• Tidak ada hasil yang ditemukan

Buku Guru Matematika SMP Penilaian (0035100250) Bab 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Buku Guru Matematika SMP Penilaian (0035100250) Bab 1"

Copied!
70
0
0

Teks penuh

(1)

Bilangan Bulat

dan Pecahan

Sumber:

(2)

• Menjelaskan dan menentukan urutan pada

bilangan bulat (positif dan negatif) dan pecahan (biasa, campuran, desimal, persen).

Menjelaskan dan melakukan operasi hitung

bilangan bulat dan pecahan dengan memanfaatkan berbagai sifat operasi.

• Menjelaskan dan menentukan representasi

bilangan dalam bentuk bilangan berpangkat bulat positif dan negatif.

• Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan

urutan beberapa bilangan bulat dan pecahan (biasa, campuran, desimal, persen).

• Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan

operasi hitung bilangan bulat dan pecahan.

• Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan

bilangan dalam bentuk bilangan berpangkat bulat positif dan negatif.

(3)

• menyatakan besaran sehari-hari yang

menggunakan bilangan bulat dan pecahan,

• menyelesaikan operasi hitung: tambah, kurang,

kali, bagi, dan pangkat pada bilangan bulat dan pecahan (biasa, campuran, desimal, persen) termasuk operasi campuran dengan

mengaitkannya dalam kejadian sehari-hari,

• menemukan dan menggunakan perkalian dan

pembagian pada bilangan bulat positif dan negatif,

• menemukan dan menggunakan sifat operasi

hitung: kali, bagi, dan pangkat bilangan bulat

(positif dan negatif) dan bilangan pecahan (positif dan negatif) untuk menyelesaikan masalah,

• menentukan representasi bilangan bulat besar

sebagai bentuk baku bilangan atau notasi ilmiah.

(4)

Pizza adalah makanan cepat saji yang menjadi makanan favorit bagi sebagian orang. Sebelum disantap, terlebih

dahulu pizza dipotong menjadi beberapa bagian, sehingga

setiap potong pizza merupakan bagian dari keseluruhan yang dalam matematika dikenal dengan istilah pecahan.

Dapatkah kalian menyebutkan pecahan mana yang

ditunjukkan oleh masing-masing potongan pizza tersebut?

(5)

Bilangan bulat adalah . . . , –3, –2, –1, 0, 1, 2, 3, .

. .

Bilangan-bilangan: –1, –2, –3, –4, –5, . . . disebut

bilangan

bulat negatif

.

Bilangan-bilangan di atas nol yaitu 1, 2, 3, 4, 5, . . . disebut

bilangan bulat positif

.

Himpunan bilangan bulat positif, nol, dan bilangan bulat

negatif membentuk himpunan

bilangan bulat

.

Nol (0)

adalah bilangan yang tidak positif dan tidak negatif.

Bilangan-bilangan: –1, –2, –3, –4, –5, . . . disebut

bilangan

bulat negatif

.

Bilangan-bilangan di atas nol yaitu 1, 2, 3, 4, 5, . . . disebut

bilangan bulat positif

.

Himpunan bilangan bulat positif, nol, dan bilangan bulat

negatif membentuk himpunan

bilangan bulat

.

Nol (0)

adalah bilangan yang tidak positif dan tidak negatif.

1.1 BILANGAN BULAT DAN

LAMBANGNYA

(6)

Contoh

1. Suhu manakah yang lebih tinggi, –8° atau –5°? Jawab:

Pada garis bilangan vertikal, –5° terletak di sebelah atas –8°, maka suhu yang

lebih tinggi adalah –5°.

2. Sisipkanlah lambang > atau < di antara pasangan-pasangan bilangan berikut agar menjadi kalimat benar!

a. 4 dan –5

b. –15 dan –7 Jawab:

a. Pada garis bilangan mendatar, 4 terletak di sebelah kanan –5, maka 4 > –5.

(7)

1.2.1 Penjumlahan Bilangan Bulat

Untuk memahami pengertian penjumlahan dua bilangan bulat, dapat ditunjukkan dengan Menggunakan garis bilangan seperti contoh berikut.

