No. 22/03/Th. XXVIII, 3 Maret 2025
Nilai Tukar Petani (NTP) Februari 2025 sebesar 123,45 atau turun 0,18 persen.
Harga Beras Premium di Penggilingan turun 0,25 persen.
Perkembangan Nilai Tukar Petani
dan Harga Beras di Penggilingan
Februari 2025
Nilai Tukar Petani (NTP) adalah perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib).
NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di perdesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar ( terms of trade ) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi.
NTP nasional Februari 2025 sebesar 123,45 atau turun 0,18 persen dibanding NTP bulan sebelumnya. Penurunan NTP dikarenakan penurunan Indeks Harga yang Diterima Petani (It) sebesar 0,50 persen lebih besar dibandingkan penurunan Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) sebesar 0,32 persen.
Pada Februari 2025, NTP Provinsi Sumatera Barat mengalami penurunan terbesar (2,79 persen) dibandingkan penurunan NTP provinsi lainnya. Sebaliknya, NTP Provinsi Sulawesi Utara mengalami kenaikan tertinggi (4,14 persen) dibandingkan kenaikan NTP provinsi lainnya.
Pada Februari 2025 terjadi penurunan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) di Indonesia sebesar 0,55 persen yang utamanya disebabkan oleh penurunan indeks pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau serta kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar rumah tangga.
Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) nasional Februari 2025 sebesar 125,69 atau turun 0,67 persen dibanding NTUP bulan sebelumnya.
A. Perkembangan Nilai Tukar Petani
1. Nilai Tukar Petani (NTP)
Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga perdesaan di 38 provinsi di Indonesia pada Februari 2025, NTP secara nasional turun 0,18 persen dibandingkan NTP Januari 2025, yaitu dari 123,68 menjadi 123,45. Penurunan NTP pada Februari 2025 disebabkan oleh penurunan indeks harga hasil produksi pertanian lebih besar dibandingkan penurunan indeks harga yang dibayar oleh petani.
Penurunan NTP Februari 2025 dipengaruhi oleh turunnya NTP di dua subsektor pertanian, yaitu Subsektor Tanaman Hortikultura sebesar 6,84 persen dan Subsektor Peternakan sebesar 0,51 persen. Sementara itu, NTP di tiga subsektor lainnya mengalami kenaikan, yaitu Subsektor Tanaman Pangan sebesar 0,47 persen; Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 1,03 persen; dan Subsektor Perikanan sebesar 0,92 persen.
Tabel 1 Nilai Tukar Petani Per Subsektor dan Perubahannya (2018=100)
Subsektor Januari
2025 Februari
2025 Perubahan (%)
(1) (2) (3) (4)
Gabungan/Nasional
a. Nilai Tukar Petani (NTP) 123,68 123,45 -0,18
b. Indeks Harga yang Diterima oleh Petani (It) 150,72 149,98 -0,50
c. Indeks Harga yang Dibayar oleh Petani (Ib) 121,87 121,49 -0,32
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 123,41 122,73 -0,55
- Indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) 119,12 119,32 0,17 Gabungan/Nasional tanpa Perikanan
a. Nilai Tukar Petani (NTP) 124,43 124,17 -0,21
b. Indeks Harga yang Diterima oleh Petani (It) 151,73 150,92 -0,53
c. Indeks Harga yang Dibayar oleh Petani (Ib) 121,94 121,54 -0,33
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 123,42 122,74 -0,56
- Indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) 119,18 119,38 0,17 1. Tanaman Pangan
a. Nilai Tukar Petani Tanaman Pangan (NTPP) 109,06 109,57 0,47
b. Indeks Harga yang Diterima oleh Petani (It) 133,61 133,66 0,04
- Padi 136,78 136,89 0,07
- Palawija 126,39 126,05 -0,27
c. Indeks Harga yang Dibayar oleh Petani (Ib) 122,51 121,98 -0,43
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 123,67 122,82 -0,69
- Indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) 119,51 119,82 0,25 2. Hortikultura
a. Nilai Tukar Petani Hortikultura (NTPH) 129,01 120,18 -6,84
b. Indeks Harga yang Diterima oleh Petani (It) 157,13 146,01 -7,08
- Sayur-sayuran 171,44 156,43 -8,75
- Buah-buahan 113,19 114,58 1,23
- Tanaman Obat 122,87 123,97 0,89
c. Indeks Harga yang Dibayar oleh Petani (Ib) 121,80 121,49 -0,25
Subsektor Januari
2025 Februari
2025 Perubahan (%)
(1) (2) (3) (4)
3. Tanaman Perkebunan Rakyat
a. Nilai Tukar Petani Perkebunan Rakyat (NTPR) 163,82 165,51 1,03
b. Indeks Harga yang Diterima oleh Petani (It) 199,31 201,06 0,88
- Tanaman Perkebunan Rakyat 199,31 201,06 0,88
