• Tidak ada hasil yang ditemukan

D I R E K T O R A T J E N D E R A L C I P T A K A R Y A KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "D I R E K T O R A T J E N D E R A L C I P T A K A R Y A KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

L A P O R A N A K H I R

@ TA. 2016

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

BantuanTeknisPenyusunan

R P I J M

Rencana Program InvestasiJangkaMenengah

BidangCiptaKarya

K a b u p a t e n P a k p a k B h a r a t

(2)

i| P a g e

KATA PENGANTAR

Puji Syukur dipanjatkan kepada TUHAN, atas berkat hikmat dan pengetahuan-Nya konsultan dapat menyelesaikan laporan antara pekerjaan Bantuan Teknis Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Pakpak Bharat dapat selesai pada waktunya.

Sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja pekerjaan yang dibuat oleh Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan Perencanaan dan Pengendalian Program Infrastruktur Permukiman, bahwa keluaran pekerjaan ini berupa bantuan teknis kepada Kabupaten Pakpak Bharat dalam menyusun/mereview Dokumen RPIJM Kabupaten/Kota Bidang Cipta Karya sesuai dengan Pedoman Penyusunan Dokumen RPIJM program Bidang Infrastruktur Permukiman.

Laporan ini dibuat sesuai dengan arahan pada kerangka acuan kerja yang dibuat oleh Satuan Kerja Perencanaan dan pengendalian Program Infrastruktur Permukiman, pengalaman para tenaga ahli yang terlibat melalui CV. Lae Konsultan sudah menjadi mitra dalam menyusun berbagai dokumen kebijakan daerah serta berdasarkan masukan darI Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan Perencanaan dan Pengendalian Program Infrastruktur Permukiman Provinsi Sumatera Utara.

Laporan Akhir ini terdiri atas 8 (delapan) Bab, dimana tiap bab mewakili beberapa bagian penting dalam tahapan pelaksanaan pekerjaan. Wilayah pendampingan pekerjaan Bantek RPIJM ini meliputi wilayah Kabupaten Pakpak Bharat.

Medan, Juli 2016 CV. Lae Konsultan

(3)

ii| P a g e

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i DAFTAR ISI ... ii DAFTAR TABEL ... vi DAFTAR GAMBAR ... x BAB. I PENDAHULUAN ... I-1 1.1. Latar Belakang ... I-1 1.2. Maksud Dan Tujuan ... I-2 1.3. Kedudukan RPIJM ... I-2 1.4. Muatan RPIJM ... I-4 1.5. Sasaran ... I-5 1.6. Manfaat ... I-5 1.7. Ruang Lingkup Kegiatan ... I-5 1.8. Ruang Lingkup Wilayah ... I-6 1.9. Keluaran ... I-10 1.10. Sistematika Pembahasan ... I-10 BAB.II PROFIL DAERAH ... II-1 2.1. WILAYAH ADMINISTRASI ... II-1 2.2. POTENSI WILAYAH ... II-3 2.2.1 Pertanian ... II-3 2.2.2 Perkebunan ... II-4 2.2.3 Kehutanan ... II-6 2.2.4 Peternakan dan Perikanan ... II-6 2.2.5 Industri ... II-7 2.2.6 Pertambangan ... II-8 2.2.7 Pariwisata ... II-9 2.3. DEMOGRAFI DAN URBANISASI ... II-11 2.4. ISU STRATEGIS SOSIAL, EKONOMI, DAN LINGKUNGAN ... II-12 BAB. III ARAHAN KEBIJAKAN DAN RENCANA STRATEGIS INFRASTRUKTUR

BIDANG CIPTA KARYA ... III-1 3.1 ARAHAN PEMBANGUNAN CIPTA KARYA DAN ARAHAN PENATAAN

RUANG ... III-1 3.1.1 Arahan Pembangunan Bidang Cipta Karya ... III-1

(4)

iii| P a g e

3.1.2 Arahan Penataan Ruang ... III-3 3.1.3 Arahan Wilayah Pengembangan Strategis ... III-6 3.1.4 Arahan Rencana Pembangunan Daerah ... III-13 3.2 RENCANA STRATEGIS INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA... III-13 3.2.1 Rencana Kawasan Permukiman (RKP) ... III-13 3.2.2 Rencana Induk Penyediaan Air Minum (RISPAM) ... III-16 3.2.3 Strategi Sanitasi Kota (SSK) ... III-19 3.2.4 Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan ... III-24 BAB.IV ANALISIS SOSIAL, EKONOMI DAN LINGKUNGAN ... IV-1 4.1 ANALISIS SOSIAL ... IV-1 4.2 ANALISIS EKONOMI... IV-3 4.3 ANALISIS LINGKUNGAN ... IV-4 BAB.V KERANGKA STRATEGI PEMBIAYAAN INFRASTRUKTUR BIDANG

CIPTA KARYA ... V-1 5.1 POTENSI PENDANAAN APBD ... V-4 5.1.1 Profil APBD Kabupaten/Kota ... V-4 BAB.VI KERANGKA KELEMBAGAAN DAN REGULASI KABUPATEN KOTA ... VI-1 6.1 KERANGKA KELEMBAGAAN ... VI-2 6.1.1 Kondisi Keorganisasian Bidang Cipta Karya ... VI-3 6.1.1.1 Dinas Pekerjaan Umum ... VI-3 6.1.1.2 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ... VI-5 6.1.1.3 Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Asset

Daerah... VI-8 6.1.2 Kondisi Ketatalaksanaan Bidang Cipta Karya ... VI-11 6.1.2.1 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ... VI-11 6.1.2.2 Dinas Pekerjaan Umum ... VI-11 6.1.3 Analisis Kelembagaan ... VI-12 BAB.VII RENCANA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR CIPTA KARYA ... VII-1 7.1 SEKTOR PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN ... VII-1 7.1.1 Kondisi Eksisting Permukiman ... VII-2 7.1.1.1 Kawasan Permukiman Perkotaan ... VII-3

