• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

 Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Kalimantan Tengah selama April 2017 sebesar 98,98 persen, turun 1,16 persen dibandingkan NTP bulan Maret 2017. Hal ini disebabkan oleh penurunan NTP subsektor tanaman perkebunan rakyat (3,10 persen) dan tanaman pangan (0,98 persen).

 Indeks harga yang diterima petani (It) turun 1,84 persen lebih tinggi daripada indeks harga yang dibayar petani (Ib) yang turun 0,41 persen.

 NTP tertinggi terjadi pada subsektor hortikultura sebesar 106,78 persen, sedangkan NTP terendah terjadi pada subsektor tanaman pangan sebesar 95,46 persen.

 Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) sebesar 106,04 persen, turun 1,78 persen dibandingkan Maret 2017 yang sebesar 107,82 persen.

 Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 126,76 atau terjadi deflasi 0,45 persen di wilayah perdesaan. Penurunan indeks harga terjadi pada kelompok pengeluaran bahan makanan (1,10 persen) dan sandang (0,30 persen). Sementara indeks harga kelompok pengeluaran lainnya meningkat.

o. 04/04/62/Th. I, 2 Juni 2007

No. 03/05/62/Th. XI, 2 Mei 2017

P

ERKEMBANGAN

N

ILAI

T

UKAR

P

ETANI

(NTP)

Selama April 2017, Nilai Tukar Petani (NTP) Sebesar 98,98 Persen, Terjadi Deflasi di Wilayah

Perdesaan sebesar 0,45 Persen.

1. Nilai Tukar Petani (NTP)

Dari hasil pemantauan harga penjualan komoditas hasil pertanian di tingkat produsen, biaya produksi, dan konsumsi rumahtangga terhadap barang atau jasa di wilayah perdesaan selama April 2017 menunjukkan bahwa NTP Provinsi Kalimantan Tengah menurun 1,16 persen, yaitu dari 100,14 di Maret 2017 menjadi 98,98 di April 2017. Hal ini dipengaruhi oleh penurunan indeks harga yang diterima petani sebesar 1,84 persen lebih tinggi dari indeks harga yang dibayar petani yang turun hanya sebesar 0,41 persen. Disisi lain, penurunan NTP juga dipengaruhi oleh menurunnya nilai tukar pada subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 3,10 persen dan tanaman pangan sebesar 0,98 persen. Sementara itu, terjadi peningkatan nilai tukar pada subsektor hortikultura (0,81 persen), perikanan (0,75 persen), dan peternakan (0,07 persen).

(2)

Grafik 1

Perkembangan NTP dan Indeks Harga yang Diterima/Dibayar Petani April 2016 – April 2017

2. Indeks Harga yang Diterima Petani (It)

Indeks harga yang diterima petani (It) mencerminkan tingkat fluktuasi harga komoditas hasil pertanian yang dihasilkan petani. Selama April 2017, indeks harga yang diterima petani menurun sebesar 1,84 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Penurunan tersebut dipengaruhi oleh melemahnya It pada subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 4,24 persen, tanaman pangan sebesar 1,68 persen, dan peternakan sebesar 0,27 persen. Sedangkan pada subsektor lainnya mengalami kenaikan yakni perikanan sebesar 0,57 persen dan hortikultura sebesar 0,55 persen.

3. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib)

Indeks harga yang dibayar petani (Ib) dipengaruhi oleh komponen pengeluaran rumahtangga terhadap fluktuasi harga barang dan jasa, baik untuk keperluan konsumsi maupun produksi hasil pertanian. Indeks harga yang dibayar petani selama April 2017 menurun 0,41 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Kondisi ini disebabkan oleh menurunnya Ib pada seluruh subsektor meliputi tanaman pangan sebesar 0,45 persen, hortikultura sebesar 0,42 persen, tanaman perkebunan rakyat sebesar 0,40 persen, peternakan sebesar 0,36 persen, dan perikanan sebesar 0,32 persen.

