• Tidak ada hasil yang ditemukan

36. PEMBERDAYAAN PERAJIN AKAR PASAK BUMI (Eurycoma longifolia Jack) MELALUI DIVERSIFIKASI PRODUK DAN INFORMASI PENGGUNAANNYA SECARA TEPAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "36. PEMBERDAYAAN PERAJIN AKAR PASAK BUMI (Eurycoma longifolia Jack) MELALUI DIVERSIFIKASI PRODUK DAN INFORMASI PENGGUNAANNYA SECARA TEPAT"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Ari Widiyantoro1*, Sri Luliana2, Sri Wahdaningsih3

1Program Studi Kimia, Fakultas MIPA, Universitas Tanjungpura, Pontianak 2Program Studi Farmasi, Fakultas Kedokteran, Universitas Tanjunpura, Pontianak 3Program Studi Farmasi, Fakultas Kedokteran, Universitas Tanjungpura, Pontianak

*email: widikimia@yahoo.com

ABSTRAK

Perajin akar pasak bumi (Eurycoma longifolia Jack) merupakan salah satu kegiatan ekonomi kreatif yang bergantung dari ketersediaan akar pasak bumi. Pembukaan hutan menjadi lahan perkebunan sawit di Provinsi Kalimantan Barat menyebabkan habitat tumbuhan ini menjadi menyempit. Perajin akar pasak bumi makin sulit menemukan tumbuhan pasak bumi.Oleh karena itu diperlukan usaha pemberdayaan perajin akar bumi melalui diversifikasi produk dengan pendampingan terhadap perajin dalam memilih bahan baku yang berbasis khasiat bagi kesehatan dan informasi penggunaannya secara tepat. Kegiatan pemberdayaan ini dilakukan selama 3 bulan melalui pendampingan, diskusi dan pelatihan manajemen pengemasan dan pemasaran. Bahan baku alternatif yang dipilih untuk diversifikasi produk adalah kayu sepang (Caesalpinia sappan L.), manggis (Garcinia mangostana L.), dan nangka (Artocarpus heterophyllus). Pemilihan kayu tersebut berdasarkan khasiatnya untuk kesehatan.Setelah dilakukan produksi dengan berbagai kayu perajin mengalami peningkatan permintaan sebesar 75%. Evaluasi kegiatan menunjukkan perajin 100% mengalami peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi, 100% mendapatkan kepuasan bermitra dengan Tim IbM, dan 100% berharap dapat bermitra kembali untuk kegiatan lainnya.

Kata kunci : pemberdayaan, perajin akar pasak bumi, diversifikasi produk,

ABSTRACT

Craftsmen of roots of Eurycoma longifolia Jack is one creative economic activities that depend on the availability of the roots of Eurycoma longifolia Jack. Clearing of forests into oil palm plantations in West Kalimantan Province, causing the plant habitats become narrowed. Craftsmen of roots of Eurycoma longifolia Jack increasingly difficult to find Eurycoma longifolia Jack plants. Because it takes effort to empower craftsmen of roots of Eurycoma longifolia Jack through product diversification by assistance to craftsmen in choosing raw materials-based health giving properties and use information appropriately. This empowerment activities carried out during the thr ee months through mentoring, discussion and management of packaging and marketing training. The selected alternative raw materials for product diversification are Caesalpinia sappan L., Garcinia mangostana L. and Artocarpus heterophyllus wood. Selection is based on the properties of wood for the production of health. Product diversification with various wood by craftsmen have increased demand by 75%. Evaluation shows craftsmen 100% increase science and technology, a 100% gain satisfaction partnered with IbM Team, and 100% look forward to partnering back for other activities

Keywords : empowerment, craftsmen of root of Eurycoma longifolia Jack, product diversification

PENDAHULUAN

Program Indonesia Sehat 2010 ternyata belum sepenuhnya tercapai. Salah satu hal yang

perlu ditingkatkan adalah self medication yaitu pengobatan secara mandiri termasuk di dalamya menjaga kesehatan karena kesadaran pribadi. Perajin Akar Pasak Bumi merupakan salah satu

