• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN KEGIATAN KELOMPOK id. docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGEMBANGAN KEGIATAN KELOMPOK id. docx"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN KEGIATAN KELOMPOK DAN KONSELING KELOMPOK

Dosen pengampu :

Drs. Rasimin, M.Pd

oleh :

Kelompok 4

1. Ambarsari Septiani Saputri 2. Fatimah Nurillah

3. Azlin

4. Tiyara Ennysah 5. Rekha Agus Sophiani 6. Ghusan Ghathfan Hutauruk

7. (A1E116045) 8. (A1E116060) 9. (A1E116071) 10. (A1E116075) 11. (A1E116047) 12. (A1E116104)

13.

14. PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING 15. FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

▸ Baca selengkapnya: kegiatan tema rekreasi kelompok b

(2)

18. Kata Pengantar 19. Bismillahirrahmanirrahim.

20. Puji syukur kami panjatkan atas keharidat Allah SWT. Karena atas rahmat dan hidayah-Nyalah makalah ini dapat terselesaikan dengan baik serta tepat pada waktunya. Shalawat dan Salam semoga tercurahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW.

21. Makalah ini ditulis secara sederhana, ringkas, dan padat. Karya ini ditulis untuk memenuhi tugas yang diberikan. Makalah ini dibuat dengan meresume sebuah buku.

22. Kami menyadari tugas ini memiliki banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun dari dosen pembimbing sangat kami harapkan. Demi kesempurnaan makalahini saya dapat menerima masukan dengan senang hati, diasertai dengan ucapan terima kasih.

23.

24.

25.

26.

27.

28.

29.

30.

31.

32. Jambi, Februari 2018

33.

(3)

35.DAFTAR ISI 36.BAB I : PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah 1

1.2 Rumusan Masalah 1

1.3 Tujuan Penulisan 2

1.4 Manfaat penulisan 2

37.

38.BAB II : PEMBAHASAN 2.1 Kegiatan Awal 3

2.2 Kegiatan Peralihan 6

2.3 Kegiatan Pokok 8

2.4 Kegiatan Pengakhiran 13

39.

40.BAB III : PENUTUP 3.1 Kesimpulan 17

(4)

41. BAB I 42. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

43.Sebagai makhluk sosial manusia itu tidak dapat melepaskan diri dari manusia lainnya. Antara manusia yang satu dengan manusia yang lainnya saling membutuhkan dan saling berhubungan. Dalam hubungan ini akan terjadilah suatu proses saling mempengaruhi. Dalam kaitannya dengan kelompok, antara anggota yang satu dengan anggota kelompok yang lain akan terjadi saling pengaruh mempengaruhi. Proses saling mempengaruhi ini dalam kehidupan kelompok itulah yang dijadikan landasan di selenggarakannya bimbingan dan konseling kelompok.

44.Bimbingan dan konseling merupakan suatu bentuk layanan pemberian bantuan kepada individu yang mempunyai suatu masalah. Layanan bimbingan dan konseling ini dapat dibagi menjadi 2, yakni bimbingan konseling individu dan bimbingan konseling kelompok. Bimbingan konseling individu dilakukan secara sendiri atau individual saja, tidak ada orang lain yang ikut di dalamnya kecuali konselor dan individu itu sendiri. Sedangkan bimbingan dan konseling kelompok itu dilakukan secara bersama-sama dan berkelompok. Biasanya disesuaikan dengan permasalahan-permasalahan apa yang sedang dihadapi atau berdasarkan masalah-masalah yang sama antara seseorang dengan orang lainnya. Dengan adanya pengelompokkan ini akan dapat lebih mudah untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan cara berkelompok.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa saja yang dilakukan dalam kegiatan awal? 2. Apa saja yang dilakukan dalam kegiatan peralihan? 3. Apa saja yang dilakukan dalam kegiatan pokok?

(5)

1.3 Tujuan Penulisan

45.Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memberikan pengetahuan kepada mahasiswa dan orang yang membaca tentang pengembangan kegiatan kelompok dan konseling kelompok.

