POTENSI PARIWISATA
JAWA BARAT
Editor :
Ute Lies Siti Khadijah Evi Novianti
ii
POTENSI PARIWISATA JAWA BARATCopyright @2019, Evi Novianti, dkk Hak cipta dilindungi oleh undang-undang. Dilarang mengutip atau meperbanyak sebagian atau seluruh isi buku tanpa izin tertulis dari Penerbit.
Cetakan 1, Agustus 2019 Diterbitkan oleh Unpad Press
Graha Kandaga, Gedung Perpustakaan Unpad Jatinangor, Lt I
Jl. Raya Bandung – Sumedang (Ir. Soekarno) KM 21, Jatinangor – Sumedang 45363 – Jawa Barat-Indonesia
Telp. (022) 84288888 ext 3806, Situs: http://press.unpad.ac.id
email:press@unpad.ac.id/pressunpad@gmail.com/ pressunpad@yahoo.co.id Anggota IKAPI dan APPTI
Editor : Evi Novianti, Ute Lies Siti Khadijah
Editor Ahli/ Reviewer : Pawit M. Yusup, Agus Rusmana Editor Bahasa : Lutfi Khoerunnisa
Tata Letak : Lutfi Khoerunnisa,Sendi Rustandi, Sri Mulyati Desainer Sampul : Sendi Rustandi
Katalog
Novianti, Evi dkk
Manajemen Pengetahuan / Ute Lies Siti Khadijah dkk; Pawit M. Yusup dan Agus Rusmana, - Cet.1.Bandung; Unpad Press; 2019 <vi+278> h. ; 18 x 26 cm
ISBN : 978-602-439-647-3
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr Wb
Alhamdulillahirobbil alamiin. Puji syukur hanya untuk Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia kepada kita semua, khususnya dalam penyelesaian penyusunan Book Chapter dengan judul Potensi Pariwisata Berkelanjutan Jawa Barat . Book Chapter ini merupakan sebuah buku yang berisi kumpulan artikel hasil penelitian maupun kajian pustaka hasil karya mahasiswa dan dosen di lingkungan Universitas Padjadjaran yang membahas mengenai topik Potensi Pariwisata berkelanjutan yang ada di wilayah Jawa Barat. Book chapter pariwisata berkelanjutan Jawa Barat ini merupakan pengembangan dari book chapter sebelumnya dengan judul pariwisata berkelanjutan, yang mana saat ini pembahasan atau topiknya khusus membahas mengenai potensi parwisata yang ada di Jawa Barat. Dengan selesainya penyusunan book Chapter ini, penyusun berharap dapat memberikan khazanah pengetahuan baru dalam bidang Pariwisata Berkelanjutan.
Namun demikian, kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam pengerjaan penulisan Book Chapter ini. Untuk itu, penyusun menyampaikan maaf kepada segenap pembaca dan mengharapkan saran serta kritik yang membangun untuk kami gunakan sebagai perbaikan di masa yang akan datang. Terima kasih
iv
POTENSI PARIWISATA JAWA BARATDAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... iii DAFTAR ISI ... iv 1. Ethnotourism di Jawa Barat ... 1
Atwar Bajari
2. Ecotourism : Perencanaan dan Pengembangan Destinasi Berkelanjutan ... 15 Eka Susanto
3. Potensi Wisata Berkelanjutan Melalui Kegiatan Citarum Adventure, Art & Tours .. 32
1 Iriana Bakti, 2 Priyo Subekti
4. Pengembangan Potensi Wisata Pantai Pangandaran Untuk Meningkatkan Kepuasan Wisatawan ... 42
1Priyo Subekti , 2Iriana Bakti
5. Pengaruh Media Sosial dalam Industri Pariwisata ... 51 Atwar Bajari
6. Tinjauan Penerapan Standar Prosedur Nasional dan Internasional dalam
Pengelolaan Mitigasi Bencana di Kawasan Geopark Ciletuh ... 63
1 Laksmana, A. Tb. , 2 Awaludin, N. , 3 Rahmat, H
7. Pengembangan Objek Wisata Berbasis Lingkungan oleh Karang Taruna Di
Citumang Pangandaran ... 78
1 Priyo Subekti , 2 Aat Ruchiat
