• Tidak ada hasil yang ditemukan

Biopros dan cuka dan apel

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Biopros dan cuka dan apel"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN SEMENTARA

PRAKTIKUM TEKNOLOGI BIOPROSES

IDENTITAS PRAKTIKAN

Nama : Citra Afriliana

NIM : 03031181419066

Shift/Kelompok : Kamis Siang/6

I. JUDUL PERCOBAAN : Pembuatan Cuka Apel

II. TUJUAN PERCOBAAN

1. Mengetahui cara pembuatan cuka apel.

2. Mengetahui faktor yang mempengaruhi pembuatan cuka apel. 3. Mengetahui manfaat dari cuka apel.

III. DASAR TEORI

III.1. Buah Apel

Indonesia merupakan negara agraris yang memilki lahan sangat melimpah. Mengingat hasil perkebunan mempunyai sifat mudah membusuk sedangkan ilmu

tentang pengolahan hasil kebun masih kurang, sehingga banyak hasil perkebunan terbuang yang sebenarnya masih dapat dimanfaatkan baik sebagai sumber pangan. Bertujuan untuk meningkatkan daya guna hasil perkebunan tersebut diperlukan

adanya pengolahan hasil perkebunan menjadi produk yang tahan lama. Salah satu contoh sumber hasil perkebunan yang memiliki potensi besar untuk diproduksi

adalah buah apel, mengingat jumlah buah apel di Indonesia cukup banyak.

Apel merupakan buah yang terdiri dari bermacam-macam ukuran, warna, dan tekstur. Selain sebagai makanan, apel digunakan untuk menyembuhkan berbagai penyakit, seperti di Cina dan Amerika untuk mecegah dan mengobati

▸ Baca selengkapnya: percobaan telur dan cuka

(2)

kandungan apel yaitu pectin. Pada pencernaan, pectin bermanfaat mengabsorbsi

air dan membentuk gelatin sehingga mudah dikeluarkan sebagai feses.

Buah apel memiliki tiga macam warna kulit seperti warna merah, warna hijau, atau warna kuning. Kulit buah apel ini memiliki tekstur yang lembut, sedangkan daging buah teksturnya lebih keras. Bahasa latin dari pohon apel adalah Malus domestica. Apel budidaya merupakan buah apel keturunan dari Malus sieversii yangberasal dari Asia Tengah dengan sebagian genom dari Malus sylvestris. Jenis-jenis buah apel antara lain terdiri dari:

III.1.1.Apel Granny Smith

Apel ini berasal dari daratan Australia yang beriklim subtropis. Apel ini juga dibudidayakan di Batu, Malang, Jawa Timur. Buahnya berbentuk bulat dengan pangkal dan ujung buah berlekuk dangkal. Kulit buah yang telah matang berwarna hijau kekuningan dan dihiasi dengan bintik-bintik berwarna putih. Pada bagian pangkalnya warna kulit ini bercampur dengan warna cokelat kemerahan. Daging buahnya berwarna putih dengan tekstur halus dan agak keras. Apel yang rasanya manis dengan aroma yang tajam ini memiliki kandungan air yang banyak.

III.1.2.Apel Rome Beauty

Apel ini disebut juga buah apel hijau. Ciri khas dari buah apel ini terletak pada warna kulit buah yang tetap hijau kekuningan meskipun sudah masak. Buahnya berbentuk bulat dengan lekukan yang relatif dalam. Berat rata-rata untuk setiap buah sekitar 175 gram. Daging buah keras, bertekstur halus, memiliki aroma kuat dan warna putih. Tanaman yang umurnya sudah mencapai tujuh tahun

produksinya dapat mencapai 30-40 kilogram untuk setiap pohon.

III.1.3.Apel Gala

Apel ini pertama kali ditemukan di New Zealand pada tahun 1934 oleh

J.H. Kidd dari Greytown. Buah apel gala merupakan hasil persilangan antara

(3)

lembut dan banyak mengandung air. Turunan dari buah apel jenis gala ini sudah banyak, contohnya adalah imperial gala, regal prince gala, regal queen gala, galaxy gala, scarlet gala, gala go red, dan royal gala.

