• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan keterampilan membaca teks percakapan mata pelajaran Bahasa Indonesia melalui metode Modeling The Way siswa kelas V A MI Badrussalam Surabaya.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peningkatan keterampilan membaca teks percakapan mata pelajaran Bahasa Indonesia melalui metode Modeling The Way siswa kelas V A MI Badrussalam Surabaya."

Copied!
87
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA TEKS PERCAKAPAN MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA

MELALUI METODE MODELING THE WAY SISWA KELAS V A MI BADRUSSALAM SURABAYA

SKRIPSI

Oleh:

NAFILATUL MUFARRIDAH NIM. D07213026

PROGRAM STUDI PGMI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

(2)

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA TEKS PERCAKAPAN MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA

MELALUI METODE MODELING THE WAY SISWA KELAS V A MI BADRUSSALAM SURABAYA

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:

NAFILATUL MUFARRIDAH NIM. D07213026

PROGRAM STUDI PGMI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

vii ABSTRAK

Nafilatul Mufarridah. 2017, Peningkatan Keterampilan Membaca Teks Percakapan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Metode Modeling The Way Siswa Kelas V A MI Badrussalam Surabaya.

Dosen Pembimbing 1 : Sulthon Mas’ud, S.Ag, M.Pd. Dosen Pembimbing 2 : Taufik, M. Pd.I

Keyword: Peningkatan Keterampilan, Membaca, Modeling The Way

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya keterampilan membaca teks percakapan siswa kelas VA MI Badrussalam Surabaya. Faktanya masih banyak siswa yang belum terampil dalam membaca teks percakapan sesuai intonasi yang tepat. Oleh karena itu sangat perlu diterapkan metode yang dinilai dapat meningkatkan keterampilan membaca teks percakapan yaitu, metode modeling the way.

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui penerapan metode modeling the way pada mata pelajaran bahasa Indonesia materi teks percakapan kelas VA MI Badrussalam Surabaya. (2) Mengetahui peningkatan keterampilan membaca teks percakapan mata pelajaran bahasa Indonesia siswa kelas VA MI Badrussalam Surabaya.

Adapun jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus, sedangkan model PTK yang digunakan adalah model Kurt Lewin, dimana dalam satu siklus terdapat empat tahapan: perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Teknik pengumpulan data diperoleh dari observasi, wawancara, dan non tes ( performance ).

(8)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN MOTTO ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN... iv

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ... v

LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR RUMUS... xv

DAFTAR GRAFIK ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tindakan yang Dipilih ... 6

D. Tujuan Penelitian ... 6

(9)

xi

F. Signifikasi Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN TEORI A. Keterampilan Membaca 1. Keterampilan Membaca ... 9

2. Hakikat membaca ... 10

3. Tujuan Membaca ... 11

4. Jenis – jenis Membaca Manfaat Membaca ... 12

5. Pengertian Teks Percakapan ... 14

B. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia 1. Pengertian Bahasa Indonesia... 14

2. Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia... 15

3. Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia ... 16

4. Ruang Lingkup Bahasa Indonesia SD/MI... 17

5. Standar Kompetensi Bahasa Indonesia ... 19

C. Metode Modeling The Way 1. Pengertian Metode Modeling The Way ... 21

2. Langkah-Langkah Metode Modeling The Way ... 23

3. Kelebihan dan Kelemahan Metode Modeling The Way ... 24

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A.Metode Penelitian ... 26

B.Setting dan Subyek Penelitian ... 28

1. Setting Penelitian ... 28

2. Subyek Penelitian ... 29

C.Variabel yang Diselidiki ... 29

D.Rencana Tindakan ... 30

E.Data dan Cara Pengumpulannya ... 37

(10)

2. Teknik Pengumpulan Data ... 38

3. Instrumen Pengumpulan Data ... 41

F. Teknik Analisis Data ... 42

G.Indikator Kinerja ... 46

H.Tim Peneliti Dan Tugasnya ... 47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 48

B. Pembahasan ... 60

BAB V PENUTUP A. Simpulan ... 68

B. Saran ... 69

DAFTAR PUSTAKA

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

RIWAYAT HIDUP

(11)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar ... 20

Tabel 3.1 Kriteria Rata-rata Kelas ... 43

Tabel 3.2 Kriteria Ketuntasan Belajar ... 45

Tabel 3.3 Kriteria Ketuntasan Observasi Guru dan Siswa ... 45

Tabel 4.1 Perbandingan Hasil Penelitian Keterampilan Membaca Teks Percakapan Melalui Metode Modeling The Way ... 60

Tabel 4.2 Perbandingan Hasil Pengamatan Aktivitas Guru ... 63

(12)

DAFTAR GAMBAR

(13)

xv

DAFTAR RUMUS

Rumus 3.1 Menghitung Nilai Non Tes ( Performance) ... 43

Rumus 3.2 Menghitung Nilai Rata-Rata ... 43

Rumus 3.3 Menghitung Persentase Ketuntasan Belajar Siswa ... 44

(14)

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Perbandingan Hasil Nilai Rata-rata Kelas dan Persentase Ketuntasan Kelas ... 62

Grafik 4.2 Perbandingan Hasil Pengamatan Aktivitas Guru ... 64

(15)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Surat Tugas Penelitian

Lampiran 2 Surat Izin Penelitian

Lampiran 3 Lembar Fotokopi Kartu Konsultasi Skripsi Lampiran 4 Surat Keterangan Penelitian

Lampiran 5 Profil Madrasah

Lampiran 6 Validasi RPP dan Soal Siklus I Lampiran 7 RPP Siklus I

Lampiran 8 Validasi RPP Siklus II Lampiran 9 RPP Siklus II

Lampiran 10 Hasil Nilai Pra Siklus Membaca Teks Percakapan

Lampiran 11 Hasil Penilaian ( Non Tes) Membaca Teks Percakapan Siklus I Lampiran 12 Hasil Penilaian ( Non Tes) Membaca Teks Percakapan Siklus II Lampiran 13 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I

Lampiran 14 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II Lampiran 15 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Lampiran 16 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II

Lampiran 17 Instrumen Wawancara Guru dan Siswa Pra Siklus Lampiran 18 Hasil Wawancara Guru dan Siswa Siklus Pra Siklus Lampiran 19 Hasil Wawancara Guru dan Siswa Siklus 1

(16)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Undang-Undang Dasar 1945 telah ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 1945. Di dalam Undang-Undang Dasar 1945 terdapat salah satu pasal yaitu

pasal 36 menyatakan bahwa “ Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia”.

Sebagai bahasa Negara, bahasa Indonesia digunakan dalam segala urusan yang berkaitan dengan pemerintahan dan kenegaraan.1

Bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi yang digunakan di Negara Indonesia. Bahasa adalah sarana komunikasi. Setiap hari manusia melakukan aktivitas komunikasi dalam kehidupan sehari-hari dan manusia tidak dapat lepas dari bahasa. Bahasa merupakan alat komunikasi antar individu dengan individu lainnya atau antaranggota dalam suatu masyarakat. Dalam kehidupan sehari-hari, dengan adanya bahasa manusia dapat melakukan komunikasi yang digunakan dalam berbagai kepentingan, tingkatan, dan lingkungan yang berbeda-beda atau beraneka ragam.2

Umumnya keterampilan membaca diperoleh dengan cara mempelajarinya disekolah. Keterampilan berbahasa memiliki peran penting bagi kehidupan manusia, diantaranya sebagai alat komunikasi dan pengembangan ilmu pengetahuan. Keterampilan membaca merupakan suatu

1

Tim Penulis Bahasa Indonesia UNEJ, Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa, ( Yogyakarta: C.V Andi Offset, 2007), 4

(17)

2

keterampilan berbahasa yang sangat unik dikarenakan ketika manusia memiliki keterampilan membaca, tidak semua manusia mampu mengembangkan keterampilan tersebut menjadi budaya yang dapat memberdayakan dirinya sendiri. Persentase transfer ilmu pengetahuan terbanyak di dapatkan melalui membaca untuk itu membaca sangat penting .3

Tugas utama seorang siswa adalah belajar. Belajar merupakan proses memperoleh pengetahuan atau informasi. Salah satu cara untuk memperoleh atau menyerap berbagai informasi dan menafsirkan informasi tertulis adalah dengan membaca.

