No.65/10/19/Th.IX, 03 Oktober 2016
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI
1.
Nilai Tukar Petani (NTP)
NTP, yang diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di perdesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin tinggi pula tingkat kemampuan/daya beli petani.
Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), dimana komponen Ib hanya terdiri dari Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM). Dengan dikeluarkannya konsumsi dari komponen indeks harga yang dibayar petani (Ib), NTUP dapat lebih mencerminkan kemampuan produksi petani, karena yang dibandingkan hanya produksi dengan biaya produksinya.
NTP Pada September 2016, NTP Provinsi (NTP Prov) umum tercatat sebesar 100,58 atau mengalami penurunan sebesar 0,10 persen dibanding bulan sebelumnya yang mencapai 100,69. Penurunan NTP dikarenakan Indeks Harga yang Diterima Petani (It) yang mengalami kenaikan sebesar 0,44 persen lebih kecil dari naiknya Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) sebesar 0,55 persen.
NTP masing-masing subsektor tercatat untuk Subsektor Tanaman Pangan (NTP-P) sebesar 92,00; Subsektor Hortikultura (NTP-H) sebesar 97,77; Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-R) sebesar 103,98; Subsektor Peternakan (NTP-T) sebesar 92,41; Subsektor Perikanan (NTN-P) sebesar 105,97 dengan kelompok Perikanan Tangkap (NTN) sebesar 107,57 dan kelompok Perikanan Budidaya (NTPi) sebesar 95,23.
Pada September 2016, terjadi inflasi di daerah pedesaan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebesar 0,66 persen yang disebabkan oleh naiknya seluruh indeks kelompok konsumsi rumah tangga yaitu pada kelompok bahan makanan, kelompok makanan jadi, kelompok perumahan, kelompok sandang, kelompok kesehatan, kelompok pendidikan, serta kelompok transportasi dan komunikasi.
Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung September 2016 sebesar 108,82 atau naik sebesar 0,41 persen dibanding NTUP bulan sebelumnya yang mencapai 108,38.
Tabel 1
Nilai Tukar Petani Per Subsektor serta Perubahannya Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Agustus 2016 – September 2016 (2012=100)
Subsektor Agust -16 Sept -16 Persentase
Perubahan
(1) (2) (3) (4)
Gabungan/Prov Kep Bangka Beitung
a. Nilai tukar petani (NTP) 100.69 100.58 -0.10
b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) 120.11 120.65 0.44
c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) 119.30 119.95 0.55
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 121.56 122.36 0.66
- Indeks BPPBM 110.83 110.86 0.03
Gabungan tanpa Perikanan
a. Nilai tukar petani (NTP) 100.09 100.08 -0.01
b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) 119.33 119.97 0.54
c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) 119.22 119.88 0.55
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 121.33 122.13 0.65
- Indeks BPPBM 110.58 110.60 0.02
1. Tanaman Pangan
a. Nilai tukar petani (NTPP) 92.38 92.00 -0.41
b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) 110.77 110.90 0.11
- Padi 104.98 106.07 1.03
- Palawija 123.03 121.13 -1.54
c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) 119.91 120.54 0.53
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 121.23 121.94 0.59
- Indeks BPPBM 112.31 112.49 0.16
2. Hortikultura
a. Nilai tukar petani (NTPH) 99.21 97.77 -1.45
b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) 117.61 116.50 -0.94
- Sayur-sayuran 120.70 118.70 -1.65
- Buah-buahan 113.22 113.34 0.11
- Tanaman Obat 137.94 139.08 0.83
c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) 118.55 119.16 0.52
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 120.41 121.15 0.61
- Indeks BPPBM 110.33 110.44 0.10
3. Tanaman Perkebunan Rakyat
a. Nilai tukar petani (NTPR) 103.83 103.98 0.15
b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) 124.09 124.99 0.72
- Tanaman Perkebunan Rakyat 124.09 124.99 0.72
c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) 119.51 120.21 0.58
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 121.24 122.07 0.69
- Indeks BPPBM 110.48 110.41 -0.07
4. Peternakan
a. Nilai tukar petani (NTPT) 93.60 92.41 -1.27
b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) 109.69 108.77 -0.84
