• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan kekerampilan berbicara siswa melalui strategi Make a Match dengan media Papan Flanel materi fi al-Fasl Kelas V MI Nurul Falah Wonoayu Sidoarjo.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peningkatan kekerampilan berbicara siswa melalui strategi Make a Match dengan media Papan Flanel materi fi al-Fasl Kelas V MI Nurul Falah Wonoayu Sidoarjo."

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA ARAB MELALUI STRATEGI MAKE A MATCH

DENGANMEDIA PAPAN FLANEL MATERI FI> Al- FAS{L SISWA KELASV MI NURUL FALAH WONOAYU SIDOARJO

SKRIPSI

Oleh:

KHULNA ARWIYA ROHMANI NIM. D97213113

PROGRAM STUDI PGMI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

ABSTRAK

Khulna Arwiya Rohmani, 2017. Peningkatan Keterampilan Berbicara Bahasa Arab melalui strategi make a match dengan papan flanel siswa kelas V MI Nurul Falah Wonoayu Sidoarjo. Skripsi Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN

Sunan Ampel Surabaya.,Pembimbing I bapak Sulthon Mas’ud, S.Pd.

M.Pd.I dan pembimbing II bapak Taufik, M.Pd.I

Pembelajaran keterampilan berbicara bahasa arab pada pokok bahasan “fi>

al-fasli> (di dalam kelas)” kelas V yang dilaksanakan di MI Nurul Falah Wonoayu Sidoarjo belum bias melibatkan peran siswa secara optimal. Hal ini mengakibatkan rendahnya kemampuan siswa dalam berbicara bahasa arab. Sesuai dengan hasil dari prosentase pra siklus sebesar 10%. Siswa cenderung pasif dalam mengikuti pembelajaran bahasa arab, menanggapi hal tersebut peneliti

menggunakan strategi pembelajaran make a mach dengan papan flanel, melalui

penelitian tindakan kelas dengan itu diharapkan dapat meningkatkan berbicara bahasa arab siswa MI Nurul Falah Wonoayu Sidoarjo.

Berdasarkan latar belakang, permasalahan yang dikaji pada penelitian ini adalah Bagaimana penerapan strategi make a match dan media papan flanel dalam meningkatkan keterampilan berbicara Bahasa Arab kelas V MI Nurul Falah kecamatan Wonoayu? Dan Bagaimana peningkatan keterampilan berbicara Bahasa Arab siswa kelas V MI Nurul Falah Kecamatan Wonoayu melalui strategi make a match dan media papan flanel?

Model penelitian tindakan kelas yang digunakan yaitu model Kurt Lewin,

dimana dalam satu siklus terdiri dari empat komponen, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Teknik pengumpulan data berupa

wawancara, observasi, penilaian performance, tes tulis, dan dokumentasi. Data

yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan rumus prosentase kentutasan belajar dan nilai rata-rata kelas.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterampilan berbicara bahasa arab siswa telah dilaksanakan dengan baik, dapat dilihat dari observasi aktifitas siswa pada siklus I sebesar 66,67%, dengan kategori cukup kemudian mengalami peningkatan sebesar 86,67% dengan kategori baik. Begitupun keterampilan berbicara bahasa arab siswa mengalami peningkatan, dapat dilihat dari nilai

rata-rata siswa pada siklus I sebesar 60 dengan ketuntasan performance sebesar 55%

dengan kategori cukup, kemudian mengalami peningkatan pada siklus II dengan

nilai rata-rata sebesar 79 dengan ketuntasan performance sebesar 80% dengan

kategori baik.

(8)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO ... vi

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ... vii

LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI ... viii

ABSTRAK ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

DAFTAR TRANSLITERASI ... xvii

DAFTAR RUMUS ... xix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tindakan Yang Dipilih ... 6

D. Tujuan Penelitian ... 6

(9)

F. Signifikansi Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran Bahasa Arab 1. Pengertian Pembelajaran ... 9

2. Pengertian Bahasa Arab ... 10

3. Pengertian Pembelajaran Bahasa Arab ... 11

4. Tujuan Pembelajaran Bahasa Arab ... 13

B. Pengertian Keterampilan berbicara 1. Pengertian Berbicara ... 14

2. Pengertian Keterampilan ... 14

3. Pengertian Keterampilan Berbicara ... 15

C. Pengertian Strategi Make a Matach ... 16

D. Langkah-langkah Pembelajaran strategi Make a Match ... 18

E. Media Papan Flanel ... 19

F. Hubungan Strategi Make a Match dengan Media Papan Flanel ... 25

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian... 27

B. Setting Penelitian dan Karakteristik Subyek Penelitian ... 29

C. Variabel yang Diselidiki ... 29

D. Rencana Tindakan ... 29

E. Data dan Cara Pengumpulannya ... 31

F. Indikator Kinerja ... 41

(10)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ... 43

B. Pembahasan ... 69

BAB V PENUTUP A. Simpulan ... 74

B. Saran ... 75

DAFTAR PUSTAKA ……… 76

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ………. 78

(11)

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan menurut UU No. 20 tahun 2003 merupakan sebuah proses

pembelajaran bagi peserta untuk memiliki kemampuan emosional, intelektual,

dan spiritual bermanfaat bagi dirinya, masyarakat, dan negara.1 Pendidikan

haruslah berjalan sesuai dengan tujuannya yaitu menciptakan peserta didik

yang mempunyai kemampuan seperti diatas. Maka dari itu diperlukan

beberapa elemen salah satunya adalah kurikulum. Dalam buku karya DR.

Loekloek Endah Poerwati, M.Pd dijelaskan bahwa kurikulum sangat penting

untuk dunia pendidikan. Kurikulum adalah kunci utamanya karena kurikulum

adalah sebuah ukuran jarak yang harus ditempuh peserta didik untuk

dikatakan sukses dalam menempuh pendidikan.2 Di Indonesia istilah

kurikulum terkenalnya sejak sejak lima puluhan. Sebelumnya kurikulum

disebut sebagai 'rencana pelajaran' yang mempunyai hakekat yang sama. Pada

perkembangannya kurikulum mengalami banyak perkembangan yang lebih

banyak dipengaruhi oleh perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan yang

dapat mengubah perkembangan dan kebutuhan masyarakat.

1

Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta, PT Rajagrafindo Persada, 2012), 4 2

(12)

2

Menurut J. Galen Taylor dan William M. Alexander, kurikulum dapat

dimaknai yaitu segala usaha untuk mempengaruhi pelajar, apakah dalam

ruang kelas, di halaman sekolah atau sekolah termasuk kurikulum.3Berbagai

tafsiran tentang kurikulum dapat kita tinjau dari segi lain, sehingga kita

peroleh penggolongan sebagai berikut:

1)Kurikulum dapat dilihat sebagai produk, yakni sebagai hasil karya para

penggembangan kurikulum, biasanya dalam suatu panitia.

2)Kurikulum yang dilihat sebagai program, yaitu media yang digunakan

untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

3)Kurikulum dapat dilihat sebagai hal-hal yang dinginkan dan akan dipelajari

peserta didik, yaitu kognitif, prilaku, psrikomotorik tertentu.

4)Kurikulum sebagai pengalaman peserta didik. Ketiga pandangan di atas

berkenaan dengan perencanaan kurikulum sedangkan pandangan ini

mengenai apa yang secara aktual menjadi kenyataan pada setiap siswa.4 Dari

tafsiran di atas bisa di simpulkan bahwa kurikulum dapat di pandang dari

segi produk, program, kognitif, sikap, keterampilan, dan pengalaman siswa.

Kesuksesan peserta didik bisa dilihat dari susunan mata pelajaran yang

ditempuh dalam kegiatan pembelajaran. Susunan mata pelajaran tersebut

3

Loeloek Endah Poerwati & Sofan Amri, Panduan Memahami Kurikulum 2013…,4

(13)

3

disebut dengan struktur kurikulum.5 Berdasarkan penelitian yang akan

dilakukan pada lembaga pendidikan tingkat SD/MI, maka perlu dibuat sebuah

definisi mengenai struktur kurikulum SD/MI. Pada kurikulum SD/MI memuat

delapan mata pelajaran meliputi Pendidikan kewarganegaraan, Bahasa

Indonesia, Matematika, IPA, IPS, Seni Budaya, dan Pendidikan Agama, dan

termasuk muatan lokal, dan pengembangan diri.

