Keterampilan Dasar Mengajar
9 Keterampilan Dasar Mengajar
Diadopsi dari tulisan Dr. Waqiatul Masrurah dalam bukunya Praktek Mengajar I (2014) STAIN Pamekasan
(Editor: Abdul Aziz)
Guru tidak dilahirkan tetapi dibentuk terlebih dahulu. Pembentukan performance guru yang baik diperlukan keterampilan dasar.
Keterampilan dasar adalah : keterampilan standar yang harus dimilikisetiap individu yang berprofesi sebagai guru.
Di bawah ini akan diuraikan keterampilan keterampilan dasar mengajar (teaching skills) yang dapat diimplementasikan dalam bentuk latihan pada proses pembelajaran micro yang harus dikuasai oleh calon guru sebelum melaksanakan praktek mengajar.
Keterampilan dasar mengajar sebagai berikut :
a. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran
g. Keterampilan mengajar kelompok kecil atau perorangan
h. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil.
i. Keterampilan mengadakan evaluasi.
Sejumlah keterampilan yang akan diuraikan nanti tidaklah terikat dengan sifat dan pembawaan pribadi seseorang, setiap orang dapat memakainya dan dapat pula diterapkan pada semua jenis mata pelajaran ataupun mata kuliah. Semua jenis mata pelajaran membutuhkan keterampilan-keterampilan tersebut, perlu diketahui bahwa sejumlah keterampilan merupakan hasil terapan teori-teori dalam ilmu mengajar, suatu ilmu yang mempelajari proses yang terjadi dalam kegiatan belajar-mengajar. Teori-teori tersebut menambahkan sesuatu pada bakat yang memang telah dimiliki oleh seorang pengajar dalam hal mengajar.
1. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran
a. Pengertian membuka pelajaran
Membuka pelajaran adalah kegiatan guru dalam menciptakan kesiapan mental dan menimbulkan perhatian siswa, agar terpusat pada hal-hal yang akan dipelajari.
Dalam membuka pelajaran, guru hendaknya memberi pengarahan/ pengantar mengenai materi yang hendak diajarkan pada siswa sehingga siswa siap mental dan tertarik untuk mengikutinya. Keterampilan membuka pelajaran ini merupakan kunci dari seluruh proses pembelajaran yang akan dilaluinya. Sebab jika awal pelajaran seorang guru tidak mampu menarik perhatian siswa, maka proses pembelajaran yang dinamis tidak tercapai.
b. Komponen-komponen keterampilan membuka pelajaran meliputi :
1) Menarik perhatian siswa, banyak cara yang dapat digunakan guru untuk menarik perhatian siswa
2) Menimbulkan motivasi dengan cara menimbulkan rasa ingin tahu, mengemukakan ide yang
bertentangan, memperhatikan minat siswa, dan disertai dengan kehangatan dan keantusiasan.
3) Memberi acuan melalui berbagai usaha seperti mengemukakan tujuan dan batas-batas tugas,
menyarankan langkah-langkah yang akan dilakukan, meningkatkan masalah pokok yang akan dibahas, mengajukan pertanyaan-pertanyaan.
4) Membuat kaitan atau hubungan diantara materi-materi yang akan dipelajari dengan pengalaman
dan pengetahuan yang telah dikuasai siswa.
c. Menutup pelajaran
Menutup pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri pelajaran. Usaha menutup pelajaran memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari, mengetahui tingkat pencapaian siswa dan tingkat keberhasilan guru. Usaha-usaha yang dapat dilakukan guru antara lain adalah merangkum kembali atau menyuruh siswa membuat ringkasan dan mengadakan evaluasi tentang materi pelajaran.
Cara yang dapat dilakukan oleh guru dalam menutup pelajaran adalah :
1) Meninjau kembali penguasaan inti pelajaran dengan merangkum inti pelajaran dan membuat
ringkasan.
2) Mendorong secara psikologis dan / atau sosial kepada siswa.
3) Memberi petunjuk untuk pelajaran atau topik berikutnya.
4) Mengevaluasi, bentuk evaluasi yang dapat dilakukan guru antara lain ialah : mendemontrasikan
keterampilan, mengaplikasikan ide baru pada situasi lain, mengeksplorasi pendapat siswa sendiri, memberikan soal-soal tertulis.