- Ternak Besar 124.19 124.83 0.51
- Ternak Kecil 112.14 110.87 -1.14
- Unggas 103.57 102.69 -0.84
- Hasil Ternak 112.06 112.21 0.14
c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) 117.19 117.70 0.44
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 124.03 124.81 0.62
Subsektor Agust -16 Sept -16 Persentase Perubahan
(1) (2) (3) (4)
5. Perikanan
a. Nilai tukar nelayan dan pembudidaya ikan(NTNP) 107.01 105.97 -0.98
b. Indeks Harga yang Diterima Nelayan dan Pembudidaya Ikan (It) 128.50 127.90 -0.47
c. Indeks Harga yang Dibayar Nelayan dan Pembudidaya Ikan (Ib) 120.08 120.70 0.52
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 123.98 124.84 0.70
- Indeks BPPBM 113.52 113.73 0.19
5.1. Perikanan Tangkap
a. Nilai tukar nelayan (NTN) 108.84 107.57 -1.16
b. Indeks Harga yang Diterima Nelayan(It) 130.78 129.93 -0.65
- Penangkapan 130.78 129.93 -0.65
c. Indeks Harga yang Dibayar Nelayan (Ib) 120.16 120.79 0.52
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 123.98 124.85 0.70
- Indeks BPPBM 113.94 114.18 0.21
5.2. Perikanan Budidaya
a. Nilai tukar pembudidaya ikan (NTPi) 94.80 95.23 0.45
b. Indeks Harga yang Diterima Pembudidaya Ikan (It) 113.30 114.37 0.94
- Budidaya Air Tawar 113.43 114.85 1.25
- Budidaya Laut 111.77 110.92 -0.76
- Budidaya Air Payau 122.42 122.42 0.00
c. Indeks Harga yang Dibayar Pembudidaya Ikan (Ib) 119.52 120.10 0.49
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 123.92 124.78 0.69
- Indeks BPPBM 110.71 110.74 0.03
BPPBM = Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal
Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga perdesaan di 6 kabupaten di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada September 2016, NTP Prov turun 0,10 persen dibandingkan NTP Agustus 2016, yaitu dari 100,69 menjadi 100,58. Penurunan NTP pada September 2016 disebabkan naiknya indeks harga hasil produksi pertanian lebih kecil jika dibandingkan dengan naiknya indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga maupun untuk keperluan produksi pertanian.
Penurunan NTP September 2016 disebabkan oleh turunnya NTP Subsektor Tanaman Pangan sebesar 0,41 persen, Subsektor Tanaman Hortikultura sebesar 1,45 persen, Subsektor Peternakan sebesar 1,27 persen, dan Subsektor perikanan sebesar 0,98 persen.
2. Indeks Harga Yang Diterima Petani (It)
Indeks Harga yang Diterima Petani (It) merupakan indikator yang menunjukkan fluktuasi harga beragam komoditas pertanian yang dihasilkan petani. Terdapat lima subsektor komoditas hasil-hasil pertanian yang dicatat perkembangan harganya.
Pada September 2016 secara umum It mengalami kenaikan sebesar 0,44 persen dibandingkan dengan It Agustus 2016, yaitu dari 120,11 menjadi 120,65. Kenaikan It terjadi karena naiknya It pada beberapa Subsektor, yaitu Subsektor Tanaman Pangan sebesar 0,11 persen dan Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 0,72 persen.
3. Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib)
Melalui Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat pedesaan, khususnya petani yang merupakan bagian terbesar dari masyarakat pedesaan serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian.
Pada September 2016 Ib dilaporkan mengalami kenaikan sebesar 0,55 persen jika dibandingkan Agustus 2016, yaitu dari 119,30 menjadi 119,95. Kenaikan Ib disebabkan naiknya Ib seluruh subsektor, yaitu: Subsektor Tanaman Pangan sebesar 0,53 persen, Subsektor Hortikultura sebesar 0,52 persen, Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 0,58 persen, Subsektor Peternakan 0,44 persen, dan Subsektor Perikanan sebesar 0,52 persen.
4. NTP Subsektor
a. Subsektor Tanaman Pangan (NTPP)
Pada bulan September 2016, NTPP mengalami penurunan indeks yaitu dari 92,38 menjadi 92,00. Penurunan indeks sebesar 0,41 persen menggambarkan naiknya It sebesar 0,11 persen lebih kecil dibandingkan naiknya Ib yaitu sebesar 0,53 persen.
Kenaikan yang terjadi pada It karena adanya kenaikan indeks pada subkelompok padi sebesar 1,03 persen. Kenaikan Ib sebesar 0,53 persen disebabkan naiknya indeks pada kelompok KRT sebesar 0,59 persen dari 121,23 menjadi 121,94 dan indeks BPPBM sebesar 0,16 persen dari 112,31 menjadi 112,49.
b.
