• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kondisi Sanitasi Dasar dengan Kejadian Diare di Kawasan Pesisir Pantai Desa Sedari, Kabupaten Karawang, Jawa Barat Tahun 2018

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kondisi Sanitasi Dasar dengan Kejadian Diare di Kawasan Pesisir Pantai Desa Sedari, Kabupaten Karawang, Jawa Barat Tahun 2018"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Latar belakang. Kondisi sanitasi dasar yang buruk akan meningkatkan risiko terjangkitnya penyakit menular seperti diare. Hal ini disebabkan karena masih tingginya angka kesakitan dan kematian yang disebabkan oleh diare terutama oleh bayi dan balita. Oleh karena itu tujuan dari penelitian ini untuk melihat apakah ada hubungan antara kondisi sanitasi dasar dengan kejadian diare di Desa Sedari. Metode. Penelitian ini menggunakan data primer yang diambil dengan wawancara langsung terhadap sampel penelitian. Dari 1514 KK dapat diambil sampel sebanyak 104 KK. Desain studi penelitian ini adalah desain cross sectional dan data dianalsis secara uni-variat dengan distribusi frekuensi, biuni-variat dengan chi square dan multivariat dengan uji regresi logistik. Hasil. Penelitian menunjukan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara kondi-si sanitakondi-si dasar dengan kejadian diare di Desa Sedari. Dari hakondi-sil uji regrekondi-si logistik dapat dilihat bahwa variabel kondisi jamban yang buruk merupakan variabel yang dominan terhadap kejadian diare karena memiliki nilai OR = 0,315 dan p-value 0,122 yang lebih tinggi dari varia-bel lainnya. Simpulan. Langkah yang perlu dilakukan diantaranya adalah dengan mengadakan sosilisasi terhadap masyarakat Desa Sedari terkait pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dengan tidak membuang sampah disembarang tempat dan memberikan edukasi terkait kondisi sanitasi yang baik agar dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di Desa Sedari agar memperbaiki kondisi sanitasi yang sudah tidak layak. Sedangkan untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk menambah variabel penelitian dan melakukan uji laboratorium terhadap sum-ber air dan air minum yang di konsumsi oleh masyarakat Desa Sedari.

Kata Kunci: Air Minum; Diare; Sanitasi Dasar Artikel dikirim: Agustus, 2018 Artikel diterima: Desember, 2018 Artikel dipublikasi: Juni, 2020

Abstrak

Ju rn al N asio n al K es eh atan Lin g ku n g an Glo b al

KONDISI SANITASI DASAR DENGAN KEJADIAN DIARE DI KAWASAN PESISIR

PANTAI DESA SEDARI, KABUPATEN KARAWANG, JAWA BARAT TAHUN 2018

Juni 2020 Volume 1, Issue 2

Shafira Raud hati P utr i 1, De wi Susanna 1 , * )

1Dep a rte me n K es eh a tan Li n g ku n g an , Fa ku lt as K es eh atan M a s yar a ka t Un i v ers it as In d o n esi a, Dep o k, 1 6 4 2 4

* )Co r re sp o n d in g Au th o r: d su sa n n a @u i.a c.id

Background. Poor sanitary conditions will increase the risk of infectious diseases such as diar-rhea. this is due to the high rate of morbidity and mortality caused by diarrhea, especially by infants and toddlers. Therefore, the purpose of this study was to see whether there was a rela-tionship between basic sanitary conditions and the incidence of diarrhea in Sedari Village. Methods. This study uses primary data taken by direct interviews of the research sample. From 1514 families can be sampled 104 KK. The design of this study was cross sectional design and univariate data was analyzed with frequency distribution, bivariate with chi square and multi-variate with logistic regression test. Results. Research shows that there is no significant rela-tionship between basic sanitation conditions and the incidence of diarrhea in Sedari Village. From the regression test results it can be accepted that the poor condition of latrine condition is the dominant variable to the occurrence of diarrhea because it has the value OR = 0.315 and p -value 0.122 which is higher than the other variables. Conclusions. The steps that need to be done are to conduct socialization of Sedari Village community about the importance of main-taining environmental hygiene by not disposing garbage in places and providing education re-lated to good sanitation condition in order to improve community health status in Sedari Vil-lage in order to improve sanitation condition which is not feasible. As for the next research is suggested to add research variables and conduct laboratory tests on water and drinking water sources consumed by the people of Desa Sedari.

