• Tidak ada hasil yang ditemukan

HILANGKAN KORUPSI DI BUMI PERTIWI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "HILANGKAN KORUPSI DI BUMI PERTIWI"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

“HILANGKAN KORUPSI DI BUMI PERTIWI”

Disusun Oleh: Nabil Azizar Rohman NIM : B0A012007

Fakultas Biologi D-III PSDPK Universitas Jenderal Soedirman Jl. dr. Soeparno No.63, Purwokerto 53122

Halaman Pengesahan

(2)

Telah disahkan pada tanggal,…………. Oleh

Drs. Slamet Santoso SP., MS Dosen Pengampu Kata Pengantar

Pertama-tama kita panjatkan puja & puji syukur atas rahmat & ridho Alloh S.W.T. karena tanpa rahmat & ridho-NYA, saya tidak dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan selesai tepat waktu. Tidak lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada Drs. Slamet Santoso SP., MS dosen pengampu mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan yang membimbing saya dengan memberikan tugas ini sehingga saya lebih mengerti tentang apa itu korupsi.

(3)

Penulis,

Nabil Azizar Rohman Daftar Isi

Halaman Judul 1

Halaman Pengesahan 2

Kata Pengantar 3

Ringkasan 5

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 6

B. Perumusan Masalah 7

C. Tujuan 7

D. Manfaat 7

E. Ruang Lingkup 8

II. METODE PENULISAN A. Objek Penulisan 8

(4)

C. Metode Pengumpulan Data 9

D. Metode Analisis 9

III. ANALISIS PERMASALAHAN A. Pembahasan 9

a) Pengertian Korupsi 9

b) Faktor Pendorong Terjadinya Korupsi di Indonesia 10

c) Dampak negatif korupsi 11

d) Lembaga pemberantasan korupsi 12

e) Upaya Pemerintah Dalam Memberantas Korupsi di Indonesia 13

B. Kesimpulan dan Saran 16

Daftar Pustaka 18 Ringkasan

Korupsi merupakan tindakan seseorang yang melakukan suatu kejahatan atau

pelanggaran memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu badan yang secara langsung atau tidak langsung merugikan keuangan atau perekonomian negara dan daerah atau merugikan keuangan suatu badan hukum lain yang menerima bantuan dari keuangan Negara atau daerah atau badan hukum lain yang memergunakan modal dan kelonggaran-kelonggaran dari negara atau masyarakat.

Korupsi membawa banyak sekali pengaruh negatif yang berdampak langsung terhadap kehidupan masyarakat, antara lain dampaknya terhadap demokrasi, terhadap perekonomian negara, dan tentu saja terhadap kesejahteraan umum negri ini. Banyak sekali contoh-contoh kasus tindak pidana korupsi yang terjadi di Indonesia . korupsi di Indonesia difahami sebagai perilaku pejabat dan atau organisasi (negara) yang melakukan pelanggaran, dan penyimpangan terhadap norma-norma atau peraturan-peraturan yang ada.

Sebagai fenomena pembangunan, korupsi terjadi dalam proses pembangunan yang dilakukan oleh negara atau pemerintah. Setiap tindak pidana korupsi baik dalam bentuk

penyogok atau sebagai penerima sogok akan dikenai sanksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku tentang tindak pidana korupsi.

(5)

informasi dan komunikasi sebagai alat dalam membantu upaya pemberantasan korupsi di negeri ini, namun hal ini tidak akan sempurna tanpa adanya dukungan dari komponen utama dan terbesar yaitu masyarakat umum.

Untuk itu sebenarnya usaha yang paling efektif untuk memerngi korupsi di Indonesia adalah kerja sama yang baik antara pemerintah dengan masyarakat umum. Selain itu peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) akan meminimalisir trejadinya tindak pidana korupsi. Hukum yang tegas juga diperlukan untuk menjerat para ”tikus berdasi “ini yang mencuri hak rakyat. Kombinasi antara semua aspek yang telah disebutkan di atas adalah upaya sempurna dalam memerangi masalah korupsi di indonesia.

