• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN WUS TENTANG PAP SMEAR DENGAN SIKAP WUS MELAKUKAN PAP SMEAR DI BPM NI KETUT NARYADI,A.MD.KEB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN WUS TENTANG PAP SMEAR DENGAN SIKAP WUS MELAKUKAN PAP SMEAR DI BPM NI KETUT NARYADI,A.MD.KEB"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN WUS TENTANG PAP SMEAR DENGAN SIKAP WUS MELAKUKAN PAP SMEAR

DI BPM NI KETUT NARYADI,A.MD.KEB TAHUN 2015

Oleh

Ni Made Dewianti, S.ST, M.Kes Ni Putu Suwindari

Akademi Kebidanan Kartini Bali Email : wi2k_aj3g@yahoo.com

Abstract : The relationship between WUS knowledge about pap smear with an attitude WUS pap smear in BPM Ni Ketut Naryadi, A.Md.Keb 2015. This type of research is analytic with cross sectional approach. The study population is all that comes to BPM WUS Ni Ketut Naryadi, A.Md.Keb. The sampling technique used was quota sampling with total sample of 42 respondents. gathering data using questionnaires and using data analysis univariate and bivariate. The research showed most of as many as 22 (52.4%) of respondents have good knowledge, almost entirely as many as 36 (85.7%) of respondents have a positive attitude and most of which were 21 (50.0%) of respondents had knowledge good and positive attitude. After statistical test by using Spearman's rank correlation coefficient obtained results π = 0.732 with a significance level of 0.00 (P <0.05) proves that there is a positive relationship between knowledge of the Pap Smear WUS WUS with an attitude doing a Pap smear.

Abstrak : Hubungan antara pengetahuan WUS tentang Pap Smear dengan sikap WUS melakukan Pap Smear di BPM Ni Ketut Naryadi, A.Md.Keb Tahun 2015. Kanker leher rahim (serviks) adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam leher rahim atau serviks yang disebabkan oleh Human Papiloma Virus (HPV). Setiap tahun tercatat lebih dari 15.000 kasus

(2)

menghindari timbulnya kanker serviks. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan WUS tentang pap smear dengan sikap WUS melakukan pap smear di BPM Ni

Ketut Naryadi,A.Md.Keb tahun 2015. Jenis penelitian yang digunakan adalah analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian adalah semua WUS yang datang ke BPM Ni Ketut Naryadi,A.Md.Keb. Tehnik sampling yang digunakan adalah quota sampling dengan jumlah sampel sebanyak 42 responden. pengumpulan data menggunakan kuisioner serta menggunakan analisa data uni variat dan bivariat. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh

sebagian besar yaitu sebanyak 22 (52,4%) responden memiliki pengetahuan baik, hampir seluruhnya yaitu sebanyak 36 (85,7%) responden memiliki sikap positif dan sebagian besar yaitu sebanyak 21 (50,0%) responden memiliki pengetahuan baik dan sikap positif. Setelah dilakukan

uji statistik dengan menggunakan Spearman’s rank diperoleh hasil koefisien korelasi π = 0,732 dengan tingkat signifikansi 0,00(P < 0,05) membuktikan bahwa ada hubungan positif antara

pengetahuan WUS tentang Pap Smear dengan sikap WUS melakukan Pap Smear. Kata Kunci :

Pengetahuan, Sikap, WUS dan Pap Smear

PENDAHULUAN

Kanker leher rahim (serviks) adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam leher

rahim/ serviks. Kanker serviks disebabkan oleh Human Papiloma Virus (HPV) yang ditularkan melalui hubungan seksual.

Kanker ini merupakan jenis penyakit

kanker yang paling banyak diderita wanita di atas usia 20 tahun (Taufan Nugroho,

2014). Kanker leher rahim ini menduduki urutan nomor dua penyakit kanker di dunia bahkan 500.000 wanita di seluruh

(3)

rahim dan rata-rata 270.000 meninggal tiap tahun ( Depkes RI, 2009).

Setiap tahun di Indonesia tercatat lebih dari 15.000 kasus kanker serviks baru dan kurang lebih 8000 kasus kematian. World Health Organitation (WHO) menyatakan bahwa indonesia termasuk negara dengan

insiden kanker serviks tertinggi di dunia dengan peluang kematian 66% (Departemen Kesehatan Indonesia, 2011).

