• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI PELAKSANAAN PROGRAM E GOVERNMEN (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "STRATEGI PELAKSANAAN PROGRAM E GOVERNMEN (1)"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI PELAKSANAAN PROGRAM E-GOVERNMENT MELALUI WEBSITE DAN BLOG SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN CITRA PEMERINTAH

KABUPATEN LAMONGAN

(STUDI DESKRIPTIF KUALITATIF PADA KANTOR PENGOLAHAN DATA ELEKTRONIK DAN HUMAS PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN)

Ratna Yuniarti Fitriyah

Jurusan Ilmu Komuniksi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Malang 2015

Email: yuniarti_ratna@ymail.com

Abstract

The objective of this study is to know how strategy implementation e-government program through the new media website and blog as improving image of Lamongan Government Regency. In the implementation of the strategy of e-government program, connected with public relations strategy that KPDE and Humas did through four process of public relations according to Cutlip, Center & Broom’s Theory. Four of the process is the analysis of the situation, strategy, implementation and evaluation.

A description qualitative method is used due to this research, it focuses on collecting the data uses interview, observation and documentation. The collecting data source method uses purposive sampling depend on the criteria decided. While the data analysis of this research is using filling system, that is categorized each data depend on research focus. Also, this research uses triangulation method and triangulation source for data validity.

Based on this study results, there is a difference strategy implementation between website and blog. In practice, KPDE and Humas are more focused on the website. Strategy undertaken by KPDE and Humas in providing information on public services, programs, policies, and government activities and also two-way communication facility received good response from the public. Four public relations process in general has been well implemented by KPDE and Humas in the implementation of e-government website in accordance with tupokasi and authority. More planned e-government program, the better the result. Overall strategy implementation websites and blogs can improve the image of Lamongan government regency.

Keywords: PR Strategy, E-Government, Corporate Image

Pendahuluan Kehadiran new media memunculkan

(2)

(dalam Walkosz, 2008, h. 2) new media dapat membuat sebuah proses komunikasi menjadi global, sehingga menyebabkan mengapa dunia saat ini disebut dengan global village. Global village menjelaskan bahwa tidak ada lagi batas waktu dan tempat yang jelas. Informasi dapat berpindah dari satu tempat ke belahan dunia lain dalam waktu yang sangat singkat, menggunakan teknologi internet. Media yang ada sekarang ini telah membawa ke peradaban yang memungkinkan setiap orang bisa saling berhubungan.

Situmorang (2012, h. 73) menjelaskan munculnya istilah new media sangat terkait erat dengan hadirnya Internet di dunia ini. Sekalipun dalam perkembangannya new media tidak hanya terbatas pada Internet namun Internet merupakan alat atau media yang paling dominan dalam era new media. Internet terus berkembang dengan berbagai aplikasinya diantaranya yaitu website dan blog.

Penggunaan website dan blog menjadi suatu perhatian oleh banyak kalangan, begitu juga oleh instansi pemerintahan. Pada era reformasi yang menuntut segala sesuatu serba transparan berdampak pada rasa keingintahuan masyarakat akan berbagai informasi yang berhubungan dengan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan. Chen (2007, h. 3) menjelaskan bahwa "Pemerintah

Elektronik" atau "Pemerintah digital" mengacu pada inisiatif yang diambil oleh lembaga pemerintah dan organisasi untuk menggunakan teknologi Internet dalam meningkatkan efektivitas mereka bekerja dan efisiensi. Pemerintah membuat komitmen ini untuk meningkatkan hubungan antara warga negara dan sektor publik melalui peningkatan, pengiriman biaya-efektif, dan efisien layanan, informasi, dan pengetahuan.

Pelaksanaan e-government di negara-negara Uni Eropa, menurut Pina, Torres dan Royo (2009, h. 1166) menjelaskan bahwa e-government di pemerintah daerah di Uni Eropa mengalami peningkatan dari tahun ke tahun dan menunjukkan kemajuan yang nyata dalam penerapan TIK dan meningkatkan perhatian pemerintah daerah Uni Eropa untuk membawa pemerintah lebih dekat dengan warga dan untuk memberikan citra modernitas dan responsif, yang nampak dari situs web yang menunjukkan tanda-tanda yang jelas dari keterbukaan yang mendorong dialog warga dan juga berbagai bentuk pelayanan administrasi publik.