2. Keterampilan mengelola kelas
Masalah pokok yang dihadapi guru, baik pemula maupun yang sudah berpengalaman adalah pengelolaan kelas, pengelolaan kelas merupakan masalah yang kompleks. Guru menggunakannya untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas untuk menggapai tujuan pengajaran secara efisien dan memungkinkan anak didik dapat belajar, dengan demikian pengelolaan kelas yang efektif adalah syarat bagi pengajaran yang efektif. Tugas utama dan yang paling sulit dilakukan guru adalah pengelolaan kelas, lebih-lebih tidak ada satu pun pendekatan yang dikatakan paling baik.
Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses interaksi edukatif, dengan kata lain kegiatan, kegiatan-kegiatan untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses interaksi edukatif, yang termasuk kedalam hal ini adalah misalnya penghentian tingkah laku anak didik yang menyelewengkan perhatian kelas, pemberian ganjaran bagi ketepatan waktu penyelesaian tugas anak didik atau penetapan norma kelompok yang produktif.
Keterampilan mengelola kelas merupakan keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya kekondisi yang optimal jika terjadi gangguan baik dengan can mendisiplinkan ataupun melakukan kegiatan remidial.
a. Penggunaan di dalam kelas
Penggunaan komponen dalam kelas yang mempunyai beberapa tujuan yang antara lain:
Bagi siswa :
2) Membantu siswa untuk mengerti tingkah laku yang sesuai dengan tata tertib kelas, dan
memahami bahwa teguran guru merupakan suatu peringatan dan bukan kemarahan
3) Menimbulkan rasa kewajiban melibatkan diri dalam tugas serta bertingkah laku yang sesuai
dengan aktivitas kelas.
b. Prinsip penggunaan
Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan komponen keterampilan mengelola kelas adalah:
1) Kehangatan dan keantusiasan
2) Penggunaan bahan-bahan yang menantang akan meningkatkan gairah belajar siswa
3) Perlu dipertimbangkan penggunaan variasi media, gaya mengajar, dan pola interaksi
4) Diperlukan keluwesan tingkah laku guru dalam mengubah strategi mengajamya untuk mencegah
gangguan-gangguan yang timbul
5) Penekanan hal-hal yang positif dan menghindari pemusatan perhatian siswa pada hal-hal negatif
6) Mendorong siswa untuk mengembangkan disiplin diri sendiri dengan cara memberi contoh
dalam perbuatan guru sehari-hari.
c. Komponen keterampilan
1) keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang
optimal
2) keterampilan yang berhubungan dengan pengembangan kondisi belajar yang optimal
3. Keterampilan menjelaskan
Menjelaskan adalah mendiskripsikan secara lisan tentang sesuatu benda, keadaan, fakta dan data sesuai dengan waktu dan hukum-hukum yang berlaku. Menjelaskan merupakan suatu aspek penting yang harus dimiliki guru, mengingat sebagian besar pembelajaran menurut guru untuk memberikan penjelasan oleh sebab itu keterampilan menjelaskan perlu ditingkatkan agar dapat mencapai hasil yang optimal.
Ketrampilan menjelaskan merupakan salah satu ketrampilan yang amat penting. Karena itu penguasan materi dan kemampuan menganalisis pokok persoalan yang akan dibahas harus dikuasai oleh guru. Secara garis besar komponen ketrampilan menjelaskan terdiri dari:
a. Orientasi/ pengarahan
b. Bahasa yang sederhana, lugas, dan mudah dipahami.
c. Memberikan contoh yang banyak dan sesual dengan topik yang disajikan.
d. Struktur materi yang disampaikan harus jelas dengan penekanan pada pokok-pokok materinya.
e. Penuh variasi dalam penyampaian materi
f. Melakukan latihan dan umpan balik.
Terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam memberikan suatu penjelasan:
a. Penjelasan dapat diberikan selama pembelajaran, baik diawal, ditengah maupun diakhir
pembelajaran
b. Penjelasan harus menarik perhatian peserta didik dan sesuai dengan materi standar dan
kompetensi dasar
c. Penjelasan dapat diberikan untuk menjawab pertanyaan peserta didik atau menjelaskan materi
standar yang sudah direncanakan untak membentuk kompetensi dasar dan mencapai tujuan pembelajaran
d. Materi yang dijelaskan harus sesuai dengan kompetensi dasar dan bermakna bagi peserta didik
e. Penjelasan yang diberikan harus sesuai dengan latar belakang dan tingkat kemampuan peserta
4. Keterampilan bertanya
Keterampilan bertanya adalah kegiatan dalam prases pembelalaran siswa berpikir dan memperoleh pengetahuan lebih banyak. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan ketika mengajukan pertanyaan pada siswa, antan lain:
a. Menampakkan situasi kehangatan dan antusias.
b. Diusahakan menghindari kebiasaan yang perlu dihindari, antara lain:
1) Mengulangi pertanyaan sendiri.