Membaca bukan berarti menghafalkan beberapa kata atau kalimat yang terdapat dalam suatu bacaan, melainkan hal yang terpenting dalam proses membaca adalah pembaca mampu menangkap pesan, informasi, fakta, atau ide pokok bacaan yang baik.4

Dalam realitas kehidupan sehari-hari, manusia dituntut untuk mampu membaca karena dalam setiap aspek kehidupan melibatkan kegiatan membaca dan proses belajar yang efektif dilakukan melalui kegiatan membaca.5

Usia anak sekolah dasar merupakan usia dimana masa berkembang pesatnya seorang anak untuk mengenal dan menguasai perbendaharaan kata

3

Iskandarwassid dan Dadang Sunendar, Strategi Pembelajaran Bahasa. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008) , 245

4

Samsu Somadoyo, Strategi dan Teknik Pembelajaran Membaca, (Yogyakarta:Graha Ilmu, 2011), 13

5

(18)

3

(vocabulary).6 Membaca merupakan suatu hal yang sangat penting untuk dipelajari siswa tingkat Madrasah Ibtidaiyah, kemampuan membaca merupakan kemampuan dasar bagi siswa untuk dapat mengembangkan kemampuan yang lainnya.

Mata pelajaran Bahasa Indonesia sangat penting perannya, terutama materi membaca teks percakapan. Manfaat yang didapatkan setelah siswa mampu membaca teks percakapan begitu banyak, diantarannya siswa dapat mengapresiasikan kemampuannya kedalam pertunjukan drama, siswa dapat melakukan komunikasi dengan baik dan lain-lain.

Kenyataan yang ada di lapangan dari hasil wawancara peneliti dengan guru (narasumber) yaitu bapak Abdul Aziz Fitroni, S.Pd yang mengajar di kelas VA MI Badrussalam Surabaya, pada hari Senin, 7 november 2016. Masih banyak siswa yang kurang terampil membaca teks percakapan dengan tepat, sesuai intonasi dengan tepat, ketika diminta untuk membaca nyaring tentang teks percakapan, kebanyakan mereka saling tunjuk, seakan tidak berani membaca di karenakan tidak terbiasa.

Hal ini terlihat dari proses pembelajaran bahasa Indonesia di kelas VA, yang dilaksanakan 1 kali pertemuan dengan alokasi waktu 3 jam pelajaran (3 x 35 menit) dimana nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran bahasa Indonesia adalah 80, Jadi pembelajaran dikatakan tuntas apabila siswa mendapatkan nilai minimal 80. dan hasilnya

6

(19)

4

menunjukkan dari 29 siswa, terdapat 6 siswa yang sudah menguasai keterampilan membaca teks percakapan dengan lancar dan tepat beserta intonasi yang tepat ( dapat dikatakan sudah memenuhi nilai KKM). Sementara terdapat 23 siswa belum menguasai keterampilan membaca teks percakapan dengan lancar dan tepat bererta intonasi yang tepat (dapat dikatakan belum memenuhi nilai KKM). Dapat dikatakan dari 29 siswa masih ada 79,31 % siswa yang belum memenuhi nilai KKM dan 20,69 % sudah memenuhi nilai KKM dan perolehan nilai rata-rata siswa yaitu 63,7 (rendah).

Banyak faktor yang mempengaruhi rendahnya keterampilan siswa dalam membaca teks percakapan, Selain kondisi lingkungan kelas yang kurang kondusif, siswa kurang termotivasi untuk semangat dan metode pengajaran guru yang belum bervariasi atau masih terlihat monoton. Oleh sebab itu dalam permasalahan mengenai rendahnya keterampilan membaca teks percakapan dengan karakteristik siswa, guru, dan kondisi serta suasana kelas yang demikian, sangat penting bagi peneliti untuk melakukan penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan membaca teks percakapan mata pelajaran bahasa Indonesia di kelas VA MI Badrussalam Surabaya.

(20)

5

modeling the way yaitu suatu metode yang digunakan pendidik dengan maksud mengajak siswa untuk berdiskusi membuat skenario untuk menampilkan suatu keterampilan tertentu.

Metode ini diharapkan dapat memberikan solusi untuk meningkatkan keterampilan membaca teks percakapan bagi siswa yang kurang terampil dalam membaca teks percakapan dan memotivasi, menumbuhkan minat serta semangat siswa dalam pembelajaran.

Metode modeling the way ini selain membuat pembelajaran menjadi menyenangkan melalui diskusi dan praktek, metode ini juga cukup mudah bagi guru untuk menerapkannya. Terbukti penelitian yang dilakukan oleh Nikmatun Rizqina Rohmatin tentang keterampilan tata cara wudhu melalui metode modeling the way mampu membuat siswa faham dan berhasil dalam mencapai kompetensi yang diharapkan. Penelitian ini sama dengan yang saya lakukan hanya saja berbeda dalam hal keterampilan yang ingin dicapai.

Dari latar belakang inilah pentingnya penulis melakukan penelitian,

maka dalam penelitian ini penulis mengambil judul “Peningkatan

(21)

6

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana penerapan metode modeling the way pada mata pelajaran bahasa indonesia materi teks percakapan di kelas VA MI Badrussalam Surabaya?

2. Bagaimana peningkatan keterampilan membaca teks percakapan mata pelajaran bahasa indonesia melalui metode modeling the way siswa kelas VA MI Badrussalam Surabaya ?

C. Tindakan yang Dipilih

Berdasarkan rumusan masalah dan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka tindakan yang dipilih bersama teman sejawat (guru) menggunakan metode modeling the way untuk mengatasi masalah rendahnya keterampilan membaca teks percakapan mata pelajaran Bahasa Indonesia pada siswa kelas V A MI Badrussalam Surabaya.

D. Tujuan Penelitian

Perbaikan Pembelajaran tentang materi membaca teks percakapan melalui PTK ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui penerapan metode modeling the way pada mata pelajaran bahasa indonesia materi teks percakapan di kelas V A MI Badrussalam Surabaya

(22)

7

E. Lingkup Penelitian

Agar penelitian ini tuntas dan terfokus, sehingga hasil penelitiannya akurat, permasalahan tersebut akan dibatasi sebagai berikut:

1. Subyek penelitian adalah siswa kelas V A MI Badrussalam Surabaya 2. Implementasi (pelaksanaan) dengan menggunakan metode modeling the

way MI Badrussalam Surabaya dianggap efektif dalam pembelajaran

dikarenakan pembelajaran ini menarik peserta didik untuk terampil dalam membaca.

3. Materi yang diteliti adalah keterampilan membaca teks percakapan di kelas V A MI Badrussalam Surabaya.

F. Signifikasi Penelitian

Perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan melalui penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada berbagai pihak, diantaranya yaitu:

1. Bagi peneliti

a. Dapat memberi pengalaman pada peneliti mengenai cara yang mudah untuk dipahami siswa dalam mengajarkan materi membaca teks percakapan.

(23)

8

2. Bagi sekolah

a. Sebagai informasi mengenai model dalam proses pembelajaran supaya lebih bervariasi dan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.

b. Sebagai upaya meningkatkan keterampilan membaca teks percakapan di MI Badrussalam Surabaya.

3. Bagi guru

a. Dapat dijadikan masukan untuk meningkatkan keterampilan membaca teks percakapan pada mata pelajaran bahasa Indonesia.

b. Sebagai solusi untuk mengajarkan mata pelajaran bahasa Indonesia pada materi teks percakapan menggunakan metode modeling the way. 4. Bagi siswa

a. Dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam membaca teks percakapan

(24)

BAB II KAJIAN TEORI A.Keterampilan Membaca Teks Percakapan

1. Keterampilan Membaca

Keterampilan adalah Kecakapan atau kemampuan seseorang untuk menyelesaikan tugas, kecakapan seseorang untuk memakai bahasa dalam membaca, menulis, menyimak, berbicara, dan kesanggupan pemakai bahasa untuk untuk menanggapi secara benar stimulus melalui lisan atau tulisan, menggunakan pola gramatikal dan kosakata secara tepat, menerjemahkan dari satu bahasa ke bahasa lain.7

Membaca dalam arti yang sederhana adalah menyuarakan atau melafalkan suatu kata atau kalimat yang berupa huruf atau deretan huruf. Adapun hakikat membaca adalah melihat tulisan melalui mata kemudian menyuarakan (berbunyi) atau tidak bersuara (dalam hati) serta mengerti isi tulisan yang dibaca.8

Keterampilan membaca umumnya diperoleh dengan cara mempelajarinya disekolah. Keterampilan berbahasa mempunyai peran penting bagi pengembangan pengetahuan serta sebagai alat komunikasi bagi kehidupan manusia. Keterampilan membaca merupakan suatu keterampilan berbahasa yang sangat unik sebab ketika manusia memiliki

7

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) online, (http://kbbi.web.id/terampil) di akses pada Rabu, 01 November 2016 jam 8:07

8

(25)