(3)

sebagai brosur atau digital company profile. Mengacu pada evaluasi yang dilakukan oleh Sosiawan (2009, h. 1) dosen FISIP UPN, menyebukan bahwa implementasi e-government di Indonesia baru pada tahap awal, sehingga banyak lembaga pemerintah yang menyatakan dirinya sudah mengaplikasikan e-government, ternyata baru pada tahap web presence atau tahap pertama yaitu informatif.

Salah satu instansi pemerintah yang menggunakan website dan blog dalam program e-government adalah Pemerintah Kabupaten Lamongan. Tidak seperti kebanyakan website pemerintah daerah di Indonesia, website pemkab Lamongan tidak hanya bersifar informatif namun juga bersifat interakif. Berdasarkan data awal yang peneliti kumpulkan di lapangan, website pemerintah kabupaten Lamongan telah memasuki tahap interaktif yaitu dengan adanya beberapa aplikasi layanan publik yang sudah dimanfaatkan melalui website. Website Pemerintah Daerah merupakan salah satu media informasi dan komunikasi dari suatu Pemerintah Daerah kepada masyarakat/publik mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan daerah bersangkutan.

Hadirnya website mendukung konsep Lamongan Digital Society (LADISO). Website Pemerintah Daerah merupakan salah satu strategi di dalam melaksanakan

pengembangan e-government secara sistematik melalui tahapan yang realistik dan terukur. Instansi Pemerintah Kabupaten Lamongan memanfaatkan media website dan blog untuk menyebarkan informasi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan daerahnya dan untuk menjalin komunikasi dengan publik. Melalui komunikasi yang baik dengan publik menciptakan opini positif yang berdampak pada peningkatan citra.

Peneliti memilih Pemerintah Kabupaten Lamongan karena pada tahun 2012 Pemerintah Kabupaten Lamongan menerima penghargaan dari Kementerian Komunikasi dan Informatika atas prestasinya menempati peringkat terbaik dalam "Pemeringkatan E-Government Indonesia" (Maruli, 2012). Pemerintah Kabupaten Lamongan juga menerima penghargaan prestisius berupa Information Communication Technology (ICT) PURA 2013 dari Kemenkominfo yang diserahkan kepada kepala Kantor Pengolahan Data Elektronik (KPDE). Manshuri (2013) menyebutkan, penghargaan yang diterima oleh Kabupaten Lamongan sebagai bentuk apresiasi dari Kementerian KOMINFO bahwa Kabupaten Lamongan telah memasuki era sebagai Kabupaten Digital.

(4)

menjelaskan istilah e-PR sebagai penggunaan Internet untuk menunjang kegiatan public relations untuk menjalin hubungan baik dengan publik untuk mempertahankan dukungan publik.

Website pemerintah tidak seperti website perusahaan swasta yang bertujuan memperoleh keuntungan dalam bentuk uang yang masuk ke perusahaan. Website resmi pemerintah tidak menghasilkan profit secara langsung, namun apabila dikelola dengan baik, pada akhirnya akan menghasilkan keuntungan. Keuntungan yang diperoleh adalah terbentuknya citra positif pemerintah sehingga mampu menumbuhkan kepercayaan di mata masyarakat dan pada akhirnya mampu menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam membangun dan memajukan daerahnya.

Howard (1998, h. 3) menjelaskan bahwa citra perusahaan (corporate image) adalah penegasan dinamis dan mendalam mengenai budaya, struktur dan juga lingkungan organisasi. Citra perusahaan meliputi semua tampilan visual, verbal dan juga elemen perilaku yang membangun organisasi. Penggunaan media Internet oleh suatu lembaga dapat menjadi sebuah representasi lembaga tersebut di dalam dunia online.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka dapat dirumuskan masalah yaitu : bagaimana strategi pelaksanaan program e-government melalui website dan blog sebagai upaya peningkatan citra positif Pemerintah Kabupaten Lamongan?

Tinjauan Pustaka

Teori Informasi Organisasi Karl Weick dalam Pelaksanaan Program E-government

Peneliti menggunakan teori informasi organisasi, Littlejohn (2009, h. 364) menjelaskan bahwa teori ini masuk pada tradisi sibernetika. Teori informasi organisasi ini membahas bahwa organisasi sebagai sistem untuk mengumpulkan, mengelola, dan menggunakan informasi yang diterima dan dikomunikasikan kembali pada lingkungan. Keterkaitannya di KPDE yaitu mengenai eksekusi pelaksanaan program e-government. KPDE mengumpulkan dan mengelola informasi yang dibutuhkan masyarakat kemudian mengkomunikasikan informasi dan pelayanan melalui website dan blog.