c. Indeks Harga yang Dibayar oleh Petani (Ib) 121,66 121,48 -0,15
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 122,14 121,82 -0,26
- Indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) 120,21 120,42 0,17 4. Peternakan
a. Nilai Tukar Petani Peternakan (NTPT) 101,36 100,85 -0,51
b. Indeks Harga yang Diterima oleh Petani (It) 122,34 121,31 -0,84
- Ternak Besar 121,43 120,24 -0,98
- Ternak Kecil 121,54 121,51 -0,03
- Unggas 120,58 119,80 -0,65
- Hasil Ternak 128,56 128,54 -0,02
c. Indeks Harga yang Dibayar oleh Petani (Ib) 120,69 120,29 -0,34
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 124,75 123,88 -0,70
- Indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) 117,49 117,41 -0,07 5. Perikanan
a. Nilai Tukar Nelayan dan Pembudidaya Ikan (NTNP) 102,94 103,89 0,92 b. Indeks Harga yang Diterima oleh Nelayan dan Pembudidaya Ikan (It) 123,11 124,15 0,84 c. Indeks Harga yang Dibayar oleh Nelayan dan Pembudidaya Ikan (Ib) 119,59 119,50 -0,08
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 122,80 122,32 -0,39
- Indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) 116,30 116,54 0,20 5.1. Perikanan Tangkap
a. Nilai Tukar Nelayan (NTN) 102,87 103,80 0,91
b. Indeks Harga yang Diterima oleh Nelayan (It) 123,08 124,18 0,89
- Penangkapan Perairan Umum 119,58 119,85 0,22
- Penangkapan Laut 123,13 124,21 0,88
c. Indeks Harga yang Dibayar Nelayan (Ib) 119,64 119,63 -0,01
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 123,13 122,78 -0,28
- Indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) 115,87 116,18 0,27 5.2. Perikanan Budidaya
a. Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) 103,06 104,03 0,94
b. Indeks Harga yang Diterima oleh Pembudidaya Ikan (It) 123,16 124,10 0,77
- Budidaya Air Tawar 117,66 118,16 0,43
- Budidaya Laut 119,02 119,24 0,18
- Budidaya Air Payau 123,72 124,85 0,91
c. Indeks Harga yang Dibayar oleh Pembudidaya Ikan (Ib) 119,50 119,29 -0,18
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 122,28 121,60 -0,56
- Indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) 116,99 117,10 0,09
2. Indeks Harga yang Diterima oleh Petani (It)
Pada Februari 2025, secara nasional It turun sebesar 0,50 persen dibanding It Januari 2025, yaitu dari 150,72 menjadi 149,98. Penurunan It pada Februari 2025 disebabkan oleh turunnya It di dua subsektor pertanian, yaitu Subsektor Tanaman Hortikultura sebesar 7,08 persen dan Subsektor Peternakan sebesar 0,84 persen. Sementara itu, It di tiga subsektor lainnya mengalami kenaikan, yaitu Subsektor Tanaman Pangan sebesar 0,04 persen; Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 0,88 persen; dan Subsektor Perikanan sebesar 0,84 persen.
3. Indeks Harga yang Dibayar oleh Petani (Ib)
Melalui Ib dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat perdesaan, khususnya petani yang merupakan bagian terbesar dari masyarakat perdesaan, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian.
Pada Februari 2025, secara nasional Ib turun sebesar 0,32 persen bila dibanding Ib Januari 2025, yaitu dari 121,87 menjadi 121,49. Hal ini disebabkan oleh turunnya nilai Ib di semua subsektor pertanian, yaitu Subsektor Tanaman Pangan sebesar 0,43 persen; Subsektor Tanaman Hortikultura sebesar 0,25 persen; Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 0,15 persen; Subsektor Peternakan sebesar 0,34 persen; dan Subsektor Perikanan sebesar 0,08 persen.
4. NTP Menurut Subsektor
4.1. NTP Tanaman Pangan (NTPP)
Pada Februari 2025 terjadi kenaikan NTPP sebesar 0,47 persen. Hal ini terjadi karena It mengalami kenaikan sebesar 0,04 persen, sementara Ib mengalami penurunan sebesar 0,43 persen.
Kenaikan It pada Februari 2025 disebabkan oleh naiknya indeks pada kelompok penyusun NTPP, yaitu kelompok padi sebesar 0,07 persen. Sementara It pada kelompok palawija (khususnya komoditas ketela pohon dan jagung) mengalami penurunan sebesar 0,27 persen.
Penurunan Ib sebesar 0,43 persen disebabkan oleh turunnya Indeks Kelompok Konsumsi
Rumah Tangga (IKRT) sebesar 0,69 persen, sementara Indeks Kelompok Biaya Produksi dan
Penambahan Barang Modal (BPPBM) naik sebesar 0,25 persen.
4.2. NTP Tanaman Hortikultura (NTPH)
Pada Februari 2025 terjadi penurunan NTPH sebesar 6,84 persen. Hal ini terjadi karena penurunan It sebesar 7,08 persen lebih besar dari penurunan Ib sebesar 0,25 persen.