III.1.4. Apel Manalagi

Apel ini disukai karena rasa daging buah yang sangat manis walau belum

matang dan aromanya kuat. Teksturnya lembut dan kurang kandungan airnya. Warna daging buahnya putih kekuningan. Buahnya berbentuk bulat dengan ujung dan pangkal berlekuk dangkal. Kulit buah berwarna hijau muda kekuningan saat

matang. Produksi rata-rata untuk setiap pohon adalah sebanyak 75 kilogram.

III.2. Manfaat Apel

Apel mengandung serat, flavonoids, dan fruktosa. Dalam 100 gram apel terdapat 2,1 gram serat. Konstribusi satu buah apel lebih dari 10% total kebutuhan serat sehari. Apabila kulit apel dikupas, kandungan serat apel masih tetap tinggi yaitu 9,1 gram. Serat apel mampu menurunkan kadar kolesterol darah dan resiko penyakit jantung koroner. Serat tidak larut dalam buah apel bermanfaat untuk mengikat kolesterol jahat penyumbat pembuluh darah (LDL) dalam saluran cerna

dan kemudian menyingkirkannya dari tubuh. Sementara itu serat yang larut pada

buah apel bermanfaat untuk mengurangi produksi LDL didalam hati.

Banyak manfaat-manfaat lain yang terdapat dalam sebuah apel. Penelitian telah menunjukan bahwa buah apel mempunyai kadar quercetin yang cukup

tinggi. Tingginya kadar quercetin ini dapat meningkatkan aktivitas antioksidan dalam darah. Hal ini dapat mengurangi kadar kolesterol LDL yang dapat merusak aliran darah dalam tubuh. Selain itu tingginya quercetin membuat orang yang mengkonsumsinya beresiko lebih rendah untuk mengalami gangguan jantung dan

stroke. Kandungan quercetin dapat menghambat jenis kanker tertentu. Buah apel juga kaya akan flavonoid dan quercetin yang dapat mencegah terjadinya

kerusakan pembuluh darah yang disebabkan tembakau.

(4)

Cuka apel merupakan sejenis senyawa atau larutan yang dihasilkan dari

sari apel kemudian melewati proses fermentasi menggunakan sejenis ragi, tetapi agar apel tersebut menghasilkan sari ekstrak yang banyak dan bagus, ada beberapa syarat yang harus dimiliki buah apel tersebut. Terutama kandungan zat-zat yang terdapat didalamnya. Ada beberapa syarat kandungan yang harus dimiliki apel tersebut agar menghasilkan sari cuka apel yang berkualitas tinggi. Selain tampilan luar dari buah apel yang harus segar, bersih, dan tidak ada cacat, ada beberapa syarat lain seperti kandungan pektin, glukosa, vitamin dan mineral.

III.3.1. Kandungan Pektin

Pektin merupakan polimer dari asam D-galakturonat yang dihubungkan oleh ikatan a-1,4 glikosidik, sebagai gugus karboksil polimer pektin mengalami esterifikasi dengan metil menjadi gugus metoksil. Senyawa ini disebut asam pektinat atau pektin, asam pektinal bersama gula pada suhu tinggi membentuk gel seperti yang terjadi pada pembuatan selai. Pada asam pektat, gugus karboksil asam galakturonat dalam ikatan polimernya tidak mengalami esterifikasi. Asam pektat dalam jaringan tanaman terdapat sebagai kalsium atau magnesium pektat. Pektan memiliki sifat terdispersi dalam air sama seperti dengan asam pektat.

