• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA SMP DALAM MENYELESAIKAN SOAL BANGUN RUANG SISI DATAR Yhana Alfianadevi Muthaharah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA SMP DALAM MENYELESAIKAN SOAL BANGUN RUANG SISI DATAR Yhana Alfianadevi Muthaharah"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Yhana Alfianadevi Muthaharah 63

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA SMP DALAM MENYELESAIKAN SOAL BANGUN RUANG SISI DATAR

Yhana Alfianadevi Muthaharah 1), Kris wandani2), Erlina Prihatnani3) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Kristen Satya Wacana

INFORMASI ARTIKEL ABSTRAK

URL : http://e-jurnalmit rapendidikan.co m

Vol 2, No. 1, 63-75. © 2018 Kresna BIP. ISSN 2550-0481

Jurnal Mitra Pendidikan (JMP Online)

Dik irim : 08 Januari 2018 Revisi pertama : 09 Januari 2018 Diterima : 13 Januari 2018 Tersedia online : 20 Januari 2018

Berpikir k reatif matematis merupakan suatu k emampuan dalam menghasilk an jawaban atau gagasan bervariasi dalam permasalahan matematik a. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui k emampuan berpikir k reatif matematis siswa SMP dalam menyelesaik an soal bangun ruang sisi datar. Subjek dalam penelitian ini adalah lima siswa k elas VIII SMPN 1 Salatiga tahun pelajaran 2016 -2017. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunak an tek nik wawancara dan dok umentasi. Analisis hasil tes tertulis dan wawancara k emampuan berpik ir k reatif matematis siswa dalam menyelesaik an soal bangun ruang sisi datar menunjukk an bahwa 2 subjek mampu memenuhi k e tiga aspek berpik ir k reatif yaitu fluency, flexibility dan novelty. Sedangk an 3 subjek lainnya hanya mampu memenuhi dua aspek berpik ir k reatif yaitu aspek fluency dan aspek flexibility. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan k emampuan berpik ir k reatif matematis siswa dalam jenjang pendidik an yang sama. Tulisan ini diharapk an dapat memberi sumbangan bagi guru tentang k emampuan berpik ir k reatif matematis siswa SMP dalam menyelesaik an soal bangun ruang sisi datar dan bagi siswa untuk meningk atkan k emampuan berpik ir k reatif matematis. Kata Kunci : Kemampuan Berpikir

Kreatif Matematis, Bangun Ruang Sisi Data, Kualitatif

Email : 202014100@student.uk sw.edu 1, k riswandani@staff.uk sw.edu2,

(2)

Yhana Alfianadevi Muthaharah 64 PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kemampuan berpikir kreatif merupakan salah satu tujuan dalam pembelajaran matematika. Kemampuan berpikir kreatif dalam matematika mengarah pada kemampuan berpikir kreatif matematis. Kartini dalam Marliani (2015: 19) menyatakan bahwa kreativitas dalam matematika lebih ditekankan pada prosesnya yakni proses berpikir kreatif, sehingga dalam matematika lebih tepat diistilahkan sebagai berpikir kreatif matematis. Livne dalam Yuliana (2015: 167) menyatakan bahwa kemampuan berpikir kreatif matematis merujuk pada ke mampuan untuk menghasilkan solusi bervariasi yang bersifat baru terhadap masalah matematika yang bersifat terbuka.

Kemampuan berpikir kreatif matematis penting dalam pembelajaran matematika karena memudahkan siswa dalam menyelesaikan permasalahan matematika. Selain itu, kemampuan berpikir kreatif matematis membantu siswa dalam mengemukakan pendapat atau jawaban dari persoalan dengan berbagai solusi jawaban. Selain dapat memudahkan siswa dalam pembelajaran matematika, kemampuan berpikir kreatif juga sangat berguna untuk menghadapi masa yang akan datang. Noer (2009: 524) menyatakan bahwa kemampuan berpikir kreatif matematis amat diperlukan baik untuk masa kini maupun masa datang terutama dalam menghadapi situasi dunia yang selalu berubah.