8. Potensi Desa Wisata dalam Menunjang Pariwisata Berkelanjutan di Jawa Barat .... 87
1 Santi Susanti , 2 FX Ari Agung Prastowo
9. Penerapan Rumus “3 A” dalam Mengembangkan Destinasi Wisata di Jawa Barat 95 Uud Wahyudin
10. Creative Tourism ... 104 Muhammad Iqbal Maulana
11. Menerapkan Model Pentahelix dalam Membangkitkan Ekowisata Alam Hutan Produksi Indonesia ... 116
Uud Wahyudin
12. Potensi Serta Dampak Lingkungan Pariwisata Berkelanjutan Pantai Kelapa
Patimban Pusaka Negara di Patimban Kabupaten Subang Provinsi Jawa Barat ... 125
13. Aspiring Geopark Kalimantan Utara ... 138
1 R. Willy Ananta Permadi , 2 Sapari
14. The Marketing Communication Strategy Of Village Tourism In Indonesia: ... 143 Ilham Gemiharto
15. Kegiatan Daur Ulang Sampah Gelas Plastik Sebagai Wisata Edukasi Di Kampung Wisata Pancer ... 155
1 Arfah Sahabudin, 2 Rusdin Tahir, 3 Mohamad Sapari Dwi Hadian
16. Taman Air Mancur Sri Baduga Situ Buleud Kabupaten Purwakarta Sebagai
Destinasi Wisata Budaya Kolaborasi Tradisional Dan Modern ... 166
1 Ghea Madinatu, 2 Evi Novianti, 3 Rusdin Tahir
17. Kegiatan Dokumetasi Taman Tematik Untuk Mengembangkan Pariwisata Kota Bandung ... 178
Ute Lies Siti Khadijah
18. Pesona Nagara Padang Ciwidey: Analisis Potensi Pariwisata di Kabupaten
Bandung ... 187
1Heru Ryanto Budiana, 2FX. Ari Agung Prastowo
19. Wisata Budaya Ritual Kebo-Keboan Sebagai Local Branding Masyarakat
Banyuwangi ... 197 Evi Novianti
20. Strategi Komunikasi Wisata Masyarakat Purwakarta Dalam Mengembangkan Kearifan Lokal Budaya Sunda ... 207
Evi Novianti
21. Potensi Destinasi Wisata Halal Di Jawa Barat ... 219 Yustikasari
22. Pengembangan Kawasan Wisata Budaya Betawi Setu Babakan Sebagai Upaya Konservasi Budaya Betawi Dan Menjadi Destinasi Pariwisata Berkelanjutan Di Kota Jakarta ... 229
1 Febrianti, D. , 2 Suganda, D. , 3 Nugraha, A.
23. Menemukenali Tipologi Wisatawan Guna Mendukung Keberlanjutan Destinasi Pariwisata Jawa Barat ... 244
Rifki Rahmanda Putra, Ute Lies Siti Khadijah, Cecep Ucu Rakhman
24. Dari Mass Tourism Menuju Quality Tourism: Perspektif Heritage Tourism Dalam Pengembangan Pariwisata Cirebon Masa Depan ... 257
vi
POTENSI PARIWISATA JAWA BARAT1 Tita Juwita, 2 Novianti , 3 Rusdin Tahir
26. Strategi Pemberdayaan Masyarakat Dan Pengembangan Potensi Desa Jatiroke Sebagai Aset Pariwisata Kabupaten Sumedang ... 279
1 Muhammad Ifan, 2 Edwin Rizal
27. Gunung Geulis Sebagai Aset Parawisata dalam Pemberdayaan Masyarakat Jatiroke ... 294
1 Raja Intan Kemalasari, 2 Edwin Rizal
28. Potensi Pariwisata Budaya Kota Cimahi ... 305 Cecep Ucu Rakhman
PENGEMBANGAN WISATA EDUKASI BERKELANJUTAN DI
MUSEUM PENDIDIKAN
1 Tita Juwita, 2 Novianti , 3 Rusdin Tahir
Program Studi , Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Padjadjaran Email: tita18005@unpad.ac.id
PENDAHULUAN
KONSEP-KONSEP KEPARIWISATAAN Pariwisata
Istilah pariwisata berasal dari bahasa sang sekerta yang terdiri dari 2 kata yaitu “pari’ berarti keliling atau bersama dan kata “wisata” yang berarti perjalanan (I. Pitana, 2009). Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan, yang dimaksud dengan pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata yang didukung oleh berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah dan pemerintah daerah.