Penurunan It pada Februari 2025 disebabkan oleh turunnya indeks pada kelompok penyusun NTPH, yaitu kelompok sayur-sayuran (khususnya komoditas cabai rawit dan bawang merah) sebesar 8,75 persen. Sementara itu, indeks lainnya mengalami kenaikan, yaitu kelompok buah-buahan (khususnya komoditas salak dan mangga) sebesar 1,23 persen; dan kelompok tanaman obat (khususnya komoditas kencur dan jahe) sebesar 0,89 persen.
Penurunan Ib sebesar 0,25 persen disebabkan oleh turunnya Indeks Kelompok Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 0,42 persen, sementara Indeks Kelompok Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) naik sebesar 0,09 persen.
4.3. NTP Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR)
Pada Februari 2025 terjadi kenaikan NTPR sebesar 1,03 persen. Hal ini terjadi karena It mengalami kenaikan sebesar 0,88 persen, sementara Ib mengalami penurunan sebesar 0,15 persen.
Kenaikan It Februari 2025 disebabkan oleh naiknya indeks kelompok tanaman perkebunan rakyat khususnya komoditas kopi dan karet sebesar 0,88 persen.
Penurunan Ib sebesar 0,15 persen disebabkan oleh turunnya Indeks Kelompok Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 0,26 persen, sementara Indeks Kelompok Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) naik sebesar 0,17 persen.
4.4. NTP Peternakan (NTPT)
Pada Februari 2025 terjadi penurunan NTPT sebesar 0,51 persen. Hal ini terjadi karena penurunan It sebesar 0,84 persen lebih besar dari penurunan Ib sebesar 0,34 persen.
Penurunan It Februari 2025 disebabkan oleh turunnya harga berbagai komoditas pada semua kelompok penyusun NTPT, yaitu kelompok ternak besar sebesar 0,98 persen, kelompok ternak kecil sebesar 0,03 persen, kelompok unggas sebesar 0,65 persen, dan kelompok hasil ternak sebesar 0,02 persen. Komoditas yang menyebabkan penurunan It terbesar pada Subsektor Peternakan adalah ayam ras pedaging dan sapi perah.
Penurunan Ib sebesar 0,34 persen disebabkan oleh penurunan Indeks Kelompok Konsumsi
Rumah Tangga (IKRT) sebesar 0,70 persen dan Indeks Kelompok BPPBM sebesar 0,07 persen.
4.5. NTP Perikanan (NTNP)
Pada Februari 2025 terjadi kenaikan NTNP sebesar 0,92 persen. Hal ini terjadi karena It mengalami kenaikan sebesar 0,84 persen, sementara Ib mengalami penurunan sebesar 0,08 persen.
Kenaikan It disebabkan oleh naiknya harga berbagai komoditas perikanan tangkap (khususnya ikan tongkol dan ikan layang) sebesar 0,89 persen dan harga berbagai komoditas perikanan budidaya (khususnya komoditas ikan bandeng payau dan udang payau) sebesar 0,77 persen.
Penurunan Ib sebesar 0,08 persen disebabkan oleh turunnya Indeks Kelompok Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 0,39 persen, sementara Indeks Kelompok Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) naik sebesar 0,20 persen.
1. Nilai Tukar Nelayan (NTN)
Pada Februari 2025, NTN naik sebesar 0,91 persen. Hal ini terjadi karena It mengalami kenaikan sebesar 0,89 persen, sementara Ib mengalami penurunan sebesar 0,01 persen.
Kenaikan It disebabkan oleh naiknya harga berbagai komoditas pada semua kelompok penyusun NTN, yaitu kelompok penangkapan di perairan umum (khususnya komoditas ikan biawan dan ikan baong) sebesar 0,22 persen dan kelompok penangkapan di laut (khususnya komoditas ikan tongkol dan ikan layang) sebesar 0,88 persen.
Penurunan Ib sebesar 0,01 persen disebabkan oleh turunnya Indeks Kelompok Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 0,28 persen, sementara Indeks Kelompok Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) naik sebesar 0,27 persen.
2. Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi)
Pada Februari 2025, NTPi mengalami kenaikan sebesar 0,94 persen. Hal ini terjadi karena It mengalami kenaikan sebesar 0,77 persen, sedangkan Ib mengalami penurunan sebesar 0,18 persen.
Kenaikan It disebabkan oleh naiknya harga beberapa jenis komoditas, khususnya ikan bandeng payau dan udang payau.
Penurunan Ib sebesar 0,18 persen disebabkan oleh turunnya Indeks Kelompok Konsumsi
Rumah Tangga (IKRT) sebesar 0,56 persen, sementara Indeks Kelompok Biaya Produksi dan
Penambahan Barang Modal (BPPBM) naik sebesar 0,09 persen.