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia, sebagai salah satu negara yang telah merasakan dampak dari tindakan korupsi, terus berupaya secara konkrit, dimulai dari pembenahan aspek hukum, yang sampai saat ini telah memiliki banyak sekali rambu-rambu berupa peraturan – peraturan, antara lain Tap MPR XI tahun 1980, kemudian tidak kurang dari 10 UU anti korupsi, diantaranya UU No. 20 tahun 2001 tentang perubahan UU No. 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, Kemudian yang paling monumental dan strategis, Indonesia memiliki UU No. 30 Tahun 2002, yang menjadi dasar hukum pendirian Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Dengan demikian pemberantasan dan pencegahan korupsi telah menjadi gerakan nasional. Seharusnya dengan sederet peraturan, dan partisipasi masyarakat tersebut akan semakin menjauhkan sikap, dan pikiran kita dari tindak korupsi.

Masyarakat Indonesia bahkan dunia terus menyoroti upaya Indonesia dalam mencegah dan memberantas korupsi. Masyarakat dan bangsa Indonesia harus mengakui, bahwa hal tersebut merupakan sebuah prestasi, dan juga harus jujur mengatakan, bahwa prestasi tersebut, tidak terlepas dari kiprah KPK sebagai lokomotif pemberantasan dan pencegahan korupsi di Indonesia. Berbagai upaya pemberantasan korupsi, pada umumnya masyarakat masih dinilai belum

menggambarkan upaya sunguh-sunguh dari pemerintah dalam pemberantasan korupsi di

Indonesia. Berbagai sorotan kritis dari publik menjadi ukuran bahwa masih belum lancarnya laju pemberantasan korupsi di Indonesia. Masyarakat menduga masih ada praktek tebang pilih dalam pemberantasan korupsi di Indonesia.

Sorotan masyarakat yang demikian tajam tersebut harus difahami sebagai bentuk kepedulian dan sebagai motivator untuk terus berjuang mengerahkan segala daya dan strategi agar maksud dan tujuan pemberantasan korupsi dapat lebih cepat, dan selamat tercapai. Selain itu, diperlukan dukungan yang besar dari segenap kalangan akademis untuk membangun budaya anti korupsi sebagai komponen masyarakat berpendidikan tinggi.

(6)

penanganan korupsi harus dilakukan secara komprehensif melalui startegi atau pendekatan negara/politik, pendekatan pembangunan, ekonomi, sosial dan budaya. Berdasarkan pengertian, korupsi di Indonesia difahami sebagai perilaku pejabat dan atau organisasi (negara) yang melakukan pelanggaran, dan penyimpangan terhadap norma-norma atau peraturan-peraturan yang ada. Korupsi difahami sebagai kejahatan negara (state corruption). Korupsi terjadi karena monopoli kekuasaan, ditambah kewenangan bertindak, ditambah adanya kesempatan, dikurangi pertangungjawaban. Jika demikian, menjadi wajar bila korupsi sangat sulit untuk diberantas apalagi dicegah, karena korupsi merupakan salah satu karakter atau sifat negara, sehingga negara=Kekuasaan=Korupsi. Maka dari itu, mari kita berusaha untuk menghilangkan korupsi di Indonesia ini.

B. Perumusan Masalah  Pengertian korupsi.

 Faktor pedorong terjadinya korupsi di Indonesia.

 Dampak akibat korupsi.

 Lembaga pemberantasan korupsi.

 Upaya pemerintah dalam memeberantas korupsi di Indonesia. C. Tujuan

Tujuan dari pembuatan malakah ini adalah untuk mensosialisasikan apa itu korupsi, dan

bagaimana korupsi itu terjadi di Indonesia, serta bagaimana upaya dalam pemberantasan masalah terbesar negara ini . Diharapkan dari pembuatan makalah ini kita lebih mengerti bagaimana cara untuk bisa memerangi korupsi di negri ini . Kita pun dapat sedikit berpartisipasi memberantasi korupsi setelah kita mengerti dengan jelas korupsi di Indonesia .

