• Tidak ada hasil yang ditemukan

perencanaan pembangunan ii

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "perencanaan pembangunan ii"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

PERENCANAAN PEMBANGUNAN II PERENCANAAN PEMBANGUNAN II

OLEH OLEH

ISMAIL RASULONG ISMAIL RASULONG

Jurusan Ilmu Ekonomi Dan Studi Pembangunan Jurusan Ilmu Ekonomi Dan Studi Pembangunan

Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Makassar Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Makassar

(2)

Konsep Perencanaan

Konsep Perencanaan

(3)

Definisi

Definisi

D. Conyers dan Hills (1984):D. Conyers dan Hills (1984):

– Perencanaan adalah proses yang kontinyu, terdiri dari Perencanaan adalah proses yang kontinyu, terdiri dari

keputusan atau pilihan dari berbagai cara untuk

keputusan atau pilihan dari berbagai cara untuk

menggunakan sumber daya yang ada, dengan sasaran

menggunakan sumber daya yang ada, dengan sasaran

untuk mencapai tujuan tertentu di masa mendatang.

untuk mencapai tujuan tertentu di masa mendatang.

MT Todaro (Economic Development, 7 th ed., 2000):MT Todaro (Economic Development, 7 th ed., 2000):

– Perencanaan Ekonomi adalah upaya pemerintah secara Perencanaan Ekonomi adalah upaya pemerintah secara

sengaja untuk mengkoordinir pengambilan keputusan

sengaja untuk mengkoordinir pengambilan keputusan

ekonom dalam jangka panjang serta mempengaruhi,

ekonom dalam jangka panjang serta mempengaruhi,

mengatur dan dalam beberapa hal mengontrol tingkat dan

mengatur dan dalam beberapa hal mengontrol tingkat dan

laju pertumbuhan berbagai variable ekonomi yang utama

laju pertumbuhan berbagai variable ekonomi yang utama

untuk mencapai tujuan pembangunan yang tela ditentukan

untuk mencapai tujuan pembangunan yang tela ditentukan

sebelumnya.

sebelumnya.

Jhingan:Jhingan:

– Perencanaan adalah teknik/cara untuk mencapai tujuan, Perencanaan adalah teknik/cara untuk mencapai tujuan,

untuk mewujudkan maksud dan sasaran tertentu yang

untuk mewujudkan maksud dan sasaran tertentu yang

telah ditentukan sebelumnya dan telah dirumuskan dengan

telah ditentukan sebelumnya dan telah dirumuskan dengan

baik oleh Badan Perencana Pusat.

baik oleh Badan Perencana Pusat. Tujuan tersebut mungkin Tujuan tersebut mungkin untuk mencapai sasaran social, politik atau lainnya.

(4)

Elemen Perencanaan

Elemen Perencanaan

• Merencanakan berarti memilih:Merencanakan berarti memilih:

– Memilih berbagai alternatif tujuan agar tercapai kondisi yang lebih Memilih berbagai alternatif tujuan agar tercapai kondisi yang lebih baik.

baik.

– Memilih cara/kegiatan untuk mencapai tujuan/sasaran dari kegiatan Memilih cara/kegiatan untuk mencapai tujuan/sasaran dari kegiatan tersebut.

tersebut.

• Perencanaan sebagai alat untuk mengalokasikan sumber daya: SDA, Perencanaan sebagai alat untuk mengalokasikan sumber daya: SDA, SDM, Modal.

SDM, Modal.

– Sumber daya terbatas sehingga perlu dilakukan pengalokasian Sumber daya terbatas sehingga perlu dilakukan pengalokasian sumber daya sebaik mungkin.

sumber daya sebaik mungkin.

– Konsekuensi: pengumpulan dan analisis data dan informasi Konsekuensi: pengumpulan dan analisis data dan informasi mengenai ketersediaan sumber daya yang ada menjadi sangat mengenai ketersediaan sumber daya yang ada menjadi sangat

penting. penting.

• Perencanaan sebagai alat untuk mencapai tujuan/sasaranPerencanaan sebagai alat untuk mencapai tujuan/sasaran

Beberapa masalah yang dihadapi dalam pembuatan tujuan antara lain: Beberapa masalah yang dihadapi dalam pembuatan tujuan antara lain:

– Tujuan tidak terdefinisikan dengan baik.Tujuan tidak terdefinisikan dengan baik. – Tujuan tidak realistik.Tujuan tidak realistik.

– Perencanaan cenderung lebih dari satu tujuan, kadang tidak Perencanaan cenderung lebih dari satu tujuan, kadang tidak konsisten satu sama lain.

konsisten satu sama lain.

– Tujuan dipertanyakan atau tidak sesuai dengan tujuan pengambil Tujuan dipertanyakan atau tidak sesuai dengan tujuan pengambil keputusan lain (Mis: DPRD).

keputusan lain (Mis: DPRD).

• Perencanaan berhubungan dengan masa yang akan datang, yang Perencanaan berhubungan dengan masa yang akan datang, yang berkaitan dengan: Proyeksi/prediksi.

berkaitan dengan: Proyeksi/prediksi.

• Penjadwalan kegiatan.Penjadwalan kegiatan.

(5)

Ciri-ciri perencanaan:Ciri-ciri perencanaan:

– Bersifat PublikBersifat Publik

Berorientasi masa depanBerorientasi masa depan – StrategisStrategis

– Deliberate/sengaja/kesepakatanDeliberate/sengaja/kesepakatan – Terhubung pada tindakanTerhubung pada tindakan

Peranan Peranan PerencanaanPerencanaan

Untuk mengatasi kegagalan pasar.Untuk mengatasi kegagalan pasar.

Memobilisasi dan alokasi sumberdaya.Memobilisasi dan alokasi sumberdaya.

Mengatasi dampak psykologies dan Mengatasi dampak psykologies dan sikap/pendirian.

sikap/pendirian.

Mencari solusi untuk mendapatkan sumber Mencari solusi untuk mendapatkan sumber dana.

(6)

Jenis

Jenis Perencanaan (Conyers & Hills)Perencanaan (Conyers & Hills)

• Tujuan Perencanaan (The nature of Planning Goals)Tujuan Perencanaan (The nature of Planning Goals)

• Lingkup Kegiatan Perencanaan (The Scope of Planning Lingkup Kegiatan Perencanaan (The Scope of Planning Activities)

Activities)

• Tingkatan Spatial dari Kegiatan Perencanaan (The Tingkatan Spatial dari Kegiatan Perencanaan (The Spatial Level of Planning Activity)

Spatial Level of Planning Activity)

• Tingkatan Operational dari Kegiatan Perencanaan (The Tingkatan Operational dari Kegiatan Perencanaan (The Oprational Level of Planning Activity)

Oprational Level of Planning Activity)

Tujuan Perencanaan (The nature of Planning Goals) Tujuan Perencanaan (The nature of Planning Goals)

– War-time Planning: Perencanaan pada saat darurat.War-time Planning: Perencanaan pada saat darurat.

