ANALISIS TERHADAP
KEBIJAKAN PEMERINTAH DI
BIDANG PANGAN
(AplikasiTeori Permintaan
dan Penawaran Pangan)
Pendahuluan
• Esensi dari kebijakan pemerintah di bidang
pangan adalah sebuah bentuk campur tangan terhadap sistem ekonomi pasar.
• Tujuan dari kebijakan pemerintah adalah untuk melindungi:
– produsen pangan – konsumen pangan
– mencapai swasembada produk tertentu dll • Tidak terbatas negara berkembang, pada
negara maju dengan alasan tertentu yang
Perangkat Kebijakan melindungi
Produsen
• kebijakan harga beli minimum.
• memberi Kredit (tertutama faktor produksi)
• subsidi ekspor
• pembatasan penawaran (kuota produksi)
• kebijakan perdagangan internasional
• kebijakan produksi dan pemasaran (koperasi,
Perangkat kebijakan melindungi
konsumen
• kebijakan harga eceran tertinggi (HET)
• bantuan pangan langsung yang mempengaruhi
sisi suplai (spt: beras JPS, jatah beras PNS, dsb)
• subsidi import, agar sisi suplai dlm negeri
meningkat (spt: import beras, gula saat krisis)
• operasi pasar, (misal: melalui OPK beras pada
saat harga meningkat, melarang penimbunan)
Instrumen Kebijakan Pemerintah
Secara Garis Besar dibedakan menjadi 3, yaitu:
• Kebijakan Harga:
• Floor Price (sekarang disebut dengan
HPP=Harga Pembelian Pemerintah)
• Ceiling Price (HET=Harga Eceran Tertinggi)
• Kebijakan Subsidi:
• Subsidi Faktor Produksi • Subsidi harga pangan
• Kebijakan Pajak:
• Pajak impor • Pajak Ekspor
Instrumen Kebijakan Pemerintah
Ketersediaan (Supply)
Produksi Konsumsi
Impor Ekspor
Pajak
Subsidi dll
Pajak
Subsidi dll Ceiling Price Subsidi dll
Terkait dengan:
• Masalah jangka panjang yang dihadapi
sektor pertanian sebagai akibat pertambahan penawaran yang melebihi pertambahan
permintaan
• Masalah fluktuasi harga yang besar dalam jangka pendek
• Kebijakan pemerintah untuk menstabilkan harga dan pendapatan hasil pertanian
• Kebijakan harga maksimum dan efeknya • Efek pajak penjualan dan subsidi terhadap
harga dan jumlah barang yang dijual
A. Masalah jangka panjang sektor
pertanian
• Peran sektor pertanian dalam ekonomi yang belum berkembang sangat penting
• Pada perekonomian semakin berkembang maka peran sektor pertanian berkurang.
