• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perubahan dari AACR2 ke RDA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Perubahan dari AACR2 ke RDA"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

From AACR2 to RDA :

Implementation in National Library of Indonesia

Suharyanto

1

Librarian

National Library of Indonesia

Abstrak

This paper is discussing about Resource Description and Access (RDA) as

catalagouing new standard development from AACR2, brief of cataloguing,

AACR2 structure, RDA structure, comporation AACR2 and RDA with MARC 21

format. The National Library of Indonesia has three time held workshop RDA

cataloguing. In the next year The National Library of Indonesia will apply RDA as

cataloguing standard.

(2)

1. Pendahuluan

Katalog merupakan istilah yang berasal dari bahasa latin “catalogus” yang mempunyai arti

daftar barang atau daftar benda yang disusun untuk tujuan tertentu. Sedangkan katalog berdasarkan ilmu perpustakaan berarti daftar berbagai jenis koleksi perpustakaan, seperti buku, serial, rekaman suara, rekaman video, sumber elektronik, dll. yang disusun menurut standar tertentu.

Standar dalam pengatalogan bahan perpustakaan diantara menggunakan International

Standard Bibliographic Description (ISBD) dan Anglo American Cataloguing Rules (AACR2).

Sejak tahun 2010 mulai diterapkan standar pengatalogan baru yang akan mengganti AACR2

yaitu Resource Description and Access (RDA). RDA dirancang sebagai format pengatalogan

deskriptif dan akses untuk semua jenis bahan perpustakaan terutama untuk sumber-sumber

digital.

Standar pengatalogan lain yang digunakan untuk otomasi perpustakaan, pertukaran dan

komunikasi data bibliografis adalah Machine Readable Cataloguing (MARC). MARC

dikembangkan pertama kali pada tahun 1960an oleh Henri Avram pustakawan pada Library of

Conggress. Pengembangan format MARC yang paling terakhir adalah MARC 21 terbit tahun

1999 dan revisi termuktahir pada tahun 2003. MARC 21 merupakan pengembangan dari versi

USMARC yang digunakan di Amerika Serikat dan CAN/MARC yang digunakan di Kanada

Perubahan yang paling mendasar dari AACR2 ke RDA adalah dalam pembagian jenis

bahan perpustakaan dimana RDA tidak lagi pengatur tentang penandaan bahan umum dikenal

dengan General Material Desctiptiom (GMD). Penerpannya dalam formar MARC21 keterangan

GMD digantikan dalam ruas 336, 337, 338.

Tulisan ini akan membahas mengenai sejarah pengatalogan, struktur AACR2, struktur

RDA dan perbandingan pengatalogan berdasarkan AACR2 dan RDA dengan format MARC21

(3)

2. Sejarah pengatalogan

Peraturan pengatalogan modern pada awalnya disusun oleh pustakawan perorangan. Misalnya Antonio Panizzi dari British Museum menyusun Rules for Compiling of the Catalogue (1839) yang mengemukakan 91 peraturan katalog berdasarkan abjad, entri dan rujukan. Charles Ammi Cutter dari Amerika menyusun Rules for Dictionary Catalogue (1876) yang mengemukakan peraturan katalog sitem leksikal (dictionary catalogue) yaitu katalog pengarang, judul dan subjek buku disatukan dalam satu jajaran.

Permulaan abad ke-20 peraturan pengatalogan dibuat oleh antara lain, Library of Congress Amerika Serikat dengan menerbitkan Rules of Printed Cards (1903 hingga 1930-an) dan Rules for Descripting Cataloging in the Library of Congress (1949). American Library Association

bekerja sama dengan Library Association (Inggris) membentuk “Catalog Code Revision Commite” sebagai usaha bersama menyusun peraturan katalog.

Pada tahun 1961 di Paris diadakan International Conference on Cataloguing Principles dikenal dengan sebutan “Paris Principles” yang disetujui oleh 53 Negara. Pertemuan ini merupakan langkah penting ke arah standardisasi data bibiliografis Internasional. Sebagai tindak lanjut ke arah penyeragaman peraturan pengatalogan.

Pada tahun 1967 terbit sebuah peraturan pengatalogan Anglo American Cataloging Rules yang dikenal dengan sebutan AACR 1. Prinsip umum peraturan tersebut didasarkan atas

Statement of Principles.” Tahun 1988 terbitlah Angola-American Cataloguing Rules edisi 2 yang merupakan revisi dari AACR 1 sebagai hasil kerjasama antara American Library Association, Library Association (Inggris), Library of Congress, dan Canadian Libraary oleh Association.