– Town and Country Planning (Land-use planning, physical Town and Country Planning (Land-use planning, physical

planning, urban and regional planning): berkaitan dengan

planning, urban and regional planning): berkaitan dengan

alokasi tanah dari berbagai fungsi/kegiatan di daerah.

alokasi tanah dari berbagai fungsi/kegiatan di daerah. – Anticyclical Planning: ditujukan untuk menjaga stabilitas Anticyclical Planning: ditujukan untuk menjaga stabilitas

perekonomian national

(7)

Lingkup Kegiatan Perencanaan (The Scope of Planning Lingkup Kegiatan Perencanaan (The Scope of Planning

Activities) Activities)

– Klassifikasi berdasarkan disiplin/profesiKlassifikasi berdasarkan disiplin/profesi •Sosio economic PlanningSosio economic Planning

•Natural Resourceb PlanningNatural Resourceb Planning

•Architectural and Engineering PlanningArchitectural and Engineering Planning – Berdasarkan sektor (Pertanian, Industri dsb)Berdasarkan sektor (Pertanian, Industri dsb)

– Pendekatan antar disiplin (Ekonomi, Sosiologi, Politik, Pendekatan antar disiplin (Ekonomi, Sosiologi, Politik, SDA, dsb)

SDA, dsb)

Tingkatan Spatial dari Kegiatan Perencanaan Tingkatan Spatial dari Kegiatan Perencanaan

• (The Spatial Level of Planning Activity)(The Spatial Level of Planning Activity) •International PlanningInternational Planning

•National PlanningNational Planning

•Regional Planning/Local PlanningRegional Planning/Local Planning •Town/Village PlanningTown/Village Planning

(8)

Tingkatan Operational dari Kegiatan Perencanaan Tingkatan Operational dari Kegiatan Perencanaan

(The Oprational Level of Planning Activity) (The Oprational Level of Planning Activity)

– Perencanaan Pembangunan Nasional (Komprehensif)Perencanaan Pembangunan Nasional (Komprehensif) – Perencanaan ProyekPerencanaan Proyek

– Perencanaan SektoralPerencanaan Sektoral

– Integrated Area PlanningIntegrated Area Planning

Mekanisme Perencanaan menurut Undang-Undang Mekanisme Perencanaan menurut Undang-Undang

SPPN SPPN

Definisi Perencanaan Menurut UU SPPNDefinisi Perencanaan Menurut UU SPPN

SPPN adalah Satu kesatuan tata cara SPPN adalah Satu kesatuan tata cara

perencanaan pembangunan untuk menghasilkan perencanaan pembangunan untuk menghasilkan

rencana-rencana pembangunan dalam jangka rencana-rencana pembangunan dalam jangka

panjang, menengah dan tahunan yang panjang, menengah dan tahunan yang

dilaksanakan oleh unsur penyelenggara negara dilaksanakan oleh unsur penyelenggara negara

(9)

Latar Belakang Latar Belakang

– Amandemen keempat UUD 1945Amandemen keempat UUD 1945

– UU 23/2003 tentang Pemilihan PresidenUU 23/2003 tentang Pemilihan Presiden – Revisi UU 22/1999 Revisi UU 22/1999

– Reformasi Pengelolaan Keuangan Negara.Reformasi Pengelolaan Keuangan Negara.

Landasan Filosofis Landasan Filosofis

– Cita-cita Nasional sebagai mana tercantum dalam Cita-cita Nasional sebagai mana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945.

Pembukaan UUD 1945.

– Tujuan Nasional; dengan dibentuknya pemerintahan Tujuan Nasional; dengan dibentuknya pemerintahan adalah untuk melindungi segenap bangsa dan

adalah untuk melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan

kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia. bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia.

– Tugas Pokok; setelah kemerdekaan adalah menjaga Tugas Pokok; setelah kemerdekaan adalah menjaga kemerdekaan serta mengisinya dengan

kemerdekaan serta mengisinya dengan

pembangunan yang berkeadilan dan demokratis pembangunan yang berkeadilan dan demokratis

yang dilaksanakan secara bertahap dan yang dilaksanakan secara bertahap dan

(10)

Kerangka Materi UU SPPN terdiri dari 10

Kerangka Materi UU SPPN terdiri dari 10

Bab dan 37 pasal dengan sistematikan

Bab dan 37 pasal dengan sistematikan

Bab:

Bab:

I.

I.

Ketentuan UmumKetentuan Umum

II.

II.

Azas dan tujuanAzas dan tujuan

III.

III.

Ruang Lingkup Perencanaan Pembangunan Ruang Lingkup Perencanaan Pembangunan Nasional

Nasional

IV.

IV.

Tahapan Perencanaan Pembangunan NasionalTahapan Perencanaan Pembangunan Nasional

V.

V.

Penyusunan dan Penetapan RencanaPenyusunan dan Penetapan Rencana

VI.

VI.

Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana

Rencana

VII.

VII.

Data dan InformasiData dan Informasi

VIII.

VIII.

KelembagaanKelembagaan

IX.

IX.

Ketentuan Peralihan Ketentuan Peralihan

X.

(11)

Azas dan Tujuan (1) Azas dan Tujuan (1)

1.

1. Pembangunan Nasional diselenggarakan berdasarkan Pembangunan Nasional diselenggarakan berdasarkan demokrasi dengan prinsip-prinsip kebersamaan,

demokrasi dengan prinsip-prinsip kebersamaan,

berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan

berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan

serta kemandirian dengan menjaga keseimbangan

serta kemandirian dengan menjaga keseimbangan

kemajuan dan kesatuan nasional.

kemajuan dan kesatuan nasional.

2.

2. Perencanaan pembangunan nasional disusun secara Perencanaan pembangunan nasional disusun secara sistematis, terarah, terpadu, menyeluruh dan tanggap

sistematis, terarah, terpadu, menyeluruh dan tanggap

terhadap perubahan.

terhadap perubahan.

Azas dan Tujuan (2) Azas dan Tujuan (2)

3. SPPN diselenggarakan berdasarkan azas umum

3. SPPN diselenggarakan berdasarkan azas umum

penyelenggaraan negara:

penyelenggaraan negara:

• Azas Kepastian hukumAzas Kepastian hukum

• Azas Tertib Penyelenggaraan negara.Azas Tertib Penyelenggaraan negara. • Azas Kepentingan UmumAzas Kepentingan Umum

• Azas keterbukaanAzas keterbukaan

(12)

Azas dan Tujuan (3)

Azas dan Tujuan (3)

4. SPPN bertujuan untuk:

4. SPPN bertujuan untuk:

a.

a. Mendukung koordinasi antar pelaku Mendukung koordinasi antar pelaku pembangunan

pembangunan b.

b. Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, sinergi baik antar daerah, ruang, waktu, fungsi sinergi baik antar daerah, ruang, waktu, fungsi

pemerintah maupun antara pusat dan daerah. pemerintah maupun antara pusat dan daerah. c.

c. Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan

pengawasan. pengawasan. d.

d. Mengoptimalkan partisipasi masyarakat.Mengoptimalkan partisipasi masyarakat. e.

e. Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan dan

secara efisien, efektif, berkeadilan dan berkelanjutan.

