• Tidak ada hasil yang ditemukan

Modul Perancangan Pembelajaran dan Penilaian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Modul Perancangan Pembelajaran dan Penilaian"

Copied!
75
0
0

Teks penuh

(1)

DAN PENILAIAN

3.1

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK

DAN MODEL PEMBELAJARAN PRAKARYA

3.2 PERANCANGAN PENILAIAN DALAM

PEMBELAJARAN PRAKARYA

3.3 PELAPORAN HASIL PENILAIAN

(2)

MATERI PELATIHAN : 3. PERANCANGAN PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN

Perubahan pada proses pembelajaran kurikulum 2013 mencakup: a) berorientasi pada karakteristik kompetensi yang mencakup: 1) sikap (Krathwohl): menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan, 2) keterampilan (Dyers): mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyajikan, dan mencipta, dan 3) pengetahuan (Bloom & Anderson): mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta; b) menggunakan pendekatan saintifik, karakteristik kompetensi sesuai jenjang. c) mengutamakan Discovery Learning dan Project Based Learning.

Penilaian hasil belajar mencakup seluruh aspek kompetensi, bersifat formatif dan hasilnya segera diikuti dengan pembelajaran remedial untuk memastikan penguasaan kompetensi pada tingkat memuaskan. Perubahan pada penilaian mencakup: penilaian berbasis tes dan nontes (portofolio), cara menilai proses dan output dengan menggunakan penilaian autentik, dan rapor memuat penilaian kuantitatif tentang pengetahuan dan deskripsi kualitatif tentang sikap dan keterampilan .

Pada materi pelatihan ini Anda mempelajari penerapan model-model pembelajaran dan perancangan penilaian yang baik dengan cara berlatih menyusun contoh proses pembelajaran, mengembangakan instrumen penilaian menggunakan berbagai model pembelajaran sesuai Kurikulum 2013 dan mengolah nilai untuk rapor

Kompetensi yang Dicapai

1.Memahami penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran

2. Memahami model Pembelajaran (Project Based Learning, Problem Based Learning, dan Discovery Learning) dan penilaiannya.

3.Merancang instrumen penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan

4.Melaporkan hasil penilaian proses dan hasil belajar ke dalam laporan hasil belajar.

Indikator

1. Merancang contoh penerapan pendekatan scientifc pada pembelajaran Prakarya. 2. Membuat contoh penerapan model –model pembelajaranpada pembelajaran Prakarya dan penilaiannya

3. Mengidentifikasi kaidah-kaidah perancangan penilaian

4. Merancang instrumen penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan pada pembelajaran Prakarya

5. Mengolah hasil penilaian proses dan hasil belajar ke dalam laporan hasil belajar.

Langkah Kegiatan

(3)

2. Perancangan Penilaian

3. Pelaporan Hasil Penilaian

Diskusi

(4)

Lembar Kerja

Kegiatan Pembelajaran dengan menerapkan Pendekatan Saintifk

Tujuan Kegiatan: Melalui diskusi kelompok peserta diharapkan mampu merancang contoh penerapan pendekatan scientifc pada pembelajaran Prakarya.

Langkah Kegiatan:

1. Pelajari hand out dan contoh penerapan pendekatan saintifik pada pembelajaran prakarya.

2. Isilah Lembar Kerja perancangan pembelajaran yang tersedia 3.Setelah selesai, presentasikan hasil diskusi kelompok Anda

4.Perbaiki hasil kerja kelompok Anda jika ada masukan dari kelompok lain

Kompetensi Dasar

:

Topik /Tema : Sub Topik/Tema : Tujuan

Pembelajaran

:

Alokasi Waktu :

Tahapan Pembelajaran Kegiatan Mengamati

Menanya

Mengumpulkan informasi

Mengasosiasikan

Mengkomunikasikan

(5)

PENDEKATAN

SCIENTIFIC

DALAM PEMBELAJARAN PRAKARYA

Kurikulum 2013 menekankan penerapan pendekatan ilmiah atau scientifc approach pada proses pembelajaran.

Pendekatan scientific termasuk pembelajaran inkuiri yang bernafaskan konstruktivisme. Sasaran pembelajaran dengan pendekatan ilmiah mencakup pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dielaborasi untuk setiap satuan pendidikan. Ketiga ranah kompetensi tersebut memiliki lintasan perolehan (proses) psikologis yang berbeda. Sikap diperoleh melalui aktivitas: menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan. Pengetahuan diperoleh melalui aktivitas: mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Sementara itu, keterampilan diperoleh melalui aktivitas: mengamati, menanya, menalar, menyaji, dan mencipta (Permendikbud no 65 tahun 2013).

Menurut McCollum (2009) dijelaskan bahwa komponen-komponen penting dalam mengajar menggunakan pendekatan scientifc diantaranya adalah guru harus menyajikan pembelajaran yang dapat meningkatkan rasa keingintahuan (Foster a sense of wonder), meningkatkan keterampilan mengamati (Encourage observation), melakukan analisis ( Push for analysis) dan berkomunikasi (Require communication).

Untuk mempelajari bagaimana pembelajaran prakarya berbasis pendekatan scientific, berikut ini diuraikan dengan singkat pembelajaran dan implementasi pendekatan scientific pada pembelajaran prakarya.

A. Karakteristik mata pelajaran prakarya

Prinsip mata pelajaran Prakarya adalah kreativitas, dengan kemampuan kreatif dan dibantu dengan teknologi dasar sebagai sistem kerja yang akurat akan menghasilkan kompetensi keterampilan tinggi. Sedangkan, prinsip pengembangan materi adalah mendudukan bahan dan alat sebagai medium pelatihan kompetensi keterampilan tersebut.

Tantangan pelajaran Prakarya dalam menghadapi persoalan internal dan eksternal dibutuhkan keterpaduan:

(1) pemahaman nilai tradisi dan kearifan lokal serta teknologi tepat guna,

(6)

(2) pengadopsian sistem produksi dengan teknologi dasar, serta (3) mendasarkan wawasan pelatihan dengan kewirausahaan.

Secara substansi bidang prakarya mengandung kinerja kerajinan danteknologi. Oleh karenanya, pengembangan strand/aspek pada mata pelajaranPrakarya meliputi Kerajinan, Rekayasa, Budidaya, dan Pengolahan. Adapunpengertian prakarya adalah usaha untuk memperoleh kompetensi cekat, cepatdan tepat melalui pembelajaran kerajinan, rekayasa, budidaya dan pengolahandengan menggunakan berbagai macam bahan, alat, teknik, dan ilmu pengetahuan yang dilakukan dengan cara memanfaatkan pengalaman dan pelatihan.

1. Kerajinan

Kerajinan dapat dikaitkan dengan kerja tangan yang hasilnya merupakanbenda untuk memenuhi tuntutan kepuasan pandangan, estetika, ergonomis,berkaitan dengan simbol budaya, kebutuhan tata upacara yang berkaitandengan kepercayaan (theory of magic and relligy), dan benda fungsional yang

dikaitkan dengan nilai pendidikan pada prosedur pembuatannya. 2. Rekayasa

Rekayasa dikaitkan dengan kemampuan teknologi dalam

merancang,merekonstruksi, dan membuat benda produk yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari dengan pendekatan pemecahan asalah. Sebagaicontoh: rekayasa penyambungan merupakan kerja menyambung balok kayu untuk membuat susunan (konstruksi) kerangka atap rumah, harus dilakukan dengan prinsip ketepatan agar susunan rumah tidak mudah runtuh.

3. Budidaya

Budidaya berpangkal pada cultivation, yaitu suatu kerja yang berusaha untuk menambah, menumbuhkan, dan mewujudkan benda ataupun makhluk hidup agar lebih besar/tumbuh, dan berkembang biak/bertambah banyak. Kinerja ini membutuhkan perasaan seolah dirinya pembudidaya dan berpikirsistematis berdasarkan teknologi dan potensi kearifan lokal.