Tabel 2 Nilai Tukar Petani per Subsektor dan Gabungan (2018=100),
Subsektor NTP
Jan–Des 2024
Januari–Februari 2024 Januari–Februari 2025 Perubahan
It Ib NTP It Ib NTP (%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1. Tanaman Pangan 110,45 141,58 119,74 118,24 133,63 122,24 109,32 -7,54 2. Tanaman Hortikultura 117,71 140,90 119,14 118,27 151,57 121,64 124,60 5,36 3. Tanaman Perkebunan Rakyat 149,10 162,01 119,68 135,36 200,18 121,57 164,66 21,65
4. Peternakan 102,48 119,61 118,85 100,64 121,82 120,49 101,11 0,46
5. Perikanan 101,88 119,93 117,66 101,93 123,63 119,54 103,42 1,46
a. Tangkap 101,76 119,73 117,77 101,66 123,63 119,64 103,34 1,64
b. Budidaya 102,07 120,25 117,48 102,35 123,63 119,40 103,54 1,16 Gabungan 119,62 142,92 119,47 119,63 150,35 121,68 123,56 3,29
5. NTP Januari–Februari 2025
NTP Januari–Februari 2025 menggambarkan NTP yang terjadi selama tahun berjalan. Secara nasional, NTP Januari–Februari 2025 lebih tinggi 3,29 persen dibandingkan NTP Tahun 2024 pada periode yang sama. Perubahan tertinggi terjadi pada Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 21,65 persen.
NTP Januari–Februari 2025 tertinggi terjadi pada Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat yakni sebesar 164,66 dan terendah terjadi pada Subsektor Peternakan yakni sebesar 101,11.
6. NTP Provinsi
Dari 38 provinsi, sebanyak 16 provinsi mengalami penurunan NTP dan 22 provinsi mengalami kenaikan NTP. Penurunan terbesar terjadi di Provinsi Sumatera Barat yaitu sebesar 2,79 persen, sedangkan kenaikan tertinggi pada Februari 2025 terjadi di Provinsi Sulawesi Utara, yaitu sebesar 4,14 persen.
Penurunan terbesar NTP di Provinsi Sumatera Barat disebabkan oleh penurunan pada
Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat khususnya komoditas kakao yang turun sebesar
13,28 persen. Kenaikan tertinggi NTP di Provinsi Sulawesi Utara disebabkan oleh kenaikan
pada Subsektor Tanaman Hortikultura khususnya komoditas tomat yang naik sebesar 30,54
persen.
Tabel 3 Nilai Tukar Petani Provinsi dan Perubahannya (2018=100), Februari 2025
Provinsi
It Ib NTP
Indeks Perubahan
(%) Indeks Perubahan
(%) Rasio Perubahan
(%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Aceh 143,86 0,38 118,05 0,35 121,86 0,03
Sumatera Utara 175,01 -0,09 120,73 -0,07 144,96 -0,02
Sumatera Barat 158,91 -2,88 123,19 -0,09 128,99 -2,79
Riau 225,67 -0,32 117,86 0,02 191,47 -0,33
Jambi 210,95 1,84 120,95 -0,33 174,41 2,18
Sumatera Selatan 162,03 1,54 123,39 -0,17 131,32 1,71
Bengkulu 254,44 3,00 124,76 -0,13 203,93 3,13
Lampung 163,48 1,31 121,47 -0,58 134,59 1,91
Kep. Bangka Belitung 183,86 3,68 119,44 -0,02 153,93 3,70
Kepulauan Riau 125,52 1,17 116,93 0,08 107,35 1,10
DKI Jakarta 120,49 -0,48 110,92 -0,40 108,63 -0,07
Jawa Barat 135,52 -0,86 119,37 -0,29 113,53 -0,56
Jawa Tengah 139,87 -1,08 123,76 -0,53 113,01 -0,55
DI Yogyakarta 133,20 -0,11 125,49 -1,73 106,14 1,65
Jawa Timur 136,59 -2,47 123,16 -0,40 110,90 -2,08
Banten 138,05 0,76 123,32 -0,85 111,95 1,63
Bali 128,10 -0,60 123,93 -0,93 103,37 0,33
Nusa Tenggara Barat 148,06 -3,02 120,76 -0,41 122,61 -2,62
Nusa Tenggara Timur 119,70 0,08 118,01 0,25 101,43 -0,16
