• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lingkungan Hidup - Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kualitas Air Sungai Batang Ayumi Kelurahan Kantin Kecamatan Padangsidimpuan Utara Kota Padangsidimpuan Tahun 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lingkungan Hidup - Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kualitas Air Sungai Batang Ayumi Kelurahan Kantin Kecamatan Padangsidimpuan Utara Kota Padangsidimpuan Tahun 2013"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Lingkungan Hidup

Menurut Undang-Undang No. 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, definisi lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia, dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.

Lingkungan hidup manusia maupun makhluk hidup lainnya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

1. Lingkungan Hidup Internal

Lingkungan hidup internal adalah proses fisiologis dan biokimia yang berlangsung dalam tubuh manusia. Lingkungan hidup internal pada saat tertentu juga mampu menyesuaikan diri dengan perubahan dan keadaan yang terjadi di luar tubuh untuk kelangsungan hidupnya atau disebut juga bersifat homeostatis. 2. Lingkungan Hidup Eksternal

Lingkungan hidup eksternal adalah segala sesuatu yang berupa benda hidup atau mati, ruang energi, keadaan sosial, ekonomi, maupun budaya yang dapat membawa pengaruh terhadap perikehidupan manusia di permukaan bumi ini (Chandra, 2007).

(2)

iklim, kelembaban, cahaya, bunyi. Komponen biotik adalah segala sesuatu yang bernyawa seperti tumbuhan, hewan, manusia da dan bakteri (Darmono, 2010).

Adanya kegiatan baru dalam lingkungan timbul interaksi baru antara satu kegiatan atau lebih dengan satu atau lebih komponen lingkungan. Interaksi tersebut menyebabkan saling pengaruh mempengaruhi dan pada gilirannya akan menimbulkan dampak positif maupun negatif.

2.2 Pencemaran

Menurut Undang-undang No 23 tahun 1997 dalam Chandra (2007) pencemaran lingkungan adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, atau komponen lain ke dalam lingkungan atau berubahnya tatanan lingkungan akibat kegiatan manusia atau akibat proses alam sehingga kualitas lingkungan menurun sampai ke tingkatan tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya.

(3)

aktifitas manusia, misalnya kegiatan domestik (rumah tangga), kegiatan urban (perkotaan), maupun kegiatan industri (Effendi, 2003).

2.3 Pengertian Air

Menurut peraturan pemerintah PP No. 82 Tahun 2001: Air adalah semua air yang terdapat diatas dan dibawah permukaan tanah, kecuali air laut dan air fosil. Sumber air adalah wadah air yang terdapat diatas dan dibawah permukaan tanah, termasuk dalam pengertian ini mata air, sungai, rawa, danau, waduk dan muara.

Air mempunyai peranan yang sangat penting bagi kehidupan dan kelangsungan hidup manusia. Air bukan sesuatu yang baru untuk dikonsumsi karena tidak satu pun manusia terlepas dari penggunaan air untuk kelangsungan hidupnya. Air merupakan bahan yang sangat vital bagi kehidupan di atas bumi (Slamet, 2007).

2.3.1 Karakteristik Fisik Air

Ciri fisik air menurut Hanum (2002), antara lain: a. Kekeruhan

Kekeruhan air dapat ditimbulkan oleh adanya bahan-bahan anorganik dan organik yang terkandung dalam air seperti lumpur dan bahan yang dihasilkan oleh buangan industri.

b. Temperatur

(4)

c. Warna

Warna air dapat ditimbulkan oleh kehadiran organisme, bahan-bahan tersuspensi yang berwarna dan oleh ekstrak senyawa-senyawa organik serta tumbuh-tumbuhan.

d. Solid (zat padat)

Kandungan zat padat menimbulkan bau busuk, juga dapat meyebabkan turunnya kadar oksigen terlarut. Zat padat dapat menghalangi penetrasi sinar matahari kedalam air.

e. Bau dan rasa

Bau dan rasa dapat dihasilkan oleh adanya organisme dalam air seperti alga serta oleh adanya gas seperti H2S yang terbentuk dalam kondisi anaerobik, dan oleh

adanya senyawa-senyawa organik tertentu.

