• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

 Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Kalimantan Tengah selama September 2016 sebesar 97,67 persen, naik 0,47 persen dibandingkan NTP bulan Agustus 2016. Hal ini disebabkan oleh kenaikan NTP subsektor peternakan (0,65 persen), tanaman perkebunan rakyat (0,26 persen), dan perikanan (0,01 persen).

 Indeks harga yang diterima petani (It) naik 0,80 persen, lebih tinggi dari kenaikan indeks harga yang dibayar petani (Ib) sebesar 0,23 persen.

 NTP tertinggi terjadi pada subsektor hortikultura sebesar 106,78 persen, sedangkan NTP terendah terjadi pada subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 92,39 persen.

 Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) sebesar 104,94 persen, naik 0,46 persen dibandingkan Agustus 2016 yang sebesar 104,48 persen.

 Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 125,17 atau terjadi inflasi 0,19 persen, yang disebabkan oleh meningkatnya indeks harga seluruh kelompok pengeluaran, kecuali perumahan. Kenaikan terutama berasal dari kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,53 persen.

o. 04/04/62/Th. I, 2 Juni 2007

No. 03/10/62/Th.X, 3 Oktober 2016

P

ERKEMBANGAN

N

ILAI

T

UKAR

P

ETANI

(NTP)

Selama September 2016, Nilai Tukar Petani (NTP) Sebesar 97,67 Persen dan Terjadi Inflasi di Wilayah Perdesaan sebesar 0,19 Persen.

1. Nilai Tukar Petani (NTP)

Dari hasil pemantauan harga penjualan komoditas hasil pertanian di tingkat produsen, biaya produksi, dan konsumsi rumah tangga terhadap barang atau jasa di wilayah perdesaan selama September 2016 menunjukkan bahwa NTP Provinsi Kalimantan Tengah meningkat 0,47 persen, yaitu dari 97,20 di Agustus 2016 menjadi 97,67 di September 2016. Hal ini dipengaruhi oleh kenaikan indeks harga yang diterima petani sebesar 0,80 persen, relatif lebih tinggi dari indeks harga yang dibayar petani yang juga meningkat 0,23 persen. Disisi lain, kenaikan NTP juga dipengaruhi oleh meningkatnya nlai tukar pada subsektor peternakan sebesar 0,675 persen, tanaman perkebunan rakyat sebesar 0,26 persen, dan perikanan sebesar 0,01 persen.

(2)

Grafik 1

Perkembangan NTP dan Indeks Harga yang Diterima/Dibayar Petani September 2015 – September 2016

2. Indeks Harga yang Diterima Petani (It)

Indeks harga yang diterima petani (It) mencerminkan tingkat fluktuasi harga komoditas hasil pertanian yang dihasilkan petani. Selama September 2016, indeks harga yang diterima petani meningkat 0,80 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Kenaikan tersebut dipengaruhi oleh meningkatnya It pada tiga subsektor meliputi peternakan sebesar 1,01 persen, perikanan sebesar 0,62 persen, dan tanaman perkebunan rakyat sebesar 0,45 persen.

3. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib)

Indeks harga yang dibayar petani (Ib) dipengaruhi oleh komponen pengeluaran rumah tangga terhadap fluktuasi harga barang dan jasa, baik untuk keperluan konsumsi maupun produksi hasil pertanian. Indeks harga yang dibayar petani selama September 2016 meningkat 0,23 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Kenaikan tersebut disebabkan oleh meningkatnya Ib pada semua subsektor meliputi perikanan sebesar 0,57 persen, tanaman pangan sebesar 0,25 persen, hortikultura sebesar 0,24 persen, peternakan sebesar 0,23 persen, dan tanaman perkebunan rakyat sebesar 0,15 persen.