4. Pengolahan

Pengolahan artinya membuat, menciptakan bahan dasar menjadi bendaproduk jadi, dan mengubah benda mentah menjadi produk jadi yang mempunyai nilai tambah melalui teknik pengelolaan seperti: mencampur, mengawetkan, dan memodifikasi agar dapat dimanfaatkan, serta didasari dengan inerja pikir teknologis.Adapun, ketentuan pemilihan aspek (strand) dari mata pelajaran Prakarya bagi setiap satuan pendidikan diwajibkan untuk membelajarkan 2 (dua) aspek (strand) dengan empertimbangkan ketersediaan kompetensi tenaga pendidik di satuan pendidikan yang bersangkutan. Namun, jika satuan pendidikan berkeinginan untuk menerapkan 4 (empat) aspek (strand) diperkenankan selama

satuan pendidikan mampu menyediakan jam tambahan.Mengingat keempat aspek (strand) dari mata pelajaran Prakarya tersebut memiliki karakteristik pembelajaran yang berbeda sehingga memengaruhi kebutuhan lama waktu pembelajaran/jam pertemuan dari setiap Aspek/Strand tersebut. Sebagai contoh “Aspek Budidaya” perlu waktu perkembangbiakan yang relatif lebih lama. Apabila satuan pendidikan memilih “Aspek Budidaya” hendaknya menelaah Kompetensi Dasarnya lebih dahulu sehingga jika ketercapaian Kompetensi Dasar memerlukan waktu lebih lama, dapat membelajarkan ‘aspek lainnya’ (misalnya kerajinan, rekayasa ataupun pengolahan) terlebih dahulu,

dengan pengaturan alokasi waktu oleh tenaga pendidik yang bersangkutan

(7)

Home Industry (Economic based) Family Skill based

menciptakan dengan dasar kinerja psychomotoricskill. Maka, Prakarya Kerajinan berisi kerajinan tangan membuat (creation with innovation) benda pakai dan atau fungsional berdasar asas form follow function. Prakarya Teknologi terdiri atas Rekayasa (Enginering), Budidaya dan Teknologi Pengolahan. Teknologi Rekayasa berisi keterampilan menguraikan dan menyusuri kembali hasil teknologi seperti: otomotif, elektronik, ketukangan, maupun mesin. Prakarya Teknologi budidaya berpangkal pada cultivation, yaitu suatu kerja yang berusaha untuk menambah, menumbuhkan, dan mewujudkan tanaman/makhluk hidup lainnya agar lebih besar (tumbuh), dan berkembang (banyak). Teknologi Pengolahan berisi keterampilan mengubah fungsi, bentuk, sifat,kualitas bahan maupun perilaku objek. Materi ini berisi teknologi bahan pangan, dan teknologi pengolahan nonpangan. Hal ini sesuai dengan arti kata prakarya sebagai kata kerja diartikan kinerja produktif yang diorientasikan untuk mengembangkan keterampilan, kecakapan, kerapian, dan ketepatan.

Skema Substansi/Ruang Lingkup Mata Pelajaran Prakarya

Arah dan tujuan mata pelajaran Pendidikan Keterampilan berdasarkan kompetensi lulusan pada setiap satuan pendidikan digambarkan sebagai berikut:

Skema: Penggradasian Kemampuan berdasarkan arah dan tujuan

SD

SMP

SMA

(8)

Pada pelaksanaannya mata pelajaran Prakarya sebagai contohnya di SD bertujuan pemenuhan keterampilan keluarga (family skill), yaitu keterampilan untuk mampu memecahkan kebutuhan sehari-hari seperti memasang kancing baju yang lepas (kerajinan), membuat minuman susu dan makanan kecil (pengolahan) dan mampu menanam dan menghasilkan buah cabe di halaman rumah atau sekolah (budidaya). Pembelajaran ekonomi kreatif pun diajarkan dengan menjual produk di kalangan sendiri pada acara sekolah. Dalam hal ini pembelajaran teknologi dasar diperlukan untuk mendukung perkembangan logika.

Pada tingkat sekolah lanjutan pertama (SMP/MTs), mata pelajaran Prakarya diarahkan kepada teknologi tepat guna dengan mengganti bahan, bentuk serta keteknikan (home skill). Pada penggantian bahan diharapkan bentuk dan teknik tetap sama, sebagai contoh: anyam rotan, dapat diganti dengan anyam bambu atau anyam pita dan tali plastic untuk membuat tempat pakaian kotor. Penggantian ini berdasarkan situasi dan kondisi yang mulai langka pada daerah setempat.

Pada tingkat sekolah lanjutan tingkat atas (SMA/MA) diakhiri dengan wawasan pasar (home industry/economy based). Untuk itu, pemahaman teknologi dasar akan ditingkatkan bersamaan secara kumulatif peningkatan keilmuan, seperti teori ekonomi, keterampilan computer, serta teori psikologi dan Seni Budaya. Pengembangan yang diharapkan dari mata pelajaran Prakarya SMA/MA adalah mampu membuat common ground ilmu, pengetahuan dan keterampilan untuk memproduksi dan mereproduksi karyanya.

B. Pendekatan saintifik Pembelajaran Prakarya

Pembelajaran merupakan proses komunikatif-interaktif antara sumber belajar, guru, dan peserta didik untuk saling bertukar informasi. Istilah 'prakarya' mengandung arti pekerjaan tangan, kecakapan melaksanakan dan menyelesaikan tugas dengan cekat, cepat, dan tepat dengan keterampilan tangan. Kata cekat mengandung makna tanggap terhadap permasalahan yang dihadapi dari sudut pandang karakter, bentuk, sistem, dan perilaku objek yang diwaspadai. Di dalamnya terdapat unsur kreativitas, keuletan mengubah kegagalan menjadi keberhasilan (adversity) serta kecakapan menanggulangi permasalahan dengan tuntas. Istilah cepat merujuk kepada kecakapan mengantisipasi perubahan, mengurangi kesenjangan kekurangan (gap) terhadap masalah, maupun obyek dan memproduksi karya berdasarkan target waktu terhadap keluasan materi, maupun kuantitas sesuai dengan sasaran yang ditentukan. Kata tepat menunjukkan kecakapan bertindak secara tepat dan teliti untuk menyamakan bentuk, sistem, kualitas, maupun kuantitas dan perilaku karakteristik objek atau karya.

Pengertian keterampilan dalam konteks pembelajaran mata pelajaran Prakarya di keterampilan hidup manusia di masyarakat. Peserta didik melakukan interaksi terhadap karya produk kerajinan dan teknologi yang ada di lingkungannya, untuk berkreasi menciptakan berbagai jenis produk kerajinan maupun produk teknologi sehingga diperoleh pengalaman perseptual, pengalaman apresiatif, dan kreativitas dari potensi lingkungan.

(9)

emosi, intelektual, fisik, persepsi, sosial, estetik, artistik, dan kreativitas kepada peserta didik dengan melakukan aktivitas apresiasi dan kreasi terhadap berbagai produk kerajinan dan teknologi. Kegiatan ini dimulai dari mengidentifikasi potensi di sekitar peserta didik, diubah menjadi produk yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, yang mencakup antara lain jenis, bentuk, fungsi, manfaat, tema, struktur, sifat, komposisi, bahan baku, bahan pembantu, peralatan, teknik kelebihan dan keterbatasannya. Selain itu, peserta didik juga melakukan aktivitas memproduksi berbagai produk benda learning, pembelajaran penemuan (discovery learning) dan tutorial. Secara garis besar pendekatan pembelajaran prakarya tersebut menggunakan pendekatan pembelajaran sains (scientific approach) dimana pembelajarannya berbasis pada peserta didik sebagai subject centered. Pada kegiatan pembelajaran keterampilan peserta didik diberikan keleluasaan untuk praktek secara mandiri, dengan bermain-main benda namun menghasilkan karya (prinsip teori penciptaan trial and error dan theory of play) dan berangkat dari permasalahan yang ada sehingga peserta didik dapat mengevaluasi diri dalam menemukan kesalahan yang pada akhirnya mampu berkarya mandiri. Diharapkan dengan pendekatan tersebut akan dapat membentuk kemampuan dasar peserta didik yaitu adalah kemampuan yang diperoleh dari tradisi keluarga, lingkungan serta masyarakat yang diberikan secara turun temuran. Keberhasilan pendidikan keterampilan adalah mampu mensistemkan kemampuan tradisi dengan teknologi dasar. Pembelajaran keterampilan dimulai dengan: melihat, merekonstruksi melalui gagasan dan teknologi, merekayasa dan mengkreasi, memproduksi, dan memasarkan. Untuk itu diajukan tiga strategi pembelajaran: (1) definitif, (2) partisipatif, dan (3) eksploratif. Jika digambarkan dalam satuan model strategi belajar keterampilan sebagai berikut:

Model Strategi Pembelajaran Keterampilan

Sesuai dengan karakteristik ‘Prakarya’ maka pembelajaran yang sesuai diterapkan kepada peserta didik adalah praktek. Secara garis besar tergambarkan dalam skema di atas bahwa terdapat perbedaan strategi, untuk SD pada umumnya diperkuat dengan strategi partisipatif. Sedangkan di SMP diharapkan sudah mulai melaksanakan eksploratif melalui penelitian terapan dalam teknologi tepat guna. Strategi belajar di tingkat SMA, diharapkan peserta didik banyak melakukan penelitian dan pencarian ide dan gagasan dengan memadukan konsep teknologi dasar dan teknologi tepat guna. Strategi eksploratif berada pada posisi 50% dengan harapan akan menemukan prinsip pembelajaran ekonomi kreatif. Posisi ini nantinya

(10)

akan memperoleh pengetahuan praktis berwiraswasta berdasarkan kondisi nyata.

