BAB III
RENCANA STRATEGI PEMBANGUNAN WILAYAH
KABUPATEN LOMBOK UTARA
3.1. RENCANA STRATEGI/PRIORITAS PEMBANGUNAN WILAYAH
KABUPATEN LOMBOK UTARA
3.1.1. Gambaran Umum Pemerintahan Kabupaten Lombok Utara
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah membawa
perubahan yang mendasar dalam pengaturan Pemerintah Daerah di Indonesia, sebagai
konsekwensi logis dari adanya Undang-Undang ini adalah perlu dilakukan kajian terhadap
lingkup kewenangan Pemerintah Daerah serta kebutuhan penataan kelembagaan sebagai
manifestasi bagi Kabupaten Lombok Utara yang dibentuk dengan Undang-Undang
Nomor 26 Tahun 2008 tentang Pembentukan Kabupaten Lombok Utara di Provinsi
Nusa Tenggara Barat ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor
99, Tambahan lembaran Negara RI Nomor 4872), Tanggal 23 Juli 2008.
Lingkup penataan yang perlu mendapatkan kajian mencakup sebagai berikut :
1. Adanya urusan otonomi daerah yang merupakan dasar dari kewenangan
daerah, untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan.
2. Adanya kelembagaan yang mengelola kewenangan pemerintah daerah dalam
rangka pelaksanaan otonomi daerah.
Penataan tersebut di atas merupakan prioritas yang perlu mendapatkan kajian untuk
acuan komprehensif bagi landasan pijak pengambilan keputusan dalam kebijakan public di
Kabupaten yang baru dimekarkan.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka setelah dibentuk dengan Undang-Undang
Nomor 26 Tahun 2008 maka Pemerintah Kabupaten Lombok Utara mempunyai
kewenangan yang luas untuk menata dan merencanakan sumberdaya yang dimilikinya baik
sumbedaya alam maupun sumberdaya buatan yang diperuntukkan sebesar-besarnya bagi
kemakmuran rakyat di wilayah tersebut.
Oleh karena itu, setelah diresmikannya Kabupaten Lombok Utara maka salah satu
strategi pembangunan daerah dengan mempertimbangkan aspek pembiayaan sebagai
manifestasi kemampuan daerah .
Kabupaten Lombok Utara adalah Kabupaten pemekaran dari Kabupaten Lombok
Barat yang merupakan Kabupaten ke 10 (sepuluh) dari seluruh Kabupaten/Kota yang ada
di Provinsi Nusa Tenggara Barat, dimana pembentukannya diatur oleh Undang-Undang
Nomor 26 Tahun 2008, tanggal 23 Juli 2008 tentang Pembentukan Kabupaten Lombok
Utara di Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Sebagai kabupaten baru hasil pemekaran dari Kabupaten Lombok Barat, Kabupaten
Lombok Utara memiliki luas wilayah 809,5 km persegi atau 80.953 hektar yang terdiri dari
33 desa, 322 dusun dan tersebar di 5 kecamatan yakni :
1) Kecamatan Pemenang
2) Kecamatan Tanjung
3) Kecamatan Gangga
4) Kecamatan Kayangan
5) Kecamatan Bayan
Tabel 3.1. Jumlah Desa dan Dusun di Kabupaten Lombok Utara Dirinci menurut Kecamatan, 2011
Kecamatan Desa Dusun BPDesa
Tanjung 7 68 7
Pemenang 4 38 4
Gangga 5 61 5
Kayangan 8 95 8
Bayan 9 114 9
3.1.2. Rencana Strategi/Prioritas Pembangunan Wilayah Kabupaten Lombok Utara
Kabupaten Lombok Utara sebagai Kabupaten yang Baru (Pemekaran) didalam
penetapan Rencana Strategis/Prioritas Pembangunan tidak terlepas dari RPJMD tahun
2006–2009 untuk melaksanakan Visi dan Misi Pembangunan telah dituangkan
permasalahan pembangunan yang perlu di atasi dan menjadi prioritas pembangunan
Kabupaten Lombok Barat. Sesuai dengan ketersediaan sumber daya yang terbatas dan
kondisi umum yang dihadapi, termasuk adanya masalah darurat yang perlu segera di atasi,
maka tidak semua prioritas tersebut menjadi prioritas tahunan dalam penuangannya ke
dalam prioritas pembangunan.