1.4 Manfaat Penulisan

(6)

47. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Kegiatan Awal

48.Dalam keseluruhan tahapan kegiatan layanan bimbingan kelompok dan konseling kelompok ada yang disebut tahap awal. Pada tahap awal itu dilakukanlah upaya untuk menumbuhkan minat bagi terbentuknya kelompok, yang meliputi pemberian penjelasan tentang kelompok yang dimaksud, tujuan dan manfaat adanya kelompok itu, ajakan untuk memasuki dan mengikuti kegiatannya, dan kemungkinan adanya kesempatan dan kemudahan bagi penyelengaraan kelompok yang dimaksud.

49. Uraian berikut ini mengemukakan secara ringkas gambaran dari keempat tahap setelah tahap awal tersebut.

1. Pembentukan Kelompok

a. Pengenalan dan Pengungkapan Tujuan

50. Pada tahap ini, para anggota saling memperkenalkan diri dan juga mengungkapkan tujuan ataupun harapan-harapan yang ingin dicapai, baik oleh masing-masing, sebagian, maupun seluruh anggota.

51. Dalam tahap pembentukan ini, peranan pimpinan kelompok hendaknya memunculkan dirinya sehingga tetangkap oleh para anggota sebagai orang yang benar-benar bisa dan bersedia membantu para anggota kelompok mencapai tujuan mereka. Di sini pemimpin kelompok perlu melakukan hal berikut.

1.) Menjelaskan tujuan umum yang ingin dicapai melalui kegiatan kelompok itu dan menjelaskan cara-cara yang hendakya dilalui dalam mencapai tujuan itu. 2.) Mengemukakan tentang diri sendiri yang kira-kira perlu untuk

terselenggarakannya kegiatan kelompok secara baik.

(7)

b. Terbangunnya Kebersamaan

4.) Hasil tahap awal suatu kelompok mungkin adalah suatu keadaan di mana para anggota kelompok itu belum merasa adanya keterikatan kelompok. Pemimpin kelompok harus mampu menumbuhkan sikap kebersamaan dan perasaan sekelompok. Jika pada awalnya sebagian besar anggota kelompok tidak berkehendak untuk mengambil peranan dan tanggung jawab dalam keterlibatan kelompok, maka tugas pemimpin kelompok ialah membalikkan keadaan itu, yaitu juga merangsang dan menggairahkan seluruh anggota kelompok untuk mampu ikut serta secara bertanggung jawab dalam kegiatan kelompok.

2. Keaktifan Pemimpin Kelompok

5.) Pempimpin kelompok perlu memusatkan usahanya pada : a. Penjelasan tentang tujuan kegiatan

b. Penumbuhan rasa saling mengenal antaranggota

c. Penumbuhan sikap saling mempercayai dan saling menerima, dan

d. Dimulainya pembahasan tentang tingkah laku dan suasana petasan dalam kelompok.

3. Beberapa Teknik

a. Teknik “pertanyaan dan jawaban”

6.) Salah satu teknik tersebut ialah: para anggota menulis jawaban atas satu pertanyaan pada selembar kertas yang disediakan oleh pemimpin kelompok. Cara ini dapat merupakan awal dari usaha anggota untuk mengungkapkan diri sendiri. Jika diperlukan, jawaban ini tanpa disertai nama si penjawab. Jawaban-jawaban ini selanjutnya dapat dipergunakan untuk mengukur keseluruhan suasana dan tanggapan kelompok atas sesuatu permasalahan yang dilontarkan.

b. Teknik “perasaan dan tanggapan”

7.) Mempersilahkan atau meminta masing-masing anggota kelompok mengemukakan perasaan dan tanggapannya atas sesuatu masalah atau suasana yang mereka rasakan pada saat pertemuan ini berlangsung. Teknik ini merangsang para anggota untuk mengenali masalahnya dan atau perasaannya sendiri yang mungkin justru perlu menjadi pokok bahasan utama dalam kelompok itu.