Dapat disimpulkan bahwa prinsip pembelajaran prakarya dengan pendekatan saintifik melalui tahapan sebagai berikut:

Mengamati lingkungan sekitar baik fisik maupun sosial yang menjadi bahan eksplorasi, eksperimen, melalui kegiatan melihat, membaca, mendengar, mencermatinya dan meneliti berbagai objek alami maupun artifisial dengan metoda dan strategi kunjungan lapangan, kajian pustaka pada benda artifisial berteknologi tradisional maupun modern dan produk-produk kerajinan, rekayasa, budidaya dan pengolahan;

Menanyakan berdasarkan kaitan, pengaruh dan kecenderungan setelah melakukan pengamatan berbagai gejala alami, artifisial maupun sosial untuk mendorong keingintahuan siswa terhadap produk-produk kerajinan, rekayasa, budidaya dan pengolahan;

Mengumpulkan data dengan merumuskan daftar pertanyaan berdasarkan hasil identifikasi, menentukan indikator, melakukan wawancara dan atau eksplorasi alam dan gejala sosial sebagai inspriasi menciptakan karya/produk kerajinan, rekayasa, budidaya dan pengolahan;

Mengasosiasi dengan melakukankan analisis, memecahkan masalah atau mengajukan pendapat atau argumen untuk membuat desain atau merekonstruksi karya/produk kerajinan, rekayasa, budidaya dan pengolahan baik berupa fakta, konsep, bahan, alat maupun prosedur yang bersifat tradisional berbasis kearifan lokal dan modern yang bermanfaat bagi kehidupan dan berkehidupan yang dilanjutkan dengan membuat atau memodifikasi karya kerajinan, rekayasa, budidaya dan pengolahan.

Mengkomunikasikan proses, hasil kegiatan, dan hasil pembuatan karya/produk dalam menemukan sendiri dan memecahkan masalah yang ditemui dengan memaparkan, mendiskusikan, membuat laporan dan

Kompetensi : 4.3. Mencoba membuat karya kerajinan dan pengemasan dari bahan buatan sesuai desain dan bahan buatan yang ada di wilayah setempat

Kgiatan pendahuluan:

1. Mengucapkan salam

2. Guru mengingatkan kembali tentang konsep-konsep yang telah dipelajari oleh peserta didik yang berhubungan dengan materi baru yang akan dibelajarkan. Sebagai contoh dalam mapel Prakarya, guru menanyakan konsep tentang kerajinan dari bahan alam dan buatan yang pernah dipelajari pada level sebelumnya sebelum pembelajaran materi kerajinan dari bahan limbah organik anorganik yang akan dilakukan pada kelas VIII. Hal ini dilakukan untuk menjaring pemahaman peserta didik pada pengetahuan yang dikuasai sebelumnya. Guru mengingatkan kembali pengetahuan yang

(11)

membedakan pengetahuan sebelumnya dengan saat ini yang akan dipelajari. contoh dalam mapel Prakarya guru meminta peserta didik untuk mengamati bahan alam, bahan buatan, bahan limbah organik dan bahan limbah anorganik. Guru menghadirkan contoh benda atau dalam bentuk gambar ke dalam kelas. Tampilan yang diberikan dapat juga dalam bentuk video. Peserta didik diminta untuk mengamati, apa perbedaan limbah dengan bahan alam, limbah orgnaik dan limbah anorganik yang dapat dijadikan bahan dasar kerajinan.

2. Menanya:

Peserta didik mengajukan pertanyaan tentang suatu fakta yang dapat diamati dari bahan-bahan sebagai dasar pembuatan kerajinan tersebut. Sebagai contoh peserta didik mempertanyakan “Apa perbedaan bahan limbah organik dengan bahan limbah anorganik?”. “Apa penyebab bahan limbah anorganik sulit terurai dalam tanah sehingga perlu diolah secara khusus, salah satunya sebagai karya kerajinan?”.

3. Menalar:

Dapat berupa kegiatan :Mengumpulkan data dan menganalisis data.

Peserta didik mengumpulkan data atau guru memberikan data tentang komponen-komponen yang terdapat dalam bahan limbah organik dan anorganik. Peserta didik memperoleh data klasifikasi bahan limbah organik dan anorganik.

Peserta didik mengajukan pendapat bahwa bahan limbah organik berasal dari hasil buangan dalam kehidupan makhluk hidup, sedangkan bahan limbah anorganik berasal dari produksi manusia yang menggunakan bahan alam yang dicampur dengan bahan kimia dan tidak dapat terurai dalam tanah. Dan sebagainya.

Peserta didik menganalis data yang diberikan oleh guru. Peserta didik diajak untuk membaca buku siswa pada bagian awal bab I. Peserta didik memperoleh informasi seputar pengertian limbah organik dan anorganik, jenis bahan limbah organik dan anorganik, bahan yang dapat didaur ulang menjadi bahan dasar kerajinan, sifat-sifat bahan limbah organik dan anorgnaik, dan sebagainya. Konsep-konsep ini dihubungkan dengan informasi atau data awal, pertanyaan dan hipotesis, serta data yang terkumpul. Juga dapat dilengkapi dengan kamus atau referensi lainnya sebagai penguat informasi.

Selanjutnya adalah menarik kesimpulan:

Peserta didik menarik kesimpulan berdasar hasil analisis yang mereka lakukan. Sebagai contoh peserta didik menyimpulkan bahwa limbah organik dan anorganik dapat digunakan sebagai bahan dasar kerajinan karena memiliki sifat yang unik, kuat, tahan lama, dan berdaya jual.

4.Mencoba

Berdasarkan kegiatan menalar di atas, peserta didik mencoba berbagai bahan limbah organik dan anorganik untuk dijadikan karya kerajinan. Peserta didik melakukan usaha coba-coba bahan limbah yang cocok digunakan sesuai ide/gagasan yang diinginkan. Peserta didik mengidentifikasi bahan limbah dan kesesuaiannya dengan karya kerajinan.

(12)

5. Mengomunikasikan

Pada langkah ini, peserta didik dapat menyampaikan hasil kerjanya secara lisan maupun tertulis, misalnya melalui presentasi kelompok, diskusi, dan tanya jawab.

Kegiatan Penutup:

1. Guru meminta peserta didik untuk mengungkapkan konsep, prinsip atau teori yang telah dikonstruk oleh peserta didik.

Peserta didik diminta untuk menjelaskan contoh keterkaitan antar limbah organik dan anorganik dengan kehidupan kita, misal lingkungan hidup.

2. Guru dapat meminta peserta didik untuk meningkatkan pemahamannya tentang konsep, prinsip atau teori yang telah dipelajari dari buku-buku pelajaran yang relevan atau sumber informasi lainnya.

3. Guru dapat memberikan beberapa situs di internet yang berkaitan dengan konsep, prinsip atau teori yang telah dipelajari oleh peserta didik, kemudian guru meminta peserta didik untuk mengakses situs-situs tersebut. Guru dapat menyebutkan beberapa akses situs-situs sebagai alamat dalam internet yang dpat dicari oleh peserta didik, sebagai pemancing rasa ingin tahu peserta didik.

MODEL

Lembar Kerja

(13)

PRAKARYA

Tujuan Kegiatan : Pada kegiatan ini diharapkan peserta mampu

merancang model Project Based Learning, Discovery Learning dan Problem Based Learning pada pembelajaran Kimia

Langkah Kegiatan :

1. Kerjakan secara berpasangan , cermati lembar kerja perancangan model pembelajaran

2. Pilihlah satu subtopik/submateri/subtema untuk satu kali tatap muka yang sesuai salah satu model

3. Isilah Lembar Kerja perancangan model pembelajaran sesuai dengan model yang Anda pilih

4. Presentasikan hasil rancangan Anda

5. Perbaiki rancangan jika ada saran atau usulan perubahan

Catatan: Pada lembar kerja ini ada dua format model pembelajaran yaitu model Problem Based Learning dan Discovery Learning jika Anda merancang model Lainnya silahkan sesuai sintak model yang sesuai.

(14)

FORMAT PERANCANGAN MODEL PEMBELAJARAN Model Discovery Learning

Kompetensi Dasar : 3. ..……….. 4… ………..

Model Pembelajaran Problem Based Learning Kompetensi Dasar : 3..

Orientasi peserta didik kepada masalah

(15)

proses pemecahan masalah

Penerapan Model Pembelajaran (problem based learning) Pada Mata Pelajaran Prakarya.

Pembelajaran berbasis masalah merupakan sebuah pendekatan pembelajaran yang menyajikan masalah kontekstual sehingga merangsang peserta didik untuk belajar. Dalam kelas yang menerapkan pembelajaran berbasis masalah, peserta didik bekerja dalam tim untuk memecahkan masalah dunia nyata (real world)

Pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu metode pembelajaran yang menantang peserta didik untuk “belajar bagaimana belajar”, bekerja secara berkelompok untuk mencari solusi dari permasalahan dunia nyata. Masalah yang diberikan ini digunakan untuk mengikat peserta didik pada rasa ingin tahu pada pembelajaran yang dimaksud. Masalah diberikan kepada peserta didik, sebelum peserta didik mempelajari konsep atau materi yang berkenaan dengan masalah yang harus dipecahkan..

Sebelum memulai proses belajar-mengajar di dalam kelas, peserta didik terlebih dahulu diminta untuk mengobservasi suatu fenomena terlebih dahulu. Kemudian peserta didik diminta mencatat masalah-masalah yang muncul. Setelah itu tugas guru adalah meransang peserta didik untuk berpikir kritis dalam memecahkan masalah yang ada. Tugas guru adalah mengarahkan peserta didik untuk bertanya, membuktikan asumsi, dan mendengarkan pendapat yang berbeda dari mereka.

