• Tidak ada hasil yang ditemukan

SNI CUKA APEL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SNI CUKA APEL"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Nama:Yudha Oktavyalie Nama:Yudha Oktavyalie NPM:E1G017077

NPM:E1G017077

STANDAR NASIONAL

STANDAR NASIONAL INDONESIAINDONESIA “CUKA APEL”

“CUKA APEL”

Apel (

Apel ( Malus sylvestris Malus sylvestris Mill) merupakan salah satuMill) merupakan salah satu

hasil pertanian yang tersedia sepanjang tahun dan dapat hasil pertanian yang tersedia sepanjang tahun dan dapat

dijadikan bahan baku dalam pembuatan asam asetat dengan dijadikan bahan baku dalam pembuatan asam asetat dengan fermentasi. Buah dari tanaman apel (

fermentasi. Buah dari tanaman apel ( Malus sylvestris Malus sylvestris Mill)Mill)  banyak dik

 banyak dikonsumsi sebagonsumsi sebagai buah segar sai buah segar selain rasanelain rasanya yangya yang menyegarkan juga banyak mengandung zat yang dapat

menyegarkan juga banyak mengandung zat yang dapat mencegah dan menyembuhkan penyakit. Di Indonesia mencegah dan menyembuhkan penyakit. Di Indonesia terdapat enam macam varietas apel, dua

terdapat enam macam varietas apel, dua varietas yang palingvarietas yang paling  banyak dib

 banyak dibudidayakan dudidayakan dan memiliki nan memiliki nilai ekonomilai ekonomis bilais bila dipasarkan adalah

dipasarkan adalah Rome Beau Rome Beautyty dan Manalagidan Manalagi.. ApelApel Rome Rome  Beauty

 Beauty memiliki ciriciri bentuk buah bulat lonjong, warnamemiliki ciriciri bentuk buah bulat lonjong, warna  buah hijau k

 buah hijau kemerahan demerahan dan rasa manan rasa manis agak asam, sedis agak asam, sedangkanangkan apel Manalagi bentuk buah bulat, kecil dengan warna

apel Manalagi bentuk buah bulat, kecil dengan warna  buah kuning

 buah kuning kehijauan dkehijauan dan rasa man rasa manis, dengan adanis, dengan adanyaanya

fruktosa 45 mg/g, glukosa 37,2 mg/g dan sukrosa 45,4 mg/g fruktosa 45 mg/g, glukosa 37,2 mg/g dan sukrosa 45,4 mg/g (Soelarso, 1997). Kadar asam apel

(Soelarso, 1997). Kadar asam apel Rome beau Rome beautyty cenderungcenderung lebih tinggi dibanding apel Manalagi. Kadar gula sederhana lebih tinggi dibanding apel Manalagi. Kadar gula sederhana  pada apel Man

(2)

beauty. Komponen gula dan asam merupakan media yang diperlukan untuk pertumbuhan bakteri asam asetat.

Cuka merupakan cairan yang diproduksi oleh bahan yang mengandung pati dan gula

melalui dua tahap fermentasi alkoholik dan asetat. Cuka umumnya dibuat dari buah-buahan

diantaranya adalah cuka apel dan cuka salak. Cuka apel dan salak mengandung senyawa

antioksidan alami yang dapat membantu menetralkan radikal  bebas hasil proses oksidasi dalam

tubuh serta menanggulangi penyakit degeneratif. Tujuan  penelitian ini untuk mengetahui efek

cuka salak dan apel terhadap penurunan kadar glukosa darah  pada tikus Wistar jantan yang

diberi diet tinggi gula, dan membandingkan efektivitas  penurunan kadar glukosa darah antara

cuka apel dengan cuka salak. Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorik dengan desain

 Post Test Only Control Group Design.

Berdasarkan SNI 01-4371-1996 tentang cuka fermentasi yang mempersyaratkan cemaran logam dalam cuka maksimal Pb (1 mg/kg), Cu (5,0

mg/kg) dan arsen (0,4 mg/kg). Salah satu kandungan mineral dalam cuka

adalah tembaga (Cu) yang mempunyai peranan penting bagi manusia berkaitan

dengan hemoglobin dimana kekurangan zat tersebut dapat menyebabkan

(3)

 berkurangnya ketahanan tubuh dan memicu meningkatnya kadar kolesterol,

Sebaliknya dengan timbal (Pb) dan arsen (As) yang juga perlu mendapat

 perhatian khusus karena merupakan logam yang bersifat toksik (beracun)

terhadap manusia

Cuka telah dikenal sejak ribuan tahun

lalu, merupakan cairan yang diproduksi oleh  bahan yang mengandung pati dan gula

melalui dua tahap fermentasi alkoholik dan asetat, dan yang paling sedikit mengandung 4% (b/v) asam asetat. Salah satu cuka yang  berasal dari buah-buahan adalah cuka apel.

