• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar Melalui Project Based Learning Tema Berbagai Jenis Pekerjaan bagi Siswa Kelas 4 SDN Sukoharjo 03 Kecamatan Margorejo Kabupaten Pati Semester 1 Tahun Pelajaran 2014 / 2

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar Melalui Project Based Learning Tema Berbagai Jenis Pekerjaan bagi Siswa Kelas 4 SDN Sukoharjo 03 Kecamatan Margorejo Kabupaten Pati Semester 1 Tahun Pelajaran 2014 / 2"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

10 2.1 Kajian Teori

2.1.1 Hasil Belajar

2.1.1.1 Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh peserta didik setelah mengalami kegiatan belajar. Perolehan aspek-aspek perubahan perilaku tergantung apa yang dipelajari oleh peserta didik. Apabila peserta didik mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka yang diperoleh adalah penguasaan konsep (Rifa’i, 2009:85).

Hasil belajar tampak dari adanya perubahan tingkah laku pada diri siswa, berupa pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dapat diamati dan diukur tingkat keberhasilannya. Menurut Hamalik (2012:30) perubahan diartikan dengan terjadinya peningkatan dan pengembangan lebih baik dibandingkan sebelumnya, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, tidak mengerti menjadi mengerti.

Sedangkan Bloom (dalam Poerwanti, 2008:1-23–1-25) membedakan hasil belajar menjadi tiga ranah yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik.

a) Ranah kognitif

Kognitif adalah ranah yang menekankan pada pengembangan kemampuan dan keterampilan intelektual. Hasil belajar ranah kognitif terwujud dalam aneka kemampuan intelektual murid. Ranah ini mencakup: mengingat (remembering), memahami (understanding), menerapkan (applying), menganalisis (analysing), mengevaluasi (evaluating), mencipta (creating.) b) Ranah afektif

(2)

c) Ranah psikomotorik

Psikomotorik adalah ranah yang berkaitan dengan kegiatan atau keterampilan motorik. Ranah ini meliputi persepsi (perception), kesiapan (set), gerakan terbimbing (guided response), gerakan terbiasa (mechanism), gerakan kompleks (complex overt response), penyesuaian (adaptation), dan kreativitas (originality).

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, disimpulkan bahwa hasil belajar adalah penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperoleh siswa setelah mengalami suatu proses pembelajaran.

Dalam pembelajaran kurikulum 2013 hasil belajar dapat diukur dengan tes atau penilaian otentik (autentic assessment) yang mencakup penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan (unjuk kerja). Menurut Peraturan Pendidikan Pendidikan Nasional 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan: Penilaian pendidikan sebagai proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik mencakup: penilaian otentik, penilaian diri, penilaian berbasis portofolio, ulangan, ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ujian tingkat kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi, ujian nasional, dan ujian sekolah/madrasah, yang diuraikan sebagai berikut.

1) Penilaian otentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran.

2) Penilaian diri merupakan penilaian yang dilakukan sendiri oleh peserta didik secara reflektif untuk membandingkan posisi relatifnya dengan kriteria yang telah ditetapkan.

(3)

2.1.1.2 Teknik dan Instrumen Penilaian

Teknik dan instrumen yang digunakan untuk penilaian kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan sebagai berikut.

a) Penilaian kompetensi sikap

Pendidik melakukan penilaian kompetensi sikap melalui observasi, penilaian diri, penilaian “teman sejawat” (peer evaluation) oleh peserta didik dan jurnal. Instrumen yang digunakan untuk observasi, penilaian diri, dan penilaian antarpeserta didik adalah daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang disertai rubrik, sedangkan pada jurnal berupa catatan pendidik.

b) Penilaian Kompetensi Pengetahuan

Pendidik menilai kompetensi pengetahuan melalui tes tulis, tes lisan, dan penugasan. Instrumen tes tulis berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar-salah, menjodohkan, dan uraian. Instrumen uraian dilengkapi pedoman penskoran.Instrumen tes lisan berupa daftar pertanyaan.Instrumen penugasan berupa pekerjaan rumah dan/atau projek yang dikerjakan secara individu atau kelompok.

c) Penilaian Kompetensi Keterampilan

(4)

2) konstruksi yang memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan bentuk instrumen yang digunakan; dan

3) penggunaan bahasa yang baik dan benar serta komunikatif sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik.

(Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik

Indonesia Nomor 66 Tahun 2013 Tentang Standar Penilaian Pendidikan)

2.1.2 Hakikat Pembelajaran Tematik Terpadu

2.1.2.1 Pengertian

Pembelajaran tematik terpadu merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan kompetensi dari beberapai mata pelajaran ke dalam berbagai tema. Pengintegrasian tersebut dilakukan dalam dua hal, yaitu integrasi sikap, keterampilan dan pengetahuan dalam proses pembelajaran dan integrasi berbagai konsep dasar yang berkaitan. Tema merajut makna berbagai konsep dasar, sehingga peserta didik tidak belajar konsep dasar secara parsial. Dengan demikian pembelajarannya memberikan makna yang utuh kepada peserta didik seperti tercermin pada berbagai tema yang tersedia.

Dalam pembelajaran tematik terpadu, tema yang dipilih berkenaan dengan alam dan kehidupan manusia. Untuk kelas I, II, dan III, keduanya merupakan pemberi makna yang substansial terhadap mata pelajaran PPKn, Bahasa Indonesia, Matematika, Seni-Budaya dan Prakarya, serta Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. Di sinilah Kompetensi Dasar dari IPA dan IPS yang diorganisasikan ke mata pelajaran lain memiliki peran penting sebagai pengikat dan pengembang Kompetensi Dasar mata pelajaran lainnya.

(5)

Proses pembelajaran tematik terpadu tidak sekadar menghafal konsep-konsep atau fakta-fakta belaka, tetapi merupakan kegiatan menghubungkan konsep-konsep untuk menghasilkan pemahaman yang utuh, sehingga konsep yang dipelajari akan dipahami secara baik dan tidak mudah dilupakan. Dengan demikian, agar terjadi pembelajaran bermakna maka guru harus selalu berusaha menciptakan aktivitas siswa untuk selalu mencari tahu. Dengan kata lain, belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami langsung apa yang dipelajarinya dengan mengaktifkan lebih banyak indera dari pada hanya mendengarkan orang/guru menjelaskan.

(Sumber : Bahan Ajar Pengelolaan Pembelajaran Tematik Terpadu: Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan 2013)

2.1.2.2 Model- Model Pembelajaran Tematik

Konsep model pembelajaran tematik yang dipelajari di Indonesia adalah konsep pembelajaran terpadu yang dikembangkan oleh Fogarty (1990). Model pembelajaran terpadu yang dikembangkan oleh Fogarty berawal dari konsep pendekatan interdisipliner yang dikembangkan oleh Jacob (Hesti;2008)

Model pembelajaran tematik yang digunakan pada kurikulum di Indonesia ada tiga yakni:

a) Model hubungan/terkait (connected model)

Pada model pembelajaran ini ciri utamanya adalah adanya upaya untuk menghubungkan beberapa materi (bahan kajian) ke dalam satu disiplin ilmu. Sebuah model penyajian yang menghubungkan, materi satu dengan materi yang lain. Menghubungkan tugas/keterampilan yang satu dengan tugas/keterampilan yang lain. Keunggulan model ini, peserta didik memperoleh gambaran yang menyeluruh tentang sebuah konsep, sehingga transfer pengetahuan lebih mudah dilakukan karena konsep pokok dikembangkan secara terus menerus.

b) Model jaring laba-laba (webbed model)

(6)

berdasarkan sub-sub tema yang sudah ditentukan. Keuntukan model pembelajaran ini bagi peserta didik adalah diperolehnya pandangan secara utuh tentang kegiatan dari ilmu yang berbeda-beda.

c) Model terpadu (integrated model)

Model pembelajaran ini menggunakan pendekatan antar mata pelajaran yang dipadukan. Beberapa mata pelajaran dicari konsep, sikap, dan keterampilan yang tumpang tindih dipadukan menjadi satu. Kegiatan guru pertama menyeleksi konsep, nilai-nilai dan keterampilan yang memiliki keterkaitan erat satu sama lain dari berbagai mata pelajaran. Keuntungan medel pembelajaran ini bagi peserta didik adalah lebih mudah mengaitkan materi pembelajaran dari berbagai mata pelajaran. Model inilah yang dikembangkan sebagai pembelajaran tematik terpadu di kurikulum 2013.

Adapun penilaian pembelajaran tematik menggunakan lima domain, yaitu: 1) Konsep, meliputi penguasaan konsep dasar, fakta dan generalisasi.

