• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fitoremediasi Fosfat dan COD Dengan Ecen

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Fitoremediasi Fosfat dan COD Dengan Ecen"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

Pengaruh Waktu Kontak Terhadap Efektifitas Fitoremediasi Fosfat dan

COD Dengan Eceng Gondok (

Eichornia crassipes

) dan Kiambang

(

Salvania natans

) pada Limbah Cair Pencucian Pakaian

SKRIPSI

Program Studi Teknik Lingkungan

Oleh :

NAMA

: RD Muhammad Luthfi F

NIM

: 011502573125010

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SATYA NEGARA INDONESIA

JAKARTA

(2)

Pengaruh Waktu Kontak Terhadap Efektifitas Fitoremediasi Fosfat dan

COD Dengan Eceng Gondok (

Eichornia crassipes

) dan Kiambang

(

Salvania natans

) pada Limbah Cair Pencucian Pakaian

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar

SARJANA TEKNIK

Program Studi Teknik Lingkungan

Oleh :

NAMA

: RD Muhammad Luthfi F

NIM

: 011502573125010

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SATYA NEGARA INDONESIA

JAKARTA

(3)
(4)
(5)
(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmatNya

saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi

salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Teknik Lingkungan Fakultas Teknik

Universitas Satya Negara Indonesia. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan

dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini, sangatlah

sulit bagi penulis untuk menyelesaikan skirpsi ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima

kasih kepada :

1. Dr. Yusriani Sapta Dewi, M.Si, selaku Dosen Pembimbing I yang telah menyediakan

waktu, tenaga dan pikirannya untuk mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi.

2. Drs. Charles Situmorang, M.Si, selaku Dosen Pembimbing II, ketua Jurusan dan

Dekan yang telah memberikan pengarahan dan memotivasi penulis selama masa

perkuliahan.

3. Ir. Nurhayati, M.Si, selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah membimbing

dan memotivasi penulis selama masa perkuliahan.

4. Orangtua tercinta dan keluarga besar yang selalu memberikan cinta, do’a, semangat, dukungan, dan bantuan baik moril maupun materil kepada penulis dalam proses

penyusunan skripsi ini.

5. Semua staf pengajar di Fakultas Teknik Universitas Satya Negara Indonesia yang

telah memberikan ilmu kepada penulis selama masa perkuliahan.

6. Teman-teman Teknik Lingkungan yang namanya tidak bisa disebutkan satu per satu.

Akhir kata, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu.

Jakarta, Agustus 2017

(7)

ABSTRAK

Pertumbuhan industri pencucian pakaian (laundry) di perkotaan semakin menambah tingkat pencemaran badan air perkotaan oleh limbah deterjen sehingga air semakin tercemar. Salah satu senyawa yang terkandung di dalam deterjen adalah senyawa fosfat yang dapat mengakibatkan eutrofikasi pada badan air. Fitoremediasi adalah upaya penggunaan tumbuhan dan bagian-bagiannya untuk dekontaminasi limbah dan masalah-masalah pencemaran lingkungan. Eceng gondok (Eichhornia crassipes) dan kiambang (Salvania natans) merupakan salah satu tanaman air yang dapat digunakan untuk menurunkan kadar pencemar dalam limbah industri pencucian pakaian dengan cara fitoremediasi.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan Eceng gondok

(Eichhornia crassipes) dan kiambang (Salvania natans) dalam menurunkan fosfat pada limbah pencucian pakaian dengan menggunakan dua variabel yaitu jumlah tanaman 2, 4 dan 6 tanaman serta waktu kontak 2, 4 dan 6 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, tanaman yang paling optimum menurunkan kadar fosfat yaitu tanaman Eceng gondok (Eichhornia crassipes) dengan jumlah 2 tanaman dan waktu kontak 4 hari dengan konsentrasi fosfat 0.3389 mg/L.

Kata Kunci : Fosfat, Fitoremediasi, Eceng Gondok, Kiambang

ABSTRACT

The growth of urban laundry (laundry) industry increasingly adds to urban water body contamination level by detergent waste so that water becomes more polluted. One of the compounds contained in the detergent is a phosphate compound which can lead to eutrophication in the body of water. Phytoremediation is the use of plants and parts for waste decontamination and environmental pollution problems. Water hyacinth (Eichhornia crassipes) and kiambang (Salvania natans) is one of the water plants that can be used to results showed that the most optimum plants decreased the phosphate concentration of Eceng gondok (Eichhornia crassipes) with 2 plants and 4 days contact time with phosphate concentration 0.3389 mg / L.

