• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No.

52/08/19/Th.VIII, 03 Agustus 2015

1 No.52/08/19/Th.VIII, 03 Agustus 2015

P

ERKEMBANGAN

N

ILAI

T

UKAR

P

ETANI

1.

Nilai Tukar Petani (NTP)

NTP yang diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib) merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di perdesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin tinggi pula tingkat kemampuan/daya beli petani.

Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), dimana komponen Ib hanya terdiri dari Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM). Dengan dikeluarkannya konsumsi dari komponen indeks harga yang dibayar petani (Ib), NTUP dapat lebih mencerminkan kemampuan produksi petani, karena yang dibandingkan hanya produksi dengan biaya produksinya.

 NTP pada bulan Juli 2015, NTP Provinsi (NTP Prov) umum tercatat sebesar 106,79 atau mengalami kenaikan sebesar 0,75 persen dibanding bulan sebelumnya yang mencapai 106,00. Kenaikan NTP dikarenakan Indeks Harga yang Diterima Petani (It) yang mengalami kenaikan sebesar 1,33 persen lebih besar dari Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) yang naik sebesar 0,58 persen.

 NTP masing-masing subsektor tercatat untuk Subsektor Tanaman Pangan (NTP-P) sebesar 97,01; Subsektor Hortikultura (NTP-H) sebesar 98,30; Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-R) sebesar 114,76; Subsektor Peternakan (NTP-T) sebesar 93,05; Subsektor Perikanan (NTN-P) sebesar 100,36 dengan kelompok Perikanan Tangkap (NTN) sebesar 101,26 dan kelompok Perikanan Budidaya (NTPi) sebesar 94,21.

 Pada Juli 2015, terjadi inflasi di daerah perdesaan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebesar 0,68 persen yang disebabkan oleh naiknya beberapa indeks kelompok konsumsi rumah tangga yaitu pada kelompok bahan makanan, makanan jadi, perumahan, sandang, kesehatan, dan pendidikan.

 Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Juli 2015 sebesar 112,45 atau naik sebesar 1,17 persen dibanding NTUP bulan sebelumnya yang mencapai 111,15.

(2)

Tabel 1

Nilai Tukar Petani Per Subsektor serta Perubahannya Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Juni 2015 – Juli 2015 (2012=100)

Subsektor Juni -15 Juli -15 Persentase

Perubahan

(1) (2) (3) (4)

Gabungan/Prov Kep Bangka Beitung

a. Nilai Tukar Petani (NTP) 106.00 106.79 0.75

b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) 123.28 124.92 1.33

c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) 116.30 116.98 0.58

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 117.61 118.41 0.68

- Indeks BPPBM 110.91 111.09 0.16

Gabungan tanpa Perikanan

a. Nilai Tukar Petani (NTP) 106.68 107.41 0.68

b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) 123.69 125.29 1.29

c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) 115.94 116.64 0.60

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 117.49 118.31 0.70

- Indeks BPPBM 109.87 110.05 0.16

1. Tanaman Pangan

a. Nilai Tukar Petani (NTPP) 98.12 97.01 -1.14

b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) 114.76 114.05 -0.62

- Padi 109.46 108.04 -1.30

- Palawija 126.01 126.80 0.63

c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) 116.96 117.57 0.52

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 117.93 118.62 0.58

- Indeks BPPBM 111.33 111.54 0.18

2. Hortikultura

a. Nilai Tukar Petani (NTPH) 97.06 98.30 1.28

b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) 111.97 113.95 1.76

- Sayur-sayuran 116.28 118.27 1.71

- Buah-buahan 105.90 107.86 1.85

- Tanaman Obat 133.35 133.89 0.41

c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) 115.37 115.92 0.48

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 116.53 117.19 0.56

- Indeks BPPBM 110.25 110.32 0.07

3. Tanaman Perkebunan Rakyat

a. Nilai Tukar Petani (NTPR) 113.70 114.76 0.93

b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) 132.03 134.16 1.61

- Tanaman Perkebunan Rakyat 132.03 134.16 1.61

c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) 116.13 116.91 0.67

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 117.32 118.21 0.76

- Indeks BPPBM 109.87 110.07 0.18

4. Peternakan

a. Nilai Tukar Petani (NTPT) 92.21 93.05 0.91

(3)

Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No.

