• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Jambi September 2016 sebesar 99,30 atau naik 1,43 persen

dibanding NTP bulan sebelumnya. Kenaikan NTP dikarenakan Indeks Harga yang Diterima Petani

(It) naik sebesar 1,91 persen, sedangkan Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) hanya naik

sebesar 0,47 persen.

Pada September 2016, NTP Provinsi Jambi untuk masing-masing subsektor tercatat sebesar

99,39 untuk subsektor Tanaman Pangan (NTPP); 95,10 untuk subsektor Hortikultura (NTPH);

99,73 untuk subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR); 101,41 untuk subsektor Peternakan

(NTPT) dan 102,05 untuk subsektor Perikanan (NTNP) yang terdiri dari Perikanan Tangkap (NTN)

sebesar 108,55 dan Perikanan Budidaya (NTPi) sebesar 95,08.

Bulan September 2016 tingkat inflasi perdesaan sebesar 0,60 persen. Inflasi terjadi pada enam

kelompok konsumsi rumah tangga yaitu kelompok Bahan Makanan, kelompok Makanan Jadi,

kelompok Perumahan, kelompok Sandang, kelompok Kesehatan serta kelompok Transportasi dan

Komunikasi. Sedangkan pada kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olah Raga tidak terjadi

perubahan indeks.

Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Provinsi Jambi September 2016 sebesar

106,80 atau naik 1,94 persen dibanding NTUP bulan sebelumnya.

No.56/10/15/Th.X,3 Oktober 2016

P

ERKEMBANGAN

N

ILAI

T

UKAR

P

ETANI

(NTP)

N

ILAI

T

UKAR

P

ETANI

P

ROVINSI

J

AMBI

S

EPTEMBER

2016S

EBESAR

99,30

ATAU

N

AIK

1,43

P

ERSENDAN

N

ILAI

T

UKAR

U

SAHA

R

UMAH

T

ANGGA

P

ERTANIAN

S

EBESAR

106,80

1. Nilai Tukar Petani

Nilai Tukar Petani (NTP) diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di perdesaan. Nilai ini juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP,secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/dayabeli petani.

Mulai Desember 2013 dilakukan perubahan tahun dasar dalam penghitungan NTP dari tahun dasar 2007=100 menjadi tahun dasar 2012=100.Perubahan tahun dasar ini dilakukan untuk menyesuaikan perubahan/pergesaran pola produksi pertanian dan pola konsumsi rumah tangga pertanian diperdesaan, serta perluasan cakupan subsektor pertanian dan provinsi dalam penghitungan NTP agar penghitungan indeks dapat dijaga ketepatannya.

Perbedaan antara NTP tahun dasar 2007=100 dengan NTP tahun dasar 2012=100 adalah meningkatnya cakupan jumlah komoditas baik pada paket komoditas It maupun Ib. Penghitungan NTP

(2)

2

(2012=100) juga mengalami perluasan khususnya pada subsektor Perikanan. Selain NTP Perikanan secara umum yang dihitung di 33 provinsi termasuk Provinsi DKI Jakarta, Nilai Tukar Nelayan (NTN) dan Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) juga disajikan secara terpisah.

Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), dimana komponen Ib hanya terdiri dari Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM). Dengan dikeluarkannya konsumsi dari komponen indeks harga yang dibayar petani (Ib), NTUP dapat lebih mencerminkan kemampuan produksi petani, karena yang dibandingkan hanya produksi dengan biaya produksinya.

Tabel 1

Nilai Tukar Petaniper Subsektor dan Persentase Perubahannya Provinsi Jambi, September 2016 (2012=100)

