PERENCANAAN PEMBANGUNAN II PERENCANAAN PEMBANGUNAN II
OLEH OLEH
ISMAIL RASULONG ISMAIL RASULONG
Jurusan Ilmu Ekonomi Dan Studi Pembangunan Jurusan Ilmu Ekonomi Dan Studi Pembangunan
Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Makassar Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Makassar
Konsep Perencanaan
Konsep Perencanaan
Definisi
Definisi
• D. Conyers dan Hills (1984):D. Conyers dan Hills (1984):
– Perencanaan adalah proses yang kontinyu, terdiri dari Perencanaan adalah proses yang kontinyu, terdiri dari
keputusan atau pilihan dari berbagai cara untuk
keputusan atau pilihan dari berbagai cara untuk
menggunakan sumber daya yang ada, dengan sasaran
menggunakan sumber daya yang ada, dengan sasaran
untuk mencapai tujuan tertentu di masa mendatang.
untuk mencapai tujuan tertentu di masa mendatang.
• MT Todaro (Economic Development, 7 th ed., 2000):MT Todaro (Economic Development, 7 th ed., 2000):
– Perencanaan Ekonomi adalah upaya pemerintah secara Perencanaan Ekonomi adalah upaya pemerintah secara
sengaja untuk mengkoordinir pengambilan keputusan
sengaja untuk mengkoordinir pengambilan keputusan
ekonom dalam jangka panjang serta mempengaruhi,
ekonom dalam jangka panjang serta mempengaruhi,
mengatur dan dalam beberapa hal mengontrol tingkat dan
mengatur dan dalam beberapa hal mengontrol tingkat dan
laju pertumbuhan berbagai variable ekonomi yang utama
laju pertumbuhan berbagai variable ekonomi yang utama
untuk mencapai tujuan pembangunan yang tela ditentukan
untuk mencapai tujuan pembangunan yang tela ditentukan
sebelumnya.
sebelumnya.
• Jhingan:Jhingan:
– Perencanaan adalah teknik/cara untuk mencapai tujuan, Perencanaan adalah teknik/cara untuk mencapai tujuan,
untuk mewujudkan maksud dan sasaran tertentu yang
untuk mewujudkan maksud dan sasaran tertentu yang
telah ditentukan sebelumnya dan telah dirumuskan dengan
telah ditentukan sebelumnya dan telah dirumuskan dengan
baik oleh Badan Perencana Pusat.
baik oleh Badan Perencana Pusat. Tujuan tersebut mungkin Tujuan tersebut mungkin untuk mencapai sasaran social, politik atau lainnya.
Elemen Perencanaan
Elemen Perencanaan
• Merencanakan berarti memilih:Merencanakan berarti memilih:– Memilih berbagai alternatif tujuan agar tercapai kondisi yang lebih Memilih berbagai alternatif tujuan agar tercapai kondisi yang lebih baik.
baik.
– Memilih cara/kegiatan untuk mencapai tujuan/sasaran dari kegiatan Memilih cara/kegiatan untuk mencapai tujuan/sasaran dari kegiatan tersebut.
tersebut.
• Perencanaan sebagai alat untuk mengalokasikan sumber daya: SDA, Perencanaan sebagai alat untuk mengalokasikan sumber daya: SDA, SDM, Modal.
SDM, Modal.
– Sumber daya terbatas sehingga perlu dilakukan pengalokasian Sumber daya terbatas sehingga perlu dilakukan pengalokasian sumber daya sebaik mungkin.
sumber daya sebaik mungkin.
– Konsekuensi: pengumpulan dan analisis data dan informasi Konsekuensi: pengumpulan dan analisis data dan informasi mengenai ketersediaan sumber daya yang ada menjadi sangat mengenai ketersediaan sumber daya yang ada menjadi sangat
penting. penting.
• Perencanaan sebagai alat untuk mencapai tujuan/sasaranPerencanaan sebagai alat untuk mencapai tujuan/sasaran
Beberapa masalah yang dihadapi dalam pembuatan tujuan antara lain: Beberapa masalah yang dihadapi dalam pembuatan tujuan antara lain:
– Tujuan tidak terdefinisikan dengan baik.Tujuan tidak terdefinisikan dengan baik. – Tujuan tidak realistik.Tujuan tidak realistik.
– Perencanaan cenderung lebih dari satu tujuan, kadang tidak Perencanaan cenderung lebih dari satu tujuan, kadang tidak konsisten satu sama lain.
konsisten satu sama lain.
– Tujuan dipertanyakan atau tidak sesuai dengan tujuan pengambil Tujuan dipertanyakan atau tidak sesuai dengan tujuan pengambil keputusan lain (Mis: DPRD).
keputusan lain (Mis: DPRD).
• Perencanaan berhubungan dengan masa yang akan datang, yang Perencanaan berhubungan dengan masa yang akan datang, yang berkaitan dengan: Proyeksi/prediksi.
berkaitan dengan: Proyeksi/prediksi.
• Penjadwalan kegiatan.Penjadwalan kegiatan.
Ciri-ciri perencanaan:Ciri-ciri perencanaan:– Bersifat PublikBersifat Publik
– Berorientasi masa depanBerorientasi masa depan – StrategisStrategis
– Deliberate/sengaja/kesepakatanDeliberate/sengaja/kesepakatan – Terhubung pada tindakanTerhubung pada tindakan
Peranan Peranan PerencanaanPerencanaan•
Untuk mengatasi kegagalan pasar.Untuk mengatasi kegagalan pasar.•
Memobilisasi dan alokasi sumberdaya.Memobilisasi dan alokasi sumberdaya.•
Mengatasi dampak psykologies dan Mengatasi dampak psykologies dan sikap/pendirian.sikap/pendirian.
•
Mencari solusi untuk mendapatkan sumber Mencari solusi untuk mendapatkan sumber dana.Jenis
Jenis Perencanaan (Conyers & Hills)Perencanaan (Conyers & Hills)
• Tujuan Perencanaan (The nature of Planning Goals)Tujuan Perencanaan (The nature of Planning Goals)
• Lingkup Kegiatan Perencanaan (The Scope of Planning Lingkup Kegiatan Perencanaan (The Scope of Planning Activities)
Activities)
• Tingkatan Spatial dari Kegiatan Perencanaan (The Tingkatan Spatial dari Kegiatan Perencanaan (The Spatial Level of Planning Activity)
Spatial Level of Planning Activity)
• Tingkatan Operational dari Kegiatan Perencanaan (The Tingkatan Operational dari Kegiatan Perencanaan (The Oprational Level of Planning Activity)
Oprational Level of Planning Activity)
Tujuan Perencanaan (The nature of Planning Goals) Tujuan Perencanaan (The nature of Planning Goals)
– War-time Planning: Perencanaan pada saat darurat.War-time Planning: Perencanaan pada saat darurat.