Tahun 2013 di Provinsi Bali terdapat 199 wanita terkena kanker serviks dan di

kota Denpasar terdapat 44 orang yang terkena kanker serviks pada tahun 2013

(Dinas Kesehatan Provinsi Bali, 2013). Kanker serviks jarang terjadi pada wanita muda (usia dibawah 20 tahun) karena

perjalanan penyakit kanker serviks dari infeksi HPV, tahap pre-kanker, hingga

menjadi kanker membutuhkan waktu 10-20 tahun. Kanker ini cenderung terjadi pada wanita paruh baya, sebesar 50% kasus

ditemukan pada wanita yang berusia 35 – 55

tahun, 50% nya lagi ditemukan pada wanita yang berusia 35 tahun (Suwiyoga, 2011).

World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa sekitar sepertiga kanker dapat disembuhkan jika didiagnosis dan

ditangani pada stadium dini, untuk itu perlunya skrining kanker seperti papsmear untuk menditeksi kelainan sel-sel pada leher rahim (Fitria, 2012).

Papsmear atau disebut juga tes Pap adalah prosedur sederhana yang dilakukan untuk mengambil hapusan atau lendir yang

terdapat pada leher rahim. Diteksi dini sel ini merupakan langkah awal menghindari

timbulnya kanker serviks, meskipun bukan merupakan dasar kepastian penyakit tetapi pemeriksaan ini telah menimbulkan

kecurigaan (Intan Kumala Sari dan Irwan Andyantoro, 2012).

Sekitar 80% kasus kanker leher rahim terjadi pada wanita yang hidup berkembang. Tingginya kasus di negara

(4)

akses screening dan pengobatan. Masih banyak wanita di negara berkembang,

termasuk Indonesia kurang mendapat informasi dan pelayanan terhadap penyakit kanker leher rahim. Ini disebabkan karena

tingkat ekonomi rendah dan tingkat pengetahuan yang kurang tentang pap

smear (Meutea, 2009).

Kaum lelaki berperan sangat besar dalam penularan HPV, laki-laki yang suka

berganti pasangan beresiko besar menularkan virus Papiloma dari

pasangannya yang menderita ke pasangannya yang baru. Saat ini usia

remaja juga beresiko terkena kanker leher rahim, ini disebabkan karena ada beberapa remaja mulai atau pernah melakukan

hubungan seksual pada usia dibawah 18 tahun serta sering berganti pasangan, ini

akan beresiko tinggi terkena inveksi virus HPV. Menurut World Health Organitation (WHO) Semua wanita yang berusia 18

tahun atau lebih dan telah aktif melakukan

hubungan seksual harus melakukan papsmear.

Data dari BPM Ni Ketut Naryadi,amd.keb dari bulan Januari sampai Agustus 2014 hanya 20 orang yang melakukan papsmear dan dari

studi pendahuluan melalui wawancara terhadap 10 Wanita Usia Subur, hanya 4 orang

yang mengetahui tentang pap smear Pap Smear dan dari 4 orang yang mengetahui tentang Pap Smear hanya 2 orang yang sudah

melakukan Pap Smear. Berdasarkan data di atas maka peneliti tertarik untuk meneliti “Hubungan antara Pengetahuan Wanita Usia

Subur tentang Pap Smear terhadap Sikap Melakukan Pap Smear di BPM Ni Ketut Naryadi,amd.keb“.

METODE

Penelitian dilakukan dengan metode analitik dan pendekatan yang digunakan

adalah pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan di BPM Ni Ketut Naryadi,amd.keb. Populasi penelitian dalam

(5)

Ketut Naryadi,amd.keb. Dari data kunjungan tiga bulan pertama (Agustus – September

2014) terdapat 142 WUS yang berkunjung ke BPM Ni Ketut Naryadi, amd.keb. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh WUS di

BPM Ni Ketut Naryadi,amd.keb dengan memperhatikan kriteria inklusi dan eksklusi.

Besar sampel dihitung dengan rumus Toro Yamane (Notoadmodjo, 2009) :

Keterangan :

n = Besar sampel N = Besar populasi

d = Penyimpangan terhadap populasi atau derajat ketepatan yang diinginkan, ditetapkan 10% dengan tingkat kepercayaan 90%

Dengan menggunakan rumus tersebut maka diperhitungkan besar sampel adalah sebagai

berikut :

N = 142 n = 142 1 + 142(0,1)2

= 142 2,42 = 42

Dalam penelitian ini teknik sampling yang

digunakan adalah Quota Sampling.