Sebagaimana telah dilakukan pada tahun 2008 dan tahun-tahun sebelumnya,
berdasarkan pemasalahan dan tantangan yang dihadapi pada tahun 2009, mengingat
ketersediaan sumber daya yang terbatas, serta mengacu kepada Visi dan Misi
Pembangunan pada tahun 2008, prioritas-prioritas pembangunan dalam RPJMD yang
menjadi prioritas pembangunan pada tahun 2009 adalah prioritas yang terfokus pada upaya
peningkatan kesejahteraan rakyat serta didukung oleh upaya-upaya untuk menciptakan
kondisi yang lebih aman dan adil dan demokratis. Prioritas-prioritas tersebut adalah
sebagai berikut :
1) Prioritas penanggulangan kemiskinan dan kesenjangan. Saat ini jumlah
penduduk miskin Kabupaten Lombok Barat cukup besar. Upaya pengurangan
penduduk miskin, selain merupakan pelaksanaan untuk mewujudkan
kesejahteraan bagi seluruh rakyat, untuk meningkatkan hak dan martabatnya,
juga salah satu cara untuk meningkatkan daya saing di masa depan adalah
melalui perbaikan kemampuan si miskin, sehingga akan membuka jalan untuk
meningkatkan kemampuan ekonomi setiap tingkatan ke tingkat yang lebih
tinggi. Upaya penanggulangan kemiskinan harus berjalan seiring dengan
upaya untuk meningkatkan pemerataan, mengurangi kesenjangan antar
wilayah, antar kelompok dan antar individu.
2) Prioritas peningkatan kesempatan kerja. Upaya penurunan penduduk miskin
berjalan seiring dengan upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan
kesempatan kerja yang seluas-luasnya. Untuk mengatasi masalah kemiskinan
dan pengangguran secara berkesinambungan, diperlukan pertumbuhan yang
pertumbuhan yang lebih berkualitas. Dalam kaitan itu, untuk mencapai
pertumbuhan yang terus meningkat yang utamanya digerakkan oleh sektor riil.
3) Prioritas revitalisasi pertanian dan perdesaan. Berkembangnya kegiatan
pertanian dan ekonomi perdesaan akan meningkatkan lapangan kerja dan
meningkatkan pendapatan petani, nelayan dan masyarakat perdesaan pada
umumnya dalam rangka mendukung pengentasan kemiskinan serta menjamin
perkembangan perdesaan dan perkotaan yang integratif. Revitalisasi pertanian
dalam arti luas dilakukan untuk mendukung pencapaian sasaran penciptaan
lapangan kerja terutama di perdesaan dan mendukung pertumbuhan ekonomi
serta meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup petani dan nelayan serta
rumah tangga petani dan nelayan. Upaya revitalisasi pertanian terkait erat
dengan pembangunan perdesaan.
4) Prioritas peningkatan Aksesibilitas dan Kualitas Pendidikan dan Kesehatan.
Peningkatan aksesisibilitas dan kualitas masyarakat terhadap pendidikan dan
kesehatan yang lebih berkualitas. Pendidikan dan kesehatan merupakan salah
satu pilar terpenting dalam meningkatkan kualitas manusia sebagai pelaku
sekaligus objek pembangunan. Betapa pentingnya pendidikan dan kesehatan
sebagai salah satu cara untuk penanggulangan kemiskinan, peningkatan
keadilan dan kesetaraan gender, pemahaman nilai-nilai budaya dan
multikulturalisme, serta peningkatan keadilan sosial. Dengan kondisi tingkat
pendidikan dan kesehatan penduduk masih relatif rendah, upaya untuk
memperbaiki akses penduduk terhadap pendidikan dan kesehatan harus
dipercepat untuk mencapai kualitas manusia Lombok Barat yang sejahtera dan
berdaya saing.
5) Prioritas penegakan hukum. Upaya penegakan hukum harus segera
dituntaskan dalam rangka memperkuat basis pembangunan yang bekerlanjutan.
Upaya penegakan hukum secara konsisten sangat penting untuk lebih
menjamin kepastian hukum, keadilan dan kebenaran, supremasi hukum, serta
menghargai hak asasi manusia.
6) Prioritas pemantapan keamanan dan ketertiban. Keadaan aman dan tertib
merupakan prasyarat untuk berlangsungnya kegiatan pembangunan di berbagai
bidang, terlebih lagi bagi para investor yang akan menanamkan modalnya
3.2. PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAN PENGURANGAN
KESENJANGAN
3.2.1. Sasaran
Sasaran penanggulangan kemiskinan dan pengurangan kesenjangan adalah:
a. Berkurangnya penduduk miskin .
b. Terwujudnya percepatan pembangunan ekonomi di perdesaan.
3.2.2. Arah Kebijakan
Dalam upaya menanggulangi kemiskinan dan mengurangi kesenjangan, baik
kesenjangan antar golongan pendapatan maupun antar wilayah, maka arah kebijakan yang
ditetapkan adalah sebagai berikut :
a. Pengelolaan ekonomi makro
b. Pemenuhan hak-hak dasar masyarakat miskin
Pemenuhan hak-hak dasar rakyat miskin secara bertahap dengan
kegiatan pokok :
1) Pemenuhan hak atas pangan dilakukan melalui penyediaan beras
bersubsidi untuk masyarakat miskin dan penyusunan indikator rawan
pangan dan langkah-langkah untuk mengatasi rawan pangan.
2) Pemenuhan hak atas pelayanan kesehatan dilakukan melalui : (i)
pemberian pelayanan kesehatan pada penduduk miskin di puskesmas dan
jaringannya; (ii) peningkatan pelayanan kesehatan dasar.
