• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN - Pengaruh Faktor Ekonomi Makro dan Fundamental Perusahaan terhadap Kinerja Keuangan BUMN Perkebunan PTPN I – VII(Persero)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN - Pengaruh Faktor Ekonomi Makro dan Fundamental Perusahaan terhadap Kinerja Keuangan BUMN Perkebunan PTPN I – VII(Persero)"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.5. Latar Belakang Masalah

Perusahaan yang merupakan salah satu bentuk organisasi pastinya

memiliki tujuan yang ingin dicapai dalam usaha untuk memenuhi kepentingan

para stakeholdernya. Keberhasilan dalam pencapaian tujuan perusahaan

merupakan suatu prestasi manajemen. Kinerja suatu perusahaan perlu diukur

karena dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan baik pihak internal maupun

eksternal.

Kinerja perusahaan ini merupakan suatu gambaran tentang kondisi

keuangan suatu perusahaan, hal ini dapat dianalisa dengan berbagai konsep

mengenai analisa keuangan, sehingga akhirnya dapat diketahui tentang baik atau

buruknya kondisi keuangan suatu perusahaan yang merupakan cerminan prestasi

kerja dalam periode tertentu. Hal ini sangat penting agar sumber daya yang

digunakan oleh perusahaan dapat secara optimal, efektif dan efisien.

Menurut Undang-undang Nomor 19 Tahun 2003 Tentang Badan Usaha

Milik Negara, definisi BUMN adalah : Badan Usaha Milik Negara, yang

selanjutnya disebut BUMN, adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar

modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal

dari kekayaan negara yang dipisahkan.

Perusahaan Perseroan, yang selanjutnya disebut Persero, adalah BUMN

yang berbentuk perseroan terbatas yang modalnya terbagi dalam saham yang

(2)

Dari total 141 BUMN di Indonesia, terdapat 14 BUMN Perkebunan yang terdiri

dari :

PT. Perkebunan Nusantara I (Persero) di Aceh

PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) di Sumatera Utara

PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) di Sumatera Utara

PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) di Sumatera Utara

PT. Perkebunan Nusantara V (Persero) di Riau

PT. Perkebunan Nusantara VI (Persero) di Jambi & Sumatera Barat

PT. Perkebunan Nusantara VII (Persero) di Lampung, Sumatera Selatan &

Bengkulu

PT. Perkebunan Nusantara VIII (Persero) di Jawa Barat & Banten

PT. Perkebunan Nusantara IX (Persero) di Jawa Tengah

PT. Perkebunan Nusantara X (Persero) di Jawa Timur

PT. Perkebunan Nusantara XI (Persero) di Jawa Timur

PT. Perkebunan Nusantara XII (Persero) di Jawa Timur

PT. Perkebunan Nusantara XIII (Persero) di Kalimantan Barat

PT. Perkebunan Nusantara XIV (Persero) di Sulawesi Selatan

Dari empat belas BUMN tersebut komoditi yang dihasilkan sangat variatif

seperti kelapa sawit, karet, teh, kakao, tebu/gula, kopi dan lain-lain, dengan

berbagai turunan produksinya. Khusus untuk wilayah sumatera (PTPN I – VII)

lebih seragam komoditi yang dihasilkan yaitu Kelapa Sawit dan Karet walaupun

ada juga sebagian kecil teh dan tebu/gula. Studi kasus dalam tesis ini mengarah ke

(3)

komoditi yang dihasilkan lebih seragam, namun kinerja keuangan dan kinerja

perusahaan secara keseluruhan sangat variatif.

Faktor internal dalam mempengaruhi kemampuan perusahaan yang

go-public dalam mencapai tujuan jangka panjangnya untuk meningkatkan nilai

perusahaan dapat dilihat dari kinerja keuangannya. Kinerja keuangan perusahaan

merupakan salah satu faktor yang dipertimbangkan oleh para investor dalam

berinvestasi. Salah satu rasio keuangan yang dapat digunakan sebagai indikator

dalam mengukur kinerja keuangan perusahaan adalah rasio profitabilitas (Sartono,

2009:213).

Samsul (2006:143) sesuai dengan kepentingan dan tujuannya membagi

golongan-golongan rasio keuangan menjadi 2 (dua), yaitu 1) untuk mengetahui

kekuatan manajemen dan 2) mengetahui kinerja perusahaan. Untuk mengetahui

kekuatan manajemen, maka rasio likuiditas, rasio aktivitas, dan rasio solvabilitas

harus dianalisis. Untuk melihat kinerja perusahaan, maka yang dianalisis adalah

rasio profitabilitas.