2) Mengulangi jawaban siswa.
3) Menjawab pertanyaan sendiri
4) Membuat pertanyaan yang memancing jawaban serentak, misalnya : “Apakah kamu samua…. ?
jika siswa menjawab serentak, maka kelas akan gaduh.
5) Membuat pertanyaan ganda, misalnya: “Sebutkan macam-macam shalat sunnah, hikmah
shalat?”, pertanyaan semacam inimembuat siswa bingung dan berpikir kurang terarah.
Dalam proses belajar mengajar, bertanya memainkan peranan penting sebab pertanyaan yang tersusun dengan baik dan teknik pelontaran yang tepat pula akan memberikan dampak positif terhadap siswa yaitu:
a. Meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan belajar-mengajar
b. Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu masalah yang sedang dihadapi
atau dibicarakan
c. Mengembangkan pola dan cara belajar aktif dan siswa sebab berpikir itu sendiri sesungguhnya
adalah bertanya
d. Menuntun proses berpikir siswa sebab pertanyaan yang baik akan membantu siswa agar dapat
menentukan jawaban yang baik
e. Memusatkan perhatian siswa terhadap masalah yang sedang dibahas Keterampilan dan
kelancaran bertanya dari calon guru maupun dari guru itu perlu dilatih dan ditingkatkan baik isi pertanyaan maupun tekhnik bertanya.
5. Keterampilan mengadakan variasi
Kebosanan merupakan masalah besar dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Oleh karena itu, untuk mencegah timbulnya kebosanan serta mengatasi terjadinya kejenuhan, maka mengusahakan adanya variasi adalah hal perlu dilakukan.
Adapun perincian komponen keerampilan mengadakan variasi dalam pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian, antara lain:
a. Variasi dalam gaya mengajar guru (teacher liveliness)
1) Verbal merupakan pengunaan suara dan kata-kata yang diucapkan guru.
a) Nada suara dan intonasi (voice variation), misalnya, dari suara keras-lemah, dari cepat-lambat,
atau hal-hal yang penting diucapkan dengan lambat sehingga mudah diikuti dan jelas ditangkap siswa
b) Mengarahkan perhatian siswa (verbal focussing), misalnya, “perhatikan baik-baik, ini penting
sekali” dan lain-lain. Sebaiknya kata-kata pengarah diikuti dengan isyarat seperti mengangkat tangan, dan lain-lain.
c) Mengadakan diam (pause) sebentar (pausing/silence), misalnya, “diam sebentar”, sebelum guru
menyampaikan sesuatu yang penting merupakan siasat yang dapat membantu memikat perhatian siswa.
d) Intonasi dan isyarat lisan lain (extra-verbal cues), misalnya guru menanggapi pekerjaan siswa
dengan kata “wah, pinter sekali”.
a) Kontak mata (eye contact), sebaiknya guru menatap siswanya, tidak terus melayangkan matanya
ke arah papan tulis, ke langit-langit atau ke lantai, guru mesti melihat ke semua siswa. Dan tatapan mata supaya memberikan kesan simpatik dan ramah.
b) Ekspresi roman muka (facial expression/ mimik). Wajah yang memberi kesan simpatik dapat
mendorong siswa mengikuti pelajaran, sedangkan wajah yang selalu serius atau bahkan serem biasanya membuat siswa menjadi bosan atau tidak mau melibatkan diri. Expresi wajah misalnya, tersenyum, mengerutkan dahi, dan lain-lain.
c) Gerak-gerik tangan (gestures). Variasi dalam gerak tangan, kepala dan badan dapat memperkuat
atau menggaris bawahi apa yang disampaikan guru dan menambah expresi dan arti. Misalnya, guru dapat mengangguk, menggelengkan kepala, mengangkat kepala, dll.
d) Tempat berdirinya guru di kelas (movements). Misalnya, kalau guru menyapa kelompok kecil
dalam kelas, sebaiknya ia pelan-pelan mendekati mereka, dll. Variasi jenis ini hendaknya diadakan dengan tepat guna dan dilakukan secara wajar tidak berlebihan.
b. Variasi dalam pola intreraksi guru-murid.
1) Variasi dalam pola inreraksi dan kegiatan siswa.
Kebanyakan guru bicara terlalu banyak dan terlalu lama dengan demikian justru kehilangan perhatian dan minat siswa. Pola interaksi dapat divariasi dengan polapola lain seperti:
a) Guru-kelompok siswa.
b) Siswa-siswa dalam diskusi.
c) Siswa-siswa perorangan, misalnya, Buzz goups, dan lain-lain.