3) Pemenuhan hak atas pendidikan dengan (i) peningkatan partisipasi
pendidikan penduduk miskin terutama pada jenjang pendidikan dasar baik
jalur formal maupun non formal melalui (a) pemberian tambahan bea
siswa untuk membantu anak miskin; (b) penyediaan berbagai alternatif
pelayanan pendidikan dasar untuk memberikan pelayanan pendidikan
secara lebih variatif termasuk bagi peserta didik yang tidak dapat
mengikuti pendidikan reguler; (ii) peningkatan intensitas penyelenggaraan
pendidikan keaksaraan fungsional terutama bagi penduduk usia 15 tahun
ke atas.
4) Pemenuhan hak atas pekerjaan dan usaha melalui peningkatan kesempatan
memulai usaha, perlindungan usaha, wirausaha baru, dan penyediaan
skim-skim pembiayaan alternatif untuk usaha.
5) Pemenuhan hak atas air bersih dan sanitasi melalui pemenuhan kebutuhan
air baku untuk kebutuhan pokok rumah tangga di wilayah rawan defisit air
, peningkatan pelayanan air minum dan air limbah.
6) Pemenuhan hak atas sumberdaya alam dan lingkungan hidup dilakukan
melalui peningkatan efektivitas pengelolaan kawasan konservasi dan
kapasitas kelembagaan pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan
hidup, pengembangan aneka usaha kehutanan, serta rehabilitasi ekosistem
(lahan kritis, lahan marjinal, dan lain-lain.) yang berbasis masyarakat.
c. Perwujudan Kesetaraan dan Keadilan Gender serta Pengendalian Laju
Pertumbuhan Penduduk
Kesetaraan dan keadilan gender dalam setiap aktivitas pemenuhan hak-hak
dasar serta pengendalian laju pertumbuhan penduduk perlu dilaksanakan secara
konsisten, melalui kegiatan pokok :
1) Penyusunan kebijakan dalam mendukung peningkatan kualitas hidup
perempuan di bidang pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, politik, dan
ekonomi.
2) Analisis Peraturan Daerah (Perda) yang bias gender.
3) Perluasan jangkauan pelayanan Keluarga Berencana (KB) bagi keluarga
miskin.
4) Penyediaan alat kontrasepsi dan pelayanan KB gratis bagi keluarga miskin.
3.3. PENINGKATAN KESEMPATAN KERJA, dan INVESTASI
3.3.1. Sasaran
Sasaran yang hendak dicapai di tahun 2009 adalah meningkatnya peluang usaha
dan kesempatan kerja sebesar 51,2 persen dari angkatan kerja.
3.3.2. Arah Kebijakan
Peningkatan kesempatan kerja terutama ditempuh dengan mendorong percepatan
perkembangan sektor riil melalui peningkatan investasi dan ekspor. Selain itu, untuk lebih
pelaku usaha, khususnya usaha kecil dan menengah, kepada sumberdaya produktif serta
peningkatan kualitas tenaga kerja dan kewirausahaan.
a. Memperbaiki Kebijakan Investasi
Kebijakan ini akan dilaksanakan melalui kegiatan pokok :
1) Menyederhanakan prosedur pelayanan perizinan penanaman modal.
2) Menyempurnakan peraturan Daerah.
3) Memberikan bantuan serta fasilitasi atas penyelesaian masalah yang timbul
dalam pelaksanaan investasi.
4) Melakukan promosi investasi dan kerjasama yang terkoordinasi baik di
dalam dan di luar negeri.
b. Memperbaiki Harmonisasi Peraturan Daerah dengan Perundangan Pusat
Kebijakan ini ditempuh dalam rangka mengharmoniskan peraturan daerah
dengan perundang-undangan di pusat untuk menciptakan iklim yang kondusif
bagi kegiatan investasi, kesempatan kerja dan ekspo. Kebijakan ini akan
dilaksanakan melalui kegiatan pokok :
1) Penyesuaian berbagai peraturan daerah dengan perundangan-undangan
yang menyangkut hubungan pusat dan daerah sehingga menjadi harmonis,
terutama peraturan di bidang pertambangan, dan kehutanan serta
mengembangkan sistem insentif dan penalti yang mendukung penciptaan
iklim kondusif bagi kegiatan investasi.
2) Peningkatan pengawasan peraturan daerah, termasuk membatalkan dan
merevisi peraturan daerah terutama yang menghambat bagi kegiatan
investasi.
3) Identifikasi, perencanaan, fasilitasi, dan pelaksanaan kerjasama melalui
promosi daerah.
c. Meningkatkan Kinerja Perangkat Organisasi Daerah serta Kualitas
Aparatur Pemerintah Daerah Dalam Rangka Meningkatkan Investasi
Kebijakan ini ditempuh dalam rangka meningkatkan kinerja kelembagaan
daerah yang berorientasi pelayanan masyarakat serta meningkatkan
profesionalisme aparatur pemerintah daerah. Kebijakan ini akan dilaksanakan
1) Memfasilitasi peningkatan kapasitas kelembagaan dalam pengurusan
perijinan investasi dan kooordinasi antar lembaga daerah untuk
kemudahan investasi.
2) Memfasilitasi pengembangan kapasitas aparatur pemerintah daerah dengan
prioritas peningkatan kemampuan dalam pelayanan publik dan penyiapan
strategi investasi.
