• Tidak ada hasil yang ditemukan

J00890

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan " J00890"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

62

Theresia Iin Yunitasari, Sunardi, Wahyu Purwiyastuti

Pendidikan Sejarah, Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan, Universitas Kristen Satya Wacana

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: sejarah Sekolah Rakyat Kanisius Harjosari beserta sistem pendidikannya. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif naratif. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan menggunakan studi arsip/dokumen, studi pustaka, wawancara dan dokumentasi. Penelitian ini merupakan penelitian sejarah dengan menggunakan kritik intern dan kritik ekstern. Hasil penelitian ini menunjukkan: sejarah berdirinya Sekolah Rakyat Kanisius Harjosari dilatarbelakangi oleh salah satu tujuan yayasan yang mendirikan sekolah tersebut yakni memberikan kesempatan belajar kepada anak-anak tidak mampu di pedesaan. Sistem pendidikan di SR Kanisius Harjosari terdiri atas (1) tujuan sekolah disamping mengenalkan pengetahuan kepada masyarakat di daerah pedesaan juga mengenalkan agama katolik. (2) Murid yang masuk berasal dari beberapa desa dikarenakan Sekolah Rakyat Kanisius Harjosari merupakan satu-satunya sekolah yang ada dalam kelurahan Harjosari. (3) Guru yang mengajar dipersiapkan oleh yayasan melalui sekolah guru Yayasan Kanisius (4) kegiatan pembelajaran sebelum tahun 1962 dilakukan secara berpindah-pindah dan setelah tahun 1962 telah menggunakan gedung sekolah yang baru.

Kata Kunci: Sejarah, Sekolah Rakyat, Harjosari

PENDAHULUAN

Pendidikan di Indonesia sudah ada sejak jaman Hindu Budha dan berkembang hingga jaman modern sekarang ini. Salah satu perbaikan pendidikan yang terjadi di Indonesia dikarenakan adanya pengaruh politik etis yang dipengaruhi oleh salah satu anggota parlemen pemerintahan Belanda.

Pendidikan merupakan suatu hal yang penting bagi setiap orang tidak terkecuali bagi mereka bertempat tinggal di daerah pedesaan. Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia perubahan-perubahan tidak hanya terjadi dalam bidang pemerintahan saja, tetapi juga dalam bidang pendidikan dengan perubah-an yperubah-ang mendasar, yaitu perubahperubah-an yperubah-ang menyangkut penyesuaian kebijakan pendidikan dengan dasar dan cita-cita suatu bangsa yang merdeka.

Salah satu pendidikan yang ada adalah Sekolah Rakyat (SR) yang didirikan

(2)

63 Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana Sejarah Sekolah Rakyat Kanisius Harjosari Kabupa-ten Semarang sebelum tahun 1962 dan setelah tahun 1962. Penelitian bertujuan untuk mendeskripsikan mengenai Sejarah Sekolah Rakyat Kanisius Harjosari Kabu-paten Semarang sebelum dan sesudah tahun 1962.

Kajian teori yang digunakan adalah latar belakang berdirinya sekolah karna adanya politik etis dari pemerintah Belanda. Sistem pendidikan di dalam sekolah yang meliputi: (1) Tujuan, setiap pendidikan memiliki tujuan dan yang dimaksud dengan tujuan itu ialah cita-cita pendidikan yang berfungsi untuk memberi-kan arah terhadap semua kegiatan dalam proses pendidikan. (2) Peserta didik, peserta didik disini diartikan sebagai objek yang sekaligus sebagai subjek pendidikan. Sebagai objek, peserta didik menerima perlakuan-perlakuan tertentu dalam proses pendidikan. (3) Pendidik adalah sebagai pembimbing yang memberikan pengaruh untuk menumbuhkan aktivitas peserta didik dan sekaligus sebagai pemegang tanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan. (4) Alat pendidikan adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan yang berfungsi untuk mempermudah atau mempercepat terca-painya tujuan pendidikan. (5) Lingkungan adalah lingkungan sekitar yang dipergu-nakan sebagai alat dalam proses pendi-dikan. Lingkungan berfungsi sebagai tempat terlaksananya proses pendidikan.