Kemampuan berpikir kreatif matematis tidak dapat terjadi dengan sendirinya tetapi dapat dikembangkan dalam proses pembelajaran. Hashimoto dalam Wulandari (2014: 233) menyatakan bahwa seorang guru harus mampu mengembangkan materi pelajaran dan mengembangkan soal-soal sehingga kemampuan berpikir kreatif matematis siswa semakin terasah dan terarah. Namun, saat ini kemampuan berpikir kreatif matematis kurang diperhatikan dalam pembelajaran. Beberapa pembelajaran matematika lebih cenderung memberikan soal-soal rutin pada buku teks yang hanya memiliki satu jawaban benar atau soal tertutup. Sasmita (2014: 2) menyatakan bahwa dalam pembelajaran matematika, guru memberikan soal-soal rutin yang hanya memiliki satu jawaban benar sesuai dengan buku teks. Selain itu, pembelajarannya lebih menekankan pada pemberian rumus dan penggunaan rumus secara langsung dalam menyelesaikan soal. Hal tersebut membuat siswa cenderung menghafal solusi masalah atau rumus jadi sesuai dengan yang dicontohkan oleh guru. Kecenderungan pembelajaran pembelajaran seperti ini juga masih terjadi dalam pembelajaran matematika di SMP Negeri 1 Salatiga. Oleh karenanya, perlu dilakukan analisis kemampuan berpikir kreatif matematis yang dimiliki siswa guna mengetahui kemampuan berpikir kreatif matematis siswa.

(3)

Yhana Alfianadevi Muthaharah 65 fokus pada materi bangun ruang sisi datar. Penelitian ini akan menggunakan soal-soal tentang bangun ruang sisi datar. Tujuan yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui profil kemampuan berpikir kreatif matematis siswa SMP dalam menyelesaikan soal bangun ruang sisi datar. Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya fakta tentang kemampuan berpikir kreatif matematis yang dimiliki siswa SMP dalam menyelesaikan soal bangun ruang sisi datar. Fakta- fakta tersebut diharapkan dapat menjadi dasar refleksi bagi guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran matematika.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan, maka rumusan masalah

yang dikaji dalam peneliti ini adalah “Bagaimana kemampuan berpikir kreatif matematis siswa SMP dalam menyelesaikan soal Bangun Ruang Sisi Datar?”.

Tujuan Penelitian

Tujuan yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan berpikir kreatif matematis siswa SMP dalam menyelesaikan soal bangun ruang sisi datar.

KAJIAN PUSTAKA

Pengertian Berpikir Kreatif

Sabandar dalam Sidu (2013: 4) mengatakan bahwa berpikir kreatif (berpikir divergen) ialah memberikan macam- macam kemungkinan jawaban berdasarkan informasi yang diberikan dengan penekanan pada keragaman jumlah dan kesesuaian. Sedangkan Huludu (2013) menyatakan bahwa berpikir kreatif merupakan kegiatan mental untuk menemukan suatu kombinasi yang belum dikenal sebelumnya. Selanjutnya Gie dalam Sunaryo (2014: 45) menyatakan bahwa “Berpikir kreatif (creative thinking) adalah suatu pemikiran yang berusaha menciptakan sesuatu gagasan yang baru.Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa berpikir kreatif adalah pemikiran yang menghasilkan macam- macam gagasan, ide dan kemungkinan solusi jawaban yang baru dalam menghadapi suatu permasalahan.