3) Memfasilitasi peningkatan kemampuan daerah untuk meningkatkan PAD
tanpa memberatkan dunia usaha dan kegiatan investasi.
d. Meningkatkan Kepastian Berusaha dan Kepastian Hukum bagi Dunia
Usaha termasuk Usaha kecil dan Menengah (UKM)
Kebijakan ini ditempuh dalam rangka menjamin kepastian berusaha dan
kepastian hukum bagi dunia usaha termasuk UKM. Kebijakan ini akan
dilaksanakan melalui kegiatan pokok :
1) Fasilitasi dan penyediaan kemudahan dalam formalisasi usaha dengan
mengembangkan pola pelayanan satu atap untuk memperlancar proses dan
mengurangi biaya perijinan.
2) Penyempurnaan peraturan daerah dan melanjutkan penyederhanaan
birokrasi, perijinan, lokasi, serta peninjauan terhadap peraturan daerah
lainnya yang kurang kondusif bagi UMKM.
3) Peningkatan pengembangan usaha agribisnis yang meliputi mata rantai
subsektor hulu (pasokan input), on farn (budidaya), hilir (pengolahan), dan
jasa penunjang.
e. Meningkatkan Akses UKM kepada Sumber Daya Produktif
Kebijakan ini ditempuh dalam rangka meningkatkan akses para pelaku usaha
kepada sumberdaya produktif untuk pengembangan usahanya. Kebijakan ini
akan dilaksanakan melalui kegiatan pokok :
1) Perluasan sumber pembiayaan, khususnya skim kredit investasi dan
penyediaan skim pembiayaan ekspor melalui lembaga modal ventura dan
lembaga non bank lainnya, terutama yang mendukung UKM.
2) Penguatan jaringan pasar domestik produk UKM dan anggota koperasi,
sistem transaksi usaha yang bersifat on-line, terutama bagi komoditas
unggulan berdaya saing tinggi.
3) Pengembangan inkubator teknologi dan bisnis serta pemberian dukungan
pengembangan kemitraan investasi antar UKM.
4) Peningkatan kapasitas industri kecil dan menengah, terutama yang
berbasis komoditi unggulan daerah untuk mendorong pertumbuhan
ekonomi lokal dan memanfaatkan potensi daerah.
5) Pemberdayaan industri dan menengah dalam rangka memperkuat jaringan
klaster industri.
f. Meningkatkan Pembangunan Infrastruktur
Dengan kebijakan ini diharapkan pembangunan dan rehabilitasi yang telah
dilakukan harus dapat memenuhi kenaikan kebutuhan yang ada. Kondisi
pelayanan dan penyediaan infrastruktur harus dapat mengurangi kesenjangan
yang semakin besar antara kebutuhan dan penyediaanya baik kuantitas maupun
kualitasnya.
Oleh karena itu, peningkatan pembangunan infrastruktur harus dipercepat
untuk mendukung sarana dan prasarana kegiatan ekonomi. Kebijakan ini akan
dilaksanakan melalui kegiatan pokok :
1) Optimalisasi anggaran yang ada untuk pembangunan, perbaikan serta
pemeliharaan prasarana jalur distribusi utama antara lain seperti
peningkatan/pembangunan jalan dan jembatan pada ruas-ruas jalan
kabupaten dan Desa.
2) Pembangunan, peningkatan, rehabilitasi, serta operasi dan pemeliharaan
sarana dan prasarana sumber daya air, baik jaringan irigasi, prasarana air
baku.
3.4. REVITALISASI PERTANIAN DAN PERDESAAN
3.4.1. Sasaran
a. Tercapainya pertumbuhan sektor pertanian, termasuk perikanan dan kehutanan.
b. Terciptanya lapangan kerja berkualitas di perdesaan, khususnya lapangan kerja
non pertanian, yang ditandai dengan berkurangnya angka pengangguran
c. Meningkatnya kesejahteraan petani, nelayan dan masyarakat perdesaan yang
dicerminkan dari peningkatan pendapatan dan produktivitas pekerja di sektor
pertanian.
3.4.2. Arah Kebijakan
Masyarakat perdesaan merupakan bagian terbesar penduduk Indonesia, dengan
kegiatan usaha berbasis pertanian dan sumberdaya lokal lainnya. Oleh karena itu
peningkatan kesejahteraan kelompok masyarakat tersebut dilakukan secara menyeluruh
baik secara sektoral (sektor pertanian) maupun secara spatial (perdesaan). Pada dasarnya
arah kebijakan yang ditempuh adalah untuk mengoptimalkan dan menggali potensi
wilayah serta memberdayakan masyarakat agar mampu mengelola potensi secara produktif
dan efisien untuk meningkatkan kesejahteraannya. Untuk itu beberapa arah kebijakan
pembangunan pertanian dan perdesaan adalah sebagai berikut :
a. Peningkatan Produktivitas, Kualitas Petani dan Pertanian, melalui
beberapa Kegiatan Pokok :
1) Penguatan kelembagaan dan penumbuhan kembali sistem penyuluhan dan
pendampingan pertanian dan perikanan dan peningkatan kemampuan
petani melalui :
i. Penyempurnaan dan pengembangan basis data dan informasi pertanian
dan perikanan.
ii. Penguatan sistem penyuluhan dan upaya pendampingan kepada petani
dan nelayan, yang basis data dan informasinya sudah memadai.
iii. Pendidikan, pelatihan dan pembinaan petani, pembudidaya ikan dan
nelayan.