2.3.2 Karakteristik Kimia Air

Sesuai dengan PP No. 82 tahun 2001, adapun ciri kimia air, antara lain: 1. pH

(5)

2. DO

DO (dissolved oxygen) yang terlarut di perairan alami bervariasi, tergantung pada suhu, salinitas, turbulensi air dan tekanan atmosfer. Semakin besar suhu dan ketinggian serta semakin kecil atmosfer, kadar oksigen terlarut semakin kecil (Effendi, 2003).

Konsentrasi oksigen terlarut yang terlalu rendah akan mengakibatkan ikan-ikan dan binatang air lainnya yang membutuhkan oksigen akan mati. Sebaliknya konsentrasi oksigen terlarut yang terlalu tinggi juga mengakibatkan proses perkaratan semakin cepat karena oksigen akan mengikat hydrogen yang melapisi permukaan logam (Fardiaz, 1992).

3. BOD

BOD (Biochemical Oxygen Demand) menunjukkan jumlah oksigen terlarut yang dibutuhkan organisme hidup untuk memecah atau mengoksidasi bahan-bahan buangan di dalam air. Jadi nilai BOD tidak menunjukkan jumlah bahan organik yang sebenarnya, tetapi hanya mengukur secara relatif jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi bahan-bahan buangan tersebut. Jika konsumsi oksigen tinggi yang ditunjukkan dengan semakin kecilnya sisa oksigen terlarut, maka berarti kandungan bahan-bahan buangan yang membutuhkan oksigen tinggi (Fardiaz, 1992). 4. COD

(6)

mengoksidasi bahan-bahan organik yang terdapat di dalam air. Bakteri dapat mengoksidasi zat organik menjadi CO2 dan H2O kalium dikromat dapat mengoksidasi lebih banyak lagi, sehingga menghasilkan nilai COD yang lebih tinggi dari BOD untuk air yang sama (Kristanto, 2002).

5. Kesadahan

Kesadahan air yang tinggi akan mempengaruhi efektifitas pemakaian sabun, namun sebaliknya dapat memberikan rasa yang segar. Di dalam pemakaian untuk industri (air ketel, air pendingin, atau pemanas) adanya kesadahan dalam air tidak dikehendaki. Kesadahan yang tinggi bisa disebabkan oleh adanya kadar residu terlarut yang tinggi dalam air (Hanum, 2002).

6. Senyawa-senyawa kimia beracun

Kehadiran unsur arsen (As) pada dosis yang rendah sudah merupakan racun terhadap manusia sehingga perlu pembatasan yang agak ketat (± 0,05 mg/l). Kehadiran besi (Fe) dalam air bersih akan menyebabkan timbulnya rasa dan bau logam, menimbulkan warna koloid merah (karat) akibat oksidasi oleh oksigen terlarut yang dapat menjadi racun bagi manusia (Hanum, 2002).

2.4 Sumber-Sumber Air

Air merupakan salah satu kebutuhan primer yang harus dipenuhi oleh manusia keberadaannya. Menurut Slamet (2007), sumber-sumber air tersebut adalah

(7)

air permukaan juga dipengaruhi cuaca dan kedalamannya sehingga spesies-spesies kimia yang ada dalam setiap lapis akan berubah.

2. Air tanah yang tergantung kedalamannya bisa disebut air tanah dangkal. Air tanah dangkal tergolong bersih dilihat dari segi mikrobiologis, karena sewaktu proses pengaliran ia mengalami penyaringan alamiah dan dengan demikian kebanyakan mikroba sudah tidak lagi terdapat di dalamnya.

3. Air angkasa, yaitu air yang berasal dari atmosfir, seperti hujan dan salju. Kualitas air angkasa tergantung sekali pada kualitas udara yang dilaluinya sewaktu turun kembali ke permukaan bumi. Bila kadar SO2 di dalam udara tinggi, maka hujan yang turun akan bersifat asam.

2.4.1 Peranan Air

Adapun fungsi air bagi manusia antara lain adalah sebagai berikut :

1. Mempertahankan kelembaban organ-organ tubuh. Jika organ tubuh kekurangan air bentuknya akan mengempis karena kehilangan kelembaban.

