar Ramai Pasar Modern Thamrin

F % F %

Baik 56 70,89 79 100,00

Cukup Baik 23 29,11 0 0

Kurang Baik 0 0 0 0

Jumlah 79 100,00 79 100,00

Sumber : Data Primer diolah, 2013

(22)

4.1.4.3. Sarana/Prasarana/Fasilitas Lantai

Pasar tradisional Pasar Ramai dan Pasar Modern Thamrin Plaza memiliki sarana/prasarana/fasilitas lantai. Berdasarkan hasil jawaban responden menunjukkan bahwa sarana/prasarana/fasilitas lantai Pasar Modern Thamrin Plaza memiliki jenis lantai keramik. Jawaban responden mengenai sarana/prasarana/fasilitas lantai Pasar Tradisional Pasar Ramai memiliki jenis lantai yang beragam, seperti dapat dilihat pada Tabel 4.9.

Tabel 4.9. Sarana/Prasarana/Fasilitas Lantai Pasar Tradisional Pasar Ramai dan Pasar Modern Thamrin Plaza

Jenis Lantai Pasar Ramai Pasar Modern Thamrin

F % F %

Keramik 0 0 79 100,00

Semen 68 86,08 0 0

Tanah 11 13,92 0 0

Jumlah 79 100,00 79 100,00

Sumber : Data Primer diolah, 2013

Tabel 4.9. terlihat bahwa mayoritas responden menjawab sarana/ prasarana/fasilitas lantai Pasar Tradisional Pasar Ramai memiliki jenis lantai semen sebanyak 68 responden (86,08%) dan jenis lantai tanah sebanyak 11 responden (13,92%), sedangkan yang menjawab jenis lantai keramik tidak ada. Sarana/prasarana/fasilitas lantai di Pasar Modern Thamrin Plaza seluruh responden menjawab memiliki jenis lantai keramik. Berdasarkan uraian di atas menunjukkan Pasar Modern Thamrin Plaza memiliki sarana/prasarana/fasilitas jenis lantai yang lebih baik dibanding Pasar Tradisional Pasar Ramai.

(23)

Pasar tradisional Pasar Ramai dan Pasar Modern Thamrin Plaza memiliki sarana/prasarana/fasilitas kamar mandi/WC. Berdasarkan hasil jawaban responden menunjukkan bahwa sarana/prasarana/fasilitas kamar mandi/WC Pasar Modern Thamrin Plaza memiliki kondisi yang baik. Jawaban responden mengenai sarana/prasarana/fasilitas kamar mandi/WC Pasar Tradisional Pasar Ramai memiliki kondisi yang beragam, seperti dapat dilihat pada Tabel 4.10.

Tabel 4.10. Sarana/Prasarana/Fasilitas Kamar Mandi/WC Pasar Tradisional Pasar Ramai dan Pasar Modern Thamrin Plaza

Kondisi Kamar Mandi/WC

Pasar Ramai Pasar Modern Thamrin

F % F %

Baik 42 53.16 79 100,00

Cukup Baik 21 26.58 0 0

Kurang Baik 16 20.25 0 0

Jumlah 79 100,00 79 100,00

Sumber : Data Primer diolah, 2013

Tabel 4.10. terlihat bahwa mayoritas responden menjawab sarana/ prasarana/fasilitas Pasar Tradisional Pasar Ramai memiliki kondisi kamar mandi/WC baik sebanyak 42 responden (53,16%), memiliki kondisi cukup baik menjawab sebanyak 21 responden (26,58%), dan memiliki kondisi kurang baik menjawab sebanyak 16 responden (20,25%). Sarana/prasarana/fasilitas kamar mandi/WC di Pasar Modern Thamrin Plaza seluruh responden menjawab memiliki kondisi yang baik. Berdasarkan uraian di atas menunjukkan Pasar Modern Thamrin Plaza memiliki sarana/prasarana/fasilitas kamar mandi/WC yang lebih baik dibanding Pasar Tradisional Pasar Ramai.

4.1.4.5. Sarana/Prasarana/Fasilitas Kebersihan

(24)

menunjukkan bahwa sarana/prasarana/fasilitas kebersihan Pasar Modern Thamrin Plaza memiliki kondisi yang bersih. Jawaban responden mengenai sarana/prasarana/fasilitas kebersihan Pasar Tradisional Pasar Ramai memiliki kondisi yang beragam, seperti dapat dilihat pada Tabel 4.11.

Tabel 4.11. Sarana/Prasarana/Fasilitas Kebersihan Pasar Tradisional Pasar Ramai dan Pasar Modern Thamrin Plaza

Kondisi Kebersihan Pasar Ramai Pasar Modern Thamrin

F % F %

Bersih 12 15.19 79 100,00

Cukup Bersih 29 36.71 0 0

Kurang Bersih 38 48.10 0 0

Jumlah 79 100,00 79 100,00

Sumber : Data Primer diolah, 2013

Tabel 4.11. terlihat bahwa mayoritas responden menjawab sarana/ prasarana/fasilitas Pasar Tradisional Pasar Ramai memiliki kondisi kebersihan yang bersih sebanyak 12 responden (15,19%), memiliki kondisi cukup bersih menjawab sebanyak 29 responden (36,71%), dan memiliki kondisi kurang bersih menjawab sebanyak 38 responden (48,10%). Sarana/prasarana/fasilitas kebersihan di Pasar Modern Thamrin Plaza seluruh responden menjawab memiliki kondisi kebersihan yang bersih. Berdasarkan uraian di atas menunjukkan Pasar Modern Thamrin Plaza memiliki sarana/prasarana/fasilitas kebersihan yang lebih baik dibanding Pasar Tradisional Pasar Ramai.

4.1.4.6. Sarana/Prasarana/Fasilitas Kenyamanan

(25)

sarana/prasarana/fasilitas kenyamanan Pasar Tradisional Pasar Ramai memiliki kondisi yang beragam, seperti dapat dilihat pada Tabel 4.12.