10

keterampilan membaca, tidak semua manusia mampu mengembangkan keterampilan tersebut menjadi alat untuk menjadikan budaya dan memberdayakan dirinya sendiri. Persentase transfer ilmu pengetahuan terbanyak di dapatkan melalui membaca oleh sebab itu membaca sangat penting bagi pengembangan pengetahuan.9

2. Hakikat Membaca

Pada hakikatnya membaca merupakan suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal, dan tidak hanya sekedar melafalkan bunyi huruf atau tulisan. Dalam kegiatan membaca melibatkan aktivitas visual, berpikir, psikolinguistik, dan metakognitif. Sebagai proses visual membaca merupakan proses menerjemahkan symbol tulis (huruf) kedalam kata-kata lisan (bunyi). Sebagai suatu proses berpikir, membaca mencakup pengenalan kata, pemahaman literal, interpretasi, membaca kritis, dan membaca kreatif. Membaca sebagai proses linguistik, skemata pembaca membantunya membangun makna, sedangkan fonologis, semantik, dan fitur sintaksis membantunya mengomunikasikan dan menginterpretasikan pesan-pesan. Proses metakognitif melibatkan perencanaan, pembetulan suatu strategi, pemonitoran, dan pengevaluasian. Pembaca pada tahap ini

9

(26)

11

mengidentifikasi tugas membaca untuk membentuk strategi membaca yang sesuai, memonitor pemahamannya, dan menilai hasilnya.10

Klein, dkk. mengemukakan bahwa definisi membaca mencakup (1) membaca merupakan suatu proses, berarti pembentukan makna ketika membaca mempunyai pengaruh utama dari pengetahuan awal yang dimiliki pembaca dan proses pemerolehan informasi dari teks. (2) membaca adalah strategis berarti, dalam rangka mengonstruk makna ketika membaca, ada berbagai strategi yang dapat digunakan oleh pembaca yang efektif , dalam penggunaannya dapat disesuaikan dengan jenis teks dan tujuan membaca. (3) membaca merupakan interaktif berarti, teks yang dibaca seseorang harus mudah dipahami sehingga terjadi interaksi antara pembaca dan teks.11 3. Tujuan Membaca

Tujuan pengajaran membaca, sebagaimana kita ketahui adalah mengembangkan kemampuan membaca siswa. Dengan demikian, adalah tugas guru untuk meyakinkan bahwa proses pembelajaran membaca menjadi pengalaman menyenangkan bagi siswa. 12

10

Farida Rahim, Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), 2

(27)

12

Dalam kegiatan membaca dikelas, guru seharusnya menyusun tujuan membaca atau membantu siswa menyusun tujuan membaca sendiri.13

Tujuan membaca mencakup: a. untuk kesenangan

b. untuk menyempurnakan membaca nyaring c. untuk mencoba menggunakan strategi tertentu

d. untuk memperbaharui pengetahuannya tentang suatu topik tertentu e. untuk mengaitkan informasi baru diterima dengan informasi yang sudah

dimiliki atau telah diketahuinya

f. untuk memperoleh informasi membuat laporan lisan atau tertulis g. untuk mengkonfirmasikan atau menolak prediksi

h. untuk menampilkan suatu percobaan atau mengaplikasikan informasi yang diperoleh dari suatu teks dalam beberapa cara lain dan mempelajari tentang struktur teks.

i. untuk menjawab suatu pertanyaan-pertanyaan yang spesifik. 4. Jenis-jenis membaca

a. Membaca dalam hati

Ketika membaca dalam hati siswa mempunyai kesempatan untuk memahami teks yang dibaca secara spesifik dan lebih mendalam.

13

(28)

13

membaca dalam hati meliputi beberapa jenis yaitu: membaca literal, membaca interpretatif, dan membaca kreatif/kritis.14

a) Membaca literal berarti mengetahui apa yang dikatakan penulis dan mengetahui apa yang ditulisnya. Menurut taksonomi dari Blooms, terdapat dua tingkat pemahaman literal yaitu pengetahuan dan pemahaman.

b) Membaca interpretatif.

pada tingkat interpretatif, pikiran menjadi suatu tempat pusat pembuatan produksi. Pikiran dapat membantu dan mengidentifikasi hubungan antara pengalaman kita.

c) Membaca kritis/ kreatif

Bloom mengidentifikasi 3 kategori dalam membaca kritis yaitu 1) analisis, 2) sintesis, dan 3) evaluasi

b. Membaca nyaring

Membaca nyaring atau bersuara memberi kontribusi seluruh perkembangan anak. Untuk membangun pengetahuan dan keterampilan berbahasa salah satu kegiatan yang penting untuk dilakukan yakni membaca nyaring. Ketika membaca nyaring harus memperhatikan dan memerlukan cara membaca yang benar. Oleh sebab itu membaca nyaring sering juga disebut membaca teknik.15

14

Jauharoti Alfin, Keterampilan Dasar Berbahasa, ( Surabaya: PT Revka Petra Media, 2009), 97 15

(29)

14

5. Pengertian Teks percakapan

Teks adalah suatu bentuk adanya pertukaran. Bentuk teks paling dasar adalah percakapan yang mana terjadinya suatu interaksi antara pembicara. 16Menurut Abdul Rozak Zaidan,dkk, teks adalah kandungan (isi) naskah atau sesuatu yang bersifat abstrak dan hanya dapat dikhayal/dibayangkan. Dalam Kamus Kesusastraan, Menurut Drs. Mohamad Ngafenan teks adalah karangan tertulis atau naskah.

Teks terbagi menjadi 2 jenis yakni: 1) Teks dialog adalah suatu teks yang menampilkan dua orang pembicara atau lebih contohnya teks drama. 2) Teks monolog adalah suatu teks yang menampilkan seorang pencerita, contohnya teks pidato atau teks dalam sajak lirik.17

B.Mata Pelajaran Bahasa Indonesia 1. Pengertian Bahasa Indonesia

Bahasa merupakan produk budaya yang berharga dari generasi ke generasi berikutnya. Bahasa adalah suatu hasil budaya yang hidup dan berkembang untuk itu harus dipelajari. Bahasa bukan hanya alat komunikasi antarmanusia, tetapi sebagai alat pengembangan intelektual untuk mencapai kesejahteraan sosial manusia.18

16

Halliday dan Ruqayyah Hasan, Bahasa Konteks dan Teks, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1994), 15

17

Rida Hanafi, Pengertian dan Jenis-jenis Teks,

(https://rhidahanafie.wordpress.com/2010/02/08/pengertian-dan-jenis-jenis-teks/), diakses 8 November 2016 pukul 13.00

18

(30)

15

Ada dua tugas dalam posisi Bahasa Indonesia, yang pertama adalah bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan yang kedua adalah bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara.19

2. Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia mempunyai kedudukan yang sangat penting, sebagaimana yang tercantum pada ikrar ketiga sumpah pemuda 1928 yang berbunyi Kami Putra dan Putri Indonesia Menjunjung Bahasa Persatuan, Bahasa Indonesia. Hal ini berarti bahwa bahasa Indonesia berkedudukan

sebagai bahasa nasional dan kedudukannya berada diatas bahasa daerah. Selain itu menurut Undang-Undang Dasar 1945 yang tercantum pasal khusus (bab XV, pasal 36) mengenai kedudukan bahasa Indonesia yang menyatakan bahwa bahasa Negara ialah bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia mempunyai dua kedudukan. Yang pertama sebagai bahasa nasional sesuai dengan sumpah pemuda 1928. Yang kedua, sebagai bahasa Negara sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945.20

Fungsi bahasa Indonesia dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional yaitu: (1) lambang kebanggaan kebangsaan, (2) lambang identitas nasional, (3) alat perhubungan antarwarga, antardaerah dan antarbudaya,

19

Suyatno, Teknik Pembelajaran Bahasa dan Sastra, ( Surabaya: SIC, 2004), 6 20

(31)

16

dan (4) sebagai alat pemersatu berbagai suku bangsa yang mempunyai budaya dan bahasa yang berbeda-beda.21

3. Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia

Pembelajaran dapat dikatakan sebagai hasil dari memori, kognisi, dan metakognisi yang berpengaruh terhadap pemahaman. Salah satu bentuk pembelajaran adalah pemrosesan informasi.22 Pembelajaran bahasa Indonesia SD diarahkan dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik agar dapat berkomunikasi dengan baik, baik komunikasi secara lisan maupun secara tulisan. Pembelajaran bahasa Indonesia diharapkan dapat menumbuhkan apresiasi siswa terhadap hasil karya sastra Indonesia.

Mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

a. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tertulis.

b. Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara.

c. Memahami bahasa Indonesia dan dapat menggunakannya secara tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan.