Memanfaatkan lingkungan peserta didik untuk memperoleh pengalaman belajar. Guru memberikan penugasan yang dapat dilakukan di berbagai konteks lingkungan peserta didik, antara lain di sekolah, keluarga dan masyarakat. Penugasan yang diberikan oleh guru memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk belajar diluar kelas. Peserta didik diharapkan dapat memperoleh pengalaman langsung tentang apa yang sedang dipelajari. Pengalaman belajar merupakan aktivitas belajar yang harus dilakukan peserta didik dalam rangka mencapai penguasaan standar kompetensi, kemampuan dasar dan materi pembelajaran.

a. Pendahuluan

Pada tahap ini, dilakukan Tahap 1 sintaks PBM, yaitu mengorientasi peserta didik pada masalah. Masalah tersebut dapat disajikan dalam bentuk gambar, diagram, film pendek, atau power point. Misalnya, dalam pelajaran Prakarya, masalah tersebut terkait dengan aktivitas penduduk yang menambang tanah untuk membuat kerajinan batu bata merah, sementara persediaan tanah sudah mulai habis.. Setelah peserta didik mencermati (mengamati) sajian masalah, guru mengajukan pertanyaan pengarah (menanya) untuk mendorong peserta didik memprediksi atau mengajukan dugaan (hipotesis) mengenai dampak dari ekploitasi tanah yang ada disekitarnya, terhadap kehidupan masyarakat dimasa depan. Selanjutnya, guru menginformasikan tujuan pembelajaran.

(16)

b. Inti

Tahapan inti mencakup tahap-tahap 2, 3, 4, dan 5 dalam sintaks PBM. 1) Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar (Tahap 2)

a) Melalui kegiatan tanya jawab (menanya), guru mengingatkan kembali langkah-langkah atau metode ilmiah. Metode ilmiah tersebut dapat disajikan dalam bentuk bagan.

b) Guru mengorganisasi peserta didik untuk belajar dalam bentuk diskusi kelompok kecil. Guru dapat menjelaskan lebih rinci alternatif-alternatif strategi untuk menyelesaikan masalah yang ditentukan, yaitu terkait dengan dampak eksploitasi tanah liat terhadap pelestarian lingkungan.

c) Guru membimbing peserta didik secara individual maupun kelompok dalam merancang eksperimen untuk menguji dugaan (hipotesis) yang diajukan. Masing-masing kelompok mempresentasikan hipotesis dan rancangan eksperimennya untuk mendapat saran dari kelompok lain maupun dari guru. Kelompok-kelompok lain maupun guru dapat memberikan penilaian dan saran terhadap presentasi tersebut. Kelompok yang dinilai paling baik memperoleh penghargaan.

2) Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok (Tahap 3)

a) Guru memberi bimbingan kepada peserta didik untuk melakukan penyelidikan atau eksperimen. Bimbingan tersebut meliputi pengumpulan informasi yang berkaitan dengan materi yang diangkat dalam permasalahan, misalnya memberi pelatihan kepada pengrajin batu bata menjadi pengrajin kerajinan yang lebih memiliki nilai ekonomi tetapi tidak cepat menghabiskan bahan tanah liat.

b) Kelompok peserta didik melakukan eksperimen berdasarkan rancangan yang telah mereka buat dengan bimbingan guru (experimenting). Rancangan tersebut dibuat secara sistematis dan disesuaikan dengan kebutuhan masarakat. Guru membimbing kelompok yang mengalami kesulitan.

3) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya (Tahap 4)

Peserta didik dalam kelompok mengembangkan laporan hasil penelitian sesuai format yang sudah disepakati. Kelompok terpilih mempresentasikan hasil eksperimen (mengomunikasikan). Setiap kelompok diberi waktu 10 menit. Kelompok lain menanggapi hasil presentasi dan guru memberikan umpan balik.

4) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah (Tahap 5)

a) Guru bersama peserta didik menganalisis dan mengevaluasi terhadap proses pemecahan masalah yang dipresentasikan setiap kelompok maupun terhadap seluruh aktivitas pembelajaran yang dilakukan.

d) Guru memberikan penguatan (mengasosiasi) terkait penguasaan pengetahuan atau konsep tertentu, misalnya dampak eksploitasi tanah liat terhadap pelestarian lingkungan.

c. penutup

(17)

Guru dapat melakukan kegiatan pengayaan bagi peserta didik yang telah mencapai ketuntasan. Sebaliknya, guru dapat memberikan remidi bagi peserta didik yang belum mencapai ketuntasan.

Penerapan pembelajaran prakarya berbasis proyek/ project based learning

Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning=PjBL) adalah metoda pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai media. Peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar.

Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan metode belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktifitas secara nyata. Pembelajaran Berbasis Proyek dirancang untuk digunakan pada permasalahan komplek yang diperlukan peserta didik dalam melakukan insvestigasi dan memahaminya. Melalui PjBL, proses inquiry dimulai dengan memunculkan pertanyaan penuntun (a guiding question) dan membimbing peserta didik dalam sebuah proyek kolaboratif yang mengintegrasikan berbagai subjek (materi) dalam kurikulum. Pada saat pertanyaan terjawab, secara langsung peserta didik dapat melihat berbagai elemen utama sekaligus berbagai prinsip dalam sebuah disiplin yang sedang dikajinya. PjBL merupakan investigasi mendalam tentang sebuah topik dunia nyata, hal ini akan berharga bagi atensi dan usaha peserta didik.

Materi Pelatihan 3 Model-model Pembelajaran dan Penilaian 70 Contoh Kegiatan Pembelajaran project based learning

Sekolah :SMP/MTs Kelas : VII

Kompetensi : 3.1 Memahami desain pembuatan dan pengemasan karya kerajinan bahan alam berdasarkan konsep dan prosedur berkarya sesuai wilayah setempat

Kegiatan Pendahuluan

1) Guru melakukan apersepsi tentang pentingnya sebuah kemasan pada produk kerajinan dengan pertanyaan mendasar (Start With the Essential Question)

2) Bagaimanakah upaya yang dapat dilakukan untuk membuat sebuah kemasan yang menarik dan mudah dibawa.

(18)

Materi Pelatihan 3 Model-model Pembelajaran dan Penilaian 71

Kegiatan Inti

Menyusun Perencanaan Proyek. (Design a Plan for the Project)

1. Peserta didik secara berkelompok menentukan proyek yang akan dikerjakan dengan menentukan judul atau bentuk barang

2. Guru menyampaikan kriteria penilaian proyek yang yang akan dikerjakan oleh peserta didik.

3. Peserta didik secara berkelompok merancang tahapan penyelesaian proyek yang akan dilakukan (misal pembuatan kemasan produk kerajinan dengan memanfaatkan bahan alami) Peserta didik menentukan bentuk kemasan, alat bahan yang diperlukan dan tidak ketinggalan antisipasi keselamatan kerja, baik peserta didik dalam menggunakan peralatan maupun pengguna produk kemasan.

4. Mengkonsultasikan tahapan penyelesaian proyek kepada guru pembimbing.

Menyusun Jadwal Proyek (Create a Schedule)

Peserta didik menyusun jadwal kegiatan penyelesaian proyek yang meliputi :

1. Merancang bentuk kemasan dengan memperhatikan estetika dan fungsinya

2. Penyediaan alat dan bahan yang diperlukan. 3. Praktek pembuatan kemasan produk kerajinan

4. Uji coba penggunaan dengan jenis produk yang telah ditentukan 5. Finishing produk.

6. Penyusunan laporan atau pameran

Monitoring (Monitor the Students and the Progress of the Project)

Guru bertanggungjawab untuk melakukan monitor terhadap aktivitas peserta didik selama menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan dengan cara menfasilitasi peserta didik pada setiap roses. Dengan kata lain pengajar berperan menjadi mentor bagi aktivitas peserta didik. Agar mempermudah proses monitoring, dibuat sebuah rubrik yang dapat merekam keseluruhan aktivitas yang penting.

Menguji Hasil (Assess the Outcome)

Penilaian dilakukan untuk membantu pengajar dalam mengukur ketercapaian standar, berperan dalam mengevaluasi kemajuan masing-masing peserta didik, memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman yang sudah dicapai peserta didik, membantu pengajar dalam menyusun strategi pembelajaran berikutnya.

(19)

Materi Pelatihan 3 Model-model Pembelajaran dan Penilaian 72 Penutup

 Guru Tanya jawab dengan peserta membuat rangkuman atau kesimpulan tentang fungsi kemasan untuk produk kerajinan.

(20)

Daftar Pustaka.

American Association for the Advancement of Science (1970) "Science A Process Approach" USA : AAAS / Xerox Corporation.

Helmenstine, A.M. , Ph.D Scientific Method Steps. http://chemistry.about.com/od/ sciencefairprojects/a/Scientific-Method-Steps.htm. last update Februari 2013 Nuryani_Rustaman,

http://file.upi.edu/Direktori/SPS/PRODI.PENDIDIKAN_IPA/195012311979032-NURYANI_RUSTAMAN/Asesmen_pendidikan_IPA.pdflast update Januari 2013 Indrawati. (2007). Model-model pembelajaran Informasi . Modul PPPPPTK IPA.