2) Variasi dalam media dan alat-alat pelajaran.
a) Variasi dalam apa yang dapat dilihat (visual), misalnya, benda nyata, grafik, globe, film, kliping
surat kabar, dan lain-lain.
b) Variasi dalam apa yang dapat didengar (Audio), misalnya, rekaman, suara radio, diskusi,
dramatisasi, role playing, dan lain-lain.
c) Variasi dalam apa yang dapat dipegang (motorik), misalnya, model, alat, patung, binatang, dan
lain-lain.
Jadi variasi dalam penggunaan media yang beragam dan relevan dengan tujuan pembelajaran dapat merangsang pikiran siswa dan meningkatkan hasil belajar.
Kegunaan variasi dalam kelas
a. Memelihara dan meningkatkan perhatian siswa terhadap hal-hal yang berkaiatan dengan aspek
belajar
b. Meningkatkan kemungkinan berfungsinya motivasi rasa ingin tahu melalui kegiatan investigasi
dan eksplorasi
c. Membentuk sikap positif terhadap guru dan sekolah
d. Kemungkinan dilayaninya siswa secara individuai sehingga memberi kemudahan belajar
e. Mendorong aktivitas belajar dengan cara melibatkan siswa dengan berbagai kegiatan atau
pengalaman belajar yang menarik dan berguna dalam berbagai tingkat kognitif.
6. Keterampilan memberikan penguatan
a. Pengertian penguatan
Penguatan (Reinforcement) adalah segala bentuk respon, apakah bersifat verbal atau non verbal, yang merupakan bagian dan modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa yang bertujuan untuk memberikan informasi atau umpan balik (Feed back) bagi siswa atas perbuatannya sebagai suatu tindak dorongan ataupun koreksi.
mengganjar atau membesarkan hati siswa agar mereka lebih giat berpartisipasi dalam interaksi belajar-mengar.
Dalam proses pembelajaran, penghargaan mempunyai arti penting. Penghargaan ini tidak harus berbentuk materi, misalnya dalam bentuk kata-kata, senyuman, anggukan, sentuhan. Misalnya guru mengajukan pertanyaann pada siswa dan siswa menjawab tepat, maka guru sebaiknya memberikan penghargaan. OIeh karena itu ada hubungan antara memberi penguatan dan ketrampilan bertanya. Kaitannya adalah apakah guru mengajukan pertanyaan atau meminta siswa mengemukakan pendapat dan dijawab dengan tepat, maka guru perlu memberikan penguatan pada siswa.
b. Jenis-jenis penguatan
1) Penguatan verbal
Biasanya diungkapkan atau diutarakan dengan menggunakan kata-kata pujian, penghargaan, persetujuan.
f. Jika siswa memberikan jawaban yang hanya sebagian saja benar, guru hendaknya tidak langsung
menyalahkan siswa, dalam keadaan seperti ini guru sebaiknya menggunakan atau memberikan penguatan tak penuh (parcial)
c. Prinsip penggunaan penguatan
1) Kehangatan dan keantusiasan
2) Kebermaknaan
3) Menghindari penggunaan respon yang negatif
d. Cara menggunakan penguatan
Penguatan mempunyai pengaruh yang berupa sikap positif terhadap proses belajar siswa dan bertujuan sebagai berikut:
a) Meningkatkan perhatian siswa terhadap pelajaran
b) Merangsang dan meningkatkan motivasi belajar
c) Meningkatkan kegiatan belajar dan membina tingkah laku siswa yang produktif.
d) Mengontrol dan memodifikasi perilaku siswa yang kurang positif serta mendorong munculnya
perilaku yang positif.
e) Guru harus mengenal siswa secara pribadi.
7. Keterampilan mengajar kelompok kecil atau perorangan
a. Pengertian
Hubungan tatap muka antara guru dan kelompok kecil ini diwarnai oleh hakekat pengajaran kelompok kecil yaitu:
1) Terjadinya hubungan yang akrab, sehat antara guru dan siswa
2) Siswa belajar sesuai dengan kecepatan, kemampuan dan minat sendiri
3) Siswa mendapat bantuan guru sesuai dengan kebutuhannya
4) siswa dilibatkan dalam penentuan cara-cara belajar akan ditempuh, materi alat yang akan
digunakan dan tujuan yang ingin dicapai. Peran guru ini lebih banyak berfungsi sebagai berikut:
a) Organisator kegiatan belajar mengajar
b) Sumber informasi bagi siswa
c) Pendorong siswa untuk belajar
d) Penyediaan materi belajar bagi siswa
e) Mendiagnosa kesulitan siswa dan memberikan bantuan yang sesuai dengan kebutuhannya
f) Peserta kegiatan yang mempunyai hak dan kewajiban yang sama dengan peserta lainnya.