2. Untuk mempertahankan volume dan kekentalan darah dan getah bening. 3. Mengatur suhu tubuh. Jika kekurangan air tubuh akan menjadi panas.

4. Untuk mengatur struktur dan fungsi kulit. Kulit akan menjadi kasar dan berkerut jika kekurangan air. Sebagai mediator dan saluran dari berbagai reaksi kimia di dalam tubuh, proses metabolisme tubuh memerlukan air (Harini, 2007).

(8)

a. Cara Water Borne

Cara water borne merupakan penularan penyakit dimana air sebagai medianya. Kuman pathogen berada di dalam air minum untuk manusia dan hewan. Penyakit yang dihantarkan melalui air ini antara lain: penyakit kolera, typhoid, hepatitis dan disentri basiler.

b. Cara Water Washed

Cara water washed merupakan penularan penyakit berhubungan dengan air yang digunakan untuk kebersihan. Dengan terjaminnya kebersihan oleh tersedianya air yang cukup, maka penyakit-penyakit tertentu dapat dikurangi penularannya pada manusia. Penyakit karena kurangnya air untuk kebersihan seseorang ini antara lain; infeksi kulit dan selaput lendir, infeksi oleh insekta parasit pada kulit.

c. Cara Water Based

Cara water based merupakan penularan penyakit melalui pejamu (host) di air. Penyakit yang ditularkan melalui water based adalah Schistomiasis. Pejamu (host) perantara ini hidup di air contohnya siput air. Dalam hal ini larva .Schistomiasis hidup dalam siput air hingga berubah bentuk menjadi cercaria dan menembus kulit (kaki) manusia yang berada dalam air tersebut. Penyaki ini disebut Schistomiasis. d. Cara Water Related Insecta Vector

(9)

2.5 Standar Kualitas Air Bersih

Air mempunyai banyak peranan dalam kehidupan manusia. Kegunaan dari air antara lain sebagai sumber air bersih, alat transportasi, dan tempat hidup ikan air tawar sebagai sumber bahan pangan manusia. Untuk mengetahui kategori air tercemar maka perlu memenuhi kriteria/baku mutu sebagai berikut:

1. Standar Kualitas dari Departemen Kesehatan RI

Peraturan Menteri Kesehatan RI No 416/Menkes/IX/1990 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air. Peraturan ini dibuat dengan maksud bahwa air yang memenuhi syarat kesehatan mempunyai peranan penting dalam rangka pemeliharaan, perlindungan dan mempertinggi derajat kesehatan masyarakatnya. 2. Standar Kualitas Air WHO

Sebagai organisasi kesehatan internasional, WHO juga mengeluarkan peraturan tentang syarat-syarat kualitas air bersih yaitu meliputi kualitas fisik, kimia dan biologi. Peraturan yang ditetapkan oleh WHO tersebut digunakan sebagai pedoman bagi negara anggota. Namun demikian masing-masing negara anggota, dapat pula menetapkan syarat-syarat kualitas air sesuai dengan kondisi negara tersebut.

2.6Sungai

(10)

Sungai yaitu saluran pengaliran air yang terbentuk mulai dari hulu di daerah pegunungan/tinggi sampai bermuara di laut/danau. Sebagian besar air hujan yang turun ke permukaan tanah, mengalir ke tempat-tempat yang lebih rendah dan setelah mengalami bermacam-macam perlawanan akibat gaya berat, akhirnya melimpah ke danau atau ke laut. Suatu alur yang panjang di atas permukaan bumi tempat mengalirnya air yang berasal dari hujan disebut alur sungai. Perpaduan antara alur sungai dan aliran air di dalamnya disebut sungai (Gayo, 1994).

Sungai merupakan salah satu komponen lingkungan yang memiliki fungsi penting bagi kehidupan manusia. Salah satu fungsi lingkungan sungai saat ini adalah sebagai sumber air untuk pengairan lahan pertanian, peternakan, perkebunan dan yang paling penting adalah untuk memenuhi kebutuhan langsung air bersih, baik untuk keperluan rumah tangga, untuk keperluan sektor industri, termasuk industri pariwisata dan keperluan lain yang tidak terlepas dari air bersih seperti untuk pembangkit listrik melalui pemutaran turbin (KLH, 2012).