(13)

Ruang Lingkup Perencanaan Ruang Lingkup Perencanaan

Nasional

Nasional DaerahDaerah

Rencana Pembangunan Jangka

Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Nasional

Panjang Nasional Rencana Pembangunan Jangka Panjang DaerahRencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah

Rencana Pembangunan Jangka

Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Nasional

Menengah Nasional Rencana Pembangunan Jangka

Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Daerah

Menengah Daerah

Rencana Strategis

Rencana Strategis

Kementerian/Lembaga

Kementerian/Lembaga Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat DaerahRencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah Rencana Kerja Pemerintah

Rencana Kerja Pemerintah Rencana Kerja Pemerintah DaerahRencana Kerja Pemerintah Daerah

Rencana Kerja

Rencana Kerja

Kementerian/Lembaga

(14)

Proses Perencanaan

Proses Perencanaan Tahap PerencanaanTahap Perencanaan

1.

1. Proses Politik: Pemilihan langsung Proses Politik: Pemilihan langsung Presiden dan Kepala Daerah

Presiden dan Kepala Daerah

menghasilkan rencana pembangunan

menghasilkan rencana pembangunan

hasil proses politik (Public Choise

hasil proses politik (Public Choise

Theory of Planning)

Theory of Planning)  Khususnya Khususnya penjabaran visi dan misi dalam RPJM.

penjabaran visi dan misi dalam RPJM. 2.

2. Proses Teknokratik: Perencanaan yang Proses Teknokratik: Perencanaan yang dilakukan oleh perencana profesional

dilakukan oleh perencana profesional

atau lembaga/unit organisasi yang

atau lembaga/unit organisasi yang

secara fungsional melakukan

secara fungsional melakukan

perencanaan

perencanaan  Khususnya dalam Khususnya dalam pemantapan peran, fungsi dan

pemantapan peran, fungsi dan

kompetensi lembaga perencana.

kompetensi lembaga perencana. 3.

3. Proses Partisipatif: perencanaan yang Proses Partisipatif: perencanaan yang melibatkan masyarakat (Stakeholders)

melibatkan masyarakat (Stakeholders)

 a.l. pelaksanaan musyrenbang. a.l. pelaksanaan musyrenbang.

4.

4. Proses Bottom up dan Top Down: Proses Bottom up dan Top Down:

Perencanaan yang aliran prosesnya dari

Perencanaan yang aliran prosesnya dari

atas ke bawah atau dari bawah ke atas

atas ke bawah atau dari bawah ke atas

dalam Hirarchi pemerintahan.

dalam Hirarchi pemerintahan.

1.

1. Penyusunan Rencana:Penyusunan Rencana:

• Rancangan rencana pembangunan Rancangan rencana pembangunan nasional/daerah.

nasional/daerah.

• Rancangan rencana kerja Dep/lembaga Rancangan rencana kerja Dep/lembaga SKPD Musyrenbang

SKPD Musyrenbang

• Rancangan akhir rencana Rancangan akhir rencana pembangunan.

pembangunan. 2.

2. Penetapan Rencana:Penetapan Rencana:

• RPJP Nasional dengan UU dan RPJP RPJP Nasional dengan UU dan RPJP Daerah dengan Perda

Daerah dengan Perda

• RPJM dengan peraturan Presiden/ RPJM dengan peraturan Presiden/ Kepala Daerah

Kepala Daerah

• RKP/RKPD dengan peraturan RKP/RKPD dengan peraturan Presiden/Kepala Daerah.

Presiden/Kepala Daerah. 3.

3. Pengendalian Pelaksanaan RencanaPengendalian Pelaksanaan Rencana

4.

(15)

Pengendalian dan Evaluasi (1)

Pengendalian dan Evaluasi (1) Pengendalian dan Evaluasi (2)Pengendalian dan Evaluasi (2)

•Pasal 30 UU SPPNPasal 30 UU SPPN

•Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengendalian dan evaluasi pelaksanaan

pengendalian dan evaluasi pelaksanaan

rencana pembangunan diatur dengan

rencana pembangunan diatur dengan

peraturan pemerintah dengan melibatkan

peraturan pemerintah dengan melibatkan

instansi terkait.

instansi terkait.

•Pengendalian pelaksanaan rencana Pengendalian pelaksanaan rencana pembangunan dilakukan oleh

masing-•Menteri/Kepala Bappeda menghimpun Menteri/Kepala Bappeda menghimpun dan menganalisis hasil pemantauan

dan menganalisis hasil pemantauan

pelaksanaan rencana pembangunan dari

pelaksanaan rencana pembangunan dari

masing-masing pimpinan

masing-masing pimpinan

kementerian/lembaga/satuan kerja

kementerian/lembaga/satuan kerja

perangkat daerah sesuai dengan tugas

perangkat daerah sesuai dengan tugas

dan kewenangannya.

dan kewenangannya.

•Pimpinan kementerian/lembaga/kepala Pimpinan kementerian/lembaga/kepala SKPD melakukan evaluasi kinerja

SKPD melakukan evaluasi kinerja

pelaksanaan rencana pembangunan

•Menteri/Kepala Bappeda menyusun Menteri/Kepala Bappeda menyusun evaluasi rencana pembangunan

evaluasi rencana pembangunan

berdasarkan hasil evaluasi pimpinan

berdasarkan hasil evaluasi pimpinan

kementerian/lembaga/SKPD.

kementerian/lembaga/SKPD.

•Hasil evaluasi menjadi bahan bagi Hasil evaluasi menjadi bahan bagi penyusunan rencana pembangunan

penyusunan rencana pembangunan

nasional/daerah untuk periode berikutnya

(16)

PROSES PERENCANAAN

PROSES PERENCANAAN

PERENCANAAN RASIONAL

PERENCANAAN RASIONAL

Merupakan konsep yang rasional,harus didasari Merupakan konsep yang rasional,harus didasari

prinsip-prinsip yang rasional bukan berdasakan prinsip-prinsip yang rasional bukan berdasakan

emosi dan tebak–tebakan (kira-kira). emosi dan tebak–tebakan (kira-kira).