(4)

Pada saat ini AACR2 merupakan standar pengatalogan yang digunakan hampir sebagian besar perpustakaan di seluruh dunia dan telah diterjemahkan atau diadopsi oleh 56 negara termasuk Indonesia. Perpustakaan Nasional RI telah mengadaptasii AACR2 menjadi Peraturan Katalogisasi Indonesia dan terakhir pada tahun 2011 diterjemahkan menjadi Peraturan Pengatalogan Indonesia.

3. Struktur AACR2

Struktur AACR2 dibagi menjadi 2 bagian terdiri dari 26 bab dan ditambah dengan apendik A

s.d. E, Indeks. Bagian pertama mengenai deskripsi terdiri dari bab 1 sampai dengan 13.

Sedangkan bagian kedua mengenai titik akses terdiri dari bab 21 sampai dengan bab 26. Berikut

rincian struktur AACR2 :

Bagain 1 Deskripsi

1. Peraturan umum untuk deskripsi

2. Buku, Pamflet, dan lembar tercetak

3. Bahan Kartografi

4. Manuskrip

5. Musik

6. Rekaman suara

7. Gambar hidup/Film dan Rekaman video

8. Bahan Grafis

9. Sumber elektronik (E-Resources)

10. Artefak dan Realia Tiga dimensi

11. Bentuk mikro

12. Sumber daya berlanjut (serial)

13. Analisis

Bagian 2 Tajuk, judul seragam, dan referensi

(5)

Apendik dan Indeks

Apendik A untuk Kapitalisasi (huruf besar)

Apendik B untuk Singkatan

pertama ini didasarkan atas kerangka umum untuk deskripsi bahan perpustakaan: International

Standard Bibliographic Description (General) = ISBD (G). Sedangkan untuk peraturan yang

lebih rinci diatur pada masing-masing jenis bahan perpustakaan. Berikut rincian pada Bab 1

“Peraturan umum deskripsi”

1. Peraturan umum

2. Daerah judul dan pernyataan tanggung jawab

3. Daerah edisi

4. Daerah rincian spesifik bahan (data khusus)

5. Daerah publikasi, distribusi, dsb.

6. Daerah deskripsi fisik

7. Daerah judul seri

8. Daerah catatan

9. Daerah penomoran standar standar (ISBN dan ISSN)

10.Bahan suplemen

11.Butiran terdiri dari beberapa jenis bahan

12.Faksimile, fotokopi, dan reproduksi lain

Karena peraturan berdasarkan kerangka umum tersebut, maka penomoran peraturan pun

mengandung unsur mnemorik. Artinya, mudah diingat. Penomoran peraturan sebagai berikut:

No. Bab + No. Daerah + Kode Unsur + No Perincian.

Misalnya bila ada penomoran sebagai berikut: 3.1 maka peraturan ini untuk daerah judul

dan pernyataan tanggung jawab pada bahan bahan kartografi. Angka 3 menunjukkan bab 3

(bahan kartografi) dan angka 1 menunjukkan (judul dan pernyataan tanggung jawab).

(6)

Penggunaan GMD (General Material Designation) merupakan pernyataan tentang bahan umum yang ditulis setelah judul sebenar dengan penggunaan tanda kurung siku setelah judul

sebenarnya [ ].

Pilih satu dari daftar GMD (General Material Designation) yang diberikan di bawah ini dan gunakan istilah dari daftar yang dipilih dalam semua deskripsi untuk pernyataan bahan

umum yang diinginkan.

Dalam peraturan AACR2 daftar GMD ada dua, daftar pertama yang digunakan di Inggris dan

daftar yang kedua digunakan di Amerika Serikat. Indonesia menggunakan daftar yang kedua,

karena lebih banyak variasi dalam menentukan GMD. Di bawah ini daftar GMD yang diberikan

oleh AACR2:

Daftar I Daftar II

braille kartu aktivitas slaid mikroskop

bahan kartografi karya seni asli model

sumber elektronik karya seni reproduksi gambar hidup

grafik braille musik

manuskrip bahan kartografi gambar

bentuk mikro carta realia

gambar hidup diorama slaid

multi media sumber elektronik rekaman suara

musik filmstrip gambar tekni

objek kartu kilat teks

rekaman suara dolanan mainan

teks kit transparansi

rekaman video manuskrip rekaman video

bentuk mikro

Fungsi GMD adalah:

- Memberitahu sedini mungkin pada pemustaka mengenai format atau bentuk fisik dokumen

tersebut.