Pengertian Berpikir Kreatif Matematis

(4)

Yhana Alfianadevi Muthaharah 66 Pengertian Ke mampuan Berpikir Kreatif Matematis

Krutetski dalam Mahmudi (2010: 3) mendefinisikan kemampuan berpikir kreatif matematis sebagai kemampuan menemukan solusi masalah matematika secara mudah dan fleksibel. Sejalan dengan hal itu Marliani (2015: 2) menyatakan bahwa kemampuan berpikir kreatif matematis dapat diartikan sebagai kemampuan menyelesaikan masalah matematika dengan lebih dari satu penyelesaian dan siswa berpikir lancar, luwes, melakukan elaborasi, dan memiliki orisinalitas dalam jawabannya. Sedangkan menurut Martin dalam Sidu (2013: 5) kemampuan berpikir kreatif matematika adalah kemampuan untuk menghasilkan ide atau cara baru dalam menghasilkan suatu produk dalam masalah- masalah matematika. Berdasarkan pengertian kemampuan berpikir kreatif matematis menurut para ahli maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpikir kreatif matematis adalah kemampuan menghasilkan bermacam- macam solusi jawaban yang baru dari suatu permasalahan matematika dengan lebih mudah.

Indikator Ke mampuan Berpikir Kreatif Matematis

Silver dalam Yuliana (2015: 168) menjelaskan bahwa untuk menilai kemampuan berpikir kreatif anak dan orang dewasa dapat dilakukan dengan

menggunakan “The Torrance Test of Creative Thinking (TTCT)”. Tiga komponen yang digunakan untuk menilai kemampuan berpikir kreatif melalui TTCT adalah kefasihan (fluency), fleksibilitas (flexibility) dan kebaruan (novelty).

1. Kefasihan (fluency) adalah jika siswa mampu menyelesaikan masalah matematika dengan beberapa alternatif jawaban (beragam) dan benar.

2. Fleksibilitas (flexibility) adalah jika siswa mampu menyelesaikan masalah matematika dengan dengan cara yang berbeda.

3. Kebaruan (novelty) adalah jika siswa mampu menyelesaikan masalah matematika dengan beberapa jawaban yang berbeda tetapi bernilai benar dan satu jawaban yang tidak biasa dilakukan oleh siswa pada tahap perkembangan mereka atau tingkat pengetahuannya.

Adapun menurut Munandar (Erlina, 2012) menyatakan bahwa ciri-ciri berpikir kreatif dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Ciri-ciri Berpikir Kreatif Menurut Munandar

Ciri-ciri Definisi

Berpikir Lancar (fluency) - Mencetuskan banyak gagasan, jawaban, penyelesaian masalah, atau pertanyaan

- Memberikan banyak cara atau saran untuk melakukan berbagai hal

- Selalu memikirkan lebih dari satu jawaban

Berpikir Luwes (flexibility) - Menghasilkan gagasan, jawaban, atau pertanyaan yang bervariasi

- Dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda-beda

(5)

Yhana Alfianadevi Muthaharah 67 Lanjutan Tabel 1. Ciri-ciri Berpikir Kreatif Menurut Munandar

Ciri-ciri Definisi

Berpikir Orisinal (Originalitas)

- Mampu melahirkan ungkapan yang baru dan unik - Memikirkan cara yang tidak lazim untuk

mengungkapkan diri

- Mampu membuat kombinasi-kombinasi yang tidak lazim dari bagian-bagian atau unsur- unsur

Sumber : Munandar (Erlina, 2012)

Dari uraian indikator kemampuan berpikir kreatif tersebut, peneliti hanya mengambil 3 aspek. Berikut 3 aspek kemampuan berpikir kreatif yang harus dimiliki siswa.

1) Kefasihan (fluency) dalam berpikir yaitu kemampuan untuk menghasilkan banyak gagasan/ jawaban atau memberikan lebih dari satu jawaban.

2) Fleksibilitas (flexibility) yaitu kemampuan memberikan banyak alternatif jawaban bervariasi dan kemampuan melihat permasalahan dari berbagai sudut pandang (pendekatan yang berbeda).

3) Kebaruan (novelty) yaitu kemampuan untuk melahirkan gagasan-gagasan asli yang unik sebagai hasil pemikiran sendiri dan tidak dimiliki oleh yang lain.

METODE PENELITIAN Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian ini menggambarkan data kualitatif yang dideskripsikan untuk menghasilkan gambaran yang mendalam serta terperinci mengenai kemampuan berpikir kreatif dalam menyelesaikan soal bangun ruang sisi datar.