Bandung PPPPTK IPA

Mc Colum (2009) A scientifc approach to

teaching. http://kamccollum.wordpress.com/2009/08/01/a-scientifc-approach-to-teaching/last update J anuari 2013

Poppy. K.D. (2010). Keterampilan Proses pada Pembelajaran IPA. Modul Program BERMUTU. Bandung:P4TK IPA

Sudarwan. (2013). Pendekatan-pendekatan Ilmiah dalam Pembelajaran. Pusbangprodik

Tim Pengembang. ( 2013) Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013. Mata Pelajaran IPA. Pusbangprodik

(21)

MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)

Dalam Konsep Belajar, sesungguhnya strategi discovery learning merupakan pembentukan kategori-kategori atau konsep-konsep, yang dapat memungkinkan terjadinya generalisasi. Sebagaimana teori Bruner tentang kategorisasi yang nampak dalam discovery, bahwa discovery adalah pembentukan kategori-kategori, atau lebih sering disebut sistem-sistem coding. Pembentukan kategori-kategori dan sistem-sistem coding dirumuskan demikian dalam arti relasi-relasi (similaritas & diference) yang terjadi diantara obyek-obyek dan kejadian-kejadian (events). Bruner memandang bahwa suatu konsep atau kategorisasi memiliki lima unsur, dan peserta didik dikatakan memahami suatu konsep apabila mengetahui semua unsur dari konsep itu, meliputi: 1) Nama; 2) Contoh-contoh baik yang positif maupun yang negatif; 3) Karakteristik, baik yang pokok maupun tidak; 4) Rentangan karakteristik; 5) Kaidah (Budiningsih, 2005:43). Bruner menjelaskan bahwa pembentukan konsep merupakan dua kegiatan mengkategori yang berbeda yang menuntut proses berfikir yang berbeda pula. Seluruh kegiatan mengkategori meliputi mengidentifikasi dan menempatkan contoh-contoh (obyek-obyek atau peristiwa-peristiwa) ke dalam kelas dengan menggunakan dasar kriteria tertentu.

Di dalam proses belajar, Bruner mementingkan partisipasi aktif dari tiap peserta didik, dan mengenal dengan baik adanya perbedaan kemampuan. Untuk menunjang proses belajar perlu lingkungan memfasilitasi rasa ingin tahu peserta didik pada tahap eksplorasi. Lingkungan ini dinamakan discovery learning environment, yaitu lingkungan dimana peserta didik dapat melakukan eksplorasi, penemuan-penemuan baru yang belum dikenal atau pengertian yang mirip dengan yang sudah diketahui. Lingkungan seperti ini bertujuan agar peserta didik dalam proses belajar dapat berjalan dengan baik dan lebih kreatif.

Untuk memfasilitasi proses belajar yang baik dan kreatif harus berdasarkan pada manipulasi bahan pelajaran sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif peserta didik. Manipulasi bahan pelajaran bertujuan untuk memfasilitasi kemampuan peserta didik dalam berfikir (merepresentasikan apa yang dipahami) sesuai dengan tingkat perkembangannya. Menurut Bruner perkembangan kognitif seseorang terjadi melalui tiga tahap yang

(22)

ditentukan oleh bagaimana cara lingkungan, yaitu: enactiv, iconic, dan symbolic. Tahap enaktiv, seseorang melakukan aktivitas-aktivitas dalam upaya untuk memahami lingkungan sekitarnya, artinya, dalam memahami dunia sekitarnya anak menggunakan pengetahuan motorik, misalnya melalui gigitan, sentuhan, pegangan, dan sebagainya. Tahap iconic, seseorang memahami objek-objek atau dunianya melalui gambar-gambar dan visualisasi verbal. Maksudnya, dalam memahami dunia sekitarnya anak belajar melalui bentuk perumpamaan (tampil) dan perbandingan (komparasi). Tahap symbolic, seseorang telah mampu memiliki ide-ide atau gagasan-gagasan abstrak yang sangat dipengaruhi oleh kemampuannya dalam berbahasa dan logika. Dalam memahami dunia sekitarnya anak belajar melalui simbol-simbol bahasa, logika, matematika, dan sebagainya. Pada akhirnya yang menjadi tujuan dalam strategi discovery learning menurut Bruner adalah hendaklah guru memberikan kesempatan kepada muridnya untuk menjadi seorang problem solver, seorang scientist, historin, atau ahli matematika. Dan melalui kegiatan tersebut peserta didik akan menguasainya, menerapkan, serta menemukan hal-hal yang bermanfaat bagi dirinya. Karakteristik yang paling jelas mengenai discovery sebagai strategi mengajar ialah bahwa sesudah tingkat-tingkat inisial (pemulaan) mengajar, bimbingan guru hendaklah lebih berkurang dari pada strategi-strategi mengajar lainnya. Hal ini tak berarti bahwa guru menghentikan untuk memberikan suatu bimbingan setelah problema disajikan kepada pelajar. Tetapi bimbingan yang diberikan tidak hanya dikurangi direktifnya melainkan pelajar diberi responsibilitas yang lebih besar untuk belajar sendiri.

Contoh Model Pembelajaran Discovery Learning Prakarya Kelas : VII

Sekolah : SMP/MTs

Kompetensi : Mencoba membuat alat penjernih air dari bahan alam yang ada di lingkungan sekitar

Pendahuluan

Guru menyampaikan salam dan menanyakan kehadiran peserta didik

Menyampaikan KI, KD dan Tujuan pembelajaran.

Inti

Penciptaan Situasi/ Pemberian rangsangan (Stimulation )

Menayangkan melalui gambar,vidio pembelajaran atau media lain yang menggambarkan situasi yang sulit ketika mencari sumber air bersih utuk kebutuhan sehari hari

Peserta didik mengamati berbagai tayangan atau obyek yang dilakukan oleh guru.

Peserta didik bertanya tentang hal-hal yang menarik dan relevan dengan materi dari tayangan yang dibawa oleh guru

Peserta didik mengidentifikasi (mengumpulkan informasi) persamaan dan perbedaan yang terdapat pada tempat lain.

Pembahasan Tugas dan Identifkasi Masalah

(23)

apakah karena sumberdaya manusia atau sumber daya alam.

Peserta didik mengidentifikasi jenis kesulitan tentang sulitnya mencari air bersih untuk kebutuhan sehari-hari

Observasi

Peserta didik mengamati pada tempat tertentu yang meliputi sumber daya manusia, sumber daya alam, tingkat sosial melalui informasi yang diperoleh dari berbagai sumber.

Pengumpulan data

Peserta didik, menuliskan hasil pengamatan dari data yang diperoleh tentang ciri ciri peralatan penjernih aiar sederhana sesuai kebutuhan masarakat setempat.

Verifkasi data

Peserta didik melakukan pencermatan data (mengasosiasi) yang diperoleh mengenai ciri yang ada pada pada peralatan penjernih air sederhana yang meliputi bahan dan peralatan yangg diperlukan..

Generalisasi

Peserta didik menyimpulkan pembuatan alat penjernih air sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat

Peserta didik mempresentasikan (mengkomunikasikan) hasil pembuatan alat penjernih air sederhana di depan kelas dan dikonfirmasi oleh guru.

Penutup

 Guru melakukan tanya jawab dengan peserta untuk membuat rangkuman dan atau kesimpulan mengenai pembuatan alat penjernih air secara sederhana.

 Guru memberikan pertanyaan kepada peserta didik apakah dalam melaksanakan pembelajaran siswa merasa senang.

 Peserta didik membersihkan lantai kelas dan membuang sampah pada tempatnya

(24)

3.2. PERANCANGAN PENILAIAN DALAM PEMBELAJARAN

PRAKARYA

Pada Kurikulum 2013, penilaian hasil belajar peserta didik mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dilakukan secara berimbang sehingga dapat digunakan untuk menentukan posisi relatif setiap peserta didik terhadap standar yang telah ditetapkan. Untuk melengkapi perangkat pembelajaran Kimia dengan suatu model, diperlukan jenis-jenis penilaian yang sesuai. Pada uraian berikut disajikan beberapa contoh penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan pada pembelajaran kimia. Anda dapat mengembangkan lagi sesuai dengan topik dan kompetensi dasar yang harus dicapai peserta didik.

A. Penilaian Sikap

(25)

proses, penilaian produk, dan penilaian sikap. Penilaian pada 3 aspek tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.

a. Penilaian sikap, melalui observasi saat peserta didik bekerja kelompok, bekerja individu, berdiskusi, maupun saat presentasi dengan menggunakan lembar observasi sikap.

b. Penilaian proses atau keterampilan, dilakukan melalui observasi saat peserta didik bekerja kelompok, bekerja individu, berdiskusi, maupun saat presentasi dengan menggunakan lembar observasi kinerja.

c. Penilaian produk berupa pemahaman konsep, prinsip, dan hukum dilakukan dengan tes tertulis.

Berikut contoh lembar penilaian sikap, pengetahuan dan ketrampilan yang dapat digunakan sebagai acuan penilaian.