Jika dipandang dari dimensi akademis pariwisata didefinisikan sebagai studi yang mempelajari perjalanan manusia keluar dari lingkunganya, termasuk industry yang meresponkebutuhan manusia yang melakukan perjalanan. Lebih jauh lagi pariwisata mempelajari dampak yang ditimbulkan oleh pelaku perjalanan maupun industry terhadap lingkungan sosial budaya, ekonomi, maupun lingkungan fisik setempat. (Garter dalam Utama dan Mahadewi, 2012)
Sedangkan jika dipandang dari dimensi sosial-budaya difinisi pariwisata adalah interaksi antar elemen lingkungan fisik, ekonomi, dan sosial budaya seperti yang dikemukakan Leiper dalam Utama dan Mahadewi (2012) sebagai berikut :
An open system of five interacting with broader environments; the human elemen; tourists; and an economic element, the tourist industry. H fve arranged in functional and spatial conection, interacting with phycal, technological, sosial, cultural, economic an political faktor. The dynamic element comprises person undertaking trave wich is to some extent, lisure- based and which involves a temporary stay away from home of at least one night. Jika melihat definisi pariwisata yang dikemukakan oleh para ahli maka akan ditemui banyaknya perbedaan, namun menurut I. Pitana (2009), meskipun ada variasi batasan, namun ada beberapa komponen pokok yang secara umum disepakati dalam batasan pariwisata (khususnya pariwisata internasional), yaitu sebagai berikut :
POTENSI PARIWISATA JAWA BARAT
271
1. Traveler, adalah orang yang melakukan perjalanan antar dua atau lebih lokalitas2. Visitor, adalah orang yang melakukan perjalanan ke daerah yang bukan merupakan tempat tinggalnya, kurang dari 12 bulan dengan tujuan perjalanan bukan untuk mencari nafkah, pendapatan atau penghidupan di tempat tujuan
3. Tourist, adalah bagian dari visitor yang menghabiskan waktu paling tidak satu malam (24 jam) di daerah yang dikunjungi. Semua difinisi tentang pariwisata yang dikemukakan selalu mengandung beberapa unsur pokok, yaitu :
Adanya unsur travel (perjalanan), yaitu pergerakan manusia dari satu tempat ke tempat lain 1. Adanya unsur “tinggal sementara” di tempat yang bukan merupakan tempat tinggal
yang biasanya; dan
2. Tujuan utama dari pergerakan manusia tersebut bukan untuk mencari penghidupan atau pekerjaan di tempat tujuan (Richarson dan Fluker dalam Pitana dan Diarta, 2009). Sedangkan menurut ilmu sosiologi, Matheison dan Wall dalam I. G. Pitana & Gayatri (2005), mengatakan bahwa pariwisata mencakup tiga elemen utama, yaitu :
1. A dynamic element, yaitu travel ke suatu destinasi wisata 2. A static element, yaitu singgah di daerah tujuan
3. A consequential element, atau akibat dari dua hal diatas (khususnya pada masyarakat lokal), yang meliputi dampak ekonomi, sosial- budaya dan fisik dari adanya kontak dengan wisatawan
Pengertian potensi wisata menurut Mariotti dalam Yoeti (2002), adalah segala sesuatu yang terdapat di daerah tujuan wisata, dan merupakan daya tarik sehingga wisatawan berminat mengunjungi tempat tersebut. Jadi yang dimaksud dengan potensi wisata adalah sesuatu yang dapat dikembangkan menjadi daya tarik wisata. Potensi wisata dibagi menjadi tiga macam, yaitu: potensi alam,, potensi kebudayaan dan potensi manusia.
1. Potensi Alam
Yang dimaksud dengan potensi alam adalah keadaan dan jenis flora dan fauna suatu daerah bentang alam suatu daerah, misalnya pantai, hutan, dll (keadaan fisik suatu daerah). Kelebihan dan keunikan yang dimiliki oleh alam jika dikembangkan dengan memperhatikan keadaan lingkungan sekitarnya niscaya akan menarik wisatawan untuk berkunjung ke daya tarik wisata tersebut.