Tabel 4.12. Sarana/Prasarana/Fasilitas Kenyamanan Pasar Tradisional Pasar Ramai dan Pasar Modern Thamrin Plaza

Kondisi Kenyamanan Pasar Ramai Pasar Modern Thamrin

F % F %

Nyaman 14 17.72 79 100,00

Cukup Nyaman 37 46.84 0 0

Kurang Nyaman 28 35.44 0 0

Jumlah 79 100,00 79 100,00

Sumber : Data Primer diolah, 2013

Tabel 4.12. terlihat bahwa mayoritas responden menjawab sarana/ prasarana/fasilitas Pasar Tradisional Pasar Ramai memiliki kondisi kenyamanan yang nyaman sebanyak 14 responden (17,72%), memiliki kondisi cukup nyaman menjawab sebanyak 37 responden (46,84%), dan memiliki kondisi kurang nyaman menjawab sebanyak 28 responden (35,44%). Sarana/prasarana/fasilitas kenyamanan di Pasar Modern Thamrin Plaza seluruh responden menjawab memiliki kondisi kenyamanan yang nyaman. Berdasarkan uraian di atas menunjukkan Pasar Modern Thamrin Plaza memiliki sarana/prasarana/fasilitas kenyamanan yang lebih baik dibanding Pasar Tradisional Pasar Ramai.

4.1.4.7. Sarana/Prasarana/Fasilitas Keamanan

(26)

sarana/prasarana/fasilitas keamanan Pasar Tradisional Pasar Ramai memiliki kondisi yang beragam, seperti dapat dilihat pada Tabel 4.13.

Tabel 4.13. Sarana/Prasarana/Fasilitas Keamanan Pasar Tradisional Pasar Ramai dan Pasar Modern Thamrin Plaza

Kondisi Keamanan Pasar Ramai Pasar Modern Thamrin

F % F %

Aman 17 21.52 79 100,00

Cukup Aman 42 53.16 0 0

Kurang Aman 20 25.32 0 0

Jumlah 79 100,00 79 100,00

Sumber : Data Primer diolah, 2013

Tabel 4.13. terlihat bahwa mayoritas responden menjawab sarana/ prasarana/fasilitas Pasar Tradisional Pasar Ramai memiliki kondisi keamanan yang aman sebanyak 17 responden (21,52%), memiliki kondisi cukup aman menjawab sebanyak 42 responden (53,16%), dan memiliki kondisi kurang aman menjawab sebanyak 20 responden (25,32%). Sarana/prasarana/fasilitas keamanan di Pasar Modern Thamrin Plaza seluruh responden menjawab memiliki kondisi keamanan yang aman. Berdasarkan uraian di atas menunjukkan Pasar Modern Thamrin Plaza memiliki sarana/prasarana/fasilitas keamanan yang lebih baik dibanding Pasar Tradisional Pasar Ramai.

4.1.5. Dampak Omzet Penjualan, Keuntungan Usaha, Jumlah Pegawai dan Penjualan Pedagang Pasar Ramai dan Masyarakat Sekitar Akibat Munculnya Pasar Modern Thamrin Plaza

(27)

dan masyarakat sekitar maka seperti telah dirumuskan pada kerangka konsep/pemikiran penelitian bahwa Pasar Modern memberikan dampak negatif (perubahan penurunan) terhadap omzet penjualan dan keuntungan usaha pedagang Pasar Tradisional Pasar Ramai dan masyarakat sekitar. Untuk menguji dampak omzet penjualan dan keuntungan usaha pedagang tradisional Pasar Ramai dan masyarakat sekitar akibat munculnya pasar modern Thamrin Plaza adalah dengan membandingkan tingkat omzet penjualan dan keuntungan usaha pada dua keadaan yang berbeda yaitu pada saat sesudah ada Pasar Modern Thamrin Plaza dan sebelum Pasar Modern Thamrin Plaza Perkotaan, sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan sementara bahwa Pasar Modern Thamrin Plaza memiliki dampak negatif (perubahan penurunan) terhadap omzet penjualan dan keuntungan usaha pedagang Pasar Tradisional Pasar Ramai dan masyarakat sekitar apabila ada perbedaan rata-rata omzet penjualan dan keuntungan usaha pedagang Pasar Ramai dan masyarakat sekitar sesudah ada Pasar Modern Thamrin Plaza dan sebelum ada Pasar Modern Thamrin Plaza.

(28)

Menurut Tarigan (2009) menghitung nilai konstan dapat dilakukan dengan lebih mudah dengan menggunakan indeks inflasi tahunan yang dikeluarkan oleh BPS setempat. Cara menggunakan indeks inflasi dalam menetapkan harga konstan adalah nilai omzet penjualan dalam harga berlaku tahun 2012 dibagi indeks inflasi tahun 2012 dikali indeks inflasi tahun 1989 Indeks inflasi dapat juga dihitung sendiri seandainya tingkat inflasi tahunan diketahui.

Harga berlaku pada tahun 1989 yang dinyatakan sebagai tahun dasar diberi indeks = 1. Inflasi Kota Medan pada tahun 2012 adalah 3,7%, maka dilihat dari tahun dasar 1989 indeks inflasi 2012 adalah 1,0370 x 1,0354 = 1,0737, yang selanjutnya indeks inflasi tahun 2011 (1,1146) ditambah indeks inflasi tahun 2012 (1,0737) sehingga diperoleh indeks inflasi tahun 2012 atas dasar tahun 1989 sebesar 2,1883. Selanjutnya omzet penjualan dan keuntungan usaha pedagang Pasar Tradisional Pasar Ramai dan masyarakat sekitar yang diperoleh pada tahun 2012 dibagi dengan indeks inflasi tahun 2012 atas dasar tahun 1989 dan dikali indeks inflasi tahun dasar 1989, sehingga diperoleh omzet penjualan dan keuntungan usaha pedagang pasar tradisional Pasar Ramai dan masyarakat sekitar berdasarkan harga konstan tahun 1989. Omzet penjualan dan keuntungan usaha pedagang pasar tradisional Pasar Ramai dan masyarakat sekitar berdasarkan harga berlaku pada tahun 1989 dilakukan dengan cara menambah persentase perubahan omzet penjualan dan keuntungan usaha dari harga konstan tahun 1989, hal ini disebabkan responden tidak mengingat berapa rata-rata per bulan omzet penjualan dan keuntungan usaha pada tahun 1989, yang hasilnya dapat dilihat pada Lampiran 3 dan 4.