Dalam bentuk garam, pektin berfungsi dalam pembuatan jeli dengan gula dan asam. Pektin dengan kandungan metoksil rendah adalah asam pektinat yang

sebagian besar gugusan karboksilnya bebas tidak mengalami esterifikasi. Pektin dengan metoksil rendah ini dapat membentuk gel dengan ion-ion bervalensi dua. Dalam pembuatan gel pektin, harus ada senyawa pendehidrasi contohnya adalah

gula dan harus ditambahkan asam dengan jumlah yang cocok. III.3.2. Kandungan Glukosa

Glukosa (C6H12O6)adalah gula monosakarida yang merupakan salah satu karbohidrat yang digunakan sebagai sumber tenaga bagi hewan dan tumbuhan. Glukosa merupakan salah satu hasil utama fotosintesis dan awal bagi respirasi.

Glukosa juga disebut dekstrosa, terutama pada industri pangan. Glukosa dapat dibentuk dari formaldehid pada keadaan abiotik, sehingga mudah tersedia bagi

(5)

karbon, lima karbon dan satu oksigennya membentuk cincin yang disebut cincin piranosa bentuk paling stabil untuk aldosa berkabon enam. Dalam cincin tiap karbon terikat pada gugus samping hidroksil dan hidrogen kecuali atom kelimanya yang terikat pada karbon enam di luar cincin, membentuk suatu gugus CH2OH. Struktur cincin ini berada dalam kesetimbangan dengan bentuk yang lebih reaktif, yang proporsinya 0.0026% dengan memiliki derajat keasaman tujuh. III.3.3. Kandunga Vitamin dan Mineral

Vitamin adalah gabungan senyawa organik amina berbobot molekul kecil yang memiliki fungsi vital dalam metabolisme setiap organisme, yang tidak dapat dihasilkan oleh tubuh. Secara garis besar, vitamin dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu vitamin yang larut dalam air dan vitamin yang larut dalam lemak. Hanya terdapat dua vitamin yang larut dalam air, yaitu vitamin B dan C, sedangkan vitamin lainnya yaitu vitamin A, D, E, dan K bersifat larut dalam lemak. Vitamin yang larut dalam lemak disimpan didalam jaringan adiposa dan hati, sedangkan jenis vitamin yang larut dalam air hanya dapat disimpan dalam jumlah sedikit dan biasanya akan segera hilang bersama aliran makanan.

Saat suatu bahan pangan dicerna oleh tubuh, vitamin yang terlepas akan masuk ke dalam aliran darah dan beredar ke seluruh bagian tubuh. Apabila tidak dibutuhkan, vitamin ini akan segera dibuang tubuh bersama urin. Oleh karena hal ini, tubuh membutuhkan vitamin larut air secara terus-menerus. Terdapat 13 jenis vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh untuk dapat bertumbuh dan berkembang dengan baik. Vitamin tersebut antara lain vitamin A, C, D, E, K, dan B (tiamin, riboflavin, niasin, asam pantotenat, biotin, vitamin B6, vitamin B12, dan folat).

III.4. Sejarah Cuka Apel

(6)

imun dalam tubuh. Sehingga masyarakat tersebut memiliki kondisi tubuh yang kuat dan sehat serta hampir tidak pernah menderita berbagai macam penyakit.

Tercatat dalam sejarah, pada tahun 907 Elie Metchinkoff ilmuan Rusia peraih nobel menyampaikan hipotesisnya tentang manfaat minuman fermentasi (dari susu yang diasamkan) bagi bangsa Bulgaria yang biasa mengkonsumsi minuman tersebut, mempunyai dampak umur panjang dan selalu dalam kondisi

sehat, sedikit sekali yang terserang penyakit. Perkembangan berikutnya sekitar abad tujuh, dalam literatur kekaisaran Romawi pernah mencatat bahwa Yulius Caesar mengintruksikan kepada para prajurit Romawi untuk secara teratur mengkonsumsi minuman asam (cuka dari buah apel) untuk menjaga ketahanan tubuh prajuritnya. Begitu pula di Amerika, sekitar abad XVIII tercatat nama Presiden Amerika kedua John Adams sebagai pengkonsumsi teratur cuka apel, memiliki kesehatan tubuh yang terjaga sehingga terhindar dari serangan penyakit sampai beliau wafat diusia 91 tahun. Sekitar awal tahun 1990, cuka apel mulai beredar di pasaran Indonesia sebagai produk impor. Umumnya bahan baku cuka apel tersebut terbuat dari buah apel New Zeland, Whosington dan Red Delicious.