D. Manfaat

 Mengetahui apa itu korupsi dan dampaknya.

 Memotivasi masyarakat untuk tidak melakukan korupsi.

 Dapat mengurangi atau memberantas korupsi. E. Ruang Lingkup

Perang terhadap korupsi merupakan fokus yang sangat signifikan dalam suatu negara

(7)

amatlah banyak dan sangat merugikan bagi pihak korban, sedangkan korupsi di negara ini sudah meluas dan mungkin sudah bisa dikatakan permanent, artinya sudah tidak bisa di hilangkan, paling tidak kita harus bisa mengurangi adanya berbagai kasus korupsi yang ada di Negara kita ini, misalnya saja dengan menyadarkan dan memberitahukan kepada masyarakat awam ataupun pada mereka calon generasi penerus bangsa bahwa korupsi itu dampaknya amatlah banyak dan sangat merugikan, serta memotivasi mereka supaya tidak menjadi generasi yang lemah akan moral, supaya negara kita tercinta tidak melemah akibat tidak adanya moral dari mereka yang menjadi pemempin atau mereka yang menjadi tokoh – tokoh masyarakat. Adapun strategi pemberantasan korupsi yang dijabarkan dalam makalah ini antaralain yaitu dengan memberikan pendidikan yang layak serta mencetak generasi muda dengan moral yang baik agar kedepannya Negara ini akan terus berkembang dengan baik, serta dengan membentuk komisi pemberantasan korupsi dengan menggunakan peraturan pemerintahan yang ada, dan sanksi yang dikenakan pada mereka yang melakukan tindak korupsi haruslah adil, supaya mereka jera. Untuk itulah kita harus senantiasa menjaga dan melindungi diri kita sendiri agar tindak melakukan tindak korupsi. II. METODE PENULISAN

A. Objek Penulisan

Objek penulisan Pemberantasan korupsi di Indonesia, menggunakan metode pengumpulan data, baik dari artikel, internet, maupun referensi.

B. Dasar Pemilihan Objek

Makalah ini dibuat untuk menyampaikan, menganalisis, mencari solusi penanganan korupsi, serta mengklasifikasi penanganan korupsi yang ada di Indonesia.

C. Metode Pengumpulan Data - Kaji Pustaka

Rangkaian pengumpulan data yang dilakukan terkait dengan makalah ini antara lain adalah mencari sumber informasi yang berkaitan dengan topik pemberantasan korupsi di Indonesia, mempelajari referansi, data dari internet, menganalisis data dan informasi yang diperoleh, serta menyajikannya di dalam sebuah makalah.

D. Metode Analisis

Menggunakan Metode Deskriptif Analitis: Mengidentifikasi permasalahan berdasarkan fakta dan data yang ada: Menganalisis permasalahan berdasarkan pustaka dan data pendukung: Mencari alternatif atau solusi pemecahan masalah.

(8)

A. Pembahasan

a) Pengertian Korupsi

Dalam arti yang luas, korupsi atau korupsi politis adalah penyalahgunaan jabatan resmi untuk keuntungan pribadi. Semua bentuk pemerintah pemerintahan rentan korupsi dalam prakteknya. Beratnya korupsi berbeda-beda, dari yang paling ringan dalam bentuk penggunaan pengaruh dan dukungan untuk memberi dan menerima pertolongan, sampai dengan korupsi berat yang

diresmikan, dan sebagainya. Titik ujung korupsi adalah kleptokrasi, yang arti harafiahnya pemerintahan oleh para pencuri, dimana pura-pura bertindak jujur pun tidak ada sama sekali.