Subsektor dan Subkelompok

Bulan Persentase Perubahan Agustus 2016 September 2016 (1) (2) (3) (4) Gabungan

a. Nilai Tukar Petani (NTP) 97,90 99,30 1,43

b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) 120,80 123,10 1,91

c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) 123,39 123,97 0,47

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 125,93 126,68 0,60

- Indeks BPPBM 115,30 115,26 -0,03

Gabungan Tanpa Perikanan

a. Nilai Tukar Petani (NTP) 97,78 99,22 1,47

b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) 120,72 123,07 1,94

c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) 123,47 124,04 0,47

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 125,93 126,68 0,59

- Indeks BPPBM 115,40 115,35 -0,04

1. Tanaman Pangan

a. Nilai Tukar Petani (NTPP) 99,91 99,39 -0,51

b. Indeks Diterima Petani (It) 124,84 124,98 0,11

- Padi 127,97 128,04 0,05

- Palawija 113,77 114,14 0,33

c. Indeks Dibayar Petani (Ib) 124,96 125,74 0,63

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 127,12 127,97 0,67

- Indeks BPPBM 114,86 115,31 0,39

2. Hortikultura

a. Nilai Tukar Petani (NTPH) 94,17 95,10 0,99

b. Indeks Diterima Petani (It) 115,83 117,57 1,50

- Sayur-sayuran 103,34 106,40 2,96

- Buah-buahan 140,51 139,66 -0,60

- Tanaman Obat 106,51 108,63 1,99

c. Indeks Dibayar Petani (Ib) 123,00 123,63 0,51

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 125,33 126,05 0,58

(3)

Subsektor dan Subkelompok Bulan Persentase Perubahan Agustus 2016 September 2016 (1) (2) (3) (4)

3. Tanaman Perkebunan Rakyat

a. Nilai Tukar Petani (NTPR) 97,37 99,73 2,42

b. Indeks Diterima Petani (It) 120,90 124,36 2,87

- Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR) 120,90 124,36 2,87

c. Indeks Dibayar Petani (Ib) 124,16 124,69 0,43

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 125,45 126,14 0,55

- Indeks BPPBM 117,23 116,94 -0,25

4. Peternakan

a. Nilai Tukar Petani (NTPT) 100,12 101,41 1,29

b. Indeks Diterima Petani (It) 120,07 122,04 1,64

- Ternak Besar 124,30 127,00 2,17

- Ternak Kecil 123,12 125,21 1,70

- Unggas 110,56 111,49 0,85

- Hasil Ternak 122,98 122,69 -0,23

c. Indeks Dibayar Petani (Ib) 119,93 120,34 0,34

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 126,65 127,47 0,65

- Indeks BPPBM 113,65 113,67 0,02

5. Perikanan

a. Nilai Tukar Nelayan dan Pembudidaya Ikan(NTNP) 101,88 102,05 0,18 b. Indeks Harga yang Diterima Nelayan dan

Pembudidaya Ikan (It) 123,22 124,08 0,70

c. Indeks Harga yang Dibayar Nelayan dan Pembudidaya

Ikan (Ib) 120,95 121,58 0,52

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 125,94 126,91 0,77

- Indeks BPPBM 112,21 112,25 0,04

5.1. Perikanan Tangkap

a. Nilai Tukar Nelayan (NTN) 108,14 108,55 0,38

b. Indeks Harga yang Diterima Nelayan(It) 131,49 132,65 0,88

- Penangkapan Perairan Umum 122,46 123,83 1,12

- Penangkapan Laut 132,03 133,18 0,87

c. Indeks Harga yang Dibayar Nelayan (Ib) 121,59 122,20 0,50

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 126,05 127,04 0,78

- Indeks BPPBM 114,21 114,20 -0,01

5.2. Perikanan Budidaya

a. Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) 95,15 95,08 -0,07

b. Indeks Harga yang Diterima Pembudidaya Ikan (It) 114,44 114,98 0,47

- Budidaya Air Tawar 114,59 115,13 0,47

- Budidaya Air Payau 110,19 110,84 0,59

c. Indeks Harga yang Dibayar Pembudidaya Ikan (Ib) 120,27 120,92 0,54

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 125,81 126,77 0,76

- Indeks BPPBM 110,09 110,18 0,09

(4)

4

Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga perdesaan di sepuluh kabupaten/kota di Provinsi Jambi pada September 2016,NTP Provinsi Jambi naik sebesar1,43persen dibandingkan bulan sebelumnya yaitu dari 97,90menjadi 99,30. Kenaikan NTP pada September 2016 disebabkan indeks harga hasil produksi pertaniannaik sebesar 1,91 persen sedangkan indeks harga yang dibayar petanihanya naik sebesar 0,47 persen.