Berdasarkan Pendekatan Rasional( Rastionality Berdasarkan Pendekatan Rasional( Rastionality

Aproach), proses perencanaan: Aproach), proses perencanaan:

– Berhubungan erat dengan Economy Welfare Berhubungan erat dengan Economy Welfare

– Go public di Pasar Modal ( Prospectus &Rencana ) Go public di Pasar Modal ( Prospectus &Rencana ) – Efesiensi dalam alokasi sumber daya Efesiensi dalam alokasi sumber daya

– Memaksimumkan out put, dalam jumlah input Memaksimumkan out put, dalam jumlah input

tertentu atau meminimisasi input untuk memperoleh tertentu atau meminimisasi input untuk memperoleh out put tertentu.

out put tertentu.

(17)

UNTUK MENJADIKAN KEPUTUSAN RENCANA UNTUK MENJADIKAN KEPUTUSAN RENCANA BERDASARKAN RATIONALITY, ADA

BERDASARKAN RATIONALITY, ADA

SERANGKAIAN AKTIVITAS YANG HARUS SERANGKAIAN AKTIVITAS YANG HARUS DILAKUKAN:

2. Klasifikasi dan pengorganisasian dari beberapa tujuan, nilai Klasifikasi dan pengorganisasian dari beberapa tujuan, nilai dan sasaran yang berhubungan

dan sasaran yang berhubungan

dengan masalah.

dengan masalah.

3.

3. Identifikasi alternatif dari serangkaian kegiatan untuk Identifikasi alternatif dari serangkaian kegiatan untuk

memecahkan masalah dalam rangkaian pemecahan dalam

memecahkan masalah dalam rangkaian pemecahan dalam

rangka mencapai sasaran.

rangka mencapai sasaran.

4.

4. Pekiraan akibat dari setiap alternatif dari serangkaian Pekiraan akibat dari setiap alternatif dari serangkaian

kegiatan yang mungkin terjadi.

kegiatan yang mungkin terjadi.

5.

5. Bandingkan setiap perkiraan akibat alternatif dari Bandingkan setiap perkiraan akibat alternatif dari

serangkaian kegiatan dalam hubungan dengan tujuan –

serangkaian kegiatan dalam hubungan dengan tujuan –

tujuan dan sasaran yang sfesifik.

tujuan dan sasaran yang sfesifik.

6.

6. Pilih dari serangkaian alternatif kegiatan tersebut yang Pilih dari serangkaian alternatif kegiatan tersebut yang

akibatnya paling dekat dengan tujuan dengan sasaran atau

akibatnya paling dekat dengan tujuan dengan sasaran atau

yang paling bisa menyelesaikan masalah atau yang paling

yang paling bisa menyelesaikan masalah atau yang paling

mengumntungkan atau tidak merugikan.

(18)

Mengacu kepada kendala perencanaan, maka Mengacu kepada kendala perencanaan, maka sulit dalam menerapkan pendekatan ini di sulit dalam menerapkan pendekatan ini di NSB/NB:

NSB/NB:

Data untuk identifikasi masalah

Data untuk identifikasi masalah

Kelemahan dalam modeling VS banyak

Kelemahan dalam modeling VS banyak

sasaran ( tenaga ahli ).

sasaran ( tenaga ahli ).

Menterjemahkan keinginan masayarakat

Menterjemahkan keinginan masayarakat

VS political will.

VS political will.

Meskipun demikian NSB / NB setidaknya

Meskipun demikian NSB / NB setidaknya

mampu menangkap pesan dari

mampu menangkap pesan dari

Pendekatan Rasional.

(19)

PROSES UMUM

PROSES UMUM

1.

1.

Membentuk Organisasi.

Membentuk Organisasi.

2.

2.

Menentukan Tujuan Perencanaan.

Menentukan Tujuan Perencanaan.

3.

3.

Rumuskan Sasaran.

Rumuskan Sasaran.

4.

4.

Mengumpulkan dan Menganalisa Data

Mengumpulkan dan Menganalisa Data

5.

5.

Identifikasi Serangkaian alternatif

Identifikasi Serangkaian alternatif

kegiatan

kegiatan

6.

6.

Nilai Serangkaian alternatif kegiatan

Nilai Serangkaian alternatif kegiatan

7.

7.

Pilih alternatif yang paling memungkinkan

Pilih alternatif yang paling memungkinkan

8.

8.

Laksanakan

Laksanakan

9.

(20)

Perencanaan Uniter vs

Perencanaan Uniter vs

Plural

Plural

Perencanaan uniter: perencanaan

Perencanaan uniter: perencanaan

menyeluruh (komprehensif) yang

menyeluruh (komprehensif) yang

disusun oleh satu lembaga tertentu,

disusun oleh satu lembaga tertentu,

umumnya oleh pemerintah.

umumnya oleh pemerintah.

Perencanaan plural mencoba melihat

Perencanaan plural mencoba melihat

dari berbagai pihak, misalnya

dari berbagai pihak, misalnya

perencanaan yang didasarkan atas

perencanaan yang didasarkan atas

”Polical bargaining process”. Dalam

”Polical bargaining process”. Dalam

hal ini pemerintah harus dapat

hal ini pemerintah harus dapat

memfasilitasi peraturan dan kebijakan

memfasilitasi peraturan dan kebijakan

yang dapat menangkap seluruh

yang dapat menangkap seluruh

(21)

Masalah

Masalah

Apakah perencanaan yang diusulkan

Apakah perencanaan yang diusulkan

kaum pluralis ini dapat berjalan ?

kaum pluralis ini dapat berjalan ?

Apalagi jika dikaitkan dengan issu

Apalagi jika dikaitkan dengan issu

dominasi orang kaya terhadap orang

dominasi orang kaya terhadap orang

miskin, kelompok elit terhadap orang

miskin, kelompok elit terhadap orang

”biasa”, militer terhadap non militer

”biasa”, militer terhadap non militer

atau peran media masa.

atau peran media masa.

Memunculkan perencanaan

Memunculkan perencanaan

(22)

Perencanaan Advokasi

Perencanaan Advokasi

Konsep advokasi/pembelaan muncul dari praktek Konsep advokasi/pembelaan muncul dari praktek hukum yang berimplikasi pada

hukum yang berimplikasi pada

sanggahan/perlawanan yang muncul dari sanggahan/perlawanan yang muncul dari masing-masing pihak yang memiliki dua pandangan yang masing pihak yang memiliki dua pandangan yang

saling bersaing. saling bersaing.

Umumnya perencanaan advokasi dilaksanakan Umumnya perencanaan advokasi dilaksanakan bukan oleh perencana (formal), melainkan oleh bukan oleh perencana (formal), melainkan oleh pekerja sosial dan organisator kemasyarakatan pekerja sosial dan organisator kemasyarakatan

terlatih dan mahasiswa. terlatih dan mahasiswa.