7.1.1.2 Kawasan Permukiman Perdesaan ... VII-3

7.1.1.3 Kawasan Kumuh ... VII-3

7.1.1.4 Kawasan Rawan Bencana ... VII-12 7.1.1.5 Isu Strategis, Permasalahan dan Tantangan Sektor PKP

Kabupaten Pakpak Bharat ... VII-13

7.1.2 Sasaran Program ... VII-13 7.1.2.1 Sasaran Dan Target Pencapaian Program PKP ... VII-13 7.1.2.2 Standar Pelayanan Minimal Bidang PU Penataan Ruang

Sub. Bid. Cipta Karya ... VII-17 7.1.2.3 Analisa Kebutuhan Program PKP ... VII-18 7.1.2.4 Identifikasi Sasaran Program PKP Kabupaten Pakpak

(5)

iv| P a g e

7.1.3. Usulan Kebutuhan Pogram Kegiatan PKP Kabupaten Pakpak

Bharat ... VII-30 7.1.3.1 Matriks Usulan Kegiatan dan Pembiayaan Sektor PKP

Kabupaten Pakpak Bharat ... VII-30 7.2. SEKTOR PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN ... VII-33

7.2.1. Kondisi Eksisting ... VII-33 7.2.1.1. Penggunaan Lahan ... VII-33

7.2.1.2. Ruang Terbuka Hijau ... VII-33

7.2.1.3. Kawasan Pariwisata di Kabupaten Pakpak Bharat ... VII-34

7.2.1.4. Isu Strategis, Permasalahan dan Tantangan Sektor PBL ... VII-34

7.2.2. Sasaran Program ... VII-35 7.2.2.1. Sasaran Dan Target Pencapaian Program PBL ... VII-35 7.2.2.2. Standar Pelayanan Minimal Bidang PU Penataan Ruang

Sub. Bid. Cipta Karya ... VII-39 7.2.2.3. Analisa Kebutuhan Program PBL ... VII-39 7.2.2.4. Identifikasi Sasaran Program PBL Kabupaten Pakpak

Bharat ... VII-40 7.2.3. Kebutuhan Program Sektor Penataan Bangunan Dan Lingkungan ... VII-42

7.2.3.1. Usulan Kebutuhan Pogram Kegiatan PBL Kabupaten Pakpak Bharat ... VII-42 7.2.3.2. Matriks Usulan Kegiatan dan Pembiayaan Sektor PBL

Kabupaten Pakpak Bharat ... VII-45 7.3. SEKTOR PENGEMBANGAN AIR MINUM ... VII-45

7.3.1. Kondisi Eksisting ... VII-45 7.3.1.1. Sistem Perpipaan ... VII-46 7.3.1.2. Sistem Non Perpipaan ... VII-54 7.3.1.3. Isu Strategis, Permasalahan dan Tantangan Sektor

PSPAM Kabupaten Pakpak Bharat ... VII-55 7.3.2. Sasaran Program ... VII-58 7.3.2.1. Sasaran Dan Target Pencapaian Program SPAM ... VII-60 7.3.2.2. Standar Pelayanan Minimal Bidang PU Penataan Ruang

Sub. Bid. Cipta Karya ... VII-64 7.3.2.3. Analisa Kebutuhan Program SPAM ... VII-64 7.3.2.4. Identifikasi Sasaran Program SPAM Kabupaten Pakpak

Bharat ... VII-69 7.3.3. Kebutuhan Program Sektor SPAM ... VII-70

7.3.3.1. Usulan Kebutuhan Pogram Kegiatan SPAM Kabupaten

Pakpak Bharat ... VII-70 7.3.3.2. Matriks Usulan Kegiatan dan Pembiayaan Sektor

SPAM Kabupaten Pakpak Bharat ... VII-75 7.4. SEKTOR PENGEMBANGAN PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN

(PLP) ... VII-79 7.4.1. Kondisi Eksisting ... VII-79

(6)

v| P a g e

7.4.1.2. Persampahan ... VII-82 7.4.1.3. Drainase ... VII-87 7.4.1.4. Isu Strategis Dan Permasalahan Pengembangan Penyehatan

Lingkungan Permukiman ... VII-89

7.4.2. Sasaran Program ... VII-90 7.4.2.1. Sasaran Dan Target Pencapaian Program PLP ... VII-90

7.4.2.2. Standar Pelayanan Minimal Bidang PU Penataan Ruang Sub. Bid. Cipta Karya ... VII-93

7.4.2.3. Analisa Kebutuhan Program PLP... VII-93

7.4.2.1. Identifikasi Sasaran Program PLP Kabupaten Pakpak Bharat ... VII-100

7.4.3. Usulan Kebutuhan Program PLP ... VII-111 7.4.3.1. Usulan Kebutuhan Pogram Kegiatan PLP Kabupaten

Pakpak Bharat ... VII-111

7.4.3.2. Matriks Usulan Kegiatan dan Pembiayaan Sektor PLP

Kabupaten Pakpak Bharat ... VII-111

BAB.VIII MEMORANDUM PROGRAM JANGKA MENENGAH BIDANG

CIPTA KARYA ... VIII-1 8.1 UMUM ... VIII-1 8.2 RINGKASAN DAN RENCANA PROGRAM PEMBANGUNAN INVESTASI

INFRASTRUKTUR KABUPATEN PAKPAK BHARAT ...VIII-2 8.3 MATRIKS MEMORANDUM PROGRAM INVESTASI KABUPATEN/KOTA .... VIII-3

(7)

vi| P a g e

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Luas Daerah Menurut Kecamatan Di Kabupaten Pakpak Bharat 2014 ... II-1 Tabel 2.2 Luas Lahan, Produksi Padi Menurut Kecamatan

di Kabupaten Pakpak Bharat 2014 ... II-3 Tabel 2.3 Luas Lahan dan Produksi Jagung, Ubi Kayu, Ubi Jalar dan Kacang Tanah

Menurut Kecamatan di Kabupaten Pakpak Bharat 2014 ... II-4 Tabel 2.4 Luas Lahan dan Produksi Gambir, Kopi Robusta, Kopi Arabika, dan Karet

Menurut Kecamatan di Kabupaten Pakpak Bharat 2014 ... II-5 Tabel 2.5 Luas Lahan dan Produksi Kelapa, Kemenyan, Kulit Manis, dan Lada Menurut

Kecamatandi Kabupaten Pakpak Bharat 2014 ... II-5 Tabel 2.6 Luas Lahan dan Produksi Nilam, Kelapa Sawit, Coklat, dan Tembakau