Korupsi yang muncul di bidang politik dan birokrasi bisa berbentuk sepele atau berat,

terorganisasi atau tidak. Walau korupsi sering memudahkan kegiatan kriminal seperti penjualan narkotika, pencucian uang, dan prostitusi, korupsi itu sendiri tidak terbatas dalam hal-hal ini saja. Untuk mempelajari masalah ini dan membuat solusinya, sangat penting untuk membedakan antara korupsi dan kriminalitas kejahatan. Tergantung dari negaranya atau wilayah hukumnya, ada perbedaan antara yang dianggap korupsi atau tidak. Sebagai contoh, pendanaan partai politik ada yang legal di satu tempat namun ada juga yang tidak legal di tempat lain.

b) Faktor Pendorong Terjadinya Korupsi di Indonesia

 Konsentrasi kekuasan di pengambil keputusan yang tidak bertanggung jawab langsung kepada rakyat, seperti yang sering terlihat di rezim-rezim yang bukan demokratik.

 Gaji yang masih rendah, kurang sempurnanya peraturan perundang-undangan, administrasi yang lamban dan sebagainya.

 Sikap mental para pegawai yang ingin cepat kaya dengan cara yang haram, tidak ada kesadaran bernegara, tidak ada pengetahuan pada bidang pekerjaan yang dilakukan oleh pejabat pemerintah.

 Kurangnya transparansi di pengambilan keputusan pemerintah.

 Kampanye-kampanye politik yang mahal, dengan pengeluaran lebih besar dari pendanaan politik yang normal.

 Proyek yang melibatkan uang rakyat dalam jumlah besar.

 Lingkungan tertutup yang mementingkan diri sendiri dan jaringan “teman lama”.

 Lemahnya ketertiban hukum.

 Lemahnya profesi hukum.

(9)

 Rakyat yang cuek, tidak tertarik, atau mudah dibohongi yang gagal memberikan perhatian yang cukup ke pemilihan umum.

 Ketidakadaannya kontrol yang cukup untuk mencegah penyuapan atau “sumbangan kampanye”.

c) Dampak negatif korupsiTerhadap demokrasi

Korupsi menunjukan tantangan serius terhadap pembangunan. Di dalam dunia politik, korupsi mempersulit demokrasi dan tata pemerintahan yang baik (good governance) dengan cara menghancurkan proses formal. Korupsi di pemilihan umum dan di badan legislatif mengurangi akuntabilitas dan perwakilan di pembentukan kebijaksanaan; korupsi di sistem pengadilan menghentikan ketertiban hukum; dan korupsi di pemerintahan publik menghasilkan ketidak-seimbangan dalam pelayanan masyarakat. Secara umum, korupsi mengkikis kemampuan institusi dari pemerintah, karena pengabaian prosedur, penyedotan sumber daya, dan pejabat diangkat atau dinaikan jabatan bukan karena prestasi. Pada saat yang bersamaan, korupsi mempersulit legitimasi pemerintahan dan nilai demokrasi seperti kepercayaan dan toleransi.

Terhadap perekonomian

 Korupsi juga mempersulit pembangunan ekonomi dan mengurangi kualitas pelayanan pemerintahan.

 Korupsi juga mempersulit pembangunan ekonomi dengan membuat distorsi dan ketidak efisienan yang tinggi. Dalam sektor private, korupsi meningkatkan ongkos niaga karena kerugian dari pembayaran illegal, ongkos manajemen dalam negosiasi dengan pejabat korup, dan risiko pembatalan perjanjian atau karena penyelidikan. Walaupun ada yang menyatakan bahwa korupsi mengurangi ongkos (niaga) dengan mempermudah birokrasi, konsensus yang baru muncul berkesimpulan bahwa ketersediaan sogokan menyebabkan pejabat untuk membuat aturan-aturan baru dan hambatan baru. Dimana korupsi

menyebabkan inflasi ongkos niaga, korupsi juga mengacaukan “lapangan perniagaan”. Perusahaan yang memiliki koneksi dilindungi dari persaingan dan sebagai hasilnya mempertahankan perusahaan-perusahaan yang tidak efisien.