(29)

Hasil penelitian omzet penjualan pedagang Pasar Tradisional Pasar Ramai dan masyarakat sekitar sebelum dan sesudah ada Pasar Modern Thamrin Plaza berdasarkan harga konstan dapat dilihat pada Lampiran 3. Rata-rata omzet penjualan pedagang Pasar Tradisional Pasar Ramai dan masyarakat sekitar sebelum ada Pasar Modern Thamrin Plaza adalah Rp. 11.713.754,- dan menunjukkan adanya penurunan sesudah adanya Pasar Modern Thamrin Plaza yaitu menjadi Rp. 10.678.105,-. Untuk mengetahui perbedaan omzet penjualan pedagang Pasar Tradisional Pasar Ramai dan masyarakat sekitar sebelum ada Pasar Modern Thamrin Plaza dan sesudah ada Pasar Modern Thamrin Plaza dilakukan pengujian dengan menggunakan data omzet penjualan pedagang Pasar Tradisional Pasar Ramai dan masyarakat sekitar berdasarkan harga berlaku tahun 1989 dan data omzet pedagang Pasar Tradisional Pasar Ramai dan masyarakat sekitar berdasarkan harga konstan sesudah ada Pasar Modern Thamrin Plaza tahun 2012, dengan hipotesis :

Ho : Omzet penjualan pedagang Pasar Tradisional Pasar Ramai dan masyarakat sekitar sebelum dan sesudah ada Pasar Modern Thamrin Plaza tidak berpengaruh signifikan.

Ha : Omzet penjualan pedagang Pasar Tradisional Pasar Ramai dan masyarakat sekitar sebelum dan sesudah ada Pasar Modern Thamrin Plaza berpengaruh signifikan.

Kriteria pengambilan keputusan terhadap uji t, adalah sebagai berikut : Jika probabilitas < 0,05, Ha diterima, Ho ditolak

(30)

Untuk membuktikan hipotesis di atas dilakukan pengujian dengan menggunakan analisis uji dua sampel berpasangan. Analisa uji dua sampel berpasangan dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan rata-rata omzet penjualan pedagang Pasar Tradisional Pasar Ramai sesudah dan sebelum ada Pasar Modern Thamrin Plaza dengan tingkat signifikansi 0.05.Hasil pengolahan data tertera pada Lampiran 7 diperoleh hasil pengujian seperti pada Tabel 4.14. Tabel 4.14. Hasil Perhitungan Omzet Pedagang Pasar Tradisional Pasar Ramai dan Masyarakat Sekitar Sesudah dan Sebelum Adanya Pasar Modern

Sumber : Data Primer diolah, 2013

(31)

penjualan pedagang Pasar Tradisional Pasar Ramai sebelum ada Pasar Modern Thamrin Plaza. Hasil tersebut memberi arti bahwa Pasar Modern Tharim Plaza memberikan dampak negatif (perubahan penurunan) dalam mempengaruhi omzet penjualan pedagang Pasar Tradisional Pasar Ramai dan masyarakat sekitar, dimana nilai rata-rata omzet penjualan pedagang Pasar Tradisional Pasar Ramai dan masyarakat sekitar sesudah ada Pasar Modern Thamrin Plaza adalah Rp. 11.713.754 per bulan dan nilai rata-rata omzet penjualan pedagang Pasar Tradisional Pasar Ramai dan masyarakat sekitar sebelum ada Pasar Modern Thamrin Plaza adalah Rp. 10.678.105 per bulan. Hasil ini menunjukkan adanya perbedaan sebesar Rp. 1.035.649 per bulan.

4.1.5.2. Keuntungan Usaha Pedagang Pasar Ramai dan Masyarakat Sekitar

Hasil penelitian keuntungan usaha pedagang Pasar Tradisional Pasar Ramai dan masyarakat sekitar sebelum dan sesudah ada Pasar Modern Thamrin Plaza berdasarkan harga konstan dapat dilihat pada Lampiran 4. Rata-rata keuntungan pedagang Pasar Tradisional Pasar Ramai dan masyarakat sekitar berdasarkan harga konstan tahun 1989 sesudah ada Pasar Modern Thamrin Plaza adalah Rp 2.047.697.

(32)

sekitar berdasarkan harga konstan sesudah ada Pasar Modern Thamrin Plaza tahun 2012, dengan hipotesis :

Ho : Keuntungan pedagang Pasar Tradisional Pasar Ramai dan masyarakat sekitar sebelum dan sesudah ada Pasar Modern Thamrin Plaza tidak berpengaruh signifikan.

Ha : Keuntungan pedagang Pasar Tradisional Pasar Ramai dan masyarakat sekitar sebelum dan sesudah ada Pasar Modern Thamrin Plaza

berpengaruh signifikan.

Kriteria pengambilan keputusan terhadap uji t, adalah sebagai berikut : Jika probabilitas < 0,05, Ha diterima, Ho ditolak

Jika probabilitas > 0,05, Ha ditolak, Ho diterima

Untuk membuktikan hipotesis tersebut di atas dilakukan pengujian dengan menggunakan analisis uji dua sampel berpasangan. Analisa uji dua sampel berpasangan dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan rata-rata keuntungan usaha pedagang Pasar Tradisional Pasar Ramai sesudah dan sebelum ada Pasar Modern Thamrin Plaza dengan tingkat signifikansi 0.05. Hasil pengolahan data tertera pada Lampiran 8 diperoleh hasil pengujian seperti pada Tabel 4.15.