PEMBERDAYAAN PERAJIN AKAR PASAK BUMI (Eurycoma longifolia Jack) MELALUI DIVERSIFIKASI PRODUK DAN INFORMASI PENGGUNAANNYA

(2)

penggiat ekonomi yang mendukung self medication. Perajin akar pasak bumi perlu diberikan berbagai inovasi produk dan inovasi bahan baku, hal ini dilakukan untuk memperoleh pasar

yang signifikan sehingga pendapatan bisa bertambah. Motivasi dalam berwirausaha dan inovasi

produk memberikan pengaruh yang besar terhadap hasil pemasaran (Yunal dan Indriyani,

2013). Inovasi produk berdasarkan hasil penelitian menunjukkan pengaruh yang positif dan

signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi (Indriani dan Prasetyowati, 2008). Selain itu

pertumbuhan ekonomi kreatif akan mendukung industri pariwisata (Suparwoko, 2010). Kondisi

ini memberikan inspirasi kepada Tim IbM Universitas Tanjungpura untuk memberikan transfer

ilmu pengetahuan dan teknologi berupa inovasi bahan baku dan inovasi produk bagi 2 mitra

IbM agar dapat meningkatkan penghasilannya.

Kegiatan IbM (Iptek bagi Masyarakat) merupakan solusi penyelesaian permasalahan

yang terjadi pada 2 Mitra IbM yang disepakati bersama antara Tim IbM dan Mitra. Solusi yang

ditawarkan didasarkan pada prioritas permasalahan yang dihadapi mitra yaitu Perajin Akar

Pasak Bumi Desa Pasak Kecamatan Sungai Ambawang dan Perajin Akar Pasak Bumi Desa

Mega Timur Kecamatan Sungai Ambawang, Kabupaten Kubu Raya, Provinsi Kalimantan

Barat.

Berdasarkan Kalimantan Barat dalam Angka, 2014 (BPS Kalimantan Barat) Kabupaten

Kubu Raya merupakan pemekaran dari Kabupaten Mempawah dengan Undang-Undang Nomor

35 Tahun 2007 yang terdiri atas 9 kecamatan, 101 desa dan 370 dusun. Penduduk Kabupaten

Kubu Raya terdiri atas suku Melayu (30,10%), China (27,20%), Bugis (13,10%), Jawa

(11,70%), Madura (6,40%), Dayak dan lainnya. Sebagian besar perekonomian Kabupaten Kubu

Raya bertumpu pada pertanian, perdagangan dan perikanan (Biro Pusat Statistik Kabupaten

Kubu Raya, 2014; Biro Pusat Statistik Provinsi Kalbar, 2014). Kecamatan Sungai Ambawang

merupakan salah satu kecamatan dalam Kabupaten Kubu Raya. Kecamatan Sungai Ambawang

terdiri atas 12 desa dan 48 dusun dengan total luas wilayah 726,10 km2.

Desa Pasak dan Desa Mega Timur di Kecamatan Ambawang merupakan dua desa yang

terdapat beberapa perajin akar pasak bumi. Beberapa karakteristik permasalahan terungkap

dalam wawancara dengan Tim IbM Untan untuk mengklasifikasikan dan mencari solusi

sehingga bisa diperoleh suatu kesepakatan. Mitra I adalah Perajin Akar Pasak Bumi yang telah

bekerja sejak 1990. Bahan baku masih mengandalkan ketersediaan dari hasil hutan. Produksi

dilakukan secara sederhana dengan pisau. Produk kerajinan akar pasak bumi berupa gelas dijual

kepada pihak kedua dengan cara dititipkan di sentra wisata. Harga per gelas 100 mL seharga

Rp. 15.000,-.Pihak kedua menjual dengan harga Rp. 30.000,- Mitra II adalah Perajin Akar

(3)

membawa akar pasak bumi. Produksi menggunakan alat pisau. Penampung produk kerajinan

berada di kios-kios area stadion PSP Pontianak. Harga per gelas 100 mL Rp. 20.000,-. Pihak

kedua menjualnya Rp. 40.000,-.