Kalimantan Barat 206,02 -0,51 121,42 -0,03 169,67 -0,47
Kalimantan Tengah 169,71 0,92 125,60 -0,08 135,13 1,00
Kalimantan Selatan 143,46 0,58 118,21 -1,22 121,36 1,82
Kalimantan Timur 178,13 0,46 120,28 -0,04 148,10 0,51
Kalimantan Utara 132,87 -0,44 113,37 -0,33 117,20 -0,12
Sulawesi Utara 149,76 4,02 120,18 -0,11 124,61 4,14
Sulawesi Tengah 149,21 0,53 121,35 -0,40 122,96 0,93
Sulawesi Selatan 146,49 0,80 117,64 -0,14 124,53 0,93
Sulawesi Tenggara 142,23 -0,60 120,07 0,72 118,45 -1,31
Gorontalo 134,15 0,85 119,16 -0,16 112,58 1,01
Sulawesi Barat 182,36 -2,21 121,28 0,32 150,37 -2,52
Maluku 124,46 0,22 122,08 1,17 101,95 -0,94
Maluku Utara 128,14 1,64 121,36 0,22 105,58 1,42
Papua Barat 115,46 -0,79 115,12 -0,19 100,30 -0,60
Papua Barat Daya 117,91 1,39 114,45 0,46 103,02 0,92
Papua 117,03 0,55 113,77 0,04 102,86 0,52
Papua Selatan 124,67 2,11 112,86 -0,25 110,47 2,36
Papua Tengah 115,74 0,57 115,11 0,18 100,54 0,40
Papua Pegunungan 115,55 -0,17 115,44 0,18 100,09 -0,35
Nasional 149,98 -0,50 121,49 -0,32 123,45 -0,18
Tabel 4 Persentase Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (2018=100), Februari 2025
Provinsi
Makanan, Minuman, Tembakaudan
Pakaian dan Alas Kaki
Perumahan, Air, Listrik,
Gas, dan Bahan Bakar
Rumah Tangga
Perlengkapan, Peralatan, dan Pemeliharaan Rutin Rumah
Tangga
Kesehatan Transportasi
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Aceh 0,83 0,18 -7,85 0,39 0,27 0,41
Sumatera Utara 0,29 0,10 -8,63 0,03 -0,03 0,43
Sumatera Barat 0,12 0,20 -6,12 0,05 0,44 0,80
Riau 0,73 0,03 -6,12 0,09 0,01 0,12
Jambi 0,41 0,08 -11,10 0,14 0,57 0,05
Sumatera Selatan 0,08 0,07 -6,87 0,39 0,12 0,34
Bengkulu 0,38 0,17 -6,77 0,04 ~0 0,07
Lampung -0,73 0,14 -8,04 0,13 0,01 0,84
Kep. Bangka Belitung -0,15 0,02 -0,29 0,09 0,11 0,09
Kepulauan Riau 0,14 0,13 -0,91 0,34 0,47 0,17
DKI Jakarta -1,14 ~0 0,92 ~0 ~0 ~0
Jawa Barat -0,40 0,17 -6,56 0,16 0,08 0,22
Jawa Tengah -0,92 0,10 -6,11 0,11 0,08 0,80
DI Yogyakarta -3,28 0,13 -8,03 0,20 0,09 1,04
Jawa Timur -1,07 0,22 -6,09 0,33 0,56 0,71
Banten -1,30 0,09 -8,13 0,14 ~0 0,45
Bali -1,80 0,26 -5,01 0,26 0,12 0,37
Nusa Tenggara Barat -1,02 0,06 -3,19 0,31 0,22 0,84
Nusa Tenggara Timur 0,38 0,07 -0,12 0,21 0,10 0,07
Kalimantan Barat 0,24 0,01 -4,91 0,02 0,05 0,22
Kalimantan Tengah -0,10 0,20 -4,03 0,54 0,40 0,51
Kalimantan Selatan -0,18 0,09 -12,86 -0,19 0,14 0,11
Kalimantan Timur 0,23 0,17 -5,42 0,06 0,09 0,90
Kalimantan Utara -0,33 0,02 -4,15 0,36 0,08 0,12
Sulawesi Utara -0,04 0,07 -4,29 0,15 0,24 0,14
Sulawesi Tengah -0,75 0,14 -1,80 0,08 0,03 0,08
Sulawesi Selatan 0,35 0,17 -6,91 0,36 0,02 0,21
Sulawesi Tenggara 1,70 0,16 -4,45 0,03 ~0 0,19
Gorontalo -0,20 -0,03 -3,62 0,02 ~0 0,69
Sulawesi Barat 1,02 0,31 -4,85 0,09 0,12 0,31
Maluku 1,98 0,04 -4,89 0,36 0,03 0,39
Maluku Utara 0,63 0,19 -4,29 0,12 0,35 0,60
Papua Barat -0,47 ~0 -1,30 -0,03 ~0 0,39
Papua Barat Daya 0,99 -0,04 -3,10 0,01 0,22 0,22
Papua 0,20 0,58 -3,63 0,42 0,35 0,19
Papua Selatan -0,54 ~0 -0,55 ~0 0,01 0,18
Papua Tengah 0,23 0,08 -0,84 0,18 0,16 0,07
Papua Pegunungan ~0 ~0 0,01 1,89 ~0 1,27
Nasional -0,45 0,14 -6,16 0,20 0,19 0,51
Lanjutan Tabel 4
Provinsi
Informasi, Komunikasi