2.6.1 Pencemaran Air Sungai

Pencemaran air adalah penyimpangan sifat-sifat dari keadaan normal, bukan dari kemurniannya. Air yang berada di alam tidak pernah terdapat dalam bentuk murni, tetapi bukan berarti semua air sudah terpolusi. Air yang tidak terpolusi tidak selalu merupakan air murni, tetapi adalah air yang tidak mengandung bahan-bahan asing tertentu dalam jumlah melebihi batas yang ditetapkan sehingga air tersebut dapat digunakan secara normal untuk keperluan tertentu (Fardiaz, 1992).

(11)

penggunaan lahan tanah atau daratan. Dengan demikian banyak sekali penyebab terjadinya pencemaran air yang akhirnya akan bermuara ke lautan, menyebabkan pencemaran pantai dan laut sekitarnya.

Sumber tidak langsung yaitu kontaminan yang memasuki badan air dari tanah, air tanah, atau atmosfer berupa hujan. Tanah dan air tanah mengandung mengandung sisa dari aktifitas pertanian seperti pupuk dan pestisida. Kontaminan dari atmosfer juga berasal dari aktifitas manusia yaitu pencemaran udara yang menghasilkan hujan asam. Penyebab pencemaran air dapat juga digolongkan berdasarkan aktifitas manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, yaitu limbah yang berasal dari industri, rumah tangga, dan pertanian (Suriawiria, 1996).

Kehidupan biota air bergantung pada kandungan hara, pH, dan konsentrasi oksigen terlarut. Kelebihan unsur-unsur ini di dalam air yang tenang dapat menyebabkan air itu tidak sesuai untuk kehidupan binatang dan tumbuhan. Limbah organik yang memasuki aliran sungai di dekat tempat pemukiman atau pada saluran pembuangan limbah cair rumah tangga, disamping kenaikan suhu mengurangi penurunan oksigen terlarut, penguraian limbah oleh mikroorganisme juga dapat menyebabkan banyak penurunan oksigen terlarut (Mackinnon, 2000).

Untuk memudahkan pembahasan mengenai berbagai jenis polutan, polutan air dapat dikelompokkan atas 9 grup berdasarkan perbedaan sifat-sifatnya, sebagai berikut:

1. Padatan

(12)

4. Komponen organik sintetik 5. Nutrient tanaman

6. Minyak

7. Senyawa anorganik dan mineral 8. Bahan radioaktif

9. Panas

Berdasarkan PP no. 82 tahun 2001 juga disebutkan unsur-unsur pencemar dapat dibedakan atas:

1. Unsur non-konservatif yaitu unsur yang dapat diuraikan oleh mikroorganisme, misalnya senyawa organik.

2. Unsur konservatif yaitu unsur yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme, misalnya senyawa anorganik.

3. Buangan termal (panas), radioaktif ataupun mikroorganisme.

Klasifikasi mutu air ditetapkan menjadi 4 (empat) kelas berdasarkan PP No. 82 tahun 2001, yaitu:

a. Kelas satu: air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air minum,

dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.

b. Kelas dua: air yang peruntukannya dapat digunakan untuk prasarana/sarana

(13)

c. Kelas tiga: air yang peruntukannya dapat digunakan untuk pembudidayaan ikan

air tawar, peternakan, air untuk imengairi tanaman, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan air yang sama dengan kegunaan tersebut.

d. Kelas empat: air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi, tanaman

dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.

2.6.2 Pencemaran Air Limbah Domestik

Air limbah domestik, menurut Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 112 Tahun 2003 tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik disebutkan pada Pasal 1 ayat 1, bahwa air limbah domestik adalah air limbah yang berasal dari usaha dan atau kegiatan permukiman (real estate), rumah makan (restaurant), perkantoran, perniagaan, apartemen dan asrama.