Menurut Kecamatan di Kabupaten Pakpak Bharat 2014 ... II-5 Tabel 2.7 Luas Kawasan Hutan di Kabupaten Pakpak Bharat 2014 ... II-6 Tabel 2.8 Populasi Hewan Ternak Menurut Kecamatan dan Jenisnya di Kabupaten

Pakpak Bharat 2014 ... II-6 Tabel 2.9 Produksi Ikan Air Tawar Menurut Kecamatan dan Jenisnya

di Kabupaten Pakpak Bharat 2014 ... II-7 Tabel 2.10 Jumlah Perusahaan/Usaha Menurut Kecamatan dan lapangan Usaha di

Kabupaten Pakpak Bharat 2014 ... II-7 Tabel 2.11 Banyaknya Perusahaan di Sektor Industri Pengolahan Menurut Kecamatan

dan Golongan Perusahaan di Kabupaten Pakpak Bharat 2014 ... II-8 Tabel 2.12 Banyaknya Tenaga Kerja di Sektor Industri Pengolahan Menurut Kecamatan

dan Golongan Perusahaan di Kabupaten Pakpak Bharat 2014 ... II-8 Tabel 2.13 Daftar Objek dan Potensi Daerah Tujuan Wisata

di Kabupaten Pakpak Bharat 2014 ... II-9 Tabel 2.14 Jumlah Penduduk , Rumah Tangga, Kepadatan Penduduk Menurut

Kecamatandi Kabupaten Pakpak Bharat 2014 ... II-11 Tabel 2.15 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin

di Kabupaten Pak Bharat 2014 ... II-12 Tabel 2.16 Tingkat Kemiskinan di Kabupaten Pakpak Bharat Tahun 2010-2013 ... II-12 Tabel 2.17 Perkembangan PDRB ADHB dan PDRB ADHK Kabupaten Pakpak Bharat

2010-2014 (juta Rupiah) ... II-13 Tabel 2.18 Perkembangan PDRB per Kapita Kabupaten Pakpak Bharat 2010-2014 ... II-13 Tabel 2.19 Tingkat Kemiskinan di Kabupaten Pakpak Bharat Tahun 2010-2013 ... II-13 Tabel 2.20 Kondisi Hidrologidi Kabupaten Pakpak Bharat ... II-17 Tabel 2.21 Kondisi Curah Hujan di Kabupaten Pakpak Bharat 2014 ... II-17

(8)

vii| P a g e

Tabel 3.1 Penetapan Lokasi Pusat Kegiatan Nasional (PKN) dan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW Berdasarkan PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang RTRWN Provinsi Sumatera Utara ... III-4 Tabel 3.2 Penetapan Kawasan Strategis Nasional (KSN) berdasarkan PP No. 26

Tahun 2008 tentang RTRWN ... III-4 Tabel 3.3 Kriteria Kawasan Strategis ... III-10 Tabel 3.4 Rencana sisem Kotadi Kabupaten Pakpak Bharat ... III-15 Tabel 3.5 Rencana Lokasi Instalasi Pengolahan Air (IPA) Sedarhana ... III-17 Tabel 3.6 Rencana Kebutuhan air Kabupaten Pakpak Bharat Tahun 2012-2032 ... III-18 Tabel 3.7 Kebutuhan Luas TPA Kabupaten Pakpak Bharat dan Sarana

Persampahannya ... III-20 Tabel 3.8 Rencana Pengembangan Sistem Persampahan

di Kabupaten Pakpak Bharat Tahun 2012-2032 ... III-22 Tabel 4.1 Tingkat Kemiskinan di Kabupaten Pakpak Bharat Tahun 2010-2013 ... IV-4 Tabel 5.1 Target dan Realisasi Pendapatan Daerah di Kabupaten Pakpak Bharat

Tahun 2010-2014 ... V-5 Tabel 5.2 Target dan Realisasi Pendapatan Daerah di Kabupaten Pakpak Bharat

Tahun 2010 dan 2011 ... V-5 Tabel 5.3 Target dan Realisasi Pendapatan Daerah di Kabupaten Pakpak Bharat

Tahun 2012 dan 2013 ... V-5 Tabel 5.4 Target dan Realisasi Pendapatan Daerah di Kabupaten Pakpak Bharat

Tahun 2014 ... V-5 Tabel 5.5 Target dan Realisasi Belanja Daerah di Kabupaten Pakpak Bharat

Tahun 2010-2014 ... V-6 Tabel 5.6 Target dan Realisasi Belanja Daerah di Kabupaten Pakpak Bharat

Tahun 2010 dan 2011 ... V-6 Tabel 5.7 Target dan Realisasi Belanja Daerah di Kabupaten Pakpak Bharat

Tahun 2012 dan 2013 ... V-6 Tabel 5.8 Target dan Realisasi Belanja Daerah di Kabupaten Pakpak Bharat

Tahun 2014 ... V-7 Tabel 5.9 Target dan Realisasi Pembiayaan Daerah di Kabupaten Pakpak Bharat

Tahun 2010 dan 2011 ... V-7 Tabel 5.10 Target dan Realisasi Pembiayaan Daerah di Kabupaten Pakpak Bharat

Tahun 2012 dan 2013 ... V-8 Tabel 5.11 Target dan Realisasi Pembiayaan Daerah di Kabupaten Pakpak Bharat

Tahun 2014 ... V-8 Tabel 7.1 Sebaran Kawasan Kumuh di Kabupaten Phakpak Bharat ... VII-4 Tabel 7.2 Kawasan Kumuh A ... VII-5 Tabel 7.3 Kawasan Kumuh B ... VII-7 Tabel 7.4 Kawasan Kumuh C ... VII-9 Tabel 7.5 Kawasan Kumuh D ... VII-11 Tabel 7.6 Sasaran Strategis Pelaksanaan Kegiatan Program PKP Tahun 2017 ... VII-13 Tabel 7.7 Program-Program Penanganan Permukiman Kumuh Perkotaan Sesuai