2) Proses, penggunaan proses ilmiah dalam menemukan konsep pada saat penyelidikan (eksplorasi)

3) Aplikasi, penggunaan konsep dan proses dalam situasi yang baru atau dalam kehidupan.

4) Kreativitas, pengembangan kuantitas dan kualitas pertanyaan, penjelasan, dan tes untuk memvalidasi penjelasan secara personal.

5) Sikap, mengembangkan sikap positif.

2.1.3 Model Pembelajaran Project Based Learning 2.1.3.1 Pengertian

Project Based Learning merupakan sebuah model pembelajaran yang sudah

(7)

Adapun karakteristik pembelajaran berbasis proyek adalah siswa menyelidiki ide- ide penting dengan bertanya dan menemukan pemahaman dalam proses menyelidiki sesuai dengan kebutuhan dan minatnya, menghasilkan produk dan berpikir kreatif, menyimpulkan materi, serta menghubungkan dengan masalah dunia nyata, otentik dan isu-isu. Sedangkan Oslon (1993) menjelaskan bahwa dalam pembelajaran berbasis proyek, siswa merencanakan dan melaksanakan penyelidikan terhadap beberapa topik atau tema yang menggunakan lintas mata pelajaran atau lintas materi.

Ciri – ciri pembelajaran berbasis proyek menurut materi pelatihan kurikulum 2013 yng diterbitkan oleh BPSDMPK dan PMP tahun 2013 dan Center For Yout Development and Education-Boston (Sudarman,2007) adalah:

a) Adanya permasalahan atau tantangan kompleks yang diajukan ke siswa; b) Siswa mendesain proses penyelesaian permasalahan atau tantangan yang

diajukan dengan menggunakan penyelidikan;

c) Siswa mempelajari dan menerapkan keterampilan serta pengetahuan yang dimilikinya dalam berbagai konteks ketika mengerjakan proyek;

d) Siswa bekerja dalam tim kooperatif demikian juga pada saat berdiskusi dengan guru;

e) Siswa mempraktekkan berbagai keterampilan yang dibutuhkan untuk menjadi individu yang bertanggung jawab, berkepribadian tinggi dengan belajar melalui pengalaman;

f) Siswa secara berkala melakukan refleksi terhadap aktifitas yang sudah dijalankan;

g) Produk akhir siswa dalam mengerjakan proyek dievaluasi

2.1.3.2 Kelebihan dan Kekurangan Project Based Learning

Kelebihan-kelebihan pembelajaran berbasis proyek diantaranya adalah sebagai berikut.

a) Meningkatkan motivasi siswa

(8)

d) Meningkatkan keaktifan siswa

e) Meningkatkan letrampilan siswa dalam mencariinformasi

f) Mendorong siswa untuk mengembangkan keterampilan komunikasi g) Memberikan pengalaman siswa dalam mengorganisasikan proyek

h) Memberikan pengalaman dalammembuat alokasi waktu untuk menyelesaikan tugas

i) Menyediakan pengalaman belajar yang melibatkan siswa sesuai dunia nyata j) Membuat suasana belajar menjadi menyenangkan

2.1.3.3 Langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Proyek

Adapun langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Proyek adalah sebagai berikut.

a) Penentuan pertanyaan mendasar (Start With the Essential Question)

Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan essensial yaitu pertanyaan yang dapat memberi penugasan kepada siswa dalam melakukan suatu aktifitas. Topik sesuai dengan dunia nyata yang relevan untuk siswa.

b) Mendesain perencanaan proyek (Design a Plan for the Project) c) Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara guru dan siswa.

Perencanaan berisi tentang aturan main, pemilihan aktifitas yang dapat mendukung dalam menjawab pertanyaan essensial, dengan cara mengintegrasikan berbagai subyek yang mungkin, serta mengetahui alat dan bahan yang dapat diakses untuk membantu penyelesaian proyek.

d) Menyusun jadwal (Create a Schedule)

Guru dan siswa secara kolaboratif menyusun jadwal aktifitas dalam menyelesaikan proyek, yaitu:

a) Membuat timeline (alokasi waktu) untuk menyelesaikan proyek b) Membuat deadline (batas waktu akhir) penyelesaian proyek, c) Membawa peserta didik agar merencanakan cara yang baru,

(9)

e) Meminta peserta didik untuk membuat penjelasan tentang pemilihan suatu cara

e) Memonitor siswa dan kemajuan proyek (Monitor the Student and the Progress of the Project)

Guru bertanggungjawab untuk melakukan monitor terhadap aktifitas siswa selama menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan dengan cara memfasilitasi siswa pada setiap proses.