Contoh

1.2 PENJUMLAHAN BILANGAN BULAT

DAN SIFAT-SIFATNYA

(8)
(9)

Kamu bisa menguji

pemahaman dengan

mengerjakan soal

(10)

Untuk sembarang bilangan bulat a dan b selalu

berlaku: a + b = b + a

Sifat ini disebut sifat komutatif ( pertukaran)

pada penjumlahan.

a. Sifat Komutatif (Pertukaran)

Jika 0 ditambah dengan suatu bilangan atau

suatu bilangan ditambah dengan 0, maka

hasilnya adalah bilangan itu sendiri. 0 disebut

unsur identitas pada penjumlahan.

b. Unsur Identitas pada Penjumlahan

1.2.2 SIFAT-SIFAT PENJUMLAHAN PADA

BILANGAN BULAT

(11)

1.2.2 SIFAT-SIFAT PENJUMLAHAN PADA

BILANGAN BULAT

1.2.2 SIFAT-SIFAT PENJUMLAHAN PADA

BILANGAN BULAT

Untuk sembarang bilangan bulat a, b, dan c

selalu berlaku:

(a + b) + c = a + (b + c).

Sifat ini disebut sifat asosiatif pada

penjumlahan.

c. Sifat Asosiatif (Pengelompokan)

Untuk sembarang bilangan bulat a dan b,

jika a + b = c, maka c juga bilangan bulat.

Sifat ini disebut sifat tertutup pada

(12)

Untuk sembarang bilangan bulat a dan b selalu berlaku: a – b = a + (–b).

Contoh:

1. Tentukan hasil penjumlahan bilangan-bilangan berikut! a. –8 – 12 b. 6 – (–10) c. –14 – 15 – (–21)

Jawab:

a. –8 – 12 = –8 + (–12) = –20 c. –14 – 15 – (–21) = –14 + (–15) + 21

b. 6 – (–10) = 6 + 10 = 16 = –29 + 21 = –8

1.3 PENGURANGAN BILANGAN

BULAT

(13)

2. Seekor lumba-lumba melompat sampai ketinggian 3 meter di atas permukaan air laut, kemudian turun dan menyelam sampai kedalaman 7 meter. Hitunglah jarak antara puncak lompatan dengan kedalaman penyelaman lumbalumba

tersebut!

Jadi, jarak puncak lompatan dengan kedalaman penyelaman = 3 – (–7)

= 3 + 7

= 10 meter.

1.3 PENGURANGAN BILANGAN

BULAT

(14)

Kamu bisa menguji

pemahaman dengan

mengerjakan soal

(15)

1.4.1 Perkalian Bilangan Bulat Positif dan Negatif

a. Perkalian Bilangan Bulat Positif dengan Negatif

Hasil perkalian bilangan bulat positif dengan

bilangan bulat

negatif adalah bilangan bulat negatif.

Untuk setiap bilangan a dan b berlaku a × (–b) = –

ab.

1.4 PERKALIAN BILANGAN BULAT

DAN SIFAT-SIFATNYA

(16)

Contoh:

Suhu udara di puncak sebuah gunung pada sore hari adalah 18°C. Selanjutnya, suhu tersebut turun 4°C pada setiap 2 jam. Tentukan tinggi suhu di puncak pegunungan tersebut 10 jam kemudian!

Jawab:

Dalam 10 jam, suhu turun 5 kali, masing-masing 4°C.

Jadi, suhu di puncak pegunungan pada 10 jam kemudian = 18 – (5 × 4)

= 18 – 20 = –2°C.

A. PERKALIAN BILANGAN BULAT

POSITIF DENGAN NEGATIF

(17)

Hasil perkalian bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif adalah bilangan bulat negatif. Untuk setiap bilangan a dan b berlaku (– a) × b = – ab.

Contoh:

Tentukan hasil perkalian bilangan-bilangan berikut! 1. –4 × 7 2. [6 × (–7)] × 8

Jawab:

1. –4 × 7 = –28 2. [6 × (–7)] × 8 = –42 × 8

= –336

Hasil perkalian bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif adalah bilangan bulat negatif. Untuk setiap bilangan a dan b berlaku (– a) × b = – ab.

Contoh:

Tentukan hasil perkalian bilangan-bilangan berikut! 1. –4 × 7 2. [6 × (–7)] × 8

Jawab:

1. –4 × 7 = –28 2. [6 × (–7)] × 8 = –42 × 8

= –336

B. PERKALIAN BILANGAN BULAT

NEGATIF DENGAN POSITIF

(18)

Hasil perkalian dua bilangan bulat negatif adalah bilangan bulat positif.