III.5. Manfaat Cuka Apel

Apel dapat diolah dengan cara difermentasikan untuk mendapatkan sari buahnya, masyarakat luas menyebutnya cuka apel. A.P John Institute for Cancer Research pada April 2005 memberikan pernyataan pada pers bahwa asam asetat dalam cuka apel memiliki dampak mematikan pada sel kanker, karena menghambat suplai energi yang dibutuhkan sel kanker. Dr. Jarvis menjelaskan banyak kegunaan cuka apel untuk kesehatan antara lain untuk mengatasi keracunan makanan, luka bakar, varises, impetigo, infeksi bakteri, hipertensi, rematik, asam urat, diabetes, kelelahan kronis, gangguan pencernaan sampai untuk meningkatakan vitalitas dan kekebalan tubuh mahluk hidup.

(7)

pertumbuhan sel kanker prostat bagi pria. Salah satu keunikannya adalah apabila dikonsumsi secara berlebihan, cuka apel tidak mengakibatkan efek samping. Hal ini dikarenakan darah resisten terhadap asam, sehingga kelebihan asam dibuang.

Kondisi darah yang basa memudahkan tubuh terserang penyakit. Terdapat empat kriteria dalam pemilihan cuka apel yang baik adalah sebagai berikut:

1. Berwarna keruh kecoklatan.

2. Beraroma khas apel dan berbau seperti tape.

3. Terdapat endapan di dalam cairan cuka apel.

4. Bersifat pekat dan tidak bisa di minum langsung.

III.6. Fermentasi

Pada tahun 1837 tiga orang ahli yaitu Cagnaird Latour, Scwamn dan Kutzing masing-masing menemukan bahwa pada cairan-cairan yang mengandung gula dapat mengalami fermentasi alkohol. Perubahan zat gula menjadi alkohol dan CO2 merupakan fungsi fisiologi dari sel-sel khamir. Teori biologi ini tidak dibenarkan oleh seorang ahli kimia seperti Berzelius yang berpendapat bahwa pembusukan dan fermentasi merupakan suatu proses kimia murni, sedangkan ahli kimia lain seperti Pasteur menentang pendapat tersebut dan berpendapat bahwa semua proses fermentasi adalah proses kegiatan mikroba.

Pada fermentasi asam butirat, Pasteur menemukan adanya proses yang tidak membutuhkan Oksigen. Penyelidikan mikroskopik pada setetes cairan yang mengandung mikroba penyebab fermentasi asam butirat, menunjukkan bahwa mikroba yang dekat pada tepi batas caiarn dengan udara akan menjadi tidak bergerak, sedangkan yang terdapat di pusat tetesan akan bergerak aktif. Kenyataan ini membuktikan udara merupakan penghambat kegiatan mikroba asam butirat.

(8)

Apel seperti yang diketahui merupakan salah satu buah yang memiliki rasa yang manis. Gula adalah suatu istilah umum yang sering diartikan bagi setiap karbohidrat yang digunakan sebagai pemanis, tetapi dalam industri pangan biasanya digunakan untuk isitilah gula yang diperolah dari tebu.

Rasa manis adalah ciri gula yang paling banyak dikenal, penggunaanya yang luas dalam industri pangan juga tergantung pada sifat-sifat lain. Rasa manis selalu ada pada produk yang mengandung gula dan akan mempunyai pengaruh yang paling berarti pada penerimaan dari produk tersebut. Gula digunakan dalam pengawetan buah-buahan dan sayuran dan sebagai bumbu untuk produk-produk daging. Penggunaannya untuk tujuan diatas termasuk bahan pangan setengah kering, produk yang dilapisi gula dan sirup untuk produk-produk dalam kaleng.