Tempat, Waktu dan Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2017 hingga pada bulan Desember 2017 dengan waktu pengambilan data pada bulan Mei 2017 hingga bulan Juni 2017 di SMP Negeri 1 Salatiga.

Subjek penelitian tersebut ditentukan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Penentuan subjek penelitian didasarkan atas pertimbangan guru dengan ketentuan berikut ini.

1. Kemampuan matematika yang tinggi berdasarkan nilai dan pertimbangan dari pengamatan guru matematika selama proses pembelajaran matematika,

2. Kemampuan pengetahuan yang cukup akan materi bangun ruang sisi datar dan keterampilan hitung bilangan, dapat bekerjasama dengan peneliti untuk terlibat dalam penelitian,

3. Kemampuan berkomunikasi dalam memberikan penjelasan secara tertulis dan lisan, 4. Kesediaan untuk terlibat dalam penelitian.

Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian

(6)

Yhana Alfianadevi Muthaharah 68 dilakukan ketika siswa mengerjakan soal yang diberikan peneliti, saat menjawab pertanyaan dan saat dilakukan wawancara. Jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara baku terbuka yang memberi kebebasan kepada siswa untuk mengembangkan pendapat. Wawancara dilakukan lebih mendalam tergantung pada situasi dan kondisi responden.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah peneliti sebagai instrumen utama dan instrumen pendukung. Instrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti itu sendiri. Adapun instrumen pendukung dalam penelitian ini adalah soal tes kemampuan berpikir kreatif dan pedoman wawancara sebagai instrument pendukung. Soal tes dapat dilihat pada Gambar 1. Pedoman wawancara mengacu pada tiga aspek berpikir kreatif dan disesuaikan dengan indikator berpikir kreatif.

]

Gambar 1. Soal Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Sumber : Data Primer, (2017)

Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan tiga cara yaitu: 1) Reduksi data, dilakukan pemilihan, pemusatan perhatian, dan penyederhanaan bahan mentah dari hasil wawancara tentang kemampuan berpikir kreatif siswa dalam menyelesaikan soal matematika bangun ruang sisi datar; 2) Penyajian data, data disajikan setiap nomor berdasarkan hasil analisis terhadap kemampuan berpikir kreatif dalam menyelesaikan soal matematika bangun ruang sisi datar berdasarkan aspek berpikir kreatif menurut Silver; 3) Penarikan kesimpulan atau verifikasi, penarikan kesimpulan dilakukan setelah hasil analisis data diketahui sedangkan untuk uji keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan triangulasi teknik yang dilakukan dengan cara memeriksa data dengan sumber yang sama tetapi teknik berbeda.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian

Aspek Fluency dan Aspek Flexibility

Setelah dilakukan pengelompokkan dan analisis dari kelima subjek, dilihat dari aspek fluency dan aspek flexibility terdapat tiga jenis jawaban yang diberikan subjek. Berikut uraian masing- masing jawaban tersebut.

Soal :

Seorang siswa mempunyai sebuah balok ABCD.EFGH dengan panjang AB = 9 cm, BC = 6 cm dan CG = 4 cm, sebagai berikut:

(7)

Yhana Alfianadevi Muthaharah 69 Memiliki Kemampuan Lima Aspek Fluency dan Dua As pek Flexibility

Terdapat dua subjek (S2 dan S4) yang dapat memberikan lima jawaban benar dengan 5 aspek fluency dan 2 aspek flexibility. Jawaban S2 dapat dilihat pada Gambar 2 sedangkan jawaban S4 dapat dilihat pada Gambar 3..

Gambar 2. Jawaban S2 Sumber : Data Primer, (2017)

Gambar 3. Jawaban S4 Sumber : Data Primer, (2017)

Dari kedua jawaban tersebut tampak bahwa terdapat kesamaan jawaban kedua subjek yaitu mencari lima bangun yang berbeda. Bangun yang diberikan subjek 2 adalah kubus, limas segitiga samakaki, limas segiempat, prisma segitiga samakaki, sedangkan subjek 4 adalah dua limas segiempat, kubus, prisma segitiga siku-siku.