- Mengisyaratkan pada pemustaka bahwa diperlukan alat khusus

- Menjadikan sarana untuk membedakan dokumen dengan judul yang sama tetapi bentuknya

berbeda.

(7)

4. Struktur RDA

RDA diterbitkan pada tahun 2010 oleh The American Library Association (ISBN:

978-0-8389-1093-1), The Canadian Library Association (ISBN: 978-0-88802-335-3) dan Clip:

Chartered Institute of Library and Information Professionals (ISBN: 978-185604-749-4). RDA

versi cetak terdiri dari RDA : Resources Desciption and Access (1096 halaman.) dan RDA

element set view : part 1 Attributes (1288 halaman.) dan part 2 Relationship (384 halaman.).

2768.

Susunan RDA terdiri dari tiga bagian utama, 10 seksi, 37 bab ditambah beberapa lampiran

(untuk penggunaan huruf kapital, singkatan, kata sandang, penyajian data deskriptif dan data

pengendalian titik temu), daftar istilah, dan index. Ketebalan buku RDA berjumlah 2768

halaman. Ketiga bagian utama adalah sebagai berikut:

Bagian I – Resource Description (termasuk sasaran fungsional dan prinsip-prinsip

deskripsi sumber informasi) terdiri dari seksi 1 s.d. 4,

Bagian II – Relationships atau hubungan (petunjuk umum tentang hubungan-hubungan,

termasuk individu, keluarga, badan korporasi, yang punya relationship dengan sumber;

sitasi untuk karya berhubungan, dan petunjuk khusus untuk beberapa jenis karya tertentu)

terdiri dari seksi 5 s.d 10

Bagian III – Access Point Control (merumuskan titik akses atau titik temu dan mencatat

data yang digunakan dalam pengendalian titik temu) merupakan RDA Appendices.

Ketiga bagian utama ini dijabarkan lagi menjadi beberpa subagian (section) yang berisi

aturan lebh rinci lagi. Susunan RDA juga dilengkapi apendik, glosarium dan indeks. Berikut

pembagian berdasarkan subbagian (section)

Introduction

Section 1 : Recording attributes of manifestation and item (Chapter 1-4)

Section 2 : Recording attributes of work and xxpression (Chapter 5-7)

Section 3 : Recording attributes of person, family, and corporation body (Chapter 8-11)

Section 4 : Recording attribute of concept, object, event, and place (Chapter 12-16)

Section 5 : Recording primary relationships between work, expression, manifestation,

(8)

Section 6 : Recording relationships to persons, families, and corporate bodies associated

with resource (Chapter 18-22)

Section 7 : Recording the subject of a work (Chapter 23)

Section 8 : Recording relationships between work, expression, manifestation,

and item (Chapter 24-28)

Section 9 : Recording relationships to persons, families, and corporate bodies (Chapter

29-32)

Section 10 : Recording relationships to concepts, object, event, and places (Chapter 33-

37)

APPENDICES

GLOSARY

INDEX

5. Perbandingan AACR2 dan RDA

Prinsip dasar dari peraturan pengatalogan yang tertuang pada RDA adalah pengatalogan

untuk sumber-sumber digital yang belum termuat didalam AACR2, RDA juga dapat diterapkan

dengan menggunakan standar metadata seperti MARC, MODS, perbedaan lainnya cara

penulisan pada daerah deskripsi bibliofrafis sehingga pungtuasi ISBD tidak akan menjadi wajib

lagi seperti halnya dengan AACR2, tetapi menjadi pilihan dengan petunjuk aplikasinya di salah

satu lampiran RDA. RDA diterbitkan oleh The American Library Association (ISBN:

978-0-8389-1093-1), The Canadian Library Association (ISBN: 978-0-88802-335-3) dan Clip:

Chartered Institute of Library and Information Professionals (ISBN: 978-185604-749-4). RDA

versi cetak terdiri dari RDA : Resources Desciption and Access (1096 hlm.) dan RDA element

set view : part 1 Attributes (1288 hlm.) dan part 2 Relationship (384 hlm.). Susunan RDA terdiri

dari Pendahuluan, 10 bagian yang dibagi dalam 37 bab, Apendiks. Berikut beberapa perbedaan

(9)

Beberapa perbedaan antara AACR2 dan RDA:

No AACR2 RDA

1 Terbit hanya dalam versi cetak Terbit dalam versi cetak dan Online

2 Dibagi berdasarkan jenis bahan

perpustakaan

Dikembangkan dalam bentuk netral tidak

berdasarkan jenis bahan perpustakaan

3 Tingkatan deskriptif (levels of

deskription)

Berdasarkan elemen inti (core element)

4 Penggunaan GMD Tidak mengunakan GMD di kembangkan berdasarkan content, carrierdan media type

5 Entri utama (Main entry) Titik akses kepengarangan (Authorised access

point)

6 Deskripsi berdasarkan ISBD Deskripsi berdasarkan FRBR

7 Pilihan titik akses Hubungan FRBR (FRBR relionship)

8 Bentuk tajuk Attributes of FRAD entities

9 References/Rujukan FRAD relationship

6. Perbandingan dalam format MARC21

MARC21 sebagai metadata dalam pengatalogan terotomasi dikembangkan berdasarkan

standar pengatalogan AACR2. Seiringi mulai diterapkannya RDA sebagai standar pengatalogan

yang baru maka format MARC21 disesuaikan dengan RDA, seperti penambahan ruas 336, 337,

dan 338 untuk menggantikan penggunaan GMD pada ruas 245. Berikut perbandingan AACR2

dan RDA dalam format MARC21

Ruas 245 Judul dan penanggung jawab

Ruas ini berisi tentang daerah judul dan penanggung jawab.

RDA tidak lagi mengatur tentang GMD untuk bahan perpustakaan. Sub ruas $h [ ] digantikan

(10)

(Schiff : 2011)

Ruas 250 Edisi

Ruas 250 edisi. Penulisan edisi di dalam AACR ditulis menggunakan singkatan sedangkan

di RDA ditulis apa adanya tanpa disingkat.

Contoh AACR2

250 ## $a 3rd ev.ed.

250 ## $a Cet. 1

Contoh RDA

250 ## $a Third revised edition

(11)

(Schiff : 2011)

Ruas 260 Penerbitan

Penulisan untuk daerah penerbitan AACR2 mengatur penggunaan singkatan [s.l.] untuk

tempat terbit yang tidak diketahui dan [s.n.] untuk nama penerbit yang tidak diketahui. Singkatan

tersebut di dalam RDA digantikan dengan istilah [place of publication not identified] dan

[publisher not identified] atau [tempat terbit tidak teridentifikasi] dan [penerbit tidak

teridentifikasi]

Contoh AACR2:

260 ## $a [S.l. : $b s.n.], $c 2013.

Contoh RDA

260## $a [Tempat terbit tidak teridentifikasi] : $b [penerbit tidak teridentifikasi], $c 2013.

Ruas 300 deskripsi fisik

Penulisan deskripsi fisik halaman dan keterangan ilustrasi di dalam AACR2 menggunakan

singkatan sedangkan di dalam RDA ditulis apa adanya tanpa disingkat.

Contoh AACR :

300 ## $a v, 199 hlm. : $b ilus. ; $c 30 cm.

Contoh RDA :

(12)

(Schiff : 2011)

Ruas 440 /490 seri

Penulisan untuk penomeran seri seperti: jilid,volume, nomor di dalam RDA tidak lagi

menggunakan singkatan tetapi ditulis apa adanya sesuai yang tertera pada sumber informasi

utama.

Contoh :

(13)

Titik Akses

AACR2 mengatur pernyataan tanggung jawab untuk pengarang lebih dari 3 orang ditulis

pengarang yang disebut pertama kali diikuti dengan et al. sedangkan untuk RDA semua

pengarang ditulis dalam daerah pernyataan tanggung jawab dengan tajuk entri utama pada

pengarang pertama.

Contoh AACR2

245 00 $a Katalog naskah Pecenongan koleksi Perpustakaan Nasional : $b sastra Betawi akhir abad ke-19 / $c penyusun, Nur Karim ...[et al.] ; penyunting, Henri Chambert-Loir & Dewaki Kramadibrata.