(9)

viii| P a g e

Tabel 7.8 Standar Pelayanan Minimal Bid. PU dan Penataan Ruang di Tingkat

Kab/Kota ... VII-17 Tabel 7.9 Kriteria-Kriteria Teknis Perencanaan Sektor PKP ... VII-18 Tabel 7.10 Proyeksi Jumlah Penduduk Kabupaten Pakpak Bharat

Tahun 2017-2021 ... VII-20 Tabel 7.11 Proyeksi Jumlah Penduduk Kawasan Kumuh Per Desa di Kabupaten

Pakpak Bharat 2017-2021 ... VII-20 Tabel 7.12 Analisa Sasaran Penangan Kawasan Kumuh Kabupaten Pakpak Bharat VII-23 Tabel 7.13 Kebutuhan Penangan Kawasan Kumuh Kabupaten Pakpak Bharat ... VII-23 Tabel 7.14 Kebutuhan Penangan Kawasan Kumuh -A Kabupaten Pakpak Bharat .... VII-24 Tabel 7.15 Kebutuhan Penangan Kawasan Kumuh -B Kabupaten Pakpak Bharat .... VII-26 Tabel 7.16 Kebutuhan Penangan Kawasan Kumuh -C Kabupaten Pakpak Bharat .... VII-27 Tabel 7.17 Kebutuhan Penangan Kawasan Kumuh -D Kabupaten Pakpak Bharat .... VII-28 Tabel 7.18 Matriks Usulan Kebutuhan Pembiayaan Sektor Pengembangan Kawasan

Permukiman ... VII-17 Tabel 7.19 Sasaran Strategis Pelaksanaan Kegiatan Program PBL Tahun 2017 ... VII-37 Tabel 7.20 Sasaran, Program Kegiatan, Indikator dan Target Program Bina Penataan

Bangunan ... VII-38 Tabel 7.21 Standar Pelayanan Minimal Bid. PU dan Penataan Ruang di Tingkat

Kab/Kota ... VII-39 Tabel 7.22 Analisa Luas Pemanfaatan Lahan Kawasan Perkotaan Salak, Kabupaten

Pakpak Bharat ... VII-40 Tabel 7.23 Analisa Sasaran Kebutuhan Pengembangan RTH Kawasan Perkotaan

Salak, Kabupaten Pakpak Bharat ... VII-41 Tabel 7.24 Matriks Usulan Kebutuhan Program Sektor Penataan Bangunan dan

Lingkungan ... VII-43 Tabel 7.25 Jumlah Rumah Tangga Menurut Sumber Air Minum Tahun 2013 ... VII-45 Tabel 7.26 Jumlah Unit Pelayanan di Kabupaten Pakpak Bharat ... VII-48 Tabel 7.27 Lokasi Sambungan Rumah di IKK Salak ... VII-48 Tabel 7.28 SPAM Perdesaan Kecamatan Salak ... VII-52 Tabel 7.29 SPAM Perdesaan Kecamatan Siempat Rube ... VII-52 Tabel 7.30 SPAM Perdesaan Kecamatan STTU Jehe ... VII-53 Tabel 7.31 SPAM Perdesaan Kecamatan Kerajaa ... VII-53 Tabel 7.32 SPAM Perdesaan Kecamatan STTU Julu ... VII-53 Tabel 7.33 SPAM Perdesaan Kecamatan Tinada ... VII-54 Tabel 7.34 SPAM Perdesaan Kecamatan PGGS ... VII-54 Tabel 7.35 SPAM Perdesaan Kecamatan Pagindar ... VII-54 Tabel 7.36 Permasalahan Mendesak Air Minum Kabupaten Pakpak Bharat ... VII-56 Tabel 7.37 Tantangan Pengembangan AirMinum Kabupaten Pakpak Bharat ... VII-57 Tabel 7.38 Desa Rawan Air di Kabupaten Pakpak Bharat ... VII-57 Tabel 7.39 Struktur Program Pengembangan SPAM ... VII-61 Tabel 7.40 Standar Pelayanan Minimal Bid. PU dan Penataan Ruang di Tingkat

Kab/Kota ... VII-64 Tabel 7.41 Proyeksi Jumlah Penduduk Per Kecamatan Menurut Kategori Kawasan

di Kabupaten Pakpak Bharat Tahun 2017-2021 ... VII-66 Tabel 7.42 Standar Kebutuhan dan Pemakaian Air Domestik Tiap Kategori ... VII-68 Tabel 7.43 Standar Kebutuhan dan Pemakaian Air Non domestik Tiap Kategori ... VII-68

(10)

ix| P a g e

Tabel 7.44 Kriteria-Kriteria Teknis Perencanaan ... VII-69 Tabel 7.45 Sasaran Pelayanan Air Minum Jangka Menengah (%) ... VII-70 Tabel 7.46 Analisa Kebutuhan Pengembangan SPAM Kawasan Perkotaan ... VII-71 Tabel 7.47 Analisa Kebutuhan Pengembangan SPAM Kawasan Perdesaan ... VII-72 Tabel 7.48 Kebutuhan dan Target Pencapaian Air Minum Kabupaten Pakak Bharat . VII-73 Tabel 7.49 Matriks Usulan Kebutuhan Pembiayaan Sektor Pengembangan SPAM ... VII-76 Tabel 7.50 Jumlah Rumah Tangga Menurut Jenis Sarana Sanitasi Tahun 2013 ... VII-79 Tabel 7.51 Kapasitas Pelayanan Eksisting ... VII-82 Tabel 7.52 Kondisi Sarana dan Prasarana Persampahan ... VII-83 Tabel 7.53 Komposisi Sampah di Kabupaten Pakpak Bharat ... VII-83 Tabel 7.54 Lokasi TPA di Kabupaten Pakpak Bharat ... VII-85 Tabel 7.55 Sasaran Strategis Pelaksanaan Kegiatan Program PLP Tahun 2017 ... VII-91 Tabel 7.56 Target Cipta Karya Program PLP, Amanat Pembangunan Nasional dan

Nawacita ... VII-92 Tabel 7.57 Standar Pelayanan Minimal Bid. PU dan Penataan Ruang di Tingkat