Cuka apel mengandung senyawa antioksidan 163

Pengaruh Pemberian Cuka Apel [Zubaidah] alami yang dapat membantu menetralkan radikal bebas hasil proses oksidasi dalam tubuh Penelitian terbaru

menyimpulkan bahwa cuka apel memiliki  banyak khasiat medis secara internal dan

eksternal, diantaranya mampu mengontrol dan menormalkan berat badan dan

menanggulangi penyakit degeneratif. Selain cuka yang berasal

dari buah apel, terdapat cuka yang berasal dari buah salak. Buah salak segar merupakan sumber penyedia serat dan mineral bagi

(4)

tubuh, antioksidan dan vitamin.

Saat ini cuka apel dikenal masyarakat

sebagai minuman kesehatan yang berkhasiat untuk menyembuhkan berbagai macam

 penyakit terutama penyakit degeneratif. Penyakit degeneratif semakin meningkat di kota-kota besar salah satunya adalah diabetes mellitus. Penyakit ini ditandai dengan

gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang dicirikan oleh kadar gula dalam darah (hiperglikemia) dan dalam urin

(glukosuria) yang tinggi. cuka apel telah banyak digunakan untuk pengobatan pasien diabetes melitus di

Jordania.

 Namun, sejauh mana pengaruh cuka

apel dan cuka salak terhadap pencegahan diabetes mellitus terutama dalam

menurunkan kadar glukosa darah masih  perlu dikaji.

Asam asetat atau asam cuka yang dihasilkan dalam

fermentasi menggunakan bakteri asam asetat dari bahan dasar apel disebut juga cider atau lebih dikenal dengan nama cuka apel. Cuka apel memiliki berbagai manfaat seperti penambah rasa, pengawet bahan makanan bahkan untuk pengobatan

seharihari dalam rumah tangga sudah dikenal sejak beberapa kurun waktu. Manfaat kesehatan yang khasiatnya untuk

mencegah dan mengatasi gangguan kesehatan juga sudah dikenal dibeberapa negara (

(5)

fermentasi asam asetat adalah A. aceti meskipun A.

 pasteurianus juga sudah digunakan dalam fermentasi rice wine

sejak tahun1970an di Jepang (Adam, 1997; Nanba dkk., 2001). Penelitian Soedarini (1998) menyatakan bahwa

fermentasi asam asetat dengan substrat etanol 5 %, suhu 30 °C dan goyangan 150 rpm menggunakan  A. pasteurianus INT 7 menghasilkan asam asetat 6,27 % yang lebih tinggi dari  A. aceti JCM 7640 5,23 %. A. pasteurianus INT7 merupakan isolat lokal yang unggul bersifat acedo-ethanol tolerant . A. aceti bersifat kurang tahan pada pH rendah dibandingkan  bakteri A. pasteurianus INT 7. A. pasteurianus INT 7 masih  bertahan hidup pada media dengan konsentrasi asam asetat

8 %, sedangkan bakteri A. aceti JCM 7640 masih bertahan hidup pada media dengan konsentrasi asam asetat lebih

rendah, yaitu 7,5 %. Pada pH 3, A. aceti JCM 7640 tumbuh hanya dalam jumlah sedikit, sedangkan A. pasteurianus dapat tumbuh lebih baik. Pada media dengan konsentrasi etanol

5 %, A. pasteurianus INT7 dan A. aceti JCM 7640 dapat tumbuh dengan baik (Kuswanto dkk. 1998).

Kuswanto dkk. (1998) dan Kozaki dkk. (1998), menunjukkan  bahwa fermentasi asam asetat menggunakan substrat

air kelapa tanpa pasteurisasi dan langsung diinokulasi dengan  bakteri asam asetat A. pasteurianus INT7, selama 2 minggu  pada suhu ruang akan menghasilkan asam asetat konsentrasi

5,42 % Sedangkan air kelapa yang dipasteurisasi, diinokulasi dengan bakteri dan kondisi yang sama hanya memproduksi asam asetat 0,42 %. Hal ini dimungkinkan pada air kelapa tanpa pasteurisasi ada jenis bakteri lain yang berperanan,