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian mengenai Sejarah Seko-lah Rakyat Kanisius Harjosari Kabupaten Semarang Tahun 1962 menggunakan metode penelitian sejarah. Menurut Carrard 1992:2-4; Cf. Gee 1950: 281 dalam bukunya Helius Sjamsuddin yang berjudul

Metodologi Sejarah (2012: 67) metode sejarah yang terdiri dari empat langkah yaitu (1) heuristik dengan melakukan wawancara kepada para alumni dan pengajar sekolah sebagai pelaku sejarah. (2) Verifikasi (kritik ekstern dan intern), (3) interpretasi, dan (4) historiografi (penulisan sejarah).

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHAS-AN

Hasil penelitian ini menunjukan (1) sejarah berdirinya Sekolah Rakyat Kanisius Harjosari karena dilatarbelakangi oleh munculnya Yayasan Kanisius. Yayasan Kanisius didirikan dalam rangka untuk mewujudkan keinginan atau tujuan dari Romo F. Van Lith Sj. Hal tersebut diwujud-kan dalam bentuk mendiridiwujud-kan sekolah-sekolah Katolik dengan maksud: (a) Menabur Sabda Kristus di dalam masyara-kat Jawa melalui guru-guru yang dididik dengan sungguh-sungguh oleh Romo F. Van Lith Sj. Beliau memiliki keyakinan bahwa melalui pendidikan di sekolah Katolik pengembangan iman Katolik akan berjalan lebih efektif dan lebih berhasil. (b) Memberikan kesempatan belajar kepada anak-anak tidak mampu di pedesaan dan perkotaan, yang tidak mendapatkan kesempatan belajar.

PEMBAHASAN Yayasan Kanisius

Yayasan Kanisius didirikan di Muntilan pada tahun 1918 sebagai “CANISIUS VERENIGING” (bahasa Belanda) yang dalam bahasa Indonesia berarti Perkumpulan Kanisius. Selanjutnya pada tahun 1927 karena alasan-alasan praktis diubah statusnya menjadi “CANISIUS STICHTING” atau dalam bahasa Indonesia yang berarti YAYASAN KANISIUS, nama tersebut dipakai hingga sekarang.

(3)

64 mencangkup wilayah Semarang, Kabupa-ten Semarang, Ambarawa, Magelang dan Yoygakarta. Sebagian besar sekolah yang berdiri berada di daerah pedesaan dengan setingkat sekolah dasar. Yayasan Kanisius merupakan yayasan yang berdiri dengan salah satu misi yang dilaksanakan untuk memberikan pendidikan dan juga mengenalkan agama kepada masyarakat.

Sejarah Sekolah Rakyat Kanisius Harjosari

Sekolah Rakyat Kanisius Harjosari merupakan sekolah pertama yang membe-rikan pendidikan kepada masyarakat sekitar kelurahan Harjosari. Sekolah Rakyat Kanisius Harjosari didirikan oleh sebuah yayasan Katolik yaitu Yayasan Kanisius. Sekolah Rakyat Kanisius Harjosari didirikan pada tahun 1925. Hal tersebut diperkuat melalui akte Yayasan Kanisius No. 1 tanggal 5 Oktober 2005 SK Operasional Gub. Jendral Negara Indonesia No. 11 tanggal 21 Oktober 1918 Kelurahan Tanjung Mas Semarang Utara dijelaskan Yayasan Kanisius dijelaskan bahwa Yayasan Kanisius sudah mulai beroperasi sejak tahun 1918.