Kab/Kota ... VII-93 Tabel 7.58 Proyeksi Jumlah Penduduk Per Kecamatan Menurut Kategori Kawasan

di Kabupaten Pakpak Bharat Tahun 2017-2021 ... VII-94 Tabel 7.59 Kriteria-Kriteria Teknis Perencanaan Sektor PLP ... VII-97 Tabel 7.60 Sasaran Pelayanan Sanitasi Air Limbah Jangka Menengah (%) ... VII-101 Tabel 7.61 Jumlah Rumah Tangga Menurut Jenis Sarana Sanitasi Air limbah

Tahun 2013 ... VII-101 Tabel 7.62 Rencana Penanganan Sistem Persampahan Permukiman

Kab. Pakpak Bharat ... VII-102 Tabel 7.63 Sasaran Pelayanan Persampahan dan Kebutuhan Penanganan ... VII-103 Tabel 7.64 Kebutuhan Pelayanan Persampahan Sesuai Kategori Wilayah ... VII-104 Tabel 7.65 Kebutuhan Sarana dan Prasarana Pelayanan Persampahan

Kabupaten Pakpak Bharat ... VII-109 Tabel 7.66 Matriks Usulan Kebutuhan Pembiayaan Sektor PLP ... VII-112

(11)

x| P a g e

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Kedudukan RPIJM Bidang Cipta Karya pada Sistem Perencanaan

Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya ... I-4 Gambar 1.2 Peta KSN Prioritas di Pulau Sumatera ... I-8 Gambar 1.3 Peta Rencana Struktur Tata Ruang Kabupaten Pakpak Bharat

2011-2031 ... I-9 Gambar 2.1 Peta Aministratif Kabupaten Pakpak Bharat ... II-2 Gambar 2.2 Gambar Ketinggian Lahan Kabupaten Pakpak Bharat ... II-15 Gambar 2.3 Peta Kemiringan lahan Kabupaten Pakpak Bharat. ... II-16 Gambar 2.4 Peta Kawasan Rawan Bencana Kabupaten Pakpak Bharat... II-19 Gambar 3.1 Peta Kawasan Strategis Kabupaten Pakpak Bharat ... III-12 Gambar 3.2 Peta Rencana Jaringan Prasarana Wilayah Kabupaten Pakpak

Bharat ... III-23 Gambar 6.1 Struktur Organisasi Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pakpak

Bharat ... VI-5 Gambar 6.2 Struktur Organisasi Bappeda Kabupaten Pakpak Bharat ... VI-8 Gambar 6.3 Struktur Organisasi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan

Aset Daerah Kabupaten Pakpak Bharat ... VI-10 Gambar 7.1 Peta Kawasan Kumuh A ... VII-4 Gambar 7.2 Peta Kawasan Kumuh B ... VII-6 Gambar 7.3 Peta Kawasan Kumuh C ... VII-8 Gambar 7.4 Peta Kawasan Kumuh D ... VII-10 Gambar 7.5 Kawasan Terkena Banjir Bandang ... VII-12 Gambar 7.6 Komponen Program dan Alur Kegiatan P2KKP ... VII-16 Gambar 7.7 Skematika Sistem Jaringan Air Minum IKK Salak ... VII-49 Gambar 7.8 Peta Daerah Pelayanan Jaringan Air Minum IKK Salak ... VII-49 Gambar 7.9 Peta Daerah Pelayanan Air Minum IKK Kecupak... VII-50 Gambar 7.10 Peta Daerah Pelayanan Air Minum IKK Tinada ... VII-51 Gambar 7.11 Peta Daerah Pelayanan Air Minum IKK Sukaramai ... VII-51 Gambar 7.12 Jamban Umum ... VII-80 Gambar 7.13 Sistem Pengelolaan Air Limbah yang Ada (Eksisting) ... VII-81 Gambar 7.14 Kondisi Pewadahan Sampah ... VII-84 Gambar 7.15 Kondisi Tumpukan Sampah di TPS ... VII-84

(12)

xi| P a g e

Gambar 7.16 Kondisi TPA Kabupaten Pakpak Bharat ... VII-86 Gambar 7.17 Kondisi Eksisting Sistem Pengelolaan Persampahan Kabupaten

Pakpak Bharat ... VII-87 Gambar 7.18 Kondisi Prasarana Drainase di Kabupaten Pakpak Bharat ... VII-88

(13)

I

-1| P a g e

BAB.I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Untuk mewujudkan bangsa yang mandiri, adil, dan makmur seperti yang dicita-citakan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025, salah satu caranya adalah dengan mewujudkan pembangunan yang lebih merata dan berkeadilan melalui perwujudan permukiman tanpa kumuh. Untuk menunjang lingkungan permukiman di tanah air, perlu dibangun prasarana dan sarana permukiman yang mencukupi dan berkualitas yang dikelola secara profesional, kredibel, mandiri, dan efisien. Di samping itu, RPJPN juga mengamanatkan bahwa pembangunan bidang air minum dan sanitasi diarahkan pada upaya pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat serta untuk menunjang pertumbuhan ekonomi.

Penyelenggaraan Infrastruktur Bidang Cipta Karya, sesuai dengan amanat Undang-Undang No.23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, Perpres No. 2 tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2015-2019 serta Permen PUPR No. 13/ RPT/M/2015 tentang Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 2015-2019

Arahan dalam RPJPN dan RPJMN terkait pembangunan infrastruktur permukiman merupakan amanat yang harus diemban bersama oleh Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, sesuai dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman. Dijelaskan dalam PP 38 Tahun 2007 bahwa Pemerintah Kabupaten/Kota berperan sebagai pelaksana pembangunan infrastruktur fisik bidang Cipta Karya, sedangkan Pemerintah Pusat bertindak sebagai pengatur, pembina, dan pengawas pembangunan infrastruktur permukiman di Indonesia. Hal ini sesuai kebijakan desentralisasi yang dilakukan di Indonesia saat ini,dimana pemerintah daerah dituntut untuk lebih berperan aktif dalam melayani dan mensejahterakan masyarakat. Agar dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi masyarakat, pemerintah daerah perlu merencanakan pembangunan infrastruktur permukiman secara terpadu dengan mendayagunakan sumber daya secara optimal, efisien, dan efektif sesuai dengan kaidah pembangunan berkelanjutan.