Perencanaan advokasi muncul karena pada Perencanaan advokasi muncul karena pada

umumnya ada suatu kelompok masyarakat yang umumnya ada suatu kelompok masyarakat yang

membutuhkan bantuan perencana pada saat membutuhkan bantuan perencana pada saat

proses pembangunan berlangsung, yang pada proses pembangunan berlangsung, yang pada

umumnya berada dalam kelompok umumnya berada dalam kelompok

(23)

Perencanaan Komunikatif

Perencanaan Komunikatif

Berangkat dari pengamatan pada prilaku perencana Berangkat dari pengamatan pada prilaku perencana dan karakteristik proses perencanaan rasional.

dan karakteristik proses perencanaan rasional.

Pada umumnya perencana mengenali dan Pada umumnya perencana mengenali dan

menjelaskan segala hal (persoalan pembangunan)

menjelaskan segala hal (persoalan pembangunan)

dalam wilayah publik berdasarkan kekuatan dan

dalam wilayah publik berdasarkan kekuatan dan

kekuasaan ekonomi dan birokrasi. Padahal, manusia

kekuasaan ekonomi dan birokrasi. Padahal, manusia

bukan subyek yang berdiri sendiri secara kompetitif

bukan subyek yang berdiri sendiri secara kompetitif

berusaha untuk mengejar keinginan individual, tapi

berusaha untuk mengejar keinginan individual, tapi

manusia adalah makluk yang mamiliki kesadaran

manusia adalah makluk yang mamiliki kesadaran

akan diri sendiri dan akan keinginan yang muncul

akan diri sendiri dan akan keinginan yang muncul

melalui hubungan antar sesama, melalui komunikasi

melalui hubungan antar sesama, melalui komunikasi

dan kerjasama kolektif yang diakibatkannya.

dan kerjasama kolektif yang diakibatkannya.

Dalam perencanaan komunikatif, perencanaan Dalam perencanaan komunikatif, perencanaan

dilakukan secara dialogis, sehingga praktek-praktek

dilakukan secara dialogis, sehingga praktek-praktek

kmunikatif, seperti mendengar, belajar dan

kmunikatif, seperti mendengar, belajar dan

memahami satu sama lain menjadi diperlukan.

(24)

Perencanaan Participatif

Perencanaan Participatif

Perencanaan yang menjadikan masyarakat

Perencanaan yang menjadikan masyarakat

sebagai salah satu sumber daya terbesar

sebagai salah satu sumber daya terbesar

yang dianggap sangat memahami potensi

yang dianggap sangat memahami potensi

dan masalah yang ada, lebih dari

dan masalah yang ada, lebih dari

pemerintah sekalipun.

pemerintah sekalipun.

Dalam perencanaan partisipatif masyarakat

Dalam perencanaan partisipatif masyarakat

diberi kesempatan untuk menyertakan

diberi kesempatan untuk menyertakan

masalah yang dihadapi dan

masalah yang dihadapi dan

gagasan-gagasan sebagai masukan untuk

gagasan sebagai masukan untuk

berlangsungnya proses perencanaan

berlangsungnya proses perencanaan

berdasarkan kemampuan masyarakat itu

berdasarkan kemampuan masyarakat itu

sendiri.

(25)

Konsep Perencanaan Sektoral

Konsep Perencanaan Sektoral

Latar Belakang (1)

Latar Belakang (1)

1.

1. Kondisi Saat ini:Kondisi Saat ini:

Adanya perubahan yang Adanya perubahan yang berlangsung begitu cepat.

berlangsung begitu cepat.

Amandemen UUD 1945Amandemen UUD 1945

Terbitnya UU No.22 dan 25 tahun Terbitnya UU No.22 dan 25 tahun 1999.

1999.

Dana pemerintah yang Sangay Dana pemerintah yang Sangay terbatas.

terbatas.

Terbitnya UU No.17 2003Terbitnya UU No.17 2003

Kebijakan fiskal yang baik dan Kebijakan fiskal yang baik dan

penerapan sistem perencanaan dan

penerapan sistem perencanaan dan

penganggaran dengan perspektif.

penganggaran dengan perspektif.

Pelaku anggaran harus menentukan Pelaku anggaran harus menentukan kebijakan dan prioritas anggaran,

kebijakan dan prioritas anggaran,

termasuk keputusan mengenai

termasuk keputusan mengenai

trade-off.

trade-off.

2.

2. TanggungJawab Kementerian dan TanggungJawab Kementerian dan lembaga.

lembaga.

Latar Belakang (2)

Latar Belakang (2)

3.

3. Sasaran yang ingin dicapai:Sasaran yang ingin dicapai:

ReliabilityReliability

Sense of OwnershipSense of Ownership

Enabling EnvironmentEnabling Environment

TransparansiTransparansi

Program EvaluationProgram Evaluation

4.

4. Terbitnya PP 20/2004 tentang RKP Terbitnya PP 20/2004 tentang RKP (Rencana Kerja Pemerintah) dan PP

(Rencana Kerja Pemerintah) dan PP

21/2004.

21/2004.

5.

5. Proses Perencanaan Proses Perencanaan

Proses PolitikProses Politik

Proses TeknokratikProses Teknokratik

Proses PartisipatifProses Partisipatif

(26)

Mekanisme Perencanaan Menurut SPPN

Diacu Diperhatikan Diserasikan melalui Musrenbang

(27)

Perencanaan Sektor Riil

Perencanaan Sektor Riil

Adalah perencanaan pada sector riil,

Adalah perencanaan pada sector riil,

seperti: pertanian, industri dll, dimana

seperti: pertanian, industri dll, dimana

supplynya adalah produksi dan demandnya

supplynya adalah produksi dan demandnya

adalah pasar.

adalah pasar.

Perencanaan pada sektor pertanian

Perencanaan pada sektor pertanian

ataupun sektor industri yang perlu

ataupun sektor industri yang perlu

diperhatikan adalah upaya dalam

diperhatikan adalah upaya dalam

meningkatkan produktivitas.

meningkatkan produktivitas.

Perencanaan Sektor Penunjang

Perencanaan Sektor Penunjang

Adalah perencanaan sektor yang

Adalah perencanaan sektor yang

menunjang sektor riil, seperti: sektor

menunjang sektor riil, seperti: sektor

transpotasi, dimana supplynya adalah

transpotasi, dimana supplynya adalah

kapasitas dan demandnya adalah pasar.