Rasio profitabilitas adalah rasio yang menggambarkan kemampuan

perusahaan dalam mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang

ada (Oktaria, 2009). Rasio-rasio profitabilitas yang dipergunakan antara lain : Net

profit margin, Return on Equity (ROE), dan Return on Investment (ROI). Net

Profit Margin atau margin laba bersih merupakan keuntungan penjualan setelah

menghitung seluruh biaya dan pajak penghasilan. Margin ini menunjukkan

perbandingan laba bersih setelah pajak (EAT) dengan penjualan. Return on

Investment (ROI) merupakan kemampuan yang akan digunakan untuk menutup

(4)

laba bersih setelah pajak. Return on Equity (ROE) atau sering disebut Rentabilitas

modal sendiri dimaksudkan untuk mengukur seberapa banyak keuntungan yang

menjadi hak pemilik modal sendiri.

Kinerja keuangan dan kinerja perusahaan secara ringkas dapat tercermin

dari tabel data dan grafik-grafik yang ada terjadi variasi dan perbedaan kinerja

antar perusahaan BUMN perkebunan walaupun produksi yang dihasilkan hampir

seragam.

Tabel 1.1. Data Luas Areal TM, Produktivitas, Laba (Rugi) & Tingkat Kesehatan Perusahaan BUMN PerkebunanPTPN I – VII (Persero)

Perusahaan

Luas Areal TM

(Ha.)

Sumber : PTPN I-VII Tahun -2012

Tabel 1.1. menunjukkan bahwa laba per tahun PTPN III memiliki hasil

yang terbesar yaitu 823,69 milyar pada tahun 2012, sedangkan hasil laba per

tahun yang terendah diperoleh PTPN II, yaitu sebesar 31,27 milyar pada tahun

2012. Laba per Ha/tahun tertinggi diperoleh PTPN III yaitu sebesar 8,26 juta per

Ha/tahun, sedangkan laba per Ha/tahun yang terendah diperoleh PTPN II sebesar

0,84 juta per Ha/tahun. Luas areal tanam terluas dikelola PTPN III yaitu 99.685

Ha sedangkan luas areal tanam terendah pada PTPN I seluas 20.217 Ha.

(5)

terbesar yaitu 23,53 ton TBS/Ha/Tahun, sedangkan yang terendah diperoleh

PTPN II sebesar 11,20 ton TBS/Ha/Tahun. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

Gambar berikut ini.

Gambar 1.1. Grafik Luas Areal Tanaman Menghasilkan (TM)

Perusahaan BUMN Perkebunan PTPN I – VII (Persero) Tahun 2012

Gambar 1.1. menunjukkan bahwa PTPN III memiliki luas areal tanam

terluas yaitu 99.685 Ha disusul PTPN IV memiliki luas areal tanam seluas 98.275

Ha, sedangkan luas areal tanam terendah pada PTPN I seluas 20.217 Ha.

Gambar 1.2. Grafik Produktivitas Kelapa Sawit (Ton TBS/Ha/Tahun) Perusahaan BUMN Perkebunan PTPN I – VII (Persero) Tahun 2012

(6)

Gambar 1.2. menunjukkan bahwa produktivitas kelapa sawit (ton

TBS/Ha/Tahun) PTPN IV memiliki hasil yang terbesar yaitu 23,53 ton

TBS/Ha/Tahun, disusul PTPN III sebesar 23,46 ton TBS/Ha/Tahun, sedangkan

yang terendah diperoleh PTPN II sebesar 11,20 ton TBS/Ha/Tahun.

Gambar 1.3. Grafik Laba (Rp.Miliar) Perusahaan BUMN Perkebunan PTPN 1 – VII (Persero) Tahun 2012

Gambar 1.3. menunjukkan bahwa laba per tahun PTPN III memiliki hasil

yang terbesar yaitu 823,69 milyar pada tahun 2012, disusul PTPN IV sebesar

697,43 milyar pada tahun 2012, sedangkan hasil laba per tahun yang terendah

diperoleh PTPN II, yaitu sebesar 31,27 milyar pada tahun 2012.