Secara prinsip air limbah domestik terbagi menjadi 2 kelompok, yaitu air limbah yang terdiri dari air buangan tubuh manusia yaitu tinja dan urine (black water) dan air limbah yang berasal dari buangan dapur dan kamar mandi (gray water), yang sebagian besar merupakan bahan organik (Veenstra, 1995).

(14)

Tabel 2.1 Klasifikasi Tingkat Pencemaran dari Limbah Domestik Berdasarkan

Beberapa Parameter Kualitas Air

Parameter

Sumber: Rump dan Krist (1992) dalam Effendi (2003)

2.7 Pengetahuan

Simon-morton (1995) mengatakan dalam Notoatmodjo (2003), bahwa pengetahuan adalah pengenalan terhadap kenyataan, prinsip dan arti suatu objek, pengetahuan juga dapat dihasilkan dari stimulasi informasi yang dilihat dan diingat. Pengetahuan yang diterima seseorang dapat berasal dari membaca, menonton televisi, mendengar radio, pendidikan formal maupun non formal. Secara konseptual, pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, penginderaan melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, perasaan dan peraba.

Pengetahuan adal oleh seseorang. Pengetahuan tidak dibatasi pad dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya :

(15)

Pendidikan adalah suatu proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok dan juga usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan, maka jelas dapat disimpulkan sebuah visi pendidikan yaitu mencerdaskan manusia.

• Media

Media yang secara khusus didesain untuk mencapai masyarakat yang sangat luas. Contoh dari media massa ini adalah televisi, radio, koran, dan majalah. • Keterpaparan informasi

Pengertian informasi menurut Oxfoord English Dictionary, adalah “that of which one is apprised or told: intelligence, news”. Namun ada pula yang menekankan informasi sebagai transfer pengetahuan. Selain itu istilah informasi juga memiliki arti yang lain sebagaimana diartikan oleh RUU teknologi informasi yang mengartikannya sebagai suatu teknik untuk mengumpulkan, menyiapkan, menyimpan, memanipulasi, mengumumkan, menganalisa, dan menyebarkan informasi dengan tujuan tertentu. Sedangkan informasi sendiri mencakup data, teks, image, suara, kode, program komputer, data bases. Adanya perbedaan definisi informasi dikarenakan pada hakekatnya informasi tidak dapat diuraikan (intangible), sedangkan informasi itu dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, yang diperoleh dari data dan observasi terhadap dunia sekitar kita serta diteruskan melalui komunikasi (Meliono, 2007).

(16)

Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif yang mempunyai 6 tingkatan yaitu :

A. Know (tahu)

Diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain : menyebut, dan sebagainya.

B. Comprehension (memahami)

Diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. C. Application (aplikasi)

Diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada suatu situasi atau kondisi sebenarnya.

D. Analysis (analisis)

Diartikan sebagai suatu kemampuan untuk manjabarkan suatu materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, suatu struktur organisasi, dan masih ada kaitan satu sama lain.

E. Synthesis (sintesis)

Menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

F. Evaluation (evaliasi)

(17)

2.8 Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap merupakan keseluruhan dari kecendrungan dan perasaan, curiga atau bias, asumsi-asumsi, ide-ide, ketakutan-ketakutan, tantangan-tantangan, dan keyakinan-keyakinan manusia mengenai topik tertentu. Disamping itu Thomas & Znaniecki (1920) dalam Ramdhani (2009), menegaskan bahwa sikap adalah predisposisi untuk melakukan atau tidak melakukan suatu perilaku tertentu, sehingga sikap bukan hanya kondisi internal psikologis yang murni dari individu, tetapi sikap lebih merupakan proses kesadaran yang sifatnya individual. Artinya proses ini terjadi secara subjektif dan unik pada diri setiap individu. Keunikan ini dapat terjadi oleh adanya perbedaan individual yang berasal dari nilai-nilai dan norma yang ingin dipertahankan dan dikelola oleh individu.

Sikap mempunyai 3 komponen pokok, yakni :

1. Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek 2. Kehidupan emosional atau evaluasi emosional terhadap suatu objek 3. Kecendrungan untuk bertindak

Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total attitude). Menurut Notoatmodjo (2003), seperti halnya dengan pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan, yakni :

1. Menerima (receicing)

(18)

2. Merespon (responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap, karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan, hasil pekerjaan itu benar atau salah, berarti orang menerima ide tersebut.