(28)

Modelling dan Forecasti

Modelling dan Forecasti

ng

ng

Tujuan utama pembangunan adalah untuk

Tujuan utama pembangunan adalah untuk

mencapai alokasi penggunaan sumberdaya

mencapai alokasi penggunaan sumberdaya

ekonomi secara optimal. Untuk mencapai

ekonomi secara optimal. Untuk mencapai

tujuan tersebut, maka diperlukan perencanaan

tujuan tersebut, maka diperlukan perencanaan

di berbagai sektor ekonomi. Sebelum

di berbagai sektor ekonomi. Sebelum

pembangunan suatu proyek atau kegiatan

pembangunan suatu proyek atau kegiatan

dilaksanakan biasanya diperlukan suatu

dilaksanakan biasanya diperlukan suatu

evaluasi, untuk menilai kelayakan (feasibility)

evaluasi, untuk menilai kelayakan (feasibility)

proyek tersebut. Berdasarkan analisis tersebut

proyek tersebut. Berdasarkan analisis tersebut

diharapkan alokasi penggunaan sumberdaya

diharapkan alokasi penggunaan sumberdaya

yang ada dapat dioptimalkan, sehingga

yang ada dapat dioptimalkan, sehingga

kesejahteraan masyarakat akan meningkat.

kesejahteraan masyarakat akan meningkat.

Untuk itu dalam suatu perencanaan diperlukan

Untuk itu dalam suatu perencanaan diperlukan

model-model perencanaan dan forecasting.

(29)

Model Cost Benefit Analysis (CBA) Model Cost Benefit Analysis (CBA)

• Adalah suatu metode penilaian sumbangan suatu program Adalah suatu metode penilaian sumbangan suatu program atau proyek agar tercapai alokasi sumber daya secara

atau proyek agar tercapai alokasi sumber daya secara

efisien.

efisien.

Tujuan:Tujuan:

– Untuk mengukur efisiensi ekonomi dalam menggunakan Untuk mengukur efisiensi ekonomi dalam menggunakan

sumber daya yang tersedia.

sumber daya yang tersedia.

– Untuk menyamaratakan distribusi kesejahteraan.Untuk menyamaratakan distribusi kesejahteraan.

Dasar CBA:Dasar CBA:

• Pareto OptimallityPareto Optimallity • Perfect CompetitionPerfect Competition • Scope CBA:Scope CBA:

(30)

Cost Benefit Analysis dapat dirumuskan Cost Benefit Analysis dapat dirumuskan::

1. Payback Period: adalah lama waktu yang diperlukan suatu Payback Period: adalah lama waktu yang diperlukan suatu usaha untuk memperoleh kembali investasi awalnya

usaha untuk memperoleh kembali investasi awalnya

2. Average Rate of Return on Investment

2. Average Rate of Return on Investment

(31)

Net Pressent Value: Net Pressent Value:

Menunjukkan nilai waktu uang sekarang (Time Menunjukkan nilai waktu uang sekarang (Time

value of Money):

Menunjukkan discount rate yang dapat membuat Menunjukkan discount rate yang dapat membuat

besarnya NPV proyek sama dengan 0 besarnya NPV proyek sama dengan 0

i’ = discount rate tertinggi= discount rate tertinggi i”

i” = discount rate terendah= discount rate terendah NPV’

NPV’ = NPV yang masih positif= NPV yang masih positif NPV”

(32)

Input-Output

Input-Output

Definisi (Boumol, 1972)

Definisi (Boumol, 1972)

Analisis input-output merupakan usaha

Analisis input-output merupakan usaha

un

un

tuk memasukkan fenomena

tuk memasukkan fenomena

keseimbangan umum dalam analisis empiris

keseimbangan umum dalam analisis empiris

sisi produksi.

sisi produksi.

Asumsi yang digunakan dalam model I-O a.l:

Asumsi yang digunakan dalam model I-O a.l:

– Tanpa perubahan hargaTanpa perubahan harga – Tanpa kemajuan teknologiTanpa kemajuan teknologi

– Tanpa ada batasan kapasitas produksiTanpa ada batasan kapasitas produksi – HomogenitasHomogenitas

(33)

Pengantar Aplikasi Matrik Pengantar Aplikasi Matrik

aa1111 a a1212 a a1313 X X11 Y Y11

A = a

A = aijij = a = a2121 a a2222 a a2323 X X22 = Y = Y22

aa3131 a a32 32 a a3333 X X33 Y Y33

A X = Y A X = Y

A ádalah matriks bujur sangkar yang mengandung A ádalah matriks bujur sangkar yang mengandung

sebanyak n

sebanyak n22 elemen (a elemen (a ij

ij))

X ádalah vektor kolom dengan n eleven X ádalah vektor kolom dengan n eleven

Y ádalah vektor kolom lain dengan n elemen Y ádalah vektor kolom lain dengan n elemen x = y/A

(34)

Multiplier I – O

Multiplier I – O

Kategori Pengganda

Kategori Pengganda

Dampak awal/initial impact

Dampak awal/initial impact

Dampak imbasan kegiatan

Dampak imbasan kegiatan

produksi/production indoceed

produksi/production indoceed

impact:

impact:

Pengaruh langsung/direct effect Pengaruh langsung/direct effect

(35)

Bentuk Umum tabel transaksi I-O Bentuk Umum tabel transaksi I-O

Sektor

Produksi Permintaan Akhir OutputTotal

1 2 C I G E X

Sektor Produksi

1 a11 a12 C1 I1 G1 E1 X1

2 a21 a22 C2 I2 G2 E2 X2

Nilai Tambah

L L1 L2 LC LI LG LE L

N N1 N2 NC NI NG NE N

Impor M M1 M2 MC MI MG ME M

(36)

Rumus:

Tipe Dampak Output Pendapatan Tenagakerja

Dampak awal I Pj tj

Pengaruh

langsung ∑ aij ∑ aij Pi ∑ aij ti

Pengaruh tidak

langsung ∑ bij - 1 - ∑ aij a∑ bijPi - Pi - ∑

ijPi

∑ bijti - ti - ∑ aijti

Dampak Imbasan

Kons ∑ (b*ij – bij) ∑ (b*ijPi - bijPi) ∑ (b*ijti - bijti)

Dampak Total ∑ b*ij ∑ b*ijPi ∑ b*ijti

(37)

Beberapa Type Multiplier

Beberapa Type Multiplier

1.

1. Angka Pengganda Out-PutAngka Pengganda Out-Put: merupakan nilai total dari out put : merupakan nilai total dari out put yang dihasilkan oleh perekonomian untuk memenuhi ( atau

yang dihasilkan oleh perekonomian untuk memenuhi ( atau

akibat ) adanya perubahan satu unit uang permintaan akhir

akibat ) adanya perubahan satu unit uang permintaan akhir

suatu sektor ( sektor j ).

2. Angka Pengganda Pendapatan Rumah (Household Angka Pengganda Pendapatan Rumah (Household Income Multiplier): atau

Income Multiplier): atau effek pendapatan merupakan effek pendapatan merupakan angka pengganda pendapatan rumah tangga sektor j yang

angka pengganda pendapatan rumah tangga sektor j yang

tercipta akibat adanya tambahan satu unit uang permintaan

tercipta akibat adanya tambahan satu unit uang permintaan

akhir di sektor j tersebut.

akhir di sektor j tersebut.