Untuk setiap bilangan a dan b berlaku (– a) × (–b) = ab. Contoh:

Tentukan hasil perkalian bilangan-bilangan berikut! 1. (–7 × 3) × (–8)

Hasil perkalian dua bilangan bulat negatif adalah bilangan bulat positif.

Untuk setiap bilangan a dan b berlaku (– a) × (–b) = ab. Contoh:

Tentukan hasil perkalian bilangan-bilangan berikut! 1. (–7 × 3) × (–8)

1.4.2 PERKALIAN DUA BILANGAN

BULAT NEGATIF

(19)

Kamu bisa menguji

pemahaman dengan

mengerjakan soal

(20)

1.4.4 SIFAT-SIFAT PERKALIAN

BILANGAN BULAT

1.4.4 SIFAT-SIFAT PERKALIAN

BILANGAN BULAT

(21)

1.5 PEMBAGIAN BILANGAN BULAT

1.5 PEMBAGIAN BILANGAN BULAT

Pembagian adalah operasi kebalikan dari perkalian.p : q = r r × q = p.

• Operasi kebalikan ini disebut juga invers perkalian. 1.5.1 Pembagian Sebagai Operasi Kebalikan

dari Perkalian

Bilangan bulat negatif dibagi dengan bilangan bulat positif menghasilkan

• bilangan bulat negatif.

(22)

a. PEMBAGIAN BILANGAN BULAT

NEGATIF DENGAN BILANGAN

BULAT POSITIF

a. PEMBAGIAN BILANGAN BULAT

NEGATIF DENGAN BILANGAN

BULAT POSITIF

Contoh:

Tentukan hasil pembagian bilangan-bilangan

berikut!

1. –6 : 3

2. –20 : 4

Jawab:

1. –6 : 3 = –2

2. –20 : 4 = -5

Contoh:

Tentukan hasil pembagian bilangan-bilangan

berikut!

1. –6 : 3

2. –20 : 4

Jawab:

(23)

B. PEMBAGIAN BILANGAN BULAT

POSITIF DENGAN BILANGAN BULAT

NEGATIF

B. PEMBAGIAN BILANGAN BULAT

POSITIF DENGAN BILANGAN BULAT

NEGATIF

(24)

Bilangan bulat negatif dibagi dengan bilangan bulat

negatif menghasilkan bilangan bulat positif.

Contoh:

Tentukan hasil pembagian bilangan-bilangan berikut!

1.

–30 : (–6)

2.

–75 : [45 : (–9)]

Jawab:

1.

–30 : (–6) = 5

2.

–75 : [45 : (–9)] = –75 : (–5)

Bilangan bulat negatif dibagi dengan bilangan bulat

negatif menghasilkan bilangan bulat positif.

Contoh:

Tentukan hasil pembagian bilangan-bilangan berikut!

1.

–30 : (–6)

2.

–75 : [45 : (–9)]

Jawab:

1.

–30 : (–6) = 5

2.

–75 : [45 : (–9)] = –75 : (–5)

C. PEMBAGIAN DUA BILANGAN

BULAT NEGATIF

(25)

Kamu bisa menguji

pemahaman dengan

mengerjakan soal

(26)

1.6.1 Pengertian Pemangkatan Bilangan

Bulat

 

n faktor

1.6 PEMANGKATAN DAN

SIFAT-SIFATNYA

(27)
(28)
(29)

a. Sifat Perkalian Bilangan Berpangkat

1.6.2 SIFAT-SIFAT OPERASI

BILANGAN BERPANGKAT

1.6.2 SIFAT-SIFAT OPERASI

(30)

B. SIFAT PEMBAGIAN BILANGAN

BERPANGKAT

B. SIFAT PEMBAGIAN BILANGAN

BERPANGKAT

(31)

C. SIFAT PEMANGKATAN BILANGAN

BERPANGKAT

(32)

C. SIFAT PEMANGKATAN BILANGAN

BERPANGKAT

(33)

1.7 BENTUK BAKU BILANGAN BESAR

(NOTASI ILMIAH)

(34)
(35)

Kamu bisa menguji

pemahaman dengan

mengerjakan soal

(36)

1.8.1 Arti Pecahan

(37)
(38)
(39)

1.8.3 MEMBANDINGKAN DUA

PECAHAN

(40)
(41)

Sebaliknya, bilangan campuran (pecahan campuran) dapat diubah menjadi bentuk

pecahan biasa, seperti contoh berikut.