4. NTP Menurut Subsektor

Besarnya nilai tukar hasil produksi di tingkat petani produsen, memiliki korelasi positif terhadap tingginya perubahan indeks harga pada kelompok komoditas yang dicakup dalam lima subsektor meliputi tanaman pangan, hortikultura, tanaman perkebunan rakyat, peternakan, dan perikanan. Oleh karenanya, NTP mengindikasikan seberapa kuat daya tukar hasil pertanian terhadap tingkat harga

90.00 95.00 100.00 105.00 110.00 115.00 120.00 125.00

Sep'15 Okt Nov Des Jan'16 Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep'16

(3)

kebutuhan baik konsumsi maupun biaya produksi pada masing-masing subsektor selama periode yang sama.

Tabel 1

NTP Menurut Subsektor dan Perkembangannya Agustus-September 2016

Kelompok dan Sub Kelompok Agustus 2016 September 2016 Perubahan (%) (1) (2) (3) (4) 1. Tanaman Pangan

a. Nilai Tukar Petani Tanaman Pangan (NTPP) 96,68 95,27 -1,41 b. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian 98,81 97,33 -1,48 c. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) 120,14 118,64 -1,50

- Padi 120,48 118,93 -1,55

- Palawija 114,38 113,52 -0,86

d. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) 124,27 124,52 0,25

- Indeks Konsumsi RumahTangga 124,87 125,11 0,24

- Indeks BPPBM 121,59 121,89 0,30

2. Hortikultura

a. Nilai Tukar Petani Hortikultura (NTPH) 107,08 106,78 -0,30 b. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian 120,00 119,38 -0,62 c. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) 130,94 130,82 -0,12

- Sayur-sayuran 117,69 115,82 -1,87

- Buah-buahan 135,29 135,74 0,45

- Tanaman Obat 137,43 138,44 1,01

d. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) 122,27 122,51 0,24

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 124,65 124,84 0,19

- Indeks BPPBM 109,12 109,58 0,46

3. Tanaman Perkebunan Rakyat

a. Nilai Tukar Petani Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) 92,13 92,39 0,26 b. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian 100,47 100,73 0,26 c. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) 113,02 113,47 0,45

- Tanaman Perkebunan Rakyat 113,02 113,47 0,45

d. Indeks Harga yang DibayarPetani (Ib) 122,67 122,82 0,15

- Indeks Konsumsi RumahTangga 124,93 125,08 0,15

- Indeks BPPBM 112,48 112,65 0,17

4. Peternakan

a. Nilai Tukar Petani Peternakan (NTPT) 99,57 100,22 0,65 b. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian 108,35 108,99 0,64 c. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) 118,99 120,00 1,01

- Ternak Besar 125,86 127,39 1,53

- Ternak Kecil 112,37 111,51 -0,86

- Unggas 116,23 118,65 2,42

- Hasil Ternak 130,82 131,73 0,91

d. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) 119,50 119,73 0,23

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 124,51 124,71 0,20

(4)

Kelompok dan Sub Kelompok Agustus 2016 September 2016 Perubahan (%) (1) (2) (3) (4) 5. Perikanan

a. Nilai Tukar Petani Perikanan (NTNP) 106,51 106,52 0,01 b. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian 114,85 115,21 0,36 c. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) 128,76 129,38 0,62

- Penangkapan 134,59 134,98 0,39

- Budidaya 117,64 118,71 1,07

d. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) 120,89 121,46 0,57

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 126,75 127,58 0,83

- Indeks BPPBM 112,11 112,30 0,19

5.1 Perikanan Tangkap

a. Nilai Tukar Nelayan (NTN) 111,50 111,30 -0,20 b. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian 120,35 120,52 0,17 c. Indeks Harga yang Diterima Nelayan (It) 134,59 134,98 0,39

- Penangkapan Perairan Umum 132,47 132,18 -0,29

- Penangkapan Laut 135,67 136,39 0,72

d. Indeks Harga yang Dibayar Nelayan (Ib) 120,71 121,27 0,56

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 126,68 127,52 0,84

- Indeks BPPBM 111,84 112,00 0,16

5.2 Perikanan Budidaya

a. Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) 97,04 97,44 0,40 b. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian 104,47 105,17 0,70 c. Indeks Harga yang Diterima Pembudidaya Ikan (It) 117,64 118,71 1,07