Analisis data yang digunakan adalah Analisa Univariat yaitu

1. Pengetahuan

Data untuk tingkat pengetahuan dikelompokkan dengan cara memberi skor

benar = 1 dan sah = 0, kemudian dihitung denan rumus

P =

Keterangan :

P = presentase pengetahuan F = frekuensi jawaban benar N = jumlah pernyataan

Nilai dari perhitungan tersebut kemudian dikategorikan menjadi

pengetahuan baik 76% - 100%, pengetahuan cukup 56% - 75%, pengetahuan kurang ≤ 56%. Hasil penelitian data dalam bentuk

presentase kemudian diinterpretasikan n = N

(6)

menurut Arikunto (2009) menjadi sebagian kecil (1 – 25%), hampir setengahnya

(26-49%), setengahnya (50%), sebagian bsar (51-57%), hampir seluruhnya (76-99%), dan seluruhnya( 100% ).

2. Sikap

Menurut Likert dalam Arikunto (2009)

untuk dapat mengetahui sikap responden digunaka lima alternatif jawawan yang kemudian diberikan skor untuk dapat

dihitung. Skor dihitung dan dikelompokkan ke dalam 2 kategori yaitu positif dan negatif

sebagai berikut :

a. pernyataan positif diungkapkan dengan

kata-kata :

penilaian pernyataan sikap, pada pernyataan positif maka untuk jawaban

sangat setuju (SS) mendapat skor 5, setuju (S) mendapat skor 4, netral (N) mendapat

skor 3, tidak setuju (TS) mendapat skor 2, dan sangat tidak setuju(STJ) mendapat skor 1.

b. Pernyataan negatif

pernyataan bersifat negatif untuk jawaban

sangat setuju (ST) mendapat skor 1, setuju (S) mendapat skor 2, netral (N) mendapat skor 3, tidak setuju (TS) mendapat skor 4,

dan sangat tidak setuju (STS) mendapat skor 5.

Perolehan skor dari setiap responden dapat dihitung dengan menjumlahkan skor jawaban yang dipilih responden berdasarkan jumlah

pertanyaan yang ada kemudian dicari mediannya.

Menurut Hidayat (2009) median dapat diperoleh dengan cara :

Med = (jumlah soal x nilai tertinggi) + (jumlah soal x nilai terendah)/2

Med = (9 x 5) + (9 x 1)/2

= 45 + 9/2 = 54//2 = 27

Analisis Bivariate

(7)

antara pengetahuan dengan sikap WUS melakukan Pap Smear, bila hasil p > 0,05 maka Ho diterima berarti tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan sikap WUS melakukan Pap Smear

HASIL DAN PEMBAHASAN

a. PengetahuanWUS tentang Pap Smear

Berdasarkan pengetahuan responden dikategorikan menjadi tiga kategori yaitu baik, cukup dan kurang. Yang dijelaskan pada tabel

berikut :

Tabel 1 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden tentang Pap Smear di BPM Ni Ketut Naryadi, A.Md.Keb Tahun 2015.

Pengetahuan Frekuensi Persentase (%) Baik

Cukup Kurang

22 15 5

52,4 35,7 11,9

Jumlah 42 100

Sumber :Data primer hasil penelitian tahun 2015

Berdasarkan tabel 1 diatas dari 42

responden sebagian besar yaitu 22 (52,4%) responden memiliki pengetahuan baik, hampir

setengahnya yaitu sebanyak 15 (35,7%) responden memiliki pengetahuan cukup, dan

sebagian kecil yaitu sebanyak lima (11,9%) responden memiliki pengetahuan kurang. Dari

42 responden yang diteliti, sebagian besar yaitu sebanyak 22 (52,4%) responden memiliki pengetahuan baik. Hal ini

disebabkan oleh beberapa hal diantaranya adalah faktor pengalaman yang

mempengaruhi seseorang dan tergantung pada ingatan seseorang pada saat pengisian kuesioner.