2) Peningkatan diseminasi dan penerapan teknologi tepat dan spesifik lokasi.
3) Penyempurnaan standar mutu dan perbaikan mutu komoditas pertanian
sesuai standar.
4) Pengembangan usaha agribisinis untuk meningkatkan mutu, nilai tambah
dan daya saing komoditas perikanan melalui :
i. Pengembangan budidaya perikanan perdesaan, pengembangan tambak
ii. Optimalisasi pengelolaan produk perikanan, peningkatan mutu dan nilai
tambah hasil perikanan, serta pengembangan teknologi tepat guna di
bidang perikanan.
5) Peningkatan produksi peternakan dan perkebunan.
6) Pembinaan penanganan pasca panen, pemasaran dan pengolahan hasil
pertanian.
b. Peningkatan Akses Petani terhadap Sumber Daya Produktif dan
Permodalan akan Dilakukan melalui Kegiatan Pokok antara lain :
1) Dukungan ketersediaan sarana produksi dan pengolahan hasil pertanian,
perikanan dan kehutanan.
2) Peningkatan layanan lembaga keuangan perdesaan dan usaha kecil,
menengah dan koperasi di perdesaan melalui :
i. Peningkatan kapasitas kelembagaan dan kualitas layanan Lembaga
Keuangan Mikro (LKM) dan Koperasi Simpanan Pinjaman (KSP) di
sektor pertanian dan perdesaan antara lain melalui pembentukan
sistem jaringan antar LKM dan antara LKM dan Bank.
ii. Mengembangkan skim-skim pembiayaan alternatif seperti sistem bagi
hasil dana bergulir, sistem tanggung renteng atau jaminan tokoh
masyarakat setempat sebagai pengganti agunan, penyuluhan
perkoperasian kepada masyarakat luas,
iii. Memfasilitasi pengembangan skim penjaminan kredit melalui
kerjasama bank dan lembaga asuransi, dan fasilitasi bantuan teknis
kepada BPR dan Konsultan Keuangan Mitra Bank (KKMB) untuk
meningkatkan penyaluran kredit bagi sektor pertanian.
c. Peningkatan Kesejahteraan dan Kualitas Hidup Petani dan Rumah
Tangga Petani akan Dilakukan melalui Kegiatan Pokok antara lain :
1) Pengamanan ketersediaan pangan melalui :
i. Upaya-upaya pengamanan lahan beririgasi yang didukung dengan
peningkatan ketersediaan air untuk masyarakat di perdesaan dan usaha
pertanian dan perikanan, dengan melakukan peningkatan kualitas
kaitan ini, para petani terus difasilitasi dan didorong untuk mampu
menjamin berfungsinya saluran tersier.
ii. Upaya diversifikasi pangan untuk mengurangi ketergantungan pada
beras dan meningkatkan mutu konsumsi pangan, serta upaya
penurunan kehilangan (losses).
2) Langkah-langkah perlindungan kepada petani dan nelayan dari persaingan
dan perdagangan yang tidak adil dan sehat.
d. Peningkatan Infrastruktur Perdesaan dan Pertanahan untuk
Meningkatkan Berkembangnya Kegiatan Ekonomi di Perdesaan,
diarahkan pada :
1) Pembangunan jalan perdesaan.
2) Peningkatan ketersediaan infrastruktur perdesaan dengan melibatkan
partisipasi dan peran serta masyarakat.
3) Penataan pemanfaatan untuk mencegah konversi pada lahan produksi
beririgasi teknis.
3.5. PENINGKATAN AKSESBILITAS DAN KUALITAS PENDIDIKAN DAN
KESEHATAN
3.5.1. Sasaran
Sasaran pembangunan pendidikan dan kesehatan sampai akhir tahun 2009
diarahkan untuk mendukung peningkatan derajat kesehatan dan taraf pendidikan
masyarakat melalui peningkatan akses, terutama penduduk miskin, terhadap pelayanan
pendidikan dan kesehatan yang berkualitas. Secara lebih rinci sasaran pembangunan
pendidikan dan kesehatan antara lain sebagai berikut :
a. Meningkatnya Persentase Penduduk yang Dapat Mengakses Pelayanan
Pendidikan
b. Menurunkan Angka Buta Aksara
c. Meningkatnya Keadilan dan Kesetaraan Pendidikan antar Kelompok
Masyarakat termasuk antara Penduduk Laki-laki dan Perempuan.
d. Meningkatnya Kualitas dan Relevansi Pendidikan.
f. Meningkatnya Proporsi Masyarakat untuk Memperoleh Pelayanan Kesehatan
baik dari Puskesmas, Rumah Sakit, maupun Tenaga Kesehatan Terlatih.
g. Menurunnya Angka Kesakitan dan Kematian Akibat Penyakit Malaria, Demam
Berdarah Dengue (DBD), Tuberkulosis Paru, Diare.
h. Menurunnya Prevalensi Kurang Gizi pada Balita; dan
i. Meningkatnya Ketersediaan Obat.