Berdasarkan hal tersebut, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum, dalam mengemban tugasnya sebagai perumus dan pelaksana kebijakan dan standar teknis bidang Cipta Karya, mengambil inisiatif untuk mendukung pemerintah kabupaten/kota dalam menyiapkan perencanaan program khusus bidang Cipta Karya yang diberi nama Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) bidang Cipta

(14)

I

-2| P a g e

Karya. RPIJM ini dikembangkan sebagai upaya Ditjen Cipta Karya dalam melaksanakan pembangunan infrastruktur permukiman secara merata di seluruh wilayah tanah air dengan cara yang lebih terpadu, efisien dan efektif sehingga dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi seluruh masyarakat. RPIJM mulai dirintis sejak tahun 2005 berdasarkan Surat Edaran Direktur Jenderal Cipta Karya No. Pr. 02.03-Dc/496 perihal Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya. Sebagai tindak lanjut dari Surat Edaran tersebut, Ditjen Cipta Karya juga telah menyusun Buku Pedoman Penyusunan RPIJM bidang Cipta Karya sebagai panduan bagi pemerintah kabupaten/kota dalam menyusun RPIJM.

RPIJM merupakan dasar pemrograman dan penganggaran di lingkungan Ditjen Cipta Karya. Mengingat fungsinya yang cukup penting, maka RPIJM sudah sepatutnya memiliki kualitas yang baik serta disiapkan secara rasional, inklusif, dan terpadu. Oleh karena itu, dalam rangka peningkatan kualitas RPIJM perlu dilakukan penyempurnaan Pedoman Penyusunan RPIJM. Dalam pedoman RPIJM yang baru, substansi dokumen akan ditajamkan sesuai dengan kebijakan baru dan perubahan pengaturan terkait bidang Cipta Karya. Selain itu, penyusunan dokumen RPIJM perlu mempertimbangkan kemampuan keuangan, kelembagaan daerah, serta dampak pembangunaninfrastruktur permukiman terhadap lingkungan dan kondisi sosial setempat. Dengan adanya Pedoman RPIJM yang baru, diharapkan Pemerintah Kabupaten/Kota dapat menggerakkan semua sumber daya secara optimal dalam memenuhi kebutuhan pembangunan infrastruktur permukiman, sekaligus mendukung upaya percepatan pencapai sasaran nasional pembangunan bidang Cipta Karya.

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud RPIJM yaitu untuk mewujudkan kemandirian kabupaten/kota dalam penyelenggaraan pembangunan infrastruktur permukiman yang berkelanjutan, menciptakan kualitas kehidupan masyarakat yang sejahtera selaras dengan tujuanpembangunan nasional.

Sedangkan tujuan RPIJM adalah sebagai dokumen yang dijadikan acuan dalam perencanaan program dan anggaran serta pembangunan infrastruktur Bidang CiptaKarya yang berasal dari berbagai sumber pendanaan, baik APBN, APBD Propinsi, APBD Kabupaten/Kota, maupun sumber pendanaan lainnya. RPIJM memuat rencana program dan investasi dalam jangka waktu lima tahun yang mencakup sektor-sektor yang ada di lingkungan Ditjen Cipta Karya, yaitu Pengembangan Permukiman,Penataan Bangunan dan Lingkungan, Sistem Penyediaan Air Minum, dan PenyehatanLingkungan Permukiman (air limbah permukiman, persampahan, dan drainase).

1.3 KEDUDUKAN RPIJM

Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya atau disingkat sebagai RPIJM Cipta Karya adalah dokumen rencana dan program pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya dalam periode lima tahun, yang dilaksanakan secara terpadu oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, maupun oleh masyarakat/swasta, yang mengacu pada rencana tata ruang, untuk menjamin keberlangsungan kehidupan masyarakat yang berkualitas dan mewujudkan pembangunan infrastruktur Cipta Karya yang berkelanjutan.

(15)

I

-3| P a g e

Dokumen ini disusun pada tingkat Kabupaten/Kota dan bersifat multi sektoral, multi stakeholder, dan multi pendanaan. Dalam hal ini, yang dimaksud dengan multi sektor adalah RPIJM meliputi sektor-sektor di lingkungan Ditjen Cipta Karya yaitu Pengembangan Air Minum, Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman, Pengembangan Permukiman, dan Penataan Bangunan dan Lingkungan. Adapun maksud dari multi stakeholder adalah para pemangku kepentingan yang terkait turut dilibatkan dalam proses penyusunan dan implementasi RPIJM sesuai kewenangan dan peranannya masing-masing. Stakeholder yang terkait dalam RPIJM meliputi pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/kota, masyarakat dan dunia usaha. Sedangkan maksud dari multi-pendanaan adalah sumber pembiayaan infrastruktur permukiman dalam RPIJM tidak hanya berasal dari pemerintah pusat, tetapi juga pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, serta dunia usaha dan masyarakat.

RPIJM disusun oleh Pemerintah Kabupaten/Kota dengan difasilitasi oleh Ditjen Cipta Karya dan Pemerintah Provinsi. Sebagai dokumen teknis, RPIJM sudah harus menampung aspirasi pemangku kepentingan lokal dan aspirasi masyarakat. Dalam penyusunannya, RPIJM harus ditekankan pada proses partisipasi melalui dialog dengan seluruh pemangku kepentingan sehingga dapat diterima oleh semua pihak sebagai acuan pembangunan infrastruktur bersama. Dengan demikian, makapembangunan infrastruktur permukiman bisa ditangani atau dibiayai secara bersama-sama oleh para pemangku kepentingan.

RPIJM tidak dimaksudkan untuk menggantikan fungsi RPJMD ataupun Renstra SKPD, namun RPIJM merupakan dokumen teknis operasional pembangunan bidang CiptaKarya yang berisikan rencana investasi sesuai kebutuhan dan kemampuan daerah.RPIJM disusun dengan mengacu pada kebijakan spasial dan sektoral, baik di tingkat nasional maupun daerah. Kebijakan spasial meliputi RTRWN, RTRW Provinsi, danRTRW Kabupaten/Kota. Sedangkan kebijakan sektoral terdiri dari RPJMN, RPJMDProvinsi, dan RPJMD Kabupaten/Kota. Disamping itu, RPIJM juga mengacu padaKebijakan dan Strategi Perkotaan Nasional serta Kebijakan dan Strategi PerkotaanDaerah. Adapun, skema kedudukan RPIJM dalam sistem perencanaan pembangunanbidang Cipta Karya dapat dilihat pada gambar 1.1.