(8)

8.) Dengan permainan akan terbangun suasana yang hangat dalam hubungan antaranggota kelompok dan sekaligus suasana kebersamaan. Tujuan permainan ini ialah untuk penghangatan dan pengakraban peserta kelompok. Jangan sampai terkesan oleh para peserta bahwa permainan itu hanya sekedar untuk bermain-main dan membuang waktu. Permainan kelompok yang layak diselenggarakan dalam tahap ini ialah yang mengandung ciri-ciri:

 Dilakukan oleh seluruh anggota kelompok ( termasuk pemimpin kelompok),  Bersifat gembira atau lucu,

 Tidak memakan tenaga atau melelahkan,  Sederhana, dan

 Waktunya singkat.

4. Pola Keseluruhan: TAHAP I – PEMBENTUKAN

9.) Pola keseluruhan tahap pertama tersebut dapat disimpulkan ke dalam bagan berikut,

(9)

a. Suasana Kegiatan

10.) Pada tahap ini, pemimpin kelompok menjelaskan peranan para anggota kelompok dalam “kelompok bebas” atau “kelompok tugas”. Kemudian pemimpin kelompok menawarkan apakah para anggota sudah siap memulai kegiatan lebih lanjut itu. Tawaran ini barangkali menimbulkan suasana ketidakimbangan para anggota, atau para anggota itu dipenuhi oleh berbagai tanda Tanya tentang “apa yang akan terjadi pada kegiatan selanjutnya?”

b. Suasana Ketidakseimbangan

11.) Suasana ketidakseimbangan secara khusus dapat mewarnai tahap peralihan ini. Sering terjadi konflik atau bahkan konfrontasi antara anggota kelompok dan pemimpin kelompok. Menghadapi keadaan seperti itu, pemimpin kelompok boleh jadi menjadi kehilangan akal, menjadi bingung dan putus asa, atau setidak-tidaknya dianggap demikian oleh para anggota kelompok. Jika hal ini terjadi maka dinamika kelompok berada dalam bahaya. Pemimpin akan menjadi “penguasa tunggal” dan anggota kelompok akan menjadi sekedar “pengikut” saja. Tujuan diadakannya bimbingan dan konseling kelompok ini menjadi buyar.

12.) Pemimpin kelompok seharusnya tidak kehilangan keseimbangan. Pendekatan langsung dan cara-cara main perintah saja, perlu dihindari. Tugas pemimpin dalam hal ini ialah membantu para anggota untuk menghadapi halangan, keengganan, sikap mempertahankan diri, dan ketidaksabaranyang timbul itu. Apabila memang terjadi, unsur-unsur ketidakserasian itu dikaji, dikenali, dan dihadapi oleh seluruh anggota kelompok; pemimpin membantu usaha tersebut sehingga diperoleh suasana kebersamaan dan semangat bagi dicapainya tujuan kelompok.

c. Jembatan antara tahap I dan tahap III

(10)

itu dengan selamat. Kalau perlu, beberapa hal pokok yang telah diuraikan pada tahap pertama, seperti tujuan kegiatan kelompok, asas kerahasiaan, kesukarelaan, keterbukaan, dan sebagainya, diulang, ditegaskan, dan dimantapi kembali.

(11)
(12)

TAHAP II PERALIHAN

TEMA : pembangunan jembatan antara tahap I dan tahap III

Tujuan :

Terbebaskannya anggota dari perasaan atau sikap enggan, ragu, atau saling tidak percaya untuk memasuki tahap berikutnya. Makin terbentuknya suasana kelompok dan kebersamaan.

Makin mantapnya minat untuk ikut serta dalam kegiatan kelompok. Kegiatan :

Menjelaskan kegiatan yang akan ditempuh pada tahap berikutnya.

Menawarkan atau mengamati apakah para anggota sudah siap menjalani kegiatan pada tahap selanjutnya (tahap ketiga) Membahas suasana yang terjadi.