– Town and Country Planning (Land-use planning, physical Town and Country Planning (Land-use planning, physical
planning, urban and regional planning): berkaitan dengan
planning, urban and regional planning): berkaitan dengan
alokasi tanah dari berbagai fungsi/kegiatan di daerah.
alokasi tanah dari berbagai fungsi/kegiatan di daerah. – Anticyclical Planning: ditujukan untuk menjaga stabilitas Anticyclical Planning: ditujukan untuk menjaga stabilitas
perekonomian national
Lingkup Kegiatan Perencanaan (The Scope of Planning Lingkup Kegiatan Perencanaan (The Scope of Planning
Activities) Activities)
– Klassifikasi berdasarkan disiplin/profesiKlassifikasi berdasarkan disiplin/profesi •Sosio economic PlanningSosio economic Planning
•Natural Resourceb PlanningNatural Resourceb Planning
•Architectural and Engineering PlanningArchitectural and Engineering Planning – Berdasarkan sektor (Pertanian, Industri dsb)Berdasarkan sektor (Pertanian, Industri dsb)
– Pendekatan antar disiplin (Ekonomi, Sosiologi, Politik, Pendekatan antar disiplin (Ekonomi, Sosiologi, Politik, SDA, dsb)
SDA, dsb)
Tingkatan Spatial dari Kegiatan Perencanaan Tingkatan Spatial dari Kegiatan Perencanaan
• (The Spatial Level of Planning Activity)(The Spatial Level of Planning Activity) •International PlanningInternational Planning
•National PlanningNational Planning
•Regional Planning/Local PlanningRegional Planning/Local Planning •Town/Village PlanningTown/Village Planning
Tingkatan Operational dari Kegiatan Perencanaan Tingkatan Operational dari Kegiatan Perencanaan
(The Oprational Level of Planning Activity) (The Oprational Level of Planning Activity)
– Perencanaan Pembangunan Nasional (Komprehensif)Perencanaan Pembangunan Nasional (Komprehensif) – Perencanaan ProyekPerencanaan Proyek
– Perencanaan SektoralPerencanaan Sektoral
– Integrated Area PlanningIntegrated Area Planning
Mekanisme Perencanaan menurut Undang-Undang Mekanisme Perencanaan menurut Undang-Undang
SPPN SPPN
– Definisi Perencanaan Menurut UU SPPNDefinisi Perencanaan Menurut UU SPPN
SPPN adalah Satu kesatuan tata cara SPPN adalah Satu kesatuan tata cara
perencanaan pembangunan untuk menghasilkan perencanaan pembangunan untuk menghasilkan
rencana-rencana pembangunan dalam jangka rencana-rencana pembangunan dalam jangka
panjang, menengah dan tahunan yang panjang, menengah dan tahunan yang
dilaksanakan oleh unsur penyelenggara negara dilaksanakan oleh unsur penyelenggara negara
Latar Belakang Latar Belakang
– Amandemen keempat UUD 1945Amandemen keempat UUD 1945
– UU 23/2003 tentang Pemilihan PresidenUU 23/2003 tentang Pemilihan Presiden – Revisi UU 22/1999 Revisi UU 22/1999
– Reformasi Pengelolaan Keuangan Negara.Reformasi Pengelolaan Keuangan Negara.
Landasan Filosofis Landasan Filosofis
– Cita-cita Nasional sebagai mana tercantum dalam Cita-cita Nasional sebagai mana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945.
Pembukaan UUD 1945.
– Tujuan Nasional; dengan dibentuknya pemerintahan Tujuan Nasional; dengan dibentuknya pemerintahan adalah untuk melindungi segenap bangsa dan
adalah untuk melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia. bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia.
– Tugas Pokok; setelah kemerdekaan adalah menjaga Tugas Pokok; setelah kemerdekaan adalah menjaga kemerdekaan serta mengisinya dengan
kemerdekaan serta mengisinya dengan
pembangunan yang berkeadilan dan demokratis pembangunan yang berkeadilan dan demokratis
yang dilaksanakan secara bertahap dan yang dilaksanakan secara bertahap dan
Kerangka Materi UU SPPN terdiri dari 10
Kerangka Materi UU SPPN terdiri dari 10
Bab dan 37 pasal dengan sistematikan
Bab dan 37 pasal dengan sistematikan
Bab:
Bab:
I.
I.
Ketentuan UmumKetentuan UmumII.
II.
Azas dan tujuanAzas dan tujuanIII.
III.
Ruang Lingkup Perencanaan Pembangunan Ruang Lingkup Perencanaan Pembangunan NasionalNasional
IV.
IV.
Tahapan Perencanaan Pembangunan NasionalTahapan Perencanaan Pembangunan NasionalV.
V.
Penyusunan dan Penetapan RencanaPenyusunan dan Penetapan RencanaVI.
VI.
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan RencanaRencana
VII.
VII.
Data dan InformasiData dan InformasiVIII.
VIII.
KelembagaanKelembagaanIX.
IX.
Ketentuan Peralihan Ketentuan PeralihanX.
Azas dan Tujuan (1) Azas dan Tujuan (1)
1.
1. Pembangunan Nasional diselenggarakan berdasarkan Pembangunan Nasional diselenggarakan berdasarkan demokrasi dengan prinsip-prinsip kebersamaan,
demokrasi dengan prinsip-prinsip kebersamaan,
berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan
berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan
serta kemandirian dengan menjaga keseimbangan
serta kemandirian dengan menjaga keseimbangan
kemajuan dan kesatuan nasional.
kemajuan dan kesatuan nasional.
2.
2. Perencanaan pembangunan nasional disusun secara Perencanaan pembangunan nasional disusun secara sistematis, terarah, terpadu, menyeluruh dan tanggap
sistematis, terarah, terpadu, menyeluruh dan tanggap
terhadap perubahan.
terhadap perubahan.
