• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Padi A. Varietas Padi - Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Petani Padi Sawah Studi Kasus Desa Huta Tonga AB Kecamatan Tambangan Kabupaten Mandailing Natal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Padi A. Varietas Padi - Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Petani Padi Sawah Studi Kasus Desa Huta Tonga AB Kecamatan Tambangan Kabupaten Mandailing Natal"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Pustaka

2.1.1. Padi

A. Varietas Padi

Untuk meningkatkan produksi beras di Provinsi Sumatera Utara diperlukan

benih yang unggul, untuk saat ini benih disosialisasikan adalah benih padi hibrida

dengan 12 varietas yang akan dilakukan oleh 10 kabupaten yang sentra produksi

padi yaitu Kabupaten Deliserdang, Langkat, Simalungun, Batu Bara, Tapanuli

Utara, Toba Samosir, Tapanuli Selatan, Mandailing Natal, Serdang Bedagai dan

Kabupaten Asahan.

Benih padi hibrida 12 yakni, varietas Sembada B-9 mencapai 9,835 ton,

jumlah anakan 10 batang dan jumlah rumpun 156 per 6,25 meter persegi, varietas

Sembada B-3 sebanyak 9,748 ton, jumlah anakan 14 batang dan jumlah rumpun

130 per 6,25 meter persegi, varietas PP-1 mencapai 9,513 ton, jumlah anakan 13

batang dan jumlah rumpun 143 per 6,25 meter persegi, varietas Maro sebanyak

11,105 ton, jumlah rata-rata anakan 15 batang dan jumlah rumpun 132 per 6,25

meter persegi, varietas Rokan mencapai 9,5 ton dengan jumlah anakan 16 batang

dan jumlah rumpun 132 per 6,25 meter persegi, Varietas Bernas Prima sebanyak

10,765 ton dengan jumlah anakan 13 batang dan jumlah rumpun 130, varietas

Bernas Super mencapai 13,926 ton, jumlah anakan 15 batang dan jumlah rumpun

144, varietas MW-1 SHS mencapai 12,958 ton, jumlah anakan 14 batang dan

(2)

batang dan jumlah rumpun 150, varietas SL-8 SHS sebesar 13,746 ton, 12 batang

anakan dan jumlah rumpun 143, varietas BOS-3 SHS mencapai 12,088 ton,

dengan jumlah anakan 10 batang dan jumlah rumpun 144 per 6,25 meter persegi.

(Distan, 2009)

B.Peningkatan Produksi Padi Melalui Pelaksanaan IP Padi 400

Salah satu upaya untuk peningkatan produksi padi yaitu mengembangkan

Indeks Pertanaman Padi 400 (IP Padi 400) yang merupakan pilihan menjanjikan

guna meningkatkan produksi padi nasional tanpa memerlukan tambahan fasilitas

irigasi. IP Padi 400 artinya petani dapat panen padi empat kali dalam setahun pada

lahan yang sama. Dalam pelaksanaannya terdapat minimal 4 faktor kunci sebagai

pendukung yaitu:

a. Menggunakan benih varietas padi umur sangat genjah (90 – 104 hari)

(Dodokan, Silugonggo, dan Inpari 1)

b. Pengendalian hama dan penyakit terpadu (PHT) dilakukan lebih

operasional,

c. Pengelolaan hara secara terpadu dan spesifik lokasi,

d. Managemen tanam dan panen yang efisien. (BPTP Jambi, 2009)

2.1.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian Zaini (2010) dengan judul Pengaruh Biaya Produksi Dan

Penerimaan Terhadap Pendapatan Petani Padi Sawah Loa Gagak Kabupaten Kutai

Kartanegara, dengan menggunakan alat uji analisis Regresi Liner berganda. Hasil

(3)

(X5) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan (Y), artinya

pendapatan petani dipengaruhi secara dominan oleh variabel panerimaan dan

biaya tenaga kerja, sedangkan variabel biaya benih (X2), biaya pupuk (X3), biaya

pestisida (X4), dan biaya penyusutan alat (X6) tidak berpengaruh signifikan

terhadap pendapatan (Y). Hal ini disebabkan berapapun biaya produksi yang

dikeluarkan petani (biaya benih, biaya pupuk, biaya pestisida, dan biaya

penyusutan alat) tidak mempengaruhi pandapatan petani yang diperoleh dalam

setiap musim tanam.