Subsektor Hortikultura (NTPH)
Pada bulan September 2016, NTPH mengalami penurunan indeks yaitu dari 99,21 menjadi 97,77. Penurunan NTPH sebesar 1,45 persen disebabkan turunnya It sebesar 0,94 persen lebih besar dibandingkan naiknya Ib sebesar 0,52 persen.
Penurunan yang terjadi pada It karena turunnya indeks pada subkelompok sayur-sayuran sebesar 1,65 persen. Pemicu utama penurunan indeks subkelompok ini adalah turunnya indeks beberapa komoditi antara lain; buncis, ketimun, dan terung panjang. Sedangkan kenaikan yang terjadi pada Ib karena adanya kenaikan indeks pada kelompok KRT sebesar 0,61 persen dari 120,41 menjadi 121,15 dan indeks BPPBM sebesar 0,10 persen dari 110,33 menjadi 110,44.
c.
Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR)
Pada bulan September 2016, NTPR mengalami kenaikan indeks dari 103,83 menjadi 103,98. Kenaikan NTPR sebesar 0,15 persen disebabkan naiknya It sebesar 0,72 persen lebih besar dibandingkan naiknya Ib sebesar 0,58 persen.
Kenaikan yang terjadi pada It karena naiknya indeks pada subkelompok tanaman perkebunan rakyat sebesar 0,72 persen. Pemicu utama naiknya indeks subkelompok ini adalah naiknya indeks komoditi kelapa, kelapa sawit, dan lada/merica. Sedangkan kenaikan pada Ib karena naiknya indeks pada kelompok KRT sebesar 0,69 persen dari 121,24 menjadi 122,07.
d.
Subsektor Peternakan (NTPT)
Pada bulan September 2016, NTPT mengalami penurunan indeks dari 93,60 menjadi 92,41. Penurunan NTPT sebesar 1,27 persen menggambarkan turunnya NTPT yang disebabkan oleh turunnya Indeks Harga yang Diterima Petani lebih besar dibandingkan naiknya Indeks Harga yang Dibayar Petani.
Penurunan yang terjadi pada It karena turunnya indeks pada hampir seluruh subkelompok peternakan yaitu subkelompok ternak kecil sebesar 1,14 persen dan subkelompok unggas sebesar 0,84 persen. Pemicu utama penurunan indeks subkelompok ini adalah turunnya indeks beberapa komoditi antara lain; ayam pedaging, babi, dan ayam ras petelur. Sedangkan kenaikan indeks pada Ib karena naiknya indeks pada kelompok KRT sebesar 0,62 persen dari 124,03 menjadi 124,81 dan indeks BPPBM sebesar 0,17 persen dari 108,46 menjadi 108,64.
e.
Subsektor Perikanan (NTNP)
Pada bulan September 2016, NTNP mengalami penurunan indeks. Hal ini terjadi karena turunnya It sebesar 0,47 persen lebih kecil daripada naiknya Ib sebesar 0,52 persen. Penurunan It pada pada bulan September 2016 disebabkan turunnya indeks pada subkelompok penangkapan ikan sebesar 0,65 persen.
Kenaikan yang terjadi pada Ib dikarenakan naiknya indeks kelompok KRT sebesar 0,70 persen dari 123,98 menjadi 124,84 dan indeks BPPBM naik sebesar 0,19 persen dari 113,52 menjadi 113,73.
1) Kelompok Penangkapan Ikan (NTN)
Pada bulan September 2016, NTN turun sebesar 1,16 persen. Hal ini terjadi karena turunnya It sebesar 0,65 persen lebih besar dari naiknya Ib sebesar 0,52 persen. Penurunan It sebesar 0,65 persen disebabkan oleh turunnya harga di sebagian besar ikan pada kelompok tangkap khususnya komoditi ikan peperek, ikan selar, dan ikan teri. Kenaikan yang terjadi pada Ib dikarenakan naiknya indeks kelompok KRT sebesar 0,70 persen dari 123,98 menjadi 124,85 dan indeks BPPBM naik sebesar 0,21 persen dari 113,94 menjadi 114,18.