Berdasarkan permasalahan mitra-mitra tersebut disepakati solusi untuk Mitra I dengan

kegiatan (1) diversifikasi bentuk/model kerajinan akar pasak bumi (2) peningkatan kualitas

produk melalui pemberian cara penggunaan sehingga khasiatnya dapat muncul dan aman (3)

peningkatan target konsumen melalui diversifikasi bahan baku produk kerajinan berbasis

tumbuhan obat lokal (4) peningkatan manajemen usaha melalui pengenalan permodalan

perbankan bekerjasama dengan Bank Kalbar sedangkan pada Mitra II dengan kegiatan (1)

diversifikasi bentuk/model kerajinan akar pasak bumi (2) sama dengan Mitra I (3) diversifikasi

bahan baku kerajinan berbasis tanaman obat lokal (4) sama dengan Mitra I. Indikator

peningkatan dianalisis secara persentase dengan memperhatikan kondisi awal dan setelah

kegiatan serta evaluasi faktor-faktor pendukung dan penghambat.

METODE PELAKSANAAN KEGIATAN

Kegiatan yang dilakukan oleh Tim IbM Universitas Tanjungpura terhadap Mitra I dan II

untuk pemecahan masalahnya berlangsung selama 3 bulan efektif tetapi secara keseluruhan dari

awal sampai akhir diperlukan 8 bulan untuk bermitra dalam kegiatan ini. Kegiatan ini

memerlukan adaptasi dan saling pemahaman antara Tim IbM Universitas Tanjungpura dengan

mitra agar transfer ilmu pengetahuan dan teknologi berjalan dengan baik.

Beberapa langkah penyelesaian permasalahan dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Ketersediaan bahan baku

Tim IbM mengajarkan dan melakukan transfer informasi bagaimana melakukan inovasi

bahan baku yaitu melakukan diversifikasi bahan baku dengan 2 alternatif yaitu pertama,

menggunakan bagian batang pasak bumi (karena kalau akarnya digunakan maka bagian

batangnya untuk kayu bakar). Walaupun khasiatnya berbeda tapi dapat dilakukan inovasi

dengan strategi penggunaannya. Alternatif kedua yaitu menggunakan bahan baku

tanaman obat yang lain tetapi disesuaikan dengan ketersediaan bagian tumbuhan tersebut.

Beberapa bagian tanaman yang bisa digunakan untuk kerajinan gelas berkhasiat seperti

akar pasak bumi adalah kayu batang sepang (Caesalpinia sappan L.), kayu batang manggis (Garcinia mangostana L.) dan kayu nangka (Artocarpus heterophyllus). Bagian tumbuhan ini mengandung banyak sekali metabolit sekunder yang berkhasiat untuk

(4)

2. Pemberian pelatihan tentang pengolahan produk kerajinan dari bagian tumbuhan

untuk alat minum dengan sterilisasi menggunakan autoklaf dan oven sederhana serta

penggunaan kemasan agar produk tidak berjamur dan timbul serbuk.

Pemberian pelatihan diberikan secara intensif kepada 2 mitra. Pelatihan dilakukan dengan

teknik demonstrasi oleh Tim IbM yang dilanjutkan dengan uji coba oleh mitra kemudian

diakhiri dengan diskusi. Pada pengolahan produk diperkenalkan proses sterilisasi produk

yang selama ini belum pernah diketahui oleh mitra. Hal ini penting karena produk ini

merupakan alat minum yang sekaligus sumber bahan baku ekstrak yang akan diminum

sehingga keamanannya harus terjamin. Proses sterilisasi yang diajarkan yaitu

menggunakan autoklaf dan oven inovasi. Selain itu dilatih penggunaan kemasan untuk

produknya agar aman dan bertahan lama.