Sekolah Rakyat Kanisius Harjosari memiliki berbagai kendala untuk membe-rikan pendidikan kepada masyarakat. Berbagai kendala tersebut misalnya saja sekitar tahun 1942 gedung semi permanen yang digunakan untuk ruang kelas satu dan kelas dua dibakar oleh tentara Jepang di masa kependudukannya. Akibat dari kejadian tersebut kegiatan belajar mengajar harus berpindah tempat dan memanfaatkan banguan-bangunan lainnya yang tidak terpakai. Dengan tidak terse-dianya bangunan sekolah yang memadai untuk kegiatan belajar mengajar meng-akibatkan ketidaknyamanan siswa yang belajar dan juga kurang efektifnya kegiatan belajar mengajar.

Yayasan Kanisius berusaha untuk mewujudkan pendidikan yang layak bagi siswa-siswa yang bersekolah di salah satu sekolah yang mereka bangun yakni Sekolah Rakyat Kanisius Harjosari. Berbagai usaha dilakukan oleh yayasan seperti mengganti nama yayasan yang masih menggunakan bahasa Belanda ke dalam bahasa Indonesia. Hal tersebut untuk mengurangi ketegangan antara pihak yayasan dengan pemerintah Indonesia. Sehingga memberikan peluang untuk mengajukan bantuan kepada pemerintah.

Sistem Pendidikan Sekolah Rakyat Kanisius Harjosari

1. Tujuan

Tujuan sekolah pada umumnya adalah untuk mencerdaskan dan mengenalkan ilmu pengetahuan kepada masyarakat di pedesaan, di samping itu juga memperkenalkan agama Katolik kepada masyarakat. Dalam mewujudkan tujuan yang ingin dicapai tersebut maka sekolah harus benar-benar serius dalam memberikan ilmu pengetahuan dan juga menarik minat masyarakat. Keseriusan sekolah dalam hal ingin mencerdaskan masya-rakat sekitar dapat dilihat dengan tidak mempersulit calon peserta didik yang ingin masuk. Sekolah juga menye-diakan alat tulis untuk dipinjamkan supaya tidak membebani para siswa-siswanya. Alat tulis yang dipinjamkan tersebut seperti sabak, grip.

2. Peserta didik

(4)

65 sekolah tersebut. Para peserta didik berasal dari berbagai desa seperti Glodogan, Kadipaten, Kerban, Sekuro, Gentan, Doplang Kutan.

Antusiasme calon peserta didik yang ingin menuntut ilmu di Sekolah Rakyat Kanisius Harjosari diperoleh salah satunya dari ketertarikannya setelah melihat anggota keluarga, saudara ataupun tetangganya yang terlebih dahulu menjadi murid di sekolah tersebut. Calon peserta didik yang ingin mendaftarkan diri sebagai murid SR Kanisius Harjosari adalah dengan memenuhi syarat sebagai beri-kut: (1) Datang ke sekolah bersama orang tua sehingga sekolah menge-tahui nama orang tua dari calon siswanya. (2) Menunjukan tangan yang dilingkarkan di kepala yang mampu menyentuh telinga (nyandak kuping).

Siswa yang bersekolah di Sekolah Rakyat Kanisius Harjosari tidak semuanya menyelesaikan pendidikan-nya di sekolah tersebut. Hal itu dikarenakan mereka berhenti di tengah jalan. Beberapa hal yang menyebabkan para murid Sekolah Rakyat Kanisius Harjosari pada tahun 1947-1957 untuk mengundurkan diri dari kegiatan bela-jar mengabela-jar, diantaranya: (1) malas untuk berangkat sekolah, (2) menolong orang tua, (3) tidak lagi mengikuti pelajaran disekolah tanpa alasan yang jelas, (4) pindah sekolah untuk mengikuti orang tua, (5) malu karena tidak berpakaian diakibatkan faktor kemiskinan orang tua.

3. Pendidik

Para guru yang mengajar di Sekolah Rakyat Kanisius berasal dari berbagai daerah di Jawa Tengah. Guru-guru tersebut diantaranya Bapak Slamet dan Bapak Tomo dari Yogya-karta, Bapak Joyo dari Tuntang, Bapak

Muhdi dari Berokan, Bapak Nasirun dari Langensari dan Ibu Narsih dari Karangjati.