(8)

i

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI……….….i

DAFTAR TABEL………..…ii

DAFTAR GAMBAR………iii

BAB IPENDAHULUAN ... 1

1.2 Perumusan Masalah... 1

1.4 Batasan Masalah ... 2

1.5 Manfaat Penelitian... 2

BAB IITINJAUAN PUSTAKA ... 4

2.1 Fitoremediasi ... 4

2.2 Eceng Gondok (Eichornia crassipes) ... 4

2.3 Kiambang (Salvania natans)... 5

2.4 Fosfat (PO43-) dalam Detergen ... 5

2.5 COD dalam Detergen ... 6

BAB IIIMETODE PENELITIAN ... 7

3.1 Waktu dan tempat penelitian ... 7

3.2 Desain Penelitian ... 7

3.3 Hipotesis ... 7

3.4 Variabel dan skala pengukuran ... 8

3.5 Metode dan pengumpulan data ... 8

3.6 Jenis data ... 8

3.7 Populasi dan sampel ... 8

(9)

ii

DAFTAR TABEL

(10)

iii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Desain Alur Kegiatan Penelitian ... 7

Gambar 2 Tingkat parameter COD setelah perlakuan pada Limbah Laundry ... 12

Gambar 3 Tingkat parameter COD setelah perlakuan pada Limbah Laundry ... 13

(11)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Pertumbuhan industri pencucian pakaian (laundry) di perkotaan semakin

menambah tingkat pencemaran badan air perkotaan oleh limbah deterjen sehingga air

semakin tercemar. Salah satu senyawa yang terkandung di dalam deterjen adalah

senyawa fosfat yang dapat mengakibatkan eutrofikasi pada badan air.

Deterjen merupakan senyawa sabun yang terbentuk melalui proses kimia.

Umumnya komponen utama penyusun deterjen adalah Natrium Dodecyl Benzen

Sulfonat (NaDBS) dan Sodium Tripolyphosphat (STPP) yang bersifat sangat sulit

terdegradasi secara alamiah (Hermawati et al., 2005).

Untuk menanggulangi pencemaran yang timbul akibat air limbah, maka

pengolahan air limbah merupakan hal yang mutlak diperlukan. Metode pengolahan air

limbah dapat berupa metode pengolahan secara fisika, kimia dan biologi. Dari ketiga

metode tersebut yang dinilai paling efisien dalam menurunkan zat organik dalam air

limbah dengan biaya relatif murah adalah dengan metode pengolahan biologis

(Hermawati et al., 2005).

Fitoremediasi adalah upaya penggunaan tumbuhan dan bagian-bagiannya

untuk dekontaminasi limbah dan masalah-masalah pencemaran lingkungan baik secara

ex-situ menggunakan kolam buatan atau reaktor, maupun in-situ (langsung di lapangan)

pada tanah atau daerah yang terkontaminasi limbah (Stefhany et al 2013).

Eceng Gondok (Eichhornia crassipes) dan Kiambang (Salvania natans)

merupakan salah satu tanaman air yang dapat digunakan untuk mengolah limbah

industri pencucian pakaian dengan cara fitoremediasi. Eceng Gondok

(Eichhornia crassipes) dan Kiambang (Salvania natans) juga efektif menurunkan

kadar COD, karena Eceng Gondok (Eichhornia crassipes) dan Kiambang memiliki

perakaran yang banyak yang dapat mengabrsorpsi senyawa organik dan memfiltrasi

senyawa anorganik

1.2Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka yang menjadi rumusan masalah

(12)

2

1. Berapa lama waktu kontak yang paling efektif untuk menurunkan senyawa fosfat

dalam limbah industri pencucian pakaian baik menggunakan Eceng Gondok

(Eichhornia crassipes) maupun Kiambang (Salvania natans) ?

2. Bagaimana perbedaan efektivitas Eceng Gondok (Eichhornia crassipes) dan

Kiambang (Salvania natans) dalam mengubah kadar senyawa fosfat pada limbah

industri pencucian pakaian ?

1.3Tujuan Penelitian

1.Menganalisis perbedaan efektifitas Eceng Gondok (Eichhornia crassipes) dan

Kiambang (Salvania natans) dalam mengubah kadar senyawa fosfat dan COD dalam

limbah industri pencucian pakaian dengan fitoremediasi.

2.Menganalisis perbedaan pengaruh waktu kontak terhadap fitoremediasi senyawa

fosfat dan COD dalam limbah industri pencucian pakaian antara Eceng Gondok

(Eichhornia crassipes) dan Kiambang (Salvania natans).

1.4Batasan Masalah

1. Penelitian difokuskan pada kadar fosfat (PO43-) dan COD dalam limbah industri

pencucian pakaian.

2. Efektifitas Eceng Gondok (Eichhornia crassipes) dan Kiambang (Salvania natans)

dalam menurunkan kadar senyawa fosfat dan COD dalam limbah industri

pencucian pakaian.

3. Pengaruh waktu kontak terhadap fitoremediasi senyawa fosfat dan COD oleh Eceng

Gondok (Eichhornia crassipes) dan Kiambang (Salvania natans).