Sukrosa, glukosa, gula invert dan madu semuanya dapat dipakai dalam berbagai teknik pengawetan bahan pangan. Daya larut yang tinggi dari gula, kemampuan mengurangi keseimbangan kelembapan relatif (ERH) dan mengikat air adalah sifat-sifat yang menyebabkan gula dipakai dalam pengawetan bahan pangan. Beberapa diantaranya yang biasa dijumpai termasuk selai, jeli, marmalade, sari buah, sirup buah-buahan, buah-buahan bergula, umbi, kulit, buah-buahan beku dalam sirup, acar manis, chutney, susu kental manis, dan madu. Gula yang ditambahkan pada bahan pangan dalam konsentrasi tinggi maka sebagian dari air yang ada menjadi tidak tersedia untuk pertumbuhan mikroorganisme dan aktivitas air dari bahan pangan akan berkurang. Walaupun demikian, konsentrasi gula pada aktivitas air merupakan faktor satu-satunya yang mengendalikan pertumbuhan mikroorganisme karena bahan dasar yang mengandung komponen yang berbeda-beda tetapi dengan nilai aktivitas air dapat menunjukkan ketahanan berbeda terhadap kerusakan karena mikroorganisme.

(9)

ke dalam bahan pangan sebagai akibat dari perlakuan prapengolahan, pengolahan atau penyimpanan untuk menjaga kualitas dari produk yang dihasilkan.

III.7. Macam-Macam Fermentasi

Terdapat banyak jenis fermentasi yaitu fermentasi alkohol, fermentasi asam laktat, dan fermentasi asam cuka. Fermentasi alkohol merupakan suatu reaksi pengubahan glukosa menjadi etanol atau etil alkohol dan karbondioksida. Organisme yang berperan adalah Saccharomyces cerevisiae untuk pembuatan tape, roti, dan minuman keras. Fermentasi asam laktat adalah respirasi yang terjadi pada sel hewan dan manusia. Ketika kebutuhan oksigen tidak tercukupi

akibat kerja yang berat, didalam sel otot asam laktat dapat menyebabkan kram. Asam laktat yang terakumulasi sebagai produk limbah dapat menyebabkan otot letih dan nyeri, tetapi secara perlahan dialirkan oleh darah ke hati untuk diubah kembali menjadi piruvat. Fermentasi asam cuka merupakan suatu contoh

fermentasi yang berlangsung dalam keadaan aerob. Fermentasi ini dilakukan oleh bakteri asam cuka dengan substrat etanol. Energi yang dihasilkan lima kali lebih

besar dari energi yang dihasilkan oleh fermentasi alkohol anaerob.

Berdasarkan sumber mikroorganismenya, fermentasi dibagi menjadi dua

yaitu fermentasi spontan dan tidak spontan. Fermentasi spontan adalah fermentasi bahan pangan dimana dalam pembuatannya tidak ditambahkan mikroorganisme

dalam bentuk starter atau ragi, tetapi mikroorganisme yang berperan aktif dalam proses fermentasi berkembang baik secara spontan karena lingkungan hidupnya

dibuat sesuai untuk pertumbuhannya. Fermentasi tidak spontan adalah fermentasi yang terjadi dalam bahan pangan yang dalam pembuatannya sudah ditambahkan mikroorganisme dalam bentuk starter atau ragi, dimana mikroorgnisme tersebut akan tumbuh dan berkembangbiak secara aktif merubah bahan yang difermentasi

menjadi produk yang diinginkan, contohnya pada pembuatan tempe dan oncom.

III.8. Faktor-Faktor Fermentasi

Pada proses fermentasi terdapat beberapa yang mempengaruhi seperti ketersediaan sumber-sumber karbon dan nitrogen yang akan digunakan oleh

(10)

gizi khusus yang merupakan persyaratan karakteristik mikrooganisme tertentu

untuk tumbuh dengan baik, nilai derajat keasaman produk pangan, suhu inkubasi,

kadar air, dan ada atau tidaknya kompetisi dengan mikroorganisme. Bahan dasar untuk fermentasi dapat berasal dari hasil pertanian, perkebunan, atau dari limbah

industri. Bahan dasar yang umum digunakan pada beberapa negara berkembang

adalah molase, jerami, kulit kopi, kulit coklat, sabut kelapa, biji-bijian yang telah

diambil minyaknya, air limbah, sisa pabrik kertas, limbah dari pabrik susu.