(6)

sehingga konsentrasi asam asetat menjadi lebih besar. Dalam fermentasi asam asetat, etanol yang ditambahkan  berfungsi sebagai substrat yang akan dioksidasi oleh enzim

yang dihasilkan bakteri asam asetat menjadi asam asetat. Oksidasi etanol menjadi asam asetat berlangsung dua tahap;  pertama etanol dioksidasi oleh enzim alkohol dehidrogenase

menjadi asetaldehid, kemudian tahap kedua asetaldehid

dioksidasi oleh aldehid dehidrogenase menjadi asam asetat. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari

dan mengetahui pengaruh penggunaan varietas apel dan

\

Bahan

Apel Manalagi dan apel Rome beauty diperoleh dari

 pasar Gemah Ripah, Gamping, Sleman, Yogyakarta. Isolat  A. pasteurianus INT 7 dan A. aceti JCM 7640 diperoleh dari

Laboratorium Bioteknologi, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Bahan kimia dan media

yang antara lain adalah NaOH 1 N, indikator Phenopthalin (pp), PGY (Pepton Glukosa Yeast Ekstrak), reagen Nelson, reagen Arsenomolybdate, NaCl, Pbasetat, KKarbonat, Asam Sulfat diperoleh dari Laboratorium PHP Universitas Wangsa Manggala dan Laboratorium Mikrobiologi PAU Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Preparasi Sari Buah

Digunakan 2 varietas apel Manalagi dan Rome Beauty.

(7)

 biji dan kulitnya, dipotongpotong dan dilakukan blanching selama 10 menit. Selanjutnya potongan apel ditambah air 3x  berat apel, kemudian dihancurkan dan disaring, diperoleh sari  buah apel dengan kadar gula reduksi 3,40 %.

Preparasi Starter

Media PGY (Pepton Glucose Yeast extract) dengan komposisi: 0,75 g pepton, 2 g glukosa dan 0,45 g yeast ekstrak

dalam 100 ml akuades dengan pH 5,5, disterilkan pada suhu 121 °C selama 15 menit. Selanjutnya media diinokulasi

dengan 0,5 ml suspensi bakteri dari biakan agar miring ke dalam media starter steril yang dingin setelah ditambah lebih dulu 2 % b/v etanol absolut steril. Media yang telah

diinokulasi

kemudian diinkubasi pada 30 °C dengan aerasi selama 2 hari. Perlakuan tersebut digunakan untuk mempersiapkan starter  A. pasteurianus INT7 dan A. aceti JCM 7640.

Fermentasi Asam Asetat

Media fermentasi dibuat dalam erlenmeyer 250 ml

yang masingmasing diisi dengan sari buah apel Manalagi dan Rome Beauty sebanyak 200 ml yang sudah diatur pH 6,0. Media tersebut di pasteurisasi pada 70 °C 15 menit,

ditambahkan 5% (v/v) etanol absolut dan diinokulasi dengan starter 20% campuran yang terdiri dari A. pasteurianus INT 7 dan A. aceti JCM 7640 dengan rasio masingmasing 1:1 (10 %:10 %) dan 1:2 (7 %:13 %). Kemudian erlenmeyer yang berisi media fermentasi dihubungkan dengan aerator, diinkubasikan pada suhu kamar selama 7 hari. Pengamatan kadar asam asetat dengan titasi, kadar gula reduksi dengan

(8)

metode NelsonSamogyi, kadar etanol dengan Micro Conway,  pH pada hari ke nol dan ke 7 menggunakan pH meter dan

Referensi

Dokumen terkait

Asam cuka atau asam asetat adalah senyawa kimia organik yang dikenal sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan.. Asam cuka seringkali ditulis dalam

kekerasan pada resin akrilik setelah perendaman sampel dalam larutan cuka apel. yaitu

Diperoleh kadar asam asetat dalam larutan cuka M adalah 25,91 % dan kadar asam asetat dalam larutan cuka V adalah 6,54 %.MenurutStandar Nasional Indonesia kadar

Namun, sejauh mana pengaruh cuka apel dan cuka salak terhadap pencegahan diabetes mellitus terutama dalam menurunkan kadar glukosa darah masih perlu dikaji. Penelitian

Hasil uji kromatografi gas untuk kadar etanol dan asam asetat dalam cuka buah ceremei dapat dilihat pada Gambar 4 dan 5, kadar etanol semakin turun selama

Rerata kadar alkohol pada berbagai kombinasi perlakuan antara perlakuan fermentasi cuka apel dengan tambahan wortel terhadap kadar alkohol berkisar antara

Penambahan etanol dan lama fermentasi yang tepat untuk menghasilkan cuka kakao dengan kadar asam asetat tertinggi adalah etanol 5% dan lama fermentasi 10 hari dengan kadar

Hiasan yang dipergunakan sebagai penambah rasa keindahan desain struktur adalah korsase bunga dari bungkus buah apel. Desain korsase bungkus buah apel ada