1.5Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan pada penelitian ini adalah :

1. Bagi Institusi

Sebagai bahan alternatif yang efektif dalam menurunkan kadar kadar senyawa

fosfat dalam limbah industri pencucian pakaian.

2. Bagi Peneliti

Sebagai proses pengembangan, pengetahuan dalam menurunkan kadar senyawa

(13)

3

3. Bagi Institusi Pendidikan

(14)

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Fitoremediasi

Fitoremediasi (phytoremediation) adalah pemanfaatan tumbuhan untuk mengurangi dan

menghilangkan konsentrasi bahan pencemar, karena tanaman mempunyai kemampuan

menyerap logam-logam berat dan mineral yang tinggi atau sebagai fitoakumulator dan

fitochelator (Komala 2015). Fitoremediasi dapat dilakukan pada limbah organik

maupun anorganik dan juga unsur logam seperti As, Cd, Cr, Hg, Pb, Zn, Ni dan Cu

dalam bentuk padat, cair dan gas (Komala 2015)

2.2Eceng Gondok (Eichornia crassipes)

Tumbuhan Eceng Gondok (Eichhornia crassipes) merupakan gulma air yang memiliki

daya regenerasi yang cepat. Eceng Gondok (Eichhornia crassipes) peka terhadap

keadaan unsur hara dalam air dan mampu menyerap unsur hara, senyawa organik, dan

unsur kimia dalam air limbah dalam jumlah besar. Tumbuhan Eceng Gondok

(Eichhornia crassipes) mampu menurunkan konsentrasi amonia dalam air limbah

secara signifikan (Zaman 2006). Menurut Kalsum 2014, Eceng Gondok

(Eichhornia crassipes) yang merupakan tumbuhan air dapat mnghasilkan eksudat yang

berguna menurunkan pH yang basa pada air limbah, sehingga pH menjadi netral dan

menimbulkan reaksi remediasi yang dilakukan tanaman terhadap kontaminan menjadi

optimal. Eceng Gondok (Eichhornia crassipes) memiliki efektivitas terbaik dalam

menurunkan nilai BOD, karena Eceng Gondok (Eichhornia crassipes) merupakan

tumbuhan air mengapung yang memiliki kecepatan fotosintesis yang tinggi sehingga

dapat meningkatkan oksigen terlarut. Selain itu, Eceng Gondok

(Eichhornia crassipes) juga efektif menurunkan kadar COD, karena Eceng Gondok

(Eichhornia crassipes) memiliki perakaran yang banyak yang dapat mengabrsorpsi

senyawa organik dan memfiltrasi senyawa anorganik. Perakaran yang banyak tersebut

juga membuat Eceng Gondok (Eichhornia crassipes) mampu memfiltrasi jumlah

padatan tersuspensi dalam air sehingga efektif menurunkan kadar TSS yang

(15)

5

2.3Kiambang (Salvania natans)

Tanaman Kiambang (Salvania natans) merupakan nama umum dari paku air dari

genus Salvinia, divisi Pteridophyta. Menurut Rahmawati 2016, secara morfologi,

Kiambang (Salvania natans) memiliki diameter daun yang relatif kecil (rata-rata 2-4

cm) tetapi memiliki perakaran yang lebat dan panjang. Berdasarkan hal tersebut,

diharapkan Kiambang (Salvania natans) dapat secara aktif menyerap polutan, namun

tidak menghalangi penetrasi cahaya ke dalam perairan. Selain itu, Kiambang (Salvania

natans) merupakan salah satu tumbuhan air yang mempunyai daya survival terhadap

zat pencemar yang cukup tinggi. Menurut (Viobeth 2012), kemampuan akumulasi

timbal oleh Kiambang (Salvania natans) yang tinggi jaringannya pada kondisi

lingkungan tercemar ini menandakan Kiambang (Salvania natans) masih dapat tumbuh

dengan baik. Pemilihan Kiambang (Salvania natans) sebagai tumbuhan fitoremediasi

didasari oleh potensi Kiambang (Salvania natans) sebagai tanaman hiperakumulator

yang baik dengan pertumbuhan dan kelangsungan hidup. Selain itu Kiambang

(Salvania natans) mampu tumbuh pada nutrisi yang rendah (Rahmansyah 2009).