III.9. Mikroba Untuk Industri Fermentasi III.9.1. Sumber Mikroba Untuk Industri

Mikroba yang umum digunakan dalam suatu industri fermentasi tergolong dalam bakteri dan fungsi tingkat rendah yaitu kapang dan khamir. Selain

digunakan dalam industri fermentasi, mikroba juga banyak digunakan untuk tujuan lain, misalnya dalam pengolahan limbah dan pembersihan bahan-bahan beracun, serta fiksasi nitrogen bidang pertanian. Beberapa contoh penggunaan mikroba untuk industri yaitu produksi massa sel dimana protein sel tunggal untuk makanan ternak dan manusia, penggunaan bagian-bagian yang penting dari sel seperti biokatalis, antigen permukaan, protein lamelar untuk filter membran, polisakarida kapsul, dan lipid. Produksi metabolisme primer seperti alkohol, asam amino, vitamin, metanan dan hidrogen. Produksi metabolisme sekunder seperti antibiotik, komponen flavour dan penggunaan mikroba sebagai inang untuk DNA sel dalam produksi hormon manusia, antigen virus, dan lain-lain.

III.9.2. Isolasi Mikroba

Mikroorganisme yang penting dalam industri fermentasi dapat diperoleh dari berbagai sumber di alam, sebagai contoh bakteri pembentuk spora yaitu bacillus dan clostridium banyak ditemukan dari tanah, bakteri asam laktat ditemukan pada susu, bakteri asam asetat ditemukan pada sari buah, dan lain-lain. Untuk mendapatkan isolat mikroba dari suatu bahan yang mengandung campuran

(11)

dimulainya terjadi goresan, populasi mikroba biasanya terlalu pekat sehingga koloni akan berkumpul menjadi satu. Semakin banyak goresan atau penyebaran yang dilakukan akan menyebabkan semakin sedikit sel-sel mikroba yang terbawa

oleh loop, sehingga setelah masa inkubasi akan terbentuk suatu koloni-koloni secara terpisah. Isolasi medium cair merupakan cara termudah untuk mengisolasi dalam medium cair yaitu dengan metode pengenceran. Dalam metode ini, inokulum akan diencerkan dalam suatu medium steril dan sejumlah tabung yang

berisi medium diinokulasi dengan suspensi inokulum dari pengenceran.

Isolasi sel tunggal, untuk mengisolasi sel mikroba yang ukurannya besar dan tidak dapt diisolasi dengan metode agar cawan atau pengenceran, ada suatu isolasi yang disebut isolasi sel tunggal. Sel mikroba yang dapat dilihat dengan pembesaran 100 kali, setiap selnya dapat dipisahkan dan diambil menggunakan pipet kapiler yang halus, lalu di cuci di dalam medium steril yang relatif besar

untuk menghilangkan mikorba kontaminan yang ukurannya lebih kecil.

III.10. Pola Pertumbuhan Mikroba Pada Proses Fermentasi

Pertumbuhan mikroba dapat dipandang sebagai suatu rnagkaian rekasi kimia yang mengendalikan sintesis penyusunan biomassa yang diperoleh pada

akhir kultur secara global yang mengikuti prinsip kekekalan massa. Dasar pertumbuhan mikroba dapat dilihat dari laju pertumbuhan ditetapkan terdiri dari

beberapa fase yaitu lag, eksponensial, stationer, dan kematian atau penurunan. Fase awal atau lag merupakan masa penyesuaian mikroba, sejak sel

mikroba diinokulasikan ke media. Pada fase ini belum terjadi pertumbuhan,

karena saat ini mikroba melakukan penyesuaian diri terhadap lingkungannya. Fase logaritma atau ekponensial, merupakan fase pertumbuhan dimana telah terjadi

reproduksi selular pada bakteri. Konsentrasi selular atau biomassa meningkat,

mula-mula perlahan kemudian semakin lama akan semakin meningkat. Pada fase ini laju pertumbuhan atau reproduksi yeast akan mencapai titik maksimal

sehingga terjadi pertumbuhan secara logaritma atau eksponesial.