(5)

membuat informasi yang membingungkan atau ambigu menjadi masuk akal. Teori ini lebih berfokus pada proses pengorganisasian anggota organisasi untuk mengelola informasi daripada berfokus pada struktur organisasi itu sendiri. Littlejohn (2009, h. 366) menjelaskan bahwa organisasi sebagai sistem untuk mengumpulkan, mengelola dan menggunakan informasi yang diterima dan dikomunikasikan kembali kepada lingkungan.

Menurut Weick dalam (Littlejohn, 2009, h. 366) informasi diinterpretasikan menjadi masuk akal dan terbagi menjadi tiga proses, yaitu : pembuatan, pemilihan dan penyimpanan. Pembuatan adalah definisi tentang situasi, atau menyatakan adanya informasi yang samar-samar dari luar. Proses yang kedua pemilihan, yaitu anggota organsasi menerima beberapa informasi yang relevan dan menolak informasi yang lain. Proses yang ketiga yaitu penyimpanan, dimana hal-hal tertentu akan disimpan untuk penggunaan dimasa yang akan datang. Informasi yang disimpan digabungkan pada kesatuan informasi yang sudah ada yang menjalankan organisasi.

Keberadaan Public Relations atau Humas Pemerintah

Ruslan (2006, h. 109) menjelaskan keberadaan departemen kehumasan (public relations departement) di suatu lembaga atau instansi merupakan keharusan, baik secara fungsional maupun operasional. Humas harus mampu bertindak sebagai public information, public affair, dan public communications dalam upaya penyebarluasan atau mempublikasi kegiatan dan program kerja pembangunan pada instansi bersangkutan, baik ditujukan kepada publik internal maupun publik eksternal (masyarakat).

Website dan Blog Instansi Pemerintah Kabupaten Lamongan sebagai Program E-Government

(6)

Berdasarkan sifat transaksi informasi dan pelayanan publik yang disediakan oleh Pemerintah Daerah melalui jaringan informasi, pengembangan e-government website di Indonesia dilaksanakan melalui 4 (empat) tingkatan, yaitu : Tingkat satu persiapan, yang meliputi Pembuatan situs web sebagai media informasi dan komunikasi pada setiap lembaga, penyiapan SDM, sosialisasi situs web untuk internal dan publik.

Strategi Pelaksanaan dan Langkah-langkah Pengembangan E-Government

Oliver (2007, h. 3) mendefinisikan strategi sebagai cara atau proses yang digunakan organisasi atau perusahaan untuk mencapai misinya. Seorang praktisi PR perlu memiliki strategi dalam menjalankan fungsinya agar apa yang dilakukan dapat terlaksana dan menjangkau sesuai sasaran.

Ruslan (2010, h. 134) menjelaskan pengertian strategi public relations yaitu alternatif yang optimal yang dipilih untuk ditempuh guna mencapai tujuan public relations dalam kerangka suatu rencana public relations. Sedangkan pengertian e-government menurut Sasmitha (2007, h. 4) merupakan praktik e-PR yang dikembangkan di suatu instansi pemerintahan. Kriyantono (2006, h. 333) menjelaskan istilah e-PR sebagai

penggunaan Internet untuk menunjang kegiatan public relations yang dimungkinkan PR menjalin hubungan baik untuk mempertahankan dukungan publik.

Menurut Ruslan (2008, h. 13) Strategi public relation atau yang lebih dikenal dengan bauran public relation, yaitu publications, event, community involvemet, inform or image, lobbying and negotiation, dan social responsibility. Dalam kaitannya dengan strategi public relations, program e-government website dan blog masuk pada bentuk publications dan inform or image.