Yang dimaksud dengan potensi budaya adalah semua hasil cipta, rasa dan karsa manusia baik berupa adat istiadat, kerajinan tangan, kesenian, peninggalan bersejarah nenek moyang berupa bangunan, monument, dan lain sebagainya
3. Potensi Manusia
Manusia juga memiliki potensi yang dapat digunakan sebagai daya tarik wisata, lewat pementasan tarian / pertunjukan dan pementasan seni budaya suatu daerah. Potensi manusia juga dapat menjadi sumber daya yang akan diturut sertakan dalam pengelolaan pariwisata.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kegiatan DAK Fisik Bidang Pariwisata mencakup Pembangunan Fasilitas Pariwisata yang diharapkan dapat menciptakan kenyamanan, kemudahan, keamanan, dan keselamatan wisatawan dalam melakukan kunjungan wisata. Adapun menu Pembangunan Fasilitas Pariwisata dimaksud antara lain meliputi Pengembangan Daya Tarik Wisata dan Peningkatan Amenitas Pariwisata, dengan rincian kegiatan sebagai berikut:
WISATA EDUKASI Definisi wisata edukasi
Wisata edukasi atau edutourism adalah suatu program dimana wisatawan berkunjung ke suatu lokasi wisata dengan tujuan utama memperoleh pengalaman pembelajaran secara langsung di obyek wisata tersebut. (Rodger, 1998:8).
Wisata pendidikan juga merupakan gabungan dari beberapa sub"tipe wisata seperti ekowisata,wisata sejarah dan budaya, wisata pedesaan, dan juga pertukaran pelajar antar institusi pendidikan (ibson, 1998!. menurut direktorat & jenderal ), edutourism merupakan diversifikasi daya tarik wisata dari wisata alam (ekowisata) yang bertujuan untuk memperluas dan memperbanyak produk wisata alam (DITJEN PHKA, 2001)
Wisata Edukasi
Wisata edukasi atau edutourism adalah suatu program dimana wisatawan berkunjung ke suatu lokasi wisata dengan tujuan utama untuk memperoleh pengalaman pembelajaran secara langsung di obyek wisata tersebut. (Rodger, 1998:28). Menurut Direktorat Jenderal PHKA eduoturism merupakan diversifikasi daya tarik wisata dari wisata alam (ekowisata) yang bertujuan untuk memperluas dan memperbanyak produk wisata alam (Ditjen PHKA, 2001).
POTENSI PARIWISATA JAWA BARAT
273
1. Jenis – jenis Wisata Edukasi
Di Indonesia terdapat 5 Jenis Wisata Edukasi di antaranya adalah : a. Wisata Edukasi Science / Ilmu Pengetahuan
Wisata edukasi science atau ilmu pengetahuan adalah wisata edukasi yang berbasis kepada Pendidikan ilmu pengetahuan.
b. Wisata Edukasi Sport
Adalah wisata edukasi yang berbasis kepada pendidikan secara fisik atau olah raga. c. Wisata edukasi culture
d. Atau di sebut juga wisata edukasi kebudayaan banyak terdapat di Indonesia. Dianataranya pendidikan budaya dalam biodang seni, adat istiadata dan lain-lain yang berhubungan dengan kebudayaan.
e. Wisata edukasi agrobisnis
Merupakan wisata edukasi yang berbasis kepada pendidikan agro pertanian atau pertenakan yang juga merupakan bisnis dari suatu perusahaan maupun peoranganWisata pendidikan/Wisata Edukasi , bisa juga disebut sebagai anjangkarya adalah suatu kegiatan atau perjalanan yang dilakukan untuk rekreasi atau liburan dan juga terdapat aktivitas edukasi atau pendidikan didalamnya. Ada banyak kegiatan wisata edukasi yang bisa di lakukan khususnya bagi anak-anak yang masih membutuh pembelajaran akan dunia luar. sedangkan penjelasan secara mendalam Wisata Edukasi adalah suatu perjalanan wisata yang memiliki nilai tambah edukasi, tidak sekedar berwisata, tetapi juga memiliki tujuan untuk menambah nilai-nilai edukasi atau pendidikan bagi wisatawan. Wisata edukasi sebuah kegiatan yang umumnya dilakukan oleh institusi pendidikan, seperti sekolah-sekolah maupun institusi pendidikan lainnnya. Wisata edukasi atau wisata pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan dan kreatifitas peserta kegiatan wisata.