Tidak hanya dapat menemukan bangun berb eda yang memenuhi syarat volume, namun kedua subjek juga mampu mencari bangun yang sama dengan soal tetapi memiliki ukuran berbeda. Hal ini dapat dilihat dari jawaban terakhir dari masing-masing subjek. Berdasakan hal tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kedua subjek memiliki dua sudut pandang dalam mencari jawaban yaitu dapat mencari bangun lain yang memiliki volume sama dengan soal dan mampu mencari ukuran lain dari bangun seperti pada soal. Sudut pandang berbeda muncul ketika subjek sudah tidak mampu menemukan jawaban lain dengan sudut pandang sebelumnya. Hal ini nampak dari jawaban kedua subjek.

Sudut pandang mencari bangun yang sama dengan ukuran lain pada subjek S2 muncul ketika subjek tidak mampu lagi memberikan jawaban berupa bangun lain sehingga subjek memberikan jawaban berupa bangun balok dengan ukuran berbeda. Adapun subjek 4 menggunakan sudut pandang lain ketika sudah menyebutkan 3 jawaban dan tidak bisa memberikan bangun lain sebagai jawaban, sehingga subjek 4 memberikan jawaban bangun yang sama dengan jawaban yang diberikan sebelumnya (limas segiempat) dengan ukuran berbeda. Subjek 4 juga memberikan jawaban berupa bangun balok (sama seperti soal) dengan ukuran berbeda. Dengan demikian, kedua subjek mampu memenuhi aspek fluency dan aspek flexibility.

(8)

Yhana Alfianadevi Muthaharah 70 ukuran limas segitiga samakaki maupun prisma segitiga samakaki, subjek 2 menggunakan cara yang berbeda yaitu dengan mencari pasangan bilangan secara coba-coba untuk menentukan tinggi bangun dan luas alas dengan menekankan pada ukuran alas dan tinggi alas tanpa memperhatikan sisi miringnya. Hal ini dapat dilihat dalam gambar 4.

Gambar 4. Cara Penyelesaian S2 Sumber : Data Primer, (2017)

Memiliki Kemampuan Empat Aspek Fluency dan Satu Aspek Flexibility

Terdapat satu subjek (S1) yang dapat memberikan empat jawaban benar dengan 4 aspek fluency dan 1 aspek flexibility. Adapun jawaban S1 dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Jawaban S1 Sumber : Data Primer, (2017)

Dari jawaban yang diberikan oleh S1, subjek mampu memberikan empat bangun yang berbeda. Empat bangun tersebut adalah prisma segitiga siku-siku, limas segiempat, limas segitiga siku-siku dan kubus. Dalam memberi jawaban, S1 hanya memiliki satu sudut pandang yaitu mencari bangun lain yang memiliki volume sama dengan soal. Dengan demikian S1 mampu memenuhi aspek fluency dan aspek flexibility.

(9)

Yhana Alfianadevi Muthaharah 71 Gambar 6. Kutipan wawancara S1

Sumber : Data Primer, (2017)

Memiliki Kemampuan Tiga Aspek Fluency dan Satu Aspek Flexibility

Terdapat dua subjek (S3 dan S5) yang dapat memberikan tiga jawaban benar dengan 3 aspek fluency dan 1 aspek flexibility. Adapun jawaban kedua subjek dapat dilihat pada gambar 7 dan 8.

Gambar 7. Jawaban S3 Sumber : Data Primer, (2017)

Gambar 8. Jawaban S5 Sumber : Data Primer, (2017)

Dari kedua jawaban tersebut tampak bahwa terdapat kesamaan jenis bangun yang diberikan oleh kedua subjek yaitu tiga bangun yang berbeda. Bangun yang diberikan kedua subjek tersebut adalah kubus, prisma segitiga samakaki dan limas segiempat.