Membuat karya kerajinan dan pengem asan dari bahan limbah organik lunak atau keras berdasarkan desain sesuai wilayah setempat (KD 4.1)

PENILAIAN SIKAP

Sikap spiritual

a) Teknik observasi

Pedoman Observasi Sikap Spiritual Petunjuk :

Lembaran ini diisi oleh guru untuk menilai sikap spiritual peserta didik. Berilah tanda cek (v) pada kolom skor sesuai sikap spiritual yang ditampilkan oleh peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut :

4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan

3= sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidakmelakukan

2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan

1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan

Nama Peserta Didik : ……….

Kelas : ……….

Tanggal Pengamatan : ………..

Materi Pokok : ………..

(26)

No Aspek Pengamatan Skor 1 2 3 4

1 Berdoa sebelum dan sesudah melakukan sesuatu

2 Mengucapkan rasa syukur atas karunia Tuhan

3 Memberi salam sebelum dan sesudah menyampaikan pendapat/presentasi

4 Mengungkapakan kekaguman secara lisan maupun tulisan terhadap Tuhan saat melihat kebesaran Tuhan

5 Merasakan keberadaan dan kebesaran Tuhan saat mempelajari ilmu pengetahuan

Jumlah Skor

Petunjuk Penskoran :

Skor akhir menggunakan skala 1 sampai 4 Perhitungan skor akhir menggunakan rumus :

Skor diperole h

SkorMaksimal x

4

=

skorak h ir

Contoh :

Skor diperoleh 14, skor maksimal 4 x 5 pernyataan = 20, maka skor akhir :

14

20

x

4

=

2,8

Sesuai Permendikbud No 81A Tahun 2013 peserta didik memperoleh nilai adalah :

Sangat Baik : apabila memperoleh skor : 3,33 < skor ≤ 4,00 Baik : apabila memperoleh skor : 2,33 < skor ≤ 3,33

Cukup : apabila memperoleh skor : 1,33 < skor ≤ 2,33 Kurang : apabila memperoleh skor: skor ≤ 1,33

b) Teknik Penilaian Diri

Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri menggunakan daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang disertai rubrik.

Skala penilaian dapat disusun dalam bentuk skala Likert atau skala semantic diferential. Skala Likert adalah skala yang dapat dipergunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang mengenai suatu gejala atau fenomena. Sedangkan skala semantic diferential yaitu skala untuk mengukur sikap, tetapi bentuknya bukan pilihan ganda maupun checklist, tetapi tersusun dalam satu garis kontinum di mana jawaban yang sangat

(27)

terletak dibagian kiri garis atau sebaliknya. Data yang diperoleh melalui pengukuran dengan skala semantic diferential adalah data interval. Skala bentuk ini biasanya digunakan untuk mengukur sikap atau karakteristik tertentu yang dimiliki seseorang.

Kriteria penyusunan lembar penilaian diri:

1) Pertanyaan tentang pendapat, tanggapan dan sikap, misal : sikap responden terhadap sesuatu hal.

2) Gunakan kata-kata yang sederhana dan mudah dimengerti oleh responden.

3) Usahakan pertanyaan yang jelas dan khusus

4) Hindarkan pertanyaan yang mempunyai lebih dari satu pengertian 5) Hindarkan pertanyaan yang mengandung sugesti

6) Pertanyaan harus berlaku bagi semua responden

lEMBAR PENILAIAN DIRI SIKAP SPIRITUAL

PETUNJUK

1. Bacalah pernyataan yang ada di dalam kolom dengan teliti 2. berilah tanda cek (√) sesuai dengan sesuai dengan kondisi dan

keadaan kalian sehari-hari

Nama Peserta Didik : ……….

Kelas : ……….

Materi Pokok : ……….

Tanggal : ……….

No

Pernyataan TP KD S

R SL

1 Saya semakin yakin dengan keberadaan Tuhan setelah mempelajari ilmu pengetahuan 2 Saya berdoa sebelum dan sesudah

melakukan sesuatu kegiatan

3 Saya mengucapkan rasa syukur atas segala karunia Tuhan

4 Saya memberi salam sebelum dan sesudah mengungkapkan pendapat di depan umum

5 Saya mengungkapkan keagungan

Tuhan apabila melihat

kebesaranNya Jumlah

Petunjuk Penskoran

Lihat petunjuk penskoran pada pedoman observasi sikap spiritual

(28)

LEMBAR PENILAIAN DIRI SIKAP TANGGUNGJAWAB

Nama Peserta Didik : ……….

Kelas : ………. dengan kriteria sebagai berikut :

4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan 3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak melakukan

2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan

1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan

LEMBAR PENILAIAN DIRI SIKAP DISIPLIN

Nama Peserta Didik : ……….

Kelas : ……….

Materi Pokok : ……….

Tanggal : ……….

Petunjuk :

Lembaran ini diisi oleh peserta didik untuk menilai sikap disiplin diri peserta didik. Berilah tanda cek (v) pada kolom skor sesuai sikap disiplin yang kamu miliki sebagai berikut :

Ya = apabila kamu menunjukkan perbuatan sesuai pernyataan

Tidak = apabila kamu tidak menunjukkan perbuatan sesuai pernyataan.

Nama Peserta Didik : ……….

Kelas : ……….

1 Saya masuk kelas tepat waktu

2 Saya mengumpulkan tugas tepat waktu 3 Saya memakai seragam sesuai tata tertib 4 Saya mengerjakan tugas yang diberikan 5 Saya tertib dalam mengikuti

(29)

N

6 Saya mengikuti praktikum sesuai dengan langkah yang ditetapkan 7 Saya membawa buku tulis sesuai mata

pelajaran

8

Saya membawa buku teks mata pelajaran

Jumlah

Petunjuk Penyekoran

Jawaban YA diberi skor 1, dan jawaban TIDAK diberi skor 0 Perhitungan skor akhir menggunakan rumus :

Skor diperole h

Skoraksi mal x

4

=

skorak h ir

Contoh :

Jawaban YA sebanyak 6, maka diperoleh nilai skor 6, dan skor maksimal 8 maka nilai akhir adalah :

6

8

x

4

=

3

,

00

Kriteria perolehan nilai sama dapat menggunakan seperti dalam pedoman observasi.

Penilaian Antarpeserta Didik.

Lembar Penilaian Antarpeserta Didik Sikap Disiplin

Daftar Cek Petunjuk :

Lembaran ini diisi oleh peserta didik untuk menilai sikap sosial peserta didik lain dalam kedisiplinan. Berilah tanda cek (v) pada kolom skor sesuai sikap disiplin yang ditampilkan oleh peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut :

Ya = apabila peserta didik menunjukkan perbuatan sesuai aspek pengamatan

Tidak = apabila peserta didik tidak menunjukkan perbuatan sesuai aspek pengamatan.

Nama penilai : Tidak diisi

Nama peserta didik yang dinilai : ...

Kelas : ...

Mata pelajaran : ...

N Sikap yang diamati Melakuk

(30)

o

an

Y a

Tida k

1 Masuk kelas tepat waktu

2 Mengumpulkan tugas tepat waktu

3 Memakai seragam sesuai tata tertib

4 Mengerjakan tugas yang diberikan

5 Tertib dalam mengikuti pembelajaran

6 Mengikuti praktikum sesuai dengan langkah yang ditetapkan

7 Membawa buku tulis sesuai mata pelajaran

8 Membawa buku teks mata pelajaran

Jumlah

Petunjuk Penskoran

Lihat petunjuk penskoran pada pedoman observasi sikap disiplin

Skala Penilaian (rating scale)

Skala penilaian akan digunakan dengan teknik sosiometri berbasis kelas. Langkah penilaian antarpeserta didik diatur sebagai berikut:

1) Guru mata pelajaran menyiapkan instrumen penilaian skala penilaian berupa skala penilaian (rating scale) sesuai dengan sikap yang akan dinilai dari kompetensi inti spiritual dan sosial.

2) Guru mata pelajaran membagikan instrumen penilaian kepada setiap peserta didik di setiap kelas.

3) Peserta didik menentukan nomor rangking kedudukan teman-temannya dari urutan nomor 1 (satu) sampai nomor terakhir sesuai dengan jumlah peserta didik di kelas bersangkutan, kecuali nama dirinya sendiri. Nomor urut 1 (satu) adalah teman yang dianggap paling baik dalam bersikap dan berperilaku tertentu dan nomor urut terakhir adalah yang dianggap kurang baik.

4) Penyelenggaraan penilaian antarpeserta didik dilakukan oleh guru mata pelajaran minimal satu kali dalam satu semester dengan jadwal yang diatur oleh kepala sekolah sehingga tidak dilakukan serentak dalam satu minggu.

5) Hasil penilaian sikap peserta didik diolah oleh guru dan dilaporkan kepada wali kelas.

(31)

diperoleh dari penilaian observasi, penilaian diri, dan jurnal.

Contoh Instrumen:

DAFTAR CEK PENILAIAN ANTAR PESERTA DIDIK

Nama penilai : Tidak diisi

Nama peserta didik yang dinilai : ...

Kelas : ...

Mata pelajaran : ...