Meningkatkan kemampuan keikutsertaan anggota.

Kalau perlu kembali ke beberapa aspek tahap pertama (tahap pembentukkan)

PERANAN PEMIMPIN KELOMPOK Menerima suasana yang ada secara sabar dan terbuka

Tidak mempergunakan cara-cara yang bersifat langsung atau mengambil alih kekuasaannya Mendorong dibahasnya suasana perasaan

Membuka diri sebagai contoh dan penuh empati.

(13)

2.3 Kegiatan Pokok

16.) Tahap ketiga merupakan inti kegiatan kelompok, maka aspek-aspek yang menjadi isi dan pengiringannya cukup banyak dan masing-masing aspek tersebut perlu mendapat perhatian yang seksama dari pemimpin kelompok.

1) Kelanjutan dari Tahap I dan Tahap II

17.) Kelangsungan kegiatan kelompok pad tahap ini amat tergantung pada hasil dari tahap sebelumnya. Jika tahap-tahap sebelumnya berhasil dengan baik maka tahap ketiga itu akan berlangsung dengan lancar. Dan pemimpin kelompok dapat membiarkan anggota melanjutkan kegiatan tanpa banyak campur tangan dari pemimpin kelompok.

18.) Pada tahap ini para anggota aling bertukar pengalaman dan saling tanggap membantu, saling menguatkan, menerima dan saling memperkuat rasa kebersamaan. Kelompok membahas hal-hal yang bersifat nyata yang benar-benar sedang di alami “ sekarang/kekinian”.

2) Dinamika Kegiatan Kelompok

19.) Kelompok mengarah kepada pencapaian tujuan, menghasilkan sesuatu yang berguna bagi para anggotanya. Peranan pemimpin kelompok tetap memperhatikan dan mendengar secara aktif memperhatikan masalah khusus yang dapat merusak suasana kelompok yang sudah baik.

20.) Pemimpin kelompok menjadi pelurus dan penghalus dari berbagai hal yang muncul dan terjadi di dalam kelompok tersebut. Anggota kelompok diminta untuk brfikir, merasa, bersikap, bertindak dan bertanggung jab terhadap apa yang menjadi isi bahasan.

3) Kegiatan “Kelompok Bebas“ a. Mengemukakan Permasalahan

(14)

22.) Apabila dalam “kelompok bebas” baik dalam layanan bimbingan kelompok atau konseling kelompok masing-masing anggota kelompok mengemukakn satu permasalahan (umum ataupun pribadi) maka terkumpullah masalah-masalah atau topik sebanyak anggota.

b. Pemilihan Masalah/Topik

23.) Tugas kelompok adalah menentukan masalah atau topic mana yang akan dibahas terlebih dahulu.

24.) Dinamika kelompok berkembang kearah saling memberikan alasan (adu argumentasi), meninjau atau mendalami masalah/topik yang dimaksud, saling tawar-menawar, saling memberi dan menerima dan berkompromi.

25.) Dengan demikian, pertimbangan yang dikemukakan itu hanya sekedar rambu-rambu petunjuk jalan. Pertimbangan-pertimbangan itu antara lain sebagai berikut :

 Masalah/topic sangat berat dan berdampak cukup berpengaruh buruk maka didahulukan

 Masalah yang menyangkut kepentingan kelompok  Topik yang menyangkut kepentingan umum didahulukan  Topik yang dikemukakan dahulu

 Topic dan masalah yang dijadikan satu satu sama lain seluruhnya  Menetapkan topic melalui undian

 Menetapkan topic secara bertingkat.

c. Pembahasan Masalah / Topik

26.) Pembahasannya dilakukan secara bebas dan dinamis. Kepada anggota yang cenderung memborong pembicaraan, pemimpin kelompok bertindak sedemikian rupa sehingga anggota tersebut tidak menjadi merasa dihalangi, dibatasi hak-haknya dan sebagainya yang menyebabkan anggota tersebut mendongkol, menarik diri, putus asa, dan sebagainya.