2.4Fosfat (PO43-) dalam Detergen

Fosfat yang terkandung dalam deterjen berasal dari Sodium Tripolyphospate (STPP)

yang merupakan unsur terpenting kedua setelah surfaktan karena berfungsi sebagai

builder yaitu kemampuannya menonaktifkan mineral kesadahan dalam air sehingga

deterjen dapat bekerja secara optimal. STPP ini akan terhidrolisis menjadi PO4 (Hera

2003). Fosfat yang terdapat dalam air alam atau air limbah disebut sebagai senyawa

ortofosfat, polifosfat dan fosfat organis. Setiap senyawa fosfat tersebut terdapat dalam

bentuk terlarut, tersuspensi atau terikat di dalam sel organisme air. Polifosfat dapat

memasuki sungai melalui air buangan penduduk dan industri yang menggunakan

bahan deterjen. Keberadaan senyawa fosfat dalam air sangat berpengaruh terhadap

keseimbangan ekosistem perairan. Bila kandungan fosfat dalam air limbah semakin

tinggi maka hal ini akan mengganggu lingkungan sekitar badan air, antara lain yaitu

menyebabkan badan air menjadi kaya akan nutrien terlarut (eutrofikasi), menurunnya

kandungan oksigen terlarut dan kemampuan daya dukung badan air terhadap biota air

(16)

6

2.5COD dalam Detergen

Chemical Oxygen Demand (COD) atau Kebutuhan Oksigen Kimia (KOK) adalah

jumlah oksigen (mg O2) yang dibutuhkan untuk mengoksidasi zat-zat organis yang

ada dalam l sampel air dengan pengoksidasi K2Cr2O7 digunakan sebagai sumber

oksigen (oxidizing agent). Angka COD merupakan ukuran bagi pencemaran air oleh

zat-zat organik yang secara alamiah dapat dioksidasi melalui proses mikrobiologis,

dan mengakibatkan berkurangnya oksigen terlarut didalam air (Muthawali 2016).

Detergen mengandung zat-zat organik dari gugus surfaktan diantaranya alkyl benzene

sulfonate (ABS) dan linear alkyl benzene sulfonate (LAS) yang dapat menyebabkan

(17)

7

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1Waktu dan tempat penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Mei – Juni 2017. Penelitian ini dilaksanakan di Jalan H Salim No.31 B Bintaro Jakarta Selatan. Pengujian kadar fosfat dilakukan di

Laboratorium Pusat Penelitian Lingkungan Hidup (PPLH) IPB Dramaga Bogor.

3.2Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif untuk melihat seberapa besar pengaruh

Eceng Gondok (Eichhornia crassipes) dan Kiambang (Salvania natans) dalam

menurunkan senyawa fosfat dalam limbah industri pencucian pakaian serta mengetahui

pengaruh waktu kontak terhadap fitoremediasi senyawa fosfat oleh Eceng Gondok

(Eichhornia crassipes) dan Kiambang (Salvania natans). Desain alur kegiatan

penelitian dapat dilihat pada Gambar 1

Gambar 1 Desain Alur Kegiatan Penelitian

3.3Hipotesis

H0 : Eceng Gondok dan Kiambang tidak mempengaruhi kadar senyawa fosfat dan

COD yang ada di dalam limbah cair industri pencucian pakaian.

H1 : Eceng Gondok dan Kiambang mempengaruhi kadar senyawa fosfat dan COD

yang ada di dalam limbah cair industri pencucian pakaian. Limbah laundry diambil dari

industri pencucian pakaian dan ditampung di dalam wadah

Pengukuran kadar fosfat (PO43-) dan COD pada limbah laundry sebelum

(18)

8

3.4Variabel dan skala pengukuran

Objek penelitian ini adalah limbah industri pencucian pakaian (laundry) dengan

menambahkan tanaman Eceng Gondok (Eichhornia crassipes) dan Kiambang

(Salvania natans) diatas permukaannya dengan variasi waktu kontak dan variasi jumlah

tanaman. Pada penelitian ini yang akan diukur adalah kadar fosfat (PO43-) sebelum dan

sesudah ditambahkan Eceng Gondok (Eichhornia crassipes) dan Kiambang (Salvania

natans). Selain itu, pada pengukuran awal limbah juga diukur kadar COD untuk

mengetahui kandungan zat organik dan anorganik yang akan berpengaruh pada

kemampuan hidup tumbuhan Eceng Gondok (Eichhornia crassipes) dan Kiambang

(Salvania natans).

1. Limbah industri pencucian pakaian (laundry)

2. Eceng Gondok

3. Kiambang

3.6Jenis data

Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer yang didapatkan dari

percobaan langsung.

3.7Populasi dan sampel

Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahap, antara lain :

3.7.1 Proses Penyiapan Limbah Industri Pencucian Pakaian

Pengambilan sampel air limbah laundry dilakukan secara grab sampel, yaitu

sampel air diambil pada satu kali pengambilan dari sumber yang diteliti. Air

limbah yang diambil yaitu air limbah pada bilasan pertama pencucian pakaian.

Lokasi pengambilan sampel limbah laundry pada penelitian ini diambil dari

(19)

9

No. 7 Bintaro Jakarta Selatan. Tumbuhan Eceng Gondok (Eichhornia crassipes)

diperoleh dari danau Fakultas MIPA Universitas Indonesia dan Kiambang

(Salvania natans) diperoleh dari Sentra Ikan Hias Laladon Bogor.