b. Variasi pengorganisasian
Pengajaran kelompok kecil dan perorangan memungkinkan guru memberi perhatian terhadap setiap siswa, serta terjadinya hubungan yang lebih akrab antara guru dan siswa, maupun antara siswa dan siswa. Dalam hal ini kelompok kecil dapat memenuhi kebutuhan tersebut, kelompok kecil juga memungkinkan siswa lebih terlibat secara aktif dalam belajar dengan demikian siswa mempunyai tanggung jawab yang lebih besar, hal ini memungkinkan berkembangnya kreatif dan sifat kepemimpinan kepada siswa.
c. Komponen keterampilan mengajar kelompok kecil atau perorangan
1) Keterampilan mengadakan pendekatan secara pribadi
2) Keterampilan mengorganisasikan
3) Keterampilan membimbing dan memudahkan belajar
4) Keterampilan merencanakan dan melakukan kegiatan-kegiatan
Agar pengajaran kelompok kecil atau perorangan dapat berlangsung secara efektif, guru harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a) Tidak semua topik disajikan dalam format kelompok kecil dan perorangan
b) Lakukan pengajaran kelompok kecil dan perorangan secara bertahap
c) Pengorganisasian siswa, sumber, materi, ruangan dan waktu lurus dilakukan secara cermat
d) Kegiatan harus diakhiri dengan kulminasi yang memungkinkan siswa belajar
8. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil.
Diskusi kelompok adalah suatu proses yang teratur dan melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka untuk mengambil kesimpulan dan memecahkan masalah.
Diskusi kelompok kecil merupakan salah satu bentuk kegiatan pembelajaran yang sering digunakan, diskusi kelompok kecil memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Melibatkan sekitar tiga sampai lima orang peserta dalam setiap kelompok
b. Berlangsung secara informal sehingga setiap anggota dapat berkomunikasi langsung dengan
anggota lain
c. Memilih tujuan yang dicapai dengan kerja sama antar anggota kelompok
d. Berlangsung secara sistematis
berkomonikasi, membina kerja sama yang sehat dalam kelompok yang kohesif dan bertanggungjawab.
Untuk menyukseskan jalannya diskusi kelompok kecil terdapat beberapa keterampilan yang harus dimiliki oleh pemimpin diskusi, sebagai berikut:
a) Memusatkan perhatian, yang dapat dilakukan dengan cara merumuskan tujuan diskusi secara
jelas, merumusakn kembali masalah, jika terjadi penyimpangan, menandai hal-hal yang tidak relevan dengan topik diskusi, merangkum hasil pembicaraan.
b) Memperjelas masalah atau urutan pendapat melalui menguraikan kembali dan merangkum
pendapat peserta, mengajukan pertanyaan kepada seluruh anggota kelompok tentang pendapat setiap anggota
c) Menguraikan setiap gagasan anggota kelompok
d) Meningkatkan urunan peserta didik dengan cara mengajukan pertanyaan kunci yang menentang,
memberi contoh secara tepat, menghangatkan suasana dengan pertanyaan yang mengundang perbedaan pendapat, memberikan waktu berpikir, mendengarkan dengan penuh perhatian
e) Menyebarkan kesempatan berpartisipasi melalui memancing pendapat peserta yang kurang
berpartisipasi, memberikan kesempatan pertama kepada peserta yang kurang berpartisipasi, mencegah terjadinya monopoli pembicaraan, mendorong peserta didik ketika terjadi kebuntuan
f) Menutup kegiatan diskusi, dengan cara merangkum hasil dan diskusi, tindak lanjut, menilai
proses diskusi yang telah dilakukan.
Beberapa hal yang perlu dipersiapkan guru agar diskusi kelompok kecil dapat digunakan secara efektif dalam pembelajaran adalah:
a) Topik yang sesuai
b) Pembentukan kelompok secara tepat
c) Pengaturan tempat duduk yang memungkinkan semua eserta didik dapat berpartisipasi secara
aktif.
9. Keterampilan mengadakan evaluasi.
1. Memperhatikan dan mengadakan pejajakan kemajuan murid
2. Mengadakan diagnosa kan dan kelemahan murid dalam segi-segi tertentu
3. Mencari pemecahan yaig bersifat mengatasi kesulitan, kelemahan dalam segi-segi tertentu
4. Mengembangkan berbagai cara mengadakan evaluasi