Tabel 4.15. Hasil Perhitungan Keuntungan Pedagang Pasar Tradisional Pasar Ramai dan Masyarakat Sekitar Sesudah dan Sebelum Adanya Pasar

(33)

Tabel 4.15. menunjukkan bahwa keuntungan usaha pedagang Pasar Tradisional Pasar Ramai dan masyarakat sekitar secara keseluruhan sesudah dan sebelum ada Pasar Modern Thamrin Plaza menunjukkan adanya perbedaan. Berdasarkan hasil dari tabel output analisis SPSS diperoleh Nilai t hitung adalah -16,632 dengan P-value 0,000. 000 yang berarti P value < 0,05 (α ) maka kesimpulan dari hasil uji dua sampel berpasangan menunjukkan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak yaitu ada perbedaan rata-rata keuntungan usaha pedagang Pasar Tradisional Pasar Ramai dan masyarakat sekitar sesudah ada Pasar Modern Thamrin Plaza dibandingkan sebelum ada Pasar Modern Thamrin Plaza. Dapat pula diketahui dari hasil perhitungan SPSS bahwa rata-rata keuntungan usaha pedagang Pasar Tradisional Pasar Ramai dan masyarakat sekitar sesudah ada Pasar Modern Thamrin Plaza lebih rendah daripada rata-rata keuntungan usaha pedagang Pasar Tradisional Pasar Ramai sebelum ada Pasar Modern Thamrin Plaza. Hasil tersebut memberi arti bahwa Pasar Modern Tharim Plaza memberikan dampak negatif (perubahan penurunan) dalam mempengaruhi keuntungan usaha pedagang Pasar Tradisional Pasar Ramai dan masyarakat sekitar, dimana nilai rata-rata keuntungan usaha pedagang Pasar Tradisional Pasar Ramai dan masyarakat sekitar sesudah ada Pasar Modern Thamrin Plaza adalah Rp. 2.195.027 per bulan dan nilai rata-rata keuntungan usaha pedagang Pasar Tradisional Pasar Ramai dan masyarakat sekitar sebelum ada Pasar Modern Thamrin Plaza adalah Rp. 2.047.697 per bulan. Hasil ini menunjukkan adanya perbedaan sebesar Rp. 147.330 per bulan.

(34)

Hasil penelitian jumlah pegawai pedagang Pasar Ramai dan masyarakat sekitar sebelum dan sesudah ada Pasar Modern Thamrin Plaza dapat dilihat pada Lampiran 5. Untuk mengetahui perbedaan jumlah pegawai pedagang Pasar Tradisional Pasar Ramai dan masyarakat sekitar sebelum ada Pasar Modern Thamrin Plaza dan sesudah ada Pasar Modern Thamrin Plaza dilakukan pengujian dengan menggunakan data jumlah pegawai pedagang Pasar Tradisional Pasar Ramai dan masyarakat sekitar, dengan hipotesis :

Ho : Jumlah pegawai pedagang Pasar Tradisional Pasar Ramai dan masyarakat sekitar sebelum dan sesudah ada Pasar Modern Thamrin Plaza tidak berpengaruh signifikan.

Ha : Jumlah pegawai pedagang Pasar Tradisional Pasar Ramai dan masyarakat sekitar sebelum dan sesudah ada Pasar Modern Thamrin Plaza berpengaruh signifikan.

Kriteria pengambilan keputusan terhadap uji t, adalah sebagai berikut : Jika probabilitas < 0,05, Ha diterima, Ho ditolak

Jika probabilitas > 0,05, Ha ditolak, Ho diterima

Untuk membuktikan hipotesis tersebut di atas dilakukan pengujian dengan menggunakan analisis uji dua sampel berpasangan. Analisa uji dua sampel berpasangan dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan rata-rata jumlah pedagang Pasar Tradisional Pasar Ramai sesudah dan sebelum ada Pasar Modern Thamrin Plaza dengan tingkat signifikansi 0.05. Hasil pengolahan data dengan menggunakan perangkat lunak SPSS versi 16 tertera pada Lampiran 9 yang diperoleh hasil pengujian seperti pada Tabel 4.16.

(35)

Uraian Nilai t-hitung sign

Sumber : Data Primer diolah, 2013

(36)

4.1.5.4. Penjualan Fisik Pedagang Pasar Ramai dan Masyarakat Sekitar

Dampak Pasar Modern terhadap penjualan fisik pedagang Pasar Tradisional Pasar Ramai dan masyarakat sekitar sebelum dan sesudah ada Pasar Modern Thamrin Plaza menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan berdasarkan uji Wilxocon Match Pair seperti yang tertera pada Tabel 4.17.

Tabel 4.17. Hasil Uji Wilcoxon Matc Pair terhadap Pengaruh Pasar Modern terhadap Penjualan Fisik Pedagang Pasar Tradisional Pasar Ramai dan Masyarakar Sekitar Sebelum dan Sesudah ada Pasar Modern Thamrin Plaza

Uraian Z Asymp. Sig. (2-tailed)

Penjualan Fisik -8,888 0,000

Sumber : Data Primer diolah, 2013 Hipotesis :

Ho : Penjualan fisik pedagang Pasar Tradisional Pasar Ramai dan masyarakat sekitar sebelum dan sesudah ada Pasar Modern Thamrin Plaza tidak berpengaruh signifikan.

Ha : Penjualan fisik pedagang Pasar Tradisional Pasar Ramai dan masyarakat sekitar sebelum dan sesudah ada Pasar Modern Thamrin Plaza

berpengaruh signifikan.

Kriteria pengambilan keputusan terhadap uji Z, adalah sebagai berikut : Jika probabilitas < 0,05, Ha diterima, Ho ditolak

Jika probabilitas > 0,05, Ha ditolak, Ho diterima

(37)

sekitar sebesar -8,888 dengan p value 0,000 yang berarti p value < 0,05 (α ) maka Ha diterima dan Ho ditolak. Hasil ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan penjualan fisik pedagang Pasar Tradisional Pasar Ramai dan masyarakat sekitar sebelum dan sesudah ada Pasar Modern Thamrin Plaza, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada ada penurunan penjualan fisik pedagang Pasar Tradisional Pasar Ramai dan masyarakat sekitar yang signifikan antara sebelum dan sesudah ada Pasar Modern Thamrin Plaza.