4. NTP Menurut Subsektor

Besarnya nilai tukar hasil produksi di tingkat petani produsen, memiliki korelasi positif terhadap perubahan indeks harga pada kelompok komoditas yang dicakup dalam lima subsektor meliputi tanaman pangan, hortikultura, tanaman perkebunan rakyat, peternakan, dan perikanan. Oleh karenanya, NTP subsektor mengindikasikan seberapa kuat daya tukar hasil produksi pada subsektor

90.00 95.00 100.00 105.00 110.00 115.00 120.00 125.00 It Ib NTP

(3)

tertentu terhadap tingkat harga di pasaran, baik untuk kebutuhan konsumsi maupun biaya produksi pada masing-masing subsektor tersebut selama periode waktu yang sama.

Tabel 1

NTP Menurut Subsektor dan Perkembangannya Maret - April 2017

Kelompok dan Sub Kelompok Maret 2017 April 2017 Perubahan (%) (1) (2) (3) (4) 1. Tanaman Pangan

a. Nilai Tukar Petani Tanaman Pangan (NTPP) 96,44 95,46 -0,98 b. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian 97,71 96,13 -1,58 c. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) 122,29 120,61 -1,68

- Padi 122,95 121,28 -1,67

- Palawija 110,87 109,04 -1,83

d. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) 126,80 126,35 -0,45

- Indeks Konsumsi RumahTangga 127,17 126,55 -0,62

- Indeks BPPBM 125,16 125,46 0,30

2. Hortikultura

a. Nilai Tukar Petani Hortikultura (NTPH) 105,97 106,78 0,81 b. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian 119,83 120,09 0,26 c. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) 131,79 132,34 0,55

- Sayur-sayuran 121,57 119,22 -2,35

- Buah-buahan 135,11 136,67 1,56

- TanamanObat 138,39 138,00 -0,39

d. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) 124,36 123,94 -0,42

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 126,95 126,42 -0,53

- Indeks BPPBM 109,98 110,20 0,22

3. Tanaman Perkebunan Rakyat

a. Nilai Tukar Petani Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) 99,21 96,11 -3,10 b. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian 108,35 104,50 -3,85 c. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) 123,71 119,47 -4,24

- Tanaman Perkebunan Rakyat 123,71 119,47 -4,24

d. Indeks Harga yang DibayarPetani (Ib) 124,70 124,30 -0,40

- Indeks Konsumsi RumahTangga 127,03 126,52 -0,51

- Indeks BPPBM 114,18 114,32 0,14

4. Peternakan

a. Nilai Tukar Petani Peternakan (NTPT) 99,69 99,76 0,07 b. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian 109,04 108,71 -0,33 c. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) 121,21 120,94 -0,27

- Ternak Besar 124,86 123,65 -1,21

- Ternak Kecil 115,60 116,72 1,12

- Unggas 119,83 118,54 -1,29

- Hasil Ternak 136,16 138,09 1,93

d. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) 121,59 121,23 -0,36

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 126,97 126,39 -0,58

(4)

Kelompok dan Sub Kelompok Maret 2017 April 2017 Perubahan (%) (1) (2) (3) (4) 5. Perikanan

a. Nilai Tukar Petani Perikanan (NTNP) 105,92 106,67 0,75 b. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian 116,75 116,95 0,20 c. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) 130,77 131,34 0,57

- Penangkapan 137,85 138,21 0,36

- Budidaya 117,27 118,27 1,00

d. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) 123,45 123,13 -0,32

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 131,09 130,36 -0,73

- Indeks BPPBM 112,01 112,31 0,30

5.1 Perikanan Tangkap

a. Nilai Tukar Nelayan (NTN) 112,01 112,58 0,57 b. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian 123,87 123,90 0,03 c. Indeks Harga yang Diterima Nelayan (It) 137,85 138,21 0,36 - Penangkapan Perairan Umum 136,18 136,64 0,46

- Penangkapan Laut 138,69 139,00 0,31

d. Indeks Harga yang Dibayar Nelayan (Ib) 123,07 122,76 -0,31 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 131,01 130,31 -0,70

- Indeks BPPBM 111,29 111,55 0,26

5.2 Perikanan Budidaya

a. Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) 94,44 95,49 1,05 b. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian 103,43 103,98 0,55 c. Indeks Harga yang Diterima Pembudidaya Ikan (It) 117,27 118,27 1,00

- Budidaya Air Tawar 117,35 118,28 0,93

- Budidaya Air Payau 116,18 118,05 1,87

d. Indeks Harga yang Dibayar Pembudidaya Ikan (Ib) 124,17 123,85 -0,32 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 131,24 130,46 -0,78