(10)

Terhadap kesejahteraan umum negara

Korupsi politis ada di banyak negara, dan memberikan ancaman besar bagi warga negaranya. Korupsi politis berarti kebijaksanaan pemerintah sering menguntungkan pemberi sogok, bukannya rakyat luas. Satu contoh lagi adalah bagaimana politikus membuat peraturan yang melindungi perusahaan besar, namun merugikan perusahaan-perusahaan kecil. Politikus-politikus “pro-bisnis” ini hanya mengembalikan pertolongan kepada perusahaan besar yang memberikan sumbangan besar kepada kampanye pemilu mereka.

d) Lembaga pemberantasan korupsi

 Lembaga pemberantasan korupsi di Indonesia

 Komisi Pemberantasan Korupsi ( KPK)

Komisi Pemberantasan Korupsi, atau disingkat menjadi KPK, adalah komisi di Indonesia yang dibentuk pada tahun 2003 untuk mengatasi, menanggulangi dan memberantas korupsi di Indonesia. Komisi ini didirikan berdasarkan Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2002 mengenai Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi yang mempunyai visi dan misi sebagai berikut :

Visi

Mewujudkan lembaga yang mampu mewujudkan Indonesia yang bebas dari korupsi. Misi

 Pendobrak dan Pendorong Indonesia yang Bebas dari Korupsi

 Menjadi Pemimpin dan Penggerak Perubahan untuk Mewujudkan Indonesia yang Bebas dari Korupsi

Komisi Pemberantasan Korupsi mempunyai tugas:

1. Koordinasi dengan instansi yang berwenang melakukan pemberantasan tindak pidana korupsi;

2. Supervisi terhadap instansi yang berwenang melakukan pemberantasan tindak pidana korupsi;

(11)

4. Melakukan tindakan-tindakan pencegahan tindak pidana korupsi; dan 5. Melakukan monitor terhadap penyelenggaraan pemerintahan negara.

Dalam melaksanakan tugas koordinasi, Komisi Pemberantasan Korupsi berwenang : 1. Mengkoordinasikan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan tindak pidana korupsi; 2. Menetapkan sistem pelaporan dalam kegiatan pemberantasan tindak pidana korupsi; 3. Meminta informasi tentang kegiatan pemberantasan tindak pidana korupsi kepada

instansi yang terkait;

4. Melaksanakan dengar pendapat atau pertemuan dengan instansi yang berwenang melakukan pemberantasan tindak pidana korupsi; dan

5. Meminta laporan instansi terkait mengenai pencegahan tindak pidana korupsi. e) Upaya Pemerintah Dalam Memberantas Korupsi di Indonesia

 Strategi Pemberantasan Korupsi

Bertambah besar volume pembangunan maka semakin besar pula kemungkinan

kebocoran. Ditambah dengan gaji pegawai negeri yang memang sangat minim di Negara-negara berkembang seperti Indonesia, pegawai negeri terdorong untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang kadang-kadang menggunakkan kekuasaanya untuk menambah penghasilanya. Memang terjadi korupsi yang besar-besaran bagi mereka yang telah memperoleh pendapatan yang memadai disebabkan karena sifatnya yang serakah, tetapi ini bukan hal yang menyeluruh . Guner Myrdal berpendapat bahwa jalan untuk memberantas korupsi ialah sebagai berikut :

a) Menaikkan gaji pegawai rendah (dan menengah). b) Menaikkan moral pegawai tinggi.

c) Legalisasi pemungutan liar menjadi pendapat resmi atau legal.

(12)

Artinya pegawai negeri atau penjabat yang tidak dapat membuktikan kekayaanya yang tidak seimbang debnga pendapatannyya yang resmi dapat digugat langsung secara perdata oleh penuntu umum berdasarkan perbuatan melanggar hukum . dengan demikian, harus ada sistem pendaftaran kekayaan penjabat sebelum dan sesudah menjabat sehingga dapat dihitung pertambahan kekayaan itu.