Hasil kinerja perusahaan perkebunan yang ada di Sumatera sangat

beragam (variatif) (Tabel 1.1), padahal komoditi yang dihasilkan seragam, artinya

sangat dimungkinkan terdapat beberapa permasalahan yang mempengaruhi

kinerja keuangan perusahaan perkebunan tersebut.

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor :

KEP-100/MBU/2002, tanggal 4 Juni 2002, terdapat 8 item sebagai aspek keuangan

(7)

-1. Imbalan kepada pemegang saham (ROE)

2. Imbalan Investasi (ROI)

3. Rasio Kas / Cash Ratio

4. Rasio Lancar / Current Ratio

5. Collection Period

6. Perputaran Persediaan

7. Perputaran Total Assets (TATO)

8. Rasio Modal Sendiri terhadap Total Aktiva.

Berdasarkan penjelasan dan penelitian-penelitian sebelumnya maka dalam

penelitian ini akan diteliti mengenai beragamnya rasio profitabilitas dari kinerja

keuangan perusahaan BUMN Perkebunan PTPN I – VII yang terdiri dari Net

Profit Margin (NPM), Return On Investment (ROI) dan Return On Equity (ROE)

serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhinya terdiri dari faktor ekonomi

makro (nilai kurs rupiah terhadap dolar AS, suku bunga SBI dan inflasi) dan

faktor fundamental perusahaan (struktur modal, arus kas, tingkat pertumbuhan

perusahaan, harga komoditi karet, harga komoditi sawit, luas areal karet, luas

areal sawit, produktivitas produksi karet dan produktivitas produksi sawit).

Dalam penilitian ini akan diteliti pengaruh faktor ekonomi makro dan

fundamental perusahaan terhadap kinerja keuangan perusahaan perkebunan

BUMN PTPN I-VII (Persero) yaitu NPM, ROI dan ROE.

(8)

Berdasarkan latar belakang, maka perumusan masalah dalam penelitian ini

adalah :

1. Bagaimana pengaruh faktor ekonomi makro (nilai kurs rupiah terhadap dolar

AS, suku bunga SBI dan inflasi) dan faktor fundamental perusahaan (struktur

modal, arus kas, tingkat pertumbuhan perusahaan, harga komoditi karet, harga

komoditi sawit, luas areal karet, luas areal sawit, produktivitas produksi karet

dan produktivitas produksi sawit) terhadap kinerja keuangan perusahaan (Net

Profit Margin / NPM) BUMN perkebunan PTPN I-VII (Persero) ?

2. Bagaimana pengaruh faktor ekonomi makro (nilai kurs rupiah terhadap dolar

AS, suku bunga SBI dan inflasi) dan faktor fundamental perusahaan (struktur

modal, arus kas, tingkat pertumbuhan perusahaan, harga komoditi karet, harga

komoditi sawit, luas areal karet, luas areal sawit, produktivitas produksi karet

dan produktivitas produksi sawit) terhadap kinerja keuangan perusahaan

(Return On Investment / ROI) BUMN perkebunan PTPN I-VII (Persero) ?

3. Bagaimana pengaruh faktor ekonomi makro (nilai kurs rupiah terhadap dolar

AS, suku bunga SBI dan inflasi) dan faktor fundamental perusahaan (struktur

modal, arus kas, tingkat pertumbuhan perusahaan, harga komoditi karet, harga

komoditi sawit, luas areal karet, luas areal sawit, produktivitas produksi karet

dan produktivitas produksi sawit) terhadap kinerja keuangan perusahaan

(Return On Equity / ROE) BUMN perkebunan PTPN I-VII (Persero) ?

1.7.Tujuan Penelitian

(9)

1. Menganalisis pengaruh faktor ekonomi makro (nilai kurs rupiah terhadap

dolar AS, suku bunga SBI dan inflasi) dan faktor fundamental perusahaan

(struktur modal, arus kas, tingkat pertumbuhan perusahaan, harga komoditi

karet, harga komoditi sawit, luas areal karet, luas areal sawit, produktivitas

produksi karet dan produktivitas produksi sawit) terhadap kinerja keuangan

perusahaan (Net Profit Margin / NPM) BUMN perkebunan PTPN I-VII

(Persero).

2. Menganalisis pengaruh faktor ekonomi makro (nilai kurs rupiah terhadap

dolar AS, suku bunga SBI dan inflasi) dan faktor fundamental perusahaan

(struktur modal, arus kas, tingkat pertumbuhan perusahaan, harga komoditi

karet, harga komoditi sawit, luas areal karet, luas areal sawit, produktivitas

produksi karet dan produktivitas produksi sawit) terhadap kinerja keuangan

perusahaan (Return On Investment / ROI) BUMN perkebunan PTPN I-VII

(Persero).