dan Jasa Keuangan
Rekreasi, Olahraga dan
Budaya Pendidikan
Penyediaan Makanan dan
Minuman/
Restoran
Perawatan Pribadi dan
Jasa Lainnya Umum
(1) (8) (9) (10) (11) (12) (13)
Aceh 0,09 0,43 ~0 0,13 1,18 0,34
Sumatera Utara ~0 ~0 ~0 0,12 0,26 -0,12
Sumatera Barat 0,02 0,32 ~0 0,57 1,21 -0,11
Riau ~0 ~0 ~0 0,05 0,46 -0,01
Jambi ~0 0,61 ~0 0,06 0,49 -0,45
Sumatera Selatan ~0 ~0 ~0 0,07 1,08 -0,28
Bengkulu ~0 ~0 ~0 ~0 0,66 -0,14
Lampung -0,01 0,04 ~0 0,03 0,40 -0,82
Kep. Bangka Belitung ~0 0,02 ~0 ~0 0,20 -0,08
Kepulauan Riau ~0 ~0 ~0 0,01 0,60 0,07
DKI Jakarta ~0 ~0 ~0 ~0 0,81 -0,56
Jawa Barat -0,01 ~0 0,05 0,05 0,74 -0,56
Jawa Tengah -0,03 0,05 ~0 0,13 0,53 -0,83
DI Yogyakarta ~0 ~0 ~0 0,23 0,41 -2,24
Jawa Timur 0,05 0,04 0,04 0,52 1,11 -0,85
Banten ~0 ~0 ~0 ~0 1,74 -1,17
Bali ~0 0,04 ~0 0,07 0,27 -1,33
Nusa Tenggara Barat 0,02 -0,09 ~0 0,09 0,70 -0,67
Nusa Tenggara Timur 0,07 ~0 ~0 0,02 0,04 0,28
Kalimantan Barat ~0 0,11 ~0 ~0 0,74 -0,08
Kalimantan Tengah -0,02 0,10 0,31 0,12 0,73 -0,19
Kalimantan Selatan 0,02 0,08 ~0 0,26 0,61 -1,65
Kalimantan Timur ~0 0,16 ~0 0,37 0,16 -0,12
Kalimantan Utara ~0 ~0 ~0 0,13 0,32 -0,45
Sulawesi Utara ~0 ~0 ~0 ~0 0,28 -0,24
Sulawesi Tengah ~0 ~0 ~0 ~0 0,06 -0,56
Sulawesi Selatan -0,06 ~0 ~0 ~0 0,70 -0,21
Sulawesi Tenggara ~0 ~0 ~0 ~0 0,12 0,83
Gorontalo ~0 ~0 ~0 0,03 0,12 -0,30
Sulawesi Barat ~0 0,35 ~0 ~0 0,40 0,44
Maluku 0,01 0,33 ~0 ~0 0,44 1,23
Maluku Utara ~0 ~0 ~0 ~0 0,12 0,21
Papua Barat 0,01 -0,05 ~0 0,46 0,04 -0,34
Papua Barat Daya 0,01 ~0 1,07 ~0 0,09 0,49
Papua 0,09 0,44 ~0 0,28 0,26 0,02
Papua Selatan ~0 ~0 ~0 ~0 0,27 -0,36
Papua Tengah ~0 ~0 ~0 ~0 0,39 0,12
7. Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT)
Konsumsi Rumah Tangga Petani merupakan salah satu komponen Nilai yang Dibayar oleh Petani. Secara nasional, pada Februari 2025 terjadi penurunan IKRT sebesar 0,55 persen yang disebabkan oleh penurunan pada kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau, serta kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar rumah tangga.
Dari 38 provinsi yang dihitung IKRT-nya pada Februari 2025, ada sebanyak 27 provinsi mengalami penurunan IKRT dan 11 provinsi mengalami kenaikan IKRT. Penurunan IKRT terbesar terjadi di Provinsi DI Yogyakarta sebesar 2,24 persen, sedangkan kenaikan IKRT tertinggi terjadi di Provinsi Maluku sebesar 1,23 persen.
8. NTUP Menurut Subsektor
Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) merupakan perbandingan antara Indeks Harga yang Diterima oleh Petani (It) dengan Indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM). Secara nasional, NTUP Januari–Februari 2025 lebih tinggi 3,65 persen dibandingkan NTUP Tahun 2024 pada periode yang sama.
Pada Februari 2025, NTUP turun sebesar 0,67 persen. Hal ini terjadi karena It mengalami
penurunan sebesar 0,50 persen, sedangkan indeks BPPBM mengalami kenaikan sebesar 0,17
persen. Seperti yang terlihat pada Tabel 5, tiga subsektor pertanian mengalami penurunan
NTUP, yaitu Subsektor Tanaman Pangan, Subsektor Tanaman Hortikultura, dan Subsektor
Peternakan. Sementara itu, dua subsektor mengalami kenaikan NTUP, yaitu Subsektor
Tanaman Perkebunan Rakyat dan Subsektor Perikanan.