2)
Kelompok Budidaya Ikan (NTPi)
Pada bulan September 2016, NTPi naik sebesar 0,45 persen. Hal ini terjadi karena naiknya It sebesar 0,94 persen lebih besar daripada naiknya Ib sebesar 0,49 persen. Kenaikan It sebesar 0,94 persen disebabkan oleh naiknya harga di sebagian besar ikan pada kelompok budidaya khususnya komoditi ikan lele dan ikan patin. Kenaikan yang terjadi pada Ib sebesar 0,49 persen dikarenakan naiknya indeks kelompok KRT sebesar 0,69 persen dari 123,92 menjadi 124,78 dan indeks BPPBM naik sebesar 0,03 persen dari 110,71 menjadi 110,74.
5. Perbandingan NTP Antar Provinsi di Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel)
Dari 5 Provinsi di Sumatera bagian selatan (Sumbagsel) yang menyusun NTP Nasional pada September 2016, dua provinsi mengalami kenaikan NTP yaitu Provinsi Jambi (sebesar 1,43 persen) dan Provinsi Bengkulu (sebesar 0,60 persen). Sedangkan tiga provinsi mengalami penurunan NTP yaitu Provinsi Lampung (sebesar 1,15 persen), Provinsi Sumatera Selatan (sebesar 0,47 persen),Provinsi Kep. Bangka Belitung (sebesar 0,10 persen).
Tabel 2
Nilai Tukar Petani Antar Provinsi Sumbagsel Agustus 2016 – September 2016 (2012=100)
No Provinsi Bulan Persentase
Agust -16 Sept -16 Perubahan
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Jambi 97.90 99.30 1.43
2 Bengkulu 92.56 93.12 0.60
3 Lampung 104.54 103.34 -1.15
4 Sumatera Selatan 94.56 94.11 -0.47
5 Kepulauan Bangka Belitung 100.69 100.58 -0.10
6. Inflasi Pedesaan
Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka Inflasi/Deflasi di wilayah pedesaan. Pada September 2016, terjadi inflasi di daerah pedesaan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebesar 0,66 persen. Besarnya angka inflasi disebabkan oleh naiknya beberapa indeks pada kelompok konsumsi rumah tangga, yaitu subkelompok bahan makanan sebesar 0,87 persen (pemicu utama cabai merah, cabai hijau, dan ikan gabus); subkelompok makanan jadi sebesar 0,85 persen (pemicu utama rokok kretek, gula pasir, dan mie ayam); subkelompok perumahan sebesar 0,22 persen (pemicu utama gorden, sabun cream colek, dan batako); subkelompok sandang sebesar 0,23 persen (pemicu utama kaos kaki dewasa, kaos oblong polos, dan handuk dewasa); subkelompok kesehatan sebesar 0,36 persen (pemicu utama bedak, parfum, biaya melahirkan); subkelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 0,12 persen (pemicu utama tas sekolah, pulpen/ballpoint, dan televisi); dan subkelompok transportasi dan komunikasi sebesar 0,43 persen (pemicu utama ban dalam motor, besin, dan ongkos servis motor)
Tabel 3
Indeks Harga Konsumen dan Perubahannya Agustus 2016 – September 2016 (2012=100)
Kelompok Bulan Persentase
Agust -16 Sept -16 Perubahan
(1) (2) (3) (4)
Konsumsi Rumah Tangga 121.56 122.36 0.66
- Bahan Makanan 124.33 125.40 0.87
- Makanan Jadi 121.13 122.16 0.85
- Perumahan 118.26 118.51 0.22
- Sandang 119.68 119.95 0.23
- Kesehatan 117.06 117.48 0.36
- Pendidikan,Rekreasi dan Olah Raga 114.51 114.65 0.12
7. NTUP Subsektor
Pada bulan September 2016 terjadi kenaikan NTUP sebesar 0,41 persen. Hal ini karena naiknya It lebih besar dibandingkan naiknya Indeks BPBBM. Kenaikan NTUP disebabkan oleh naiknya NTUP pada Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 0,79 persen.
Tabel 4
Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian per Subsektor, dan Persentase Perubahannya, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Agustus 2016 – September 2016 (2012=100)
Subsektor Agust -16 Sept -16 Perubahan
(1) (2) (3) (4)
1. Tanaman Pangan 98.63 98.59 -0.04
2. Hortikultura 106.59 105.49 -1.03
3. Tanaman Perkebunan Rakyat 112.32 113.21 0.79
4. Peternakan 101.13 100.11 -1.01
5. Perikanan 113.20 112.46 -0.65
a. Tangkap 114.78 113.80 -0.86
b. Budidaya 102.34 103.27 0.91