Kedua subjek memiliki satu sudut pandang dalam mencari jawaban yaitu dapat mencari bangun lain yang memiliki volume sama dengan soal. Berbeda dengan S1, S3 dan S5 memilih menggambarkan bangun yang lebih menyerupai balok terlebih dahulu yaitu kubus. Dengan demikian kedua subjek dapat memenuhi aspek fluency dan aspek flexibility.

P : “Bagaimana caramu dalam menentukan ukuran

prisma segitiga siku-siku tersebut?”

S1 : “Saya cari alasnya dulu baru tingginya.” P : “Cara mencari sisi alasnya gimana dek?” S1 : “Pakai triple pythagoras yang sesuai mbak”

P : “Baik. Kalau untuk tingginya bagaimana dek?” S1 : “Kalau tingginya volume dibagi sama luas

(10)

Yhana Alfianadevi Muthaharah 72 Strategi yang digunakan kedua subjek dalam mencari ukuran bangun sama yaitu dengan mencari ukuran alas terlebih dahulu, kemudian luas alas dan selanjutnya tinggi bangun sama halnya yang dilakukan S1, S2 dan S4. Meskipun demikian, dalam mencari ukuran segitiga siku-siku samakaki dan limas segiempat S5 menggunakan cara menentukan tinggi terlebih dahulu de ngan cara mencoba-coba, kemudian memasukkan volume dan tinggi yang diketahui seperti pada gambar 9. Akan tetapi S5 hanya menekankan pada panjang alas dan tinggi alas tidak memperhatikan sisi miring alas tersebut.

Gambar 9. Hasil cara pengerjaan S5 Sumber : Data Primer, (2017)

Gambar 9. Kutipan wawancara S5 Sumber : Data Primer, (2017) Aspek Kebaruan

Berdasarkan uraian jawaban S1, S2, S3, S4 dan S5 tersebut, apabila dilihat dari jenis bangun dan sudut pandang yang telah diberikan kelima subjek, tidak ada subjek yang memenuhi aspek kebaruan. Akan tetapi berdasarkan strategi yang digunakan kelima subjek dalam menentukan ukuran suatu bangun diperoleh bahwa S1 mampu memenuhi aspek kebaruan dimana subjek mampu memberikan jawaban bangun prisma segitiga siku dan dalam menentukan ukuran alas yang berbentuk segitiga siku-siku tersebut S1 mampu memberikan uk uran secara lengkap (menyebutkan ketiga ukuran sisinya) menggunakan triple Pythagoras sehingga ketiga sisi alas dapat diketahui. Adapun keempat subjek lainnya dalam memberikan bangun prisma S2 dan S3 memilih bentuk alas segitiga sama kaki, S4 dan S5 memilih bentuk alas segitiga siku-siku samakaki hanya menekankan pada panjang alas dan tingginya saja, sehingga ukuran alas tidak memenuhi triple pythagoras atau memiliki panjang sisi miring sembarang.

Selain itu, juga terdapat keunikan yang dimiliki S5 saat menggambarkan kubus ABCD.EFGH dimana subjek menggambarkan rusuk AB tidak mendatar tetapi sedikit

Kutipan wawancara peneliti dengan subjek:

P :”Coba jelaskan bagaimana menentukan jawabannya

dek.”

S5 :”Rumusnya tinggal dibalik.” P :”Dibalik gimana dek?”

(11)

Yhana Alfianadevi Muthaharah 73 agak miring dan rusuk lainnya juga mengikuti. Hal ini tidak dilakukan oleh subjek lainnya. Oleh karena itu, hanya S1 dan S5 saja yang memenuhi aspek kebaruan.