Sebaliknya, bilangan campuran (pecahan campuran) dapat diubah menjadi bentuk

(42)

Kamu bisa menguji

pemahaman dengan

mengerjakan soal

(43)

1.9.1 Pecahan Desimal

Dalam sistem desimal, angka-angka dalam sebuah bilangan desimal masing-masing mempunyai arti sebagai berikut.

Bilangan di atas merupakan bilangan desimal dengan

tiga tempat desimal karena memiliki 3 angka di

belakang koma. Dari uraian tersebut, nampak bahwa bilangan desimal dapat dinyatakan sebagai bilangan campuran( pecahan campuran). Sebaliknya, pecahan campuran maupun pecahan biasa

dapat dinyatakan sebagai pecahan desimal. Caranya dengan mengubah penyebutnya menjadi

Bilangan 10, 100, 1.000, dan seterusnya

1.9 PECAHAN DESIMAL DAN

PERSEN

(44)
(45)

Persen adalah pecahan dengan penyebut 100. Dengan

demikian, persen berarti perseratus. Lambang persen adalah %.

(46)
(47)

Kamu bisa menguji

pemahaman dengan

mengerjakan soal

(48)

1.10.1 Penjumlahan Pecahan

hasil penjumlahan pecahan-pecahan yang memiliki penyebut yang sama dapat diperoleh dengan cara menjumlahkan

pembilang-pembilangnya, sedangkan

penyebutnya tetap. Jika pecahan-pecahan yang akan

dijumlahkan memiliki penyebut yang berbeda, terlebih dahulu disamakan penyebutnya dengan menggunakan KPK dari

penyebut-penyebutnya

1.10 Operasi pada Pecahan

Biasa

(49)
(50)

1.10.2 SIFAT-SIFAT PENJUMLAHAN

PADA BILANGAN PECAHAN

(51)

Catatan:

Pengurangan pecahan yang berbeda penyebutnya dilakukan dengan menyamakan dahulu penyebutnya dengan cara menggunakan KPK dari penyebut-penyebutnya.

1.10.3 PENGURANGAN PECAHAN

1.10.3 PENGURANGAN PECAHAN

Kegiatan Siswa HALAMAN 29

(52)

3. Seseorang mendapat upah Rp840.000 sebulan. Seperenam dari upah tersebut

digunakan untuk membayar sewa rumah, 25 bagian digunakan untuk kebutuhan

makan, dan sisanya untuk keperluan lain.

a. Berapa bagian yang digunakan untuk keperluan lain?

(53)

Kamu bisa menguji

pemahaman dengan

mengerjakan soal

(54)
(55)
(56)

1.10.5 SIFAT-SIFAT PERKALIAN

PADA BILANGAN PECAHAN

1.10.5 SIFAT-SIFAT PERKALIAN

(57)
(58)

Kamu bisa menguji

pemahaman dengan

mengerjakan soal

(59)
(60)

Kamu bisa menguji

pemahaman dengan

mengerjakan soal

(61)

1.11.1 Penjumlahan dan Pengurangan pada

Pecahan Desimal

menjumlahkan atau mengurangkan bilangan-bilangan

dalam bentuk desimal, tanda koma desimal

diletakkan pada satu lajur, sehingga angka

ribuan, ratusan, puluhan, satuan, persepuluhan,

dan seterusnya masing-masing terletak pada

satu lajur.

Contoh:

1. Tentukan hasil penjumlahan bilangan-bilangan

berikut!

a. 14,7 dan 8,39 b. 9,754 dan 52,18

Jawab:

a. 1 4 , 7

b. 9 , 7 5 4

8 , 3 9 +

5 2 , 1 8 +

2 3 , 0 9

6 1 , 9 3 4

1.11 OPERASI PADA PECAHAN

DESIMAL

(62)

1.11.2 Perkalian Bilangan dalam Bentuk

Desimal

1. Perkalian dengan 10 dilakukan dengan menggeser

bilangan satu tempat ke kiri, atau menggeser

tanda koma satu tempat ke kanan.