Menurut Astuti (2011, h. 22) empat proses public relations tepat digunakan untuk menganalisis strategi. Pada penelitian yang dilakukan oleh Astuti empat proses public relations digunakan untuk menganalisis strategi public relations dalam menjaga citra plaza Semanggi. Perdana (2013, h. 14) juga menjelaskan dalam penelitiannya bahwa strategi public relations adalah strategi yang dilakukan oleh PR dengan empat proses. Cutlip & Center (dalam Ruslan, 2008, h. 148) menyatakan bahwa proses perencanan program kerja public relations melalui “proses empat tahapan” yang menjadi landasan atau acuan untuk melakukan pelaksanaan program kerja kehumasan. Empat proses public relations tersebut adalah :

(7)

Langkah pertama ini mencakup penyelidikan dan pemantauan pengetahuan, opini, sikap dan perilaku mereka yang peduli dan terpengaruh oleh tindakan dan kebijakan organisasi. Analisis situsai adalah sekumpulan hal-hal yang diketahui tentang situasi, seperti sejarahnya, kekuatan yang mempengaruhinya, dan mereka yang terlibat atau berpengaruh secara internal dan eksternal.

Sebuah analisis situasi memuat semua latar belakang informasi yang diperlukan untuk menjelaskan dan mengilustrasikan secara detail makna dari sebuah pernyataan. Langkah ini mendasari langkah selanjutnya dengan menentukan “apa yang sedang terjadi saat ini?”. Dalam analisis situasi, seseorang bisa mendefinisikan dan memperbaiki pernyataan problem tentatif, yang diikuti dengan investigasi atas situasi. Analisis situasi menghasilkan apa yang oleh praktisi dinamakan fact book (buku fakta) yang seringkali dalam bentuk informasi yang dikumpulkan dalam file.

Analisis situasi tidak memulai dengan memberi perhatian kepada publik dan faktor eksternal, melainkan pada pengkajian menyeluruh terhadap persepsi dan tindakan aktor-aktor kunci dari struktur organisasi, dan pada

proses unit organisasi yang relevan dengan problem beserta sejarah keterlibatan organisasi.

2. Membuat Rencana dan Program

Informasi yang terkumpul pada langkah pertama digunakan untuk membuat keputusan tentang publik program, tujuan, tindakan serta strategi, taktik dan tujuan komunikasi. Langkah kedua dari proses ini menjawab “berdasarkan situasi yang telah dipelajari, apa yang sebaiknya kita ubah, lakukan dan katakan?” 3. Bertindak dan berkomunikasi

Langkah ketiga mencakup pelaksanaan program tindakan dan komunikasi yang dirancang untuk mencapai tujuan spesifik bagi setiap publik demi mencapai tujuan program. Praktisi public relations memegang peran membantu organisasi menentukan bukan hanya apa yang akan dikatakan tetapi juga apa yang akan dilakukan. Pertanyaan dalam langah ini adalah “siapa yang harus melakukan dan mengatakannya, serta kapan, dimana dan bagaimana?”.

(8)

prinsip untuk mengaplikasikan teori kedalam praktik diantaranya yaitu membingkai pesan. Praktisi harus membingkai pesan mereka agar menjadi pesan yang bernilai berita (newsworthy), tidak rumit, dan mudah dipahami sesuai dengan kebutuhan dan sasaran, baik itu untuk publik (masyarakat) atau untuk pers.

4. Mengevaluasi program

Langkah keempat dari proses ini mencakup penilaian, persiapan, pelaksanaan, dan hasil program. Tujuan utama dari evaluasi adalah untuk mengukur keefektifitasan proses secara keseluruhan. Saat program sedang dilaksanakan, dibuat penyesuaian berdasarkan evaluasi umpan balik tentang bagaimana program berjalan. Pada tahap evaluasi ini menjawab “bagaimana yang kita kerjakan sekarang?”.

Pada proses evaluasi dapat dilakukan survei untuk mengukur perubahan dalam pengetahuan, kesadaran, dan pemahaman yang dapat digunakan untuk menentukan apakah program berdampak pada audiens.

Peningkatan Citra Positif melalui E-government Website dan Blog

Menurut Bill Canton dalam (Effendy, 2010, h. 111), citra merupakan kesan yang dengan sengaja perlu diciptakan agar bernilai positif. Citra

adalah salah satu aset penting dari suatu perusahaan atau organisasi. Citra lembaga tidak bisa direkayasa. Citra akan terbentuk dengan sendirinya dari upaya yang ditempuh sehingga komunikasi dan keterbukaan lembaga merupakan salah satu kunci penting untuk mendapat citra yang positif.