3. Menghargai (valuting)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau berdiskusikan terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi sikap menghargai.

4. Bertanggung jawab (responsibile)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi.

Seseorang dapat menjadi ambifalen terhadap suatu target, yang berarti dia terus mengalami bias positif dan negatif terhadap sikap tertentu. Sikap muncul dari berbagai bentuk penilaian dan dikembangkan dalam 3 model, yaitu:

1. Afeksi : respon fisiologis yang mengekspresikan kesukaan individu pada sesuatu

2. Kecendrungan perilaku : indikasi verbal dari maksud seorang individu 3. Kognisi : pengevaluasian secara kognitif terhadap suatu objek sikap.

2.9 Tindakan

(19)

suatu kondisi yang memungkinkan antara lain fasilitas. Diantara faktor fasilitas, juga diperlukan faktor dukungan (support) dari pihak lain.

Menurut Notoatmodjo (2003), tingkatan-tingkatan tindakan adalah 1. Persepsi (persoption)

2. Respon terpimpin (guide respons) 3. Mekanisme (mechanism)

4. Adopsi (adoption)

2.10 Budaya

Kebudayaan adalah seluruh cara kehidupan dari masyarakat dan tidak hanya mengenai sebagian tata cara hidup saja yang dianggap lebih tinggi dan lebih diinginkan. Jadi, kebudayaan menunjuk pada berbagai aspek kehidupan. Istilah ini meliputi cara-cara berlaku, kepercayaan-kepercayaan dan sikap-sikap, dan juga hasil dari kegiatan manusia yang khas untuk suatu masyarakat (Benedict, 1980).

Menurut Harris, M (1988), kebudayaan mempunyai sifat sebagai berikut: 1. Kebudayaan Diperoleh dari Belajar

(20)

2. Kebudayaan Milik Bersama

Suatu kebudayaan dapat dirumuskan sebagai seperangkat kepercayaan, nilai-nilai dan cara berlaku atau kebiasaan yang dipelajari dan yang dimiliki bersama oleh para warga dari suatu kelompok masyarakat. Pengertian masyarakat sendiri dalam antropologi adalah sekelompok orang yang tinggal di suatu wilayah dan yang memakai suatu bahasa yang biasanya tidak dimengerti oleh penduduk tetangganya. 3. Kebudayaan Sebagai Pola

Setiap masyarakat, oleh para anggotanya dikembangkan sejumlah pola-pola budaya yang ideal dan pola-pola ini cenderung diperkuat dengan adanya pembatasan-pembatasan kebudayaan. Pola-pola kebudayaan yang ideal itu memuat hal-hal yang oleh sebagian besar dari masyarakat tersebut diakui sebagai kewajiban yang harus dilakukan dalam keadaan-keadaan tertentu.

Pola-pola ini sering disebut dengan norma-norma, walaupun kita semua tahu bahwa tidak semua orang dalam kebudayaannya selalu berbuat seperti apa yang telah mereka patokkan bersama sebagai hal yang ideal tersebut. Sebab bila para warga masyarakat selalu mematuhi dan mengikuti norma-norma yang ada pada masyarakatnya maka tidak akan ada yang disebut dengan pembatasan-pembatasan kebudayaan. Sebagian dari pola-pola yang ideal tersebut dalam kenyataannya berbeda dengan perilaku sebenarnya karena pola-pola tersebut telah dikesampingkan oleh cara-cara yang dibiasakan oleh masyarakat.

4. Kebudayaan Bersifat Dinamis dan Adaptif

(21)

fisiologis dari badan mereka, dan penyesuaian pada lingkungan yang bersifat fisik-geografis maupun pada lingkungan sosialnya.

Banyak cara yang wajar dalam hubungan tertentu pada suatu kelompok masyarakat memberi kesan janggal pada kelompok masyarakat yang lain, tetapi jika dipandang dari hubungan masyarakat tersebut dengan lingkungannya, baru hubungan tersebut bisa dipahami.