Tabel 5 Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian per Subsektor dan Perubahannya (2018=100)
Subsektor
Januari–Februari Periode
2024 2025 Perubahan
(%) Januari
2025 Februari
2025 Perubahan (%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1. Tanaman Pangan 120,38 111,67 -7,24 111,79 111,55 -0,22
2. Tanaman Hortikultura 121,70 128,76 5,80 133,54 123,98 -7,16
3. Tanaman Perkebunan Rakyat 136,51 166,38 21,88 165,80 166,97 0,71
4. Peternakan 102,63 103,73 1,07 104,13 103,32 -0,77
5. Perikanan 104,21 106,19 1,90 105,85 106,53 0,64
a. Tangkap 104,14 106,55 2,32 106,22 106,88 0,62
b. Budidaya 104,32 105,62 1,25 105,27 105,98 0,67
Nasional 121,68 126,11 3,65 126,54 125,69 -0,67
PERKEMBANGAN
NILAI TUKAR PETANI FEBRUARI 2025
Berita Resmi Statistik No. 22/03/Th. XXVIII, 3 Maret 2025
It
Indeks Hargayang Diterima Petani
Ib
Indeks Hargayang Dibayar Petani
NTUP
Nilai Tukar UsahaRumah Tangga Pertanian
SUMATERA BARAT NTP
2,79%
NTP = 123,45
TURUN
0,67%
TURUN
0,50% 0,32%
NTP SULAWESI UTARA
4,14%
0,18 %
TURUN
119,39 116,79 116,71 118,77 119,61 119,85 120,30 120,70 121,29 122,78 123,68 123,45
Feb Jan'25 Des
Nov Okt
Sep Agu
Jul Jun
Mei Apr
Mar'24 TURUN
TURUN NAIK
Gambar 1 Infografis Perkembangan Nilai Tukar Petani, Februari 2025
Transaksi penjualan beras di penggilingan di 33 provinsi selama Februari 2025, tercatat transaksi beras kualitas premium 36,50 persen, kualitas medium 51,36 persen, kualitas submedium 10,23 persen, dan kualitas pecah 1,91 persen.
Pada Februari 2025, rata-rata harga beras kualitas premium di penggilingan sebesar Rp13.079,00 per kg, turun sebesar 0,25 persen dibandingkan bulan sebelumnya, sedangkan beras kualitas medium di penggilingan sebesar Rp12.596,00 per kg atau turun sebesar 0,10 persen, beras kualitas submedium sebesar Rp12.646,00 atau turun sebesar 0,60 persen, dan rata-rata harga beras pecah di penggilingan sebesar Rp12.942,00 per kg atau naik sebesar 6,28 persen.
Dibandingkan dengan Februari 2024, rata-rata harga beras di penggilingan pada Februari 2025 untuk kualitas premium, medium, submedium dan pecah masing- masing turun sebesar 9,95 persen; 11,05 persen; 7,53 persen; dan 4,89 persen.
B. Perkembangan Harga Beras di Penggilingan
1. Harga Produsen Beras di Penggilingan
Survei harga produsen beras di penggilingan dilakukan pada 872 perusahaan penggilingan di 33 provinsi. Sejak Maret 2023 terjadi perubahan kategori kualitas beras dari Permentan No.31 Tahun 2017 ke Peraturan Badan Pangan Nasional No. 2 Tahun 2023 dengan kelompok kualitas beras menjadi Premium, Medium, Submedium, dan Pecah.
Tabel 6 menunjukkan jumlah observasi beras di penggilingan didominasi kualitas medium sebesar 51,36 persen, diikuti kualitas premium sebesar 36,50 persen, kemudian kualitas submedium sebesar 10,23 persen, dan kualitas pecah sebesar 1,91 persen. Harga beras di penggilingan tertinggi sebesar Rp17.500,00 per kg di Provinsi Kalimantan Tengah yaitu beras kualitas premium. Sedangkan harga beras terendah sebesar Rp10.000,00 per kg di Provinsi Kalimantan Selatan dan Sulawesi Selatan (beras medium) serta Sumatera Selatan dan Sulawesi Selatan (beras submedium).
Tabel 7 menunjukkan bahwa pada Februari 2025, rata-rata harga beras di penggilingan kualitas premium sebesar Rp13.079,00 per kg, turun sebesar 0,25 persen dibandingkan bulan lalu.
Sementara itu, rata-rata harga beras kualitas medium di penggilingan sebesar Rp12.596,00 per kg, turun sebesar 0,10 persen. Rata-rata harga beras kualitas submedium sebesar Rp12.646,00 per kg atau turun sebesar 0,60 persen, dan rata-rata harga beras di penggilingan kualitas pecah sebesar Rp12.942,00 per kg, naik sebesar 6,28 persen. Dibandingkan Februari 2024, harga beras di penggilingan untuk kualitas premium, medium, submedium, dan pecah pada Februari 2025 masing-masing turun 9,95 persen; 11,05 persen; 7,53 persen; dan 4,89 persen.
Selama periode Februari 2024–Februari 2025 rata-rata harga tertinggi untuk beras premium terjadi pada bulan Maret 2024 yaitu sebesar Rp14.548,00 per kg dan untuk beras medium, submedium, dan pecah terjadi pada bulan Februari 2024 masing-masing sebesar Rp14.162,00 per kg; Rp13.675,00 per kg; dan Rp13.607,00 per kg. Sementara itu, rata-rata harga terendah untuk beras premium terjadi pada bulan November 2024 sebesar Rp12.846,00 per kg dan untuk beras medium, submedium, dan pecah terjadi pada bulan Mei 2024 masing-masing sebesar Rp12.071,00 per kg; Rp11.996,00 per kg; dan Rp11.700,00 per kg (Tabel 7).