Pembahasan

Berpikir Kreatif Matematis Aspek Fluency

Berdasarkan hasil analisis dari kelima subjek, kelima subjek tersebut memenuhi aspek fluency (kefasihan) dimana subjek mampu menggambarkan bangun ruang sisi datar lebih dari satu jawaban. Subjek 2 dan 4 mampu menggambarkan 5 bangun ruang sisi datar, Subjek 1 mampu menggambarkan 4 bangun ruang sisi datar sedangkan subjek 3 dan 5 mampu menggambarkan 3 bangun ruang sisi datar dengan benar. Silver (1997) fluency adalah jika siswa mampu menyelesaikan masalah matematika dengan beberapa alternatif jawaban (beragam) dan benar. Diperkuat dengan pernyataan Munandar (1999) yang menyatakan bahwa fluency yaitu siswa mampu mencetuskan banyak jawaban dan lebih dari satu jawaban. Oleh karena itu, berdasarakan kemampuan berpikir kreatif kelima subjek memenuhi aspek fluency.

Berpikir Kreatif Matematis Aspek Flexibility

Berdasarkan hasil analisis kelima subjek, terdapat 2 subjek mampu memenuhi 2 aspek flexibility dimana kelima subjek mampu menggambarkan bangun ruang sisi datar yang bervariasi dan mampu menggunakan sudut pandang yang berbeda dengan menggambarkan bangun ruang sisi datar dengan jenis yang sama tetapi memiliki ukuran berbeda. Sedangkan 3 subjek lainnya hanya memenuhi 1 aspek flexibility dimana subjek hanya mampu menggambarkan bangun ruang sisi datar yang bervariasi saja. Silver (1997) menyatakan bahwa flexibility adalah jika siswa mampu menyelesaikan masalah matematika dengan dengan cara yang berbeda. Diperkuat dengan pernyataan Munandar (1999) menyatakan bahwa flexibility yaitu jika siswa mampu menghasilkan gagasan, jawaban, atau pertanyaan yang bervariasi dan dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda-beda. Oleh karena itu, kelima subjek mampu memenuhi aspek kemampuan berpikir kreatif aspek flexibility.

Berpikir Kreatif Matematis Aspek Kebaruan

(12)

Yhana Alfianadevi Muthaharah 74 pernyataan Munandar (1999) novelty yaitu mampu melahirkan ungkapan yang baru dan unik.

Selain itu, ditemukan fakta bahwa adanya kecenderungan subjek untuk lebih memilih menggambarkan bangun ruang bermacam- macam dibandingkan menggambarkan satu jenis bangun tetapi memiliki ukuran berbeda-beda dan masih terdapat beberapa subjek dalam menggambarkan bangun kubus tidak tepat.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa dalam menyelesaikan soal bangun ruang sisi datar, maka diperoleh kesimpulan bahwa terdapat dua subjek yang mampu memenuhi ke tiga aspek berpikir kreatif yaitu fluency, flexibility dan kebaruan. Adapun tiga subjek lainnya memenuhi dua aspek berpikir kreatif yaitu aspek fluency dan flexibility. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa dalam jenjang pendidikan yang sama. Tidak semua siswa tersebut mempunyai tingkat kemampuan berpikir kreatif yang sama dan masih terdapat beberapa siswa yang belum memenuhi ketiga aspek berpikir kreatif.

Saran

Berdasarkan hasil tersebut maka disarankan bagi guru untuk lebih menekankan proses berpikir kreatif siswa dalam pembelajaran matematika. Oleh karena itu, guru disarankan untuk memberikan soal yang dapat melatih kemampuan berpikir kreatif siswa dengan soal terbuka dan tidak hanya dengan memberikan soal sesuai dengan buku teks saja dengan jenis soal tertutup, serta guru lebih memperhatikan lagi cara siswa dalam menggambarkan ukuran bangun ruang sisi datar yang sesuai.

DAFTAR PUSTAKA

Evaulina, dkk.2013.Deskripsi Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Matematika Kontekstual Pada Materi Kubus Dan Balok Di Kelas Viii Smp Negeri 1 Tapa. Gorontalo: Universitas Gorontalo.