21

Ibid, 12 22

(32)

17

d. Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial.

e. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa.

f. Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia.23

4. Ruang Lingkup Bahasa Indonesia SD/MI

Sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) saat ini, pembelajaran bahasa indonesia pada jenjang SD/MI, mencakup komponen kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra meliputi 4 aspek:

1. Mendengarkan 2. Berbicara 3. Membaca 4. Menulis

Kemampuan bersastra untuk sekolah dasar bersifat apresiatif. Sebab, dengan sastra siswa dapat menanamkan rasa peka terhadap kehidupan, mengajarkan siswa tentang cara bagaimana menghargai orang lain, mengerti tentang kehidupan, dan belajar tentang bagaimana cara menghadapi berbagai persoalan. Selain sebagai hiburan dan kesenangan

23

(33)

18

siswa juga dapat belajar mempertimbangkan makna atau arti yang terkandung didalamnya. Pembelajaran apresiasi sastra SD dilaksanakan melalui 4 keterampilan berbahasa (mendengarkan karya sastra, membicarakan unsur yang terkandung di dalam karya sastra itu, membaca aneka ragam karya sastra anak, kemudian menulis apa-apa yang terkandung dalam pikiran, perasaan dan sebagainya).24

Berdasarkan SKKD yang akan diberikan. Tentukan/pilih fokus (penekanan) pembelajaran, yakni setiap pertemuan dalam pembelajaran bahasa Indonesia harus jelas fokusnya, agar pelaksanaan pembelajaran jelas, terarah, efisien, serta efektif dan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Adapun fokus dalam pembelajaran bahasa Indonesia yang sesuai dengan aspek membaca adalah sebagai berikut:.25

a) Kelas rendah: membaca permulaan, pengenalan lambang-lambang bunyi dalam berbagai variasi kalimat, kata, suku kata, dan lain sebagainya.

bentuk penilaiannya dengan pengamatan/pencatatan tentang lambang-lambang bunyi yang belum dikenal siswa untuk ditindaklanjuti.

b) Kelas tinggi: membaca lanjutan, membaca nyaring/bersuara, membaca teknik, membaca lancar, membaca indah dan membaca dalam hati,

24

Ibid, 5 25

(34)

19

membaca pemahaman, membaca bahasa, membaca kritis, membaca cepat, membaca pustaka, membaca dan memindai.

Bentuk penilaiannya dengan menilai ketepatan bunyi/suara dalam mengucapkan lambang-lambang bunyi, menilai lafal, intonasi, mimik, pantomimik. Menilai kelancaran ucapan lambang-lambang bunyi, menilai lafal, intonasi, penjiwaan, ekspresi/mimik, pantomimik. menilai pemahaman terhadap isi teks, menilai pemahaman terhadap aspek kebahasaan, menilai kekeritisan terhadap isi teks, dan menilai pemahaman terhadap isi teks dalam waktu yang sangat terbatas.26

5. Standar Kompetensi Bahasa Indonesia SD

Standar kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap bahasa dan sastra Indonesia. Standar kompetensi ini merupakan dasar bagi peserta didik untuk memahami dan merespon situasi lokal, regional, nasional, dan global.27

26

Ibid, hal 9 27

Badan Standar Nasional Pendidikan, Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar Menengah.

(35)

[image:35.595.138.492.150.707.2]

20

TABEL 2.1

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

Mendengarkan

1. Memahami penjelasan narasumber dan cerita rakyat secara lisan

1.1 Menanggapi penjelasan narasumber (petani, pedagang, nelayan, karyawan, dll.) dengan memperhatikan santun berbahasa

1.2 Mengidentifikasi unsur cerita tentang cerita rakyat yang didengarnya

Berbicara

2. Mengungkapkan pikiran, pendapat, perasaan, fakta secara lisan dengan menanggapi suatu persoalan, menceritakan hasil pengamatan, atau berwawancara

2.1 Menanggapi suatu persoalan atau peristiwa dan

memberikan saran pemecahannya dengan memperhatikan pilihan kata dan santun berbahasa 2.2 Menceritakan hasil

pengamatan/kunjungan dengan bahasa runtut, baik, dan benar

2.3 Berwawancara sederhana dengan narasumber (petani, pedagang, nelayan,

karyawan, dll.) dengan memperhatikan pilihan kata dan santun berbahasa Membaca

3. Memahami teks dengan membaca teks percakapan, membaca cepat 75 kata/menit, dan membaca puisi

3.1 Membaca teks percakapan dengan lafal dan intonasi yang tepat

(36)

21

dengan kecepatan 75 kata per menit

3.3 Membaca puisi dengan lafal dan intonasi yang tepat Menulis

4. Mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi, dan pengalaman secara tertulis dalam bentuk karangan, surat undangan, dan dialog tertulis

4.1 Menulis karangan berdasarkan pengalaman dengan memperhatikan pilihan kata dan penggunaan ejaan

4.2 Menulis surat undangan (ulang tahun, acara agama, kegiatan sekolah, kenaikan kelas, dll.) dengan kalimat efektif dan memperhatikan penggunaan ejaan

4.3Menulis dialog sederhana antara dua atau tiga tokoh dengan memperhatikan isi serta perannya

C.Metode Modeling The Way

1. Pengertian metode modeling the way

Metode adalah suatu cara kerja yang sudah tersistem guna mempermudah pelaksanaan suatu kegiatan agar mencapai tujuan yang telah ditentukan. Metode lebih bersifat prosedural dan sistemik karena tujuannya untuk mempermudah pengerjaan suatu pekerjaan.28

28

(37)

22

Metode pembelajaran adalah seluruh perencanan dan prosedur maupun langkah-langkah kegiatan pembelajaran termasuk pilihan tentang cara penilaian yang akan dilaksanakan.29

Metode Modeling The Way sebagai metode pembelajaran adalah suatu metode yang cara pelaksanaannya dalam pembelajaran guru memberikan suatu sub bahasan atau skenario untuk didemonstrasikan (dipraktekkan) siswa di depan kelas, sehingga dengan cara seperti itu dapat menghasilkan ketangkasan dengan keterampilan atau skill dan profesionalisme. Metode Modeling The Way merupakan salah satu metode mengajar yang dikembangkan oleh Mel Silberman, beliau merupakan seorang yang memang berkompeten di bidang psikologi pendidikan. Metode ini merupakan sebuah metode yang menitikberatkan pada kemampuan seorang siswa untuk mengembangkan potensi yang ada dalam diri siswa tersebut. Siswa dituntut untuk bermain peran sesuai dengan materi yang diajarkan.30

Sebuah pembelajaran haruslah menyediakan “apa yang dapat ditiru”, ada

model yang dapat ditiru. Model dapat berasal dari siswa yang sudah tahu, guru, atau dari orang-orang diluar sekolah.31

29

Suryono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran, ( Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), 19

30

Metode Modeling The way, (http://www.sekolahdasar.net/2014/03/pembelajaran-dengan-metode-modelling-way.html), diakses 08 November 2016 pukul 12.30

31

(38)

23

Metode modeling the way memberikan kesempatan atau peluang kepada siswa untuk mempraktikkan melalui peragaan, keterampilan khusus yang diajarkan dikelas. Pemeragaan seringkali merupakan alternatif yang cocok untuk pemeranan lakon karena dengan cara ini tidak begitu membuat siswa tertekan atau membuat siswa grogi. Siswa diberi banyak waktu untuk membuat skenario mereka sendiri dan menentukan bagaimana mereka ingin mengilustrasikan keterampilan dan tehnik yang baru saja dibahas dikelas.32 Demonstrasi/peragaan merupakan strategi mengajar yaitu dengan cara guru memperlihatkan suatu benda asli, benda tiruan,atau suatu proses dari materi yang diajarkan kepada seluruh siswa. Hal ini berarti strategi demonstrasi merupakan cara penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan suatu proses atau situasi tertentu yang sedang dipelajari. Hal tersebut dipertunjukkan oleh guru atau sumber belajar lain di depan seluruh siswa.33

2. Langkah-Langkah metode modeling the way

Langkah-langkah metode modeling the way adalah sebagai berikut:

a) Setelah selesai melakukan pembelajaran tentang suatu topik tertentu, kemudian mencari topik-topik yang menuntut siswa untuk mencoba atau mempraktikkan keterampilan yang baru diterangkan.