3. Angka Pengganda Tenaga Kerja (Labor Multiplier)Angka Pengganda Tenaga Kerja (Labor Multiplier): : merupakan efek total dari perubahan lapangan pekerjaan di

merupakan efek total dari perubahan lapangan pekerjaan di

perekonomian akibat adanya satu unit uang perubahan

perekonomian akibat adanya satu unit uang perubahan

permintaan akhir di suatu sektor tertentu.

permintaan akhir di suatu sektor tertentu.

(38)

Model I-O Terbuka dan Tertutup

Model I-O Terbuka dan Tertutup

Model I-O Terbuka (Opened I – O Analysis):

Model I-O Terbuka (Opened I – O Analysis):

yaitu model I – O yang hanya mencakup

yaitu model I – O yang hanya mencakup

sektor-sektor produksi atau sektor antara.

sektor-sektor produksi atau sektor antara.

A = a

A = a

ijij

Model I-O Tertutup (Closed I – O Analysis):

Model I-O Tertutup (Closed I – O Analysis):

yaitu model I – O yang memasukkan unsur

yaitu model I – O yang memasukkan unsur

permintaan akhir baik semua atau

permintaan akhir baik semua atau

sebahagian.

sebahagian.

A X = Y

(39)

Kerangka Umum SNSE

Kerangka Umum SNSE

Definisi:Definisi:

SNSE adalahSNSE adalah sebuah neraca ekonomi masukkan ganda sebuah neraca ekonomi masukkan ganda tradisional berbentuk matrik partisi yang mencatat segala

tradisional berbentuk matrik partisi yang mencatat segala

transaksi ekonomi antara agen, terutama sekali antar

transaksi ekonomi antara agen, terutama sekali antar

sektor-sektor di dalam blok produksi, sektor-sektor dalam

sektor-sektor di dalam blok produksi, sektor-sektor dalam

blok institusi (termasuk didalamnya rumah tangga), dan

blok institusi (termasuk didalamnya rumah tangga), dan

sektor-sektor dalam blok faktor produksi, dalam suatu

sektor-sektor dalam blok faktor produksi, dalam suatu

perekonomian.

perekonomian.

SNSE merupakan suatu pendataan yang baik SNSE merupakan suatu pendataan yang baik karena

karena::

– Merangkum seluruh kegiatan transaksi ekonomi di suatu Merangkum seluruh kegiatan transaksi ekonomi di suatu

perekonomian

perekonomian

– Memotret struktur sosial-ekonomi di suatu perekonomianMemotret struktur sosial-ekonomi di suatu perekonomian – Dapat menunjukkan dampak dari suatu kebijakan Dapat menunjukkan dampak dari suatu kebijakan

ekonomi terhadap pendapatan masyarakat

(40)

PENGELUARAN

Neraca Endogen Neraca eksogen

TOTAL

Faktor Produksi

Institusi Kegiatan produksi

P E N E R I M A A N

Neraca

Endogen F.Prod. 0 0 T13 T14 y1 Institusi T21 T22 0 T24 y2

Kegiatan

Prod 0 T32 T33 T34 y3 Neraca Eksogen T41 T42 T43 T44 y4

(41)

Matrik Pengganda Dalam SNSE

Matrik Pengganda Dalam SNSE

Dapat menunjukkan seluruh dampak

Dapat menunjukkan seluruh dampak

dari perubahan suatu sektor terhadap

dari perubahan suatu sektor terhadap

sektor lainnya di dalam ekonomi

sektor lainnya di dalam ekonomi

Dapat menjelaskan dampak pada

Dapat menjelaskan dampak pada

neraca endogen akibat perubahan

neraca endogen akibat perubahan

neraca eksogen

neraca eksogen

Dari tabel di atas

Dari tabel di atas

dapat di tulis tabel partisi yang

dapat di tulis tabel partisi yang

berbentuk 4 x 3 berikut:

berbentuk 4 x 3 berikut:

0

0

0

0

T

T

1313

T

T

2121

T

T

2222

0

0

C =

C =

0

0

T

T

3232

T

T

3333

T

(42)

Berdasarkan tabel di atas dapat ditulis kembali Berdasarkan tabel di atas dapat ditulis kembali matrik partisi lain, yang juga berbentuk 4 x 3

matrik partisi lain, yang juga berbentuk 4 x 3

berikut:

Aij diperoleh dengan menghitung nilai

Aij diperoleh dengan menghitung nilai

kecederungan pengeluaran rata-rata yang

kecederungan pengeluaran rata-rata yang

dinyatakan dalam proporsi:

merupakan nilai total kolom yang terdapat pada

merupakan nilai total kolom yang terdapat pada

vektor kolom y’j

(43)

Melalui beberapa teknik perhitungan di

Melalui beberapa teknik perhitungan di

dapat matrik:

dapat matrik:

y

y

1 1

0 0 A

0 0 A

1313

y

y

11

x

x

11

y

y

22

= A

= A

2121

A

A

2222

0 y

0 y

2 2

+ x

+ x

22

y

y

33

0 A

0 A

32 32

A

A

33 33

y

y

33

x

x

33

dan y

(44)

y4 dapat diperoleh apabila y1, y2 dan y3 diketahui. y4 dapat diperoleh apabila y1, y2 dan y3 diketahui.

Neraca xi untuk i=1,2,3,4 merupakan neraca Neraca xi untuk i=1,2,3,4 merupakan neraca eksogen dalam kerangka SNSE

eksogen dalam kerangka SNSE Y = Ay + x

Y = Ay + x

y

y1 1 0 0 A 0 0 A1313

x

x11

y =

y = yy22 A= A A= A2121 A A2222 0 X = 0 X = xx22

yy33 0 A 0 A32 32 A A33 33 xx33

Y = Ay + x y = (I – A)

Y = Ay + x y = (I – A) -1-1 x y = M x y = Maa x x

M

Maa = (I – A) = (I – A) -1-1 Matriks Pengganda (Multiplier Matriks Pengganda (Multiplier

(45)

Dekomposisi Matriks Pengganda

Dekomposisi Matriks Pengganda

Matriks Pengganda Neraca (Ma) ada

Matriks Pengganda Neraca (Ma) ada

3 jenis:

3 jenis:

Pengganda Transfer (Ma1)

Pengganda Transfer (Ma1)

Pengganda Open Loop (Ma2)

Pengganda Open Loop (Ma2)

Pengganda Closed Loop (Ma3)

Pengganda Closed Loop (Ma3)

Pyatt dan Round (1979) melakukan

Pyatt dan Round (1979) melakukan

Dekomposisi terhadap Pengganda

Dekomposisi terhadap Pengganda

Neraca:

Neraca:

(46)

Pengganda Transfer M

Pengganda Transfer M

a1a1

)

)

Menunjukkan pengaruh dari satu blok

Menunjukkan pengaruh dari satu blok

pada dirinya sendiri

pada dirinya sendiri

M

M

a1 a1

= (I – A

= (I – A

00

)

)

-1-1

0

0

0

0

0 1 0 0

0 1 0 0

A

A

00

= 0 A

= 0 A

2222

0 M

0 M

a1a1

= 0 (I-A

= 0 (I-A

2222

)

)

-1-1

0

0

0 0 A

0 0 A

3333

0 0 (I-

0 0

(I-A

(47)

Pengganda Open Loop/Cross Effect (M

Pengganda Open Loop/Cross Effect (M

a2a2

)

)

Merupakan pengaruh dari satu blok ke blok

Merupakan pengaruh dari satu blok ke blok

yang lain.

yang lain.