3.5.2. Arah Kebijakan
Sebagai salah satu pilar terpenting dalam upaya untuk mewujudkan SDM yang
berkualitas, pembangunan pendidikan dan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan
pemerataan dan keterjangkauan serta kualitas pelayanan pendidikan dan kesehatan.
Perhatian khusus diberikan pada pelayanan bagi masyarakat miskin dan penduduk di
pedesaan. Secara lebih rinci arah kebijakan pembangunan pendidikan dan kesehatan
adalah sebagai berikut :
a. Meningkatkan Pemerataan dan Keterjangkauan Pelayanan Pendidikan
dan Kesehatan, yang dilaksanakan melalui :
1) Penyelenggaraan Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun bagi
penduduk miskin yang didukung dengan upaya penarikan kembali siswa
putus sekolah dan yang tidak melanjutkan ke dalam sistem pendidikan,
serta pemberian perhatian pada peserta didik yang mengalami kesulitan
belajar, serta penambahan sarana dan prasarana pendidikan untuk
meningkatkan daya tampung dan daya jangkau pendidikan dasar.
2) Peningkatan intensitas penyelenggaraan pendidikan keaksaraan
fungsional terutama bagi penduduk usia 15 tahun keatas.
3) Perluasan dan pemerataan pendidikan menengah jalur formal dan non
formal antara lain melalui penambahan sarana dan prasarana pendidikan
untuk meningkatkan daya tampung dan daya jangkau pendidikan
menengah terutama di wilayah perdesaan ;
4) Menurunkan kesenjangan partisipasi pendidikan antar kelompok
masyarakat dengan memberikan akses yang lebih besar kepada
kelompok masyarakat yang selama ini kurang dapat terjangkau oleh
layanan pendidikan seperti masyarakat miskin, masyarakat yang tinggal
5) Peningkatan jumlah dan jaringan puskesmas melalui pembangunan,
perbaikan, dan pengadaan peralatan medis dan non-medis Puskesmas
dan jaringannya.
6) Pengembangan jaminan kesehatan bagi penduduk miskin dengan
melanjutkan pelayanan kesehatan gratis di puskesmas.
b. Meningkatkan Kualitas Pelayanan Pendidikan dan Kesehatan, yang
dilaksanakan melalui :
1) Peningkatan kualitas dan kuantitas pendidik dan tenaga kependidikan
dan menambah jumlah pendidik sesuai dengan peningkatan jumlah
peserta didik.
2) Peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga kesehatan antara lain melalui
pemenuhan kebutuhan tenaga kesehatan, terutama untuk pelayanan
kesehatan di puskesmas dan jaringannya, serta rumah sakit.
3) Penyediaan sarana dan prasarana pendukung peningkatan kualitas
pendidikan seperti perpustakaan dan labolatorium.
4) Pemerataan dan peningkatan kualitas fasilitas kesehatan dasar melalui
peningkatan pelayanan kesehatan dasar yang mencakup
sekurang-kurangnya promosi kesehatan, kesehatan ibu dan anak, keluarga
berencana, perbaikan gizi, kesehatan lingkungan, pemberantasan
penyakit menular, dan pengobatan dasar.
5) Pengembangan kurikulum, bahan ajar, dan model-model pembelajaran
yang mengacu pada standar nasional sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, budaya, seni.
c. Meningkatkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, yang dilaksanakan
melalui :
1) Peningkatan sosialisasi kesehatan lingkungan dan pola hidup sehat
antara lain meliputi peningkatan promosi kesehatan dan pemberdayaan
masyarakat untuk menumbuhkan perilaku hidup sehat, pengawasan
kualitas lingkungan, dan pengembangan kesehatan sistem kewilayahan,
2) Peningkatan pendidikan kesehatan pada masyarakat sejak usia dini
antara lain meliputi pengembangan media promosi kesehatan dan
teknologi komunikasi, informasi dan edukasi (KIE), dan pengembangan
upaya kesehatan bersumber masyarakat seperti pos pelayanan terpadu,
pondok bersalin desa dan usaha kesehatan sekolah.
3.6. PENEGAKAN HUKUM, PEMBERANTASAN KORUPSI DAN
REFORMASI BIROKRASI
3.6.1. Sasaran
a. Meningkatnya Upaya Pemberantasan Korupsi melalui upaya :
1) Memulihkan dan meningkatkan kinerja lembaga peradilan dan lembaga
penegakan hukum serta lembaga pemberantasan korupsi.
2) Mempercepat terwujudnya aparatur negara yang profesional,
bertanggung jawab dan bebas dari paktek KKN, dan
3) Meningkatkan kualitas pengawasan internal dan eksternal pemerintah,
dan pengawasan masyarakat.
b. Meningkatnya Kualitas Pelayanan Publik dengan :
1) Mendorong terselenggaranya pelayanan publik yang tidak diskriminatif,
cepat, murah dan manusiawi.