Azas dan Tujuan (2) Azas dan Tujuan (2)
3. SPPN diselenggarakan berdasarkan azas umum
3. SPPN diselenggarakan berdasarkan azas umum
penyelenggaraan negara:
penyelenggaraan negara:
• Azas Kepastian hukumAzas Kepastian hukum
• Azas Tertib Penyelenggaraan negara.Azas Tertib Penyelenggaraan negara. • Azas Kepentingan UmumAzas Kepentingan Umum
• Azas keterbukaanAzas keterbukaan
Azas dan Tujuan (3)
Azas dan Tujuan (3)
4. SPPN bertujuan untuk:
4. SPPN bertujuan untuk:
a.a. Mendukung koordinasi antar pelaku Mendukung koordinasi antar pelaku pembangunan
pembangunan b.
b. Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, sinergi baik antar daerah, ruang, waktu, fungsi sinergi baik antar daerah, ruang, waktu, fungsi
pemerintah maupun antara pusat dan daerah. pemerintah maupun antara pusat dan daerah. c.
c. Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan
pengawasan. pengawasan. d.
d. Mengoptimalkan partisipasi masyarakat.Mengoptimalkan partisipasi masyarakat. e.
e. Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan dan
secara efisien, efektif, berkeadilan dan berkelanjutan.
Ruang Lingkup Perencanaan Ruang Lingkup Perencanaan
Nasional
Nasional DaerahDaerah
Rencana Pembangunan Jangka
Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional
Panjang Nasional Rencana Pembangunan Jangka Panjang DaerahRencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
Rencana Pembangunan Jangka
Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional
Menengah Nasional Rencana Pembangunan Jangka
Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah
Menengah Daerah
Rencana Strategis
Rencana Strategis
Kementerian/Lembaga
Kementerian/Lembaga Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat DaerahRencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah Rencana Kerja Pemerintah
Rencana Kerja Pemerintah Rencana Kerja Pemerintah DaerahRencana Kerja Pemerintah Daerah
Rencana Kerja
Rencana Kerja
Kementerian/Lembaga
Proses Perencanaan
Proses Perencanaan Tahap PerencanaanTahap Perencanaan
1.
1. Proses Politik: Pemilihan langsung Proses Politik: Pemilihan langsung Presiden dan Kepala Daerah
Presiden dan Kepala Daerah
menghasilkan rencana pembangunan
menghasilkan rencana pembangunan
hasil proses politik (Public Choise
hasil proses politik (Public Choise
Theory of Planning)
Theory of Planning) Khususnya Khususnya penjabaran visi dan misi dalam RPJM.
penjabaran visi dan misi dalam RPJM. 2.
2. Proses Teknokratik: Perencanaan yang Proses Teknokratik: Perencanaan yang dilakukan oleh perencana profesional
dilakukan oleh perencana profesional
atau lembaga/unit organisasi yang
atau lembaga/unit organisasi yang
secara fungsional melakukan
secara fungsional melakukan
perencanaan
perencanaan Khususnya dalam Khususnya dalam pemantapan peran, fungsi dan
pemantapan peran, fungsi dan
kompetensi lembaga perencana.
kompetensi lembaga perencana. 3.
3. Proses Partisipatif: perencanaan yang Proses Partisipatif: perencanaan yang melibatkan masyarakat (Stakeholders)
melibatkan masyarakat (Stakeholders)
a.l. pelaksanaan musyrenbang. a.l. pelaksanaan musyrenbang.
4.
4. Proses Bottom up dan Top Down: Proses Bottom up dan Top Down:
Perencanaan yang aliran prosesnya dari
Perencanaan yang aliran prosesnya dari
atas ke bawah atau dari bawah ke atas
atas ke bawah atau dari bawah ke atas
dalam Hirarchi pemerintahan.
dalam Hirarchi pemerintahan.
1.
1. Penyusunan Rencana:Penyusunan Rencana:
• Rancangan rencana pembangunan Rancangan rencana pembangunan nasional/daerah.
nasional/daerah.
• Rancangan rencana kerja Dep/lembaga Rancangan rencana kerja Dep/lembaga SKPD Musyrenbang
SKPD Musyrenbang
• Rancangan akhir rencana Rancangan akhir rencana pembangunan.
pembangunan. 2.
2. Penetapan Rencana:Penetapan Rencana:
• RPJP Nasional dengan UU dan RPJP RPJP Nasional dengan UU dan RPJP Daerah dengan Perda
Daerah dengan Perda
• RPJM dengan peraturan Presiden/ RPJM dengan peraturan Presiden/ Kepala Daerah
Kepala Daerah
• RKP/RKPD dengan peraturan RKP/RKPD dengan peraturan Presiden/Kepala Daerah.
Presiden/Kepala Daerah. 3.
3. Pengendalian Pelaksanaan RencanaPengendalian Pelaksanaan Rencana
4.
Pengendalian dan Evaluasi (1)
Pengendalian dan Evaluasi (1) Pengendalian dan Evaluasi (2)Pengendalian dan Evaluasi (2)
•Pasal 30 UU SPPNPasal 30 UU SPPN
•Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengendalian dan evaluasi pelaksanaan
pengendalian dan evaluasi pelaksanaan
rencana pembangunan diatur dengan
rencana pembangunan diatur dengan
peraturan pemerintah dengan melibatkan
peraturan pemerintah dengan melibatkan
instansi terkait.
instansi terkait.
•Pengendalian pelaksanaan rencana Pengendalian pelaksanaan rencana pembangunan dilakukan oleh
masing-•Menteri/Kepala Bappeda menghimpun Menteri/Kepala Bappeda menghimpun dan menganalisis hasil pemantauan
dan menganalisis hasil pemantauan
pelaksanaan rencana pembangunan dari
pelaksanaan rencana pembangunan dari
masing-masing pimpinan
masing-masing pimpinan
kementerian/lembaga/satuan kerja
kementerian/lembaga/satuan kerja
perangkat daerah sesuai dengan tugas
perangkat daerah sesuai dengan tugas
dan kewenangannya.
dan kewenangannya.
•Pimpinan kementerian/lembaga/kepala Pimpinan kementerian/lembaga/kepala SKPD melakukan evaluasi kinerja
SKPD melakukan evaluasi kinerja
pelaksanaan rencana pembangunan
•Menteri/Kepala Bappeda menyusun Menteri/Kepala Bappeda menyusun evaluasi rencana pembangunan
evaluasi rencana pembangunan
berdasarkan hasil evaluasi pimpinan
berdasarkan hasil evaluasi pimpinan
kementerian/lembaga/SKPD.
kementerian/lembaga/SKPD.
•Hasil evaluasi menjadi bahan bagi Hasil evaluasi menjadi bahan bagi penyusunan rencana pembangunan
penyusunan rencana pembangunan
nasional/daerah untuk periode berikutnya
PROSES PERENCANAAN
PROSES PERENCANAAN
PERENCANAAN RASIONAL
PERENCANAAN RASIONAL
Merupakan konsep yang rasional,harus didasari Merupakan konsep yang rasional,harus didasari
prinsip-prinsip yang rasional bukan berdasakan prinsip-prinsip yang rasional bukan berdasakan
emosi dan tebak–tebakan (kira-kira). emosi dan tebak–tebakan (kira-kira).