M

M

a2a2

= (I + A

= (I + A

**

+ A

+ A

*2*2

)

)

0 0 A

0 0 A

**1313

I A

I A

**1313

A

A

**3232

A

A

**1313

A

A

**

= A

= A

** 21

21

0 0 M

0 0 M

a2a2

= A

= A

**2121

I

I

A

A

**2121

A

A

**1313

0 A

0 A

** 32

32

0 A

0 A

**3131

A

A

**2121

A

A

**3232

I

I

M

(48)

Pengganda Closed Loop (Ma3)Pengganda Closed Loop (Ma3)

Merupakan pengaruh dari satu blok ke blok yang Merupakan pengaruh dari satu blok ke blok yang

lain, kemudian kembali pada blok semula. lain, kemudian kembali pada blok semula. M

Ma3a3 = (I - A = (I - A*3*3))-1-1

(I-A

(I-A**13 13 AA**3232 A A**2121))-1 -1 0 0 0 0

M

Ma3a3 = 0 (I - A = 0 (I - A**2121AA**1313 A A**3232))-1-1 0 0

0 0 0 (I - A 0 (I - A**3232AA**2121 A A**1313))- -1

(49)

Analytical Hierarchy Process (AHP)

Analytical Hierarchy Process (AHP)

AHP dikembangkan oleh Thomas Saaty,

AHP dikembangkan oleh Thomas Saaty,

seorang ahli matematika pada awal tahun

seorang ahli matematika pada awal tahun

1970an

1970an

Prof. Herbert Simon, peraih hadiah Nobel

Prof. Herbert Simon, peraih hadiah Nobel

bidang ekonomi tahun 1978 menyebutkan

bidang ekonomi tahun 1978 menyebutkan

juga AHP sebagai salah satu metode yang

juga AHP sebagai salah satu metode yang

digunakan dalam pengambilan keputusan

digunakan dalam pengambilan keputusan

Selama lebih dua dasawarsa lalu metode ini

Selama lebih dua dasawarsa lalu metode ini

sudah banyak digunakan oleh pengambil

sudah banyak digunakan oleh pengambil

keputusan seperti untuk perencanaan

keputusan seperti untuk perencanaan

transportasi, pemilihan disain teknologi

transportasi, pemilihan disain teknologi

persenjataan, manajemen industri besar

persenjataan, manajemen industri besar

dan banyak lainnya.

(50)

Pengambilan Keputusan

Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan dapat dilakukan oleh Pengambilan keputusan dapat dilakukan oleh siapa saja dengan berbagai cara: melalui akal siapa saja dengan berbagai cara: melalui akal

sehat (common sense), konsensus, atau sehat (common sense), konsensus, atau

keputusan yang ditetapkan oleh pimpinan dalam keputusan yang ditetapkan oleh pimpinan dalam

suatu organisasi. suatu organisasi.

Para manager menghadapi persoalan memilih Para manager menghadapi persoalan memilih berbagai alternatif dalam upaya

berbagai alternatif dalam upaya

mengoptimasikan alokasi sumberdaya mengoptimasikan alokasi sumberdaya

Aparat perencanaan pembangunan mencari cara Aparat perencanaan pembangunan mencari cara menentukan prioritas anggaran sektoral untuk menentukan prioritas anggaran sektoral untuk

sekian banyak departemen. sekian banyak departemen.

Tidak jarang keputusan yang diambil tidak Tidak jarang keputusan yang diambil tidak konsisten

konsisten  keputusan yang diambil ternyata keputusan yang diambil ternyata telah mengorbankan alternatif lain yang

telah mengorbankan alternatif lain yang

(51)

Penentuan Ranking Prioritas:

Bobot Artinya

1 Sama pentingnya

3 Sedikit lebih penting

5 Agak lebih penting

7 Jauh lebih penting

9 Mutlak lebih penting

(52)

n

(53)

Contoh Pairwise Matrix

Memilih barang A B C Vektor eigen Vektor prioritas

A 1 5 4 2.174 0.674

B 1/5 1 1/3 0.405 0.101

C ¼ 3 1 0.908 0.226

(54)

Indeks Inkonsistensi Indeks Inkonsistensi

IK = ( I maks - n)/(n-1)IK = ( I maks - n)/(n-1)

1,45 X 0,674 = 0,9771,45 X 0,674 = 0,977

9,00 X 0,101 = 0,9069,00 X 0,101 = 0,906

5,33 X 0,226 = 1,2035,33 X 0,226 = 1,203

Maks = 3,086Maks = 3,086

IK = (3,086 - 3)/(3-1) = IK = (3,086 - 3)/(3-1) = 0,043

(55)

Referensi

Dokumen terkait

Untuk occupancy dihitung berdasarkan trafik keseluruhan (suara dan data) dan langkah awal untuk menganalisis occupancy yang tinggi adalah mengetahui standart

Dari Periodogram Lomb pada Gambar 4.2, dapat dilihat bahwa data time series stasiun MSAI memiliki komponen sinyal periodik yang ditandai dengan adanya nilai frekuensi

Seakan-akan Setelah menjadi salah satu “wali Allah” orang tersebut tidak merasa terikat dan tidak perlu taat dengan berbagai macam aturan Allah untuk orang awam,

New South Wales Department of Education and Training (2002) provides a simple definition: Blended learning is learning which combines online and face-to-face approaches. Sampai

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 4 ayat (2) Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo Nomor 11 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat

Beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya putaran poros kritis pada  praktikum putaran poros kritis ini seperti kecepatan putaran poros ini dapat terjadi

Berdasarkan pernyataan di atas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah hipotesis kerja (Ha) yaitu "ada pengaruh antara motivasi orang tua terhadap

Petunjuk praktikum Biologi (LKS) di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta memiliki persentase sebesar 97,3% dengan kategori sangat baik dan sudah memenuhi standar panduan