2) Meningkatkan efektivitas dan efisiensi sistem kelembagaan dan
ketatalaksanaan.
3) Meningkatkan kualitas sumber daya manusia aparatur pelayanan dan
penegak hukum; dan
4) Mempercepat penerapane-Servicesdi setiap instansi pelayanan publik.
3.6.2. Arah Kebijakan
Kebijakan penegakan hukum, secara konsisten melalui penegakan hukum.
Penegakkan Hukum dan Pemberantasan Korupsi.
a. Penegakan Hukum
Meningkatkan penegakan hukum dan mewujudkan kepastian hukum secara
1) Penuntasan penanggulangan penyalahgunaan kewenangan dalam bentuk
praktek KKN.
2) Meningkatkan kualitas pengawasan lembaga audit.
b. Reformasi Birokrasi dan Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik
Meningkatkan kualitas pelayanan publik melalui :
1) Penyempurnaan dan percepatan implementasi pedoman pelayanan
pengaduan masyarakat.
2) Meningkatkan kualitas dan kuantitas berbagai pelaksanaan pendidikan dan
pelatihan (diklat), dan menyempurnakan sistem remunerasi PNS.
3) Peningkatan keberdayaan masyarakat dalam penyelenggaraan
pembangunan, dengan cara meningkatkan kualitas layanan publik dan
meningkatkan peran aktif masyarakat dan dunia usaha dalam
penyelenggaraan pelayanan publik, serta mempercepat penerapan
e-Services di setiap instansi pelayanan publik.
3.7. PEMANTAPAN KEAMANAN DAN KETERTIBAN
Melihat perkembangan politik, ekonomi dan keamanan, menunjukkan bahwa
persoalan-persoalan dalam masyarakat tidak dapat dilepaskan dari faktor internal dan
faktor eksternal.
3.7.1. Sasaran
a. Menurunnya pelanggaran hukum dan indeks kriminalitas, serta menuntaskan
kasus-kasus kriminalitas untuk menciptakan rasa aman masyarakat.
b. Meningkatnya kondisi keamanan dan ketertiban dimasyarakat.
c. Meningkatnya upaya antisipasi dan penanganan bencana alam dan
dampaknya terhadap keselamatan masyarakat.
3.7.2. Arah Kebijakan
Kebijakan Pemantapan Keamanan dan Ketertiban, terutama diarahkan untuk
meningkatkan rasa aman dan menciptakan suasana damai di dalam kehidupan
masyarakat yang diwujudkan dengan upaya penanggulangan dan pencegahan setiap
a. Penanggulangan dan Pencegahan Aksi Radikalisme dan Konflik Komunal
Berlatar Belakang Etnik, Ras, Agama serta Ideologi, melalui :
1) Pengembangan Penanganan Konflik yang melibatkan peran pranata adat
dan masyarakat.
2) Sarana fasilitasi bagi masyarakat untuk menyalurkan aspirasinya dalam
proses perumusan kebijakan publik, penyelesaian masalah sosial serta
meningkatkan pelibatan organisasi kemasyarakatan dalam penyelesaian
persoalan sosial.
3) Peningkatan pelayanan informasi publik.
4) Penguatan fasilitasi institusi kemasyarakatan dalam membantu rehabilitasi
prasarana sosial, pemulihan trauma mental masyarakat dan penanganan
konflik.
5) Pengembangan dialog antar budaya yang terbuka dan demokratis.
6) Pembentukan jaringan komunikasi dan kerjasama antar umat beragama.
b. Penanggulangan dan Pencegahan Perusakan Lingkungan seperti
Pembakaran Hutan, Pembalakan Liar, Pencemaran dan Perusakan
Ekosistem, melalui :
1) Pengawasan penaatan (compliance) baku mutu air limbah, emisi gas
buang.
2) Pengembangan sistem insentif dan disinsentif terhadap kegiatan-kegiatan
yang berpotensi mencemari lingkungan seperti industri.
3) Peningkatan pengawasan.
c. Penanggulangan dan Pencegahan Gangguan Kamtibmas yang
Merupakan Tindakan Pelanggaran Hukum yang Mengganggu Keamanan
dan Ketertiban Masyarakat seperti Perampokan, Pencurian, Perkosaan,
Perjudian dan sebagainya, melalui :
1) Peningkatan kualitas pelayanan kepolisian.
2) Pembimbingan, pengayoman, dan perlindungan masyarakat.
3) Pemulihan keamanan melalui pemulihan darurat polisionil,
penyelenggaraan operasi kepolisian serta pemulihan daerah konflik
vertikal maupun horizontal.
4) Intensifikasi penyelidikan dan penyelidikan tindak pidana serta
3.8. SKENARIO PENGEMBANGAN SEKTOR BIDANG PU/CIPTA KARYA
Skenario Pengembangan, dimana telah disepakati melalui pembahasan bersama 3
(tiga) wilayah sector pengembangan yang meliputi :
1) Sektor Pengembangan Kawasan Pemerintahan dan Permukiman Perkotaan
2) Sektor Pengembangan Kawasan Pariwisata (Pantai dan Pegunungan Rinjani)
3) Dan Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan dan Agropolitan
Pengembangan Pertanian Lahan Kering.