27.) Anggota –anggota yang kurang berani berbicara inilah yang justru memerlukan bantuan kelompok sebagai media tempat mereka melatih diri berkomunikasi langsung dengan oranglain secara terbuka.

(15)

28.) Dalam suatu kegiatan kelompok “marathon” mungkin emua masalah atau topik dapat diselesaikan.

29.) Permainan-permainan kelompok ini hendaklah mengikutsertakan seluruh anggota kelompok dan mengarahkan kepada peningkatan keakraban, tidak melelahkan sederhana, menggembirakan dan menciptakan suasana santai (rileks). Contoh permainan tersebut antara lain seperti berikut :

 Permainan “Rangkain Nama”

 Permainan “Kata-kalimat” atau “Kalimat Bengkak”  Permainan “ Darat, Laut, Udara”

 Permainan “Tigo Dot”

 Permainan “Presiden-presidenan”

 Permainan “Anak kembar si Ana dan si Ani”  Permainan “bunyi binatang”

 Permainan “ Meniru gerak atau tingkah laku”  Permainan “Bisik berantai”

 Permainan “siapa aku”  Permainan “kebun binatang”

 Permainan “perahu bocor”

4) Kegiatan kelompok tugas

30.) Kegiatan “kelompok tugas” pada umumnya diselenggarakan dalam layanan Bimbingan Kelompok yang topik bahasannyaditugaskan oleh pemimpin kelompok kepada anggota kelompok untuk membahasnya . Rangkaian kegiatan dalam rangka “kelompok tugas” lebih sederhana.

a. Mengemukakan masalah

31.) Berbeda dari kegiatan dalam”kelompok bebas”,pengemukaan permasalahan dalam “kelompok tugas”dilakukan oleh pemimpin kelompok. 32.) “Tugas” yang berupa topik atau permasalaham yang dikemukakan oleh pemimpin kelompok itu dapat menyangkut berbagai bidang, baik menyangkut kondisi KES dan/atau KES-T. Permasalahan atau topik apapun yang dikemukakan hendaklah memenuhi ciri-ciri berikut.

1. Permasalahan itu relevan dengan hal-hal yang umumnya dialasi oleh sebagian besar anggota kelompok.

2. Prermasahan itu cukup hangat, baru, sedang terjadi, banyak dibicarakan orang atau besar kemungkinan akan terjadi.

(16)

4. permasalahan itu sesuai dengan tingkat perkembangan, kemampuan dan pengalaman sebagian terbesar anggota kelompok.

5. permasalahn itu menarik untuk dibicarakan.

6. permasalahan itu dikemukakan dengan jelas serta dalam bahasa yang baik dan benar.

7. membahas permasalahan itu berguna bagi pengembangan prilaku para anggota kelompok.

b. Tanya jawab tentang permasalahan yang diajukan

33.) Hasil tanya jawab, penjelasan dan dorongan itu sekurang-kurangnya menampilkan hal-hal sebagai berikut.

1. Makin terperincinya aspek-aspek permasalhan yang dimaksud.

2. Makin jelasnya tugas-tugas yang harus dilaksankan oleh para anggota kelompok.

3. Makin jelasnya cra-cara yang harus di tempuh para anggota kelompok dalam menyelesaikan tugas itu.

4. Makin jelasnya bentuk hasil yang harus dicapai oleh kelompok setelah berakhir kegiatan.

5. Makin jelasnya bentuk laporan dari hasil pembahasan (kalau laporan seperti itu memang diperlukan

c. Pembahasan

34.) Setelah segala sesuatu yang nyangkut permasalahan yang ditugaskan itu jelas bagi seluruh angota kelompok, dimulailah pembahasan permasalahan itu. Seluruh anggota kelompok perlu didorong dan dirangsang untuk ikut serta dalam pembahasan secara penuh. Seperti pada “kelompok bebas”, kegiatan pembahasan pada “kelompok tugas” pun mementingkan aspek isi dan proses sekaligus.