Pendidikan yang dimiliki oleh salah satu guru yang pernah mengajar di Sekolah Rakyat Kanisius Harjosari adalah menempuh pendidikan Sekolah Rakyat di Bergaslor selama 6 tahun. Setelah lulus di sekolah rakyat beliau melanjutkan di OVVO (Opleidingshool Voor Volksonder Onderwyzers) Kanisius di Ambarawa selama 2 tahun. Dan yang terakhir mengikuti UPSGB (Ujian Persamaan Sekolah Guru Bantu) di Ambarawa. Berawal dari lulusan OVVO inilah disalurkan untuk menjadi pengajar di Sekolah Rakyat yang berada di bawah naungan Yayasan Kanisius

4. Alat Pendidikan

Alat pendidikan adalah segala sesuatu yang dibutuhkan dan diguna-kan untuk mencapai tujuan pendididiguna-kan, misalnya saja (1) gedung sekolah, salah satu alat pendidikan yang diperlukan oleh sebuah sekolah adalah gedung sekolah yang digunakan untuk tempat berlangsungnya proses belajar mengajar. Sekolah Rakyat Kanisius Harjosari dalam perjalanan sejarahnya sempat tidak memiliki gedung sekolah sehingga kegiatan pembelajaran dilakukan secara berpindah-pindah tempat.

(5)

66 rumah Ibu Marsipan yang merupakan warga dari desa Glodogan.

(2) Mata pelajaran atau materi yang diajarkan, pelajaran yang diajarkan pada awalnya hanya sebatas menghitung, menulis huruf latin dan huruf jawa serta menggambar. Seiring dengan tahun-tahun yang telah dile-wati sekolah tersebut memberikan tambahan ilmu-ilmu yang diajarakan kepada siswanya hingga mencapai 8 (delapan) mata pelajaran pada tahun 1957 yaitu: budi pekerti, bahasa Indo-nesia, berhitung, menggambar, ilmu bumi, bahasa Jawa, agama Katolik, ilmu hayat.

5. Lingkungan

Lingkungan sekolah yang men-dukung terciptanya kegiatan belajar mengajar juga merupakan salah satu komponen dari sistem pendidikan. Dukungan diberikan oleh masyrakat sekitar. Hal tersebut dapat dilihat dari dipinjamkannya rumah-rumah warga untuk dijadikan tempat kegiatan pembelajaran. Warga tidak meminta/ memungut bayaran dalam meminjam-kan sebagain tempat tinggal mereka atau dengan kata lain dipinjamkan secara gratis.

Proses Pembelajaran

Persiapan dimulainya kegiatan pembelajaran diawali dengan datangnya guru/pengajar. Guru-guru datang langsung ke tempat yang digunakan untuk kegiatan belajar mengajar. Guru akan menujuk salah satu murid guna mempersiapkan teman-teman yang lain untuk berbaris di depan kelas. Setelah para murid masuk ke dalam kelas maka guru akan memulainya dengan berdoa menurut ajaran katolik. Setelah berdoa bersama untuk mengawali kegiatan belajar mengajar guru akan melakukan absensi kelas. Kegiatan belajar

mengajar dilaksanakan pada pukul 7 pagi dan berakhir pukul 12 siang.

Sekolah Rakyat Kanisius Harjosari setelah tahun 1962

Sekolah Rakyat Kanisius Harjosari sebelum setelah tahun 1962 melakukan kegiatan pembelajaran di gedung baru yang telah dibangun oleh pihak yayasan. Berbeda dengan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan sebelum tahun 1962 masih menggunakan rumah-rumah warga. Ke-giatan pembelajaran tidak lagi berpindah-pindah tempat. Berbagai fasilitas sekolah mulai diberikan kepada para murid yang bersekolah di Sekolah Rakyat Kanisius Harjosari.