Huludu, dkk.2013.Deskripsi Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika Siswa Kelas Xi Pada Materi Peluang Di Sma Negeri I Suwawa. Gorontalo: Universitas Gorontalo

Irawan, Deddy.2015.Analisis Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Dan Kemandirian Melalui Pembelajaran Model 4k Ditinjau Dari Gaya Belajar Siswa Kelas VII.Semarang.UNNES

Mahmudi, Ali.2010.Mengembangan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Melalui Pembelajaran Topik Pecahan.Yogyakarta: FMIPA UNY

Marliani, Novi.2015. Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Melalui Model Pembelajaran Missouri Mathematics Project (Mmp). Jakarta: Universitas Indraprasta PGRI.

(13)

Yhana Alfianadevi Muthaharah 75 Noer, Sri Hastuti.2011.Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Dan Pembelajaran Matematika Berbasis Masalah Open-Ended.Palembang: Universitas Sriwijaya Prihatnani, Erlina.2012. Eksperimentasi Pembelajaran Matematika Dengan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (Tgt) Menggunakan Alat Peraga 2 Dimensi Dan 3 Dimensi Pada Pokok Bahasan Dimensi Tiga Untuk Siswa Sma Di Kabupaten Kulon Progo Ditinjau Dari Kecerdasan Spasial Dan Kreativitas Siswa. Surakarta: UNS

Sasmita, dkk. 2014. Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Dalam Pembelajaran Problem Posing Pada Materi Bangun Datar. Pontianak: Untan Pontianak. S. C. Utami Munandar. 1999. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah.

Jakarta: Grasindo

Sidu, dkk.2013.Deskripsi Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika Siswa Pada Soal-Soal Open-Ended Dalam Materi System Persamaan Linear Dua Variabel. . Gorontalo: Universitas Gorontalo

Siswono, Tatag Y E. 2006. Implementasi Teori Tentang Tingkat Berpikir Kreatif dalam Matematika. Surabaya: UNESA .

Sunaryo, Yoni.2014. Model Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Kreatif Matematik Siswa SMA Di Kota Tasikmalaya.Tasikmalaya: Universitas Terbuka

Wulandari, dkk.2014.Keefektifan Pembelajaran Circ Dengan Pendekatan Open-Ended Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Kelas-Viii Materi Kubus-Balok.Semarang: UNNES UJME.

Gambar

Gambar 2. Jawaban S2
Gambar 4. Cara Penyelesaian S2
Gambar 7. Jawaban S3
Gambar 9. Hasil cara pengerjaan S5

Referensi

Dokumen terkait

Kabupaten Paser memiliki angka indeks yang lebih tinggi dari pada daerah lain karena: (1) ketersediaan wahana dan level partisipasi dimana masyarakat banyak diberikan

Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah model pembelajaran kooperatif tipe TAI ( team Assisted Individualization ) dapat meningkatkan prestasi dan motivasi belajar

Gagasan ini mewarnai karya Cohan yang menyatakan bahwa potret maskulinitas dalam krisis identitas bukan hanya merupakan kecemasan kelas baru yang hanya symptomatic tetapi

41 Tim Reality, Kamus Terbaru Bahasa Indonesia (Cet.. Untuk memperoleh hasil belajar, dilakukan evaluasi atau penilaian yang merupakan tindak lanjut atau cara untuk

Resuming the big data concepts and techniques from above and postulating a sound mathematical approach for a topologically consistent geo-spatio-temporal model, in a second step

Kalau kecepatan ditambah lagi, V3, dimana anda perlu menahan nafas hanya 1 detik, yaitu sama dengan kecepatan jantung anda, Maka anda mengatakan “saya tidak menahan nafas”.

Beberapa Aspek Ekologi Jamur Endofit Pada Mentigi ( Vaccinium varingiaefolium) Di Kawah Gunung Sinabung Sumatera

dan restu kaum muslimin dan muslimat kami selaku panitia peringatan Hari Besar Islam (PPHBI) Masjid jami AL-Muhajiriin, akan merayakan Ta’diman watakriman Isra Mi’raj Nabi