Keywords: Drinking Water, Diarrhea, Basic Sanitation

Abstract

(2)

Penyakit diare merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang utama di negara berkembang seperti Indonesia, bahkan masih sering menjadi KLB (Kejadian Luar Biasa). Angka kejadian diare dalam suatu masyarakat sangat tinggi dan dapat menjadi masalah kesehatan masyarakat yang utama. Hal ini disebabkan karena masih tingginya angka kesakitan dan kematian yang disebabkan oleh diare terutama oleh bayi dan balita (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2011). Menurut Risk-esdas tahun 2013, penyakit diare merupakan penyebab utama kematian terutama pada balita (Balitbang Kemenkes RI, 2013). Salah satu faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat adalah faktor lingkungan. Komponen lingkungan dapat menimbulkan potensi penyakit jika ada mikroorganisme patogen atau jasad renik yang ber-bahaya.

Penyakit berbasis lingkungan masih banyak ditemukan di Indonesia. Menurut beberapa penelitian, tingginya kejadian penyakit berbasis ling-kungan disebabkan oleh masih buruknya kondisi sanitasi dasar terutama kondisi air bersih dan jam-ban (Nugraheni, 2012). Hasil baseline study yang dilakukan di Desa Sedari dalam hibah pengabdian masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Univer-sitas Indonesia pada tahun 2017 menunjukan bahwa sanitasi dasar atau sanitasi lingkungan rumah masih merupakan masalah. Masalah yang paling umum ditemui adalah masalah sarana air bersih, kondisi bangunan rumah tinggal, kebiasaan hidup bersih dan sehat serta pengelolaan sampah dan limbah.

Menurut World Gastroenterology Organization Global Guidelines, diare disebabkan oleh beberapa agent penyakit yang umumnya berasal dari golongan virus dan bakteri. Diare dapat ditularkan melalui cara faecal-oral yaitu melalui makanan dan minuman yang sudah tercemar, kontak langsung dengan pen-derita maupun melalui vektor pembawa penyakit seperti lalat. Faktor-faktor tersebut antara lain faktor lingkungan yang diantaranya meliputi sarana air ber-sih, jamban, dan saluran pembuangan sampah dan air limbah yang termasuk dalam komponen sanitasi dasar.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Ka-bupaten Karawang tahun 2017, Desa Sedari terdiri dari 6 dusun, 6 RW dan 16 RT. Desa Sedari meru-pakan salah satu desa yang terletak di wilayah pesisir pantai yang memiliki kekayaan habitat dengan potensi flora dan fauna yang sanngat be-ragam. Pada tahun 2016 terdapat 1.261.159 kasus

Pendahuluan

diare di Provinsi Jawa Barat (Kementerian

Kesehatan Republik Indonesia, 2012). Sedangkan menurut data kesehatan Provinsi Jawa Barat, pada tahun 2012 di Kabupaten Karawang terdapat 93.946 kasus diare (Badan Pusat Statistika Kabupaten Karawang, 2017).

Terdapat beberapa penelitian yang menunjukan bahwa kondisi sanitasi dasar berhubungan dengan kejadian diare. Melihat angka sanitasi dasar dari da-ta yang diambil oleh hibah pengabdian masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indone-sia dan dengan melihat banyaknya penelitian yang membuktikan sanitasi dasar cukup mempengaruhi kejadain diare, penulis tertarik untuk meneliti penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh kondisi sanitasi dasar dengan kejadian diare di Desa Sedari, Kecamatan Cibuaya, Kabupat-en Karawang, Jawa Barat.

Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kuantitatif dengan mengunakan desain penelitian

cross sectional. Penelitian dilaksanakan di Desa Se-dari, Kecamatan Cibuaya, Kabupaten Karawang, Jawa Barat dengan waktu penelitian yang dilakukan pada bulan April – Juni 2018. Populasi penelitian yang akan diteliti adalah seluruh KK (kepala keluar-ga) yang berada di Desa Sedari. Julah seluruh KK yang ada di Sedari adalah sebanyak 1.514. Penghi-tungan sampel dilakukan dengan menggunakan ru-mus Slovin dengan hasil akhir minimum sampel penelitian sebanyak 94 KK. Kemudian untuk menghindari terjadinya drop out maka jumlah terse-but ditambah 10% menjadi 104 KK. Penentuan sam-pel yang akan diambil akan ditentukan dengan teknik probability sampling menggunakan sistem propor-tionate stratified random sampling.

Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel de-penden adalah kejadian diare dan variabel inde-pendennya adalah komponen sanitasi dasar yang meliputi sarana air bersih, jamban, saluran pembu-angan air limbah dan pengelolaan sampah serta air minum yang meliputi pengelolaan dan kualitasnya. Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti dan be-berapa enumerator. Kegiatan pengumpulan data yang dilakukan adalah wawancara dan observasi. Wawancara dilakukan dengan menggunakan kuesioner untuk mengetahui data responden, kejadi-an diare, kondisi skejadi-anitasi dasar dkejadi-an air minum dari masing-masing rumah responden.

Pengolahan data dilakukan dengan

(3)

J urnal Nas ional Keseha ta n Lingkungan Global

Juni 2020 Volume 1, Issue 2

Tabel 1 Distribusi Frekuensi Kejadian Diare di Desa Sedari

Untuk mengetahui hubungan antara variabel in-dependen dengan variabel in-dependen dilakukan ana-lisis bivariat dengan uji chi square. Dari hasil analisis dapat diketahui bahwa tidak ada variabel inde-penden yang memiliki hubungan signifikan dengan kejadian diare karena semua analisis menunjukan bahwa p-value > 0,05.

Untuk mengetahui faktor dominan yang menggunakan program lunak komputer dan akan

dianalisis secara univariat, bivariat dan multivariat. Analisis univariat dilakukan untuk mengetahui distri-busi frekuensi dari setiap variabel yang diteliti. Ana-lisis bivariat dilakukan dengan uji chi square untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dan dependen. Analisis multivariat dilakukan dengan uji regresi logistik untuk mengetahui variabel yang dominan terhadap kejadian diare di Desa Sedari.

Penelitian yang telah dilakukan ini sudah melalui prosedur kaji etik dan dinyatakan layak untuk dil-aksanakan oleh Komisi Ahli Riset dan Etik Riset Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indone-sia yang dinyatakan dalam Surat Keterangan Lolos Kaji Etik dengan nomor surat: 515/UN2.F10/ PPM.00.02/2018.

Desa Sedari merupakan sebuah desa di kawa-san pesisir pantai yang terletak di Kecamatan Cibuaya, Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Desa Sedari terdiri dari 6 dusun yaitu dusun Jayasari, Ka-rangsari, Neglasari, Tanjungsari, Telarsari dan Tirtasari. Jumlah penduduk di Desa Sedari ini adalah 4.874 jiwa dengan jumlah penduduk laki-laki sebanyak 2.503 jiwa dan perempuan sebanyak 2.371 jiwa. Sedangkan untuk jumlah KK (kepala keluarga) di Desa Sedari adalah 1.514 KK. Luas wilayah Desa Sedari adalah 2.904 (Isroedi, 2017)