Pada perkembangannya, terjadi banyak perubahan mengenai susunan mata

pelajaran tersebut, khususnya di Madrasah Ibtidaiyah. Sesuai Permenag RI

nomor 02 tahun 2008, mata pelajaran Bahasa Arab sudah mulai diajarkan

pada siswa kelas IV-VI. Standar Kompetensi (SK) mata pelajaran tersebut

meliputi empat hal yaitu kemampuan mendengar, berbicara, membaca dan

menulis.6

Dari empat kemampuan tersebut, lebih lanjut Taufik menjabarkan bahwa

kemampuan yang dominan hanyalah kemampuan pasif yaitu membaca dan

menulis. Sedangkan untuk kemampuan aktif seperti mendengar dan berbicara

kurang dapat memenuhi standar kompetensi.7 Senada dengan yang

kemukakan oleh Taufik, peneliti juga menemukan data pada proses

wawancara pra siklus dan pri tes pada Madrasah Ibtidaiyah Nurul Falah

kecamatan Wonoayu yang diketahui bahwa

5

Loeloek Endah Poerwati & Sofan Amri, Panduan Memahami Kurikulum 2013…,79

6

Taufik, Pembelajaran Bahasa Arab MI (metode aplikatif dan inofatif berbasis ICT), (Surabaya: PMN, 2011),109

7

(14)

4

1. berdasarkan wawancara, dengan Wardah, S.Pd.I selaku guru bahasa arab

kelas V MI Nurul Falah desa Duran kecamatan Wonoayu, memaparkan

bahwa selama pembelajaran bahasa arab hanya menggunakan metode

ceramah, tanya jawab dan drill, metode yang dirasa cocok dengan materi

yang disampaikan, namun siswa kelas V masih kesusahan untuk berbicara

bahasa arab.

2. Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu siswa kelas V MI Nurul

Falah kecamatan Wonoayu, mereka memaparkan bahwa mata pelajaran

bahasa arab sangatlah sulit dan membosankan karena tidak paham artinya

sehingga sulit untuk berbicara bahasa arab.8

3. Berdasarkan hasil tes pra siklus, dari 20 siswa kelas V MI Nurul Falah,

terdapat 18 siswa yang memperoleh nilai dibawah KKM. Sedangkan yang

mampu mendapatkan nilai diatas KKM hanya 2 siswa. Prosentase siswa

yang mendapatkan nilai dibawah KKM adalah 90% dan siswa yang

mendapatkan nilai diatas KKM adalah 10%. Rata-rata nilai seluruh siswa

pada mata pelajaran Bahasa Arab yakni 36. Sedangkan, nilai KKM untuk

mata pelajaran Bahasa Arab adalah 75.

Dari permasalahan diatas peneliti akhirnya merasa perlu untuk

mengadakan penelitian tentang tindakan kelas yang berkaitan dengan metode

8

(15)

5

pembelajaran bahasa arab. Diharapkan penelitian ini akhirnya dapat

memberikan kesimpulan bahwa dengan menggunakan metode tertentu dan

dengan media pembelajaran tertentu siswa lebih dapat menerima dan

memahami pelajaran bahasa arab khususnya dalam hal bercakap-cakap.

Akhirnya peneliti membuat sebuah penelitian dengan judul “Peningkatan

Keterampilan Berbicara Menggunakan Strategi Make a Match dengan

Media Papan Flanel Materi Fi> Al- Fas}l MI Nurul Falah Wonoayu Sidoarjo”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti merumuskan sebagai

berikut:

1. Bagaimana penerapan strategi make a match dan media papan flanel

dalam meningkatkan keterampilan berbicara Bahasa Arab kelas V

MI Nurul Falah kecamatan Wonoayu?

2. Bagaimana peningkatan keterampilan berbicara Bahasa Arab siswa kelas

(16)

6

C. Tindakan Yang Dipilih

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas tindakan yang

dipilih peneliti adalah menggunakan strategi make a match dengan media

papan flanel untuk mengatasi masalah rendahnya keterampilan berbicara

Bahasa arab kelas V MI Nurul Falah kecamatan Wonoayu. Strategi dan media

ini dipilih peneliti karena strategi make a match membuat siswa belajar

menjadi menyenangkan dan bisa di gunakan sebagai penambahan kosakata

Bahasa Arab. Sedangkan media papan flanel berupa papan yang berlapiskan

flanel dimana gambar-gambar atau kartu yang mudah di tempelkan dan di

copot dengan mudah, media papan flanel berguna untuk menyajikan

pesan-pesan yang sudah diperoleh oleh siswa. Sehingga siswa dapat menguasai

mufrodat dan mudah untuk berbicara Bahasa Arab.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian skripsi ini adalah untuk menjawab rumusan masalah

yang sudah di paparkan di atas, sebagai berikut:

1. Mengetahui penerapan strategi make a match dan media papan flanel

dalam meningkatkan keterampilan berbicara Bahasa Arab kelas V MI

(17)

7

2. Mengetahui peningkatan keterampilan berbicara Bahasa Arab siswa kelas

V MI Nurul Falah Kecamatan Wonoayu melalui strategi make a match

dan media papan flanel.

E. Lingkup Penelitian

Siswa kelas V MI Nurul Falah Wonoayu Sidoarjo yang berjumlah 20

siswa dengan materi fi> al-fasli> (di dalam kelas)

F. Signifikasi Penelitian

Berdasarkan tujuan yang telah diuraikan diatas, maka manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat bagi guru

Guru mendapatkan pengalaman dan terampil dalam mengembangkan

perangkat pembelajaran dengan model sehingga dapat meningkatkan

keterampilan berbicara Bahasa Arab siswa.

2. Manfaat bagi siswa

Melalui penggunaan strategi make a match dengan media papan flanel

dalam pembelajaran Bahasa arab, siswa akan lebih aktif dalam berbicara

(18)

8

3. Manfaat bagi sekolah

Sebagai bahan rujukan bagi sekolah agar menggunakan model-model

pembelajaran aktif dan afektif untuk menunjang pelajaran lain.

4. Manfaat bagi masyarakat

Dengan adanya penelitian ini diharapkan masyarakat lebih percaya

terhadap kualitas satuan pendidikan.

5. Manfaat bagi peneliti

Menambah kajian penelitian mengenai Penelitian Tindakan Kelas yang

(19)

BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran Bahasa Arab

1. Pembelajaran

Pembelajaran adalah kegiatan yang sangat diutamakan dalam arti

bahwa keberhasilan penacapain tujuan pendidikan banyak bergantung

pada bagaimana proses pembelajaran dapat berlangsung secara aktif.

9

Dan selain itu pembelajaran merupakan suatu proses dari

pengkondidisian siswa yang bertujuan untuk menjadikan belajar di dalam

kelas menjadi pembelajaran yang aktif.10 Akan tetapi pembelajaran akan

muncul menjadi pembelajaran yang aktif apabila didukung dengan

pendidik yang efektif.11 hanya dari diutamakan pembelajaran adalah

bagian yang terpenting dalam menciptakan karakter peserta didik12

Beberapa ahli mendefinisikan tentang pengertian dan definisi

pembelajaran diantaranya adalah13:

9

Sitiatava Rizema Putra, Desains Belajar Mengajar Kreatif Berbasis Sains, (Jogjakarta: Diva Press, 2013), 15

10

Heru Kurniawan, Pembelajaran Menulis Kreatif , (PT Remaja Rosdakarya, 2014), 1 11

Suyono, Hariyono, Belajar dan Pembelajaran (Teori dan Konsep Dasar), (Bandung: PT Remaja Rosdakarya), 209

12

Sigit Mangun Wardoyo, Pembelajaran Konstruktivisme (Teori dan Aplikasi Pembelajaran dalam Pembentukan Karakter , (Bandung, Alfabeta, 2013), 19

(20)

10

a. Knowles mendefinisikan bahwa pebelajaran merupakan cara

pengorganisasian siswa untuk mencapai tujuan pendidikan.

b. Slavin mendefinisakan bahwa pembelajaran merupakan bentuk sikap

individu yang disebabkan oleh pengalaman.

c. Rahil Mahyuddin mendefinisikan bahwa pembelajaran merupakan

perubahan dari sikap siswa yang melibatkan keterampilan kognitif,

yaitu penguasaan ilmu dan perkembangan kemahiran intelektual.

Secara umun definisi ini dapat dimaknai bahawa pembelajaran adalah

sebuah proses dimana seorang pendidik disengaja memodifikasi

(mengorganisasi) berbgai kompenen belajar mengajar yang bertujuan

untuk melakukan sebuah perubahan tingkah laku individu atau

pengalaman yang melibatkan keterapilan dan pengetahuan siswa untuk

mencapai tujuan pendidikan.