32

Melvin L. Silberman, Active Learning, ( Bandung: Nuansa Cendekia, 2014), 234 33

(39)

24

b) Membagi siswa kedalam beberapa kelompok kecil sesuai dengan jumlah mereka, kemudian kelompok-kelompok ini akan mendemonstrasikan suatu keterampilan tertentu sesuai dengan skenario yang telah dibuat.

c) Memberi waktu kepada siswa sekitar 5-10 menit untuk menciptakan skenario kerja.

d) Kemudian memberi waktu kepada siswa sekitar 5-7 menit untuk berlatih.

e) Secara bergantian setiap kelompok diminta untuk mempraktekkan/ mendemonstrasikan kerja masing-masing. Setelah selesai kemudian memberi kesempatan kepada kelompok lain untuk memberikan masukan pada setiap demonstrasi yang dilakukan.

f) Guru memberi penjelasan secukupnya untuk mengklarifikasi.34 3. Kelebihan dan Kelemahan metode modeling the way.

a. Kelebihan metode modeling the way.

1) Mendidik siswa supaya mampu menyelesaikan sendiri masalah sosial yang di jumpai

2) Memperbanyak pengetahuan serta pengalaman siswa

3) Mendidik siswa agar dapat berbahasa dengan baik dan dapat menyalurkan pikiran serta perasaannya dengan jelas dan tepat

34

(40)

25

4) Mampu bertoleransi untuk dapat menerima dan menghargai pendapat orang lain

5) Merangsang serta mendukung perkembangan kreativitas anak.35 b. kelemahan metode modeling the way

(1) Memerlukan persiapan yang lebih matang dan waktu yang banyak. (2) Memerlukan peralatan, bahan-bahan, serta tempat yang memadai. (3) Guru diminta untuk terampil serta guru dituntut untuk bekerja lebih

profesional.36

35

Pembelajaran dengan Metode Modeling The Way,

(http://www.sekolahdasar.net/2014/03/pembelajaran-dengan-metode-modelling-way.html), Diakses Pada Selasa, 15 November 2016 pukul 07:20.

36

(41)

26

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A.Metode penelitian

Pelaksanaan penelitian diperlukan suatu cara atau metode ilmiah tertentu untuk memperoleh data atau informasi, dengan tujuan agar data (informasi) yang dikumpulkan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Metode dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas.

Secara harfiah, penelitian tindakan kelas berasal dari bahasa inggris, yaitu Classroom Action Research, yang berarti Action Research (penelitian degan tindakan) yang dilakukan dikelas. PTK (penelitian tindakan kelas) adalah pencermatan atau pengamatan melalui tindakan terhadap kegiatan belajar yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan.37

Menurut Carr dan Kemmis yang dikutip oleh Suyadi dalam bukunya menyatakan bahwa PTK adalah pencermatan atau pengamatan yang dilakukan oleh orang-orang yang terlibat didalamnya (guru, peserta didik, kepala sekolah) dengan menggunakan metode refleksi diri yang bertujuan untuk melakukan perbaikan di berbagai aspek pembelajaran. Dengan kata lain, PTK adalah pencermatan atau pengamatan yang dilakukan didalam kelas oleh seorang guru

37

(42)

27

melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki profesinya sebagai guru, sehingga hasil belajar peserta didik dapat terus meningkat.38

Kegiatan ilmiah PTK dikenalkan pertama kali oleh psikolog social dari Amerika Kurt Lewin. Kemudian, dari gagasan Lewin dikembangkan oleh para ahli seperti Kemmis, Robin Mc Taggart, John Elliot, dan sebagainya. Sampai saat ini penelitian tindakan kelas terus berkembang diberbagai Negara.39

Dari beberapa model tersebut intinya adalah sama, karena secara garis besar terdapat empat tahapan yang harus dilalui, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang dilaksanakan berdasarkan pada prinsip Kurt Lewin

[image:42.595.119.515.224.601.2]

karena mudah dipahami dan merupakan model yang menjadi acuan pokok dari beberapa model lainnya. Model Kurt Lewin terdiri dari empat komponen, yaitu perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting).40 Hubungan keempat komponen tersebut dapat digambarkan dalam siklus sebagai berikut:

Gambar 3.1

Siklus PTK Model Kurt Lewin Planning Action Observing Reflecting

38

Ibid, 22

39

Jasman Jalil, Penelitian Tindakan Kelas, ( Jakarta: Prestasi Pustakaraya, 2014), 5

40

(43)

28

Perencanaan adalah proses menentukan program perbaikan yang berasal dari suatu gagasan peneliti, sedangkan tindakan adalah perlakuan peneliti yang mana pelaksanaannya sesuai dengan perencanaan yang telah disusun peneliti. Observasi adalah sebuah pengamatan atau pencermatan yang dilakukan guna mengetahui efektivitas tindakan atau mengumpulkan informasi tentang berbagai kekurangan tindakan yang telah dilakukan dan refleksi adalah menganalisis hasil observasi sehingga dapat memunculkan program atau perencanaan baru.41

B.Setting dan Subyek Penelitian 1. Setting Penelitian

a. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas V A MI Badrussalam Surabaya semester I tahun ajaran 2016/2017 pada materi membaca teks percakapan.

b. Waktu Penelitian

Materi ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2016/2017, dan pada waktu tersebut dilakukan penelitian mulai dari observasi, perencanaan, tindakan, dan refleksi serta pengumpulan data. Penentuan waktu penelitian menyesuaikan kalender akademik sekolah sebab penelitian tindakan kelas memerlukan beberapa siklus yang membutuhkan proses belajar mengajar yang efektif di kelas.

41

(44)

29

2. Subyek Penelitian

Madrasah Ibtidaiyah Badrussalam Surabaya ini terletak di Desa Pradah Kalikendal Kecamatan Dukuh Pakis Surabaya. Madrasah ini termasuk lembaga pendidikan yang sangat baik di daerah Dukuh Pakis Surabaya. Kegiatan madrasah yang dilakukan ialah sholat dhuha

berjama’ah, sholat dhuhur berjamaah. Kegiatan tersebut sangat bagus dan

mendukung psikologis peserta didiknya. MI Badrussalam bertempat di sekitar pasar dan restoran. Dari sisi letaknya, madrasah sangat enak dan nyaman karena siswa bisa belajar tanpa ada bisingan dari suara kendaraan. Jumlah siswa kelas VA MI Badrussalam adalah 29 siswa, terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan, mereka rata-rata berada dalam keadaan ekonomi menengah kebawah. Tingkat keterampilan dan daya serap setiap siswa variatif, ada juga beberapa siswa yang memerlukan perhatian khusus.

Pemilihan kelas ini dilakukan dengan mempertimbangkan bahwasanya keterampilan membaca terutama keterampilan membaca teks percakapan perlu ditingkatkan. Selain itu pembelajaran dengan modeling the way belum dilakukan dikelas tersebut.

C. Variabel yang Diselidiki

Adapun variabel yang diteliti adalah:

(45)

30

3. Variabel proses : Metode Modeling The Way D.Rencana Tindakan

Penelitian ini menggunakan siklus atau tahap-tahap PTK (penelitian tindakan kelas) yaitu: tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap pengamatan, dan tahap refleksi. Penelitian ini dimulai dengan siklus pertama yaitu siklus 1.

1. Siklus I

a. Tahap perencanaan

Sebelum pelaksanaan siklus I dilakukan, peneliti membuat perencanaan berdasarkan masalah yang terjadi di kelas beserta penyebab yang telah diuraikan dalam latar belakang.

Langkah-langkah pada perencanaan sebagai berikut:

1) Menentukan waktu untuk pelaksanaan perbaikan, siklus I pada bulan November 2016

2) Pembuatan instrumen penelitian, yang berupa : a) Instrumen observasi guru.

b) Instrumen observasi siswa.

c) Rubrik penilaian non tes (Performance) membaca teks percakapan.

3) Mempersiapkan alat dan sumber pembelajaran.

(46)

31

materi pelajaran membaca teks percakapan di kelas V A MI Badrussalam Surabaya yang didukung dengan metode modeling the way.

5) Membuat lembar penilaian untuk mengukur tingkat keterampilan membaca teks percakapan sesuai intonasi yang tepat.

6) Peneliti menentukan kriteria keberhasilan

Berdasarkan kriteria, peneliti ingin mengetahui apakah tindakan yang telah dilakukan sudah mencapai hasil yang diharapkan atau belum, apabila sudah mencapai hasil yang diharapkan maka tindakan perbaikan dihentikan (siklus selesai). Apabila belum maka peneliti melakukan perbaikan kembali dan terus melakukan perbaikan di siklus berikutnya. Kriteria dalam penelitian ini adalah: a) Minimal 80 % siswa memenuhi KKM yang telah ditentukan b) Rata-rata skor siswa minimal 80

c) Minimal 80 % guru dapat melaksanakan pembelajaran sesuai RPP

d) Minimal 80% siswa aktif dalam pembelajaran.