Howard (1998, h. 4) menjelaskan bahwa lemah atau kuatnya sebuah citra perusahaan dapat membuat perbedaan yang signifikan dalam hal volume penjualan perusahaan dan harga sahamnya. Hal ini juga akan mempengaruhi daya jual dan penerimaan dari produk perusahaan, jasa dan sumber daya manusia. Sebuah citra perusahaan yang kuat jelas lebih baik daripada citra yang lemah, tetapi yang paling penting dari semua, adalah kebutuhan untuk berkomunikasi dan menyampaikan melalui aksi yang jelas, ringkas dan konsisten untuk semua khalayak sasaran.

(9)

Opini publik dalam kaitannya membangun citra di sebuah lembaga atau bagian yang melayani dan memperjelas sesuatu yang dihadapi sebuah lembaga atau organisasi merupakan tugas Public Relations (organisasi swasta) atau Humas atau Penerangan (lembaga pemerintahan) dan bagian marketing. Mereka menjadi penghubung antara lembaga perusahaan dan khalayak atau masyarakat luas. dengan harapan penjelasan pesan-pesan tersebut akan dapat mengubah citra publik terhadap institusi atau perusahaan melalui media massa dan juga new media.

Keuntungan yang diperoleh dalam membangun website dalam program e-government, yang dijelaskan dalam sebuah website resmi instansi pemerintah daerah yaitu untuk menyediakan informasi yang lengkap, mempermudah mengumpulkan tanggapan atau kritik dan saran dari masyarakat, serta membangun citra instansi dimata masyarakat luas dimana hal tersebut direpresentasikan pada tampilan website.

Metode

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Kriyantono (2012, h. 56) menjelaskan bahwa penelitian kualitatif bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalam-dalamnya melalui pengumpulan data sedalam-dalamnya. Tipe penelitian ini adalah

deskriptif. Kriyantono (2006, h. 69) menjelaskan bahwa tipe ini bertujuan membuat deskripsi secara sistematis, faktual, dan aktual tentang fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau objek tertentu. Peneliti sudah mempunyai konsep (biasanya satu konsep) dan kerangka konseptual. Melalui kerangka konseptual (landasan teori), peneliti melakukan operasionalisasi konsep yang akan menghasilkan variabel beserta indikatornya. Tipe ini untuk menggambarkan realitas yang sedang terjadi tanpa memperhatikan hubungan antar variabel. Deskriptif kualitatif bertujuan untuk mengangkat fakta, keadaan, variabel dan fenomena yang terjadi ketika penelitian berlangsung dan menyajikan apa adanya.

Fokus Penelitian

(10)

melakukan pelaksanaan program kerja kehumasan. Empat proses tersebut terdiri dari analisis situasi, strategi, implementasi dan evaluasi.

Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini yaitu data primer dan data sekunder. Sumber data primer dalam penelitian adalah informan penelitian yaitu staf pengelola data elektronik yang secara langsung menangani website dan blog pemerintah daerah kabupaten Lamongan. Jenis data primer yang digunakan dalam penelitian ini yaitu melalui wawancara dan observasi.

Sedangkan, Jenis data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini yaitu melalui dokumentasi. Data sekunder dalam penelitian ini adalah informasi yang dikeluarkan oleh Kantor Pengelola Data Elektronik (KPDE) Kabupaten Lamongan, termasuk profil instansi, dan hasil publikasi lainnya. Target data sekunder dalam penelitian ini adalah profil, website dan blog Pemerintah Kabupaten Lamongan.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Wawancara

Berger (dalam Kriyantono, 2010, h. 100) menjelaskan

wawancara adalah percakapan antara periset-seseorang dengan yang berharap mendapatkan informasi dari informan-seseorang yang diasumsikan mempunyai informasi penting tentang suatu objek. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik wawancara semi terstruktur. Tujuan dari wawancara ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat dan ide-idenya.

Langkah-langkah wawancara yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu peneliti membuat daftar pertanyaan yang akan ditanyakan, peneliti menghubungi informan dan membuat janji, peneliti datang ke lokasi penelitian dan melakukan wawancara sesuai panduan wawancara

2. Observasi

(11)

pelaksanaan program e-government website dan blog.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen ini bisa berupa tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen bisa berupa skripsi terdahulu, buku informasi, gambar, foto kegiatan, company profile dan lain-lain. Dokumentasi yang dilakukan oleh peneliti yaitu peneliti mengumpulkan dokumen berupa foto, laporan, surat, ataupun data-data yang terkait dengan penelitian.

Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif Filling System. Kriyantono (2006, h. 199) menjelaskan teknik analisis filling system adalah teknik menganalisa data hasil observasi dengan membuat kategori-kategori tertentu atau domain-domain tertentu. Peneliti menggunakan filling system untuk mempermudah peneliti dalam menganalisa data hasil observasi dan wawancara karena data tersebut telah dikelompokkan berdasarkan kategorisasi-kategorisasi tertentu.

Langkah-langkah analisis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengumpulkan berbagai data empiris di lapangan, yakni terkait dengan strategi pelaksanaan program e-government website dan blog sebagai upaya peningkatan citra.

2. Kemudian akan dikaitkan dengan teori informasi organisasi, strategi PR dalam pelaksanaan e-government dan manajemen citra. Data yang telah peneliti kumpulkan melalui proses wawancara dengan para informan kunci serta pendukung, dan juga hasil observasi pada pengamatan strategi pelaksanaan program e-government website dan blog yang dilakukan oleh KPDE, lalu peneliti melakukan analisis dan kategorisasikan secara deskriptif. 3. Analisis tersebut dilakukan dengan

cara menghubungkan antara konsep atau teori dengan data empiris sesuai dengan temuan di lapangan, sesuai dengan kategori-kategori yang menjadi fokus penelitian ini.

4. Kategori tersebut diawali dengan mengkategorisasikan data empiris terkait dengan strategi pelaksanaan program e-government melalui new media website dan blog sebagai bentuk praktik E-PR oleh KPDE Kabupaten Lamongan.

(12)

problems (situation analysis), planning and programming (strategy), communicating (Implementation) dan evaluating (assessment) dalam strategi pelaksanaan program e-government sebagai upaya peningkatan citra. Peneliti melakukan pemaknaan dengan menginterpretasikan analisis data empiris tersebut dengan beberapa konsep atau teori yang digunakan, kemudian menyimpulkannya.

Hasil dan Pembahasan

Pada pelaksanaannya, program e-government website berbeda dengan pelaksanaan program e-government blog. Blog lebih dikhususkan untuk berbagai informasi dan kegiatan PUSKOM kreatif. Update informasi di blog dilakukan kondisional ketika ada kegiatan di PUSKOM. Sedangkan pelaksanaan program e-government website oleh KPDE dan Humas kabupaten Lamongan dilakukan secara sistematik melalui beberapa tahapan.

Empat proses public relations, secara umum telah diterapkan oleh KPDE dan Humas sebagai upaya peningkatan citra. Cutlip & Center (dalam Ruslan, 2008, h. 148) menyatakan bahwa proses perencanan program kerja public relations melalui “proses empat tahapan” yang menjadi landasan atau acuan untuk

melakukan pelaksanaan program kerja kehumasan.

Proses empat tahapan ini ini dimulai dengan pengumpulan informasi, informasi dan pemahaman yang terbentuk ditahap pertama akan mendorong dan memandu langkah berikutnya. Dalam praktiknya, tentu saja analisis situasi, perencanaan, implementasi dan evaluasi tidak dapat dipisah-pisah secara tegas, sebab proses ini berkelanjutan dan berkesinambungan. Berikut adalah penjelasan empat langkah proses public relations dalam pelaksanaan program e-government website pemerintah kabupaten Lamongan

Apa yang diungkapkan oleh ketiga informan yakni Kepala Seksi Manajemen Informasi KPDE (Nazilatul Fikriyati), Staf Manajemen Informasi KPDE (Anton Purnawirawan, S.ST) dan Kasubag Pelayanan, Informasi, Dokumentasi, Perpustakaan dan Siaran Radio Daerah, Bagian Humas dan Infokom (Harum Istiana Irawati, SE) kemudian juga didukung dari hasil observasi yang peneliti lakukan dapat dsimpulkan bahwa strategi pelaksanaan program e-government website dan blog sejauh ini telah berjalan dengan baik dan terorganisir.

(13)

mencapai tujuan dan untuk kemajuan organisasi tersebut. Dalam strategi pelaksanaan program e-government website dan blog, KPDE dan Humas melakukan dan mengerjakan job desknya masing-masing.