52/08/19/Th.VIII, 03 Agustus 2015

3

Perubahan

(1) (2) (3) (4)

5. Perikanan

a. Nilai Tukar Nelayan dan Pembudidaya ikan(NTNP) 98.93 100.36 1.45

b. Indeks Harga yang Diterima Nelayan dan Pembudidaya Ikan (It) 118.86 121.04 1.83

c. Indeks Harga yang Dibayar Nelayan dan Pembudidaya Ikan (Ib) 120.14 120.60 0.38

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 118.91 119.55 0.54

- Indeks BPPBM 122.05 122.22 0.13

5.1. Perikanan Tangkap

a. Nilai Tukar Nelayan (NTN) 99.73 101.26 1.53

b. Indeks Harga yang Diterima Nelayan(It) 120.32 122.62 1.91

- Penangkapan 120.32 122.62 1.91

c. Indeks Harga yang Dibayar Nelayan (Ib) 120.65 121.09 0.37

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 118.92 119.56 0.54

- Indeks BPPBM 123.46 123.60 0.11

5.2. Perikanan Budidaya

a. Nilai Tukar Pembudidaya ikan (NTPi) 93.45 94.21 0.81

b. Indeks Harga yang Diterima Pembudidaya Ikan (It) 109.15 110.54 1.28

- Budidaya Air Tawar 108.73 110.28 1.42

- Budidaya Laut 110.52 111.16 0.58

- Budidaya Air Payau 121.12 121.12 0.00

c. Indeks Harga yang Dibayar Pembudidaya Ikan (Ib) 116.80 117.34 0.47

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 118.85 119.49 0.54

- Indeks BPPBM 112.68 113.03 0.31

BPPBM = Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal

Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga perdesaan di 6 kabupaten di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada Juli 2015, NTP Prov naik 0,75 persen dibandingkan NTP Juni 2015, yaitu dari 106,00 menjadi 106,79. Kenaikan NTP pada Juli 2015 disebabkan perubahan indeks harga hasil produksi pertanian lebih besar jika dibandingkan dengan perubahan indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga maupun untuk keperluan produksi pertanian.

Kenaikan NTP Juli 2015 disebabkan oleh naiknya NTP Subsektor Hortikultura sebesar 1,28 persen, Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 0,93 persen, NTP Subsektor Perternakan sebesar 0,91 persen dan NTP Subsektor Perikanan sebesar 1,45 persen.

2. Indeks Harga Yang Diterima Petani (It)

Indeks Harga yang Diterima Petani (It) merupakan indikator yang menunjukkan fluktuasi harga beragam komoditas pertanian yang dihasilkan petani. Terdapat lima subsektor komoditas hasil-hasil pertanian yang dicatat perkembangan harganya.

Pada Juli 2015, secara umum It mengalami kenaikan sebesar 1,33 persen dibandingkan dengan It Juli 2015, yaitu dari 123,28 menjadi 124,92. Kenaikan It terjadi karena naiknya It Subsektor Hortikultura sebesar 1,76 persen, It Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 1,61 persen, It Subsektor Perternakan sebesar 1,42 persen, dan It Subsektor Perikanan sebesar 1,83 persen.

(4)

3. Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib)

Melalui Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat perdesaan, khususnya petani yang merupakan bagian terbesar dari masyarakat perdesaan serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian.

Pada Juli 2015 Ib dilaporkan mengalami kenaikan sebesar 0,58 persen jika dibandingkan Juli 2015, yaitu dari 116,30 menjadi 116,98. Kenaikan Ib disebabkan naiknya Ib seluruh subsektor, yaitu: Subsektor Tanaman Pangan sebesar 0,52 persen, Subsektor Hortikultura sebesar 0,48 persen, Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 0,67 persen, Subsektor Peternakan sebesar 0,50 persen, dan Subsektor Perikanan sebesar 0,38 persen.

4. NTP Subsektor

a. Subsektor Tanaman Pangan (NTPP)

Pada bulan Juli 2015, NTPP mengalami penurunan indeks yaitu dari 98,12 menjadi 97,01. Penurunan indeks sebesar 1,14 persen menggambarkan turunnya It sebesar 0,62 persen lebih kecil dibandingkan naiknya Ib yaitu sebesar 0,52 persen.

Penurunan yang terjadi pada It karena adanya penurunan indeks pada subkelompok padi sebesar 1,30 persen. Kenaikan Ib sebesar 0,52 persen disebabkan naiknya indeks pada kelompok KRT sebesar 0,58 persen dari 117,93 menjadi 118,62 dan indeks pada kelompok BPPBM naik sebesar 0,18 persen dari 111,33 menjadi 111,54.

b.

Subsektor Hortikultura (NTPH)

Pada bulan Juli 2015, NTPH mengalami kenaikan indeks yaitu dari 97,06 menjadi 98,30. Kenaikan NTPH sebesar 1,28 persen disebabkan naiknya It sebesar 1,76 persen lebih besar dibandingkan naiknya Ib sebesar 0,48 persen.