Dari hasil analisis univariat didapatkan bahwa di Desa Sedari terdapat 27 (26%) kejadian diare dalam satu bulan terakhir. Untuk variabel sumber air bersih sebanyak 42 rumah (40,4%) masih belum memiliki sumber air yang memenuhi syarat kesehatan. Varia-bel kepemilikan jamban sebanyak 55 rumah (52,9%) masih belum memiliki jamban sendiri sedangkan un-tuk kondisi jamban sebanyak 96 rumah (92,3%) masih memiliki kualitas jamban yang buruk. Untuk sarana pengelolaan limbah rumah tangga 84 rumah (80,8%) masih belum memenuhi syarat kesehatan. Pada ketersediaan tempat sampah di masing

-masing rumah sebanyak 91 rumah (87,5%) belum memiliki tempat sampah yang sesuai dan pengel-olaan sampah sebanyak 14 rumah masih melakukan pembuangan sampah sembarangan atau ke sungai. Sedangkan untuk air minum sebanyak 73 rumah (70,2%) tidak melakukan pengolahan terhadap air yang akan diminumnya padahal 33 rumah (31,7%) masih memiliki air minum dengan kualitas yang tidak memenuhi syarat kesehatan.

Hasil

Variabel Kategori Frekuensi Presentase

Variabel Dependen Kejadian diare Diare 27 26% Tidak diare 77 74% Variabel Independen Sumber air

bersih Tidak memen-uhi syarat kesehatan 42 40,4% Memenuhi syarat kesehatan 62 59,6% Kepemilikan

jamban Tidak memiliki jamban sendiri 55 52,9%

Memiliki jam-ban sendiri 49 47,1% Kondisi jam-ban Buruk 96 92,3% Baik 8 7,7% Sarana pengelolaan air limbah Tidak memen-uhi syarat kesehatan 84 80,8% Memenuhi syarat kesehatan 20 19,2% Ketersediaan tempat sam-pah Tidak memen-uhi syarat kesehatan 91 87,5% Memenuhi syarat kesehatan 13 12,5% Pengelolaan

sampah Dibuang sem-barangan ke kali/sungai

14 13,5%

Dibakar 90 86,5%

Pengolahan

air minum Langsung dimi-num 73 70,2%

Dimasak 31 29,8%

Kualitas air

minum Tidak memen-uhi syarat kesehatan 33 31,7% Memenuhi syarat kesehatan 71 68,3%

(4)

mempengaruhi kejadian diare dilakukan analisis mul-tivariat dengan uji regresi logistik. Setelah mengawali dengan seleksi bivariat terdapat 3 variabel yang dapat menjadi kandidat dalam pemodelan multivariat yaitu kondisi jamban, keterse-diaan tempat sampah dan pengelolaan sampah. Setelah melakukan seleksi bivariat dilakukan pemod-elan multivariat untuk diuji secara bersamaan agar dapat diketahui pengaruhnya terhadap variabel de-penden yaitu kejadian diare. Variabel yang memiliki nilai p terbesar akan dikeluarkan dan selanjutnya akan dilakukan analisis lebih lanjut. Hasil yang didapat dalam analisis multivariat ini adalah variabel yang paling dominan terhadap kejadian diare adalah

pengelolaan sampah

(OR = 2,571 [95% CI 0,837 – 7,572]). Setelah didapatkan hasil dari uji regresi logistik, dapat di-peroleh persamaan model regresi logistik adalah se-bagai berikut:

Ylogit = ax ± bx ± cx … dst Ylogit = 2,310x - 1,155x

Hasil analisis statistik terhadap variabel sumber air bersih dengan kejadian diare dalam penelitian ini menunjukan bahwa tidak ada hubungan yang signif-ikan antar variabel tersebut. Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Melviana dkk yang menunjukan bahwa adanya hubungan yang signif-ikan antara sumber air bersih dan kejadian diare pa-da balita di Kelurahan Terjun dengan

p-value 0,002 (Melviana, Dharma and Naria, 2014). Selain itu, penelitian lain pun menunjukan bahwa menunjukan bahwa ada hubungan yang signifikan antara sarana penyediaan air bersih dengan kejadi-an diare dengkejadi-an p-value 0,005 (Bumulo, 2012).