Untuk mengetahui tingkat keberhasilan pelatihan, Tim IbM akan membuat bahan

evaluasi dengan membandingkan kondisi awal sebelum kegiatan dan akhir sesudah

kegiatan. Evaluasi dilakukan dengan kuisioner.

3. Peningkatan target konsumen melalui diversifikasi produk kerajinan dan inovasi

teknik penjualan

Kegiatan ini seoptimal mungkin memberikan pelatihan diversifikasi produk kerajinan

yang dijual. Diversifikasi berbasis respon konsumen, sebelumnya telah dilakukan survei

pendahuluan ke pembeli kerajinan akar pasak bumi mengenai bentuk-bentuk kerajinan

akar pasak bumi yang lebihh disukai. Sejumlah 70% responden menyukai bentuk cangkir

yang mungil, 25% menyukai bentuk gelas (bentuk yang telah beredar selama ini) dan 5%

menginginkan bentuk sedotan.

Sementara itu untuk pencapaian penjualan akan dilakukan inovasi sebagai berikut :

c. Bekerjasama sama dengan Dekranasda Kalimantan Barat untuk penjualan produk

kerajinan akar pasak bumi di galeri Dekranasda dan Dekranasda membantu jejaring untuk

penjualannya

d. Teknik penjualan secara online yang akan dimasukan dalam bisnis online Tim IbM Universitas Tanjungpura. Beberapa langkah yang akan dilakukan terkait dengan

penjualan secara online : 1. Kontinuitas produksi

Pihak Mitra diberikan motivasi berusaha secara matang sehingga memberikan

(5)

2. Kualitas produk

Pihak Mitra dan Tim IbM Universitas Tanjungpura menciptakan kemasan yang aman

dan menjaga kualitas produk

3. Jejaring transportasi

Pihak Mitra dan Tim IbM Universitas Tanjungpura bekerjasama dalam

pendistribusian produk.

4. Memberikan pelatihan tentang permodalan dan mengenalkan dengan stakeholder yang

tertarik dengan potensi kerajinan akar pasak bumi

Tim IbM bekerjasama dengan Bank Kalbar memberikan pelatihan permodalan dan

mengajak Bank kalbar untuk berpartsispasi aktif meningkatkan permodalan para perajin

akar pasak bumi. Pelatihan dan forum diskusi intensif dilakukan sebulan sekali selama 8

bulan

HASIL DAN PEMBAHASAN

Koordinasi Tim IbM Universitas Tanjungpura dengan Mitra

Pelaksanaan kegiatan IbM ini dimulai dengan koordinasi dalam langkah-langkah

kegiatan bersama Mitra I dan Mitra II. Koordinasi sangat penting agar kegiatan yang dilakukan

mencapai sasaran yang ditargetkan. Selain itu koordinasi juga menciptakan suasana kemitraan

menjadi lebih bermakna karena masing-masing mempunyai peran yang sama untuk

mengeluarkan ide dan penyelesaian masalah yang dihadapi oleh mitra. Koordinasi melibatkan

berbagai pihak yang berkepentingan bagi keberlanjutan program ini sebagai stakeholder seperti Dewan Kerajinan Nasional Daerah Kalimantan Barat dan Bank Kalbar.

(6)

Diversifikasi Produk Kerajinan Berbasis Tanaman Berkhasiat Kesehatan

Akar pasak bumi menjadi bagian tanaman obat yang paling banyak digunakan sebagai

bahan baku kerajinan yang berbasis khasiat kesehatan. Kerajinan tangan yang menggunakan

bahan baku akar pasak bumi adalah gelas pasak bumi. Gelas pasak bumi ini mempunyai

berbagai ukuran dari kecil, sedang dan besar. Gelas pasak bumi ini digunakan sebagai alat untuk

mengekstraksi senyawa-senyawa yang terkandung dalam akar pasak bumi tersebut. Masyarakat

banyak menggunakannya karena secara empiris dan hasil penelitian menunjukkan ekstrak akar

pasak bumi bersifat aprodisiaka.