- Indeks BPPBM 113,38 113,74 0,36

Gabungan (Provinsi KalimantanTengah)

a. Nilai Tukar Petani (NTP) 100,14 98,98 -1,16

b. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) 107,82 106,04 -1,78 c. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) 124,82 122,98 -1,84 d. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) 124,66 124,25 -0,41

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 127,33 126,76 -0,57

- Indeks BPPBM 115,77 115,97 0,20

Penurunan nilai tukar pada subsektor tanaman perkebunan rakyat selama April 2017 disebabkan oleh menurunnya indeks harga kelompok tanaman perkebunan rakyat seperti karet dan sawit sebesar 4,24 persen. Sementara penurunan nilai tukar pada subsektor tanaman pangan disebabkan oleh menurunnya indeks harga pada kelompok palawija dan padi masing-masing sebesar 1,83 persen dan 1,67 persen.

(5)

Pada bulan yang sama, terjadi kenaikan nilai tukar pada subsektor hortikultura terutama dipengaruhi oleh meningkatnya indeks harga pada kelompok buah-buahan sebesar 1,56 persen. Sementara indeks harga kelompok sayur-sayuran dan tanaman obat mengalami penurunan masing-masing sebesar 2,35 persen dan 0,39 persen dibandingkan bulan lalu. Pada subsektor perikanan, kenaikan nilai tukar dipengaruhi oleh meningkatnya indeks harga pada kelompok perikanan budidaya sebesar 1,00 persen dan perikanan tangkap sebesar 0,36 persen. Kenaikan nilai tukar pada subsektor peternakan terutama dipengaruhi oleh meningkatnya indeks harga pada kelompok hasil ternak dan ternak kecil masing-masing sebesar 1,93 persen dan 1,12 persen. Sementara indeks harga kelompok unggas dan ternak besar mengalami penurunan masing-masing sebesar 1,29 persen dan 1,21 persen dibandingkan bulan sebelumnya.

5. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP)

Nilai tukar usaha rumahtangga pertanian mengalami penurunan sebesar 1,78 persen, yakni dari 107,82 di Maret 2017 menjadi 106,04 di April 2017. Relatif lebih tingginya NTUP dibandingkan NTP yang hanya sebesar 98,98 pada bulan yang sama, mengindikasikan adanya kecenderungan besaran nilai tukar hasil produksi rumah tangga petani, termasuk peternak dan nelayan, masih tergerus oleh lebih tingginya indeks harga barang dan jasa untuk kebutuhan konsumsi dan produksi.

Tabel 2

Inflasi/Deflasi Perdesaan Menurut Kelompok Pengeluaran April 2017

Kelompok Pengeluaran Apr 2016 Des 2016 Mar 2017 Apr 2017 Inflasi Apr 2017 Laju Inflasi Kumulatif Tahun 2017 Inflasi Tahun ke Tahun [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8]

Konsumsi Rumah Tangga 123,43 126,45 127,33 126,76 -0,45 0,25 2,70 1 Bahan Makanan 127,92 130,84 130,70 129,26 -1,10 -1,21 1,05 2 Makanan Jadi, Minuman,

Rokok, dan Tembakau 122,66 128,30 129,27 129,28 0,01 0,76 5,40

3 Perumahan 116,97 118,87 122,21 122,25 0,03 2,84 4,51

4 Sandang 120,44 123,03 125,10 124,72 -0,30 1,37 3,55

5 Kesehatan 118,60 122,80 125,05 125,50 0,36 2,20 5,82

6 Pendidikan, Rekreasi , dan

Olah raga 113,75 115,01 115,61 115,64 0,03 0,55 1,66

7 Transportasi, Komunikasi,

dan Jasa Keuangan 118,81 118,38 119,72 120,32 0,50 1,64 1,27

6. Inflasi/Deflasi Perdesaan Menurut Kelompok Pengeluaran

Tingkat inflasi atau deflasi yang terjadi di wilayah perdesaan, mencerminkan perubahan indeks harga kebutuhan konsumsi rumah tangga petani produsen di wilayah perdesaan se cara umum. Dilihat