(47)

32

c) dan lembar pengamatan siswa (untuk kriteria d). Dalam melaksanakannya peneliti memerlukan bantuan dari guru atau pihak lain sebagai pengamat untuk mengamati aktifitas guru dan aktifitas siswa.

b. Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan PTK dilaksanakan di kelas V A MI Badrussalam Surabaya pada mata pelajaran bahasa Indonesia terkait dengan materi membaca teks percakapan pada semester ganjil tahun pelajaran 2016/2017. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini diamati oleh guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas VA yaitu Abdul Aziz Fitroni, S.Pd. yang bersedia mengamati dan mencatat kekurangan yang ada selama proses pembelajaran dengan subyek penelitian siswa kelas VA MI Badrussalam Surabaya. Hasil dari pengamatan ini di catat dalam lembar observasi. Proses pembelajaran dilaksanakan sesuai RPP yang sudah di rancang atau di susun. Lagkah-langkah tindakan pada saat pembelajaran :

Kegiatan awal:

a. Siswa menjawab salam dan semua siswa berdo’a (untuk mengawali kegiatan pembelajaran)

b. Guru mengecek kehadiran siswa

(48)

33

d. Menginformasikan materi yang akan dipelajari yaitu tentang

“Membaca teks percakapan dengan memperhatikan pelafalan,

kelancaran serta intonasi dengan tepat. e. Guru memotivasi siswa .

f. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan disampaikan. Kegiatan Inti:

Eksplorasi

1. Siswa mengamati gambar yang ditampilkan oleh guru.

2. Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa tentang apa saja yang telah mereka amati.

3. Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai teks percakapan dan cara membaca yang tepat.

4. Guru membagikan lembar teks percakapan .

5. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, satu kelompok terdiri dari 2 orang.

Elaborasi

6. Siswa berdiskusi untuk membuat skenario yang akan ditampilkan mengenai teks percakapan yang di dapatkan.

7. Masing-masing kelompok bergantian maju membaca teks percakapan.

(49)

34

Konfirmasi

9. Guru menanggapi hasil presentasi masing-masing siswa.

10. Guru memberi penguatan dari materi yang sudah disampaikan. 11. Guru melakukan penilaian terhadap masing-masing siswa. 12. Siswa diberi kesempatan bertanya mengenai materi teks

percakapan. Kegiatan Penutup :

13. Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang sudah disampaikan.

14. Guru bersama siswa melakukan refleksi pada pembelajaran yang sudah dilakukan

15. Siswa berdo’a (untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran). 16. Guru mengucap salam sebelum meninggalkan kelas. c. Tahap Pengamatan (Observasi)

Pengumpulan data selama proses pembelajaran berlangsung berupa pengamatan yang dilakukan oleh guru selaku pengamat yang mengamati peneliti sebagai guru pada saat proses pembelajaran secara langsung atau mengamati aktivitas guru dan aktivitas siswa untuk mengetahui keberhasilan dalam menerapkan metode modeling the way. d. Tahap refleksi

(50)

35

kekurangan dalam siklus I seperti apakah kegiatan siklus I dan memperbaikinya guna meningkatkan keterampilan membaca siswa kelas V A. Setelah pelaksanaan siklus pertama dengan empat tahapan tersebut berdasarkan evaluasi dan analisis, peneliti dapat menyatakan meningkat atau tidaknya keterampilan membaca teks percakapan pada siswa kelas V A MI Badrussalam Surabaya. Jika meningkat maka tidak perlu melanjutkan siklus kedua. Namun apabila pada pelaksanaan siklus I yang telah diketahui terdapat hambatan, kekurangan pada proses pembelajaran maka perlu adanya perbaikan dan melakukan pengulangan yakni dengan melanjutkan siklus ke II. Kegiatan siklus ke II dilakukan karena, adanya siklus II bertujuan untuk memperbaiki siklus I yang belum berhasil.

2. Siklus II

Siklus II merupakan perbaikan dari siklus I dengan tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap pengamatan, dan tahan refleksi. a. Tahap perencanaan

Pada tahap perencanaan siklus I kegiatan yang dilakukan adalah: 1) Menentukan waktu pelaksanaan perbaikan, siklus II

2) Pembuatan instrumen penelitian yang berupa: a) Instrumen observasi guru.

(51)

36

c) Rubrik penilaian non tes (performent) membaca teks percakapan.

3) Menyiapkan alat dan sumber pembelajaran

4) Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas V A yang didukung dengan menggunakan metode modeling the way.

5) Membuat lembar penilaian untuk mengukur tingkat keterampilan membaca siswa dalam membaca teks percakapan. 6) Peneliti menentukan kriteria keberhasilan.

Berdasarkan kriteria, peneliti ingin mengetahui apakah tindakan yang telah dilakukan sesuai dengan yang diharapkan atau belum, apabila sudah sesuai maka tindakan perbaikan dihentikan (siklus selesai). Apabila belum maka peneliti terus melakukan perbaikan-perbaikan di siklus berikutnya. Kriteria dalam penelitian ini adalah:

a) Minimal 80 % siswa memenuhi KKM yang telah ditentukan b) Rata-rata skor siswa minimal 80

c) Guru dapat melaksanakan pembelajaran sesuai RPP yang dikembangkan sebelumnya 80%

(52)

37

Peneliti mengembangkan instrumen (lembar pengamatan) dan mempersipakan satu pengamat. Untuk mengetahui kriteria keberhasilan (a) dan (b) yaitu berdasarkan hasil penilaian menulis tentang menulis petunjuk untuk melakukan sesuatu dengan jelas dan benar. Sedangkan untuk kriteria (c) dan (d) peneliti perlu mengembangkan lembar pengamatan aktifitas guru (untuk kriteria c) dan lembar pengamatan siswa (untuk kriteria d). Dalam melaksanakannya memerlukan bantuan pengamatan yaitu pengamatan untuk mengamati aktifitas guru dan mengamati aktifitas siswa.

E.Data dan Cara Pengumpulannya 1. Sumber Data

Data adalah segala keterangan seseorang yang dijadikan sumber atau yang berasal dari dokumen-dokumen yang berguna untuk keperluan penelitian.42 Sumber data dalam penelitian adalah subjek yang dijadikan untuk memeroleh data dalam penelitian. Adapun untuk keperluan dalam penelitian ini menggunakan dua data yaitu :

a. Data Kualitatif

Data kualitatif dalam penelitian ini meliputi:

1) Gambaran umum mengenai subyek penelitian yakni MI Badrussalam Surabaya.

42

(53)

38

2) Materi yang disampaikan dalam Penelitian Tindakan Kelas.

3) Metode pembelajaran yang digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah metode modeling the way.

4) Aktivitas guru 5) Aktivitas siswa b. Data Kuantitatif

Data kuantitatif dalam penelitian ini meliputi : 1) Data jumlah siswa kelas V A

2) Data prosentase ketuntasan minimal 3) Data nilai siswa

4) Data prosentase aktivitas guru dan siswa.43 2. Teknik Pengumpulan Data

a. Penilaian Non Tes

Penilaian adalah instrumen pengumpulan data yang digunakan untuk mengukur atau mengetahui kemampuan siswa dalam aspek kognitif, atau tingkat penguasaan materi pembelajaran.44Tujuannya untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa antara sebelum adanya pemberian tindakan dengan sesudah adanya pemberian tindakan, diawali dengan menentukan aspek-aspek yang akan diteliti, dan dilanjutkan dengan penskoran.

43

Sugiyono, Statistik untuk Penilaian, (Bandung: Alfabeta, 2010), 23-24 44

(54)

39

Dalam penelitian ini, salah satu yang dapat diukur untuk mengetahui peningkatan hasil belajar adalah dari perolehan hasil belajar siswa dengan menggunakan instrument non tes. Penilaian dalam hal ini berupa penilaian yang berkaitan dengan mata pelajaran yang diberikan kepada responden (umumnya peserta didik) untuk mengumpulkan hasil penelitian. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan peserta didik dalam kegiatan dan program pembelajaran.45 b. Observasi

Observasi adalah usaha yang dilakukan pelaksana untuk merekam segala peristiwa dan kegiatan yang terjadi selama tindakan perbaikan berlangsung dengan menggunakan alat bantu ataupun tidak menggunakan alat bantu.46 Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan observasi untuk mengumpulkan data adalah aktivitas guru pada proses pembelajaran dan aktivitas siswa pada saat pembelajaran.

c. Wawancara

Wawancara mendalam adalah proses tanya jawab yang secara mendalam antara pewawancara dengan informan guna memperoleh informasi yang lebih terperinci sesuai dan tujuan peneliti. Wawancara mendalam sangat cocok untuk mengumpulkan data pribadi,

45

Syaiful Sagala, Supervisi Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2010), 271 46

(55)

40

pandangan dan pengalaman seseorang, terutama ketika topik-topik tertentu yang dieksplorasikan.47

Sehubungan dengan pendapat di atas, wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara bebas dan terpimpin, pewawancara hanya membuat pokok-pokok permasalahan yang akan diteliti. Maka dalam hal ini peneliti menggunakan metode ini dengan cara mengadakan tanya jawab secara langsung dengan informan (subjek penelitian) yaitu guru kelas V A untuk mendapatkan data yang ada hubungannya dengan fokus penelitian, dengan menggunakan instrumen interview pada lampiran interview yang berguna untuk mengetahui sejauh mana tingkat keterampilan membaca teks percakapan pada siswa kelas V A MI Badrussalam Surabaya.

d. Dokumentasi

Dokumen adalah sebuah laporan tertulis yang berisi penjelasan dan pemikiran tentang suatu peristiwa. Dokumen terdiri dari buku-buku, surat, dokumen penting, foto, dan lain sebagainya. Metode dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan data-data yang ada di lembaga sekolah.