2. Pengertian Bahasa Arab

Menurut Ghozzawi Bahasa arab adalah salah satu Bahasa yang mayor

di dunia yang di tuturkan oleh lebih dari 200.000.000 umat manusia

Bahasa arab ini digunakan kurang lebih 20 negara. Bahasa ini merupakan

bahasa paling besar bagi ratusan juta muslim sedunia, baik berkebangsaan

(21)

11

Bahasa kitab suci dan tuntunan agama islam sedunia.14 Definisi ini dapat

dimaknai bahwa Bahasa arab adalah Bahasa yang mayor di dunia dan

Bahasa yang paling besar di dunia selain itu Bahasa arab merupakan

bahasa Al-Quran yang diturunkan dengan menggunakan Bahasa arab.

Bahasa arab merupakan salah satu bahasa asing yang belakang ini

ditekuni oleh masyarakat untuk di pelajari dan di telaah, baik yang

berorientasi pada pendekatan normatif dan spiritual dengan keyakinan

bahwa bahasa arab merupakan bahasa agama karena Al-Quran

diturunkan dengan bahasa arab, maupun pendekatan edukatif dan

konsumtif, yang beranggapan bahwa bahasa arab yang patut dikaji secara

mendalam untuk mengetahui kajian historis dan estetikanya.15 Selai itu

belajar bahasa bukan dari tidaklah mudah yang dapat deprogram dalam

jangka waktu yang pendek atau dengan kata lain secara kilat, akan tetapi

belajar bahasa harus memahami prinsip-prinsip dengan menjawan

pertanyaan, siapa, apa, bagaimana, kappa, di mana, mengapa16

3. Pengertian Pembelajaran Bahasa Arab

Pembelajaran bahasa arab didefinisikan suatu upaya membelajarkan

siswa untuk belajar bahasa arab dengan guru sebagai fasilitator dengan

14

Azhar Arsyad, Bahasa Arab dan Metode Pengajarannya, ( Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003), 1 15

Taufik, Pembelajaran Bahasa Arab MI (metode aplikatif dan inofatif berbasis ICT), (Surabaya: PMN, 2011), 1

16

(22)

12

mengorganisasikan berbagai unsur untuk memperoleh tujuan yang ingin

dicapai.17

Pembelajaran bahasa arab merupakan suatu kegiatan dimana seorang

guru membelajarkan siswa untuk belajar bahasa arab dan guru menjadi

fasilitator dalam proses pembelajaran. agar pembelajaran berjalan sesuai

dengan harapan seorang pendidik sengaja melakukan untuk

memodifikasi (mengorganisasi) agar pembelajaran bahasa arab berjalan

sesuai dengan tujuan dan harapan.

Di dalam pembelajaran bahasa arab pelajaran yang kita pelajari dan

kita kaji meruapakan mata pelajaran bahasa yang diarahkan untuk

mendorong, membimbing, mengembangkan dan membina selain itu juga

untuk menumbuhkan prilaku yang positif terhadap bahasa bahasa arab.

Kemampuan dalam berbahasa arab dan sikap yang positif sangat penting

dalam mempelajari ataupun memahami Al-Qur’an dan Al-Hadits atau

kitab-kitab yang menyangkut tentang agama islam. Dengan itu awal dari

jenjang pendidikan Madrasah dipersiapkan untuk pencapaian kompetensi

dasar berbahasa yang mencakup empat keterampilan diantaranya adalah

menyimak (maharatul istima’), berbicara (maharatul al-kalam),

membaca (maharatul al-qira’ah), dan (maharatul al-kitabah).

17

(23)

13

Akan tetapi pada tingkatan pendidikan dasar difokuskan pada

kecakapan menyimak dan berbicara sebagai landasan berbahasa yang

diajarkan.18

4. Tujuan Pembelajaran Bahasa Arab

Tujuan pembelajaran Bahasa arab secara teoritis adalah tujuan

menumbuhkan kemampuan berbahasa arab.19 Djago Tarigan H.G

mengungkapkan bahwa dengan pembelajaran bahasa secara terus

menerus dapat diperoleh keterampilan berbahasa yakni, menyimak,

berbicara, membaca dan menulis .20 tujuan pembelajaran bahasa arab bagi

pihak pendidik adalah agar bahasa arab mudah dikuasai pendidik dalam

memepelajarinya, sedangkan tujuan bagi pihak pelajar adalah agar dapat

menguasai bahasa arab oleh karena itu pada hakikatnya tujuan dari

pembelajaran bahasa arab adalah agar dikuasai dengan menggunakannya

secara aktif.21 Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa tujuan dari

pembelajaran Bahasa arab adalah untuk menumbuhkan kemampuan

berbahasa arab sehingga empat keterampilan berbahasa arab yaitu

menyimak, berbicara, membaca dan menulis dapat dikuasai dan

dipergunakannya secara aktif.

18

Peraturan Mentri Agama Republik Indonesia, Tentang Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah,37

19

Bisri Musthofa & Abdul Hamid, Metode dan Strategi Pembelajaran Bahasa Arab (Malang: UIN-Maliki, 2011), 5

20 Ibid, 5 21

(24)

14

B. Pengertian Keterampilan berbicara

1. Pengertian Berbicara

Berbicara adalah aktifitas berbahasa yang dilakukan secara aktif dari

seorang pemakai bahasa untuk mengungkapkan diri secara lisan. Dalam

pengertian ini berbicara merupakan bagian dari kemampuan berbahasa

yang aktif dan produktif, kemampuan berbicara menuntut penguasaan

terhadap beberapa aspek dan kaidah penggunaan Bahasa.22

berbicara (kalam) adalah pengucapan bunyi-bunyi berbahasa arab

dengan baik dan benar sesuai dengan bunyi-bunyi yang berasal dari

makhraj yang dikenal oleh para linguistik.23 Sedangkan maharah kalam

adalah berbicara terus-menerus tanpa henti tanpa mengulang kosakata

yang sama dengan menggunakan pengungkapan bunyi.24 Aktifitas

berbicara di dalam kelas bahasa aspek komunikasi dua arah yaitu

pembicara dan lawan dari bicara yang dilakaukan secara timbal balik.

Dengan itu dalam melatih berbiacara mempunyai kemampuan

mendengarkan, kemampuan mengungkapkan, dan penguasaaan

kosakata.25 Secara umum tujuan dari latihan berbicara untuk tingkat awal

22Abd.Wahab Rosyidih & Mmlu’atul Ni’mah, Memahami Konsep Pembelajaran Bahasa

Arab),(Malang: UIN-Maliki Press,2011), 88 23

Ibid, 89 24

Ibid, 90 25

(25)

15

adalah agar siswa dapat berkomunikasi secara sederhana di dalam

kehidupan sehari-hari.26

2. Pengertian Keterampilan

Keterampilan merupakan sebuah kemampuan dalam mengoprasikan

pekerjaan secara lebih mudah dan tepat yang mengarah pada aktivitas

psikomotorik.27 Dapat didefinisikan bahwa keterampilan merupakan

sebuah aktivitas yang mengacu pada gerak siswa dalam mengoprasikan

pekerjaannya.

3. Pengertian Keterampilan Kerbicara

Keterampilan berbicara (maharah al-kalam speaking skill) adalah

kemampuan mengungkapkan bunyi-bunyi artikulasi atau-atau kata untuk

mengekspresikan pikirab berupa ide, pendapat, keinginan, atau perasaan

kepada mitra berbicara. Dalam makna yang lebih luas, berbicara

merupakan sistem tanda-tanda yang dapat didengar dan dilihat yang

memanfaatkan sejumlah otot dan jaringan otot tubuh manusia untuk

menyampaikan pikiran dalam rangka memenuhi kebutuhannya.28

26

Ibid, 150 27

http://digilib.Uinsby, diakses pada tanggal 14 november 2016 pada jam 23:02 28

(26)

16

Keterampilan berbicara dianggap sebagai keterampilan yang sangat

penting dalam pembelajaran bahasa asing, karena berbicara merupakan

tujuan awal seseorang yang belajar Bahasa.29 Dan selain itu berbicara

adalah bagian dari keterampilan yang dipelajari oleh para pelajar,

sehingga keterampilan berbicara dianggap sebagai bagian yang sangat

mendasar dalam mempelajari bahasa asing.30

C. Pengertian Strategi Make a Match

Metode penerapan ini diawalai dengan cara, yaitu siswa mencari pasangan

kartu yang merupakan jawaban atau soal sebelum batas waktunya, siswa yang

dapat mencocokkan diberi poin.