Berdasarkan Pendekatan Rasional( Rastionality Berdasarkan Pendekatan Rasional( Rastionality
Aproach), proses perencanaan: Aproach), proses perencanaan:
– Berhubungan erat dengan Economy Welfare Berhubungan erat dengan Economy Welfare
– Go public di Pasar Modal ( Prospectus &Rencana ) Go public di Pasar Modal ( Prospectus &Rencana ) – Efesiensi dalam alokasi sumber daya Efesiensi dalam alokasi sumber daya
– Memaksimumkan out put, dalam jumlah input Memaksimumkan out put, dalam jumlah input
tertentu atau meminimisasi input untuk memperoleh tertentu atau meminimisasi input untuk memperoleh out put tertentu.
out put tertentu.
UNTUK MENJADIKAN KEPUTUSAN RENCANA UNTUK MENJADIKAN KEPUTUSAN RENCANA BERDASARKAN RATIONALITY, ADA
BERDASARKAN RATIONALITY, ADA
SERANGKAIAN AKTIVITAS YANG HARUS SERANGKAIAN AKTIVITAS YANG HARUS DILAKUKAN:
2. Klasifikasi dan pengorganisasian dari beberapa tujuan, nilai Klasifikasi dan pengorganisasian dari beberapa tujuan, nilai dan sasaran yang berhubungan
dan sasaran yang berhubungan
dengan masalah.
dengan masalah.
3.
3. Identifikasi alternatif dari serangkaian kegiatan untuk Identifikasi alternatif dari serangkaian kegiatan untuk
memecahkan masalah dalam rangkaian pemecahan dalam
memecahkan masalah dalam rangkaian pemecahan dalam
rangka mencapai sasaran.
rangka mencapai sasaran.
4.
4. Pekiraan akibat dari setiap alternatif dari serangkaian Pekiraan akibat dari setiap alternatif dari serangkaian
kegiatan yang mungkin terjadi.
kegiatan yang mungkin terjadi.
5.
5. Bandingkan setiap perkiraan akibat alternatif dari Bandingkan setiap perkiraan akibat alternatif dari
serangkaian kegiatan dalam hubungan dengan tujuan –
serangkaian kegiatan dalam hubungan dengan tujuan –
tujuan dan sasaran yang sfesifik.
tujuan dan sasaran yang sfesifik.
6.
6. Pilih dari serangkaian alternatif kegiatan tersebut yang Pilih dari serangkaian alternatif kegiatan tersebut yang
akibatnya paling dekat dengan tujuan dengan sasaran atau
akibatnya paling dekat dengan tujuan dengan sasaran atau
yang paling bisa menyelesaikan masalah atau yang paling
yang paling bisa menyelesaikan masalah atau yang paling
mengumntungkan atau tidak merugikan.
Mengacu kepada kendala perencanaan, maka Mengacu kepada kendala perencanaan, maka sulit dalam menerapkan pendekatan ini di sulit dalam menerapkan pendekatan ini di NSB/NB:
NSB/NB:
•
Data untuk identifikasi masalah
Data untuk identifikasi masalah
•
Kelemahan dalam modeling VS banyak
Kelemahan dalam modeling VS banyak
sasaran ( tenaga ahli ).
sasaran ( tenaga ahli ).
•
Menterjemahkan keinginan masayarakat
Menterjemahkan keinginan masayarakat
VS political will.
VS political will.
•
Meskipun demikian NSB / NB setidaknya
Meskipun demikian NSB / NB setidaknya
mampu menangkap pesan dari
mampu menangkap pesan dari
Pendekatan Rasional.
PROSES UMUM
PROSES UMUM
1.
1.
Membentuk Organisasi.
Membentuk Organisasi.
2.
2.
Menentukan Tujuan Perencanaan.
Menentukan Tujuan Perencanaan.
3.
3.
Rumuskan Sasaran.
Rumuskan Sasaran.
4.
4.
Mengumpulkan dan Menganalisa Data
Mengumpulkan dan Menganalisa Data
5.
5.
Identifikasi Serangkaian alternatif
Identifikasi Serangkaian alternatif
kegiatan
kegiatan
6.
6.
Nilai Serangkaian alternatif kegiatan
Nilai Serangkaian alternatif kegiatan
7.
7.
Pilih alternatif yang paling memungkinkan
Pilih alternatif yang paling memungkinkan
8.
8.
Laksanakan
Laksanakan
9.
Perencanaan Uniter vs
Perencanaan Uniter vs
Plural
Plural
•
Perencanaan uniter: perencanaan
Perencanaan uniter: perencanaan
menyeluruh (komprehensif) yang
menyeluruh (komprehensif) yang
disusun oleh satu lembaga tertentu,
disusun oleh satu lembaga tertentu,
umumnya oleh pemerintah.
umumnya oleh pemerintah.
•
Perencanaan plural mencoba melihat
Perencanaan plural mencoba melihat
dari berbagai pihak, misalnya
dari berbagai pihak, misalnya
perencanaan yang didasarkan atas
perencanaan yang didasarkan atas
”Polical bargaining process”. Dalam
”Polical bargaining process”. Dalam
hal ini pemerintah harus dapat
hal ini pemerintah harus dapat
memfasilitasi peraturan dan kebijakan
memfasilitasi peraturan dan kebijakan
yang dapat menangkap seluruh
yang dapat menangkap seluruh
Masalah
Masalah
•
Apakah perencanaan yang diusulkan
Apakah perencanaan yang diusulkan
kaum pluralis ini dapat berjalan ?
kaum pluralis ini dapat berjalan ?
Apalagi jika dikaitkan dengan issu
Apalagi jika dikaitkan dengan issu
dominasi orang kaya terhadap orang
dominasi orang kaya terhadap orang
miskin, kelompok elit terhadap orang
miskin, kelompok elit terhadap orang
”biasa”, militer terhadap non militer
”biasa”, militer terhadap non militer
atau peran media masa.
atau peran media masa.
•
Memunculkan perencanaan
Memunculkan perencanaan
Perencanaan Advokasi
Perencanaan Advokasi
•
Konsep advokasi/pembelaan muncul dari praktek Konsep advokasi/pembelaan muncul dari praktek hukum yang berimplikasi padahukum yang berimplikasi pada
sanggahan/perlawanan yang muncul dari sanggahan/perlawanan yang muncul dari masing-masing pihak yang memiliki dua pandangan yang masing pihak yang memiliki dua pandangan yang
saling bersaing. saling bersaing.