- Budidaya Air Tawar 117,73 118,81 1,08

- Budidaya Air Payau 116,39 117,27 0,88

d. Indeks Harga yang Dibayar Pembudidaya Ikan (Ib) 121,23 121,82 0,59

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 126,87 127,69 0,82

- Indeks BPPBM 112,61 112,87 0,26

Gabungan (Provinsi Kalimantan Tengah) a. Nilai Tukar Petani (NTP) 97,20 97,67 0,47 b. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) 104,48 104,94 0,46 c. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) 119,01 119,81 0,80 d. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) 122,44 122,67 0,23

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 124,93 125,17 0,24

- Indeks BPPBM 113,90 114,17 0,27

Kenaikan nilai tukar pada subsektor peternakan selama September 2016, terutama dipengaruhi oleh meningkatnya indeks harga pada kelompok unggas sebesar 2,42 persen. Pada subsektor tanaman perkebunan rakyat, kenaikan nilai tukar disebabkan oleh meningkatnya indeks harga pada kelompok tanaman perkebunan rakyat seperti karet dan sawit sebesar 0,45 persen. Sementara itu, pada subsektor perikanan berasal dari peningkatan nilai indeks pada kelompok perikanan budidaya sebesar 1,07 persen dibandingkan bulan sebelumnya.

(5)

Pada bulan yang sama, terjadi penurunan nilai tukar pada subsektor tanaman pangan sebesar 1,41 persen dan hortikultura sebesar 0,30 persen. Meskipun secara umum subsektor perikanan mengalami peningkatan, namun terjadi penurunan indeks harga pada kelompok perikanan tangkap sebesar 0,29 persen. Penurunan nilai tukar pada subsektor tanaman pangan, didominasi oleh menurunnya indeks harga pada kelompok baik padi dan palawija masing-masing sebesar 1,55 persen dan 0,86 persen. Sementara pada subsektor hortikultura, penurunan nilai tukar terutama berasal dari menurunnya indeks harga kelompok sayuran sebesar 1,87 persen dibandingkan bulan sebelumnya.

5. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP)

Nilai tukar usaha rumah tangga pertanian mengalami kenaikan sebesar 0,46 persen, yakni dari 104,48 di Agustus 2016 menjadi 104,94 di September 2016. Relatif lebih tingginya NTUP dibandingkan NTP yang hanya sebesar 97,67 selama September 2016, mengindikasikan bahwa secara umum tingkat pengeluaran untuk konsumsi rumah tangga petani, termasuk peternak dan nelayan, berperan cukup signifikan dalam menurunkan tingkat nilai tukar dari waktu ke waktu.

Tabel 2

Inflasi/Deflasi Perdesaan Menurut Kelompok Pengeluaran September 2016

Kelompok Pengeluaran Sep 2015 Desember 2015 Agust 2016 Sep 2016 Inflasi Sep 2016 Laju Inflasi Tahun Kalender 2016 Inflasi Tahun ke Tahun [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8]

Konsumsi Rumah Tangga 120,86 122,91 124,93 125,17 0,19 1,84 3,57

1 Bahan Makanan 122,78 126,35 128,97 129,20 0,18 2,26 5,23

2 Makanan Jadi, Minuman, Rokok,

dan Tembakau 119,33 120,92 126,36 127,03 0,53 5,05 6,45

3 Perumahan 115,16 115,43 118,78 118,32 -0,39 2,50 2,74

4 Sandang 118,95 119,19 121,35 121,71 0,30 2,11 2,32

5 Kesehatan 115,91 117,22 120,24 120,55 0,26 2,84 4,00

6 Pendidikan, Rekreasi, dan Olah

raga 112,27 112,72 114,36 114,61 0,22 1,68 2,08

7 Transportasi, Komunikasi, dan

Jasa Keuangan 126,68 126,69 117,83 117,92 0,08 -6,92 -6,92

6. Inflasi/Deflasi Perdesaan Menurut Kelompok Pengeluaran

Perubahan indeks harga kebutuhan konsumsi rumah tangga di perdesaan pada hakekatnya mencerminkan tingkat inflasi atau deflasi yang terjadi di wilayah perdesaan secara umum. Dilihat dari kelompok pengeluaran rumah tangga, terjadi inlasi sebesar 0,19 persen selama September 2016. Kondisi ini dipengaruhi oleh meningkatnya indeks harga pengeluaran konsumsi rumah tangga pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,53 persen, sandang sebesar 0,30