Tabel 6 Jumlah Observasi, Harga Beras di Penggilingan Terendah dan Tertinggi, dan Rata- Rata Harga Beras di Penggilingan Menurut Kelompok Kualitas, Februari 2025
Kelompok Kualitas
Persentase Observasi
Harga Beras di Penggilingan (Rp/kg) Rata-Rata Harga Beras di Penggilingan (Rp/kg)
Terendah Tertinggi
(1) (2) (3) (4) (5)
Premium 36,50% 10.800
(Kalsel)
17.500 (Kalteng)
13.079
Medium 51,36% 10.000
(Kalsel, Sulsel)
16.500
(Sumbar) 12.596
Submedium 10,23% 10.000
(Sumsel, Sulsel)
16.000
(Sumbar) 12.646
Pecah 1,91% 12.000
(Jateng, Bengkulu, Kaltim)
15.000
(Papua Barat) 12.942
Tabel 7 Rata-Rata Harga Beras di Penggilingan Menurut Kelompok Kualitas dan Perubahannya, Februari 2024–Februari 2025
Bulan
Premium Medium Submedium Pecah
Rata-Rata Harga (Rp/kg)
Perubah- an (%)
Rata-Rata Harga (Rp/kg)
Perubah- an (%)
Rata-Rata Harga (Rp/kg)
Perubah- an (%)
Rata-Rata Harga (Rp/kg)
Perubah- an (%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
2024 Feb 14.525 6,31 14.162 7,39 13.675 5,07 13.607 3,40
Mar 14.548 0,16 13.965 -1,39 13.531 -1,05 12.946 -4,86
Apr 13.512 -7,12 12.759 -8,63 12.377 -8,53 12.367 -4,48
Mei 13.000 -3,79 12.071 -5,39 11.996 -3,08 11.700 -5,39
Juni 12.902 -0,75 12.314 2,01 12.111 0,96 12.073 3,19
Juli 13.241 2,63 12.519 1,67 12.561 3,72 12.347 2,26
Agt 13.084 -1,19 12.627 0,87 12.435 -1,01 11.944 -3,26
Sep 13.011 -0,56 12.608 -0,15 12.467 0,26 12.363 3,50
Okt 12.996 -0,11 12.555 -0,42 12.365 -0,82 12.763 3,24
Nov 12.846 -1,15 12.395 -1,27 12.170 -1,58 12.000 -5,97
Des 13.005 1,24 12.447 0,42 12.392 1,83 12.700 5,83
2025 Jan 13.112 0,82 12.609 1,29 12.721 2,66 12.178 -4,11
Feb 13.079 -0,25 12.596 -0,10 12.646 -0,60 12.942 6,28
Perubahan (%)
Feb’25 thd Feb’24 -9,95 -11,05 -7,53 -4,89
PERKEMBANGAN HARGA PRODUSEN
BERAS DI PENGGILINGAN FEBRUARI 2025
Berita Resmi Statistik No. 22/03/Th. XXVIII, 3 Maret 2025
11.000 12.000 13.000 14.000 15.000
Pecah Submedium
Medium Premium
Feb Jan
25 Des Nov Okt Sep Agt Jul Jun Mei Apr Mar Feb
25
Rata-Rata Harga Beras di Penggilingan (rupiah/kg) Rp
Rp
Rp 0,25%
13.079
12.596
12.646
PREMIUM
MEDIUM
SUBMEDIUM
PECAH
12.942
Rp
dibanding Januari 2025 dibanding Februari 2024
9,95%
0,10% dibanding Januari 2025 dibanding Februari 2024
11,05%
0,60% dibanding Januari 2025 dibanding Februari 2024
7,53%
6,28% dibanding Januari 2025 dibanding Februari 2024
4,89%
Gambar 2 Infografis Perkembangan Harga Beras di Penggilingan, Februari 2025
Publikasi, Berita Resmi Statistik, Tabel Dinamis Data Series dan Pelayanan Statistik Terpadu
untuk mengakses
data BPS secara
cepat di gawai Anda
Konten Berita Resmi Statistik dilindungi oleh Undang-Undang, hak cipta melekat pada Badan Pusat Statistik. Dilarang mereproduksi dan/atau menggandakan sebagian atau seluruh isi tulisan ini untuk tujuan komersial tanpa izin tertulis dari Badan Pusat Statistik.
Untuk informasi lebih lanjut silakan hubungi:
Dr. Windhiarso Ponco Adi P. SSi. M.Eng
Direktur Statistik Harga (021) 3810291-5, Ext. 6200 [email protected]
Untuk layanan perpustakaan, penjualan data mikro, publikasi elektronik, publikasi cetakan, dan peta digital wilayah kerja statistik sesuai peraturan yang berlaku maupun konsultasi statistik dapat menghubungi Pelayanan Statistik Terpadu (PST) di pst.bps.go.id