•
Umumnya perencanaan advokasi dilaksanakan Umumnya perencanaan advokasi dilaksanakan bukan oleh perencana (formal), melainkan oleh bukan oleh perencana (formal), melainkan oleh pekerja sosial dan organisator kemasyarakatan pekerja sosial dan organisator kemasyarakatanterlatih dan mahasiswa. terlatih dan mahasiswa.
•
Perencanaan advokasi muncul karena pada Perencanaan advokasi muncul karena padaumumnya ada suatu kelompok masyarakat yang umumnya ada suatu kelompok masyarakat yang
membutuhkan bantuan perencana pada saat membutuhkan bantuan perencana pada saat
proses pembangunan berlangsung, yang pada proses pembangunan berlangsung, yang pada
umumnya berada dalam kelompok umumnya berada dalam kelompok
Perencanaan Komunikatif
Perencanaan Komunikatif
•
Berangkat dari pengamatan pada prilaku perencana Berangkat dari pengamatan pada prilaku perencana dan karakteristik proses perencanaan rasional.dan karakteristik proses perencanaan rasional.
•
Pada umumnya perencana mengenali dan Pada umumnya perencana mengenali danmenjelaskan segala hal (persoalan pembangunan)
menjelaskan segala hal (persoalan pembangunan)
dalam wilayah publik berdasarkan kekuatan dan
dalam wilayah publik berdasarkan kekuatan dan
kekuasaan ekonomi dan birokrasi. Padahal, manusia
kekuasaan ekonomi dan birokrasi. Padahal, manusia
bukan subyek yang berdiri sendiri secara kompetitif
bukan subyek yang berdiri sendiri secara kompetitif
berusaha untuk mengejar keinginan individual, tapi
berusaha untuk mengejar keinginan individual, tapi
manusia adalah makluk yang mamiliki kesadaran
manusia adalah makluk yang mamiliki kesadaran
akan diri sendiri dan akan keinginan yang muncul
akan diri sendiri dan akan keinginan yang muncul
melalui hubungan antar sesama, melalui komunikasi
melalui hubungan antar sesama, melalui komunikasi
dan kerjasama kolektif yang diakibatkannya.
dan kerjasama kolektif yang diakibatkannya.
•
Dalam perencanaan komunikatif, perencanaan Dalam perencanaan komunikatif, perencanaandilakukan secara dialogis, sehingga praktek-praktek
dilakukan secara dialogis, sehingga praktek-praktek
kmunikatif, seperti mendengar, belajar dan
kmunikatif, seperti mendengar, belajar dan
memahami satu sama lain menjadi diperlukan.
Perencanaan Participatif
Perencanaan Participatif
•
Perencanaan yang menjadikan masyarakat
Perencanaan yang menjadikan masyarakat
sebagai salah satu sumber daya terbesar
sebagai salah satu sumber daya terbesar
yang dianggap sangat memahami potensi
yang dianggap sangat memahami potensi
dan masalah yang ada, lebih dari
dan masalah yang ada, lebih dari
pemerintah sekalipun.
pemerintah sekalipun.
•
Dalam perencanaan partisipatif masyarakat
Dalam perencanaan partisipatif masyarakat
diberi kesempatan untuk menyertakan
diberi kesempatan untuk menyertakan
masalah yang dihadapi dan
masalah yang dihadapi dan
gagasan-gagasan sebagai masukan untuk
gagasan sebagai masukan untuk
berlangsungnya proses perencanaan
berlangsungnya proses perencanaan
berdasarkan kemampuan masyarakat itu
berdasarkan kemampuan masyarakat itu
sendiri.
Konsep Perencanaan Sektoral
Konsep Perencanaan Sektoral
Latar Belakang (1)
Latar Belakang (1)
1.
1. Kondisi Saat ini:Kondisi Saat ini:
• Adanya perubahan yang Adanya perubahan yang berlangsung begitu cepat.
berlangsung begitu cepat.
• Amandemen UUD 1945Amandemen UUD 1945
• Terbitnya UU No.22 dan 25 tahun Terbitnya UU No.22 dan 25 tahun 1999.
1999.
• Dana pemerintah yang Sangay Dana pemerintah yang Sangay terbatas.
terbatas.
• Terbitnya UU No.17 2003Terbitnya UU No.17 2003
• Kebijakan fiskal yang baik dan Kebijakan fiskal yang baik dan
penerapan sistem perencanaan dan
penerapan sistem perencanaan dan
penganggaran dengan perspektif.
penganggaran dengan perspektif.
• Pelaku anggaran harus menentukan Pelaku anggaran harus menentukan kebijakan dan prioritas anggaran,
kebijakan dan prioritas anggaran,
termasuk keputusan mengenai
termasuk keputusan mengenai
trade-off.
trade-off.
2.
2. TanggungJawab Kementerian dan TanggungJawab Kementerian dan lembaga.
lembaga.
Latar Belakang (2)
Latar Belakang (2)
3.
3. Sasaran yang ingin dicapai:Sasaran yang ingin dicapai:
• ReliabilityReliability
• Sense of OwnershipSense of Ownership
• Enabling EnvironmentEnabling Environment
• TransparansiTransparansi
• Program EvaluationProgram Evaluation
4.
4. Terbitnya PP 20/2004 tentang RKP Terbitnya PP 20/2004 tentang RKP (Rencana Kerja Pemerintah) dan PP
(Rencana Kerja Pemerintah) dan PP
21/2004.
21/2004.
5.
5. Proses Perencanaan Proses Perencanaan
• Proses PolitikProses Politik
• Proses TeknokratikProses Teknokratik
• Proses PartisipatifProses Partisipatif
Mekanisme Perencanaan Menurut SPPN
Diacu Diperhatikan Diserasikan melalui Musrenbang
•
Perencanaan Sektor Riil
Perencanaan Sektor Riil
–
Adalah perencanaan pada sector riil,
Adalah perencanaan pada sector riil,
seperti: pertanian, industri dll, dimana
seperti: pertanian, industri dll, dimana
supplynya adalah produksi dan demandnya
supplynya adalah produksi dan demandnya
adalah pasar.
adalah pasar.
–
Perencanaan pada sektor pertanian
Perencanaan pada sektor pertanian
ataupun sektor industri yang perlu
ataupun sektor industri yang perlu
diperhatikan adalah upaya dalam
diperhatikan adalah upaya dalam
meningkatkan produktivitas.
meningkatkan produktivitas.