3.7.2 Preparasi dan Perlakuan Awal Sampel

Limbah laundry dengan volume masing-masing 10 liter kemudian di tempatkan

pada wadah berdasarkan perlakuan. Pada penelitian ini terdapat dua variabel

perlakuan yaitu variabel jenis tanaman dan variabel waktu kontak. Perlakuan

pada penelitian ini dapat dilihat pada table 1.

Tabel 1 Perlakuan terhadap limbah industri pencucian pakaian yang ditambahkan tanaman Eceng Gondok (Eichhornia crassipes) dan Kiambang (Salvania natans)

E : Eceng Gondok (Eichhornia crassipes)

K : Kiambang (Salvania natans)

Pada masing-masing sampel akan diberikan tanaman (Eceng Gondok atau

Kiambang) sesuai dengan perlakuannya. Tanaman Eceng Gondok

(Eichhornia crassipes) dan Kiambang (Salvania natans) yang digunakan

memiliki spesifikasi dengan kriteria : jumlah daun 3-6 lembar, daun yang masih

segar dan tidak menguning, panjang daun 3-6 cm, tinggi tanaman 10-14 cm dan

berat basah sekitar 15-20 gram

3.7.3 Analisis kadar fosfat pada limbah industri pencucian pakaian sebelum

diberikan perlakuan

Sebelum dilakukan perlakuan, limbah industri pencucian pakaian terlebih

dahulu di analisis di laboratorium. Analisis dilakukan untuk mengetahui kadar

(20)

10

limbah juga diukur kadar COD untuk mengetahui kandungan zat organik dan

anorganik yang akan berpengaruh pada kemampuan hidup tumbuhan Eceng

Gondok (Eichhornia crassipes) dan Kiambang (Salvania natans)

3.7.4 Analisis kadar fosfat pada limbah industri pencucian pakaian setelah

diberikan perlakuan

Limbah laundry yang telah diberikan perlakuan akan dianalisis untuk

mengetahui kadar fosfatnya. Sampel air limbah dari masing masing perlakuan

akan diambil sampelnya kemudian di analisis di Laboratorium Pusat Penelitian

Lingkungan Hidup (PPLH) IPB Dramaga Bogor. Sampel akan dianalisis

langsung sesuai waktu kontak masing-masing untuk mencegah adanya

perubahan kadar akibat faktor pengendapan/didiamkan.

3.8Metode analisis data

Metode analisis data yang digunakan yaitu dengan metode deskriptif, yaitu dengan

menggambarkan keadaan subjek atau objek dalam penelitian yakni limbah industri

pencucian pakaian yang diberikan perlakuan berupa penambahan tanaman Eceng

Gondok (Eichhornia crassipes) dan Kiambang (Salvania natans) dan perbedaan

waktu kontak. Parameter yang diukur yaitu kandungan fosfat (PO43-) yang terdapat

dalam limbah laundry yang diteliti. Selain itu juga dilakukan pengukuran nilai COD

dalam limbah untuk mengetahui kandungan bahan organik dan bahan anorganik

(21)

11

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1Hasil Penelitian

Penelitian dilakukan dengan tujuan mengetahui pengaruh penambahan Eceng Gondok

(Eichhornia crassipes) dan Kiambang (Salvania natans) terhadap kandungan fosfat

yang ada pada limbah laundry. Hasil pengujian awal dari air limbah laundry disajikan

pada Tabel 4.1.

Tabel 2 Hasil Pengujian Awal Limbah Laundry

Parameter Satuan Baku mutu Hasil

COD mg/L 150 *) 114

Fosfat (PO4) mg/L 1 **) 1

Keterangan : *) PerGub DKI Jakarta Nomor 69 Tahun 2013 Baku Mutu Limbah untuk Kegiatan Laundry (Lamp. W)

**) Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 (Kelas IV)

Perlakuan limbah laundry pada penelitian ini menggunakan air limbah laundry “Refa

Laundry” dengan 9 (Sembilan) perlakuan berbeda. Masing perlakukan dilakukan

dengan volume air limbah laundry sejumlah 10 liter. Perlakuan tersebut menggunakan

variabel waktu kontak selama 2, 4, dan 6 hari, serta variabel jumlah tanaman Eceng

Gondok (Eichhornia crassipes) dan Kiambang (Salvania natans) yaitu 2, 4 dan 6

tanaman untuk melihat perlakuan yang paling efisien dalam penurunan nilai parameter

Fosfat yang terkandung dalam sampel limbah laundry. Hasil pengujian air limbah

laundry setelah mendapat masing-masing perlakuan tersebut disajikan pada Tabel 4.2.