Hasil analisis terhadap variabel lain yaitu kepemilikan jamban dan kondisi jamban juga menunjukan bahwa tidak ada hubungan yang signif-ikan antar variabel tersebut dengan kejadian diare. Untuk variabel kepemilikan jamban tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati bahwa terdapat hubungan antara kepemilikan jam-ban dan kejadian diare dengan p-value 0,000 (Rahmawati, 2012).

Tabel 3. Analisis Hubungan antara Kepemilikan Jamban dengan Kejadian Diare

Namun, untuk hasil analisis variabel kondisi jam-ban dan kejadian diare sejalan dengan penelitian yang dilakukan Melviana dengan p-value 1,000 (Melviana, Dharma and Naria, 2014).

Tabel 4 Analisis Hubungan antara Kondisi Jamban dengan Kejadian Diare

Untuk sarana pengelolaan air limbah(SPAL) dengan kejadian diare menurut hasil analisis yang telah dilakukan tidak terdapat hubungan yang signif-ikan antara keduanya. Namun hasil tersebut tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Olo-runtoba yang menunjukan adanya hubungan signif-ikan dan memiliki p-value 0,022 (Oloruntoba, Folarin and Ayede, 2014).

Tabel 2 Analisis Hubungan antara Sumber Air Bersih dengan Kejadian Diare

Variabel

Kejadian Diare

p-value OR CI) (95%

Diare Tidak Diare

Sumber Air Bersih 0,768 1,253 (0,516 — 3,042) Tidak memen-uhi syarat kesehatan 12 (28,6%) 30(71,4%) Memenuhi syarat kesehatan 15 (24,2%) 47(75,8%)

Pembahasan

Variabel Kejadian Diare pvalue- OR (95% CI) Diare Tidak Diare

Kepemilikan Jamban 0,727 0,774 (0,322 1,862) Tidak memiliki jamban sendiri 13 (23,6%) 42(76,4%) Memiliki jamban sendiri 14 (28,6%) 35(71,4%) Variabel Kejadian Diare p -value OR (95% CI)

Diare Tidak Diare

Kondisi Jam-ban 0,200 0,315 (0,0731,361) – Buruk 23 (24,0%) 73(76,0%) Baik 4 (50,0%) 4(50,0%)

(5)

J urnal Nas ional Keseha ta n Lingkungan Global

Juni 2020 Volume 1, Issue 2

Tabel 7 Analisis Hubungan antara Pengolahan Air Minum dengan Kejadian Diare

Tidak adanya variabel yang signifikan dengan kejadian diare kemungkinan disebabkan karena adanya variabel lain yang dapat mempengaruhi ke-jadian diare seperti perilaku hidup bersih dan sehat, kepadatan lalat (vektor) maupun personal hygiene

yang dapat mempengaruhi kejadian diare tanpa disebabkan oleh kondisi sanitasi dasar (Safira, Nur-maini and Dharma, 2015). Kondisi sanitasi dasar mungkin tidak memiliki peran lagsung dalam penyebaran diare namun sanitasi dasar dapat men-jadi pemicu kemen-jadian diare terutama dalam variabel jamban yang jika pengolahannya tidak tepat maka akan mengontaminasi sumber air yang digunakan sehari-hari dan variabel sampah yang mungkin berhubungan dengan kepadatan lalat sehingga dapat mengontaminasi makanan/minuman.

Tabel 8 Analisis Hubungan antara Ketersediaan Tempat Sampah dengan Kejadian Diare

Tabel 5 Analisis Hubungan antara Kondisi SPAL dengan Kejadian Diare

Analisis yang dilakukan terkait tempat sampah untuk kepemilikan dan juga pengelolaan menun-jukan bahwa tidak berhubungan secara signifikan dengan kejadian diare. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Nida yang menunjukan bahwa tidak ada hubungan yang signif-ikan antara kepemilsignif-ikan tempat sampah dan pengel-olaan sampah dan diare dengan p-value 0,831 untuk kepemilikan tempat sampah dan 0,303 untuk pengel-olaan sampah (Nida, 2014).