Berilah tanda cek pada kolom pilihan berikut dengan 4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan 3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak melakukan

2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan

1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan

No Aspek Pengamatan Skor

4 3 2 1

1 Tidak nyontek dalam mengerjakan ujian/ulangan

2 Tidak melakukan plagiat (mengambil/ menyalin karya orang lain tanpa menyebutkan sumber) dalam mengerjakan setiap tugas

3 Mengemukakan perasaan terhadap sesuatu apa adanya

4 Melaporkan data atau informasi apa adanya

JUMLAH

Petunjuk penskoran :

Lihat petunjuk penskoran pedoman observasi sikap disiplin

d). Jurnal

1) Model Pertama

Petunjuk pengisian jurnal (diisi oleh guru):

a) Tulislah identitas peserta didik yang diamati b) Tulislah tanggal pengamatan.

c) Tulislah aspek yang diamati oleh guru.

d) Ceritakan kejadian-kejadian yang dialami oleh Peserta didik baik yang merupakan kekuatan Peserta didik maupun kelemahan Peserta didik sesuai dengan pengamatan guru terkait dengan Kompetensi Inti.

e) Tulislah dengan segera kejadian

(32)

f) Setiap kejadian per anak ditulis pada kartu yang berbeda.

g) Simpanlah kartu tersebut di dalam folder masing-masing Peserta didik

Format:

Petunjuk penskoran

Lihat petunjuk penskoran pedoman observasi sikap disiplin

2) Model Kedua

Petunjuk pengisian jurnal (diisi oleh guru): a) Tulislah Aspek yang diamati

b) Tulislah identitas peserta didik yang diamati c) Tulislah tanggal pengamatan.

d) Tulislah aspek yang diamati oleh guru.

e) Ceritakan kejadian-kejadian yang dialami oleh Peserta didik baik yang merupakan kekuatan Peserta didik maupun kelemahan Peserta didik sesuai dengan pengamatan guru terkait dengan Kompetensi Inti.

f) Tulislah dengan segera kejadian yang diamati

g) Setiap kejadian per anak ditulis pada kartu yang berbeda. h) Simpanlah kartu tersebut di dalam folder masing-masing Peserta didik

Contoh Format Jurnal

Jurnal

Nama Peserta Didik: ……….. Aspek yang diamati: ………..

Materi Pelatihan 3 Model-model Pembelajaran dan Penilaian 85 Jurnal

Nama Peserta Didik : ……….

Nomor peserta Didik : ……….

Tanggal : ……….

Aspek yang diamati : ……….

(33)

PENILAIAN KETRAMPILAN

1. Pengertian Penilaian Pencapaian Kompetensi Keterampilan

Penilaian pencapaian kompetensi keterampilan merupakan penilaian yang dilakukan terhadap peserta didik untuk menilaisejauh mana pencapaian SKL, KI, dan KD khusus dalam dimensi keterampilan.

SKL dimensi keterampilan untuk satuan pendidikan tingkat SMP/MTs/SMPLB/Paket B adalah lulusan memiliki kualifikasi kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sesuai dengan yang dipelajari disekolah dan sumber lain sejenis (Permendikbud 54 tahun 2013 tentang SKL).SKL ini merupakan tagihan kompetensi minimal setelah peserta didik menempuh pendidikan selama 3 tahun atau lebih dan dinyatakan lulus.

2. Cakupan Penilaian Pencapaian Kompetensi Keterampilan

Cakupan penilaian dimensi keterampilan meliputi keterampilan peserta didik yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori. Keterampilan ini meliputi: keterampilan mencoba, mengolah, menyaji, dan menalar. Dalam ranah konkret keterampilan ini mencakup aktivitas menggunakan, mengurai, merangkai, memodifkasi, dan membuat. Sedangkan dalam ranah abstrak, keterampilan ini mencakup aktivitas menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang.

Materi Pelatihan 3 Model-model Pembelajaran dan Penilaian 86

No. Hari/

Tangg al

Kejadian Keterang

(34)

CONTOH PENILAIAN SEBAGAI BERIKUT: 1) Contoh Projek

Mata Pelajaran : Keterampilan Pengolahan

Nama Projek : Membuat Laporan Menangani Masalah Pemanfaatan bahan

pangan (Singkong) yang melimpah. (Survey dan Browsing)

Alokasi Waktu : Satu Semester

Nama Siswa : ______________________ Kelas : VIII/1

No Aspek * Skor (1 – 4)

Rubrik Penilaian Hasil Akhir Kemampuan Melaporkan Hasil Survey dan browsing

No Aspek yang

diamati Deskriptor Ya Tidak 1. Perencanaan

a. Persiapan Apakah Kegiatan sudah direncanakan secara matang?

b. Rumusan Judul

Apakah judul sudah

memunculkan ciri khas dari sesuatu yang hendak

diinformasikan? 2. Pelaksanaan

a. Sistematika

Kegiatan Apakah kegiatan sudah direncanakan secara runtut?

b. Keakuratan Informasi

Apakah sudah ada sasaran sumber informasi,

instrumen mencari data c. Kualitas Kelengkapan dan

(35)

Data

d. Analisis Data Penyajian dan intrerpretasi data

a. Performans Kelengkapan laporan dan penampilan

b. Penguasaan Penguasaan kegiatan

2) Contoh Portofolio

Teknik penilaian portofolio di dalam kelas memerlukan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Jelaskan kepada peserta didik bahwa penggunaan portofolio, tidak hanya merupakan kumpulan hasil kerja peserta didik yang digunakan oleh guru untuk penilaian, tetapi digunakan juga oleh peserta didik sendiri. Dengan melihat portofolionya peserta didik dapat mengetahui kemampuan, keterampilan, dan minatnya. Proses ini tidak akan terjadi secara spontan, tetapi membutuhkan waktu bagi peserta didik untuk belajar meyakini hasil penilaian mereka sendiri.

b. Tentukan bersama peserta didik sampel-sampel portofolio apa saja yang akan dibuat. Portofolio antara peserta didik yang satu dan yang lain bisa sama bisa berbeda.

c. Kumpulkan dan simpanlah karya-karya tiap peserta didik dalam satu map atau folder di rumah masing atau loker masing-masing di sekolah.

d. Berilah tanggal pembuatan pada setiap bahan informasi perkembangan peserta didik sehingga dapat terlihat perbedaan kualitas dari waktu ke waktu.

e. Tentukan kriteria penilaian sampel portofolio dan bobotnya dengan para peserta didik. Diskusikan cara penilaian kualitas karya para peserta didik, sehingga disepakati estándar yang ditentkan. Dengan demikian, peserta didik mengetahui harapan (standar) guru dan berusaha mencapai standar tersebut.

f. Peserta didik diminta menilai karyanya secara berkesinambungan. Guru dapat membimbing peserta didik, bagaimana cara menilai dengan memberi keterangan tentang kelebihan dan kekurangan karya tersebut, serta bagaimana cara memperbaikinya. Hal ini dapat dilakukan pada saat membahas portofolio.

g. Setelah suatu karya dinilai dan nilainya belum memuaskan, maka peserta didik diberi kesempatan untuk memperbaiki. Namun, antara peserta didik dan guru perlu dibuat “kontrak” seperti perjanjian mengenai jangka waktu penyelesaian.

(36)

h. Bila perlu, jadwalkan pertemuan untuk membahas portofolio. Jika perlu, undang orang tua peserta didik dan diberi penjelasan tentang maksud serta tujuan portofolio, sehingga orangtua dapat membantu dan memotivasi anaknya.

Contoh Penilaian Portofolio

Kompetensi Dasar: Membuat olahan pangan dari bahan ikan dan daging putih atau merah menjadi makanan siap saji.

Alokasi Waktu : 1 Semester

Nama Siswa : _________________ Kelas : IX/1

No Karya peserta didik Skor Prestasi Ket.

(1 – 4) T BT

1. Produk dan resep Membuat olahan pangan dari bahan ikan

2. Produk dan resep Membuat olahan pangan dari bahan daging putih atau merah

3. Produk dan resep makanan siap saji.

4. Dst

Total Skor

T = tuntas

BT = Belum tuntas

1. Pelaksanaan penilaian kompetensi keterampilan

Penilaian kompetensi keterampilan dilakukan oleh pendidik dengan tehnik penilaian praktik, penilaian projek, dan penilaian portofolio. Sedangkan pelaksanaan penilaian keterampilan dapat dilakukan pada ujiansekolah. Penilaian kompetensi keterampilandilakukan oleh pendidik secara berkelanjutan.

a. Penilaian projek

Penilaianprojekdilakukanolehpendidikuntuktiapakhirbabatau tema pelajaran. Intensitas pelaksanaannya didasarkan pada tuntutan KD.Berikut ini adalah beberapa langkah yang harus dilakukan dalam melaksanakan penilaian proyek.

(37)

kepada peserta didik.

2) Memberikan pemahaman kepada peserta didik tentang kriteria penilaian.

3) Menyampaikan tugas disampaikan kepada peserta didik.

4) Memberikan pemahaman yang sama kepada peserta didik tentang tugas yang harus dikerjakan.

5) Melakukan penilaian selama perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan proyek.

6) Memonitor pengerjaan proyek peserta didik dan memberikan umpan balik pada setiap tahapan pengerjaan proyek.

7) Membandingkan kinerja peserta didik dengan rubrik penilaian.