Empat proses public relations yang dilakukan oleh Humas lebih berfokus pada pemberitaan di website. Proses pertama dimulai dengan Humas mengumpulkan informasi di lapangan, kemudian Humas mengelola pesan menjadikan informasi yang bernilai newsworthy. Berita kemudian diposting di website Pemkab. Untuk penyimpaannya sampai saat ini berita-berita yang diposting masih ada di website semua. Berita-berita tersebut tidak dihapus karena memang dijadikan sebagai arsip, dan juga untuk mempermudah masyarakat jika sewaktu-waktu membutuhkan berita tersebut. Berbeda dengan humas, empat proses public relations yang dilakukan oleh KPDE lebih berfokus kepada keseluruhan website dan fokus informasi yaitu informasi pelayanan dan juga aplikasi pelayanan publik yang disediakan di website.

Tahapan pada strategi pelaksanaan program e-government website yaitu pada penampilan informasi di website sesuai dengan pembahasan teori informasi organisasi. Teori ini berada pada kajian komunikasi organisasi. Teori informasi organisasi membahas bahwa organisasi

sebagai sistem untuk mengumpulkan, mengelola dan menggunakan informasi yang diterima dan dikomunikasikan kembali pada lingkungan. Informasi diinterpretasikan menjadi masuk akal dan terbagi pada tiga proses, yaitu : enactment, selection and retention sehingga organisasi dapat melakukan konstruksi suatu kebijakan.

Sedangkan pada pelaksanaan e-government blog sepenuhnya ditangani oleh KPDE. Blog dikhususkan untuk kegiatan PUSKOM Kreatif. Informasi yang disajikan di blog adalah seputar perkembangan dan berbagai kegiatan di PUSKOM kreatif. Strategi pelaksanaannya jika dianalisis dengan empat proses public relations hanya pada tahapan analisis situasi dan pengkomunikasian saja. Berbeda dengan pelaksanaan website yang lebih terorganisir dan melalui empat proses public relations.

Pada tahap analisis situasi yaitu ketika KPDE mengumpulkan informasi saat ada kegiatan di PUSKOM kreatif. KPDE meliput dan membuat berita terkait kegiatan tersebut. Sedangkan tahap pengkomunikasian yaitu berita atau informasi yang sudah didapat KPDE di lapangan kemudian di posting di blog.

(14)

Melalui pelaksanaan program e-government website dan blog KPDE berupaya untuk meningkatkan citra pemerintah kabupaten Lamongan. Strategi yang dilakukan oleh humas adalah bertujuan untuk memberikan yang terbaik untuk masyarakat, yaitu berupa transparansi program dan kegiatan pemerintah yang tertuang dalam pemberitaan-pemberitaan di website. Keuntungan yang diperoleh dalam membangun website dalam program e-government, yang dijelaskan dalam sebuah website resmi instansi pemerintah daerah yaitu untuk menyediakan informasi yang lengkap, mempermudah mengumpulkan tanggapan atau kritik dan saran dari masyarakat, serta membangun citra instansi dimata masyarakat luas dimana hal tersebut direpresentasikan pada tampilan website.

Tugas pokok dan kewajiban Humas pemda adalah bertindak sebagai komunikator (narasumber) untuk membantu keberhasilan dalam melaksanakan program pembangunan pemerintah, memiliki kemampuan membangun hubungan yang positif, konsep kerja yang terencana baik, hingga mampu menciptakan citra baik bagi lembaga yang diwakilinya, serta membangun opini publik yang positif. Citra terbentuk berdasarkan pengetahuan dan informasi-informasi yang diterima

seseorang. Danasaputra (dalam Ardianto 2010, h. 115) menyatakan komunikasi tidak secara langsung menimbulkan perilaku tertentu, tetapi cenderung mempengaruhi cara kita mengorganisasikan citra kita tentang lingkungan.