Fasilitas-fasilitas diberikan secara bertahap kepada anak didiknya oleh pihak sekolah, seperti misalnya ruang kelas yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran, toilet untuk guru dan juga toilet untuk murid. Ada pula fasilitas lainnya yakni kantor guru untuk para pendidik beristirahat sejenak setelah menjalankan tugasnya mengajar di dalam kelas. Koperasi sekolah sekolah juga dibangun untuk tempat para murid membeli makanan dan juga minuman saat jam istirahat berlangsung. Fasilitas lainnya yang mendukung terlaksanakannya kegiatan pembelajaran adalah perpustakaan. Ada pula ruang UKS (Unit Kesehatan Sekolah) yang dilengkapi dengan obat-obat sederhana misalnya obat sakit kepala, obat merah atau betadine, dan minyak kayu putih.

SIMPULAN

(6)

67 anak-anak di pedesaan yang belum mendapatkan kesempatan belajar.

Sistem pendidikan Sekolah Rakyat Kanisius Harjosari memberikan kemajuan kepada sekolah tersebut. Murid yang masuk ke Sekolah Rakyat Kanisius Harjosari berasal dari beberapa desa yang berada di kelurahan Harjosari. Pendidik yang bertugas di sekolah tersebut merupakan lulusan dari sekolah guru yang masih berada di bawah naungan Yayasan Kanisius. Alat pendidikan yang merupakan salah satu komponen dari sebuah sistem pendidikan belum dilengkapi dengan tidak tersedianya gedung sekolah. Kendala yang harus dihadapi sekolah dalam mengadakan tempat untuk dilakukan pembelajaran ditanggulangi dengan meminta bantuan warga setempat tanpa harus membayar sewa.

DAFTAR PUSTAKA A. Dokumen

Mardjoeki, A.J. 1947. Stamboek S. R. Kanisius di Harjosari 1947-1957. _____

B. Pustaka

Helius Sjamsuddin. 2012. Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Penerbit Ombak

C. Internet

http://yayasan- kanisius.blogspot.com/2010/10/yayasan-kanisius-bagian-i.html

D. Wawancara

Jumilah, 21/05/2013 di Sekuro

Nasirun, 13/05/2014 di Langensari

Ngabedan, 22/12/2013 di Sekuro

Rikami, 28/12/2013 di Sekuro

Rini, 17/06/2014 di Sekuro

Romo Sigit Widisono, Sj, 06/03/2014 di Semarang

Sungadi, 27/02/2014 di Glodogan

Referensi

Dokumen terkait

Dengan menggunakan metode observasi pada studi kasus CSR yang dilakukan oleh sebuah perusahaan di Kota Bogor, studi ini menemukan bahwa: (1) CSR menjadi

Model Kurikulum Pendidikan Kebugaran Tugas Membaca bahan, diskusi, dan ceramah A.. 4

Adapun hadits yang diriwayatkan oleh Anas, yang menyatakan bahwa Nabi saw tidak pernah mengangkat kedua tangannya sedikit pun ketika berdoa, kecuali pada waktu istisqa‟ (mohon

Matakuliah ini akan membahas konsep keterampilan motorik dasar, konsep dan analisis gerakan, kebugaran jasmani anak, prinsip dan program pengembangan kemampuan gerak

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan pengamatan terhadap keberlangsungan kegiatan. Pengamatan ini dilakukan selama tindakan yang dilihat dari setiap siklusnya.

Sehubungan dengan telah ditetapkannya hasil evaluasi dokumen penawaran File I berdasarkan Surat. Penetapan Peringkat Nomor :

Salah satu teknik yang dapat digunakan sebagai solusi untuk menerima kembali citra relevan dalam temu balik citra adalah algoritma Speeded-Up Robust Features (SURF).. SURF

Oleh karena itu selama norma yang diatur oleh pembentuk undang-undang adalah norma yang berupaya mewujudkan amanat dari konstitusi itu sendiri dan demi terlaksananya Pilkada yang