Sesuai dengan Notoatmodjo (2010) yang mengemukakan bahwa pengetahuan terjadi

setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan

terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Penginderaan yang baik akan

meningkatkan pemahaman terhadap suatu objek atau informasi. Memahami diartikan

sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat mengintepretasikan informasi tersebut

(8)

Berdasarkan penelitian oleh Ismawanti (2011) dengan judul “Pengetahuan WUS

tentang Pap Smear di Puskesmas Kota Wilayah Kediri Tahun 2011” hasil

penelitiannya adalah sebagian besar dari

responden yang diteliti memiliki pengetahuan yang baik tentang pap smear. Dari penelitian

tersebut pengetahuan dipengaruhi oleh tingkat pendidikan responden.

b. Sikap Melakukan Pap Smear

Berdasarkan sikap dapat dibedakan menjadi dua yaitu sikap positif dan sikap

negatif.

Tabel 2 Distribusi Frekuensi Sikap Responden Melakukan Pap Smear di BPM Ni Ketut Naryadi,A.Md.Keb Tahun 2015

Sikap Frekuensi Persentase (%) Positif

Negatif

36 6

85,7 14,3

Jumlah 42 100

Sumber : Data primer hasil penelitian tahun 2015

Berdasarkan tabel 2 diatas dari42

responden, hampir seluruhnya yaitu sebanyak 36 (85,7%) responden memiliki sikap positif dan sebagian kecil yaitu sebanyak

enam(14,3%) responden memiliki sikap negatif dalam melakukan pap smear. Menurut

Alport dalam Notoatmodjo (2009) menjelaskan bahwa sikap dipengaruhi oleh pengalaman pribadi. Pengalaman pribadi yang

terjadi secara tiba-tiba atau mengejutkan yang meninggalkan kesan paling mendalam pada

jiwa seseorang. Kejadian-kejadian dan peristiwa-peristiwa yang terjadi berulang-ulang dan terus-menerus, lama-kelamaan

secara bertahap diserap kedalam individu dan mempengaruhi terbentuknya sikap.

Berdasarkan penelitian oleh Erayanti (2012) dengan judul “Sikap WUS melakukan

Pap Smear di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Sidoarjo Tahun 2012” hasil penelitiannya

adalah sebagian besar dari resonden memiliki

sikap positif terhadap pap smear. Hal ini dipengaruhi oleh pengetahuan yang baik dari

responden tersebut tentang pap smear.

(9)

Berikut analisis Hubungan Pengetahuan WUS Melakukan Pap Smear dengan Sikap WUS Melakukan Pap Smear:

Tabel 3 Distribusi Frekuensi Hubungan Pengetahuan WUS Tentang Pap Smear dengan Sikap WUS Melakukan Pap Smear di BPM Ni Ketut Naryadi,A.Md.Keb Tahun 2015

Sumber : Data primer dari hasil penelitian tahun 2015

Berdasarkan table 3 dari 42 reponden, sebagian besar yaitu sebanyak 21 (50,0%)

responden memiliki pengetahuan baik dengan sikap positif, sebagian kecil yaitu sebanyak

satu (2,4%) responden memiliki pengetahuan baik dengan sikap negatif, hampir setengahnya yaitu sebanyak13 (31,0%)

responden memiliki pengetahuan cukup dengan sikap positif, sebagian kecil yaitu

sebanyak dua (4,8%) responden memiliki pengetahuan cukup dengan sikap negatif, sebagian kecil yaitu dua (4,8%) responden

memiliki pengetahuan kurang dengan sikap positif, sebagian kecil yaitu tiga (7,1%) responden memiliki pengetahuan kurang

dengan sikap negatif.

Setelah data penelitian tersebut diolah, selanjutnya dilakukan pengujian data untuk

menguji hubungan antara pengetahuan WUS tentang Pap Smear dengan sikap WUS melakukan Pap Smear dengan menggunakan

Spearman’s rank dengan hasil dari uji

hipotesis terhadap hubungan antara pengetahuan dengan sikap diketahui hasil koefisien korelasi π = 0,732 dengan tingkat

signifikansi 0,00 (P < 0,05). Hal ini membuktikan bahwa ada hubungan positif dan

signifikan antara pengetahuan WUS tentang Pap Smear dengan sikap WUS melakukan Pap Smear. Sehingga semakin baik pengetahuan tentang Pap Smea rmaka sikap yang ditunjukkan positif dan semakin sedikit

atau kurang pengetahuan tentang Pap Smear maka perilaku yang ditunjukkan adalah negatif.