Strategi Make a Match (membuat pasangan) merupakan salah satu jenis

dari metode dalam pembelajaran kooperatif.31 Dapat didefinisikan bahwa

Strategi Make a Match (membuat pasangan) adalah pembelajaran yang

mengutamakan adanya kelompok-kelompok.

Strategi pembelajaran Make a Match atau mencari pasangan merupakan

salah satu cara yang dapat diterapkan kepada siswa untuk meningkatkan

partisipasi dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Secara umun

dapat didefinisikan bahwa strategi pembelajaran make a mach merupakan

29 Taufik, Pembelajaran Bahasa…48

30Abd.Wahab Rosyidih & Mmlu’atul Ni’mah, Memahami Konsep…88 31

(27)

17

pembelajaran yang sangat afektif untuk siswa dan sangat mendukung untuk

pembelajaran siswa dimana pada pembelajaran ini menekankan pada

pembelajaran berkelompok.

Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran strategi Make a Match

a. Kelebihan Pembelajaran strategi Make a Match32

a) Mampu meciptakan suasana belajar aktif dan menyenangkan

b) Materi pembelajaran yang disampaikan lebih menarik perhatian siswa

c) Mampu meningkatkan hasil belajar siswa mencapai taraf ketuntasan

belajar secara klasikal

d) Suasana kegembiraan akan tumbuh dalam proses pembelajaran

e) Kerjasama antar sesame siswa terwujud dengan dinamis

f) Munculnya dinamika gotong royong yang merata di seluruh siswa

b. Kekurangan Pembelajaran strategi Make a Match

1. Hanya siswa yang aktif yang terlibatkan

2. Tidak sepenuhnya murid yang belajar

3. Jumlah detail informasi tidak dimasukkan

32

(28)

18

D. Langkah-Langkah Pembelajaran Strategi Make a Match

1. Guru menyiapkan kartu soal dan kartu jawaban yang berisi tentang materi

yang diajarkan.

2. Setiap siswa mendapat salah satu kartu jawaban atau soal.

3. Siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan

kartunya, kartu soal atau kartu jawaban.

4. Siswa yang dapat mencocokkan kartu soal atau kartu jawaban sebelum

batas waktu yang telah ditentukan maka siswa akan mendapatkan poin.

5. Setelah satu babak selesai kemudian kartu dikocok lagi agar siswa

mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya. Dan demikian seterusnya.

6. Kesimpulan (dari setiap pasangan, siswa mempresentasikan hasil dari

(29)

19

E. Media Papan flanel

1. Pengertian Media

Media adalah pengantar pesan dari pengirim kepada penerima

pesan.33 Gegne menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis

komponen dalam lingkungan siswa dapat merasangnya untuk belajar.34

Berdasarkan uraian beberapa batasan tentang media di atas, berikut

dikemukakan ciri-ciri umum yang terkandung dalam pada setiap batasan

itu.35

a. Media pendidikan memiliki pengertian fisik yang dewasa ini dikenal

sebagai hardware (perangkat keras), yaitu sesuatu benda yang dapat

dilihat, didengar,atau diraba dengan pancaindra.

b. Media pendidikan memiliki pengertian nonfisik yang dikenal sebagai

software (perangkat media lunak), yaitu kandungan pesan yang

terdapat dalam perangkat keras yang merupakan isi yang ingin

disampaikan kepada siswa.

c. Penekanan media pendidikan terdapat pada visual dan audio.

33

Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT Rajagrafindo, 2013), 3 34

Gagne dalam buku Arief S.Sadiman dkk, Media Pendidikan ( Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya), (Jakarta: PT Raja Grafindo Persadam, 2012),6

(30)

20

d. Media pendidikan memiliki pengertian alat bantu pada proses belajar

baik di dalam maupun di luar kelas.

e. Media pendidikan digunkan dalam rangka komunikasi dan interaksi

guru dan siswa dalam proses pembelajaran.

f. Media pendidikan dapat digunakan secara massal (misalnya radio,

televisi), kelompok besar dan kelompok kecil (misalnya: film, slide,

video, OHP), atau (misalnya: modul, computer, radio

tape/kaset,video recorder).

g. Sikap, perbuatan, organisasi, strategi, dan menejemen yang

berhubungan dengan penerapan suatu ilmu.

2. Jenis-jenis Media

a. Media grafis

Media grafis termasuk media visual. Media grafis mempunyai

fungsiuntuk mengirim pesan kepada penerima pesan. Saluran yang

dipakai menyangkut indera penglihatan. Pesan yang disampaikan

dituangkan kedalam simbol-simbol komunikasi visual.36 Contoh media

visual diantaranya adalah

b. Gambar

36

(31)

21

Gambar merupakan media reproduksi bentuk asli dalam dua

dimensi. Gambar ini merupakan alat visual yang efektif karena dapat

divisualisasikan sesuatu yang akan dijelaskan dengan lebih konkrit dan

realitis. Informasi yang disampaikan dapat dimengerti dengan mudah

karena hasil yan diragakan lebih mendekati kenyataan melalui gambar

yang diperlihatkan pada peserta didik.37

c. Poster

Poster merupakan gabungan antara gambar dan tulisan dalam satu

bidang yang memberikan informasi tentang satu atau dua ide pokok.38

d. Papan flanel

Papan berlapis kain flanel ini dapat dilipat sehingga praktis.

Gambar-gambar yang akan disajikan dapat dipasang dan dicopot

dengan mudah sehingga dapat dipakai berkali-kali.39 Media papan

flanel merupakan media grafis. yang efektif. Media grafis mempunyai

fungsi untuk mengirim pesan kepada penerima pesan. Papan flanel

termasuk salah satu media pembelajaran visual, yang dibuat dari kain

flanel yang ditempelkan pada sebuah papan atau tripleks, bentuk papan

37

Asnawir dan Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), 47 38 Asnawir dan Basyiruddin Usman, Media…44

(32)

22

flanel adalah papan yang berlapis kain flanel40 dapat didefinisikan

secara umum bahwa media papan flanel merupakan media grafis atau

bisa dikatakan sebagai media visual, papan flanel adalah media yang

efesien untuk menyajikan pesan yang akan disampaikan kepada

peserta didik, sehingga peserta didik mudah untuk menerima

pesan-pesan yang disampaikan.

Kelebihan media flanel yaitu:41

1) Gambar-gambar lebih mudah ditempelkan.

2) Efesian waktu dan tenaga.

3) Menarik perhatian pembelajar.

4) Memudahkan pengajar menjelaskan materi pelajaran.

a. Papan bulletin

Papan bulletin berbeda dengan papan flanel, papan bulletin ini

tidak di lapisi dengan papan flanel tetapi langsung ditempel

gambar-gambar atau tulisan-tulisan. Fungsinya selain menerangkan sesuatu,

40

Hujair AH Sanaky, Media Pembelajaran Interaktif-Inovatif (Buku Bacaan Wajib Guru, Dosen, dan Calon Pendidik), (Yogyakarta: Kaukaba Dipantara, 2013), 70

41

(33)

23

papn bulletin dimaksudkan untuk memberitahukan kejadian dalam

waktu tertentu.42

b. Media Audio

Media audio berbeda dengan media grafis, media audio berkaitan

dengan indera pendengar.43 Contoh dari media audio diantaranya

adalah:

a) Radio

Radio adalah media yang dapat memusatkan perhatian siswa

pada kata-kata yang digunakan, pada bunyi dan artinya. Dan

dapat merangsang partisipasi aktif daripada pendengar.

b) Alat perekam pita Mgnetik

Alat perekam magnetic atau lazimnya orang menyebut tape

recorder adalah salah satu media pendidikan yang tak dapat

diabaikan untuk menyampaikan informasi, karena mudah

menggunakannya.

c) Laboratorium Bahasa

42

Arief Sadiman, dkk, Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2012), 49

(34)

24

Laboratorim bahasa adalah alat untuk melatih siswa

mendengar dan berbicara dalam bahasa asing dengan jalan

menyajikan materi pelajaran yang disiapkannya.

c. Media Proyeksi Diam

Media proyeksi diam mempunyai persamaan dengan media grafis

dalam arti menyajikan rangsangan-rangsangan visual. Tetapi pada

media proyeksi diam ini pesannya harus diproyeksikan dengan

proyektor agar dapat dilihat oleh sasaran.44 Contoh dari media

proyeksi diam diantaranya adalah:

a) Film bingkai

Film bingkai merupakan media yang sanagat

sederhana/mudah, baik dari cara membuatnya maupun cara

menggunakannya. Film rangkai bisa tanpa suara dan bisa

menggunakan suara.

b) Film rangkai

Film rangkai merupakan film yang dapat mempersatukan

berbagai media pendidikan yang berbeda dalam satu rangkai

(35)

25

seperti misalnya: foto bagan, dokumen, gambar, tabel, simbol,

kartun, dan sebagainya.

d. Media Transparensi

Media transparensi atau overhead transparency (OHT) seringkali

disebut dengan nama perangkat kerasnya adalah OHP. Media

transparensi adalah media visual proyeksi. Berbagai objek atau pesan

yang dituliskan atau digambarkan pada transparensi bisa

diproyeksikan lewat OHP, misalnya diagram, peta, grafik, batasan dan

sebagainnya.