Gambar 2. Akar pasak bumi sumber bahan baku Mitra I dan II

(7)

Saat ini akar pasak bumi sulit diperoleh di lapangan karena tumbuhan ini sudah langka.

Tumbuhan ini berkembang biak dengan bijinya tetapi persebarannya sekarang makin sempit

karena banyak hutan-hutan yang dibuka sebagai lahan perkebunan sawit. Kondisi ini

memberikan alterantif mencari bahan baku lainnya untuk kerajinan gelas ini. Untuk itu dipilih

beberapa tumbuhan yang secara empiris dan hasil penelitian mempunyai khasiat bagi

kesehatan. Tumbuh-tumbuhan tersebut adalah kayu batang sepang (Caesalpinia sappan L.), kayu batang manggis (Garcinia mangostana L.) dan kayu nangka (Artocarpus heterophyllus). Tumbuh-tumbuhan ini banyak tumbuh di Kalimnatan Barat. Tumbuh-tumbuhan ini secara

empiris juga telah digunakan sebagai bahan baku pengobatan tradisional. Berbagai penelitian

telah menunjukkan khasiat tumbuh-tumbuhan ini bagi kesehatan manusia.

Pelatihan Sterilisasi Menggunakan Oven Sederhana dan Autoklaf Sederhana

Pelatihan ini untuk memberikan transfer ilmu pengetahuan dan teknologi kepada Mitra I

dan Mitra II dalam menggunakan oven dan autofklaf inovasi untuk sarana melakukan sterilisasi

produk. Sterilisasi produk sebelum dikemas sangat penting untuk menjaga produk dari cemaran

mikroba. Sterilisasi dilakukan 2 kali terhadap produk yang terjadi. Pertama dilakukan sterilisasi

basah dengan autoklaf sederhana yang kedua sterilisasi kering menggunakan oven sederhana.

Setelah dilakukan sterilisasi produk kerajinan akar pasak bumi, kayu sepang, kayu manggis dan

kayu nangka lalu dimasukan dalam kemasan plastik yang tersegel agar keamanan produknya

terjaga sehingga pembeli dapat menggunakannya sebagai gelas minuman dengan aman dan

sehat.

Perbaikan Manajemen dan Permodalan Mitra

Sebelum adanya kegiatan IbM secara manajemen perajin akar pasak bumi ini belum

terencana dengan baik, mereka hanya membuat produk dengan perkiraan jumlah konsumen

langganan sehingga secara penghasilan sulit mengalami peningkatan. Mereka hanya

mengandalkan pesanan langganan bentuk gelas atau akar pasak bumi sebagai bahan mentah.

Berdasarkan observasi Mitra 1 biasanya membuat dua produk yaitu bentuk gelas dan akar yang

dihaluskan. Mitra 2 membuat bentuk gelas hal ini terkait dengan keterbatasan bahan baku akar

karena Mitra 2 hanya menerima pasokan dari perambah hutan. Tim IbM Universitas

Tanjungpura memberikan transfer ilmu pengetahuan dan teknologi berupa cara manajemen

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Perajin akar pasak bumi harus mampu

(8)

Belum banyak pihak-pihak yang memperhatikan potensi perajin akar pasak bumi

terutama pada permodalan. Kondisi ini memunculkan ide Tim IbM Universitas Tanjungpura

untuk membantu para perajin akar pasak bumi untuk memperoleh permodalan sehingga dapat

meningkatkan produksinya. Untuk permodalan ini Tim IbM Universitas Tanjungpura

bekerjasama dengan Bank Kalbar dalam membina para mitra perajin akar pasak bumi.