(12)

struktur biokimiawi sel. Pada fase ini terjadi penumpukkan produk beracun atau kehabisan nutrisi yeast, beberapa sel mengalami kematian sedangkan yang lain tumbuh berkembang dan membelah diri sehingga jumlah sel yang hidup tetap. Penyebab beberapa bakteri tidak mengalami pembelahan diri kareba nutrisi yang

habis, akumulasi metabolit toksik, penurunan kadar oksigen, dan penurunan nilai

aktivitas air. Terakhir adalah fase kematian, pada fase ini ditandai oleh berkurangnya jumlah sel hidup (viable) dalam media akibat terjaidnya kematian

(13)

IV. ALAT DAN BAHAN

IV.1. Alat 1. Pisau 2. Kompor 3. Panci 4. Kain Saring 5. Baskom IV.2. Bahan

1. Apel 1/ 2 kg 2. Gula 125 gr 3. Air 1,5 liter 4. Yeast (ragi)

V. PROSEDUR PERCOBAAN

1. Apel dicuci bersih kemudian diiris tipis-tipis.

2. Rebusan irisan apel tersebut dengan air sampai mendidih.

3. Kecilkan api kompor kemudian tambahkan gula. Biarkan selama 30 menit agar aroma buah apel keluar.

4. Pisahkan sari apel dari buahnya lalu setelah dingin sari apel dimasukkan kedalam botol.

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Atro, Risca Adelina, Periadnadi dan Nurmiati. 2015. Keberadaan Mikroflora Alami Dalam Feremntasi Cuka Apel Hijau (Malus Sylvestris Mill) Kultivar Granny Smith.Jurnal Biologi Universitas Andalas, Vol 3, No pp. 1 – 3.

Masum, Zuhdi. 2006. Pengaruh Suhu Penyimpanan Dan Waktu Fermentasi Terhadap Kualitas Cuka Apel Manalagi. Jurnal Teknik Kimia Buana Sains, Vol 6, No pp. 1 – 2.

Orey, Clay. 2008. Khasiat Cuka. Jakarta Selatan: Mizan Publika.

Suprapti, Lies. 2010. Teknologi Pengolahan Pangan: Cuka Apel Dan Manisan Nanas. Yogyakarta: Kanisius.

Suprihatin. 2010. Teknologi Fermentasi. UNESA Press: Surabaya.

Referensi

Dokumen terkait

Sejalan dengan fakta di atas, maka diambil judul penelitian sebagai berikut : “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika materi penjumlahan bilangan

Saudara untuk datang di acara rapat menjelang ujian yang akan di selenggar.

Saran yang dapat disampaikan untuk PT TASPEN Surakarta penerapan manajemen komplain harus dipertahankan karena perusahaan tersebut sudah memiliki layanan yang

ketatalaksanaan dengan menyiapkan perangkat SOP, mekanisme kerja yang lebih.. Organisasi Pemerintah Kabupaten

Untuk mengoptimalisasi kinerja turbin kinetik roda tunggal, dalam penelitian ini digunakan turbin kinetik (poros vertikal), sudu berbentuk mangkok agar dapat menahan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara dukungan keluarga dengan pemberian ASI eksklusif dengan nilai p= 0,045 yang berarti (p < 0,05) maka dapat

ESP82266 (gateway/server) sebagai pusat untuk menjembatani melakukan pengiriman data yang diperoleh dari NodeMcu ESP8266 (client) berupa daya beban listrik ke

Metode yang digunakan dalam pemilihan calon Wirausaha Muda Pemula dan Penggerak Wirausaha Berprestasi tahun 2013 adalah metode kualitatif dengan pendekatan induktif,