2.11 Tokoh Masyarakat

Tokoh masyarakat merupakan orang yang disegani dan merupakan pemimpin di masyarakat. Menurut Sumintarsih (1992), di dalam masyarakat ada 2 pemimpin yaitu pemimpin formal dan informal. Pemimpin formal yaitu pemimpin yang mendapat legitimasi baik diangkat oleh masyarakat langsung kemudian mendapat legitimasi dari pusat atau kepemimpinan yang dilahirkan masyarakat di luar jaringan kekuasaan tradisinya.

(22)

2.12 Perilaku

Perilaku (manusia) adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia, baik yang dapat diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar Perilaku dan gejala perilaku yang tampak pada kegiatan organisme tersebut dipengaruhi oleh faktor genetik (keturunan) dan lingkungan. Secara umum dapat dikatakan bahwa faktor-faktor tersebut merupakan penentu dari perilaku manusia. Hereditas atau faktor keturunan adalah konsepsi dasar atau modal untuk perkembangan perilaku makhluk hidup tersebut untuk selanjutnya. Lingkungan adalah kondisi atau lahan untuk perkembangan perilaku tersebut (Notoatmodjo, 2003).

Skinner (1938) seorang ahli psikologi merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan) dari luar. Dengan demikian perilaku manusia terjadi melalui proses Stimulus →organisme →respons. Selanjutnya Skinner menjelaskan adanya dua jenis respons, yakni:

a. Respondent respons atau reflekxive, yakni respons yang ditimbulkan oleh rangsangan-rangsangan (stimulus) tertentu yang disebut eliciting stimulus, karena menimbulkan respons yang relative tetap.

(23)

Berdasarkan teori tersebut, maka perilaku manuisa dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni:

a. Perilaku tertutup (covert behavior)

Perilaku tertutup terjadi bila respons terhadap stimulus tersebut masih belum dapat diamati orang lain (dari luar) secara jelas. Respons masih terbatas dalam bentuk perhatian, perasaan, persepsi, pengetahuan dan sikap terhadap stimulus bersangkutan

b. Perilaku terbuka (overt behavior)

(24)

2.14 Hipotesis

1. Ha : Ada hubungan antara perilaku dengan kualitas air sungai (kualitas Kimia, fisika dan mirobiologi).

2. Ha : Ada hubungan antara faktor budaya dengan kualitas air sungai (kualitas kimia, fisika dan mirobiologi).

Gambar

Tabel 2.1 Klasifikasi Tingkat Pencemaran dari Limbah Domestik Berdasarkan Beberapa Parameter Kualitas Air

Referensi

Dokumen terkait

Pada tahapan ini praktikan mempraktikan kompetensi yang dipunyai untuk mengetahui kemampuan praktikan dalam mengadakan pembelajaran di lapangan. Setiap praktikan

Menimbang, bahwa berdasarkan bukti P.3 berupa foto copy Surat Kelahiran atas nama ANJANI PUTRI UTAMI telah membuktikan bahwa anak tersebut lahir di Sukabumi pada hari

Pengajaran Bahasa Inggris untuk anak lebih baik dimulai pada usia dini.. The earlier is

Thus the second hypothesis which states "the price, location, facilities and product design partially have a significant effect on the purchasing decision of Ruko

Jadi sasaran evaluasi mikro adalah program pembelajaran di kelas dan yang menjadi penanggungjawabnya adalah guru untuk sekolah atau dosen untuk perguruan tinggi

Suatu visi memberikan informasi tentang bentuk dan gambaran suatu hal pada masa yang akan datang yang terkait dengan misi yang bermanfaat bagi organisasi dan orang yang bekerja sama

Perdagangan berjalan relative sepi dengan nilai Rp 2 triliun namun dengan volume yang cukup besar yakni 3 miliar saham karena adanya transaksi tutup sendiri saham DEWA sebanyak 3

Dengan demikian penjatuhan sanksi tindak pidana penjualan organ tubuh putusan nomor 1015/PID.B/PN.JKT.PST/2016 dalam pertimbangan hukum hakim menurut Penulis tidak sesuai