F. Hubungan Strategi Make a Match dengan Papan Flanel

Keterampilan berbicara Bahasa arab bagi siswa SD/MI merupakan hal yang tidak mudah diterapkan, jika belum hafal dan menguasai mufrodat. Hal

ini sangat berguna agar siswa dapat melakukan komunikasi sederhana dalam

Bahasa arab dan dapat memahami kalimat sederhana.

Stategi make a match dengan media papan flanel hubungannya adalah

strategi make a match sebagai langka-langkah dalam pembelajaran Bahasa

arab sedangkan papan flanel adalah sebagai media, dimana media papan flanel

ini berguna untuk menyampaikan informasi kepada siswa. Media papan flanel

(36)

26

dicocokkan siswa, sehingga siswa dapat medapatkan informasi dari siswa

(37)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode penelitian

tindakan kelas atau PTK (classroom action research). Penelitian tindakan

kelas atau PTK (classroom action research) dapat didefinisikan sebagai suatu

penelitian tindakan (action research) yang dilakukan oleh guru yang sekaligus

sebagai peneliti di kelasnya atau bersama-sama dengan orang lain (kolaborasi)

dengan jalan merancang, melaksanakan dan merefleksikan tindakan secara

kalobaratif dan partisipatif yang bertujuan untuk memperbaiki atau

meningkatkan mutu (kualitas) proses pembelajaran dikelasnya melalui suatu

tindakan.46 Secara umum definisi ini dapat dimaknai bahwa penelitian

tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru atau orang lain

untuk melakasanakan dan merefleksikan tindakan secara dengan tujuan untuk

memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran di sekolah agar lebih

baik dan lebih bermutu.

Pelakasanaan penelitian tindakan kelas atau PTK ini, menggunakan

model Kurt Lewin. Konsep dari model Kurt Lewin terdiri dari empar tahap,

46

Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru,

(38)

28

yakni perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing),

refleksi (reflecting).47

Dapat digambarkan model Kurt Lewin dalam bentuk visualnya pada bagan

dibawah ini48:

Gambar 3.1 Model PTK Kurt Lewin

(39)

29

B. Setting Penelitian dan Karakteristik Subyek Penelitian

1. Tempat : MI Nurul Falah desa Duran kecamatan Wonoayu

2. Waktu : Desember-Januari 2017

3. Subyek : Siswa Kelas V MI Nurul Falah tahun ajaran

2016-2017

Dengan jumlah siswa sebanyak 20 siswa, terdiri dari 7 siswa laki-laki dan

13 siswi perempuan.

C. Variabel yang Diselidiki

Variable-variabel penelitian yang dijadikan sebagai titik fokus untuk

menjawab permasalahan yang dihadapi adalah:

1. Variable input : Siswa kelas V MI Nurul Falah desa Duran

kecamatan Wonoayu, tahun ajaran 2015-2016

2. Variabel proses : Penerapan Strategi Make a Match dengan

Media Papan Flanel

3. Variable output : Peningkatan Keterampilan Berbicara Bahasa

Arab

D. Rencana Tindakan

Tindakan yang dipilih dalam penelitian ini adalah penerapan Strategi

Make a Match dengan Media Papan Flanel. Pada tindakan siklus 1 dan 2

akan menggunakan tahapan yang akan diuraiakan dibawah ini. Adapun

(40)

30

1. Tahap Perencanaan (planning)

a. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

b. Membuat strategi untuk kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan

tujuan pembelajaran

c. Mempersiapkan sarana yang mendukung, untuk keperluan di kelas

d. Membuat lembar kerja siswa.

e. Menyusun alat evaluasi pembelajaran.

2. Pelaksanaan Tindakan (acting)

Pelaksanaan tindakan yaitu tindakan yang akan dilakukan dilakukan

peneliti dengan melakukan tindakan perbaiakan yang akan dilakukan dan

prosedur tindakan yang akan diterapkan.49 Secara umum dapat

didefinisikan bahwa penelitian ini akan melaksanakan tindakan yang telah

dirumuskan pada RPP yang meliputi: kegiatan awal, kegiatan inti dan

kegiatan penutup.

3. Pengamatan (observing)

Pengamatan yaitu prosedur perekaman data mengenai proses proses dan

produk dari implementasi tindakan yang akan dirancang.50 Adapun

langkah-langkahnya sebagai berikut:

(41)

31

a. Situasi kegiatan belajar mengajar menggunakan Strategi Make a

Match dengan media papan flanel

b. Mempraktikkan selama proses pembelajaran berlangsung

c. Keaktifan siswa dalam bertanya selama proses pembelajaran

d. Kelancaran siswa dalam mengikuti pembelajaran

e. Antusias siswa dalam proses pembelajaran Bahasa Arab melalui

model Make a Match dengan media papan flanel

4. Refleksi (reflecting)

a. Mencatat hasil dari observasi

b. Mengevaluasi hasil observasi

c. Menganalisis hasil pembelajaran

d. Mencatat kelemahan-kelemahan untuk dijadikan bahan penyusunan

rancangan siklus berikutnya, sampai tujuan PTK dicapai.

E. Data dan Cara Pengumpulannya

1. Data

Dalam pelakasanaan penelitian tindakan kelas , ada dua jenis data

yang dapat dikumpulkan oleh peneliti, yakni:51

a. Data Kuantitatif (nilai hasil belajar siswa) dapat dianalisis secara

deskriptif. Dalam hal ini dapat dianalisis statistik deskriptif. Misalnya,

mencari nilai rata-rata, presentase keberhasilan belajar, dan lain-lain.

(42)

32

a) untuk menghitung rata-rata kelas digunakan rumus sebagai

berikut:52

= (Rumus 3.1)

eterangan : = Nilai Rata-rata

∑X = Jumlah seluruh sekor

N = banyaknya Subjek

b) Untuk menghitung ketuntasan belajar dengan menggunakan rumus

di bawah ini:

p = (Rumus 3.2)

Atau dengan menggunakan rumus:

p = %

Keterangan:

P = Prosentase yang akan dicari

F = Jumlah skor yang diperoleh

52

(43)

33

N = Jumlah seluruh skor ideal

Pada kurikulum berbasis kompetensi tingkat keberhasilan belajar

siswa dapat dinyatakan dengan angka untuk aspek kognitif dan

psikomotorik disertai dengan narasi, sedangkan pada aspek afektif

digunakan kategori kualitatif A, B, C, D dan E yang disertai dengan

narasi.53

Dari keempat bentuk penilaian bila diuraiakan sebagai berikut:

A = 89-100 A = Baik Sekali A = Sangat menguasi kompetensi

B = 70-88 B = Baik B = Menguasai kompetensi

C = 59-69 C = Cukup C = Cukup menguasai

D = 49-58 D = Kurang D = Kurang menguasai kompetensi

E = < 48 D = Gagal E = Tidak menguasai kompetensi

Ngalim purwanto mengemukakan kriteria pada penilaian

menggunakan prosentase sebagai berikut54:

90% = A

80%-89% = B

53

Supardi, Penilain Autentik (Jakarta: Rajagrafindo Persada). 7-8. 54

(44)

34

65%-79% = C

55%-64% = D

Kurang dari 55% = TL(Tidak Lulus)

suatu pembelajaran dikatakan baik dan tercapai apabila ketuntasan

siswa mencapai 80%.

b. Data Kualitatif, yaitu data yang berupa informasi berbentuk

kalimat yang memberi gambaran tentang ekspresi siswa berkaitan

dengan tingkat pemahaman terhadap suatu mata pelajaran

(kognitif), pandangan atau sikap siswa terhadap metode belajar,

dan sejenisnya, dapat dianalisis secara kualitatif.

c. Cara Pengumpulannya

1) Observasi

Observasi adalah suatu teknik pengamatan yang dilaksanakan secara

langsung dan secara teliti terhadap suatu gejala dalam suatu situasi di

suatu tempat.55 Observasi ini digunakan untuk mengetahui tindakan yang

dilakukan guru sesuai dengan masalah dalam PTK itu sendiri cotohnya,

mengamati dan mencatat setiap tindakan yang dilakukan oleh guru saat

pembelajaran. Pada penelitian ini, penulis menjadi sebagai ketua peneliti

dan dibantu oleh guru bahasa arab Wardah S.Pd.I sebagai observer atau

55

(45)

35

anggota penelitian. Adapun tabel dibawah ini adalah tabel observasi

aktifitas guru dalam mengelola proses pembelajaran dengan

menggunakan Strategi Make a Match dengan papan flanel pada

pembelajaran bahasa arab. Dan tabel observasi aktifitas siswa dilakukan

untuk pengamatan aktifitas sisswa saat pembelajaran berlangsung dengan

menggunakan model make a match dengan papan flanel.