Penelitian Yulianto (2005), dengan judul Pengaruh Biaya Saprodi Dan

Tenaga Kerja Terhadap Pendapatan Usahatani Semangka, Kecamatan Samarinda

Utara. Dengan menggunakan metode regresi linear berganda menunujukan bahwa

biaya saprodi (X1) (benih, pupuk, pertisida) dan biaya tenaga kerja (X2)

berpengaruh nyata terhadap pendapatan usahatani semangka. Yang termasuk

dengan biaya saprodi yaitu biaya benih, pupuk, pestisida.

Penelitian Sutrisno (2009), judul Analisis Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Tingkat Pendapatan Petani Tebu Pabrik Gula Mojo Sragen,

menggunakan analisis regresi linear berganda menunjukan bahwa kultur tekhnis

(X1), varietas (X2), pupuk (X3), rendemen (X4), dan biaya (X5) berpengaruh

nyata terhadap pendapatan petani. Yang termasuk biaya yaitu biaya sewa lahan,

(4)

2.2 Landasan Teori

2.2.1Konsep Pendapatan

Menurut Adiwilanga, (1992) pendapatan diperlukan oleh keluarga petani

untuk memenuhi kebutuhan hidup ini tidak tetap melainkan terus menerus. Oleh

karena itu, pendapatan yang dimaksimal itulah yang selalu diharapkan petani dari

usaha tani.Di tambahkan oleh (Mosher, 1991), pendapatan merupakan produksi

yang dinyatakan dalam bentuk uang setelah dikurang biaya yang dikeluarkan

selama kegiatan usaha tani.

Menurut Soekarwati (1995), pendapatan dibedakan atas dua pengertian yaitu:

• Pendapatan kotor usahatani. Sebagai nilai produksi usahatani dikalikan

harga dalam jangka waktu tertentu baik yang jual maupun yang

dikonsumsi sendiri, digunakan untuk pembayaran dan simpanan atau ada

digudang pada akhir tahun.

• Pendapatan bersih usahatani. Merupakan selisih antara pendapatan kotor

dengan usahatani dengan pengeluaran total usahatani.

Menurut Soekarwati, dkk (1994), pendapatan keluarga mencerminkan

tingkat kekayaan besarnya modal yang dimiliki petani. Pendapatan yang besar

mencerminkan dana yang besar dalam usahatani, sedangkan pendapatan yang

rendah dapat menyebabkan menurunnya infestasi dan upaya pemupukan modal,

pendapatan bersih petani hasil kotor dari produksi yang dinilai dengan uang

kemudian hasil kotor tersebut dikurangi dengan biaya produksi dan biaya

pemasaran.

Rendahnya pendapatan petani disebabkan sempitnya luas lahan yang

(5)

gurem yakni petani memiliki luas lahan < 0,5 ha dan 66.0% petani mengerjakan

lahannya sendiri. (Tafbu dkk, 2009)

2.2.3 Penerimaan

Penerimaan adalah hasil penjualan dari sejumlah barang tertentu yang

diterima atas penyerahan sejumlah barang kepada pihak lain. Jumlah penerimaan

didefinisikan sebagai penerimaan dari penjualan barang tertentu yang diperoleh

dari jumlah barang yang terjual dikalikan dengan harga penjualan setiap satuan

(Soedarsono, 1995).

Menurut Mosher (2002), bahwa penerimaan di bidang pertanian adalah

produksi yang dinyatakan dalam bentuk uang tunai sebelum dikurangi dengan

biaya yang dikeluarkan selama kegiatan usahatani. Ditambahkan Mubyarto (1994)

Penerimaan dibidang pertanian adalah hasil yang diharapkan akan diterima petani

pada saat panen.

2.2.3 Biaya Produksi

Biaya produksi dalam usahatani dapat berupa uang tunai, upah kerja untuk

biaya persiapan dan penggarapan tanah, biaya pembelian pupuk, biaya bibit,

herbisida dan sebagainya (Mubyarto, 1991).