Adapun point-point utama Skenario Pengembangan Sektor Bidang Pu/Cipta Karya
untuk Kabupaten Lombok Utara pada akhirnya akan mengacu pada NSP Sektor Bidang
Pu/Cipta Karya yang sebagaimana diuraikan dibawah ini ;
3.8.1. Rencana Pengembangan Permukiman
a. Kondisi Umum (existing) Pengembangan Permukiman Kabupaten Lombok
Utara
b. Pengembangan Kawasan Permukiman Perkotaan
1) Penyediaan PSD Bagi Kawasan RSH
2) Penataan dan Peremajaan Kawasan
3) Pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa (RUSUNAWA) ….. (bila
memungkinkan)
4) Peningkatan Kualitas Permukiman.
c. Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan
1) Pengembangan Kawasan Terpilih Pusat Pengembangan Desa (KTP2D)
2) Pengembangan Kawasan Agropolitan
3) Pengembangan PS Kawasan Eks Transmigrasi….(bila ada)
4) Penyediaan PS Permukiman di Pulau-Pulau Kecil dan Terpencil
5) Penyediaan PS Dalam Rangka Penanganan Bencana
d. Permasalahan Pembangunan Permukiman
1) Analisa Permasalahan, Alternatif Pemecahan dan Rekomendasi
2) Usulan Pembangunan Permukiman
e. Usulan dan Prioritas Proyek Pembangunan Infrastruktur Permukiman
a. Gambaran Umum Penataan Bangunan Gedung dan Lingkungan
1) Analisa Permasalahan, Alternatif Pemecahan dan Rekomendasi
2) Usulan Penataan Bangunan Gedung dan Lingkungan
b. Penataan Lingkungan Permukiman Kumuh yang meliputi Kumuh Perkotaan
dan Kumuh Nelayan.
1) Analisa Permasalahan, Alternatif Pemecahan dan Rekomendasi
2) Usulan Penataan Lingkungan Permukiman Kumuh
c. Penataan “Revitalisasi” Lingkungan Permukiman Tradisional
1) Analisa Permasalahan, Alternatif Pemecahan dan Rekomendasi
2) Usulan Penataan “Revitalisasi” Lingkungan Permukiman Tradisional
d. Penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
1) Analisa Permasalahan, Alternatif Pemecahan dan Rekomendasi
2) Usulan Penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
e. Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK)
1) Analisa Permasalahan, Alternatif Pemecahan dan Rekomendasi
2) Usulan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK)
f. Usulan dan Prioritas Penataan Bangunan Gedung dan Lingkungan
3.8.3. Rencana Investasi Sub-Bidang Air Limbah
a. Gambaran Umum Pengelolaan Air Limbah Kabupaten Lombok Tengah
b. Permasalahan yang dihadapi terhadap Penanganan Air Limbah
c. Usulan dan Prioritas Pengelolaan Air Limbah
3.8.4. Rencana Investasi Sub-Bidang Persampahan
a. Gambaran Umum Sistem Pengelolaan Persampahan Kabupaten Lombok Utara
b. Permasalahan Yang Dihadapi
c. Usulan dan Prioritas Penanganan Persampahan
d. Usulan dan Prioritas Program Pengelolaan Persampahan
3.8.5. Rencana Investasi Sub-Bidang Drainase
Gambaran Umum Kondisi Sistem Drainase Kabupaten Lombok Utara
Permasalahan Yang Dihadapi
3.8.6. Rencana Investasi Pengembangan Air Minum
a. Gambaran Umum Sistem Penyediaan dan Pengelolaan Air Minum
b. Analisis Permasalahan dan Rekomendasi
1) Analisis Kebutuhan Prasarana Air Minum
2) Analisis Kondisi Pelayanan
3) Analisis Kebutuhan Air
4) Analisis Sistem Prasarana dan Sarana Air Minum
5) Analisis Kebutuhan Program
6) Rekomendasi
c. Usulan dan Prioritas Proyek Penyediaan Pengelolaan Air Minum
Gambar 3.1. Pengembangan Kawasan Pemerintahan dan Permukiman Perkotaan SEKTOR PENGEMBANGAN
KAWASAN PERMUKIMAN PERKOTAAN DAN PERDESAAN
Pengembangan Kawasan Pemerintahan
Gambar 3.2. Pengembangan Kawasan Pariwisata (Pantai dan Pegunungan Rinjani) Sektor
Pengembanga n Kawasan Pariwisata Pantai dan Pulau-Pulau Kecil
Sektor Pengembanga n Kawasan Pariwisata Pegunungan (G. Rinjani) Sektor
Gambar 3.3. Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan dan Agropolitan Pengembangan Pertanian Lahan Kering Sektor Pengembangan
Kawasan Permukiman Perdesaan dan Agropolitan
Pengembangan Pertanian
Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman Perkotaan dan Perdesaan serta