f) Menguji hasil (Assess the Outcome)

Penilaian dilakukan untuk membantu guru dalam mengukur ketercapaian standar, berperan dalam mengevaluasi kemajuan setiap siswa, memberi umpan balik, dan membantu guru dalam menyusun strategi pembelajaran berikutnya.

g) Mengevaluasi pengalaman (Evaluate the Experience)

(10)

Tabel 2.1

Sintaksis Project Based Learning

Tahap Aktivitas Guru Aktivitas Siswa

Tahap 1: Penentuan

(11)

Tabel 2.2

Kompetensi Dasar Tema Berbagai Jenis Pekerjaan Sub Tema Jenis-Jenis Pekerjaan

Muatan

Pelajaran Kompetensi Dasar

PPKN 3.2 Memahami hak dan kewajiban sebagai warga dalam dalam kehidupan sehari-hari di rumah, sekolah, dan masyarakat 4.2 Melaksanakan kewajiban sebagai warga di lingkungan

rumah, se-kolah, dan masyarakat

Matematika 3.13 Memahami luas segitiga, persegi panjang, dan persegi 3.14 Menentukan hubungan antara-satuan dan atribut

pengukuran termasuk luas dan keliling persegi panjang 4.9 Mengembangkan, dan membuat berbagai pola numeric dan

geometris Bahasa

Indonesia

3.3 Menggali informasi dari teks wawancara tentang jenis-jenis usaha dan pekerjaan serta kegiatan ekonomi dan koperasi dengan bantuan guru dan teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku 3.4 Menggali informasi dari teks cerita petualangan tentang

lingkungan dan sumber daya alam dengan bantuan guru dan teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku

4.3 Mengolah dan menyajikan teks wawancara tentang jenis-jenis usaha dan pekerjaan serta kegiatan ekonomi dan koperasi secara mandiri dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku

IPS 3.1 Mengenal manusia, aspek ke ruangan, konektivitas antar ruang, perubahan dan keberlan jutan dalam waktu, sosial, ekonomi, dan pendidikan

3.3 Memahami manusia dalam hubungannya dengan kondisi geografis di sekitarnya.

3.5 Memahami manusia dalam dina-mikainteraksi dengan ling kunganalam, sosial, budaya, dan ekonomi.

4.1 Menceriterakan tentang hasil bacaan mengenai pengertian ruang, konektivitas antar ruang, perubahan, dan

keberlanjutan dalam waktu, sosial, ekonomi, dan pendidikan dalam lingkup masyarakat di sekitarnya

(12)

Dalam silabus SD kelas 4 untuk menyelesaikan KI,KD diperlukan 2x pertemuan dengan indikator pencapaian sebagai berikut :

1) Muatan PJOK

a) Menerapkan perilaku hidup sehat di sekolah b) Memperagakan kombinasi gerak dasar jalan c) Memperagakan kombinasi gerak dasar lari 2) Muatan PPKN

a) Menyebutkan jenis-jenis pekerjaan orang tua di lingkungan sekitar b) Membedakan pekerjaan yang menghasilkan barang dan jasa 3) Muatan Bahasa Indonesia

a) Mendiskripsikan kegunaan benda berdasarkan sifatnya: (i) tidak tembus air, (ii) menyerap air, (iii) tahan api, (iv) lembut dan lentur, (v) kuat dan keras, (vi) keras dan lentur

b) Membuat contoh suatu karya hasil penerapan konsep sifat benda

c) Memerankan figur sesuai dengan kebiasaan, cara bicara, dan tingkah laku figur yang diperankan

4) Muatan Matematika

a) Menjelaskan ciri bilangan prima

b) Menentukan barisan bilangan yang merupakan kelipatan sebuah bilangan tertentu

c) Menentukan berbagai bilangan yang merupakan faktor dari sebuah bilangan

d) Menulis model/kalimat matematika dari masalah yang berkaitan dengan konsep kelipatan atau faktor bilangan

e) Menentukan penyelesaian dari masalah yang berkaitan dengan konsep kelipatan atau faktor bilangan

2.1.3.4 Penilaian Otentik Pada Sub Tema Jenis-Jenis Pekerjaan

(13)

dan keterampilan (unjuk kerja). Penilaian otentik tidak hanya mengukur apa yang diketahui oleh peserta didik, tetapi lebih menekankan mengukur apa yang dapat dilakukan oleh peserta didik.