2. Perkalian dengan 100 dilakukan dengan

menggeser bilangan dua tempat ke kiri, atau

menggeser tanda koma dua tempat ke kanan.

Hasil perkalian bilangan desimal dengan 10, 100,

(63)

1.11.2 PERKALIAN BILANGAN DALAM

BENTUK DESIMAL

1.11.2 PERKALIAN BILANGAN DALAM

BENTUK DESIMAL

banyak tempat desimal dari hasil kali bilangan-bilangan desimal

diperoleh dengan

menjumlahkan banyak tempat desimal dari pengali-pengalinya.

banyak tempat desimal dari hasil kali bilangan-bilangan desimal

diperoleh dengan

(64)

hasil pembagian bilangandesimal dengan 10 dan 100 dapat

ditentukan dengan cara menggeser tanda koma ke

kirimenurut banyaknya angka nol. Hal ini juga berlaku

untuk pembagian dengan 1.000, 10.000,100.000, dan

seterusnya.

Contoh:

1. 3 4 5 6 , 7 8 : 100 = 34,5678 tanda koma bergeser 2

angka ke kiri 2

2 . 3 4 5 6 , 78 : 1.000 = 3,45678 tanda koma bergeser 3

angka ke kiri 3

3. 3456,78 : 100.000 = 0 3 4 5 6 , 7 8 : 100.000 =

0,0345678

tanda koma bergeser 5 angka 5 kekiri

hasil pembagian bilangandesimal dengan 10 dan 100 dapat

ditentukan dengan cara menggeser tanda koma ke

kirimenurut banyaknya angka nol. Hal ini juga berlaku

untuk pembagian dengan 1.000, 10.000,100.000, dan

seterusnya.

Contoh:

1. 3 4 5 6 , 7 8 : 100 = 34,5678 tanda koma bergeser 2

angka ke kiri 2

2 . 3 4 5 6 , 78 : 1.000 = 3,45678 tanda koma bergeser 3

angka ke kiri 3

3. 3456,78 : 100.000 = 0 3 4 5 6 , 7 8 : 100.000 =

0,0345678

tanda koma bergeser 5 angka 5 kekiri

1.11.3 PEMBAGIAN BILANGAN DALAM

BENTUK DESIMAL

(65)

Untuk membagi suatu bilangan dengan bilangan

desimal, usahakan agar pembaginya merupakan

bilangan bulat

(66)

Kamu bisa menguji

pemahaman dengan

mengerjakan soal

Latihan 11 , 12 , dan 13

pada

(67)
(68)

Catatan:

Jika bilangan desimalnya berulang

dua

angka,

(69)

Kamu bisa menguji

pemahaman dengan

mengerjakan soal

(70)

TUGAS PROYEK

HALAMAN 41

Referensi

Dokumen terkait

Bahwa bunyi Pasal 23 (1) Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman yakni “pihak-pihak yang bersangkutan dapat mengajukan peninjauan kembali kepada Mahkamah

Nilai tersebut dikonsultasikan kedalam koefesien korelasi masuk dalam interval koefesien 0,20 – 0,399, dalam kategori rendah, sehingga dapat dinyatakan pengetahuan dengan sikap

Karya Tulis IIlmiah ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh ujian akhir Program Studi D3 Analis Kesehatan Fakultas IImu Kesehatan Universitas

sehingga dilakukan penelitian yang bertujuan untuk merancang loker yang sudah ada saat ini menjadi lebih ergonomis sesuai dengan kebutuhan konsumen sehingga

Berdasarkan penelusuran kepustakaan khususnya di lingkungan Universitas Sumatera Utara umumnya dan perpustakaan Universitas Sumatera Utara, penelitian yang dilakukan peneliti

Obat anestesi umum yang ideal mempunyai sifat-sifat antara lain pada dosis yang aman mempunyai daya analgesik relaksasi otot yang cukup, cara pemberian mudah, mulai

Pada perlakuan bakteri PGPR terhadap bobot kering tanaman kedelai varietas Wilis tidak berbeda nyata (Tabel 12). Rata-rata Pengaruh PGPR Terhadap Bobot Kering

Belum tersedianya klasifikasi terhadap kapal dengan lambung pipa, serta pemilihan sistem penggerak kapal yang tidak sesuai dengan bentuk badan kapal, dapat mengakibatkan