4.1.6. Pengaruh Perubahan Omzet Penjualan, Penjualan Fisik dan Diversifikasi Produk terhadap Perubahan Keuntungan Usaha Pedagang Tradisional Pasar Ramai dan Masyarakat Sekitar akibat Munculnya Pasar Modern Thamrin Plaza

4.1.6.1. Pengujian Asumsi Klasik 4.1.6.1.1. Uji Normalitas

Uji normalitas data bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Untuk menguji apakah data penelitian ini terdistribusi normal atau tidak dapat diketahui melalui 2 cara yaitu analisis grafik dan analisis statistik

Cara mudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat

(38)

Gambar 4.2. Normal P-Plot of Regression Standardized Residual

Gambar 4.3. Histogram Perubahan Keuntungan Usaha

(39)

Uji statistik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual antara lain adalah uji statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov (S). Uji K-S dilakukan dengan membuat hipotesis :

Ho : Data residual berdistribusi normal Ha : Data residual tidak berdistribusi normal Untuk menentukannya maka kriterianya adalah :

Ho diterima apabila nilai signifikansi (Asymp.Sig) > 0,05 Ha diterima apabila nilai signifikansi (Asymp.Sig) < 0,05

Tabel 4.18. Hasil Kolmogorov-Smirnov Test One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 79

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation .96523570

Most Extreme Differences Absolute .131

Positive .131

Negative -.072

Kolmogorov-Smirnov Z 1.161

Asymp. Sig. (2-tailed) .135

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Hasil uji statistik pada Tabel 4.18. menunjukkan bahwa nilai Kolmogorov-Smirnov Z sebesar 1,161 dan signifikansinya pada 0,135 dan nilainya di atas α = 0,05 (Asymp.Sig = 0,135 > 0,05) sehingga hipotesis Ho diterima yang berarti data residual berdistribusi normal.

(40)

Uji multikolinieritas dilakukan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat problem multikolinieritas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Pengujian ada tidaknya gejala multikolinearitas dilakukan dengan memperhatikan nilai matriks korelasi yang dihasilkan pada saat pengolahan data serta nilai VIF (Variance Inflation Faktor) dan Tolerance-nya. Nilai dari VIF yang kurang dari 10 dan tolerance yang lebih dari 0,10 maka menandakan bahwa tidak terjadi adanya gejala multikolinearitas, sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi tersebut tidak terdapat problem multikolinieritas.

Tabel 4.19. Hasil Uji Multikolinieritas Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 Perubahan Omzet Penjualan .117 8.519

Perubahan Penjualan Fisik .118 8.506 Diversifikasi Produk (Dummy) .675 1.482 a. Dependent Variabel: Perubahan Keuntungan Usaha

Hasil perhitungan menggunakan program SPSS dapat diketahui bahwa nilai VIF dan tolerance sebagai berikut : Variabel perubahan omzet penjualan mempunyai nilai VIF sebesar 8,519 dan tolerance sebesar 0,117. Variabel perubahan penjualan fisik mempunyai nilai VIF sebesar 8,506 dan tolerance sebesar 0,118. Variabel diversifikasi produk (dummy) mempunyai nilai VIF sebesar 1,482 dan tolerance sebesar 0,675.

(41)

diketahui nilai toleransi semua variabel independen (perubahan omzet penjualan, perubahan penjualan fisik dan diversifikasi produk) lebih dari 0,10 dan nilai VIF kurang dari 10 maka dapat disimpulkan bahwa variabel independennya tidak terjadi multikolinieritas, sehingga nilai-nilai yang didapat dari perhitungan adalah sesuai dengan ketetapan nilai VIF dan tolerance dan model tersebut telah memenuhi syarat asumsi klasik dalam analisis regresi.

4.1.6.1.3. Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Untuk mendeteksi ada tidaknya heterokedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik scatterplots.

(42)

Grafik scatterplots pada Gambar 4.4. menunjukkan bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y dan tidak membentuk pola tertentu yang teratur, hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi.Jadi dapat disimpulkan secara keseluruhan bahwa model regresi memenuhi syarat uji asumsi klasik.

Uji Glesjer

Uji Glesjer mengusulkan untuk meregres nilai absolute residual terhadap variabel independen (Ghozali, 2006). Adapun hasil uji glesjer terdapat pada Tabel 4.20 berikut ini.

Hasil yang terlihat menunjukkan koefisien parameter untuk variabel independen tidak ada yang signifikan yaitu perubahan omzet penjualan = 0,286 >

α = 0,05; perubahan penjualan fisik = 0,069 > α = 0,05; dan diversifikasi produk (dummy) = 0,156 > α = 0,05, sehingga dapat disimpulkan model regresi tidak terdapat heteroskedastisitas.

4.1.6.2. Pengujian Hipotesis

(43)

Koefisien determinasi digunakan untuk menguji goodness-fit dari model regresi yang dapat lihat dari nilai R Square. Untuk mengetahui perubahan keuntungan usaha yang disebabkan beberapa faktor antara lain yaitu perubahan omzet penjualan, perubahan penjualan fisik dan diversifikasi produk (dummy) dapat dilihat melalui besarnya koefisien determinasi.

Tabel 4.21. Koefisien Determinasi

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .927a .860 .854 .98435

a. Predictors: (Constant), Diversifikasi Produk (Dummy), Perubahan Penjualan Fisik, Perubahan Omzet Penjualan

b. Dependent Variabel: Perubahan Keuntungan Usaha

Hasil perhitungan nilai R Square adalah 0,860 Hal ini berarti 86,0 persen perubahan keuntungan usaha dapat dijelaskan oleh ketiga variabel independen di atas, sedangkan sisanya yaitu 14,0 persen dijelaskan oleh pengaruh yang lain. 4.1.6.2.2 Hasil Uji Simultan (Uji F)

Uji pengaruh simultan digunakan untuk mengetahui apakah variabel independent secara bersama-sama (simultan) mempengaruhi variabel dependent. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.22.