3. Menganalisis pengaruh faktor ekonomi makro (nilai kurs rupiah terhadap

dolar AS, suku bunga SBI dan inflasi) dan faktor fundamental perusahaan

(struktur modal, arus kas, tingkat pertumbuhan perusahaan, harga komoditi

karet, harga komoditi sawit, luas areal karet, luas areal sawit, produktivitas

produksi karet dan produktivitas produksi sawit) terhadap kinerja keuangan

perusahaan (Return On Equity / ROE) BUMN perkebunan PTPN I-VII

(Persero)

(10)

1. Secara akademik penelitian ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu

pendidikan manajemen keuangan, khususnya dalam bidang kinerja keuangan

perusahaan perkebunan.

2. Penelitian ini bermanfaat bagi perusahaan BUMN perkebunan PTPN I-VII

dalam evaluasi dan perbaikan kinerja perusahaan perkebunan.

3. Penelitian ini bermanfaat sebagai benchmark (pembanding) antar BUMN

perkebunan untuk kinerja yang lebih baik.

4. Penelitian ini diharapkan memberikan tambahan wacana untuk literatur

perpustakaan yang membahas penelitian tentang pengaruh faktor ekonomi

makro (nilai kurs rupiah terhadap dolar, suku bunga SBI, dan inflasi) dan

faktor fundamental perusahaan (struktur modal, arus kas, potensi pertumbuhan,

harga komoditi karet, harga komoditi sawit, luas areal karet, luas areal sawit,

produktivitas produksi karet dan produktivitas produksi sawit) terhadap kinerja

perusahaan perkebunan (NPM, ROI, dan ROE).

5. Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang pengaruh

faktor ekonomi makro (nilai kurs rupiah terhadap dolar, suku bunga SBI dan

inflasi) dan faktor fundamental perusahaan (struktur modal, arus kas, potensi

pertumbuhan, harga komoditi karet, harga komoditi sawit, luas areal karet, luas

areal sawit, produktivitas produksi karet dan produktivitas produksi sawit)

terhadap kinerja perusahaan perkebunan (NPM, ROI, dan ROE).

6. Penelitian ini berguna bagi peneliti selanjutnya sebagai referensi dalam

Gambar

Tabel 1.1. Data Luas Areal TM, Produktivitas, Laba (Rugi) & Tingkat Kesehatan                    Perusahaan BUMN PerkebunanPTPN I – VII (Persero)
Gambar berikut ini.
Gambar 1.3. Grafik Laba (Rp.Miliar) Perusahaan BUMN Perkebunan PTPN 1 –                        VII (Persero) Tahun 2012

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini menganalisis pengaruh faktor fundamental makro (suku bunga, inflasi dan nilai tukar Rp/USD) terhadap kinerja Bursa Efek Indonesia (return indeks saham

Hasil ini dapat diinterpretasikan bahwa secara bersama – sama variabel makro ekonomi (inflasi, Kurs Rupiah/USD), dan variabel fundamental perusahaan (CR, DER, ROA, ROE )

Adapun variabel yang mewakili dalam masing-masing di- mensi, untuk dimensi fundamental makro terdiri dari variabel tingkat suku bunga Bank Indonesia, inflasi, dan perubahan nilai

Laju pertumbuhan ekonomi dan tingkat suku bunga SBI mempunyai pengaruh yang negatif da- lam jangka panjang pada harga saham LQ45, se- dangkan variabel inflasi dan nilai

Berdasarkan definisi tersebut, kenaikan tingkat harga umum (general price level) yang terjadi sekali waktu saja, tidaklah dapat dikatakan sebagai inflasi. Ada tiga komponen

Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh fundamental ekonomi makro: tingkat inflasi, suku bunga, kurs mata uang, dan jumlah uang beredar (M2) terhadap IHSG

Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh fundamental ekonomi makro: tingkat inflasi, suku bunga, kurs mata uang, dan jumlah uang beredar (M2) terhadap IHSG

Ekonomi makro meliputi Inflasi dan kurs rupiah disimpulkan tidak berpengaruh terhadap nilai intrinsik saham.Pertumbuhan penjualan, struktur modal dan ekonomi makro inflasi dan kurs