Tabel 6 Analisis Hubungan antara Pengelolaan Sampah dengan Kejadian Diare

Hasil analisis terhadap variabel air minum yaitu pengolahan dan kualitas menunjukan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan dengan kejadian di-are. Hasil tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Aini bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel air minum (pengolahan dan kualitas) dengan kejadian diare dengan p-value un-tuk pengolahan air minum sebesar 0,141 dan unun-tuk kualitas air minum dari masing-masing parameter menunjukan angka > 0,05 (Aini, Raharjo and Budiyono, 2016).

Variabel Kejadian Diare pvalue- OR (95% CI) Diare Tidak Diare

Kondisi SPAL 1,000 1,065 (0,346 3,272) Tidak Memen-uhi Syarat Kesehatan 22 (26,2%) 62(73,8%) Memenuhi Syarat Kesehatan 5 (25,0%) 15(75,0%) Variabel Kejadian Diare p -value OR (95% CI) Diare Tidak Diare

Pengelolaan Sam- 0,108 0,189 (0,024 – 1,522) Dibuang semba-rangan/kali/sungai 1 (7,1%) 13 (92,9%) Memenuhi syarat kesehatan 26 (28,9%) 64 (71,1%) Variabel Kejadian Diare p -value OR (95% CI) Diare Tidak Diare

Pengolahan Air 0,825 0,800 (0,312 – 2,049) Langsung dimi-num 18 (24,7%) 55 (75,3%) Dimasak 9 (29,0%) 22 (71,0%) Variabel Kejadian Diare p -value OR (95% CI) Diare Tidak Diare

Ketersediaan Tempat Sam-pah 0,176 4,800 (0,594 38,811) Tidak memen-uhi syarat kesehatan 26 (28,6%) 65 (71,4%) Memenuhi syarat kesehatan 1 (7,7 %) 12 (92,3 %)

(6)

Dari total 104 responden terdapat 27 kejadi-an diare di Desa Sedari terdiri dari kalkejadi-angkejadi-an kejadi-anak

-anak usia kurang dari 5 tahun (balita) sebanyak 9 anak, 6 kejadian diderita oleh kepala keluarga, 6 kejadian diderita oleh istri dan 6 kejadian lagi di-derita oleh anak-anak diatas usia 5 tahun. Dalam analisis ini dapat disimpulkan bahwa kejadian diare paling banyak terjadi pada anak-anak dibawah usia 5 tahun.

Hasil pengolahan data menunjukan bahwa 40,4% sumber air bersih di Desa Sedari tidak me-menuhi syarat kesehatan, 52,9 rumah tidak memiliki jamban keluarga dengan 96% memiliki kondisi jam-ban yang buruk. Sarana pengelolaan air limbah ru-mah tangga di Desa Sedari 80,8% tidak memenuhi syarat kesehatan. Untuk ketersediaan tempat sam-pah sebesar 87,5% tidak memenuhi syarat kesehatan dan yang melakukan pengelolaan sam-pah dengan cara dibuang sembarangan/kali/sungai adalah 13,5%. Untuk air minum 70,2% masyarakat mengonsumsi air minum tanpa diolah atau langsung diminum dan kualitas air minumnya 31,7% yang masih belum memenuhi standar kesehatan.

Untuk analisis bivariat dengan menggunakan uji chi square dapat disimpulkan bahwa tidak ada variabel indipenden yang memiliki hubungan signif-ikan dengan variabel dependen (kejadian diare). Nilai p pada masing-masing variabel memiliki nilai diatas 0,05 sehingga dapat dikatakan tidak ada hub-ungan yang signifikan. Kondisi jamban yang buruk merupakan variabel yang dominan terhadap kejadi-an diare karena memiliki nilai OR=0,315 dkejadi-an p-value 0,122 yang lebih tinggi dari variabel lainnya.