Menurut Daniel (2002), menyatakan bahwa biaya produksi adalah sebagai

kompensasi yang diterima pemilik faktor-faktor produksi, atau biaya yang

dikeluarkan oleh petani dalam proses produksi, baik secara tunai maupun tidak

tunai. Biaya tetap adalah jenis biaya yang besar kecilnya tidak tergantung pada

(6)

variabel adalah biaya yang besar kecilnya berhubungan dengan besarnya

produksi, misalnya bibit, pupuk, obat-obatan dan sebagainya.

Biaya dapat dibedakan menjadi beberapa macam yaitu:

1. Biaya tetap, biaya yang harus dikeluarkan oleh para petani yang

penggunaannya tidak habis dalam masa satu kali produksi, seperti

membajak tanah pertanian, retribusi air, gaji karyawan tetap, premi

asuransi, penyusutan alat dan bangunan pertanian.

2. Biaya variabel, yaitu biaya yang besar dan kecilnya tergantung pada

jumlah produksi seperti biaya pupuk, herbisida, upah langsung petani, dan

alat – alat pertanian.

3. Biaya semi variabel, ialah biaya yang sifatnya bisa di anggap tetap, namun

bisa juga di anggap variabel, seperti biaya pemeliharaan dan perawatan

padi sawah secara langsung bisa berpengaruh pada produksititas

pertanaman dan karyawan harian (Supari, 2001)

Hubungan biaya dengan pendapatan dapat diperhitungkan untuk seluruh usaha

tani sebagai satu unit selama periode tertentu, misalnya pada musim tanam.

Dalam hal ini semua biaya semua produksi dijumlahkan kemudian di bandingkan

dengan pendapatan diperoleh (Hadisaputro, 1985).

2.2.4 Harga

Hasil penjualan adalah pendapatan yang diterima oleh penjual dari

pembayaran terhadap barang yang dibeli para konsumen. Nilainya adalah sama

dengan harga dikali dengan jumlah barang yang dibeli, kalau harga berubah maka

(7)

melebih satu (permintaan bersifat elatis), kenaikan harga akan mengurangi hasil

penjualan, dan jika permintaanya tidak bersifat elastis maka kenaikan harga akan

menyebabkan kenaikan hasil penjualan.

Pendapatan produsen barang pertanian mengalami pengurangan yang sebagai

akibat dan permintaan yang merosot. Pengurangan pendapatan yang besar tersebut

terutama disebabkan oleh harga yang sangat merosot dan bukan karena produksi

yang sangat besar penurunnya.(Sukirno,2003)

Harga yang diterima petani adalah rata-rata harga produsen dari hasil produksi

petani sebelum ditambahkan biaya transportasi/pengangkutan dan biaya

pengepakan kedalam harga penjualannya atau disebut Farm gate (harga di

sawah/ladang setelah pemetikan). Pengertian harga rata-rata adalah harga yang

bila dikalikan dengan volume penjualan petani akan mencerminkan total uang

yang diterima petani tersebut.

Harga yang dibayar petani adalah rata-rata harga eceran barang/jasa yang

dikonsumsi atau dibeli petani, baik untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga

sendiri maupun untuk keperluan biaya produksi pertanian. Data harga barang

untuk keperluan produksi pertanian tersebut dikumpulkan dari hasil wawancara

langsung dengan petani, sedangkan harga barang/jasa untuk keperluan konsumsi

rumah tangga dicatat (Statistik NTP, 2012)

2.2.5 Produksi

Produksi merupakan sesuatu yang diperoleh sebagai akibat bekerjanya

faktor produksi (input) secara sekaligus yaitu tanah, modal, tenaga kerja dan

(8)

Produksi yaitu proses kombinasi dan koordinasi material-material dan

kekuatan-kekuatan (input, faktor produksi, sumber daya atau jasa-jasa produksi)

dalam pengelolaan suatau barang atau jasa (output atau produk) (Beattie dan

Taylor, 1996). Ditambahkan oleh Daniel (2002), bahwa produksi adalah sejumlah

hasil dalam satu lokasi dan waktu tertentu. Produksi adalah setiap usaha yang

menciptakan atau memperbesar daya guna barang (Rosyidi, 2001). Dengan

demikian dapat dikatakan bahwa produksi yaitu kegiatan yang dilakukan untuk

memperoleh hasil produksi yang maksimal dengan menggunakan faktor produksi

untuk memperbesar nilai.