Tabel 3.1

Lembar Observasi Aktifitas Guru

No Indikator / Aspek Yang Diamati

Pengamat

Skor Skor Penilaian

1 2 3

1. Siswa merespon apersepsi/motivasi

yang diberikan oleh guru.

2. Siswa mendengarkan saat tujuan

pembelajaran disampaikan.

3. Siswa memusatkan perhatian pada

materi pembelajaran yang dipelajari.

4. Siswa antusias ketika diperkenalkan

dan dijelaskan oleh guru cara bermain Strategi Make a Match dengan media papan flanel.

5. Siswa melakukan pekerjaan dengan

mencari pasangan kartu(kartu soal dan kartu jawaban) dan

menempelkannya di media papan flanel.

6. Siswa melakukannya sesuai dengan

waktu yang ditentukan.

7. siswa mempresentasikan hasil

pekerjaanya.

8. Siswa memberi tanggapan saat guru

mengecek pemahaman.

9. Siswa mengerjakan dengan tertip saat

(46)

36

perorangan oleh guru.

10. Siswa merespon kesimpulan materi

pembelajaran yang disampaikan guru. Jumlah Skor Prolehan

Presentase =

Keterangan:

1 : Jika aktivitas siswa sangat kurang.

2 : jika aktivitas siswa cukup.

3 : jika aktivitas siswa sangat baik.

Tabel 3.2

Lembar Observasi Aktifitas Siswa

No Indikator / Aspek Yang Diamati

Pengamat

2. Siswa mendengarkan saat tujuan

pembelajaran disampaikan.

3. Siswa memusatkan perhatian

pada materi pembelajaran yang dipelajari.

4. Siswa antusias ketika

diperkenalkan dan dijelaskan oleh guru cara bermain Strategi Make a Match dengan media papan flanel.

5. Siswa melakukan pekerjaan

(47)

37

kartu(kartu soal dan kartu

jawaban) dan menempelkannya di media papan flanel.

6. Siswa melakukannya sesuai

dengan waktu yang ditentukan.

7. siswa mempresentasikan hasil

pekerjaanya.

8. Siswa memberi tanggapan saat

guru mengecek pemahaman.

9. Siswa mengerjakan dengan tertip

saat dilaksanakan tes evaluasi tertulis perorangan oleh guru.

10. Siswa merespon kesimpulan

materi pembelajaran yang disampaikan guru.

Jumlah Skor Prolehan

Presentase =

Keterangan:

1 : Jika aktivitas siswa sangat kurang.

2 : jika aktivitas siswa cukup.

3 : jika aktivitas siswa sangat baik.

2) Wawancara

Wawancara adalah sutu proses tanya jawab sepihak antara

pewawancara (interview), yang dilaksamakan sambal bertatap muka, baik

secara langsung maupun tidak langsung, dengan maksud memeroleh

(48)

38

pendukung dalam penelitian ini, yang bertujuan untuk mendapatkan data

yang kaitannya dengan siswa dan guru.

3) Penilaian Non Tes

Penelitian ini menggunakan teknik penilaian non tes yang digunakan

untuk mengukur kemampuan siswa dalam berbicara bahasa arab. Tingkat

keterampilan berbicara bahasa arab siswa diukur dengan bentuk penilaian

performance dan instrument yang digunakan adalah rubrik penilaian

performance. Para ahli mengemukakan di dalam penilaian berbicara ada

beberapa aspek yang akan dinilai dalam kegiatan pembelajaran yaitu

dalam aspek kebahasaan diantaranya adalah56

a. Pelafalan

b. Intonasi

c. Pilihan kata

d. Pilihan ungkapan

e. Susunan kalimat

f. Variasi

Selain itu dalam aspek non- kebahasaan diantaranya adalah:

56

(49)

39

a. Kelancaran

b. Penguasaan topik

c. Keterampilan

d. Penalaran

e. Keberanian

f. Ketertiban dll

Dengan demikian peneliti menggunakan pedoman penilaian dalam

menilai berbicara siswa melalui performance akan tetapi pada penelitian

ini peneliti hanya mengguanakan tiga penilaian sebagai acuan untuk

mengukur berbicara siswa melalui performance diantaranya adalah

ketepatan pelafalan, intonasi dan kelancaran adapun bentuk dari rubrik

penialain performace dapat dilihat di bawah ini:

Tabel 3.3

Tabel Penilaian Performance

No Kriteria Keterangan

(50)

dijumlahkan dan dibagi skor maksimum kemudian dikali 100, dengan

rumus :

Nilai Akhir = x 100

Setelah nilai siswa telah diketahui, peneliti menjumlahkan nilai yang

diperoleh siswa selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa kelas tersebut

(51)

41

4) Dokumentasi

Gambaran tentang persoalan, sekolah atau bagian sekolah, kantor atau

bagian kantor dapat dikontruksi dengan menggunakan berbagai dokumen,

misalnya: surat, papan pengumuman guru, pekerjaan siswa yang

dipamerkan, tes formal/informal peraturan. Dokumen-dokumen informasi

yang berguna untuk berbagai persoalan.57 Peneliti menggunakan metode

ini bertujuan untuk mengetahui profil MI Nurul Falah desa Duran

kecamatan Wonoayu, absensi kelas untuk mengetahui siswa yang

mengikuti mata pelajaran bahasa arab serta catatan lapangan dan hasil

pengamatan lainnya.

F. Indikator Kinerja

Adapun indikator kinerja yang diharapkan oleh peneliti diantaranya yaitu:

1) Meningkatkan prosentase aktivitas belajar siswa secara aktif dalam

pemebelajaran Bahasa Arab 80%

2) Guru dapat menerapkan pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang

dikembangkan mencapai 85%

3) Meningkatkan prosentase keterampilan berbicara bahasa arab siswa

dengan memberikan tanggapan terhadap suatu masalah melalui Strategi

57

(52)

42

Make a Match dengan media papan falanel mecapai 75%. Pencapaian

dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang mendapat nilai di atas KKM 75.

G. Tim Peneliti dan Tugasnya

Penelitian ini dilakukan secara kolaboratif, antara guru kelas dan

mahasiswa sebagai peneliti. Tugas guru sebagai pendamping peneliti dalam

menerapkan Strategi Make a Match dengan Media Papan Flanel pada mata

pelajaran Bahasa Arab. Rincian tugas guru dan mahasiswa ssebagai berikut:

1. Nama guru kolaborasi :Wardah, S.Pd.I

Bertugas :Bertanggung jawab melaksanakan kegiatan

pembelajaran, terlibat dalam perencanaan, observasi, dan merefleksi pada

tiap-tiap siklus.

2. Nama Mahasiswa :Khulna Arwiya Rohmani

Bertugas :Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran,

menyusun instrument penelitian, membuat lembar observasi, melakukan

(53)

43

43

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

Hasil dari penelitian tindakan kelas pada keterampilan berbicara Bahasa

arab siswa kelas V MI Nurul Falah Duran Sidoarjo dengan menggunakan

strategi Make a Match dengan media papan flanel diperoleh dari tindakan pra

siklus, siklus 1, dan siklus II. Hasil tersebut berupa hasil penilaian

performance, hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Pelaksanaan pembelajaran keterampilan berbicara bahasa arab

menggunakan strategi Make a Match dengan media papan flanel dengan

mengambil materi tentang “fi> al-fas{l (di dalam kelas))” Siswa dilibatkan

dalam pembelajaran bahasa arab secara aktif baik fisik maupun mental. Dan

dalam desain kelas yang menyenangkan.