Penilaian di SD dilakukan dalam berbagai teknik untuk semua kompetensi dasar yang dikategorikan dalam tiga aspek, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan . Penilaian proses pembelajaran dilakukan saat proses pembelajaran dengan menggunakan alat: angket, observasi, catatan anekdot, dan refleksi.

Adapun teknik dan instrumen penilaian yang digunakan untuk penilaian kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan adalah sebagai berikut.

1) Penilaian kompetensi sikap (afektif). Aspek sikap dapat dinilai dengan cara: .

a) observasi, penilaian diri (Self assessment), penilaian antar peserta didik (peer assessment) dan jurnal.

Merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan format observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati. Hal ini dilakukan saat pembelajaran maupun diluar pembelajaran.

b) Penilaian Diri

Merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri.

c) Penilaian Antarteman

Merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk saling menilai terkait dengan sikap dan perilaku keseharian peserta didik. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian antar peserta didik.

d) Jurnal

(14)

didik yang berkaitan dengan sikap dan perilaku. Jurnal bisa dikatakan sebagai catatan yang berkesinambungan dari hasil observasi.

2) Penilaian Kompetensi Pengetahuan (kognitif)

Menurut Wardani Naniek Sulistya (2012) aspek pengetahuan dapat dinilai dengan teknik penilaian sebagai berikut:

a) Tes tulis

Tes tulis adalah tes yang soal dan jawabannya tertulis berupa pilihan ganda, isian, benar-salah, menjodohkan, dan uraian.

b) Tes Lisan

Tes lisan berupa pertanyaan- pertanyaan yang diberikan guru secara ucap (oral) sehingga peserta didik merespon pertanyaan tersebut secara ucap juga, sehingga menimbulkan keberanian. Jawaban dapat berupa kata, frase, kalimat maupun faragraf yang diucapkan.

c) Penugasan

Penugasan adalah penilaian yang dilakukan oleh pendidik yang dapat berupa pekerjaan rumah dan atau proyek baik secara individu ataupun kelompok sesuai dengan karakteristik tugasnya.

Format penilaian pengetahuan dibuat setiap tema dan setiap muatan 3) Penilaian Kompetensi Keterampilan;

Aspek keterampilan dapat dinilai dengan cara berikut:

a) Performance atau Kinerja, adalah suatu penilaian yang meminta siswa untuk melakukan suatu tugas pada situasi yang sesungguhnya yang mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan. Misalnya tugas memainkan alat musik, menggunakan mikroskop, menyanyi, bermain peran, menari.

(15)

(1) Tahap persiapan atau perencanaan meliputi penilaian terhadap kemampuan siswa dalam merencanakan, menggali, mengembangkan gagasan, dan mendesain produk

(2) Tahap pembuatan meliputi penilaian terhadap kemampuan siswa dalam menyeleksi dan menggunakan bahan dan alat serta dalam menentukan teknik yang tepat.

(3) Tahap penilaian (appraisal) meliputi penilaian terhadap kemampuan siswa membuat produk sesuai dengan kegunaannya

c) Proyek, adalah penilaian terhadap tugas yang mengandung investigasi dan harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut meliputi perencanaan, pelaksanaan, pelaporan. Projek juga akan memberikan informasi tentang pemahaman dan pengetahuan siswa pada pembelajaran tertentu, kemampuan siswa dalam mengaplikasikan pengetahuan, dan kemampuan siswa untuk mengomunikasikan informasi. Penilaian proyek sangat dianjurkan karena membantu mengembangkan keterampilan berpikir tinggi (berpikir kritis, pemecahan masalah, berpikir kreatif) peserta didik.

d) Portofolio adalah penilaian melalui sekumpulan karya peserta didik yang tersusun secara sistematis dan terorganisasi yang dilakukan selama kurun waktu tertentu. Portofolio digunakan oleh guru dan peserta didik untuk memantau secara terus menerus perkembangan pengetahuan dan keterampilan peserta didik dalam bidang tertentu.

Pada pembelajaran kurikulum 2013 pada sub tema Jenis-Jenis Pekerjaan peserta didik dinyatakan tuntas belajar apabila memenuhi kriteria penilaian sebagai berikut:

(16)

ketuntasan siswa dilakukan dengan memperhatikan aspek sikap pada KI-1 dan KI-2 untuk seluruh matapelajaran, yakni jika profil sikap siswa secara umum berada pada kategori baik (B) menurut standar yang ditetapkan satuan pendidikan yang bersangkutan.