Terdapat lima faktor pembentuk citra organisasi yaitu yang pertama identitas fisik. Identitas fisik yaitu yang terlihat, visual seperti media komunikasi, dalam hal ini yaitu website, yang meliputi company profile, logo, konten, sampai dengan desain website, pemilihan teks yang digunakan, dan juga warna. Begitu juga dengan blog, meliputi konten blog, dan juga desain blog. Faktor yang kedua yaitu Identitas non fisik meliputi sejarah organisasi, filosofi, kepercayaan, nilai-nilai dan budaya. Faktor yang ketiga yaitu manajemen organisasi meliputi sistem, kebijakan, alurprosedur, teknologi, sumber daya manusia (SDM), strategi organisasi, dan juga sistem pelayanan oleh KPDE dan Humas. Faktor keempat yaitu kualitas hasil berupa bentuk pelayanan dan berbagai informasi yang disediakan oleh KPDE di website dan blog. Faktor yang kelima yaitu aktivitas dan pola hubungan yang dinilai dari hubungan KPDE dengan masyarakat yang cukup baik yaitu dengan komunikasi dua arah yang sudah terjalin.

(15)

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian dan pembahasan mengenai strategi pelaksanaan program e-government website dan blog, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa secara keseluruhan program e-government website dan blog dapat meningkatkan citra positif pemerintah kabupaten Lamongan.

(16)

Daftar Pustaka

Chen, Y., Chen, H. M., Ching, R. K. H., & Huang, W. W. (2007). Electronic government

implementation: a comparison between developed and developing countries.

International Journal of Electronic Government Research. 3 ( 2)

Cutlip, Center dan Broom. (2000). Effective public relations : eighth edition. USA : Prentice

Hall International

Howard, S. (1998). Corporate image management. Singapore : Butterworth-Heinemann Asia

Littlejohn, S.W & Foss. K. A. (2009). Teori komunikasi : theories of human communication

(9th ed). (Hamdan, M. Y). Jakarta : Salemba Humanika

Pina, V., Torres, L., & Royo, S. (2009). E-government evolution in EU local government: a

comparative perspective. Online Information Review. 33, 1137-1168.

Ruslan, R. (2006). Etika kehumasan konsepsi & aplikasi. Jakarta : Rajawali

Ruslan, R. (2008). Manajemen public relations dan media komunikasi. Jakarta : Rajawali

Ruslan, R. (2010). Metode penelitian public relations dan komunikasi. Jakarta : RajaGrafindo

Persada

Sasmita, B. D. (2007). Skripsi : Penggunaan cyber media dalam aktifitas komunikasi pemkot

dengan masyarakat (studi praktik e-pr pada program e-government pemkot malang.

Malang : UMM

Situmorang, J. R. (2012). Pemanfaatan internet sebagai new media dalam bidang politik,

bisnis, pendidikan dan sosial budaya. Jurnal Administrasi Bisnis (2012), Vol.8, No.1:

hal. 73–87

Walkosz, B.J, Jolls, T, Sund, M. A. (2008). Global/Local: media literacy for the global

village. International Media Literacy Research Forum Inaugural Meeting. Dalam

Referensi

Dokumen terkait

.ratikum yan' dilakukan %ada tan''al 0 Maret 01B adalah %en'ukuran intensitas %eneran'an den'an  Lux Meter * .ratikum ini dilakukan untuk  men'etahui intensitas %eneran'an

PENGGUNAAN PIRANTI KOHESI DALAM TEKS DONGENG LISAN BERBAHASA SUNDA. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Merujuk Rajah 2, satu model konseptual dengan urutan logikal perhubungan di antara faktor-faktor penting telah dikenalpasti bagi mengatasi masalah jenayah di kawasan

Donat beon merupakan kue donat yang dibuat dengan bahan dasar betonyang diharapkan menjadi sebuah makanan sehat tanpa mengurangi seluruh manfaat yang terkandung dalam

Hasil pengumpulan data bahwa perencanaan program dibuat dari bawah ke atas ( buttom up ) yaitu puskesmas membuat rencana berdasarkan evaluasi program tahun sebelumnya

Maka segala fakir miskin memintakan (doa) baginda itu. Maka baginda terlalu amat suka citanya hatinya dan makanan dan minum juga kerjanya. bersuka ria nanda keduanya iru

men III ~d. Khususnya dalam Pasal 1 paragrap 2 Amandemen III, COGEMA dianggap sebagai pe - rusahaan yang ditunjuk.. COGEMA akan membuat laporan lengkap seperti

Tidak ada hubungan yang signifikan antara frekuensi dan intensitas sakit perut berulang pada anak usia sekolah dengan intelligence quotient (IQ). Keywords: sakit perut