700 0# $a Didik Purwanto

700 1# $a Chambert-Loir

700 0# $a Dewaki Kramadibrata

Contoh RDA

100 0# $a Nur Karim. $e Pengarang

245 10 $a Katalog naskah Pecenongan koleksi Perpustakaan Nasional : $b sastra Betawi akhir abad ke-19 /$c penyusun, Nur Karim, Didik Purwanto, Dina Isyanti, dan Yeri Nurita ; penyunting, Henri Chambert-Loir & Dewaki Kramadibrata.

700 0# Didik Purwanto.$e pengarang

700 0# Dina Isyanti.$e pengarang

700 0# Yeri Nurita.$e pengarang

700 1# $a Chambert-Loir, Henri. $e penyunting

(14)

Contoh pengatalogan RDA dengan format MARC 21

Berikut ini contoh pengatalogan berdasarkan RDA dan format MARC21 yang diambil dari

katalog Online (OPAC) National Library of Australia (NLA) dan Library of Congress.

(15)

043 |aa-io---

082 0 4 |a899.221|223

100 1 |aKarim, Nur,|eauthor.

245 1 0 |aKatalog naskah Pecenongan koleksi Perpustakaan Nasional :|bsastra Betawi akhir abad ke-19 /|cpenyusun, Nur Karim, Didik Purwanto, Dina Isyanti, dan Yeri Nurita ; penyunting, Henri Chambert-Loir & Dewaki Kramadibrata.

250 |aCetakan pertama.

264 1 |aJakarta :|bPerpustakaan Nasional Republik Indonesia,|c2013.

264 4 |c©2013

504 |aIncludes bibliographical references (pages 171-173).

542 |f©2013 Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.

650 0 |aIndonesian literature|zIndonesia|zJakarta|y19th century.

650 0 |aIndonesian literature|zIndonesia|zJakarta|xManuscripts.

650 0 |aIndonesian literature|zIndonesia|zJakarta|vCatalogs.

651 0 |aJakarta (Indonesia)|xLiteratures|vCatalogs.

700 1 |aPurwanto, Didik,|eauthor.

700 1 |aIsyanti, Dina,|eauthor.

700 1 |aNurita, Yeri,|eauthor.

700 1 |aChambert-Loir, Henri,|eeditor.

700 1 |aKramadibrata, Dewaki,|eeditor.

710 2 |aPerpustakaan Nasional (Indonesia),|eissuing body.

830 0 |aSeri katalog naskah Nusantara ;|vno. 1

(16)

Penutup

Perpustakaan Nasional RI sudah tiga mengadakan workshop pengatalogan RDA.

Workshop yang ketiga diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 17 Oktober 2013. Peserta

workshop terdiri dari berbagai institusi/lembaga perpustakaan maupun jurusan/program studi

jurusan ilmu perpustakaan antara lain dari Universitas Indonesia, Institut Pertanian Bogor,

Universitas Padjadjaran.

Penerapan RDA di Indonesia terutama oleh Perpustakaan Nasional RI dalam praktiknya

haruslah dimulai melalui telaah dan kajian yang mendalam tentang perbandingan antara AACR2

dan RDA. Telaah dan kajian tersebut disiapkan oleh suatu tim yang melibatkan berbagai pihak

yang terkait terutama dari kalangan perguruan tinggi yang mempunyai program studi ilmu

perpustakaan. Diharapkan juga kajian tersebut dapat menghasilkan suatu draf naskah yang akan

dijadikan sebagai standar pengatalogan RDA versi Indonesia.

Perpustakaan Nasional RI sebagai lembaga pembina diharapkan pada tahun 2014 sudah

mulai melakukan kajian tentang penerapan RDA sebagai standar pengatalogan. Sehingga pada

tahun 2015 sudah mempunyai konsep RDA sebagai standar pengatalogan yang akan diterapkan

(17)

Daftar pustaka

Anglo-American cataloguing rules. 2nd ed., 2005 revision. Ottawa : Canadian Library Association ; Chicago : American Library Association, 2002-2005.

Avram, Henriette D. 2011. Machine-Readble Cataloging (MARC) Program. Dalam Encyclopedia of Library and information Science. Hlm. 3512-3529

Cataloging tackling the basics. 2011.

http://www.library.nd.gov/publications/catalogingworkshop.pdf

Chan, Lois Mai. 2007. Cataloging and classification : an introduction. – 3rd ed.—Maryland : Scarecrow.