(6)

dari kelompok pengeluaran rumahtangga, terjadi deflasi sebesar 0,45 persen selama April 2017. Tingkat deflasi tersebut terutama dipengaruhi oleh menurunnya indeks harga konsumsi rumah tangga pada kelompok pengeluaran bahan makanan sebesar 1,10 persen dan sandang sebesar 0,30 persen. Sementara kelompok pengeluaran lainnya meningkat seperti transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan (0,50 persen), kesehatan (0, 36 persen), pendidikan, rekreasi, dan olahraga (0, 03 persen), perumahan (0,03 persen), serta makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau (0,01 persen). Peningkatan indeks harga seluruh kelompok pengeluaran, kecuali kelompok bahan makanan selama empat bulan terakhir mencerminkan laju inflasi hingga April 2017 sebesar 0,25 persen.

Inflasi tahun ke tahun sebesar 2,70 persen dipengaruhi oleh meningkatnya indeks harga seluruh kelompok pengeluaran meliputi kesehatan (5,82 persen), makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau (5,40 persen), perumahan ( 4,51 persen), sandang (3,55 persen), pendidikan, rekreasi, dan olahraga (1,66 persen), transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan (1,27 persen), serta bahan makanan (1,05 persen).

Tabel 3

Perkembangan Inflasi/Deflasi Bulanan di Perdesaan April 2016 – April 2017

Tahun Bulan Inflasi Bulanan Laju Inflasi Tahun Kalender Inflasi Tahun ke Tahun (1) (2) (3) (4) (5) 2016 April -0,41 0,42 3,99 Mei 0,41 0,84 3,42 Juni 0,28 1,12 3,12 Juli 0,91 2,04 3,67 Agustus -0,39 1,64 3,08 September 0,19 1,84 3,57 Oktober -0,65 1,18 2,69 November 0,41 1,59 2,68 Desember 1,27 2,88 2,88 2017 Januari 0,86 0,86 3,36 Februari -0,63 0,23 2,82 Maret 0,47 0,70 2,74 April -0,45 0,25 2,70

Selama periode April 2016 sampai dengan April 2017, tingkat inflasi tertinggi terjadi di Desember 2016 sebesar 1,27 persen sedangkan inflasi terendah di September 2016 sebesar 0,19 persen. Sebaliknya, tingkat deflasi tertinggi terjadi di Oktober 2016 sebesar 0,65 persen dan deflasi terendah di Agustus 2016 sebesar 0,39 persen. Sementara itu, rata-rata laju inflasi tahun kalender hingga Desember 2016 masih di bawah 3,00 persen. Rata-rata laju inflasi dari tahun ke tahun selama 2016 pada triwulan II

(7)

hingga triwulan IV relatif terus menurun dari 3,51 persen menjadi 2,75 persen. Namun kemudian meningkat di triwulan I 2017 menjadi 2,97 persen.

(8)

Informasi lebih lanjut hubungi :

Bambang Supriono, S.Si, MM

Kepala Bidang Statistik Distribusi

Telepon : 0536-3228105

E-mail

:

pst6200@bps.go.id

k

abiddist

6200@bps.go.id

Website

:

http://kalteng.bps.go.id

www.bps.go.id

Referensi

Dokumen terkait

Konsumsi Rumah Tangga, yaitu, subkelompok Bahan Makanan naik sebesar 0,02 persen, subkelompok Makanan jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau turun sebesar 0,05 persen,

Pengembangan delivery channel baru yang disediakan Artajasa adalah untuk memperluas channel yang dapat digunakan pelanggan dalam melakukan transaksi elektronis

pabean, melakukan pengawasan pemasukan dan pengeluaran barang di Tempat Penimbunan Berikat dan Tempat Penimbunan Pabean, melakukan pelayanan dan pengawasan

Jurnal al-Idārah | 14 Strategi manajemen SDM Islami dalam meningkatkan kinerja karyawan di CV Adeeva Group Besuk Wirowongso Jember dapat meningkatkan kinerja karyawannya

Di antara konsep integrasi keilmuan berdasarkan paradigma keilmuan yang dikembangkan oleh beberapa UIN di Indonesia yang penulis kaji dalam tulisan ini adalah

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi

[r]

Wilayah kabupaten yang memiliki jumlah penduduk yang padat, dengan tingkat pertumbuhan penduduk yang menunjukkan grafik meningkat meski dalam nilai kecil, mengemban