KenaikanNTP terjadipada empat subsektor yaitu subsektor Hortikultura naik sebesar 0,99 persen, subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik sebesar 2,42 persen, subsektor Peternakan naik sebesar1,29 persen dan subsektor Perikanan naik sebesar 0,18 persen.Sedangkan penurunan indeks terjadi pada subsektor Tanaman Pangan yaitu sebesar0,51 persen.

2. Indeks Harga yang Diterima Petani (It)

Indeks Harga yang Diterima Petani (It) menunjukkan perubahanharga komoditas pertanian yang dihasilkan petani. Nilai Itpada September 2016naik sebesar 1,91persen dibandingkan It Agustus 2016, yaitu dari 120,80 menjadi 123,10. Kenaikan It terjadi pada seluruh subsektor, yaitu subsektor Tanaman Pangan naik sebesar 0,11 persen, subsektor Hortikultura naik sebesar 1,50 persen, subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik sebesar 2,87 persen, subsektor Peternakan naik sebesar 1,64 persendan subsektor Perikanan naik sebesar 0,70 persen.

3. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib)

Melalui indeks harga yang dibayar petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat perdesaan,khususnya petani yang merupakan bagian terbesar dari masyarakat perdesaan,serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian.

Pada September 2016,Ibmengalami kenaikansebesar 0,47 persen bila dibanding dengan Ib Agustus 2016, yaitu dari 123,39 menjadi 123,97. Kenaikan tersebut terjadi pada semuasubsektor, yaitusubsektor Tanaman Pangan naik sebesar 0,63 persen, subsektor Hortikultura naik sebesar 0,51 persen, subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 0,43 persen,subsektor Peternakan naik 0,34 persen dansubsektorPerikanan naik sebesar 0,52persen.

4.Nilai Tukar Petani Menurut Subsektor

a) Subsektor Tanaman Pangan (NTPP)

Nilai Tukar Petani pada September 2016 untuk subsektor Tanaman Pangan (NTPP) adalah sebesar 99,39atau turun 0,51persen.Kenaikan It dipengaruhi oleh kenaikan yang cukup besar pada kelompok palawija yaitu sebesar 0,33 persen. Sedangkan kenaikan pada Ib dipengaruhi oleh naiknya indeks pada kelompok konsumsi rumah tangga sebesar 0,67 persen.

b) Subsektor Hortikultura (NTPH)

PadaSeptember 2016, NTP untuk subsektor Hortikultura (NTPH) sebesar 95,10 ataunaik 0,99persen.Kedua indeks penyusun NTP subsektor ini mengalami kenaikan. KenaikanIt dipengaruhi oleh indeks yang diterima petani sayur-sayuran yang naik sebesar 2,96 persen dan indeks yang diterima petani tanaman obat naik 1,99 persen.SedangkankenaikanIb dipengaruhi oleh kenaikan indeks pada kelompok konsumsi rumah tangga sebesar 0,58.

(5)

Nilai Tukar Petani untuk subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) pada September 2016 sebesar 99,73 atau naik 2,42persen. Kenaikan ini dipengaruhi oleh kenaikan pada It sebesar 2,87 persen, sedangkan Ib hanya naik sebesar 0,43 persen.Kenaikan pada Ibdipengaruhi naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,55 persen.

d) Subsektor Peternakan (NTPT)

Pada September 2016, NTP untuk subsektor Peternakan (NTPT) sebesar 101,41 atau naik sebesar1,29 persen dari bulan sebelumnya.Pada bulan ini It naik sebesar1,64persendan Ibnaik sebesar 0,34 persen.Kenaikan It pada subsektor ini dipengaruhi indeks kelompok ternak besar, kelompok ternak kecil dan kelompok unggas yang naik masing-masing sebesar 2,17 persen;1,70 persen dan 0,85 persen.Kenaikan yang terjadi pada Ib dipengaruhi oleh indeks pada kelompok konsumsi rumah tanggayang naik sebesar 0,65 persen dan indeks BPPBM naik sebesar 0,02 persen.

e) Subsektor Perikanan (NTNP)

Nilai Tukar Petani untuk subsektor Perikanan (NTNP)pada September 2016 sebesar 102,05 atau naik 0,18persen.Indeks yang diterima nelayan dan pembudidaya ikanpada bulan ini naik sebesar 0,70persendan indeks yang dibayar nelayan dan pembudidaya ikan naiksebesar 0,52 persen.