Tabel 9 Analisis Hubungan antara Kualitas Air Minum dengan Kejadian Diare

Tabel 10 Hasil Seleksi Bivariat

Analisis multivariat dilakukan dengan menggunakan uji regresi logistik dengan diawali dengan seleksi bivariat kemudian dilakukan pemod-elan multivariat. Hasil analisis yang didapatkan menunjukan bahwa kondisi jamban yang buruk merupakan variabel yang dominan terhadap kejadi-an diare karena memiliki nilai OR=0,315 dkejadi-an p-value

0,122 yang lebih tinggi dari variabel lainnya.

Variabel p-value Keterangan

Sarana Air Bersih 0,618 Bukan Kandidat Ketersediaan Jamban 0,567 Bukan Kandidat

Kondisi Jamban 0,129 Kandidat

Sarana Pembuangan Air

Limbah 0,913 Bukan Kandidat

Ketersediaan Tempat

Sam-pah 0,075 Kandidat

Pengelolaan Sampah 0,054 Kandidat

Pengelolaan Air Minum 0,642 Bukan Kandidat Kualitas Air Minum 0,836 Bukan Kandidat

Variabel

Kejadian Diare

p

-value OR (95% CI) Diare Tidak Diare

Kualitas Air Minum 1,000 1,104 (0,434 2,810) Tidak memen-uhi syarat kesehatan 9 (27,3% 25 (72,7%) Memenuhi syarat kesehatan 18 (24,4% ) 53 (74,0%)

Tabel 11 Pemodelan Multivariat

Variabel

Dependen Variabel Independen B Sig. Exp(B) Lower 95% CI Upper

Kejadian Diare Kondisi Jamban -1,660 0,057 0,190 0,034 1,053

Ketersediaan Tempat

Sampah 1,838 0,096 6.282 0,724 54,534

Pengelolaan Sampah 0,955 0,082 2,598 0,887 7,606

Variabel

Dependen Variabel Independen B Sig. Exp(B)

95% CI

Lower Upper

Kejadian Diare Kondisi Jamban -1,436 0,077 0,238 0,049 1,166

Pengelolaan Sampah 0,944 0,087 2,571 0,837 7,572

Tabel 12 Hasil Seleksi Bivariat

(7)

Jurnal Nasional Kesehatan Lin gkun gan Gl obal

Juni 2020 Volume 1, Issue 2

Nugraheni, D. (2012) ‘Hubungan Kondisi Fasilitas Sanitasi Dasar Dan Personal Hygiene Dengan Kejadian Diare Di Kecamatan Sema-rang Utara Kota Semarang’, Jurnal Kesehatan Masyarakat, 1(2), pp. 922–933.

Available at: http://ejournals1.undip.ac.id/ index.php/jkm.

Oloruntoba, E. O., Folarin, T. B. and Ayede, A. I.

(2014) ‘Hygiene and Sanitation Risk Factors

of Dairrhoeal Disease Among Under-Five Children in Ibadan, Nigeria’, African Health Sciences, 14(4).

Rahmawati, F. A. (2012) Hubungan Kepemilikan Jamban dengan Kejadian Diare pada Balita di Desa Jatisobo Kecamatan Polokarto Kabu-paten Sukoharjo. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Safira, S., Nurmaini and Dharma, S. (2015) Hub-ungan kepadatan Lalat, Personal Hygiene dan Sanitasi Dasar dengan Kejadian Diare pada Balita di Lingkungan 1 Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan Kota Me-dan Tahun 2015. Universitas Sumatera Utara.

Siswantari, R. J. (2015) Hubungan Kondisi Sanitasi Dasar dan Perilaku Ibu dengan Kejadian Di-are pada Balita di Kabupaten Sukabumi, Ja-wa Barat, Tahun 2013. Universitas Indonesia. Water 1st International (2017) Path of Disease

Transmission, Water 1st International. Availa-ble at: https://water1st.org/problem/f

-diagram/.

World Health Organisation (2017) Diarrhoeal. Availa-ble at: http://www.who.int/topics/diarrhoea/ en/.