Tabel 3 Hasil Pengujian setelah Perlakuan

E1 E2 E3 E4 E5 E6 E7 E8 E9

(22)

12

Keterangan :

E1 = 2 Tanaman Eceng Gondok selama 2 hari K1 = 2 Tanaman Kiambang selama 2 hari

E2 = 4 Tanaman Eceng Gondok selama 2 hari K2 = 4 Tanaman Kiambang selama 2 hari

E3 = 6 Tanaman Eceng Gondok selama 2 hari K3 = 6 Tanaman Kiambang selama 2 hari

E4 = 2 Tanaman Eceng Gondok selama 4 hari K4 = 2 Tanaman Kiambang selama 4 hari

E5 = 4 Tanaman Eceng Gondok selama 4 hari K5 = 4 Tanaman Kiambang selama 4 hari

E6 = 6 Tanaman Eceng Gondok selama 4 hari K6 = 6 Tanaman Kiambang selama 4 hari

E7 = 2 Tanaman Eceng Gondok selama 6 hari K7 = 2 Tanaman Kiambang selama 6 hari

E8 = 4 Tanaman Eceng Gondok selama 6 hari K8 = 4 Tanaman Kiambang selama 6 hari

E9 = 6 Tanaman Eceng Gondok selama 6 hari K9 = 6 Tanaman Kiambang selama 6 hari

4.2Pembahasan

Gambar 2 Tingkat parameter COD setelah perlakuan pada Limbah Laundry

Berdasarkan grafik yang disajikan pada Gambar 2, nilai parameter COD terendah

dihasilkan dari perlakuan E5 yaitu perlakuan menggunakan 4 (empat) tanaman Eceng

Gondok (Eichhornia crassipes) selama 4 (empat) hari dengan nilai COD sebesar 52.32

mg/L. Sedangkan nilai parameter COD pada tanaman Kiambang (Salvania natans)

dihasilkan dari perlakuan K1 yaitu perlakuan menggunakan 2 (dua) tanaman

Kiambang (Salvania natans) selama 2 (dua) hari dengan nilai COD sebesar 69,64

mg/L. Dibandingkan Kiambang (Salvania natans), tanaman Eceng Gondok

(Eichhornia crassipes) memiliki kemampuan remediasi limbah yang lebih baik,

sebagaimana (Kalsum 2014) menyatakan bahwa Eceng Gondok

(Eichhornia crassipes) memiliki perakaran yang banyak, dengan sistem perakaran

tersebut mampu mengabsorbsi senyawa organik dan memfiltrasi senyawa anorganik,

(23)

13

Fitoremediasi menggunakan Eceng Gondok (Eichhornia crassipes) mampu

menurunkan kadar COD menjadi lebih rendah dibandingkan fitoremediasi

menggunakan tanaman Kiambang (Salvania natans).

Gambar 3 Tingkat parameter COD setelah perlakuan pada Limbah Laundry

Berdasarkan tabel pada Gambar 3, nilai parameter Fosfat terendah dihasilkan dari

perlakuan E4 yaitu perlakuan menggunakan 2 (dua) tanaman Eceng Gondok

(Eichhornia crassipes) selama 2 (dua) hari dengan kandungan fosfat sebesar 0.3389

mg/L. Kenaikan kandungan fosfat terjadi pada tanaman Eceng Gondok

(Eichhornia crassipes), setelah kandungan fosfat menurun pada hari ke-2 di

masing-masing perlakuan jumlah tanaman, kemudian nilai fosfat naik kembali pada hari ke-4.

Hal ini menunjukkan bahwa waktu efektif penyerapan fosfat melalui akar tanaman

hanya berlangsung selama kurun waktu tertentu, selanjutnya fosfat dalam limbah akan

terlarut kembali, sehingga meningkatkan nilai fosfat terlarut. Sebagaimana (Stephany

2013) menyatakan bahwa penurunan parameter fosfat yang optimum pada akar

tumbuhan Eceng Gondok (Eichhornia crassipes) memiliki kemampuan yang cukup

baik dalam menurunkan konsentrasi Fosfat, sedangkan kenaikan nilai fosfat dapat

terjadi lagi akibat endapan di limbah laundry larut lagi sehingga menyebabkan

tingginya nilai fosfat terlarut.

Perlakuan dengan menggunakan tanaman Kiambang (Salvania natans) menghasilkan

penurunan kandungan fosfat tertinggi yaitu pada perlakuan K1 yaitu menggunakan 1

(satu) tanaman dan 2 (dua) hari waktu kontak dengan kandungan fosfat sebesar 69.64

(24)

14

Respon tanaman Kiambang (Salvania natans) yang dihasilkan terhadap perlakuan

menggunakan limbah laundry yaitu tanaman Kiambang (Salvania natans) tidak dapat

bertahan terhadap adanya limbah laundry. Hal ini dapat dilihat dari daun tanaman

Kiambang (Salvania natans) yang mulai layu pada perlakuan 4 hari.