Museum Pendidikan Nasional Universitas Pendidikan Indonesia didirikan atas prakarsa Prof. Dr. Sunaryo Kartadinata M.Pd, dan didukung oleh Gubernur Jawa Barat, H. Ahmad Heryawan, Lc. Pembangunan Museum Pendidikan Nasional ini merupakan salah satu bentuk tanggung jawab UPI sebagai perguruan tinggi yang memiliki kepedulian terhadap kelestarian warisan sejarah budaya bangsa khususnya dibidang pendidikan.
Keberadaan Museum Pendidikan Nasional diharapkan mampu menjadi wahana pusat penelitian, serta sumber belajar dan pembelajaran, yang dapat meningkatkan kompetensi pendidik maupun wawasan pembelajar dalam mengupayakan peningkatan mutu pendidikan, sekaligus menjadi tujuan wisata budaya di Jawa Barat dan Nasional.
Karena pada dasarnya manusia tidak mempelajari masa lalu, melainkan masa depan. Museum ini diharapkan menjadi wahana bagi pengunjung untuk tidak hanya bisa melihat koleksi (something to see), tetapi bisa melakukan sesuatu (something to do) dan berbagai pengalaman (something to share), serta membeli sesuatu yang dapat menjadi kenang-kenangan (something to buy). Museum Pendidikan Nasional Universitas Pendidikan Indonesia merekam jejak sejarah pendidikan nasional melalui upaya konservasi, edukasi dan riset serta rekreasi yang "Leading and Outstanding".
Motivasi pariwisata pendidikan, dapat berupa :
Kategori Motivasi Motivasi Spesifik
Motivasi Fisik • Penyegaran tubuh dan fikiran • Tujuan-tujuan kesehatan • Partisipasi kegiatan olahraga • Kontak langsung dengan alam
Motivasi Budaya • Ketertarikan pada negeri asing, bangsa, budaya dan tempat tertentu
• Ketertarikan pada seni, musik, arsitektur, dan musik daerah
• Pengalaman agenda kebudayaan khusus Motivasi Sosial • Mengunjungi teman
• Mengunjungi orang baru • Membentuk persahabatan baru • Melanjutkan studi, dll.
Motivasi Spiritual • Mengunjungi tempat, orang atau alasan keagaamaan tertentu
• Perjalanan ritual
• Perjalanan menemui seseorang pemuka agama Motifasi Fantasi • Pemenuhan kebutuhan personal
• Anomik
• Peningkatan ego • Pemenuhan harapan
Pariwisata pendidikan tidak akan memiliki makna apabila tidak dikelola dengan baik. Terdapat beberapa unsur dalam pengelolaan wisata pendidikan, meliputi :
1. Demografi wisata pendidikan, motivasi, persepsi dan menghasilkan perilaku perjalanan 2. Pribadi dampak wisata pendidikan yang dihasilkan dari pengalaman.
3. Keterkaitan faktor dalam atau di antara kelompok-kelompok yang terlibat. 4. Pengelolaan dan pemasaran pariwisata untuk pendidikan
5. Sumber daya untuk pendidikan pariwisata
6. Tujuan dan dampak yang berkaitan dengan pariwisata pendidikan 7. Keterkaitan faktor dalam atau di antara kelompok-kelompok
Berbagai aktivitas yang bisa dilakukan dalam pariwisata pendidikan, di antaranya berbagai atraksi dan kegiatan yang menyediakan tempat untuk belajar (misalnya taman, situs bersejarah, kebun binatang, burung dan cagar alam dan tempat penggalian arkeologi).
POTENSI PARIWISATA JAWA BARAT
275
1. Sumber Daya spesialis yang bertanggung jawab untuk memberikan pembelajaran komponen ini liburan (misalnya karyawan, kurator, interpreter, dosen, pendongeng, peneliti dan akademisi)2. Tour dan operator yang menerima paket pengalaman bagi pelanggan dan organisasi dan memberikan keahlian tujuan, lokal tahu-birai, jasa pendamping dan jasa pemasaran. Aspek pendukung :
1. Transportasi seperti pelayaran, transportasi bus dan kereta api sebagai bagian dari sebuah perjalanan independen atau paket, termasuk perjalanan ke dan dari titik depar-mendatang.