Evaluasi Kegiatan IbM

Untuk meningkatkan keberhasilan kegiatan IbM ini maka evaluasi kegiatan sangat

penting sehingga dapat diketahui tingkat keberhasilannya, faktor pendukung dan penghambat

kegiatan ini. Kondisi ini acuan bagi peningkatan kegiatan selanjutnya. Evaluasi diberikan

dengan mengisi kuisioner. Evaluasi kegiatan menunjukkan peningkatan permintaan konsumen

sebesar 75%, mitra I dan II mendapatkan transfer ilmu pengetahuan sebesar 100%, mitra I dan

II menyukai kegiatan IbM sebesar 100%, dan mitra I dan mitra II berkomitmen dengan Tim

IbM untuk dapat bekerjasama dalam kegiatan pemberdayaan selanjutnya sebesar 100%.

KESIMPULAN

Berdasarkan pelaksanaan kegiatan IbM terlihat para Mitra I dan Mitra II antusias dan

respon terhadap transfer ilmu pengetahuan dan teknologi yang dilakukan Tim IbM Universitas

Tanjungpura. Mitra I dan II mampu melakukan diversifikasi produk, memperbaiki manajemen

usaha dan mengenal permodalan untuk usahanya. Evaluasi kegiatan menunjukkan peningkatan

permintaan konsumen sebesar 75%, mitra I dan II mendapatkan transfer ilmu pengetahuan

sebesar 100%, mitra I dan II menyukai kegiatan IbM sebesar 100%, dan mitra I dan mitra II

berkomitmen dengan Tim IbM untuk dapat bekerjasama dalam kegiatan pemberdayaan

selanjutnya sebesar 100%.

UCAPAN TERIMAKASIH

Penulis mengucapkan terimakasih kepada Reviewer atas sarannya untuk penyempurnaan

kegiatan IbM ini dan DRPM Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi atas

pendanaan kegiatan IbM ini pada tahun anggaran 2016.

DAFTAR PUSTAKA

Biro Pusat Statistik Kabupaten Kubu Raya. 2014. Kabupaten Kubu Raya dalam Angka 2013.

(9)

Indriani, F. dan Prasetyowati, E. 2008. Studi Mengenai Inovasi Produk Pada Usaha Kecil

Kerajinan Ukiran di Jepara. Jurnal Sains Pemasaran Indonesia. 2 (2). 249-272

Suparwoko. 2010. Pengembangan Ekonomi Kreatif Sebagai Penggerak Industri Pariwisata.

Prosiding Simposium Nasional : Menuju Purworejo yang Dinamis dan Kreatif. 53-66 Yunal, V.O. dan Indriyani, 2013. Analisis Pengaruh Motivasi Berwirausaha dan Inovasi Produk

Gambar

Gambar 1. Persiapan koordinasi dengan Mitra I dan Mitra II
Gambar 2. Akar pasak bumi sumber bahan baku Mitra I dan II

Referensi

Dokumen terkait

Pencapaian kualitatif merupakan kualitas yang dicapai dalam pelaksanaan program kerja, apakah program kerja tersebut berjalan dengan baik, konsep yang matang serta

Maka secara langsung apabila ada pihak yang meninggal tanpa memandang siapa yang lebih dulu meninggal dan perpindahan harta kekayaan (warisan) dari yang satu ke yang

Pengujian kuat tekan dan kuat tarik belah beton dengan benda uji 12 buah beton silinderdilakukan di Laboratorium Bahan Rekayasa Program Strata Satu (S1) Departemen Teknik

Sektor luar malaysia dijangka sederhana disebabkan oleh eksport yang lebih rendah dan harga komoditi yang lemah, terutamanya dalam tempoh separuh pertama 2013,

4.850.000.000, (Empat milyard delapan ratus lima puluh juta rupiah), dengan ini diberitahukan bahwa sebagai Pemenang Lelang untuk Kegiatan dimaksud adalah

Biaya pemeliharaan yang tinggi pada perkerasan lentur namun umur pelayanan yang pendek serta pemeliharaan yang sering terjadi pada masa pelayanan membuat biaya yang

1s Hal demikian diklaim sebagai pemberian kemudahan bagi umat Islam dan merupakan bentuk rahmat dari Tuhan sebagaimana dimaksudkan dalam sebuah hadits yang menyatakan

Persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk digunakan memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk proses produksi atau perakitan,