•
Perencanaan Sektor Penunjang
Perencanaan Sektor Penunjang
–
Adalah perencanaan sektor yang
Adalah perencanaan sektor yang
menunjang sektor riil, seperti: sektor
menunjang sektor riil, seperti: sektor
transpotasi, dimana supplynya adalah
transpotasi, dimana supplynya adalah
kapasitas dan demandnya adalah pasar.
Modelling dan Forecasti
Modelling dan Forecasti
ng
ng
•
Tujuan utama pembangunan adalah untuk
Tujuan utama pembangunan adalah untuk
mencapai alokasi penggunaan sumberdaya
mencapai alokasi penggunaan sumberdaya
ekonomi secara optimal. Untuk mencapai
ekonomi secara optimal. Untuk mencapai
tujuan tersebut, maka diperlukan perencanaan
tujuan tersebut, maka diperlukan perencanaan
di berbagai sektor ekonomi. Sebelum
di berbagai sektor ekonomi. Sebelum
pembangunan suatu proyek atau kegiatan
pembangunan suatu proyek atau kegiatan
dilaksanakan biasanya diperlukan suatu
dilaksanakan biasanya diperlukan suatu
evaluasi, untuk menilai kelayakan (feasibility)
evaluasi, untuk menilai kelayakan (feasibility)
proyek tersebut. Berdasarkan analisis tersebut
proyek tersebut. Berdasarkan analisis tersebut
diharapkan alokasi penggunaan sumberdaya
diharapkan alokasi penggunaan sumberdaya
yang ada dapat dioptimalkan, sehingga
yang ada dapat dioptimalkan, sehingga
kesejahteraan masyarakat akan meningkat.
kesejahteraan masyarakat akan meningkat.
Untuk itu dalam suatu perencanaan diperlukan
Untuk itu dalam suatu perencanaan diperlukan
model-model perencanaan dan forecasting.
Model Cost Benefit Analysis (CBA) Model Cost Benefit Analysis (CBA)
• Adalah suatu metode penilaian sumbangan suatu program Adalah suatu metode penilaian sumbangan suatu program atau proyek agar tercapai alokasi sumber daya secara
atau proyek agar tercapai alokasi sumber daya secara
efisien.
efisien.
• Tujuan:Tujuan:
– Untuk mengukur efisiensi ekonomi dalam menggunakan Untuk mengukur efisiensi ekonomi dalam menggunakan
sumber daya yang tersedia.
sumber daya yang tersedia.
– Untuk menyamaratakan distribusi kesejahteraan.Untuk menyamaratakan distribusi kesejahteraan.
• Dasar CBA:Dasar CBA:
• Pareto OptimallityPareto Optimallity • Perfect CompetitionPerfect Competition • Scope CBA:Scope CBA:
Cost Benefit Analysis dapat dirumuskan Cost Benefit Analysis dapat dirumuskan::
1. Payback Period: adalah lama waktu yang diperlukan suatu Payback Period: adalah lama waktu yang diperlukan suatu usaha untuk memperoleh kembali investasi awalnya
usaha untuk memperoleh kembali investasi awalnya
2. Average Rate of Return on Investment
2. Average Rate of Return on Investment
Net Pressent Value: Net Pressent Value:
Menunjukkan nilai waktu uang sekarang (Time Menunjukkan nilai waktu uang sekarang (Time
value of Money):
Menunjukkan discount rate yang dapat membuat Menunjukkan discount rate yang dapat membuat
besarnya NPV proyek sama dengan 0 besarnya NPV proyek sama dengan 0
i’ = discount rate tertinggi= discount rate tertinggi i”
i” = discount rate terendah= discount rate terendah NPV’
NPV’ = NPV yang masih positif= NPV yang masih positif NPV”
Input-Output
Input-Output
Definisi (Boumol, 1972)
Definisi (Boumol, 1972)
•
Analisis input-output merupakan usaha
Analisis input-output merupakan usaha
un
un
tuk memasukkan fenomena
tuk memasukkan fenomena
keseimbangan umum dalam analisis empiris
keseimbangan umum dalam analisis empiris
sisi produksi.
sisi produksi.
•
Asumsi yang digunakan dalam model I-O a.l:
Asumsi yang digunakan dalam model I-O a.l:
– Tanpa perubahan hargaTanpa perubahan harga – Tanpa kemajuan teknologiTanpa kemajuan teknologi
– Tanpa ada batasan kapasitas produksiTanpa ada batasan kapasitas produksi – HomogenitasHomogenitas
Pengantar Aplikasi Matrik Pengantar Aplikasi Matrik
aa1111 a a1212 a a1313 X X11 Y Y11
A = a
A = aijij = a = a2121 a a2222 a a2323 X X22 = Y = Y22
aa3131 a a32 32 a a3333 X X33 Y Y33
A X = Y A X = Y
A ádalah matriks bujur sangkar yang mengandung A ádalah matriks bujur sangkar yang mengandung
sebanyak n
sebanyak n22 elemen (a elemen (a ij
ij))
X ádalah vektor kolom dengan n eleven X ádalah vektor kolom dengan n eleven
Y ádalah vektor kolom lain dengan n elemen Y ádalah vektor kolom lain dengan n elemen x = y/A
•
Multiplier I – O
Multiplier I – O
Kategori Pengganda
Kategori Pengganda
Dampak awal/initial impact
Dampak awal/initial impact
Dampak imbasan kegiatan
Dampak imbasan kegiatan
produksi/production indoceed
produksi/production indoceed
impact:
impact:
Pengaruh langsung/direct effect Pengaruh langsung/direct effect
Bentuk Umum tabel transaksi I-O Bentuk Umum tabel transaksi I-O
Sektor
Produksi Permintaan Akhir OutputTotal
1 2 C I G E X
Sektor Produksi
1 a11 a12 C1 I1 G1 E1 X1
2 a21 a22 C2 I2 G2 E2 X2
Nilai Tambah
L L1 L2 LC LI LG LE L
N N1 N2 NC NI NG NE N
Impor M M1 M2 MC MI MG ME M
Rumus:
Tipe Dampak Output Pendapatan Tenagakerja
Dampak awal I Pj tj
Pengaruh
langsung ∑ aij ∑ aij Pi ∑ aij ti
Pengaruh tidak
langsung ∑ bij - 1 - ∑ aij a∑ bijPi - Pi - ∑
ijPi
∑ bijti - ti - ∑ aijti
Dampak Imbasan
Kons ∑ (b*ij – bij) ∑ (b*ijPi - bijPi) ∑ (b*ijti - bijti)
Dampak Total ∑ b*ij ∑ b*ijPi ∑ b*ijti
Beberapa Type Multiplier
Beberapa Type Multiplier
1.