1. Tahap Pra Siklus

a. Hasil Plaksanaan Pra Siklus

Dalam pelaksanaan kegiatan pra siklus dalam penelitian ini

dilakukan dengan mengumpulkan data dari wawancara, yang

berpedoman dari lembar wawancara pra siklus. Wawancara di

selenggarakan pada tanggal 03 januari 2017. Wawancara diajukan

(54)

44

44

Peneliti telah memperoleh data dari hasil wawancara penyebab

keterampilan berbicara bahasa arab kurang maksimal yaitu siswa

sangat minimnya kosakata tapi mereka sedikit mengerti kosakata

bahasa arab yang diperoleh. Mereka juga menganggap bahasa arab

bahasa yang sangat asing karena bahasa yang digunakan dalam

kesehariannya adalah bahasa jawa dan bahasa Indonesia.

Sehingga dari hasil belajar siswa kelas V MI Nurul Falah

Kecamatan Wonoayu Sidoarjo dalam keterampilan berbicara bahasa

arab dikategorikan sangat rendah karena dari 20 siswa yang mencapai

KKM hanya 2 siswa dan yang belum mencapai KKM 18 siswa. KKM

yang ditentukan oleh MI Nurul Falah yaitu 75. Hal ini dapat

dibuktikan oleh nilai tes lisan pra siklus siswa, setiap siswa mendapat

3 butir pertanyaan dari guru, dan dari setiap jawaban memperoleh 25

poin. Jika jawaban salah maka memperoleh 10 poin. Sebagaimana

yang ditunjukkan pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.1

Hasil Penilaian Keterampilan Berbicara Siswa Pada Pra Siklus

(55)

1) Keterangan rata-rata nilai siswa

X= =

20 = 36

2) Keterangan ketuntasan siswa

T = %

= %

= 10%

Dapat diketahui dari data diatas bahwa prosentase ketuntasan

siswa sangatlah rendah yakni sebesar 10% dengan nilai rata-rata

(56)

46

46

2. Siklus 1

a. Rencana Tindakan

Tahap awal yang dilakukan peneliti pada tahap siklus 1 adalah:

1) Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai

dengan langkah-langkah strategi make a match dengan media

papan flanel.

2) Menyiapkan lembar observasi guru untuk mengetahui penerapan

strategi make a match dengan media papan flanel pada saat

kegiatan pembelajaran

3) Menyiapkan rubrik penilaian performance

4) Menyiapkan soal tes tulis

5) Menyiapkan materi yang akan disampaikan

6) Menyiapkan alat dan bahan berupa potongan kertas yang berisi

kalimat dan papan triplek yang berlapis flanel

Dari hal tersebut dilakukan untuk menunjang selama kegiatan

pembelajaran agar tujuan pembelajaran ataupun rencana yang di

(57)

47

47

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan siklus 1 dilaksanakan pada hari jumat,

tanggal 06 januari 2017 di kelas V MI Nurul Falah Kecamatan

Wonoayu Sidoarjo. Berlangsung selama 2 jam pelajaran jam ke 5 dan

6. Kegiatan pembelajaran diikuti diikuti oleh siswa kelas V MI Nurul

Falah Kecamatan Wonoayu Sidoarjo tahun pelajaran 2017/2018 yang

berjumlah 20 siswa. Pada pelaksanaan tindakan siklus 1 terdiri dari

kegiatan awal, kegiatan inti, kegiatan akhir.

Kegiatan awal pembelajaran sebelum proses pembelajaran bahasa

arab dimulai guru mengucapkan salam kepada siswa, mengajak siswa

berdo’a kemudian guru mengecek kehadiran siswa selanjutnya guru

melakukan apresepsi dengan menanyakan “benda apa saja yang ada di

kelas? Serta mengaitkan pelajaran yang sudah diajarkan dengan

pelajaran yang akan di pelajari, kemudian guru menyampaikan tujuan

pembelajaran yang akan dicapai oleh siswa.

Saat kegiatan inti, guru melakukan tanya jawab dengan menunjuk

beberapa benda serta warnanya mengenai materi “fi> al-fasli> (di dalam

kelas)” bertujuan agar siswa dapat menggali informasi.

Kemudian guru mengkondisikan siswa. Setelah itu setiap siswa

mendapat satu kartu (kartu jawaban atau kartu soal) kemudian siswa

(58)

48

48

siswa menemukan jawabannya kartu di tempelkan di atas papan flanel

yang telah disediakan guru yaitu 5 buah papan flanel. Setiap papan

flanel berisi 4 kartu 2 kartu soal dan 2 kartu jawaban. Secara otomatis

siswa terbagi 4 kelompok.

Gambar 4.1

Siswa menempel kartu yang telah dicocokkan

Setelah kartu di tempel di atas papan flanel, 2 pasangan siswa

melakukan dialog sesuai dengan informasi yang ada di papan flanel,

setiap kelompok mengajukan pertanyaan sederhana. Dan berlaku

seterusnya hingga semua kelompok dapat bertanya ataupun menjawab

pertanyaan dengan menggunakan bahasa arab. Dalam kegiatan inti

guru atau peneliti melakukan penilaian hasil dari unjuk kerja. Penilaian

(59)

49

49

berbicara bahasa arab. Berikut merupakan hasil dari keterampilan

berbicara siswa.

Pada tindakan siklus I, selama proses pembelajaran guru

melakukan penilaian keterampilan berbicara siswa yang mencakup

semua indikator pembelajaran yang sudah ditetapkan, bertujuan untuk

mengukur keterampilan berbicara siswa.

Berdasarkan hasil dari penilaian keterampilan berbicara melalui

strategi make a match dengan media papan flanel materi “fi> al-fas{l (di

dalam kelas)” pada siklus I diperoleh hasil di bawah ini:

Tabel 4.2

Hasil Penilaian Performance Siswa Kelas V pada Siklus I

(60)

NILAI RATA-RATA 60

JUMLAH SISWA YANG TUNTAS 11

JUMLLAH SISWA YANG TIDAK TUNTAS 9

PROSENTASE KETUNTASAN BELAJAR 55%

a) Keterangan rata-rata nilai siswa

60

b)Keterangan ketuntasan siswa

T

55%

pada siklus satu nilai rata-rata siswa sebesar 60 dan nilai

prosentase pada siswa sebesar 55% dengan kategori cukup. Selain itu

guru juga memberikan evaluasi dalam pembelajaran. Berikut ini hasil

(61)

51

51

Tabel 4.3

Penilaian Hasil Evaluasi Siswa Siklus I

No Nama Siswa Nilai

NILAI RATA-RATA 67

Dapat diketahui dari data di atas bahwa rata-rata nilai tes tulis

siswa pada siklus I sebesar 67.

Pada kegiatan akhir yaitu siswa menyampaiakan informasi yang

didapatkan selama pembelajaran ataupun materi yang telah diajarkan.

Guru dengan melakukan tanya jawab terhadap siswa dan mananyakan

(62)

52

52

materi pembelajaran yang telah di pelajari serta guru memberikan

motivasi ataupun pesan kepada siswa agar selalu belajar dan berlatih

berbicara bahasa arab dan senantiasa bekerja sama dan rukun terhadap

sesama teman. Guru melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang

telah berlangsung dan siswa diminta untuk mempelajari kembali dari

materi yang telah diajarkan. Dan guru mengingatkan kembali bahwa

pertemuan berikutnya akan mempelajari materi yang sama dan

menerapkan model ataupun media yang sama.

c. Observasi

1) Hasil Observasi Aktifitas Siswa Siklus I

Pada penelitian siklus I, jumlah siswa yang menjadi objek

penelitian adalah 20 siswa. pada siklus I guru juga mengamati

setiap prilaku siswa dalam pembelajaran bahasa arab dengan

strategi make a match dengan media papan flanel materi “fi> al-fas{l

(di dalam kelas)” yaitu dengan menggunakan lembar pengamatan

(63)

53

53

Tabel 4.4

Lembar Pengamatan Aktifitas Siswa Siklus I

No Indikator / Aspek Yang Diamati

Pengamat

2. Siswa mendengarkan saat

tujuan pembelajaran disampaikan.

√ 3

3. Siswa memusatkan perhatian

pada materi pembelajaran yang dipelajari.

√ 2

4. Siswa antusias ketika

diperkenalkan dan dijelaskan oleh guru cara bermain strategi make a match dengan media papan flanel.

√ 3

5. Siswa melakukan pekerjaan

dengan mencari pasangan kartu(kartu soal dan kartu jawaban) dan menempelkannya di media papan flanel.

√ 2

6. Siswa melakukannya sesuai

dengan waktu yang ditentukan. √ 2

7. siswa mempresentasikan hasil

pekerjaanya. √ 2

8. Siswa memberi tanggapan saat

guru mengecek pemahaman. √ 2

9. Siswa mengerjakan dengan tertip saat dilaksanakan tes evaluasi tertulis perorangan oleh guru.

√ 2

10. Siswa merespon kesimpulan materi pembelajaran yang disampaikan guru.

√ 2

Jumlah Skor Prolehan 20

(64)

1 : Jika aktivitas siswa sangat kurang.