47

(56)

41

3. Instrumen Pengumpulan Data a. Penilaian Non tes

Peneliti menggunakan instrumen teknik penilaian untuk mengumpulkan data. Dalam penilaian peneliti menggunakan teknik Non tes. Non tes dilakukan untuk mengetahui dan mengukur tingkat keterampilan siswa dalam hal membaca teks percakapan. Sebagai bagian assesmen otentik, penilaian membaca yang praktis dilakukan lewat pembuatan rubrik. Rubrik dapat dibuat sendiri oleh guru berdasarkan bahan tugas yang diberikan. Dalam penelitian ini menggunakan rubrik penilaian non tes (Performance). ( terlampir). b. Observasi

Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data yang dilakukan dengan teknik observasi adalah dengan panduan lembar observasi. (terlampir)

c. Wawancara

Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data yang dilakukan dengan teknik wawancara adalah dengan format wawancara terbuka. (terlampir)

d. Dokumentasi

(57)

42

penelitian ini peneliti mengumpulkan data berupa gambaran umum subyek penelitian, foto, dan surat-surat sebagai penunjang data.

F. Teknik Analisis Data

Data yang sudah terkumpul, kemudian diklasifikasikan menjadi dua kelompok data, yaitu data kuantitatif yang berbentuk angka-angka dan data kualitatif yang dinyatakan dalam kata-kata atau symbol. Data kualitatif yaitu data yang dapat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui respon aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung.48 Dalam menganalisis data kuantitatif akan berkaitan dengan data kualitatif, sebab data kualitatif menyertai dan melengkapi gambaran dari data kuantitatif.49

Analisis data merupakan cara yang digunakan dalam pengelolaan data dan hal tersebut berhubungan erat dengan perumusan masalah yang telah diajukan sehingga dapat digunakan untuk menarik kesimpulan.

Penghitungan analisis dilakukan dengan menggunakan statistik sederhana sebagai berikut :

a. Penilaian Hasil Belajar Non Tes (Performance)

untuk penilaian non tes ( performance) dihitung dengan rumus:

48

Suharsimi Arikunto. Penelitian Tindakan Kelas. (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), 128 49

(58)

43

Rumus 3.1

Adapun untuk menghitung nilai rata-rata kelas dihitung menggunakan rumus:

Rumus 3.2

Keterangan:

X = Nilai rata-rata

∑x = Jumlah nilai keseluruhan

∑N = Jumlah seluruh siswa

[image:58.595.133.509.80.697.2]

Adapun tingkat keberhasilan nilai rata-rata kelas adalah sebagai berikut:50 Tabel 3.1

Kriteria Rata-rata Kelas

Tingkat keberhasilan nilai rata-rata kelas Kriteria

91-100 Sangat baik

81-90 Baik

71-80 Cukup

61-70 Kurang

0-60 Sangat kurang

50

Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), hal 82

Nilai = Skor Perolehan ( skor akhir) x 100 Skor maksimal

(59)

44

b. Persentase Ketuntasan

Untuk mengetahui nilai ketuntasan hasil belajar siswa digunakan analisis sederhana dengan prosentase (%) indikator keberhasilan atau ketuntasan hasil belajar siswa ditentukan dari standar ketuntasan minimal yang ditetapkan yaitu nilainya 80. Dan kelas klasikal, siswa dianggap tuntas belajar secara individu jika mencapai nilai minimal 80 dan dikatakan belum tuntas jika mencapai nilai kurang dari 80. Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar siswa menggunakan rumus sebagai berikut:

Rumus 3.3

Keterangan:

P: Presentase yang akan dicari F: jumlah siswa yang tuntas N: Jumlah seluruh siswa

Adapun kriteria ketuntasan belajar siswa secara keseluruhan adalah sebagai berikut:.51

51

Sudjana. Evaluasi Hasil Belajar,(Bandung: Pusaka Martiana, 1998),131 P = F X 100

(60)

[image:60.595.123.508.93.706.2]

45

Tabel 3.2

Kriteria Ketuntasan Belajar Kriteria Keterangan 91 – 100 Sangat baik

80 – 90 Baik

70-79 Cukup

60 – 69 Kurang baik 0 – 59 Sangat kurang baik

c. Observasi Guru dan Siswa

Analisis observasi guru dan observasi siswa untuk menghitung persentase nilainya dengan menggunakan rumus sebagai berikut : 52

Rumus 3.4

Tabel 3.3

Kriteria Ketuntasan Observasi Guru dan Siswa Taraf Penguasaan Kualifikasi Nilai (Huruf)

91-100% Sangat baik A

81-90 % Baik B

71-80% Cukup C

61-70 % Kurang D

< 60 % Gagal E

52

Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, ( Jakarta: Bumi Aksara, 1996), hal 236 Nilai (Skor akhir) = Skor PerolehanX 100

(61)

46

G.Indikator Kinerja

Indikator kinerja adalah kriteria yang menjadi acuan dan digunakan untuk melihat tingkat keberhasilan kegiatan PTK (Penelitian Tindakan Kelas) dalam meningkatkan serta memperbaiki kegiatan proses belajar mengajar dikelas. Indikator kinerja harus nyata dan dapat diukur (jelas cara pengukurannya).53

Melihat latar belakang permasalahan dan untuk meningkatkan keterampilan membaca siswa dalam hal membaca teks percakapan, maka digunakan indikator sebagai berikut:

1. Persentase ketuntasan belajar minimal 80 %.

2. Nilai atau skor akhir siswa minimal 80, memenuhi nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang telah ditentukan.

3. Nilai Rata-rata siswa minimal 80.

4. Pembelajaran dikatakan berhasil, jika pengamatan aktivitas siswa dan aktivitas guru mendapatkan nilai minimal 80.

53

(62)

47

H.Tim Peneliti Dan Tugasnya 1. Tim peneliti

a. Nama : Nafilatul Mufarridah b. Nim : D07213026

c. Tugas :

1) Bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan

2) Menyusun rencana pelaksanaan (RPP) dan instrumen penelitian yang lain.

3) Terlibat dalam semua kegiatan. 2. Guru Mata Pelajaran

a. Nama : Abdul Aziz Fitroni, S.Pd.

b. Jabatan : Guru Bahasa Indonesia Kelas VA c. Tugas :

1) Bertanggung jawab atas kelancaran pelaksanaan kegiatan

2) Mengamati pelaksanaan pembelajaran

(63)

48 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Dalam bab ini akan dipaparkan hasil penelitian tentang “Peningkatan

Keterampilan Membaca Teks Percakapan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Metode Modeling The Way Siswa Kelas V A MI Badrussalam

Surabaya “. Hasil penelitian diuraikan dalam beberapa siklus yang dilakukan

dalam pembelajaran di kelas dan hasil penelitian ini akan dijelaskan per siklus. Setiap siklus terdiri empat langkah pokok, yaitu: perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi.

Hasil penelitian ini akan dijelaskan mulai dari siklus I dan siklus II, sebagaimana yang akan dijelaskan sebagai berikut :

1. Hasil Penelitian Siklus I

Penelitian tindakan kelas dalam siklus I dilakukan 1 kali pertemuan dengan alokasi waktu 3 jam pelajaran (3 x 35 menit). Siklus I terdiri dari empat tahapan dalam penelitian tindakan kelas yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi sebagaimana berikut :

1)Perencanaan siklus I

(64)

49

[image:64.595.147.516.246.505.2]

c. membuat media pembelajaran berupa power point yang berisi gambar dan video.