Penuntutan pidana hanya mempunyai fungsi sebagai obat yang terakhir. jelas korupsi tidak akan terberantas hanya dengan penjatuhan pidana yang berat saja, tanpa suatu prevensi yang lebih efektif .

Dengan pidana mati pun seperti di RRC ternyata tidak menghapus korupsi . satu hal yang sering dilipakan kurang diperhatikannya peningkatan kesadaran hokum rakyat. Selalu penegak hukum saja yang diancam dengan tindakan keras, tetapi jika rakyatnya senidiri menoleransi korupsi, yang setiap kali memerlukan layanan selalau menyediakan amplop, dan setiap kena perkara langsung mencari siapa penyidik, penuntut, atau hakimnya untuk disogok, lingkaran setan korupsi tidak akan terberantas .

 Upaya pemberantasan korupsi seiring kemajuan teknologi dan komunikasi.

Dalam pemberantasan korupsi terkandung makna penindakan dan pencegahan korupsi, serta ruang untuk peran serta masyarakat yang seharusnya dapat lebih ditingkatkan dengan adanya perbaikan akses masyarakat terhadap informasi. Teknologi informasi dapat dimanfaatkan untuk perbaikan pelayanan publik sebagai salah satu cara melakukan pencegahan korupsi. Sedangkan di sisi penindakan, (tanpa bermaksud mengesampingkan pro kontra yang terjadi) undang-undang memberi ruang bagi para penegak hukum yaitu Kepolisian, Kejaksaan, dan Komisi Pemberantasan Korupsi untuk mendapatkan dan menggunakan informasi elektronik guna memperkuat pembuktian kasus korupsi. Saat ini kita tengah menanti kehadiran Peraturan

Pemerintah yang akan mengatur lebih lanjut intersepsi dalam rangka penegakan hukum, sesuai amanah undang-undang.

Dari survei Persepsi Masyarakat Terhadap KPK dan Korupsi Tahun 2008, didapati bahwa belum terlalu banyak orang yang tahu bahwa tugas dan wewenang yang diamanahkan kepada KPK bukan hanya tugas yang terkait dengan penanganan kasus korupsi dan penanganan

pengaduan masyarakat. Hal ini dapat dimaklumi, karena sekalipun telah banyak yang dilakukan oleh KPK dalam melakukan pencegahan korupsi dan dalam mengkaji sistem administrasi lembaga negara/pemerintah yang berpotensi korupsi, kegiatan-kegiatan itu menurut kalangan pers kalah nilai jualnya jika dibandingkan dengan liputan atas penindakan korupsi.

Pemberantasan tindak pidana korupsi adalah serangkaian tindakan untuk mencegah dan memberantas tindak pidana korupsi melalui upaya koordinasi, supervisi, monitor, penyelidikan, penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan di sidang pengadilan, dengan peran serta masyarakat berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(13)

 Menimbang keseriusan pemerintah dalam memberantas korupsi.

Di negeri ini, korupsi agaknya telah menjadi penyakit akut yang sulit untuk diberantas. Bertahun-tahun di bawah pemerintahan yang korup, menjadikan penyebaran korupsi semakin meluas dan sistemik. Korupsi yang meluas dengan gampang dapat kita jumpai pada hampir seluruh kantor pelayanan publik. Korupsi menjadi bagian dari sistem pengelolaan negara. Celakanya, korupsi kerap melibatkan petinggi-petinggi negeri ini. Ketua DPR misalnya, adalah seorang terpidana yang entah mengapa tidak perlu mendekam di penjara seperti terpidana lainnya. Bisa jadi, Akbar Tanjung si terpidana itu bisa menyeret pejabat lainnya ke penjara kalau dirinya harus menginap di hotel prodeo.