35.)

d. Bentuk khusus

(17)

bentuk laporan yang diinginkan, ketua kelompok dapat di damping oleh petugas lain.

5) POLA KESELURUHAN TAHAP III KEGIATAN KELOMPOK

(18)

TAHAP III KEGIATAN KELOMPOK

TEMA : Kegiatan Pembinaan Perpostur

Tujuan

1.terungkapnya secara bebas masalah atau topik yang dilaksanakan, dipikirkan dan dialami oleh anggota kelompok. 2.terbahasnya masalah dan topik yang dikemukakan secara mendalam dan tuntas.

3. ikut sertanya seluruh anggota secara aktif dan dinamis dalam pembahasan baik yang menyangkut unsur-unsur tingkah laku, pemikiran atau perasaan. Kegiatan

1.masing-masing naggota secara bebasmengemukakan masalah atau topok bahasan. 2.menetapkan masalah atau topik yang akan di bahas terdahulu.

3.anggota membahas masing-masing topik secara mendalam dan tuntas. 4.kegiatan selingan.

DINAMIKA KEGIATAN : BMB3

Peranan Pemimpin Kelompok 38.)

2.4 Kegiatan Pengakhiran

39.) Jelaslah bahwa kegiatan suatu kelompok tidak dapat berlangsung terus menerus tanpa berhenti. Setelah kegiatan kelompok memuncak pada Tahap ketiga, kegiatan kelompok ini kemudian menurun, dan selanjutnya kelompok akan mengakhiri kegiatan pada saat yang dianggap tepat.

40.)

(19)

1. Frekuensi Pertemuan

41.) Pengakhiran kegiatan kelompok sering kali diikuti oleh pertanyaan apakah kelompok akan bertemu kembali dan melanjutkan kegiatan. Apabila pertanyaan ini jawabannya ”ya”, maka pertanyaan lebih lanjut ialah : berapa kalikah kelompok itu harus bertemu?. Ada yang mengatakan paling sedikit sepuluh kali, tetapi ada pula yang mengatakan dua tiga kali cukup. Yang jelas keberhasilan sesuatu kelompok tidak diukur dari banyak kalinya kelompok itu bertemu.

2. Pembahasan keberhasilan

42.) Ketika kelompok memasuki tahap pengakhiran, kegiatan kelompok hendaknya dipusatkan pada pembahasan dan dan penjelajahan tentang apakah para anggota kelompok telah jelas memiliki sesuatu yang baru sebagai hasil belajar dan akan mampu menerapka hal-hal yang telah mereka pelajari itu. Secara umum, dapatlah dikatakan bahwa pemimpin kelompok dituntut agar menjadikan kelompoknya itu lebih menarik dan terasa lebih bermanfaat bagi anggota kelompok. Pada akhir kegiatan, hendaknya para anggota kelompok merasa telah memetik suatu hasil yang cukup berharga dari kegiatan kelompok yang diikutinya.

3. Pengakhiran Kegiatan

43.) Setelah anggota kelompok menyimpulkan butir-butir capaian mereka melalui kegiatan kelompok, tibalah mereka diakhir kegiatan. Disinilah ditampilkan oleh pemimpin kelompok, lagi-lagi sebagai tokoh yang : ing ngarso sung tulodo, ingmadyo karso, tut wuri handayani. Suasana persahabatan dan keberlanjutan pertemuan kelompok menjadiperhatian bersama.

4. Pola Keseluruhan: Tahap IV dan Tahap V

44.) Pola keseluruhan tahap IV dan tahap V dalam layanan Bimbigan Kelompok dan Konseling Kelompok dapat digambarkan pada bagan 4dan 5 sebagai berikut.

(20)

TAHAP IV PENYIMPULAN HASIL

HASIL PEMBINAAN PERPOSTUR

Kegiatan

anggota kelompok mengisi format BMB3/ Kelompok membahas isian BMB3

Anggota kelompok menyampaikan komitmen tentang pelaksanaan PERPOSTUR dalam pencapaian nyata. Tujuan

Terungkapnya secara tertulis hasil kegiatan kelompok melalui pengisian format BMB3. Terungkapnya secara tulisan BMB3.