1. Angka Pengganda Out-PutAngka Pengganda Out-Put: merupakan nilai total dari out put : merupakan nilai total dari out put yang dihasilkan oleh perekonomian untuk memenuhi ( atau
yang dihasilkan oleh perekonomian untuk memenuhi ( atau
akibat ) adanya perubahan satu unit uang permintaan akhir
akibat ) adanya perubahan satu unit uang permintaan akhir
suatu sektor ( sektor j ).
2. Angka Pengganda Pendapatan Rumah (Household Angka Pengganda Pendapatan Rumah (Household Income Multiplier): atau
Income Multiplier): atau effek pendapatan merupakan effek pendapatan merupakan angka pengganda pendapatan rumah tangga sektor j yang
angka pengganda pendapatan rumah tangga sektor j yang
tercipta akibat adanya tambahan satu unit uang permintaan
tercipta akibat adanya tambahan satu unit uang permintaan
akhir di sektor j tersebut.
akhir di sektor j tersebut.
3. Angka Pengganda Tenaga Kerja (Labor Multiplier)Angka Pengganda Tenaga Kerja (Labor Multiplier): : merupakan efek total dari perubahan lapangan pekerjaan di
merupakan efek total dari perubahan lapangan pekerjaan di
perekonomian akibat adanya satu unit uang perubahan
perekonomian akibat adanya satu unit uang perubahan
permintaan akhir di suatu sektor tertentu.
permintaan akhir di suatu sektor tertentu.
Model I-O Terbuka dan Tertutup
Model I-O Terbuka dan Tertutup
Model I-O Terbuka (Opened I – O Analysis):
Model I-O Terbuka (Opened I – O Analysis):
yaitu model I – O yang hanya mencakup
yaitu model I – O yang hanya mencakup
sektor-sektor produksi atau sektor antara.
sektor-sektor produksi atau sektor antara.
A = a
A = a
ijijModel I-O Tertutup (Closed I – O Analysis):
Model I-O Tertutup (Closed I – O Analysis):
yaitu model I – O yang memasukkan unsur
yaitu model I – O yang memasukkan unsur
permintaan akhir baik semua atau
permintaan akhir baik semua atau
sebahagian.
sebahagian.
A X = Y
Kerangka Umum SNSE
Kerangka Umum SNSE
•
Definisi:Definisi:– SNSE adalahSNSE adalah sebuah neraca ekonomi masukkan ganda sebuah neraca ekonomi masukkan ganda tradisional berbentuk matrik partisi yang mencatat segala
tradisional berbentuk matrik partisi yang mencatat segala
transaksi ekonomi antara agen, terutama sekali antar
transaksi ekonomi antara agen, terutama sekali antar
sektor-sektor di dalam blok produksi, sektor-sektor dalam
sektor-sektor di dalam blok produksi, sektor-sektor dalam
blok institusi (termasuk didalamnya rumah tangga), dan
blok institusi (termasuk didalamnya rumah tangga), dan
sektor-sektor dalam blok faktor produksi, dalam suatu
sektor-sektor dalam blok faktor produksi, dalam suatu
perekonomian.
perekonomian.
•
SNSE merupakan suatu pendataan yang baik SNSE merupakan suatu pendataan yang baik karenakarena::
– Merangkum seluruh kegiatan transaksi ekonomi di suatu Merangkum seluruh kegiatan transaksi ekonomi di suatu
perekonomian
perekonomian
– Memotret struktur sosial-ekonomi di suatu perekonomianMemotret struktur sosial-ekonomi di suatu perekonomian – Dapat menunjukkan dampak dari suatu kebijakan Dapat menunjukkan dampak dari suatu kebijakan
ekonomi terhadap pendapatan masyarakat
PENGELUARAN
Neraca Endogen Neraca eksogen
TOTAL
Faktor Produksi
Institusi Kegiatan produksi
P E N E R I M A A N
Neraca
Endogen F.Prod. 0 0 T13 T14 y1 Institusi T21 T22 0 T24 y2
Kegiatan
Prod 0 T32 T33 T34 y3 Neraca Eksogen T41 T42 T43 T44 y4
Matrik Pengganda Dalam SNSE
Matrik Pengganda Dalam SNSE
•
Dapat menunjukkan seluruh dampak
Dapat menunjukkan seluruh dampak
dari perubahan suatu sektor terhadap
dari perubahan suatu sektor terhadap
sektor lainnya di dalam ekonomi
sektor lainnya di dalam ekonomi
•
Dapat menjelaskan dampak pada
Dapat menjelaskan dampak pada
neraca endogen akibat perubahan
neraca endogen akibat perubahan
neraca eksogen
neraca eksogen
Dari tabel di atas
Dari tabel di atas
dapat di tulis tabel partisi yang
dapat di tulis tabel partisi yang
berbentuk 4 x 3 berikut:
berbentuk 4 x 3 berikut:
0
0
0
0
T
T
1313T
T
2121T
T
22220
0
C =
C =
0
0
T
T
3232T
T
3333T
•
Berdasarkan tabel di atas dapat ditulis kembali Berdasarkan tabel di atas dapat ditulis kembali matrik partisi lain, yang juga berbentuk 4 x 3matrik partisi lain, yang juga berbentuk 4 x 3
berikut:
Aij diperoleh dengan menghitung nilai
Aij diperoleh dengan menghitung nilai
kecederungan pengeluaran rata-rata yang
kecederungan pengeluaran rata-rata yang
dinyatakan dalam proporsi:
merupakan nilai total kolom yang terdapat pada
merupakan nilai total kolom yang terdapat pada
vektor kolom y’j
Melalui beberapa teknik perhitungan di
Melalui beberapa teknik perhitungan di
dapat matrik:
dapat matrik:
y
y
1 10 0 A
0 0 A
1313y
y
11x
x
11y
y
22= A
= A
2121A
A
22220 y
0 y
2 2+ x
+ x
22y
y
330 A
0 A
32 32A
A
33 33y
y
33x
x
33dan y
y4 dapat diperoleh apabila y1, y2 dan y3 diketahui. y4 dapat diperoleh apabila y1, y2 dan y3 diketahui.