Kenaikan yang terjadi pada It karena naiknya indeks pada subkelompok sayur-sayuran sebesar 1,71 persen, subkelompok buah-buahan sebesar 1,85 persen, dan subkelompok tanaman obat sebesar 0,41 persen. Pemicu utama kenaikan indeks subkelompok ini adalah naiknya indeks beberapa komoditi antara lain; nangka, pisang, dan jambu air. Sedangkan kenaikan yang terjadi pada Ib karena adanya kenaikan indeks pada kelompok KRT sebesar 0,56 persen dari 116,53 menjadi 117,19 dan indeks pada kelompok BPPBM sebesar 0,07 persen dari 110,25 menjadi 110,32.

c.

Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR)

Pada bulan Juli 2015, NTPR mengalami kenaikan indeks dari 113,70 menjadi 114,76. Kenaikan NTPR sebesar 0,93 persen disebabkan naiknya It sebesar 1,61 persen lebih besar dibandingkan naiknnya Ib sebesar 0,67 persen.

(5)

Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No.

52/08/19/Th.VIII, 03 Agustus 2015

5

d.

Subsektor Peternakan (NTPT)

Pada bulan Juli 2015, NTPT mengalami kenaikan indeks dari 92,21 menjadi 93,05. Kenaikan NTPT sebesar 0,91 persen menggambarkan naiknya NTPT yang disebabkan oleh kenaikan Indeks Harga yang Diterima Petani lebih besar dibandingkan naiknya Indeks Harga yang Dibayar Petani.

Kenaikan yang terjadi pada It karena naiknya indeks pada seluruh subkelompok peternakan yaitu subkelompok ternak besar sebesar 1,09 persen, subkelompok ternak kecil sebesar 1,56 persen, subkelompok unggas sebesar 1,53 persen, dan subkelompok hasil ternak sebesar 0,44 persen. Pemicu utama kenaikan indeks subkelompok ini adalah naiknya indeks beberapa komoditi antara lain; telur itik, ayam ras pedaging dan babi. Sedangkan kenaikan indeks pada Ib karena adanya kenaikan indeks pada kelompok BPPBM sebesar 0,16 persen dari 106,39 menjadi 106,57 dan indeks pada kelompok KRT naik sebesar 0,74 persen dari 119,67 menjadi 120,55.

e.

Subsektor Perikanan (NTNP)

Pada bulan Juli 2015, NTNP mengalami kenaikan indeks. Hal ini terjadi karena naiknya It sebesar 1,83 persen lebih besar daripada kenaikan Ib sebesar 0,38 persen. Kenaikan It pada pada bulan Juli 2015 disebabkan naiknya indeks pada subkelompok penangkapan ikan sebesar 1,53 dan subkelompok budidaya sebesar 0,81 persen.

Kenaikan yang terjadi pada Ib dikarenakan naiknya indeks kelompok KRT sebesar 0,54 persen dan indeks kelompok BPPBM sebesar 0,13 persen.

1) Kelompok Penangkapan Ikan (NTN)

Pada bulan Juli 2015, NTN naik sebesar 1,53 persen. Hal ini terjadi karena naiknya It sebesar 1,91 persen lebih besar dari naiknya Ib sebesar 0,37 persen. Kenaikan It sebesar 1,91 persen disebabkan oleh naiknya harga di sebagian besar ikan pada kelompok tangkap khususnya komoditi ikan kembung, teri, dan parang-parang. Kenaikan yang terjadi pada Ib dikarenakan naiknya indeks kelompok KRT sebesar 0,54 persen dan indeks kelompok BPPBM sebesar 0,11 persen.

2)

Kelompok Budidaya Ikan (NTPi)

Pada bulan Juli 2015, NTPi naik sebesar 0,81 persen. Hal ini terjadi karena naiknya It sebesar 1,28 persen lebih besar daripada naiknya Ib sebesar 0,47 persen. Kenaikan It sebesar 1,28 persen disebabkan oleh naiknya harga di sebagian besar ikan pada kelompok budidaya khususnya komoditi ikan lele dan bawal. Kenaikan yang terjadi pada Ib dikarenakan naiknya indeks kelompok KRT sebesar 0,54 persen dan indeks kelompok BPPBM sebesar 0,31 persen.

5. Perbandingan NTP Antar Provinsi di Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel)

Dari 5 Provinsi di Sumatera bagian selatan (Sumbagsel) yang menyusun NTP Nasional pada Juli 2015, dua Provinsi mengalami kenaikan NTP yaitu Provinsi Lampung sebesar (0,97 persen) dan Provinsi Kep. Bangka Belitung sebesar (0,75 persen). Sedangkan tiga Provinsi mengalami penurunan NTP yaitu, Provinsi Bengkulu sebesar (1,35 persen), Provinsi Sumatera Selatan sebesar (1,17 persen), dan Provinsi Jambi sebesar (0,10 persen).