(6)

persen, kesehatan sebesar 0,26 persen, pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 0,22 persen, bahan makanan sebesar 0,18 persen, serta transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,08 persen.

Laju inflasi hingga bulan September 2016 tercatat 1,84 persen, yang didominasi oleh tingginya tingkat inflasi kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 5,05 persen. Dibandingkan tingkat inflasi pada bulan yang sama tahun sebelumnya, inflasi selama September 2016 sebesar 3,57 persen juga masih didominasi oleh kelompok pengeluaran tersebut sebesar 6,45 persen.

Tabel 3

Perkembangan Inflasi/Deflasi Bulanan di Perdesaan September 2015 - September 2016

Tahun Bulan Inflasi Bulanan Laju Inflasi Tahun Kalender Inflasi Tahun ke Tahun (1) (2) (3) (4) (5) 2015 September -0,27 2,01 5,60 Oktober 0,20 2,21 5,83 November 0,43 2,65 2,59 Desember -0,41 0,42 3,99 2016 Januari 0,38 0,38 4,04 Februari -0,10 0,28 4,58 Maret 0,55 0,84 4,82 April -0,41 0,42 3,99 Mei 0,41 0,84 3,42 Juni 0,28 1,12 3,12 Juli 0,91 2,04 3,67 Agustus -0,39 1,64 3,08 September 0,19 1,84 3,57

Selama setahun terakhir, tingkat inflasi tertinggi terjadi di Juli 2016 yaitu sebesar 0,91 persen. Inflasi terendah terjadi di September 2016 yaitu sebesar 0,19 persen. Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Desember 2015 dan April 2016 masing-masing sebesar 0,41 persen. Deflasi selama April 2016 disebabkan oleh adanya kebijakan penurunan harga BBM bersubsidi. Sementara itu, rata-rata laju inflasi tahun kalender hingga Juni 2016 masih di bawah 1,50 persen dan berfluktuasi selama tiga bulan terakhir. Namun demikian, laju inflasi selama September 2016 masih berada di bawah 2,00 persen. Dibandingkan bulan yang sama tahun sebelumnya, tingkat inflasi yang cukup tinggi terjadi selama Triwulan III tahun 2015, dan masih berlangsung hingga Triwulan I tahun 2016. Selama periode April-September 2016, tingkat inflasi tahun kalender berada di bawah 4,00 persen.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

(1) Seksi Pengolahan dan Penyajian Data Kependudukan dipimpin oleh Kepala Seksi berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pengelolaan Informasi

URAIANKEGIATAN PROGRAM PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN 4011 Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit Ketergnggn ; 01 Meningkatnya penelitian dan pengembangan

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi

Media dapat berfungsi sebagai alat bantu, sebagai elemen dari proses pengajaran, maupun sebagai figur yang bertindak sebagai wakil guru dalam proses belajar mengajar. Akan

Kecenderungan kedua iklim ekstrim tersebut mengindikasikan bahwa pembangunan pertanian dalam delapan tahun ke depan akan dihadapkan pada masalah iklim ekstrim El Nino dan La

Asumsi ini didasarkan atas kondisi apabila pemerintah mengeluarkan kebijakan khusus yang berkaitan dengan belanja pegawai akan diikuti dengan pemberian DAU yang

Hasil penelitian utama menunjukkan bahwa pengaruh perbandingan cempedak (Artocarphus champaden) dengan rumput laut (Eucheuma cottonii) dan konsentrasi pektin