Neraca xi untuk i=1,2,3,4 merupakan neraca Neraca xi untuk i=1,2,3,4 merupakan neraca eksogen dalam kerangka SNSE
eksogen dalam kerangka SNSE Y = Ay + x
Y = Ay + x
y
y1 1 0 0 A 0 0 A1313
x
x11
y =
y = yy22 A= A A= A2121 A A2222 0 X = 0 X = xx22
yy33 0 A 0 A32 32 A A33 33 xx33
Y = Ay + x y = (I – A)
Y = Ay + x y = (I – A) -1-1 x y = M x y = Maa x x
M
Maa = (I – A) = (I – A) -1-1 Matriks Pengganda (Multiplier Matriks Pengganda (Multiplier
Dekomposisi Matriks Pengganda
Dekomposisi Matriks Pengganda
•
Matriks Pengganda Neraca (Ma) ada
Matriks Pengganda Neraca (Ma) ada
3 jenis:
3 jenis:
–
Pengganda Transfer (Ma1)
Pengganda Transfer (Ma1)
–
Pengganda Open Loop (Ma2)
Pengganda Open Loop (Ma2)
–
Pengganda Closed Loop (Ma3)
Pengganda Closed Loop (Ma3)
•
Pyatt dan Round (1979) melakukan
Pyatt dan Round (1979) melakukan
Dekomposisi terhadap Pengganda
Dekomposisi terhadap Pengganda
Neraca:
Neraca:
Pengganda Transfer M
Pengganda Transfer M
a1a1)
)
Menunjukkan pengaruh dari satu blok
Menunjukkan pengaruh dari satu blok
pada dirinya sendiri
pada dirinya sendiri
M
M
a1 a1= (I – A
= (I – A
00)
)
-1-10
0
0
0
0 1 0 0
0 1 0 0
A
A
00= 0 A
= 0 A
22220 M
0 M
a1a1= 0 (I-A
= 0 (I-A
2222)
)
-1-10
0
0 0 A
0 0 A
33330 0 (I-
0 0
(I-A
Pengganda Open Loop/Cross Effect (M
Pengganda Open Loop/Cross Effect (M
a2a2)
)
Merupakan pengaruh dari satu blok ke blok
Merupakan pengaruh dari satu blok ke blok
yang lain.
yang lain.
M
M
a2a2= (I + A
= (I + A
**+ A
+ A
*2*2)
)
0 0 A
0 0 A
**1313I A
I A
**1313A
A
**3232A
A
**1313A
A
**= A
= A
** 2121
0 0 M
0 0 M
a2a2= A
= A
**2121I
I
A
A
**2121A
A
**13130 A
0 A
** 3232
0 A
0 A
**3131A
A
**2121A
A
**3232I
I
M
•
Pengganda Closed Loop (Ma3)Pengganda Closed Loop (Ma3)Merupakan pengaruh dari satu blok ke blok yang Merupakan pengaruh dari satu blok ke blok yang
lain, kemudian kembali pada blok semula. lain, kemudian kembali pada blok semula. M
Ma3a3 = (I - A = (I - A*3*3))-1-1
(I-A
(I-A**13 13 AA**3232 A A**2121))-1 -1 0 0 0 0
M
Ma3a3 = 0 (I - A = 0 (I - A**2121AA**1313 A A**3232))-1-1 0 0
0 0 0 (I - A 0 (I - A**3232AA**2121 A A**1313))- -1
Analytical Hierarchy Process (AHP)
Analytical Hierarchy Process (AHP)
•
AHP dikembangkan oleh Thomas Saaty,
AHP dikembangkan oleh Thomas Saaty,
seorang ahli matematika pada awal tahun
seorang ahli matematika pada awal tahun
1970an
1970an
•
Prof. Herbert Simon, peraih hadiah Nobel
Prof. Herbert Simon, peraih hadiah Nobel
bidang ekonomi tahun 1978 menyebutkan
bidang ekonomi tahun 1978 menyebutkan
juga AHP sebagai salah satu metode yang
juga AHP sebagai salah satu metode yang
digunakan dalam pengambilan keputusan
digunakan dalam pengambilan keputusan
•
Selama lebih dua dasawarsa lalu metode ini
Selama lebih dua dasawarsa lalu metode ini
sudah banyak digunakan oleh pengambil
sudah banyak digunakan oleh pengambil
keputusan seperti untuk perencanaan
keputusan seperti untuk perencanaan
transportasi, pemilihan disain teknologi
transportasi, pemilihan disain teknologi
persenjataan, manajemen industri besar
persenjataan, manajemen industri besar
dan banyak lainnya.
Pengambilan Keputusan
Pengambilan Keputusan
•
Pengambilan keputusan dapat dilakukan oleh Pengambilan keputusan dapat dilakukan oleh siapa saja dengan berbagai cara: melalui akal siapa saja dengan berbagai cara: melalui akalsehat (common sense), konsensus, atau sehat (common sense), konsensus, atau
keputusan yang ditetapkan oleh pimpinan dalam keputusan yang ditetapkan oleh pimpinan dalam
suatu organisasi. suatu organisasi.
•
Para manager menghadapi persoalan memilih Para manager menghadapi persoalan memilih berbagai alternatif dalam upayaberbagai alternatif dalam upaya
mengoptimasikan alokasi sumberdaya mengoptimasikan alokasi sumberdaya
•
Aparat perencanaan pembangunan mencari cara Aparat perencanaan pembangunan mencari cara menentukan prioritas anggaran sektoral untuk menentukan prioritas anggaran sektoral untuksekian banyak departemen. sekian banyak departemen.
•
Tidak jarang keputusan yang diambil tidak Tidak jarang keputusan yang diambil tidak konsistenkonsisten keputusan yang diambil ternyata keputusan yang diambil ternyata telah mengorbankan alternatif lain yang
telah mengorbankan alternatif lain yang
Penentuan Ranking Prioritas:
Bobot Artinya
1 Sama pentingnya
3 Sedikit lebih penting
5 Agak lebih penting
7 Jauh lebih penting
9 Mutlak lebih penting
n
Contoh Pairwise Matrix
Memilih barang A B C Vektor eigen Vektor prioritas
A 1 5 4 2.174 0.674
B 1/5 1 1/3 0.405 0.101
C ¼ 3 1 0.908 0.226
Indeks Inkonsistensi Indeks Inkonsistensi
IK = ( I maks - n)/(n-1)IK = ( I maks - n)/(n-1)
1,45 X 0,674 = 0,9771,45 X 0,674 = 0,977
9,00 X 0,101 = 0,9069,00 X 0,101 = 0,906
5,33 X 0,226 = 1,2035,33 X 0,226 = 1,203
Maks = 3,086Maks = 3,086
IK = (3,086 - 3)/(3-1) = IK = (3,086 - 3)/(3-1) = 0,043