Sedangkan menurut Sudarman (1992), produksi adalah semua aktifitas

untuk menciptakan barang dan jasa. Ditambahkan Mubyarto (1994), bahwa fungsi

produksi adalah suatu fungsi yang menunjukkan hubungan antara hasil produksi

fisik (Output) dengan faktor produksi (Input).

Untuk meningkat produksi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan

pertama dosis pemakian pupuk menurut rekomendasi pemerintah dosis pemakian

pupuk untuk tanaman padi sebagai berikut, Urea sebesar 200 kg - 250 kg, SP36

100 kg - 150 kg dan KCl 75 kg - 100 kg. Jika menggunakan NPK dosisnya adalah

100 kg urea dan 300 kg NPK. Sedangkan untuk benih rekomendasi dari

pemerintah rekomendasi benih/ha untuk tanaman padi kebutuhan normal atau

rekomendasi adalah sekitar 25 kg/ha.

2.3 Kerangka Pemikiran

Kabupaten Mandailing Natal merupakan wilayah penghasil padi atau

(9)

pencaharian adalah bertani, komoditi yang paling banyak ditanaman di daerah ini

adalah padi sawah, yang setiap tahun mereka memproduksi padi dengan luas

lahan panen sekitar 35.308.77 ha, dengan rata-rata produksi padi mencapai 47.72

kw/ha

Walaupun wilayahnya merupakan sentral produksi padi di Sumatra Utara,

akan tetapi pendapatan yang diterima oleh petani masih rendah, khususnya di

Kecamtan Tambangan berdasarkan data BPS Tahun 2013 bahwa masyarakatnya

Kecamatan Tambangan masih dalam kondisi Prasejahtera dimana hampir 90%

masyarakatnya bermata pencaharian sebagai petani padi sawah.

Rendah pendapatan petani padi di Desa Huta Tonga AB diakibatkan

tingginya biaya produksi yang dikeluarkan. Ada beberapa faktor yang

mempengaruhi pendapatan petani jumlah produki, biaya pupuk, biaya pestisida,

biaya benih, upah tenaga kerja, dan harga jual gabah.

ada pengaruh

Gambar 1. Skema kerangka Biaya Input

- Pupuk - Pestisida - Benih

- Upah Tenaga Kerja

Harga Jual Gabah

(10)

2.4. Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran dan rumus masalah diatas maka dapat

dirumuskan hipotesis penelitian yaitu :

1. Terdapat perbedaan pendapatan, penerimaan, biaya produksi, dan

produktivitas petani padi sawah antara berbagai strata

2. Produksi, biaya pupuk, biaya pestisida, biaya benih, harga gabah, dan

Gambar

Gambar 1. Skema kerangka

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Ramalan Zodiac sejak dahulu sudah banyak diminati, bukan hanya oleh para kaum muda saja, bahkan banyak orang orang yang sukses, baik dalam dunia kerja, niaga, yang mempercayai

[r]

WAP Site dibentuk oleh bahasa markup (markup language) yang bernama Wireless Markup Language (WML).Selain membahas mengenai WAP Site, penulis juga membahas mengenai konfigurasi

Hal ini disebabkan jika NPF meningkat maka telah terjadi peningkatan pada total pembiayaan bermasalah dengan persentase lebih besar dari pada persentase peningkatan total

Dalam mencapai tujuan MDGs khususnya poin 4 dan 5 tahun 2015 dimana salah satu tujuannya adalah memperbaiki kondisi kelompok rentan ibu dan anak yang masih

7 Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam Dengan Pendekatan Multidisipliner, Normatif Perenialis, Sejarah, Filsafat, Psikologi, Sosiologi, Manajemen, Teknologi, Informasi,

Hubungan yang terjadi pada lantrak pemerintah adalah hubungan hukum yang bersifat privat, sehingga penyelesaian sengketa iasa konstruksi masuk dalam ,onih hukum