(16)

I

-4| P a g e

Gambar 1.1 Kedudukan RPIJM Bidang Cipta Karyapada sistem perencanaan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya.

Sumber: Direktorat Bina Program, 2016

RPIJM yang telah disusun kemudian akan dituangkan ke dalam rencana program tahunan berupa Memorandum Program yang merupakan kesepakatan bersama antara pemerintah, provinsi, dan kabupaten/kota terkait rencana kegiatan di suatu Kabupaten/Kota dalam jangka waktu 5 tahun.

1.4Muatan RPIJM

Secara substansi muatan RPIJM Kabupaten/Kota terdiri 8 (delapan) bab yaitu: Bab 1 Pendahuluan

Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai latar belakang, maksud dantujuan RPIJM Bidang Cipta Karya, serta muatan RPIJM Bidang Cipta Karya.

Bab 2 Profil Kabupaten/Kota

Bagian ini membahas mengenai wilayah administrasi, potensi wilayah, demografi dan urbanisasi, serta isu strategis Kabupaten/Kota.

Bab 3 Arahan Kebijakan dan Rencana Strategis Infrastruktur Bidang Cipta Karya

Pada bab ini berisikan arahan kebijakan pembangunan Bidang Cipta Karya dan rencana strategis infrastruktur Bidang Cipta Karya.

Bab 4 Analisis Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan

Pada bab ini membahas tentang analisis sosial,ekonomi, dan lingkungan antara lain Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) dan Analisis kemiskinan.

Bab 5 Kerangka Strategi Pendanaan Infrastruktur Bidang Cipta Karya

Pada bab ini membahas mengenai kebutuhan investasi, potensi pendanaan, dan alternatif pendanaan.

(17)

I

-5| P a g e

Bab 6 Kerangka Kelembagaan dan RegulasiKabupaten Kota

Bab ini membahas mengenai kerangka kelembagaan dan kerangka regulasi yang ada di Kabupaten/Kota.

Bab 7 Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya

Bab ini membahas mengenai rencana program investasi infrastruktur Bidang Cipta Karya untuk masing-masing sektor, yaitu sektor Pengembangan Kawasan Permukiman, Penataan Bangunan dan Lingkungan, Pengembangan SPAM, dan Pengembangan PLP. Pada setiap sektor dijelaskan kondisi eksisting, analisis kebutuhan, serta usulan kebutuhan program dan pendanaan masing-masing sektor.

Bab 8 Memorandum Program Jangka Menengah Bidang Cipta Karya

Pada bab ini berisikan matriks program investasi RPIJM Kabupaten/Kota danmatriks keterpaduan program pada kawasan prioritas Kabupaten/Kota.

1.5. SASARAN

Sasaran Pekerjaan ini adalah :

1. Pemutakhiran Amanat Pembangunan Bidang Cipta Karya 2. Penyesuaian Sasaran Strategis

3. Perubahan Nomenklatur Bidang Cipta Karya 1.6. MANFAAT

Manfaat kegiatan ini adalah:

Tercapainya penyusunan Program Jangka Menengah kegiatan bidang Cipta Karya di Kabupaten Pakpak Bharat.

1.7. RUANG LINGKUP KEGIATAN

Ruang Lingkup Kegiatan Bantuan Teknis RPIJM Program Bidang Cipta Karya meliputi : 1. Persiapan Pekerjaan

a. Melakukan persiapan pelaksanaan kegiatan, termasuk didalamnya melakukan koordinasi tim untuk pelaksanaan kegiatan, penyepakatan rencana kerja dan metodologi pelaksanaan kegiatan sampai dengan pengumpulan data dan informasi b. Melakukan konsolidasi dengan semua pemangku kepentingan dalam proses

penyamaan tujuan dan rencana kerja Penyusunan Bantek RPIJM Kabupaten Pakpak Bharat

Output :

 Rencana kerja dan metodologi pelaksanaan kegiatan  Data dan informasi yang diperlukan

 Desain pengumpulan data dan informasi 2. Melakukan identifikasi potensi dan permasalahan

a. Melakukan identifikasi terhadap kualitas dokumen RPIJM Kabupaten Pakpak Bharat  Penilaian terhadap kelengkapan dokumen

 Penilaian terhadap keterpaduan strategi pengembangan kota dan kawasan  Penilaian kelayakan aspek teknis per sektor

(18)

I

-6| P a g e

 Penilaian kelayakan lingkungan dan sosial  Penilaian kelayakan pendanaan

 Penilaian kelayakan kelembagaan  Penilaian terhadap matriks program

b. Melakukan identifikasi pelaksanaan program di Kabupaten Pakpak Bharat. c. Melakukan identifikasi perencanaan program di KSK Pakpak Bharat.

d. Melakukan identifikasi perencanaan percepatan pencapaian SPM di Kabupaten Pakpak Bharat.

e. Melakukan identifikas kegiatan-kegiatan yang masuk dalam kategori inovasi baru/creative program.

f. Melakukan identifikasi kegiatan-kegiatan yang potensial didanai melalui PHLN, CSR, dan Non APBN lainnya.

3. Melakukan Analisis

Memfasilitasi Kabupaten Pakpak Bharat dalam melakukan analisis perencanaan program infrastruktur.

4. Focus Group Discussion (FGD)

Penyedia Jasa memfasilitasi pelaksanaan Focus Group Discusscion (FGD) dengan stakreholder Satker Randal, Satker Sektor Provinsi dan Kabupaten/Kota bidang Cipta Karya. FGD dilakukan dalam rangka merencanakan keterpaduan program penanganan infrastuktur permukiman, yaitu:

a. Perumusan strategi/skenario penanganan kawasan

b. Perumusan kawasan-kawasan yang akan diprioritaskan sebagai lokasi program bidang infrastruktur permukiman

c. Penyusunan kebutuhan penanganan sector

d. Penyusunan rencana program investasi, kriteria kesiapan, serta skema kebijakan pendanaan sektor dalam rangka penyusunan program..