Sumber: Stefhany et al 2013

Keterangan : Perlakuan 1 : Limbah laundry saja (kontrol)

Perlakuan 2 : Limbah laundry dan 3 tumbuhan Eceng Gondok

Perlakuan 3 : Limbah laundry dan 3 tumbuhan Eceng Gondok bebas bakteri aktif

Gambar 4 Penurunan kadar fosfat pada masing – masing perlakuan

Berdasarkan data pada Gambar 4, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Stephany 2013,

penurunan kadar fosfat dalam limbah laundry terjadi antara hari ke-0 sampai hari ke-5.

Setelah itu, terjadi kenaikan kadar fosfat yang ada dalam limbah laundry. Berdasarkan

penelitian tersebut, kenaikan kandungan fosfat disebabkan karena adanya kenaikan

suhu air limbah dan adanya endapan fosfat yang terlarut lagi pada hari ke-10 hingga jari

ke-20.

4.2.1Analisis pengaruh waktu kontak tanaman Eceng Gondok

(Eichhornia crassipes) terhadap parameter COD dengan menggunakan uji regresi dan anova

Analisis pengaruh waktu kontak tanaman Eceng Gondok (Eichhornia crassipes)

terhadap parameter COD melalui uji regresi dan anova menggunakan software

SPSS versi 2.2 dengan waktu sebagai variabel bebas (dependent variable) dan

nilai COD sebagai variabel terikat (constant). Berdasarkan uji regresi, didapatkan

hasil Korelasi (R) 0.167 (sangat rendah) antara waktu kontak dan nilai COD.

(25)

15

signifikan antara waktu kontak Eceng Gondok (Eichhornia crassipes) dengan

nilai COD yang dihasilkan.

4.2.2Analisis pengaruh waktu kontak tanaman Eceng Gondok

(Eichhornia crassipes) terhadap parameter PO4 dengan menggunakan uji

regresi dan anova

Analisis pengaruh waktu kontak tanaman Eceng Gondok (Eichhornia crassipes)

terhadap parameter PO4 melalui uji regresi dan anova menggunakan software antara waktu kontak Eceng Gondok (Eichhornia crassipes) dengan nilai PO4 yang

dihasilkan.

4.2.3Analisis pengaruh waktu kontak tanaman Kiambang (Salvania natans)

terhadap parameter COD dengan menggunakan uji regresi dan anova

Analisis pengaruh waktu kontak tanaman Kiambang (Salvania natans) terhadap

parameter COD melalui uji regresi dan anova menggunakan software SPSS versi

2.2 dengan waktu sebagai variabel bebas (dependent variable) dan nilai COD

sebagai variabel terikat (constant). Berdasarkan uji regresi, didapatkan hasil

Korelasi (R) 0.580 (sedang) antara waktu kontak dan nilai COD. Kemudian,

berdasarkan uji anova didapatkan hasil Ftest 3.552 dengan Fsig 0.101 ≥ 0.05 (Fsig

sama dengan nilai α = 0.005) yang berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara waktu kontak tanaman Kiambang (Salvania natans) dengan nilai COD

yang dihasilkan.

4.2.4Analisis pengaruh waktu kontak tanaman Kiambang (Salvania natans)

terhadap parameter PO4 dengan menggunakan uji regresi dan anova

Analisis pengaruh waktu kontak tanaman Kiambang (Salvania natans) terhadap

parameter PO4 melalui uji regresi dan anova menggunakan software SPSS versi

2.2 dengan waktu sebagai variabel bebas (dependent variable) dan nilai PO4

sebagai variabel terikat (constant). Berdasarkan uji regresi, didapatkan hasil

Korelasi (R) 0.198 (sangat rendah) antara waktu kontak dan nilai PO4. Kemudian,

(26)
(27)

17

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1Simpulan

- Eceng Gondok (Eichhornia crassipes) memiliki pengaruh dalam menurunkan

kadar senyawa fosfat, tetapi tidak memiliki pengaruh terhadap penurunan COD.

Kiambang (Salvania natans) tidak memiliki pengaruh yang signifikan baik

terhadap penurunan kadar senyawa fosfat maupun COD.

- Waktu kontak berpengaruh terhadap penurunan senyawa fosfat dan COD pada

fitoremediasi limbah laundry menggunakan tanaman Eceng Gondok (Eichhornia

crassipes). Waktu kontak yang memiliki penurunan paling signifikan yaitu pada

rentang waktu 2 sampai 4 hari, di atas rentang waktu tersebut senyawa pencemar

dalam hal ini fosfat yang terserap oleh sistem perakaran Eceng Gondok

(Eichhornia crassipes) dapat terlarut kembali sehingga kadar senyawa fosfat

terlarut menjadi naik kembali.

5.2Saran

Berdasarkan hasil penelitian, disarankan untuk melakukan perlakuan tambahan

seperti penambahan aerasi dan pengendapan sebelum dilakukan penambahan

tanaman Eceng Gondok (Eichornia crassipes) dan Kiambang (Salvania natans)

hal ini bertujuan untuk mengoptimalkan penyerapan senyawa pencemar oleh

(28)

18

DAFTAR PUSTAKA

Hermawati, E, Wiryanto, Solichatun. 2005. Fitoremediasi limbah detergen menggunakan

kayu apu (Pistia stratiotes L. ) dan genjer ( Limnocharis flava L.). Jurnal BioSMART:

7(2), 115-124.