• Permasalahan:
– Pertambahan permintaan barang pertanian lebih lambat perkembangannya elastisitas permintaan pendapatan rendah dibanding barang industri perbedaan harga ++ – Kemajuan teknologi yang pesat sektor pertanian, shg
Produktivitas meningkat, akibatnya:
• Perpindahan tenaga kerja ke sektor non pertanian
– E adalah kesetimbangan D-S saat perekonomian belum berkembang dan E1 setelah ekonomi berkembang
– Kenaikan pendapatan dan jumlah penduduk menambah permintaan, tetapi rendah karena Ed pertanian inelastis
– Teknologi pertanian berkembang meningkatkan penawaran relatif besar
P1
Q
S D1 S1 D
E
E1
Q1
P
B. Masalah fluktuasi harga yang besar
dalam jangka pendek
• Dalam jangka pendek harga pertanian
cenderung naik-turun relatif besar, karena: – Naik-turunnya permintaan
– Naik-turunnya penawaran
• Produk pertanian merupakan kebutuhan
pokok, shg jk harga meningkat maka jumlah konsumsi relatif sama atau Ed inelastis
• Jika terjadi perubahan penawaran maka akan terjadi perubahan harga yang lbh besar
• Dampak Perubahan Penawaran
Grafik masalah jangka pendek pertanian
P1
S S1
D
P
Produk Pertanian
P1
S S1
D P
• Dampak Perubahan Permintaan
Grafik masalah jangka pendek pertanian
P1
S D D1
P
Produk Pertanian
P1
D
S1
D1
P
C. Kebijakan pemerintah untuk menstabilkan
harga dan pendapatan hasil pertanian
• Membatasi Jumlah Produksi (quota)
P1
Pendapatan petani akan naik jika permintaan pangan yang dibatasi produksinya bersifat tidak elastis
• Campur tangan dalam Jual Beli
1. Menstabilkan Harga pada Kesetimbangan Pasar
Stok yang harus dijual pemerintah Q1Q saat
defisit
E2 E
Jumlah yang harus dibeli pemerintah QQ2
2. Menetapkan Harga yang Lebih Tinggi dari Harga Kesetimbangan Pasar
(penetapan harga minimum)
Pm
D S
D1
Q Q1
Q2
E : harga kesetimbangan
E
Jumlah kelebihan yang harus dibeli pemerintah Q1Q2
P
Kelebihan penawaran
3. Menstabilkan Pendapatan dengan Subsidi
P2
D S
E2
Q Q
E : harga kesetimbangan
E
Besarnya subsidi pemerintah adalah P1E1E2P2
Pendapatan yang diterima petani menjadi OQ1E2P2
P
P2 : harga subsidi
P1
S1
Pemerintah tidak menentukan harga pasar tetapi menetapkan harga jaminan yang akan diterima produsen pada setiap produksi
O
D. Kebijakan Harga
Maksimum
• Menetapkan Harga dibawah harga
Kesetimbangan Pasar, karena harga tersebut terlalu tinggi
P
Stok yang harus dijual pemerintah Q2Q1 untuk
menutup kelebihan permintaan
E2 E
Efeknya Memunculkan pasar gelap dengan harga P1
Pendapatan yang
diterima penjual pasar di gelap sebesar PmABP1
Pm
A P1
E. Pengaruh Pajak Penjualan
• Pajak yang dikenakan oleh pemerintah dan dibayar waktu jual beli barang kena pajak • Pajak penjualan tidak seluruhnya dibayar
oleh pembeli, tetapi sebagian oleh penjual • Pembagian beban pajak antara penjual dan
pembeli disebut insiden pajak atau tax incidence
• Insiden pajak & elastisitas permintaan:
Semakin elastis kurva permintaan semakin sedikit beban pajak yang akan ditanggung oleh pembeli
(PP1), apabila kurva elastis sempurna seluruh pajak ditanggung penjual
Semakin elastis kurva permintaan semakin banyak penurunan jumlah barang yang diperjualbelikan
Masalah dalam produksi pertanian:
– Pada saat musim panen, jumlah beras
berlimpah, tetapi kondisi surplus tersebut hanya berlangsung beberapa bulan (februari sd pertengahan mei).
– Di Indonesia ada sejumlah sentra produksi
padi dan dihadapkan pada sistem distribusi (pemasaran) kurang baik
– Penguasaan lahan petani rata-rata sempit
Akibatnya:
– banyak petani (produsen) yang sekaligus
feb mei surplus
sortage
Kondisi Kontra:
• harga dasar (sekarang HPP) sulit dinikmati petani • banyak subsidi yang tidak sampai kepada sasaran,
misal:
– subsidi pupuk banyak dinikmati pihak di luar petani – operasi pasar tidak sampai pada konsumen yang
membutuhkan
• low enforcement masih rendah, ditandai: masih
maraknya beras/gula pasir impor ilegal/selundupan.
• Harga beras kualitas sama di China dan Philipina $
200/ton, sedang di Indonesia $ 320 ada gap sekitar $ 120/ton, padahal biaya produksi relatif sama (sekitar Rp 850/kg)