1) Kelompok Perikanan Tangkap (NTN)

Nilai Tukar Nelayan (NTN)naik sebesar 0,38 persen yaitu dari 108,14 menjadi 108,55 pada September 2016. Indeks yang diterima nelayan naik sebesar 0,88 persen sedangkan indeks yang dibayar nelayan naiksebesar 0,50persen.

2) Kelompok Perikanan Budidaya (NTPi)

Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi)turun sebesar 0,07persen yaitu dari 95,15 menjadi 95,08 pada September 2016. Indeks yang diterima pembudidaya ikan naik sebesar 0,47 persen dan indeks yang dibayar pembudidaya ikan naik sebesar 0,54 persen.

5. Indeks Harga Konsumen dan Inflasi Perdesaan

Perubahan Indeks Harga Konsumen (IHK) Perdesaan mencerminkan angka inflasi/deflasi di wilayah perdesaan. PadaSeptember 2016,IHK di wilayah perdesaan Provinsi Jambi sebesar 126,68 atau terjadi inflasisebesar 0,60 persen.

Jika dilihat menurut kelompok konsumsi rumah tangga, inflasi terjadi padaenam kelompok pengeluaranyaitu kelompok Bahan Makanan sebesar 0,71 persen; kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau sebesar 1,20 persen; kelompok Perumahan sebesar 0,25persen; kelompok kelompok Sandang sebesar 0,05 persen, Kesehatan sebesar 0,25 persenserta kelompok Transportasi dan Komunikasi sebesar 0,01 persen. Sedangkan pada kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olah Raga tidak terjadi perubahan indeks.

(6)

6

Tabel 2

Indeks Harga Konsumen Perdesaandan Persentase Perubahannya Provinsi Jambi, September 2016 (2012=100)

No Kelompok

Konsumsi Rumah Tangga

Indeks Harga Konsumen (IHK)

Perdesaan Persentase

Perubahan Agustus 2016 September 2016

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Bahan Makanan 133,25 134,20 0,71

2 Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau 126,93 128,45 1,20

3 Perumahan 115,20 115,48 0,25

4 Sandang 121,68 121,74 0,05

5 Kesehatan 119,49 119,80 0,25

6 Pendidikan, Rekreasi, dan Olah Raga 107,37 107,36 0,00

7 Transportasi dan Komunikasi 119,13 119,14 0,01

Konsumsi Rumah Tangga 125,93 126,68 0,60

Sumber: Survei Harga Perdesaan 2016 Provinsi Jambi, diolah.

6. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) menurut Subsektor

Pada September 2016, NTUP Jambi sebesar 106,80 yang berarti naik sebesar 1,94persen.Hal ini karena It naik sebesar 1,91persen sedangkan Indeks BPPBM turun sebesar 0,03persen.

Tabel 3

Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian perSubsektor dan Persentase Perubahannya Provinsi Jambi, September 2016 (2012=100)

Subsektor Agustus 2016 September 2016 Persentase

Perubahan

(1) (2) (3) (4)

1. Tanaman Pangan 108,69 108,38 -0,29

2. Hortikultura 103,62 105,05 1,38

3. Tanaman Perkebunan Rakyat 103,12 106,35 3,13

4. Peternakan 105,66 107,37 1,62

5. Perikanan 109,81 110,54 0,66

a. Tangkap 115,13 116,15 0,89

b. Budidaya 103,95 104,35 0,39

NTUP Provinsi Jambi 104,77 106,80 1,94

Sumber: Survei Harga Perdesaan 2016 Provinsi Jambi, diolah.