Aini, N., Raharjo, M. and Budiyono (2016)

‘Hubungan Kualitas Air Minum dengan Ke-jadian Diare pada Balita Wilayah Kerja Pusk-esmas Banyuasin Kecamatan Loano Kabu-paten Purworejo’, Jurnal Kesehatan Masyarakat FKM UNDIP, 4(1).

Azhar, K., Dharmayanti, I. and Anwar, A. (2014)

‘Pengaruh Akses Air Minum Terhadap Ke-jadian Penyakit Tular Air ( Diare dan Demam Tifoid ) ( The Influence of Drinking Water Ac-cess on the Occurrence of Water-borne Dis-eases ( Diarrhea and Typhoid )’, Buletin Penelitian Sistem Kesehatan, 17(29), pp. 107

–114.

Badan Pusat Statistika Kabupaten Karawang (2017)

Karawang dalam Angka. Jawa Barat.

Balitbang Kemenkes RI (2013) Riset Kesehatan Da-sar (RISKESDAS). Jakarta.

Bumulo, S. (2012) Hubungan Sarana Penyediaan Air Bersih dan Jenis. Universitas Negeri Goron-talo.

Haryuni, D. (2014) Analisis Kualitas Bakteriologi Air Minum Isi Ulang di Wilayah Kecamatan Cengkareng Jakarta Barat tahun 2009-2014. Universitas Indonesia.

Isroedi (2017) Data Profil Desa Sedari 2017. Jawa Barat.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2011)

Situasi Diare di Indonesia.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2012)

Profil Kesehatan Jawa Barat.

Melviana, M., Dharma, S. and Naria, E. (2014) Hub-ungan Sanitasi Jamban dan Air Bersih dengan Kejadian Diare pada Balita di Ke-lurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan Koa Medan Tahun 2014. Universitas Su-matera Utara.

Menteri Kesehatan Republik Indonesia (no date)

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indo-nesia nomor 829/MENKES/SK/VII/1999 ten-tang persyaratan perumahan.

Nida, K. (2014) Hubungan Pengelolaan Sampah Rmah Tangga Terhadap Daya Tarik Vektor Musca Donestica (Lalat Rumah) dengan Risi-ko Diare pada Baduta di Kelurahan Ciputat tahun 2014. Universitas Islam Negeri Syarif Hidyatullah Jakarta.

Gambar

Tabel 1 Distribusi Frekuensi Kejadian Diare di Desa Sedari
Tabel 2 Analisis Hubungan antara Sumber Air Bersih dengan Kejadian  Diare
Tabel 7 Analisis Hubungan antara Pengolahan Air Minum dengan   Kejadian Diare
Tabel 9 Analisis Hubungan antara Kualitas Air Minum dengan Kejadian  Diare

Referensi

Dokumen terkait

biopsikososial harusnya digunakan dalam melakukan penanganan LBP kronis dan pemberian latihan pada pasien merupakan rekomendasi terbaik, akan tetapi pada prakteknya

(2000) menunjukkan bahwa benih tisuk yang dikecambahkan pada subsrat pasir memiliki daya berkecambah paling rendah jika dibandingkan dengan substrat vermikulit,

Wilayah Indonesia Timur potensi gempabumi dan tsunaminya lebih tinggi dari wilayah barat namun sumber dan parameter gempanya hanya diketahui pada skala regional saja

Untuk pembahasan topik penelitian yang lebih terarah dan terfokus pada tujuan yang ingin dicapai, penelitian ini membahas hal-hal sebagai berikut: (1) perancangan database

Kemudian di bagian luar disambungkan selang kecil dengan diameter 1 cm, kedua bahan ini berfungsi untuk mengontrol level air yang berada didalam bak penampung,

Responden sebagian besar memiliki pengetahuan yang baik tentang terapi infus, responden sebagian besar tidak mengalami flebitis, tidak ada hubungan antara

Pola penggunaan lahan yang dapat mem berikan kelestarian total pendapatan PLTA Way Besai adalah skenario 2 (agroforestry berbasis kopi) dapat dicapai dengan meman faatkan semak