Hipotesis :

Ho : perubahan omzet penjualan, perubahan penjualan fisik dan diversifikasi produk secara simultan berpengaruh tidak signifikan terhadap

perubahan keuntungan usaha

Ha : perubahan omzet penjualan, perubahan penjualan fisik dan diversifikasi produk secara simultan berpengaruh signifikan terhadap perubahan keuntungan usaha

(44)

Jika probabilitas < 0,05, Ha diterima, Ho ditolak Jika probabilitas > 0,05, Ha ditolak, Ho diterima Tabel. 4.22. Hasil Uji Simultan

Model

a. Predictors: (Constant), Diversifikasi Produk (Dummy), Perubahan Penjualan Fisik, Perubahan Omzet Penjualan

b. Dependent Variabel: Perubahan Keuntungan Usaha

Uji statistik secara simultan ditunjukkan oleh perbandingan nilai F hitung dengan F tabel. Nilai F tabel dengan derajat kepercayaan sebesar 95 persen, adalah sebesar 2,46. Pada Tabel 4.22 di atas terlihat bahwa pada persamaan, F hitung 153,462 adalah lebih besar dari pada F tabelnya. Tingkat probabilitas 0,000, maka dapat disimpulkan , P = 0,000 < α = 0,05, yang berarti Ha diterima. Ini berarti bahwa ketiga variabel independen secara simultan signifikan dalam menjelaskan perubahan keuntungan usaha pedagang pasar tradisional Pasar Ramai dan masyarakat sekitar.

4.1.6.2.3. Hasil Uji Parsial (Uji-t)

Pada uji statistik secara parsial dengan nilai t kritis (critical value) pada df = (n-k), dimana n adalah jumlah sampel dan k adalah jumlah variabel independen termasuk konstanta. Untuk menguji koefisian regresi parsial secara individu dari masing-masing variabel bebas dapat dilihat pada Tabel 4.23.

Hipotesis :

(45)

perubahan keuntungan usaha

Ha : perubahan omzet penjualan, perubahan penjualan fisik dan diversifikasi produk secara simultan berpengaruh signifikan terhadap perubahan keuntungan usaha

Kriteria pengambilan keputusan terhadap uji t, adalah sebagai berikut : Jika probabilitas < 0,05, Ha diterima, Ho ditolak

Jika probabilitas > 0,05, Ha ditolak, Ho diterima

Tabel 4.23. Uji Statistik-t a. Dependent Variabel: Perubahan Keuntungan Usaha

Pada Tabel 4.23. tersebut, uji statistik t diperoleh, sebagai berikut :

1. Variabel perubahan omzet penjualan : t-hitung = 2,485; t-tabel 1,990, dengan tingkat probabilitas 0,015, sehingga dapat disimpulkan P = 0,015 < α = 0,05, maka tolak hipotesis Ho dan terima hipotesis Ha yang menyatakan variabel perubahan omzet penjualan berpengaruh positif signifikan terhadap perubahan keuntungan usaha pedagang tradisional Pasar Ramai dan masyarakat sekitar.

(46)

3. Variabel diversifikasi produk (dummy) : t-hitung = -3,787; t-tabel 1,990, dengan tingkat probabilitas 0,000, sehingga dapat disimpulkan P = 0,000 < α = 0,05, maka tolak hipotesis Ho dan terima hipotesis Ha yang menyatakan variabel diversifikasi produk berpengaruh negatif signifikan terhadap perubahan keuntungan usaha pedagang tradisional Pasar Ramai dan masyarakat sekitar.

Berdasarkan Tabel 4.23. dan uraian di atas maka dengan demikian dapat disusun persamaan regresi berganda sebagai berikut :

Y = 0,309 + 0,286 X1 + 0,334 X2 – 1,301 X3 Model persamaan regresi berganda tersebut bermakna :

1. Nilai konstanta sebesar 0,309 yang berarti jika tidak ada nilai independent variabel, dalam hal ini perubahan omzet penjualan, perubahan penjualan fisik dan diversifikasi produk (dummy) sama dengan 0 (nol) maka nilai perubahan keuntungan usaha akan sebesar 0,309%.

2. Perubahan omzet penjualan (X1) = 0,286 untuk independen variabel perubahan omzet penjualan yang bertanda positif berarti memiliki pengaruh yang searah yang artinya setiap perubahan penurunan 1 % variabel perubahan omzet penjualan akan menambah nilai perubahan penurunan keuntungan usaha sebesar 0,286 %.

3. Perubahan penjualan fisik (X2) = 0,334 untuk independen variabel perubahan penjualan fisik yang bertanda positif berarti memiliki pengaruh yang searah yang artinya setiap perubahan penurunan 1 % variabel perubahan penjualan fisik akan menambah nilai perubahan penurunan keuntungan usaha sebesar 0,334 %.

(47)

artinya jika tidak ada diversifikasi produk akan menyebabkan perubahan keuntungan usaha mengalami penurunan sebesar 1,301 %.

2. Pembahasan

Sarana/prasarana/fasilitas listrik, air, lantai, kamar mandi/WC, kebersihan, kenyamanan dan keamanan Pasar Modern Thamrin Plaza menunjukkan kondisi yang lebih baik dibanding pasar tradisional Pasar Ramai dan masyarakat sekitar. Pasar modern menunjukkan hasil yang lebih baik dibanding pasar tradisional disebabkan pasar modern memiliki manajemen yang baik dan dikelola dengan sistem yang teratur. seperti : 1) Selalu menjaga kebersihan yang merupakan salah satu bentuk layanan yang diberikan pada konsumen, sehingga menjadi lebih nyaman, bersih dan indah dan 2) Adanya petugas keamanan membuat konsumen menjadi lebih aman nyaman untuk berbelanja karena tidak ada preman. Sedangkan kondisi pasar tradisional menunjukkan tidak tertata dengan baik, karena terdapat pasar tumpah yang menjalar di sekeliling pasar, dan banyaknya tumpukan sampah yang berserakan.