2)Pelaksanaan Tindakan Siklus I

Pelaksanaan siklus I dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 30 November 2016. Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas V A MI Badrussalam Surabaya berjumlah 29 siswa. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat sebagai berikut:

a. Kegiatan awal

Pada kegiatan awal pembelajaran, guru mengucapkan salam kemudian sama siswa dan guru membaca doa bersama-sama untuk mengawali kegiatan pembelajaran. Selanjutnya guru mengecek kehadiran siswa.

Dilanjutkan kegiatan berikutnya guru melakukan apersepsi dengan memperlihatkan gambar yang ada di layar LCD dan guru

bertanya kepada siswa “apa maksug gambar tersebut? dan apa yang

(65)

50

Setelah itu guru memotivasi siswa supaya bisa membaca teks percakapan dengan tepan dan selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa.

b. Kegiatan inti

Pada kegiatan eksplorasi siswa mengamati video yang ditampilkan, kemudian guru mengajukan pertanyaan kepada siswa tentang apa saja yang mereka amati, setelah itu guru menjelaskan materi tentang membaca teks percakapan. Setelah itu guru membagikan lembar teks percakapan

Pada kegiatan elaborasi siswa diminta membentuk kelompok- kelompok kecil dimana 1 kelompok terdiri dari 2 orang. dalam kelompok tersebut siswa diminta membuat scenario peragaan atau membuat rencana tentang praktek membaca teks percakapan dengan baik. setelah 15 menit selesai berdiskusi perkelompok bergantian maju kedepan untuk praktek membaca teks percakapan.

(66)

51

c. Kegiatan akhir

Pada kegiatan akhir siswa bersama guru menyimpulkan hasil belajar, setelah itu siswa bersama guru melakukan refleksi tentang pembelajaran yang sudah dilakukan, siswa diminta mengisi lembar kertas yang sudah diterima. setelah itu siswa bersama-sama berdoa untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran. setelah itu guru mengucapkan salam sebelum meninggalkan salam dan siswa menjawab salam tersebut.

3)Observasi Siklus I

a. Hasil observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa selama proses belajar mengajar.

Pada hasil observasi aktivitas guru siklus I tergolong sangat baik. pembelajaran terlihat aktif, kegiatan yang dilakukan oleh guru juga sudah sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat dan perolehan nilai (skor akhir) dari aktivitas gutu mendapatkan nilai 91. Data hasil observasi perhitungan kegiatan guru (terlampir).

Meskipun perolehan nilai dari hasil observasi aktivitas guru siklus I tergolong sangat baik namun perlu ditingkatkan lagi pada tahap selanjutnya yaitu pada siklus II supaya lebih maksimal.

(67)

52

Data hasil observasi aktivitas siswa (terlampir). Meskipun perolehan skor dari hasil observasi aktivitas siswa siklus I tergolong baik yaitu mendapatkan nilai 88,5 namun perlu ditingkatkan lagi pada tahap selanjutnya yaitu pada siklus II supaya semakin baik dan lebih maksimal.

b. Hasil evaluasi belajar

Dalam penerapan metode modeling the way materi membaca teks percakapan pada siklus I yang dilakukan dengan penilaian non tes (performance) diperoleh nilai keseluruhan siswa 2275 dengan nilai rata-rata siswa yaitu 78,4 (cukup).

Prosentase ketuntasan kelas yaitu 75,86 % dengan jumlah siswa yang tuntas ada 22 siswa siswa sementara terdapat 7 siswa yang belum tuntas dari 29. Data hasil penilaian non tes. (terlampir)

Dari perolehan prosentase ketuntasan belajar menunjukkan bahwa tingkat keberhasilan penggunaan metode modeling the way yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan membaca siswa masih cukup dan belum tercapai secara maksimal.

4)Refleksi

(68)

53

membaca pada pra siklus sebesar 63,7 (rendah) menjadi 78,4 (cukup) pada siklus I.

Hasil observasi kegiatan guru dalam kegiatan pembelajaran telah mencapai kriteria keberhasilan pada siklus I yaitu mendaptkan skor 91 berada dalam kategori sangat baik. Ini berarti bahwa kreteria keberhasilan aktivitas guru bahasa Indonesia dalam pembelajaran pada siklus I telah tercapai.

Hasil pengamatan peneliti terhadap aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran telah mencapai kreteria keberhasilan 88,5 berada dalam kategori baik. Ini berarti keberhasilan siswa dalam pembelajaran dalam siklus I telah tercapai, akan tetapi masih perlu ditingkatkan untuk mencapai kategori sangat baik.

(69)

54

Untuk mendapatkan kriteria keberhasilan penerapan metode modeling the way maka akan dilakukan perbaikan dengan memberikan contoh peragaaan yang nyata atau langsung di depan kelas dan untuk meningkatkan terciptanya kelas yang kondusif, guru melakukan perbaikan dengan memberikan ice breaking seperti guru melakukan tepuk lempar spidol, selain itu lebih memperhatikan siswa sehingga mereka memperhatikan dan tidak ramai sendiri.

Untuk lebih meningkatkan keterampilan membaca siswa dan meningkatkan tercapainya kriteria yang diharapkan, peneliti perlu mengadakan perbaikan selanjutnya pada siklus II.

2. Siklus II

Pada penelitian tindakan kelas ini, siklus II dilaksanakan dalam 1 kali pertemuan dengan waktu 3 x 35 menit atau 3 jam pelajaran. Pada siklus II sama dengan siklus sebelumnya yaitu terdiri dari empat tahap yakni dimulai dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Sebagai brikut:

1) Perencanaan

Pada tahap perencanaan siklus II kegiatan yang dilakukan adalah: a. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia b. Membuat lembar observasi kegiatan guru dan kegiatan siswa c. Membuat media pembelajaran berupa power point, gambar dan

(70)

55

2) Pelaksanaan tindakan

Pelaksanaan siklus II dilaksanakan pada hari Rabu 07 Desember 2016, subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas V A MI Badrussalam Surabaya berjumlah 29 siswa. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat sebagai berikut:

a. Kegiatan awal

(71)

56

teks percakapan dengan tepat, kalian nanti bisa bisa berkomunikasi dengan baik dan juga bisa menjadi peran dalam sebuah pementasan drama. Selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan disampaikan.

b. Kegiatan inti

Pada kegiatan inti siswa mengamati guru berperan/ memberikan contoh dalam membaca teks percakapan di depan kelas kemudian guru mengajukan pertanyaan kepada siswa tentang apa saja yang telah mereka amati. seperti apa yang dibicarakan? dan lainnya. Setelah itu guru mendengarkan penjelasan guru mengenai teks percakapan dan cara membaca yang tepat. Setelah itu guru membagikan lembar teks percakapan kemudian siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, satu kelompok terdiri dari 2 orang. dalam kelompok tersebut siswa berdiskusi dan membuat skenario tentang membaca teks percakapan setelah itu masing-masing kelompok bergantian maju membaca teks percakapan dan guru menilainya setelah itu guru menanggapi hasil presentasi masing-masing siswa beserta memberi penguatan tentang materi.

c. Kegiatan Akhir

(72)

57

Gambar

Tabel 4.1 Perbandingan Hasil Penelitian  Keterampilan Membaca
Gambar 3.1 Siklus PTK Model Kurt Lewin ......................................... 27
Grafik 4.2 Perbandingan Hasil Pengamatan Aktivitas Guru ................ 64
TABEL 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
+7

Referensi

Dokumen terkait

Observasi aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran menggunakan teknik Dictogloss termasuk dalam kategori baik (B). Hasil observasi aktivitas siswa pada siklus II meningkat dan

Deskripsi hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dapat peneliti uraikan dalam tahapan siklus-siklus pembelajaran yang dilakukan. Siswa yang mengikuti pembelajaran

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon. Dalam proses kegiatan belajar mengajar strategi pembelajaran mempunyai peranan penting. Untuk memudahkan siswa dalam

Pada pembelajaran 8 ini kalian dapat belajar dengan mengikuti setiap aktivitas sepenuh hati untuk mencapai kompetensi menyusun teks deskriptif tentang benda.. Tetap semangat

Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran berbasis edutainment, dan indikator hasil belajar siswa pada materi cerita

Beberapa aktivitas siswa yang perlu ditingkatkan yaitu, siswa masih malu-malu mengemukakan pendapatnya, siswa kurang aktif pada saat proses pembelajaran, beberapa siswa kurang dalam

Berdasarkan hasil analisis data hasil belajar siswa yang diterapkannya menulis teks prosedur dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif resiprokal, pada siklus I jumlah siswa yang

245 Volume 1 Nomor 2 siklus II menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada pembelajaran Bahasa Indonesia menggunakan metode Speed Reading telah mengalami peningkatan yang sangat baik