Kenaikan NTUP Provinsi Jambi dipengaruhi oleh naiknya NTUP yang cukup besar pada tiga subsektor. Kenaikan tersebut adalah pada subsektor Hortikultura sebesar 1,38 persen, subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 3,13dan subsektor Peternakan sebesar 1,62 persen.Selain itu, kenaikan NTUP juga terjadi pada subsektor Perikanan yang naik sebesar 0,66 persen. Sedangkan NTUP subsektor Tanaman Pangan turun sebesar 0,29 persen.

(7)

7. Perbandingan Antar Provinsi se-Sumatera

Perubahan NTP dan NTUP di 10 provinsi se-Sumatera pada September 2016 dapat dilihat pada Tabel 4. Perbandingan antar provinsi se-Sumatera ini diharapkan dapat digunakan untuk melihat posisi NTP dan NTUP Provinsi Jambi dibandingkan dengan provinsi-provinsi lain disekitarnya.

Tabel 4

Nilai Tukar Petani dan Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian serta Persentase Perubahannya Menurut Provinsi se-Sumatera, September 2016 (2012=100)

Provinsi NTP NTUP Agustus 2016 September 2016 Persentase Perubahan Agustus 2016 September 2016 Persentase Perubahan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) NAD 95,56 95,10 -0,49 102,64 102,87 0,22 Sumatera Utara 99,29 100,79 1,50 106,18 108,00 1,72 Sumatera Barat 97,13 97,81 0,70 106,66 108,02 1,27 Riau 97,98 99,11 1,15 108,66 110,39 1,59 Jambi 97,90 99,30 1,43 104,77 106,80 1,94 Sumatera Selatan 94,56 94,11 -0,47 102,79 102,59 -0,19 Bengkulu 92,56 93,12 0,60 102,66 103,77 1,08 Lampung 104,54 103,34 -1,15 113,21 112,60 -0,54 Bangka Belitung 100,69 100,58 -0,10 108,38 108,82 0,41 Kepulauan Riau 97,42 97,02 -0,41 106,08 105,70 -0,35

Sumber: Survei Harga Perdesaan 2016 Nasional, diolah.

Pada September 2016,Nilai Tukar Petani di lima provinsi se-Sumatera turun. Nilai Tukar Petani Provinsi Jambi berada pada urutan keempatdiantara sepuluh provinsi se-Sumatera. NTP tertinggi di Provinsi Lampung sebesar 103,34 sedangkan NTP terendah di Provinsi Bengkuluyaitu sebesar 93,12. Dilihat dari perubahan NTP pada September 2016 terhadap bulan sebelumnya, kenaikan tertinggi NTP terjadi di Provinsi Sumatera Utara yaitu sebesar 1,50 persen dan penurunan NTP tertinggi terjadi di Provinsi Lampung yaitu turun sebesar 1,15 persen.

Nilai Tukar Usaha Pertanian Provinsi Jambi pada September 2016 berada pada urutan keenamdiantara sepuluh provinsi se-Sumatera. Untuk NTUP tertinggi di Provinsi Lampung yaitu sebesar 112,60dan kenaikan NTUP tertinggi di Provinsi Jambi yaitu naik sebesar 1,94 persen.

Referensi

Dokumen terkait

Pada rumus power diatas teoritis ini menunjukan bahwa kemampuan aliran untuk melumasi bagian mesin yang munggunakan pelumas mineral lebih baik dari pada pelumas

Indikator kinerja Renstra STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta terdiri dari tujuh bidang yaitu : Keunggulan dalam riset yang diakui masyarakat akademis internasional melalui

Pengembangan delivery channel baru yang disediakan Artajasa adalah untuk memperluas channel yang dapat digunakan pelanggan dalam melakukan transaksi elektronis

Menu yang diberikan kepada bagian personalia adalah Sistem, Absensi, Pengajuan Cuti digunakan pengajuan cuti karyawan karena alasan tertentu, Master digunakan

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi

[r]

Wilayah kabupaten yang memiliki jumlah penduduk yang padat, dengan tingkat pertumbuhan penduduk yang menunjukkan grafik meningkat meski dalam nilai kecil, mengemban

Untuk menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini metodologi yang digunakan adalah penentuan faktor-faktor kesiapan penerapan e-learning, pemodelan ontologi, dan penentuan