(48)

Gambar 4.5. Kondisi Pasar Modern Thamrin Plaza dan Pasar Tradisional Pasar Ramai

Pasar tradisional sulit berkembang disebabkan dengan pola pikir pedagang dan sense of belonging (rasa memiliki) dari pedagang sendiri berkaitan dengan lingkungan tempatnya berdagang. Selama ini dagangan yang dijual di pasar tradisional belum ditata dengan baik. Pedagang sering kurang memberikan kenyamanan bagi konsumen yang hendak berbelanja di pasar tradisional. Rasa memiliki untuk menjaga sarana dan prasarana pasar juga sering diabaikan karena pasar tidak dianggap milik sendiri. Menurut Pangestu (2007) pasar tradisional memiliki yang bangunan yang relatif sederhana, dengan suasana yang relatif kurang menyenangkan (ruang tempat usaha sempit, sarana parkir yang kurang memadai, kurang menjaga kebersihan pasar, dan penerangan kurang baik).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Putra (2004) yang menyatakan terdapat beberapa perbedaan antara pasar modern (Medan Mall) dengan pasar tradisional di Pusat Pasar Medan, yakni menyangkut perbedaan dalam hal fasilitas berbelanja, kenyamanan berbelanja serta kualitas barang yang diperjualbelikan. Perbedaan-perbedaan ini diasumsi memberi pengaruh terhadap pengunjung di pasar tradisional Pusat Pasar Medan, akibatnya daya jual pedagang pasar tradisional di Pusat Pasar Medan menjadi lemah.

(49)

sesudah adanya Thamrin Plaza. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Putra (2004) yang menyimpulkan keberadaan pasar modern (Medan Mall) mempengaruhi variasi pendapatan pedagang tradisional di Pusat Pasar Medan, yang menyebabkan pendapatan pedagang menjadi berkurang/ menurun. Hasil penelitian Aryani (2011) menyimpulkan bahwa 66% responden pedagang menyatakan keberadaan minimarket berpengaruh terhadap penurunan pendapatannya. Selanjutnya hasil penelitian Ifah, Sutikno dan Sari (2011) menyimpulkan terdapat perubahan kecenderungan pada preferensi pemilihan tujuan berbelanja sebelum dan sesudah berdirinya minimarket di kawasan Kecamatan Blimbing. Berdasarkan jangkauan pelayanan, dapat diketahui bahwa semakin besar jangkauan minimarket, maka akan semakin banyak toko yang terfriksi dengan jangkauan pelayanannya. Semakin jauh toko usaha kecil terhadap minimarket, pengaruh yang ditimbulkan akan semakin kecil.

Perubahan omzet penjualan berpengaruh positif dan signifikan terhadap perubahan keuntungan usaha pedagang pasar tradisional Pasar Ramai dan masyarakat sekitar. Perubahan omzet penjualan memiliki koefisien regresi 0,286 yang berarti memiliki pengaruh yang searah dimana setiap perubahan penurunan 1 % variabel perubahan omzet penjualan akan menambah nilai perubahan penurunan keuntungan usaha sebesar 0,286 %. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Wijayanti (2011) yang menyimpulkan perubahan omzet penjualan berpengaruh signifikan terhadap perubahan keuntungaan usaha.

(50)

% variabel perubahan omzet penjualan akan menambah nilai perubahan penurunan keuntungan usaha sebesar 0,334 %.

Diversifikasi produk berpengaruh negatif dan signifikan terhadap perubahan keuntungan usaha pedagang pasar tradisional Pasar Ramai dan masyarakat sekitar. Diversifikasi produk memiliki koefisien regresi -1,301 yang berarti memiliki pengaruh yang searah dimana jika tidak ada diversifikasi produk yang dilakukan pedagang tradisional Pasar Ramai dan masyarakat sekitar akan menyebabkan perubahan keuntungan usaha sebesar 1,301 %. Diversifikasi produk memiliki pengaruh signifikan negatif disebabkan dari 79 responden pedagang tradisional Pasar Ramai dan masyarakat sekitar hanya 15 responden (18,99%) yang melakukan diversifikasi produk sedangkan 64 responden (81,01%) tidak melakukan diversifikasi produk dalam mengelola usahanya.

Produk merupakan salah satu unsur dari bauran pemasaran yang dapat memuaskan atau memenuhi kebutuhan dan keinginan dari konsumen, sehingga diharapkan melalui pembelian produk tersebut konsumen dapat terpenuhi kepuasannya. Hasil penelitian Widiandra dan Sasana (2013) menyimpulkan diversifikasi produk berpengaruh signifikan positif terhadap keuntungan usaha, artinya apabila diversifikasi produk lebih beragam maka keuntungan usaha akan meningkat.

(51)

jenis produknya tengah mengalami penurunan, maka akan dapat teratasi dengan produk jenis lainnya. Usaha pedagang tradisional dapat tumbuh jika mereka dapat bersaing secara lebih efektif, dengan cara memuaskan konsumennya.

Pasar merupakan salah satu kegiatan perdagangan yang tidak bisa terlepas dari kegiatan sehari-hari manusia. Semakin pesatnya perkembangan penduduk maka semakin besar pula tuntutan kebutuhan akan pasar baik secara kuantitas maupun kualitas. Keberadaan pasar tradisional dan pasar modern sudah menjadi bagian yang tidak terlepaskan dalam kehidupan masyarakat perkotaan. Beberapa hasil penelitian mengungkapkan bahwa semakin berkembangnya pasar modern mengakibatkan pasar tradisional sulit berkembang. Upaya untuk menjadikan pasar tradisional sebagai salah satu motor penggerak dinamika perkembangan perekonomian suatu kota, maka diperlukan adanya pasar yang dapat beroperasi secara optimal dan efisien serta dapat melayani kebutuhan masyarakat.

(52)

kerjasama pedagang kepada konsumen maupun kepada diantara sesama pedagang di pasar tradisional (Leksono, 2009).