Pengeta huan

Sikap Total Positif Negatif

(10)

Menurut Notoatmodjo (2009) dengan adanya pengetahuan tentang manfaat suatu

hal, akan mempunyai sikap positif terhadap hal tersebut. Selain itu sikap yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari

pada sikap yang tidak didasari oleh pengetahuan.

Berdasarkan penelitian oleh Emy Hermayanti (2012) dengan judul “hubungan antara pengetahuan WUS dengan sikap WUS

melakukan pap smear sebagai diteksi dini kanker serviks” hasil penelitiannya adalah ada

hubungan antara pengetahuan dengan sikap dengan nilai kolerasi π = 0,672 dengan nilai

signifikansi 0,00 (P<0,05) yang menyatakan ada hubungan antara pengetahuan dengan sikap.

SIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang telah

dilakukan terhadap 42 responden, mengenai “Hubungan Antara Pengetahuan WUS

Tentang Pap Smear Dengan Sikap WUS Melakukan Pap Smear Di BPM Ni Ketut

Naryadi,A.Md.Keb Tahun 2015” dapat disimpulkan sebagai berikut : Sebagian besar

dari responden memiliki pengetahuan yang baik tentang Pap Smear, Hampir seluruhnya dari responden memiliki sikap positif

melakukan Pap Smear dan Terdapat hubungan positif dan signifikan antara hubungan

pengetahuan WUS tentang Pap Smear dengan sikap WUS melakukan Pap Smear.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. S. (2009). Manajemen Penelitian. Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta Depkes RI, 2009. Sistem Kesehatan Nasional.

Jakarta. 2.

Depkes RI. 2011. Profil Kesehatan Indonesia 2010. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia

Dinkes Propinsi Bali, (2013), Profil Kesehatan Propinsi Bali, Denpasar. Erayanti. 2012. Sikap WUS melakukan Pap

Smear di Wilayah Kerja Puskesmas Sidoarjo Tahun 2012

Fitria. (2012). Memahami Perkembangan Fisik Remaja. Yogyakarta: Gosyen Publishing

(11)

Hidayat. A.A. (2009). Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika

Intan K.S, Irwan A. 2012. Stadium kanker serviks. Jakarta : Ridwan Pustaka Ismawanti. 2011. Pengetahuan WUS tentang

Pap Smear di Puskesmas Kota Wilayah Kediri Tahun 2011

Meutia. 2009. Inisiasi Menyusu Dini. Jakarta : Pustaka Bunda.

Notoatmodjo. S. (2009). Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

Notoatmodjo,s. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta Taufan, Nugroho. 2014. Patologi Kebidanan.

Yogyakarta: Nuha Medika.

Gambar

Tabel 1 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden tentang Pap Smear di BPM Ni Ketut Naryadi, A.Md.Keb Tahun 2015
Tabel 2

Referensi

Dokumen terkait

Hasil analisis pada tataran denotasi mencerminkan adanya perantau yang memiliki kehidupan sederhana ingin sekali membawa buah tangan untuk sanak keluarganya di kampung

Konsentrasi Minimum Asam Bensoat dan Asam Sorbat vang Diperlukan untuk Menghambat Pertumbuhan Kharnir dalam Makanan dan rninuman pada pH 5,0-5,5.. Khamir vang Terdapat

1) Murabahah adalah akad jual beli antara lembaga keuangan dan nasabah atas suatu jenis barang tertentu dengan harga yang disepakati bersama. Lembaga keuangan akan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Price Earning Ratio (PER), Debt to Equity Ratio (DER) dan Net Profit Margin (NPM) terhadap Return Saham pada

JAYA TERANG MANDIRI, perusahaan yang bergerak dalam bidang barang elektrikal, sedangkan tahun penelitian adalah 2016.Penulis melakukan penelitian tentang “Evaluasi

Perataan Laba (Income Smoothing) dan Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia) Jurnal Akuntansi

Pendistribusian adalah kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar serta mempermudah penyampaian produk dan jasa dari produsen kepada konsumen sehingga pengguna akhir

Dilihat dari tabel di atas bahwa materi ajar yang paling dibutuhkan oleh peserta didik pada pembelajaran membaca adalah teks yang digunakan untuk memahami ide dan