5. Rapat Koordinasi

Penyedia Jasa melakukan rapat koordinasi yang terdiri atas:

a. Koordinasi rutin kepada Satker Randal Provinsi dan Satker Sektor Provinsi;

b. Koordinasi periodik dengan Provinsi termasuk Satker Sektoral Provinsi, SKPD Kabupaten/Kota yang membidangi Cipta Karya; dan Satuan Tugas RPIJM Kabupaten/Kota dari lokasi pekerjaan bantuan teknis;

c. Menyusun laporan rapat koordinasi setiap kali selesai melakukan rapat koordinasi. 6. Rapat Pembahasan Laporan, yaitu Penyedia Jasa melakukan ekspose dan

pembahasan kepada pihak pemerintah provinsi serta menjaring masukan penyempurnaan.

1.8. RUANG LINGKUP WILAYAH

Wilayah studi dalam pekerjaan ini adalah kabupaten Pakpak Bharat yang Meliputi:  Kecamatan Salak

 Kecamatan Tali Urang Jehe  Kecamatan Panggindar  Kecamatan Tali Urang Julu

(19)

I

-7| P a g e

 Kecamatan Pergetteng-getteng Sengkut  Kecamatan Kerajaan

 Kecamatan Tinada  Kecamatan Siempat Rube

(20)

I

-8| P a g e

Gambar 1.2. Peta KSN Prioritas di Pulau Sumatera

(21)

I

-9| P a g e

Gambar 1. 3. Peta Rencana Struktur Tata Ruang Kabupaten Pakpak Bharat 2011-2031

(22)

I

-10| P a g e

1.9. KELUARAN

Keluaran yang dihasilkan dari pekerjaan ini berupa Dokumen perencanaan dan pemrogaman pembanguanan infrastruktur Bidang Cipta Karya yang disusun oleh Pemerintah Kabupaten/Kota dengan jangka waktu 5 (lima) tahun, dan dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, masyarakat, dan dunia usaha dengan mengacu pada Rencana Wilayah Pengembangan Strategis (WPS). 1.10. SISTEMATIKA PEMBAHASAN

Bab 1

Pendahuluan Berisi mengenai permasalahan yang diungkapkan dalam sub bab latar belakang, tujuan dilaksanakannya pekerjaan, sasaran yang harus dicapai, manfaat pekerjaan bagi pemerintah daerah dan pusat, keluaran pekerjaan, ruang lingkup pekerjaan yang akan dilakukan, lingkup wilayah kajian pekerjaan dan peta lokasi pekerjaan. Bab 2

Profil Daerah Berisi pembahasanmengenai wilayah administrasi, potensi wilayah, demografi dan urbanisasi, serta isu strategis Kabupaten/Kota

Bab 3

Arahan Kebijakan dan Rencana Strategis Infrastruktur Bidang Cipta Karya

Berisi arahan kebijakan pembangunan Bidang Cipta Karya dan rencana strategis infrastruktur Bidang Cipta Karya

Bab 4

Analisis Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan

Berisi mengenai

pembahasan tentang analisis

sosial,ekonomi, dan lingkungan antara lain

Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) dan

Analisis kemiskinan.

Bab 5

Kerangka Strategi Pendanaan Infrastruktur Bidang Cipta Karya

Berisi mengenai

kebutuhan investasi, potensi

pendanaan, dan alternatif pendanaan

. Bab 6

Kerangka Kelembagaan dan RegulasiKabupaten Kota

Berisi mengenai kerangka kelembagaan dan kerangka regulasi yang ada di Kabupaten/Kota. Bab 7

Kerangka Kelembagaan dan RegulasiKabupaten Kota

Berisi mengenai rencana program investasi infrastruktur Bidang Cipta Karya untuk masing-masing sektor, yaitu sektor Pengembangan Kawasan Permukiman, Penataan Bangunan dan Lingkungan, Pengembangan SPAM, dan

Pengembangan PLP. Pada setiap sektor dijelaskan kondisi eksisting, analisis kebutuhan, serta usulan kebutuhan program dan pendanaan masing-masing sektor

Bab 8

Memorandum Program Jangka Menengah Bidang Cipta Karya

Berisi matriks program investasi RPIJM

Kabupaten/Kota dan matriks keterpaduan program pada kawasan prioritas Kabupaten/Kota.

Gambar

Tabel 2.1  Luas Daerah Menurut Kecamatan Di Kabupaten Pakpak Bharat 2014 ......... II-1  Tabel 2.2  Luas Lahan, Produksi Padi Menurut Kecamatan
Gambar 1.1   Kedudukan RPIJM Bidang Cipta Karya pada Sistem Perencanaan
Gambar  1.1 Kedudukan RPIJM Bidang Cipta Karyapada sistem  perencanaan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya
Gambar 1.2. Peta KSN Prioritas di Pulau Sumatera
+2

Referensi

Dokumen terkait

Adanya penanaman hal itu, seseorang dapat mencapai lebih banyak wawasan dengan memilih analisis psikologis dari tujuan ke dalam pencapaian kemampuan intelektual

Di Indoesia maupun di negara asalnya punk dikategorikan sebagai bentuk wujud sebuah subkultur yang dimana subkultur memiliki nilai-nilai esensi yang

Untuk meningkatkan kegairahan bekerja dan menjamin hari tua diselenggarakan usaha peningkatan kesejahteraan pegawai. Peningkatan kesejahteraan tersebut harus diusahakan

Buatlah aplikasi mobile yang dapat membaca beberapa file (dalam hal ini help.txt dan pesan.txt) dalam satu aplikasi yang mana apabila salah satu menu tersebut dipilih untuk

daripada saat akan melewati tubuh bendung, karena air yang melewatinya mengalami penerjunan dan langsung menghantam ruang kolam olak yang berada di bawahnya, sehingga

Hal ini didapat dari analisis korelasi antara masa bekerja dengan kapasitas vital paru yang menggunakan uji korelasi Spearman Rank dengan hasil p = 0,018 <

Penelitian ini diharapkan dapat membantu memaksimalkan kerja bakteri anaerob pada proses penanganan limbah cair kopi dengan menggunakan alat pengontrol suhu

27 tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) disebutkan bahwa AMDAL merupakan kajian mengenai dampak besar dan penting untuk pengambilan