Delsey, Tom. 2009. AACR2 versus RDA. Presentation given at the CLA Pre-Conference Session From Rules to Entities: Cataloguing with RDA.

Encyclopedia of library and information sciences. 2010.--3rd ed.-- Boca Raton, FL : CRC Press.

Irma U. Aditirto. 2011. Dari AACR2 ke RDA : pengantar singkat. Jakarta

Oliver, Chris. 2010. Introducing RDA : a guide to the basics. Chicago : American Library Association.

RDA : Resources Deskription and Access. Chicago : American Library Association, 2010

Schiff, Adam L. 2011. Change from AACR2 to RDA : a comparison examples.

http://faculty.washington.edu/aschiff/BCLAPresentationWithNotes-RevMay2011.pdf

Suharyanto. Pengantar Anglo American Cataloguing Rules 2 (AACR2). Makalah diklat CPTA 2011.

Taylor, Arlene G. 2006. Introduction to cataloging and classification. – 10th ed. London : Libraries.

Taylor, Arlene G. 2009. The organization of information. -- 3rd ed. London : Libraries, 2009.

Tillett, Barbara B. 2010. RDA : Resource Description & Access : Change from AACR2 for texts. 2010. https://staff.lib.ncsu.edu/.../NCSU+RDA+Training+Day+2.pptx?version

(18)

BIO DATA

Nama : Suharyanto, Sos., M.Hum. Tempat tanggal lahir : Jakarta, 01 Nopember 1969 Jabatan : Pustakawan Madya

Pangkat/gol. : Pembina / IVa

Alamat Rumah : Jln. Asri Va Blok D2 No. 6 Perum Hankam Pondok Rajeg-Cibinong Jawa Barat

Alamat kantor : Jl. Salemba Raya No. 28 A Jakarta Pusat Telepon/ HP : 081311396971

e-mail : Suharyanto_m@yahoo.com facebook : suharyanto mallawa

Pendidikan Formal

1. D2 Ilmu perpustakaan IPB

2. S1 Ilmu Perpustakaan Universitas Padjadjaran 3. S2 Ilmu Perpustakaan Universitas Gadjah Mada

Pelatihan

1. Diklat Otomasi Perpustakaan 2. Diklat Kemas ulang informasi

3. Diklat Training of Trainers (TOT) Perpustakaan 4. Diklat Asessor Perpustakaan

5. Diklat Tim penilai

Aktivitas

1. Pustakawan di Bidang Pengolahan Bahan Pustaka, Perpustakaan Nasional 2. Pengajar pada Diklat Perpustakaan Nasional

3. Pembicara pada seminar, workshop seminar, dll.

Referensi

Dokumen terkait

Anak Usia Dini adalah anak dimana hampir sebagian besar waktunya digunakan untuk bermain dengan bermain itulah Anak UsiaDini tumbuh dan mengembangkan seluruh aspek yang

Sebagian besar negara di dunia memiliki sistem perpajakan untuk membiayai pengeluaran pemerintahnya. Besar dan kecilnya pajak pada suatu negara ditentukan

Yang terpenting senayan dirancang sesuai dengan pengelolaan koleksi perpustakaan, misalnya standar pengatalogan yang memenuhi syarat Anglo – American Cataloging Rules

Saat itu, hampir sebagian besar petani di Sukaluyu yang telah menjual lahannya, keluar dari kampung (pergi ke desa lain) untuk membuka usaha-usaha baru di

Daerah rawan longsor tersebar hampir di seluruh wilayah Kabupaten Nabire, yaitu di sebagian besar Distrik Teluk Umar, sebagian besar Distrik Yaur, sebagian besar

Ujaran kebencian muncul di dunia digital merupakan konsekuensi dari pengguna logika biner tidak mampu mengembangkan argumentasi yang baik?. Dewasa ini, sebagian besar para

kategori cukup, sebagian besar lansia membersihkan kuku kaki dan tangan kategori cukup, sebagian besar lansia membersihkan rambut kategori baik, hampir seluruh

Dari hasil penelitian mengenai alat tangkap jenis ini, maka ditemukan informasi bahwa alat tangkap modern yang banyak digunakan sebagian besar masyarakat nelayan