2. Restoran layanan, termasuk katering, rekreasi, hiburan, kegiatan sosial dan pilihan akomodasi.
3. Perjalanan layanan, termasuk agen perjalanan, perusahaan asuransi, perjalanan dan media iklan.
PENGEMBANGAN WISATA EDUKASI
A. Konsep Wisata Edukasi
Pendidikan dan pariwisata merupakan dua hal yang berbeda, tetapi keduanya dapat saling bersinergi dan saling melengkapi. Proses pendidikan yang dilaksanakan dalam aktivitas wisata merupakan metode pembelajaran yang aktif dan kreatif, serta merupakan alternatif metode belajar yang efektif.
Aktivitas wisata edukasi dapat menjadi sarana bersosialisasi dan menumbuhkan rasa kebanggaan dan kecintaan terhadap budaya dan bangsa. Wisata edukasi merupakan aktivitas pariwisata yang dilakukan wisatawan dan bertujuan utama memperoleh pendidikan dan pembelajaran. Dalam dunia pendidikan, pariwisata berhubungan erat dengan mata pelajaran akademis, seperti geografi, ekonomi, sejarah, bahasa, psikologi, pemasaran, bisnis, hukum, dan sebagainya.
Integrasi mata pelajaran di dunia pendidikan sangat penting dilakukan guna studi pariwisata, sebagai contoh; mata pelajaran sejarah dan geografi membantu dalam pemahaman perkembangan sumber daya historis dan geografis daerah tujuan wisata. Keterkaitan beberapa mata pelajaran akademis dengan studi pariwisata dapat dilihat pada model berikut (Jafari & Ritchie, 1981).
Motivasi wisatawan dalam berwisata edukasi dipengarui oleh dua faktor, yakni: faktor daya tarik destinasi dan faktor pendorong dari daerah asal. Daya tarik bisa berupa: citra yang bagus, biaya murah, dan kulitas pendidikan yang bagus. Sedangkan Pevzner dan Nikolaeva (2013) dalam Wijayanti (2017) menyampaikan beberapa faktor yang mendorong wisatawan melakukan studi ke luar negeri yakni belajar tentang negara lain, belajar bahasa asing (bahasa tuan rumah), dan kesempatan untuk memperoleh karir internasional. Akan tetapi dalam konteks pengertian sederhana wisata edukasi adalah upaya meningkatnya pengetahuan baru melalui kegiatan wisata.
B. Aktivitas Pariwisata Edukasi
Wisata studi mempunyai karakteristik yang berbeda dengan kegiatan wisata lain. Kegiatan wisata edukasi bervariasi, dimulai dari mengenal sekolah, adat istiadat, belajar bahasa, sampai dengan kegiatan seminar dan penelitian (Yuan, 2003 dalam Wang dan Li, 2008).
Jafari & Ritchie (1981) mengemukakan aktivitas pariwisata edukasi meliputi; konferensi, penelitian, pertukaran pelajar nasional dan internasional, kunjungan sekolah, sekolah bahasa, dan wisata studi, yang diorganisasi baik secara formal maupun nonformal, dengan tujuan wisata alam maupun buatan. Sedangkan Cohen (2008) mengemukakan aktivitas wisata studi, meliputi pembelajaran tentang sejarah, geografi, bahasa, agama, dan budaya, melalui kunjungan situs penting, keterlibatan dalam penelitian, maupun konferensi. Tujuan utama wisata edukasi yakni pendidikan dan penelitian, sehingga sekolah atau perguruan tinggi dan situs sejarah menjadi destinasi
POTENSI PARIWISATA JAWA BARAT
277
utama dalam wisata edukasi (Wang dan Li, 2008 dalam Wijayanti, 2017b). Sebagian besar wisatawan edukasi terdiri dari mahasiswa dan pelajar yang memanfaatkan waktu liburan untuk jalan-jalan dan mendapatkan pengetahuan.Dalam konteks Pengembangan Museum, maka wisata edukasi yang dimaksud dapat berupa pengenalan sejarah pendidikan dan hal-hal yang berhubungan dengan Pendidikan seperti tokoh-tokoh yang berperan dalam pendidikan, ha yang berhubungan dengan pendidikan yang ada di Indonesia. Pengelola destinasi mempunyai peranan penting dalam mendesain atraksi wisata sebagai hasil dari inisiatif dan kreativitas, sebagai elemen penting dalam strategi pengembangan produk parwisata (Richards dan Wilson, 2007).