2 : jika aktivitas siswa cukup.

3 : jika aktivitas siswa sangat baik.

dari data di atas dapat diketahui bahwa aktifitas siswa dalam

pembelajaran keterampilan berbicara bahasa arab dengan

menggunakan strategi make a match dengan media papan flanel

pada siklus I, memperoleh skor 66,67% dengan kategori cukup.

2) Hasil Observasi Aktifatas Guru

Hasil dari observasi guru selama pembelajaran bahasa arab

pada siklus I yaitu:

Tabel 4.5

Penilaian Pengamatan Aktifitas Guru Siklus I

No Kegiatan Skor Skor

1 2 3 4

1 Membuka pelajaran

a.Menarik perhatian

b.Menimbulkan motivasi

b.Menunjukkan kaitan

(65)

55

55

c.Menyampaikan tujuan

2 Penguasaan materi ajar

a.Orientasi, motivasi, dan

bahasa(sederhana dan jelas).

b.Sistematika dan variasi

penjelasan.

c.Kevakuman materi terhadap

kompetensi.

d.Keluasan materi ajar.

√ 2

3 strategi yang digunakan

a.Kesesuaian strategi dengan

indikator pembelajaran.

b.Kesesuaian strategi dengan

karakter peserta didik.

c.Kesesuaian strategi dengan

karakter materi ajar.

d.Variasi strategi.

√ 3

4 Performance

a.Suara intonasi, nada, dan

irama.

b.Posisi dan gerakan guru.

c.Pola interaksi strategi

perhatian pada siswa.

d.Ekspresi roman muka.

√ 4

5 Media, bahan, sumber

pembelajaran(MBSP)

a.Kesesuaian MBSP dengan

indikator pembelajaran.

b.Kesesuaian MBSP dengan

karakter materi ajar.

c.Kesesuaian MBSP dengan

karakter peserta didik.

d.Variasi MBSP

√ 3

6 Bertanya

a.Pertanyaan jelas dan konkrit.

b.Pertanyaan memberikan

waktu berfikir.

c.Pemerataan pertanyaan pada

siswa.

d.Pertanyaan sesuai indikator

kompetensi.

√ 3

(66)

56

56

penguatan)

a.Penguatan verbal.

b.Penguatan non verbal.

c.Variasi penguatan.

d.Feed back.

8 Menutup pembelajaran

a.Memberi reward /

Jumlah Skor Prolehan 23

Presentase =

= 100%

= 71,88%

Hasil dari observasi aktifitas guru siklus I menunjukkan bahwa

aktivitas guru mencapai prosentase 71,88% dengan kategori baik.

d. Refleksi

Berdasarkan hasil berbicara siklus 1 keterampilan berbicara

Bahasa arab dengan penerapan pembelajaran melalui strategi make a

match dengan media papan flanel materi “fi> al-fas{l (di dalam kelas)”

pada siklus I yang sudah dilakukan pada hari jumat 06 januari 2017 di

kelas V MI Nurul Falah Wonoayu Sidoarjo belum mencapai. Nilai

(67)

57

57

yang sudah mencapai ketuntasan hanya 11 siswa atau 55% (belum

mencapai 85%). Untuk mencapai nilai (KKM) sebesar 75, peneliti

akan berusaha dan senantiasa mengoptimalkan pembelajaran bahasa

arab dengan menggunakan strategi pembelajaran make a match

dengan media papan flanel materi fi> al-fas{l (di dalam kelas)

Untuk mencapai nilai (KKM) sebesar 75, peneliti berusaha dan

senantiasa mengoptimalkan pembelajaran bahasa arab. Ada beberapa

perbaikan yang harus dilakukan peneliti untuk mengoptimalkan hasil

dari siklus 1 yaitu dengan mengubah potongan kartu yang berisi

kalimat menjadi potongan kartu kalimat yang bergambar agar siswa

lebih tertarik dalam mengikuti pembelajaran bahasa arab dengan

menggunakan strategi make a match dan memperbanyak kelompok

dengan itu semakin sedikit anggota kelompok maka akan mendorong

siswa untuk lebih aktif dalam berbicara bahasa arab. Dan pemberian

motivasi ataupun dorongan kepada siswa agar selalu mempelajari

(68)

58

58

3. Siklus II

a. Rencana Tindakan

Tahap awal yang dilakukan peneliti pada tahap siklus II adalah:

1) Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai

dengan langkah-langkah strategi make a match dengan media

papan flanel.

2) Mianyapkan lembar observasi guru untuk mengetahui penerapan

strategi make a match dengan media papan flanel

3) Menyiapkan rubrik penilaian performance

4) Menyiapkan soal tes tulis

5) Menyiapkan materi yang akan disiapkan

6) Menyiapkan alat dan bahan berupa potongan kertas yang berisi

kalimat dan papan triplek yang berlapis flanel.

Dari hal tersebut dilakukan untuk menunjang selama kegiatan

(69)

59

59

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan pada hari jumat,

tanggal 11 januari 2017 kelas V MI Nurul Falah Kecamatan Wonoayu

Sidoarjo. Berlangsung selama 2 jam pelajaran jam ke 5 dan 6.

Kegiatan pembelajaran diikuti oleh siswa kelas V MI Nurul Falah

Kecamatan Wonoayu Sidoarjo tahun pelajaran 2017/2018 yang

berjumlah 20 siswa. Pada pelaksanaan tindakan siklus I terdiri dari

kegiatan awal, kegiatan kegiatan inti, kegiatan akhir.

Kegiatan awal pembelajaran sebelum proses pembelajaran bahasa

arab dimulai guru mengucapkan salam kepada siswa, mengajak siswa

berdo’a kemudian guru mengecek kehadiran siswa. Sebelum

melakukan apresepsi, guru memberikan sebuah permainan berupa

tepuk step one and step two untuk mempersiapakan siswa sebelum

(70)

60

60

Gambar 4.2

Siswa melakukan permaianan dengan tepuk step one and step two

kemudian, guru melakukan apresepsi dengan menanyakan “benda

apa saja yang ada dikelas? Serta mengaitkan pelajaran yang sudah

diajarkan dengan pelajaran yang akan dipelajari, kemudian guru

menyampaiakan tujuan pembelajaran yang akan dicapai oleh siswa.

Saat kegiatan inti, guru melakuakan tanya jawab dengan

menunjuk beberapa benda serta warnya mengenai materi “fi> al-fas{l

(di dalam kelas)” bertujuan agar siswa dapat menggali informasi.

Kemudian guru mengkondisikan siswa. Setelah itu setiap siswa

mendapat satu kartu (kartu jawaban atau kartu soal) kmudian siswa

Gambar

gambar atau tulisan-tulisan. Fungsinya selain menerangkan sesuatu,
Gambar 3.1 Model PTK Kurt Lewin
 Tabel 3.1
   Tabel 3.2  Lembar Observasi Aktifitas Siswa
+7

Referensi

Dokumen terkait

Konsep diri dipelajari melalui kontak dan pengalaman dengan orang lain,dengan mengamati cerminan perilaku diri sendiri terhadap respon yang diberikanoleh orang lain maka

Dalam sebuah kelas yang terdiri daripada 40 orang murid , 25 daripada mereka bermain biola, 19 orang murid bermain piano dan 25 % daripada murid bermain kedua-dua alat

Kesejahteraan hidup akan lebih sempurna apabila pengurusan harta dapat dilaksanakan mengikut prinsip-prinsip yang ditetapkan oleh agama Islam berteraskan maqasid

yang menjadi tujuan strategic setiap pimpinan perusahaan. Dilihat dari penjelasan di atas yang menjadi tujuan utama dari masalah produktivitas ini adalah bagaimana mencapai

Jadw al dan proses pengadaan barang/ jasa lebih lanjut akan diumumkan pada papan pengumum an resmi dan media elekt ronik, sesuai dengan ket ent uan yang berlaku. Jember,

Metode pembelajaran media audio video diharapkan mampu mengatasi permasalahan tersebut sesuai dengan kondisi yang terjadi di SMKN 2 Banyumas, sehingga siswa dapat

Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini dilakukan untuk melihat seberapa besar pengaruh tekanan dan rasio refluks pada distilasi fraksinasi vakum minyak daun

Dari reaksi dalam percobaan, etanol paling cepat bereaksi dengan logam Natrium, karena etanol memiliki rantai karbon yang pendek (hanya 2 atom C) yang