(6)

Tabel 2

Nilai Tukar Petani Antar Provinsi Sumbagsel Juni 2015 – Juli 2015 (2012=100)

No Provinsi Bulan Persentase

Juni -15 Juli -15 Perubahan

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Lampung 102.42 103.41 0.97

2 Kepulauan Bangka Belitung 106.00 106.79 0.75

3 Bengkulu 94.43 93.15 -1.35

4 Sumatera Selatan 97.29 96.15 -1.17

5 Jambi 96.09 96.00 -0.10

6. Inflasi Perdesaan

Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka Inflasi/Deflasi di wilayah perdesaan. Pada Juli 2015, terjadi inflasi di daerah perdesaan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebesar 0,68 persen. Besarnya angka inflasi disebabkan oleh naiknya indeks pada kelompok konsumsi rumah tangga, yaitu subkelompok bahan makanan sebesar 1,16 persen (pemicu utama cabai hijau, petai, dan cumi-cumi); subkelompok makanan jadi sebesar 0,23 persen (pemicu utama sate, teh celup, dan gula pasir); subkelompok perumahan sebesar 0,74 persen (pemicu utama sabun cuci batangan, piring makan, dan minyak tanah); subkelompok sandang sebesar 1,62 persen (pemicu utama sepatu anak, rok terusan, dan sandal kulit); subkelompok kesehatan sebesar 0,33 persen (pemicu utama handbody lotion, shampoo, dan obat flu); dan subkelompok pendidikan sebesar 0,45 persen (pemicu utama seragam sekolah, buku tulis bergaris, dan tas sekolah).

Tabel 3

Indeks Harga Konsumen dan Perubahannya Juni 2015 – Juli 2015 (2012=100)

Kelompok Bulan Persentase

Juni -15 Juli -15 Perubahan

(1) (2) (3) (4)

Konsumsi Rumah Tangga 117.61 118.41 0.68

- Bahan Makanan 117.70 119.07 1.16

- Makanan Jadi 114.06 114.32 0.23

- Perumahan 115.75 116.60 0.74

- Sandang 113.89 115.74 1.62

- Kesehatan 112.11 112.48 0.33

- Pendidikan,Rekreasi dan Olah Raga 112.01 112.51 0.45

(7)

Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No.

52/08/19/Th.VIII, 03 Agustus 2015

7

7. NTUP Subsektor

Pada bulan Juli 2015 terjadi kenaikan NTUP sebesar 1,17 persen. Hal ini karena perubahan It lebih besar dibandingkan perubahan Indeks BPBBM. Kenaikan NTUP disebabkan oleh naiknya NTUP Subsektor Hortikultura sebesar 1,69 persen; Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 1,43 persen; Subsektor Peternakan sebesar 1,25 persen; dan Subsektor Perikanan sebesar 1,70 persen .

Tabel 4

Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian per Subsektor, dan Persentase Perubahannya, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Juni 2015 – Juli 2015 (2012=100)

Subsektor Juni -15 Juli -15 Perubahan

(1) (2) (3) (4)

1. Tanaman Pangan 103.08 102.25 -0.80

2. Hortikultura 101.57 103.28 1.69

3. Tanaman Perkebunan Rakyat 120.17 121.89 1.43

4. Peternakan 98.66 99.90 1.25

5. Perikanan 97.38 99.04 1.70

a. Tangkap 97.46 99.21 1.80

b. Budidaya 96.86 97.80 0.97

(8)

BPS PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

Informasi lebih lanjut hubungi:

Ir. Herum Fajarwati, MM

Kepala BPS Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Telepon: 0717-439422 Fax: 0717-439425

http:// babel.bps.go.id

Referensi

Dokumen terkait

KJKS Baituttamwil Tamzis adalah organisasi ekonomi yang berwatak sosial yang dalam melaksanakan kegiatan usahanya mendasarkan diri pada prinsip syari’ah. KJKS

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi

[r]

Fasilitas terminal LPG berfungsi menerima, menimbun dan memindahkan produk LPG yang berasal dari pengapalan impor dengan kapal tanker dan/atau dari kilang-kilang

Dari Gambar 1 dapat dilihat bahwa perolehan minyak tertinggi dari pirolisis sampah plastik PP diperoleh pada suhu 400 o C sebesar 50,08% berat sedangkan sampah plastik jenis

BAB I PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP STANDAR MUTU STAIN SAR ... Latar Belakang ... Komponen Standar Mutu STAIN SAR ... Pelaksanaan Standar Mutu ... Strategi Pemenuhan Standar STAIN

• SDM kesehatan, termasuk tenaga penunjang sebagai Tim PKPR, memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dibutuhkan untuk memberikan PKPR secara efektif pada semua tingkat

Massa bangunan fasilitas pendukung merupakan bangunan dengan skala lebih intim dibandingkan dengan bangunan hunian untuk memberikan suasana kampung bagi pengguna dan