SIMPULAN
Wisata edukasi atau edutourism adalah suatu program dimana wisatawan berkunjung ke suatu lokasi wisata dengan tujuan utama untuk memperoleh pengalaman pembelajaran secara langsung di obyek wisata tersebut. Jenis – jenis Wisata Edukasi Di Indonesia terdapat 4 Jenis Wisata Edukasi Wisata Edukasi Science, Wisata Edukasi Sport, Wisata edukasi culture, Wisata edukasi agrobisnis. Pariwisata pendidikan tidak akan memiliki makna apabila tidak dikelola dengan baik. Terdapat beberapa unsur dalam pengelolaan wisata pendidikan : Demografi wisata pendidikan, motivasi, persepsi dan menghasilkan perilaku perjalanan, Pribadi dampak wisata pendidikan yang dihasilkan dari pengalaman, Keterkaitan faktor dalam atau di antara kelompok-kelompok yang terlibat, Pengelolaan dan pemasaran pariwisata untuk pendidikan, Sumber daya untuk pendidikan pariwisata, Tujuan dan dampak yang berkaitan dengan pariwisata pendidikan
Keterkaitan faktor dalam atau di antara kelompok-kelompok. Proses pendidikan yang dilaksanakan dalam aktivitas wisata merupakan metode pembelajaran yang aktif dan kreatif, serta merupakan alternatif metode belajar yang efektif Kegiatan wisata edukasi bervariasi, dimulai dari mengenal sekolah, adat istiadat, belajar bahasa, sampai dengan kegiatan seminar dan penelitian.
BIBLIOGRAPHY
Berno, T., & Bricker, K. (2001). Sustainable tourism development: the long road from theory to practice. International Journal of Economic Development, 3(3), 1–18.
Cooper, C., Fletcher, J., Gilbert, D., & Wanhill, S. (1993). An introduction to tourism. Tourism: Principles and Practice, 7–12..
Hermawan, H. (2016). Dampak Pengembangan Desa Wisata Nglanggeran Terhadap Ekonomi Masyarakat Lokal. Jurnal Pariwisata, III(2).
Hermawan, H. (2017). Pengaruh Daya Tarik Wisata, Keselamatan dan Sarana Wisata Terhadap Kepuasan serta Dampaknya terhadap Loyalitas Wisatawan : Studi Community Based Tourism di Gunung Api Purba Nglanggeran. Jurnal Media Wisata, 15(1).
Hermawan, H., Brahmanto E.,Priyanto R.,Musafa.,Suryana. Upaya Mewujudkan Wisata Edukasi di Kampung Tulip Bandung.Jurnal Abdimas BSI,Hal 53-62.
IGB, R. U., & Eka Mahadewi, N. M. (2012). Metode Penelitian Pariwisata dan Perhotelan. Yogyakarta: Andi Offset.
Jafari, J., & Ritchie, J. R. B. (1981). Toward a Framework for Tourism Education: Problems and Prospects. Annals of Tourism Research, 8(1), 13–34.
Kodhyat, H. (1996). Sejarah Pariwisata dan Perkembangannya di Indonesia. Gramedia Widiasarana Indonesia untuk Lembaga Studi Pariwisata Indonesia.
Marpaung, H. (2002). Pengantar Kepariwisataan. Bandung: Alfabeta. Pitana, I. (2009).
Nur R, Beta S, Nurarchmad S. Perencanaan wisata edukasi lingkungan hidup di Batu dengan penerapan material alami. Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Wall, E. H. G., & Heath, E. (1992). Marketing Tourism Destinations A strategic Planning Approach. John Wilky & Sens.
Wijayanti, A. (2017a). Analisis Dampak Pengembangan Desa Wisata Kembang Arum Terhadap Perekonomian Masyarakat Lokal. Tesis. Sarjana Wiyata Tamansiswa Yogyakarta.
World Commission on Environmenoutal and Development. (1987) (Our Common). Oxford University Press.
Yoeti, O. A. (2002). Perencanaan Strategis Pemasaran Daerah Tujuan Wisata. Jakarta: Pradnya Paramita.