Adapun implikasi dari adanya persyaratan ketuntasan belajar tersebut adalah sebagai berikut:

Untuk KD pada KI-3 dan KI-4: diberikan remedial individual sesuai dengan kebutuhan kepada peserta didik yang memperoleh nilai kurang dari 2.66; Untuk KD pada KI-3 dan KI-4: diberikan kesempatan untuk melanjutkan pelajarannya ke KD berikutnya kepada peserta didik yang memperoleh nilai 2.66 atau lebih dari 2.66; dan untuk KD pada KI-3 dan KI-4: diadakan remedial klasikal sesuai dengan kebutuhan apabila lebih dari 75% peserta didik memperoleh nilai kurang dari 2.66. untuk KD pada KI-1 dan KI-2, pembinaan terhadap peserta didik yang secara umum profil sikapnya belum berkategori baik dilakukan secara holistik (paling tidak oleh guru matapelajaran, guru BK, dan orang tua).

2.2 Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian Sri Haryanti, S.Pd.SD 2011. Yang berjudul “Penerapan Model Project Based Learning Melalui Pendekatan Pemecahan Masalah Untuk

Meningkatkan Aktifitas dan Hasil Belajar Siswa tentang Peristiwa Rotasi Dan

(17)

Penelitian Sugeng, S.Pd.SD. 2014. Yang berjudul “Upaya Peningkatan Aktifitas dan Prestasi Belajar IPS Melalu Project Based Learning bagi Siswa Kelas V SDN Tlogoayu Gabus Pati semester 2 Tahun Pelajaran 2013/2014”. Menunjukkan bahwa pada kondisi awal ketuntasan belajar sebanyak 16 siswa atau 72,72%, 6 siswa atau 27,28% siswa lainnya belumtuntas mencapai KKM 70 dengan skor rata- rata pra siklus sebesar 79,5. Pada siklus 1 ketuntasan belajar siswa meningkat menjadi 81,80%, dan pada siklus 2 meningkat menjadi 90,90% dengan skor rata- rata siklus I dan siklus II masing-masing 81,8 dan 85,4.

Berdasarkana kajian dari hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa pendekatan PjBL terbukti efektif dapat meningkatkan kemampuan sains dan hasil belajar siswa. Hal ini dikarenakan dalam PPjBL, siswa dilibatkan secara aktif dalam merencanakan, melaksanakan proyek, menguji hasil dan mempresentasikan hasil penyelidikan.

2.3 Kerangka Berpikir

Keberhasilan siswa dalam belajar sangat ditentukan oleh strategi pembelajaran yang dilakukan guru. Sehubungan dengan hal tersebut guru dituntut untuk memahami komponen-komponen dasar dan filosofis dari kegiatan pembelajaran.

Berdasarkan pengamatan awal di kelas 4 SD Negeri Sukoharjo 03 Kecamatan Margorejo Kabupaten Pati menunjukkan bahwa motivasi dan semangat belajar siswa rendah yang mengakibatkan hasil belajar tidak memuaskan. Dalam upaya untuk menigkatkan ketrampilan saintifik dan hasil belajar siswa dilakukan penelitian menggunakan PPjBL.

(18)

saintifik dan hasil belajar siswa meningkat.Secara rinci dan jelas kerangka berpikir terlihat dalam gambar 2.1 berikut.

Gambar 2.1 Hasil belajar pada sub tema

jenis-jenis pekerjaan belum sub tema Barang dan Jasa

Guru menerapkan PjBL dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Penentuan pertanyaan mendasar tentang barang dan jasa

2) Mendesain perencanaan proyek melakukan penyelidikan

tentang barang dan jasa

3) Menyusun jadwal pelaksanaan penyelidikan

4) Membentuk kelompok @ 4-6 siswa

5) Siswa mengumpulkan data terkait jenis pekerjaan yang

menghasilkan barang dan jasa

6) Memonitor kegiatan diskusi siswa

7) Menguji hasil penyelidikan

8) Mempresentasikan dan menanggapi laporan diskusi

(19)

2.4 Hipotesis Tindakan

Gambar

Sintaksis Tabel 2.1 Project Based Learning
Kompetensi Dasar Tema Berbagai Jenis Pekerjaan  Tabel 2.2 Sub Tema Jenis-Jenis Pekerjaan
Gambar 2.1  Bagan Kerangka Berpikir

Referensi

Dokumen terkait