Komitmen anggota kelompok untuk melaksanakan PERPOSTUR.

PERANAN PEMIMPIN KELOMPOK

Menjelaskan perlunya pengungkapan hasil kegiatan kelompok Mengungkapkan cara mengisi format BMB3

Menjelaskan perunya saling memahami hasil kegiatan yang diperoleh para anggota kelompok

(21)

TAHAP V PENGAKHIRAN

TEMA : Konsep Pesan dan Tindak Lanjut

Kegiatan

Pemimpin kelompok mengemukakan bahwa kegiatan akan segera diakhiri. Pemimpin dan anggota kelompok mengemukkan kesan dan hasil-hasil kegiatan. Membahas kegiatan lanjutan.

mengemukakan pesan dan harapan. Tujuan

Terungkapnya kesan-kesan anggota kelompok tentang pelaksanaan kegiatan. Terutamakannya rencana kegiatan lebih lanjut.

Tetap dirasakannya hubungan kelompok dan rasa kebersamaan meskipun kegiatan dikhir.

PERANAN PEMIMPIN KELOMPOK

Tetap mengusahakan suasana hangat, bebas dan terbuka.

Memberikan pertanyaan dan mengucapkan terima kasih atas keiikutsertaan anggota. Memberikan semangat untuk kegiatan lebih lanjut.

(22)

47.) BAB III 48.) PENUTUP 3.1 Kesimpulan

49.) Dalam pengembangan kegiatan kelompok dan konseling kelompok ada 4 tahap kegiatan yang dilakukan yaitu kegiatan awal, kegiatan peralihan, kegiatan pokok dan kegiatan pengakhiran.

50.) Dimana di kegiatan awal pemimpin kelompok mengupayakan untuk menumbuhkan minat bagi terbentuknya kelompok, yang meliputi pemberian penjelasan tentang kelompok yang dimaksud, tujuan dan manfaat adanya kelompok itu, ajakan untuk memasuki dan mengikuti kegiatannya, dan kemungkinan adanya kesempatan dan kemudahan bagi penyelengaraan kelompok yang dimaksud.

51.) Kegiatan peralihan dimana berpindah dari kegiatan awal ke tahap utama yaitu tahap pokok. Tahap pokok merupakan tahap pembahasan masalah. Dan di kegiatan pengakhiran konselor menutup kegiatan kelompok tersebut.

3.2 Saran

Referensi

Dokumen terkait

Pada har i ini, Senin tanggal delapan belas bulan Juni tahun dua r ibu dua belas, Kami Panitia Pembangunan Sar ana dan Pr asar ana Balai Besar Pengaw as Obat dan M akanan

Beginner artists using this medium find it much easier to express their creativity; mainly because of the control and convenience colored pencils

Demihion Berito Accno trembuhticm Kuolifthoti inl dibr.rot dengon *bencr-bencrryo don deneqn penuh tonggung icmrob untuh nrenpdi bohsn dohm prcEer lebih loniut.

So technically, even if a barber performs his job using magic and no matter how many tricks he or she knows and is capable of, that barber is still not considered as a

Waktu yang di perlukan untuk menyesuaikan jumlah yang di tawarkan (Qs) dengan perubahan harga dapat di bedakan: - Jangka waktu sangat pendek Dalam waktu satu/beberapa hari saja

Bagi peserta yang merasa keberatan atas hasil Pengumuman Pemenang Pelelangan ini, diberi kesempatan untuk mengajukan sanggahan lewat Aplikasi LPSE pada paket

Pernyataan positif menggambarkan fakta-fakta dari kegiatan ekonomi yang terjadi di masyarakat. Fakta-fakta ini berhubungan dengan perkiraan tentang hal yang sudah terjadi dan hal

Berdasarkan pertimbangan di atas, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara kecukupan energi protein dan kebiasaan olahraga dengan kebugaran dan