8) Memetakan kemampuan peserta didik terhadap pencapaian

Penilaian portofolio dilakukan minimal setiap akhir semester.Intensitas pelaksanaan penilaian didasarkan pada tuntutan KD.Pelaksanaan penilaian portofolio, harus memenuhi beberapa kriteria berikut.

1) Melaksanakan proses pembelajaran terkait tugas portofolio dan menilainya pada saatkegiatan tatap muka, tugas terstruktur atau tugas mandiri tidak terstruktur, disesuaikandengan karakteristik mata pelajaran dan tujuan kegiatan pembelajaran.

2) Melakukan penilaian portofolio berdasarkan kriteria penilaian yang telah ditetapkan atau disepakati bersama dengan peserta didik. Penilaian portofolio oleh peserta didikbersifat sebagai evaluasi diri. 3) Peserta didik mencatat hasil penilaian portofolionya untuk bahan

refleksi dirinya.

4) Mendokumentasikan hasil penilaian portofolio sesuai format yang telah ditentukan

5) Memberi umpan balik terhadap karya peserta didik secara berkesinambungan dengan cara memberi keterangan kelebihan dan kekurangan karya tersebut, caramemperbaikinya dan diinformasikan kepada peserta didik.

6) Memberi identitas (nama dan waktu penyelesaian tugas), mengumpulkan danmenyimpan portofolio masing-masing dalam satu map atau folder di rumah masing masing atau di loker sekolah.

7) Setelah suatu karya dinilai dan nilainya belum memuaskan, peserta didik diberikesempatan untuk memperbaikinya.

8) Membuat “kontrak” atau perjanjian mengenai jangka waktu perbaikan dan penyerahankarya hasil perbaikan kepada guru

9) Memamerkan dokumentasi kinerja dan atau hasil karya terbaik portofolio dengan caramenempel di kelas

10) Mendokumentasikan dan menyimpan semua portofolio ke dalam map yang telahdiberi identitas masing-masing peserta didik untuk bahan laporan kepada sekolah danorang tua peserta didik

11) Mencantumkan tanggal pembuatan pada setiap bahan informasi perkembangan pesertadidik sehingga dapat terlihat perbedaan kualitas dari waktu ke waktu untuk bahanlaporan kepada sekolah dan atau orang tua peserta didik .

12) Memberikan nilai akhir

(38)

13) masing-masing peserta didik disertai umpan balik

PENILAIAN PENGETAHUAN

1. Pengertian

Penilaian pencapaian kompetensi pengetahuan merupakan bagian dari penilaian pendidikan. Dalam lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian

(39)

pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik yang mencakup: penilaian otentik, penilaian diri, penilaian berbasis portofolio, ulangan, ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ujian tingkat kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi, ujian nasional, dan ujian sekolah/madrasah. Penilaian hasil belajar peserta didik mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dilakukan secara berimbang sehingga dapat digunakan untuk menentukan posisi relatif setiap peserta didik terhadap standar yang telah ditetapkan.

Adapaun penilaian pengetahuan dapat diartikan sebagai penilain potensi intelektual yang terdiri dari tahapan mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi (Anderson & Krathwohl, 2001). Seorang pendidik perlu melakukan penilaian untuk mengetahui pencapaian kompetensi pengetahuan peserta didik. Penilaian terhadap pengetahuan peserta didik dapat dilakukan melalui tes tulis, tes lisan, dan penugasan. Kegiatan penilaian terhadap pengetahuan tersebut dapat juga digunakan sebagai pemetaan kesulitan belajar peserta didik dan perbaikan proses pembelajaran. Pedoman penilaian kompetensi pengetahuan ini dikembangkan sebagai rujukan teknis bagi pendidik untuk melakukan penilaian sebagaimana dikehendaki dalam Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013.

2. Perumusan Indikator dan Contoh Indikator

Indikator pencapaian kompetensi pengetahuan dijabarkan dari Kompetensi Dasar (KD) yang merupakan jabaran dari Kompetensi Inti (KI) di setiap mata pelajaran. Penyusunan instrumen penilaian ditentukan oleh kata kerja operasional yang ada di dalam KD dan indikator pencapaian kompetensi yang dirumuskan. Kata kerja operasional pada indikator juga dapat digunakan untuk penentuan item tes (pertanyaan/soal), seperti dicontohkan pada tabel berikut (Morrison, et.al., 2011):

Tabel 1. Kata Kerja Operasional pada Indikator

Tujuan yang Diukur Kata Kerja yang Biasa Digunakan

 sebutkan

 berilah label

(40)

Tujuan yang Diukur Kata Kerja yang Biasa Digunakan

Kemampuan memahami  buatlah penggolongan  gambarkan

pengetahuan (aplikasi)  terapkanpilihlah

 demonstrasikan

 tulislah rancangan persiapan  buatlah jadwal

 buatlah sketsa

 buatlah pemecahan masalah  gunakanlah

Kemampuan menganalisis  tuliskan penilaianmu  buatlah suatu perhitungan  buatlah suatu pengelompokan  tentukan kategori yang dipakai  bandingkan

 bedakan

 buatlah suatu diagram  buatlah inventarisasi  periksalah

 lakukan pengujian Kemampuan mengevaluasi  buatlah suatu penilaian

 tuliskan argumentasi atau alasan  jelaskan apa alasan memilih  buatlah suatu perbandingan

(41)

 jelaskan alasan pembelaan  tuliskan prakiraan

 ramalkan apa yang akan terjadi  bagaimanakah laju peristiwa Kemampuan merancang  kumpulkan

 susunlah

 buatlah disain (rancangan)  rumuskan

 buatlah usulan bagaimana mengelola

 aturlah  rencanakan

 buatlah suatu persiapan  buatlah suatu usulan  tulislah ulasan

3.Pengembangan Indikator Pada Salah Satu KD Prakarya

10. Prakarya 3.1 Memahami desain pembuatan dan

4. Contoh Instrumen Penilaian Tes Tertulis Prakarya

No. PelajaranMata

Tes tulis Uraian Jelaskan desain kerajinan dari

(42)

dapat

dimanfaatkan sebagai produk kerajinan yang memiliki

kekhasan dari setiap daerah. kerajinan ini berfungsi sebagai benda pakai atau sebagai hiasan baik interior maupun

eksterior. Bahan-bahan alam ini di antaranya adalah tanah liat, serat alam, kayu, bambu, kulit, logam, batu, dan rotan.

(43)

Arend, R.I. 2001. Learning to Teach, 5th Ed. Boston: McGraw-Hill Company, Inc. Baldwin, A.L. 1967. Theories of Child Development. New York: John Wiley & Sons.

Carin, A.A. & Sund, R.B. 1975. Teaching Science trough Discovery, 3rd Ed. Columbus: Charles E. Merrill Publishing Company.

Carin, A.A. 1993. Teaching Science Through Discovery. ( 7th. ed. ) New York: Maxwell Macmillan International.

Muller, U., Carpendale, J.I.M., Smith, L. 2009. The Cambridge Companion to PIAGET. Cambridge University Press.

Nur, M. 1998. Teori-teori Perkembangan. Surabaya: Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

Nur, M. & Wikandari, P.R. 2000. Pengajaran Berpusat Kepada Peserta didik Dan Pendekatan Konstruktivis Dalam Pengajaran. Surabaya : Universitas Negeri Surabaya University Press. Osborne, R.J. & Wittrock, M.C. 1985. Learning Science: A Generative Process,

Science Education, 64, 4: 489-503.

Sund, R.B. & Trowbridge, L.W. 1973. Teaching Science by Inquiry in the Secondary School, 3rd Ed. Columbus: Charles E. Merrill Publishing Company.

Sutherland, P. 1992. Cognitive Development Today: Piaget and his Critics. London: Paul Chapman Publishing Ltd.

Gambar

Tabel 1 : Konversi Kompetensi Pengetahuan, Keterampilan, dan Sikap
Tabel 4 : contoh Pengisisan Capaian Nilai Ekstrakurikuler

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penggunaan metakaolin dan serat alumunium terhadap kapasitas kuat tarik belah dan

• Ilmu Anatomi merupakan suatu ilmu yang mempelajari bentuk dan susunan tubuh dengan cara menguraikan tubuh melalui potongan – potongan bagian tubuh dan hubungan organ tubuh

Hubungan Tingkat Pendidikan Formal, Pengetahuan dan Sikap Ibu Tentang Makanan Pendamping ASI Dengan Pemberiannya Pada Bayi Usia 0-6 Bulan Di Puskesmas Lenteng

sebaiknya perkawinan campuran harus dilakukan sesuai dengan Undang Undang No.1 Tahun 1974 agar jika terjadi suatu permasalahan di dalam perkawinan tersebut, baik masalah orang

Aktivitas Antimikroba Air Perasan dan Ekstrak Etanol Buah Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia) terhadap Beberapa Bakteri Penyebab Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) In

JASA KONSULTANSI EVALUASI STRUKTUR RUANG RTRW KOTA MEDAN TAHUN 2011 - 2031 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA

(2012), menunjukkan bahwa setiap pasien kanker anak dapat mengalami efek samping pengobatan yang berbeda, tergantung pada kondisi tubuh mereka masing-masing. Dampak

[r]