Muthawali DI. 2016. Analisa Cod Dari Campuran Limbah Domestik Dan Laboratorium Di

Balai Riset Dan Standarisasi Industri Medan. Universitas Negeri Medan Repository : 05

(01), 1-13.

Rahmawati, A, Badrus. Z, dan Purwono. 2016. Kemampuan tanaman Kiambang (Salvinia

molesta) dalam menyisihkan BOD dan fosfat pada limbah domestik (grey water) dengan

sistem fitoremediasi secara kontinyu. Jurnal Teknik Lingkungan : 5(4), 1-10.

Rahmansyah, Maman. 2009. Tumbuhan Akumulator untuk Fitoremediasi Lingkungan

Tercemar Merkuri dan Sianida Penambangan Emas. Jakarta(ID) : LIPI Press.

Astuti, WS, dan Sinaga. SM. 2015. Pengolahan limbah laundry menggunakan metode

biosand filter untuk mendegradasi fosfat. Jurnal Teknik Kimia USU, Vol. 4, No. 2,

53-58.

Hera (Human and Enviromental Risk Assessment). 2003. Sodium Tripolyphospat. Human

and Enviromental Risk Assessment ingredients of European household cleaning

products.

Kalsum U , A. Napoleon, dan B. Yudoyono. 2015. Efektivitas Eceng Gondok (Eichhornia

crassipes), hydrilla (Hydrilla verticillata), dan rumput payung (Cyperus alterni-folius)

dalam pengolahan limbah grey water. Jurnal Penelitian Sains : 17(1), 20-25.

Komala, R . 2015. Proses fitoremediasi limbah cair tahu untuk menurunkan COD dan TSS

dengan memanfaatkan Kiambang. Jurnal Kinetika: Vol 6, 31-36.

Stefhany AC, Sutisna M dan Pharmawati K. 2013. Fitoremediasi phosfat dengan

menggunakan tumbuhan Eceng Gondok (Eichornia crassipes) pada limbah cair

industri kecil pencucian pakaian (laundry). Jurnal Institut Teknologi Nasional : 1(1,) ,

1-11

Viobeth, BR, Sri .S, dan Endro .S. 2012. Fitoremediasi Limbah Mengandung Timbal (Pb)

dan Nikel (Ni) Menggunakan Tanaman Kiambang (Salvinia molesta). Diponogoro (ID):

Laporan Penelitian Program Studi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Universitas

(29)

19

Zaman, B, dan Endro. S, 2006. Kemampuan penyerapan Eceng Gondok terhadap amoniak

dalam limbah rumah sakit berdasarkan umur dan lama kontak (studi kasus: RS Panti

(30)

Gambar

Gambar 1  Desain Alur Kegiatan Penelitian
Tabel 2  Hasil Pengujian Awal Limbah Laundry
Gambar 2  Tingkat parameter COD setelah perlakuan pada Limbah Laundry
Gambar 3  Tingkat parameter COD setelah perlakuan pada Limbah Laundry
+2

Referensi

Dokumen terkait

botol dengan ukuran yang berbeda serta kemasan yang berupa kaleng, hal tersebut menunjukkan bahwa kemasan tersebut bisa dikonsumsi dalam ukuran apa saja dengan porsi

Hal ini sesuai dengan nilai Indeks LG pada tingkat kepentingan sebesar 4,49, yang artinya bahwa menurut pakar untuk memiliki daya saing SMEs cokelat bean to

a) Hükme esas teşkil eden asıl nass'larm bilinmesi, bu nass'­ların ifade ettiği hükümlerde müessir olan sebeplerle hakkında nass bulunmayan meselelere tatbik edilen

Lalu, pada saat yang bersamaan juga, Iman Katolik juga merefleksikan demikian, “namun, rencana keselamatan juga merangkum mereka, yang mengakui Sang Pencipta … sebab mereka yang

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ternyata masih ada beberapa orang staf pemasaran tidak mampu mengatasi masalah yang terjadi ketika konsumen / mitra

Hasil penelitian ini menunjukkan bahan ajar menulis teks nonfikdi berbasis pendekatan genre berdasarkan velidasi ahli, penilaian guru, dan respon siswa memperoleh persentase

Perancangan sistem Smart Minimarket ini terdiri dari komponen-komponen pembentuk sistem yang saling terintegrasi dan berkesinambungan supaya diperoleh tujuan yang

Dosis aman pada pemberian ekstrak air daun katuk Sauropus androgynous yaitu dosis 45 mg/kgBB sampai dengan dosis 60 mg/kgBB tidak menimbulkan efek toksik secara subkronik terhadap