Pengelolaan pasar, setidaknya dibutuhkan beberapa paradigma sebagai berikut :

a. Paradigma dalam memandang pasar harus bergeser dari tempat bertransaksi ekonomi menjadi ruang publik tempat berlangsungnya interaksi sosial. Pasar yang sukses secara inheren memiliki bermacam-macam ruang yang berfungsi sebagai ruang publik, misalnya jalan, gang, tangga, trotoar, plaza terbuka, dan lain-lain, di mana tindakan untuk mencegah masyarakat menggunakan barang publik yang milik umum tersebut akan menjadi sangat mahal atau sulit, karena hak-hak "kepemilikan" terhadap barang-barang tersebut sangat labil dan sulit dispesifikasi secara tegas.

b. Model revitalisasi pasar tradisional difokukan pada upaya memperbaiki jalur distribusi komoditas yang diperjual-belikan di pasar-pasar tradisional. Distribusi di sini mengandung makna yang luas, mulai dari pemilahan komoditas; pengangkutan; bongkar muat; pengemasan; hingga penjualan komoditas di pasar.

c. Pembangunan pasar jangan dihambat oleh kepentingan mencari keuntungan finansial karena pembangunan pasar selain memiliki tujuan sosial juga berperan untuk mereduksi biaya sosial, di mana revitalisasi pasar tradisional harus dipandang sebagai investasi jangka panjang dalam kerangka pengembangan properti kota (property development).

(53)

masyarakat, sekaligus untuk menghambat beralihnya tempat belanja masyarakat.

e. Pasar tradisional harus dikelola secara kreatif untuk memecahkan persoalan ruang usaha bagi masyarakat. Pasar, tempat usaha rakyat harus diciptakan secara lebih imajinatif, kreatif, dan rekreatif untuk bisa berkompetisi dengan

(54)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

1. Kondisi sarana/prasarana/fasilitas listrik, air, lantai, kamar mandi/WC, kebersihan, kenyamanan dan keamanan Pasar Modern Thamrin Plaza menunjukkan kondisi yang lebih baik dibanding pasar tradisional Pasar Ramai dan masyarakat sekitar.

(55)

3. Perubahan omzet penjualan dan perubahan penjualan fisik berpengaruh positif signifikan terhadap perubahan keuntungan usaha pedagang pasar tradisional Pasar Ramai dan masyarakat sekitar akibat munculnya Pasar Modern Thamrin Plaza, diversifikasi produk berpengaruh negatif signifikan terhadap perubahan keuntungan usaha pedagang pasar tradisional Pasar Ramai dan masyarakat sekitar akibat munculnya Pasar Modern Thamrin Plaza.

5.2. Saran

1. Pemerintah Kota Medan perlu melakukan kebijakan revitalisasi pasar tradisional dengan cara renovasi bangunan dan keseragaman tempat karena sarana/prasarana/fasilitas pasar tradisional Pasar Ramai menunjukkan kondisi yang kurang baik dibanding Pasar Modern Thamrin Plaza.

2. Pemerintah Kota Medan harus dapat melakukan revitalisasi pasar tradisional dengan cara spesifikasi produk (penjualan produk yang berbeda dengan Pasar Modern) sehingga keberadaan pasar tradisional dapat dipertahankan dan dapat bersaing dengan pasar modern.

(56)

4. Pemerintah Kota Medan harus dapat memberikan pinjaman modal kepada pedagang pasar tradisional, karena omzet dan keuntungan pedagang pasar tradisional Pasar Ramai dan masyarakat sekitar masih rendah, hal ini disebabkan perubahan omzet dan keuntungan sebelum dan sesudah ada Pasar Modern Thamrin Plaza memberikan pengaruh signifikan.

DAFTAR PUSTAKA

Agustia, F. 2009. Dualisme Masyarakat dan Dualisme Ekonomi.

firlyagustia.blogspot.com/2009/11/bab-5-dualiesme-masyarakat-dan-dualisme.html

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian. Rineka Cipta. Jakarta.

Aryani, Dwinita. 2011 Efek Pendapatan Pedagang Tradisional dari Ramainya Kemunculan Minimarket di Kota Malang. Jurnal Dinamika Manajemen. Vol. 2 (2) : 169-180.

Azimah, D., R. Martini dan D.G. Manar. 2013. Kontribusi Pasar Tradisional dan Pasar Modern terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Semarang Tahun 2011 (Studi Kasus di Wilayah Kecamatan Banyumanik). Jurnal Ilmu Pemerintahan, Vol. 2(2) : 1-10.

Bagus, Indro. 2009. Belanja Ritel Modern Tembus Rp 100 Triliun di 2010,

http://www.detikfinance.com/read/2010/09/09/130829/1438465/4

Budiharsono, S. 2005. Teknik Analisis Pembangunan Wilayah Pesisir dan Lautan, PT. Pradnya Paramita. Jakarta.

Gambar

Gambar 4.1. Peta Administrasi Kota Medan
Tabel  4.1. Distribusi Responden Berdasarkan Umur
Tabel 4.2. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel  4.4. Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan Keluarga
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil dari analisis dalam penelitian ini menemukan tiga hal utama bagaimana penyelenggaraan pemerintahan daerah yang sesuai konsep good governance dilaksanakan

Indeks kepuasan nelayan tersebut masih dikatakan cukup karena masih berada di antara puas dan kurang puas, hal itu disebabkan ada beberapa atribut yang memiliki nilai kinerja

PERSEPSI PEMANGKU KEPENTINGAN TERHADAP PROFESIONALITAS GURU PAUD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu..

Beban pajak tangguhan adalah beban yang timbul akibat perbedaan temporer antara laba akuntansi (laba dalam laporan keuangan pihak eksternal) dengan besarannya merupakan

[r]

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna secara statistik antara target ketrampilan ANC dengan nilai ujian ANC pada mahasiswa semester V Prodi

dituruti oleh tarian, sedangkan instrumentalia timur apalagi Indonesia masih sangat rapat hubungannya dengan tarian, sehingga belum dapat kita pisahkan antara musik dan

Dalam hal ini siswa SD yang masih belum terkontaminasi dengan sifat yang kurang baik sangat memungkinkan untuk ditanamkan sifat-sifat atau karakter untuk membangun