Dari sisi hukum, aparat penegak hukum juga tampak letoi ketika berhadapan dengan korupsi. Kalau menghadapi teroris macam Amrozi, Imam Samudera, dan lain sebagainya, dengan sigap polisi bertindak. Kejaksaan pun, dengan proses yang sangat cepat, mampu menyeret para terdakwa ke hadapan hakim di persidangan. Tetapi, sama seperti politisi, ketika menangani kasus korupsi ada banyak alasan sehingga berkas perkara mesti bolak-balik

dikembalikan ke polisi, bukti tidak mendukung, atau keluar SP3 (Surat Perintah Penghentian Penyidikan) kalau tidak dituntut bebas.

Macetnya hukum dalam penanganan kasus korupsi bisa dimengerti dengan melihat korupsi sebagai fenomena sosiologis. Dalam kaca mata sosiologis, korupsi melibatkan jaringan elit kekuasaan, baik di eksekutif, legislatif maupun yudikatif.

B. Kesimpulan dan Saran  Kesimpulan

Melihat dari uraian di atas, tidak dapat kita pungkiri korupsi memang benar-benar telah menjadi sebuah masalah yang cukup berat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Melihat dari hal-hal yang telah dijelaskan di atas, maka dapat ditarik sebuah kesimpulan mengenai pengaruh dan upaya penuntasan tindak pidana korupsi di Indonesia.

1. Sebuah Negara akan maju dan berkembang apabila didukung dengan pemerintahan yang adil dan bersih dari unsur-unsur korupsi.

2. Sikap korup para pejabat dan elit politik merupakan penyebab timbulnya masalah kesejahteraan masyarakat di Indonesia.

3. Dibutuhkan sebuah sikap yang tegas dan profesional untuk memberantas tindak pidana korupsi di Indonesia.

(14)

Seharusnya pemerintah lebih tegas terhadap terpidana korupsi. Undang-undang yang adapun dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya. Agar korupsi tidak lagi menjadi budaya di negara ini.

Daftar Pustaka

- Hamzah jur andi,(2005), pemberantasan korupsi, Jakarta,PT Raja Grafindo Persada. - Dikoro wirdjono projo,(2005),tindak pidana tertentu di Indonesia, Jakarta,PT Raja Grafindo Persada.

- Komisi Pemberantasan Korupsi (2008), Survei Persepsi Masyarakat Terhadap KPK dan Korupsi Tahun 2008.

- www. wikipedia. com

Referensi

Dokumen terkait

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam, hanya atas petunjuk, rahmat, nikmat, dan pertolonganNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan

Ciri dari domba priangan ini antara lain: berat domba jantan hidup dapat mencapai 60-80 kg dan berat domba betina sekitar 30-40 kg, domba betina tidak bertanduk sementara

Berdasarkan hasil pengamatan warna kompos dengan pemberian bakteri selulolitik pada minggu ke−8 yang disajikan pada Tabel 1, terlihat bahwa hasil pengamatan warna

Langkah-langkah pelaksanaan yang dilakukan dalam program Islamic School Culture yaitu terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir dalam

etika seseorang yang telah saya bantu atau ketika orang-orang yang mana saya menaruh harapan yang sangat besar terhadapnya, memperlakukan saya dengan semena-mena, saya akan

Setiap media pembelajaran memiliki keampuhan masing-masing, maka diharapkan kepada guru agar menentukan pilihannya sesuai sesuai dengan kebutuhan pada saat suatu kali

Persilangan P2/P5 dan P5/P7, karakter bobot biji pada kondisi normal memiliki nilai daya gabung khusus tertinggi, diikuti oleh persilangan P1/P3, P1/P5, P6/P7 dan P2/P4,

Sebelum penulis melakukan penelitian tentang Efektivitas Pengumpulan PPN Terhadap Pendapatan Pajak di KPP Pratama Semarang Barat, Penulis berusaha menelusuri menelaah berbagai